Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan yang berjudul “Reaksi antara Na2S2O3 dengan H2SO4 dan
Reaksi antara Mg dengan HCl” bertujuan untuk mempelajari konsentrasi terhadap
laju reaksi dan mnentukan orde reaksi.
Laju reaksi merupakan perubahan konsentrasi produk per satuan waktu. Laju
reaksi hampir selalu sebanding dengan konsentrasi pereaksi (Partana, 2003). Orde
reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari konsentrasi komponen
itu, dalam hukum laju. Contohnya reaksi dengan hukum laju dalam persamaan v =
k[A][B] merupakan orde pertama dalam A dan B. Orde keseluruhan reaksi
merupakan penjumlahan orde semua komponennya. Jadi, secara keseluruhan
hukum laju dengan persamaan v = k[A][B] adalah orde kedua (Atkins, 1990).
1. Reaksi antara Na2S2O3 dengan H2SO4
Perubahan konsentrasi Na2S2O3
Langkah pertama pada percobaan “Reaksi antara Na2S2O3 dengan H2SO4”
adalah menyediakan 3 gelas kimia dan diberi label 1, 2, 3. Pada gelas kimia 1
ditambahkan 10 ml Na2S2O3 0,1 M berupa larutan tidak berwarna. Kemudian
ditambah 5 ml larutan H2SO4 tidak berwarna, dan menyalakan stopwatch
bersamaan dengan penuangan H2SO4 untu mengukur waktu yang digunakan untuk
bereaksi. Pada menit ke 1 lebih 31 detik atau 91 detik, dihasilkan perubahan warna
larutan menjadi putih keruh dan terdapat endapan berwarna putih kekuningan
dengan bau yang menyengat. Pada gelas kimia 2 ditambahkan 7,5 ml larutan
Na2S2O3 0,1 M berupa larutan tidak berwarna dan ditambah 2,5 ml aquades tidak
berwarna. setelah penambahan aquades pada larutan Na2S2O3 0,1 M tidak
mengalami perubahan warna. Kemudian, ditambahkan 5 ml larutan H2SO4 tidak
berwarna hingga pada menit ke 5 lebih 26 detik atau 326 detik terjadi perubahan
warna larutan menjadi putih keruh, terdapat endapan berwarna putih kekuningan
dan menghasilkan bau menyengat. Pada gelas kimia 3 ditambahkan 5 ml larutan
Na2S2O3 0,1 M berupa larutan tidak berwarna dan ditambah 5 ml aquades tidak
berwarna. setelah penambahan aquades pada larutan Na2S2O3 0,1 M tidak
mengalami perubahan warna. Kemudian, ditambahkan 5 ml larutan H2SO4 tidak
berwarna hingga pada menit ke 13 lebih 15 detik atau 795 detik terjadi perubahan
warna larutan menjadi putih keruh, terdapat endapan berwarna putih kekuningan
dan menghasilkan bau menyengat. Reaksi yang terjadi adalah:
3Na2S2O3 (aq) + H2SO4 (aq) → 3Na2SO4 (aq) + H2O (l) + 4S (s)
Kekeruhan dan bau yang menyengat tersebut disebabkan karena terbentuknya
endapan sulfur dari hasil reaksi. Dari hasil pengamatan, diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 1. Data hasil pengamatan percobaan pertama
Volume Volume (mL)
(mL) Na2S2O3 Jumlah Waktu (s) kekeruhan
Aquades
H2SO4 0,1 M volume
5 10 - 10 91 (++++)
5 7,5 2,5 10 326 (+++)
5 5 5 10 795 (++)
Kemudian, dihitung mol (dalam mmol) Na2S2O3 dan H2SO4. Perhitungan
mmol diperlukan karena data mmol dari Na2S2O3 dan H2SO4 akan digunakan dalam
perhitungan untuk mencari konsentrasi endapan yang terbentuk yaitu [S].
Kemudian dihitung konsentrasi (M) dari endapan yang dihasilkan. Konsentrasi
endapan yang dihasilkan harus dihitung karena pada percobaan ini yang diamati
adalah kekeruhan dari larutan yang disebabkan oleh adanya endapan tersebut.
Endapan yang dihasilkan dari reaksi tersebut adalah sulfur. Konsentrasi dari sulfur
atau S dapat dicari dengan menggunakan perhitungan stoikiometri, menggunakan
data mmol dari Na2S2O3 dan H2SO4 yang didapat melalui perhitungan sebelumnya.
𝑀
Selanjtnya, dihitung laju reaksinya dengan menggunakan rumus: 𝑟 = ,dimana M
𝑡

adalah molaritas endapan sulfur (S) yang dihasilkan dan t adalah waktu yang
diperlukan dari masing-masing larutan untuk membentuk endapan. Dari rumus di
atas diperoleh laju reaksi dari masing-masing larutan dengan konsentrasi Na2S2O3
yang berbeda-beda, yaitu: 0,00096 M/s; 0,00020 M/s; dan 0,00010 M/s.
Tabel 2. Data hasil perhitungan percobaan pertama
[S] r (M/s) t (s) Ln [S] Ln r (M/s)
0,088 0.00096 91 -2,43 -6,95
0,067 0,00020 326 -2,70 -8,51
0,043 0,00010 795 -3,14 -9,21
Dari data yang telah didapat, dapat digambarkan diagram Ln r terhadap Ln
[S] sebaga berikut:

Grafik orde reaksi Na2S2O3


0
-4 -3 -2 -1 0
-2

Ln r
-4
y = 10.568x + 27.166
R² = 0.9892 -6
Series1
-8
Linear (Series1)
-10

-12

-14
ln [S]

Pada grafik ditunjukkan bahwa nilai regresi (R2 ) yang didapat adalah 0,9892.
Secara teori, nilai R2 berkisar antara 0-1, apabila nilainya semakin mendekati 1,
artinya variabel bebas atau variabel manipulasi memiliki kemampuan untuk
menjelaskan variabel terikat atau variabel kontrol dengan baik.
Grafik di atas menunjukkan bahwa nilai 𝛼 dari percobaan pertama adalah
∆𝑦
lebih besar dari 0 (𝛼 > 0). 𝛼 dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 𝛼 = ∆𝑥

Setelah dihitung, nilai 𝛼 dari percobaan pertama adalah 2.


Perubahan Konsentrasi H2SO4
Langkah pertama pada percobaan “Reaksi antara Na2S2O3 dengan H2SO4”
adalah menyediakan 3 gelas kimia dan diberi label 1, 2, 3. Pada gelas kimia 1
ditambahkan 5 ml Na2S2O3 0,1 M berupa larutan tidak berwarna. Kemudian
ditambah 10 ml larutan H2SO4 0,5 M tidak berwarna, dan menyalakan stopwatch
bersamaan dengan penuangan H2SO4 untu mengukur waktu yang digunakan untuk
bereaksi. Pada menit ke 5 lebih 32 detik atau 332 detik, dihasilkan perubahan warna
larutan menjadi putih keruh dan terdapat endapan berwarna putih kekuningan
dengan bau yang menyengat. Pada gelas kimia 2 ditambahkan 7,5 ml larutan
Na2S2O3 0,1 M berupa larutan tidak berwarna dan ditambah 2,5 ml aquades tidak
berwarna. setelah penambahan aquades pada larutan Na2S2O3 0,1 M tidak
mengalami perubahan warna. Kemudian, ditambahkan 5 ml larutan H2SO4 tidak
berwarna hingga pada menit ke 6 lebih 14 detik atau 374 detik, terjadi perubahan
warna larutan menjadi putih keruh, terdapat endapan berwarna putih kekuningan
dan menghasilkan bau menyengat. Pada gelas kimia 3 ditambahkan 5 ml larutan
Na2S2O3 0,1 M berupa larutan tidak berwarna. Kemudian, ditambahkan 5 ml larutan
H2SO4 0,1 M tidak berwarna hingga pada menit ke 8 lebih 30 detik atau 510 detik
terjadi perubahan warna larutan menjadi putih keruh, terdapat endapan berwarna
putih kekuningan dan menghasilkan bau menyengat. Reaksi yang terjadi adalah:
3Na2S2O3 (aq) + H2SO4 (aq) → 3Na2SO4 (aq) + H2O (l) + 4S (s)
Kekeruhan dan bau yang menyengat tersebut disebabkan karena terbentuknya
endapan sulfur dari hasil reaksi. Dari hasil pengamatan, diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 3. Data hasil pengamatan percobaan pertama
Volume Volume (mL)
Waktu
(mL) Jumlah r (M/s) [H2SO4]
H2SO4 Aquades (s)
Na2S2O3 volume
5 10 - 10 332 0.00015 0,5
5 7,5 2,5 10 374 0,00020 0,1
5 5 5 10 510 0,000098 0,1
Kemudian, dihitung mol (dalam mmol) Na2S2O3 dan H2SO4. Perhitungan
mmol diperlukan karena data mmol dari Na2S2O3 dan H2SO4 akan digunakan dalam
perhitungan untuk mencari konsentrasi endapan yang terbentuk yaitu [S].
Kemudian dihitung konsentrasi (M) dari endapan yang dihasilkan. Konsentrasi
endapan yang dihasilkan harus dihitung karena pada percobaan ini yang diamati
adalah kekeruhan dari larutan yang disebabkan oleh adanya endapan tersebut.
Endapan yang dihasilkan dari reaksi tersebut adalah sulfur. Konsentrasi dari sulfur
atau S dapat dicari dengan menggunakan perhitungan stoikiometri, menggunakan
data mmol dari Na2S2O3 dan H2SO4 yang didapat melalui perhitungan sebelumnya.
𝑀
Selanjtnya, dihitung laju reaksinya dengan menggunakan rumus: 𝑟 = ,dimana M
𝑡

adalah molaritas endapan sulfur (S) yang dihasilkan dan t adalah waktu yang
diperlukan dari masing-masing larutan untuk membentuk endapan. Dari rumus di
atas diperoleh laju reaksi dari masing-masing larutan dengan konsentrasi Na2S2O3
yang berbeda-beda seperti yang telah dicantumkan dalam tabel di atas, yaitu:
0,00015 M/s; 0,0002 M/s; dan 0,000098 M/s.
Dari data yang telah didapat, dapat digambarkan diagram Ln r terhadap Ln
[S] sebaga berikut:

Grafik orde reaksi H2SO4


-7.2
-2.5y = 1.5797x
-2 - 5.0172 -1.5 -1 -0.5 0
-7.4
R² = 0.996
-7.6

-7.8
Ln r

Series1
-8
Linear (Series1)
-8.2

-8.4

-8.6
Ln [S]

Pada grafik ditunjukkan bahwa nilai regresi (R2 ) yang didapat adalah 0,996
Secara teori, nilai R2 berkisar antara 0-1, apabila nilainya semakin mendekati 1,
artinya variabel bebas atau variabel manipulasi memiliki kemampuan untuk
menjelaskan variabel terikat atau variabel kontrol dengan baik. Kemudian, dapat
𝑟1
dihitung orde reaksi dari Na2S2O3 dan H2SO4 melalui persamaan =
𝑟2

𝑘 [Na2 𝑆2 𝑂3 ]𝑎 [𝐻2 S𝑂4 ]𝑏


, didapatkan orde reaksi Na2S2O3 dan H2SO4 berturut-turut
𝑘 [Na2 𝑆2 𝑂3 ]𝑎 [𝐻2 S𝑂4 ]𝑏

adalah sebesar 5 dan 1 . Bila ditinjau dari kedua grafik yang dihasilkan pada
percobaan pertama ini, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi
endapan yang terbentuk, maka laju reaksinya semakin besar. Hal ini disebabkan
karena semakin besar konsentrasi, maka semakin banyak jumlah partikel zat dalam
larutan,sehinga semakin banyak tumbukan yang terjadi. Semakin banyak tumbukan
maka semakin cepat mencapai Ea reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa data yang
didapatkan saat percobaan sesuai dengan teori yang ada.
Pada percobaan pertama ini, hasil perhitungan orde reaksi Na2S2O3 tidak
sesuai dengan literatur. Hal ini disebabkan adanya faktor kesalahn prosedur yang
dilakukan praktikan. Dalam prosedur percobaan yang dijadikan acuan, dalam
percobaan tidak dianjurkan untuk memberikan pengocokan, namun praktikan
memberikan pengocokan pada gelas kimia 1 pada percobaan dengan manipulasi
konsentrasi Na2S2O3. Hal ini dapat mempengaruhi besarnya laju reaksi yang
didapat, sehingga dapat mempengaruhi hasil perhitungan orde reaksi.
2. Reaksi antara Mg dan HCl
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi dan untuk mengetahui orde reaksi suatu reaksi. Pengujian dilakukan dengan
reaksi antara Mg dan HCl. Dimana konsentrasi HCl sebagai variabel manipulasi,
sehingga dibuat berbeda, yaitu (2N, 1,8 N, 1,6N, 1,4N, 1,2N, 1N, 0,8N, 0,6N). pada
reaksi ini dapat diketahui perbedaan waktu yang dibutuhkan Mg dan HCl untu
bereaksi. Secara teoritis apabila semakin besar konsentrasi pereaksi, maka laju
reaksi semakin cepat, dan sebaliknya (Partana, 2003). Pada saat penambahan pita
Mg dalam larutan terbentuk gelembung gas H2 yang terlepas dalam udara, hal ini
dapat dituliskan reaksi kimianya adalah sebagai berikut:
Mg (s) + 2 HCl (aq) → MgCl2 (aq) + H2 ↑ (g) Berdasarkan percobaan, maka
diperoleh data sebagai berikut:
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
[HCl] 𝑡1 (s) 𝑡2 (s) r (M/s)
(s)
2N 18 17 17,5 0,0075
1,8 28 28 28 0,035
1,6 29 30 29,5 0,033
1,4 30 32 31 0,032
1,2 48 49 48,5 0,020
1,0 73 73 73 0,013
0,8 100 99 99,5 0,010
0,6 184 206 195 0,005

Dari data di atas, dapat digambarkan dalam benuk grafik adalah sebagai
berikut:
Grafik orde reaksi antara HCl denagn Mg
0.8
y = 0.514x + 2.198
R² = 0.9773 0.6

0.4

0.2
Ln r

Series1
0
Linear (Series1)
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0
-0.2

-0.4

-0.6
Ln [HCl]

Pada grafik ditunjukkan bahwa nilai regresi (R2 ) yang didapat adalah 0,9773.
Secara teori, nilai R2 berkisar antara 0-1, apabila nilainya semakin mendekati 1,
artinya variabel bebas atau variabel manipulasi memiliki kemampuan untuk
menjelaskan variabel terikat atau variabel kontrol dengan baik. Berdasarkan grafik,
disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi HCl maka reaksinya semakin cepat.
Hal ini disebabkan karena semakin besar konsentrasi, maka semakin banyak jumlah
partikel zat dalam larutan,sehinga semakin banyak tumbukan yang terjadi. Semakin
banyak tumbukan maka semakin cepat mencapai Ea reaksi. Pada grafik ditunjukkan
bahwa nilai regresi (R 2 ) yang didapat adalah 0,9923. Secara teori, nilai R 2
berkisar antara 0-1, apabila nilainya semakin mendekati 1, artinya variabel bebas
atau variabel manipulasi memiliki kemampuan untuk menjelaskan variabel terikat
atau variabel kontrol dengan baik. Berdasarkan grafik, maka dapat diketahui bahwa
semakin besar konsentrasi HCl maka reaksinya semakin cepat. Hal ini disebabkan
karena semakin besar konsentrasi, maka semakin banyak jumlah partikel zat dalam
larutan,sehinga semakin banyak tumbukan yang terjadi. Semakin banyak tumbukan
maka semakin cepat mencapai Ea reaksi. Pada grafik digunakan laju reaksi dengan
1/t, hal ini dikarenakan tidak diketahuinya konsentrasi dari logam Mg, dan tidak
diketahuinya massa dari logam Mg. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dicari
orde reaksinya melalui persamaan:
𝑟1 𝑘 [𝐻𝐶𝑙]
= , dengan 𝑘1 = 𝑘2 ,
𝑟2 𝑘 [𝐻𝐶𝑙]
Sehingga diperoleh nilai k sebesar 1,36. Kemudian, dengan rumus
perhitungan yang sama dan mensubstitusi harga k yang didapat dari perhitungan ke
dalam rumus tersebut, sehingga diperoleh nilai orde reaksi sebesar 1. Hasil
percobaan ini sudah sesuai dengan literatur bahwa orde reaksi antara Mg dan HCl
adalah 1.

KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Semakin besar konsentrasi, maka laju reaksi akan semakin cepat.
2. Orde reaksi total dari Na2S2O3 dan H2SO4 adalah sebesar 6. Hal ini tidak
sesuai dengan literatur disebabkan adanya perlakuan yang tidak sama dalam
melakukan percobaan.
3. Orde reaksi total dari HCl dan Mg adalah sebesar 1.

Anda mungkin juga menyukai