KEGIATAN
Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar Terutama Bagi Masyarakat
Miskin (DAK)
PEKERJAAN
Pembangunan Sarana Air Bersih
LOKASI
0
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
BAGIAN I
PERSYARATAN KHUSUS PEKERJAAN SIPIL
PASAL 1
UMUM
1. Material
Sebelum memesan material atau barang-barang manufaktur yang termasuk dalam pekerjaan permanen.
Kontraktor harus menyampaikan rincian lengkap untuk persetujuan, mengenai butir-butir material itu,
nama-nama perusahaan tempat memperoleh material itu, dan daftar material yang dipesan dari
perusahaan itu. Kontraktor harus mengajukan sampel dan dokumen-dokumennya untuk mendapat
persetujuan dari pengawas.
2. Penyimpanan Material
Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaiannya untuk pekerjaan.
Material harus diletakan pada tempat yang bersih, keras, kering dan harus ditutupi. Penyimpanan
material harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk pemeriksaan. Lahan milik orang lain
tidak boleh pergunakan untuk menyimpan material kecuali bila sudah mendapatkan izin dari yang
bersangkutan.
1
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
menyediakan alat pemadam kebakaran. Antara lain botol-botol pemadam kebakaran DCP/CO2, pasir
dan bak kayu dan atau karung, galah-galah secukupnya.
Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan dan juga harus menyediakan toilet / WC
umum. Sejauh tidak disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini, maka ketentuan umum lainya yang
dikeluarkan oleh jawatan atau instansi pemerintah dan undang-undang keselamatan kerja dan lain
sebagainya, termasuk semua perubahan atau tambahannya tetap berlaku.
11. Lain-lain
a. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang belum diuraikan dalam bestek ini, maka akan dibetulkan dalam
Aanwijzing dan dituangkan dalam Berita Acara Aanwijzing.
b. Semua bahan dan alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada bangunan ini
sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh Direksi.
c. Pemasangan dan penggunaan yang tidak sesuai dengan syarat – syarat alat tersebut akan ditolak
atau dikeluarkan atas perintah Direksi, dan segala resiko serta biaya yang timbul menjadi tanggung
jawab penyedia jasa.
d. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh
penyedia jasa.
e. Untuk bahan berupa genting, keramik, engsel, dan kunci, Penyedia jasa diwajibkan untuk
menunjukkan barang contoh kepada Direksi untuk disetujui.
f. Dalam pelaksanaan pembongkaran, penyedia jasa supaya menyediakan segala per lengkapan yang
diperlukan agar pekerjaan lain tidak dibongkar tidak mengalami kerusakan dan tetap menjaga
konstruksi bangunan yang ada.
Segala akibat pembongkaran dan tidak termasuk dalam macam pekerjaan yang tercantum menjadi
tanggung jawab penyedia jasa.
PASAL 2
PEKERJAAN TANAH
Semua pekerjaan tanah dikerjakan sesuai dengan letak elevasi, kemiringan dan penampang yang diminta
dalam gambar dengan memperhitungkan ruang kerja dan ukuran bangunan.Tanah galian yang memenuhi
syarat,setelah memperoleh persetujuan Direksi / Pengguna Anggaran / pelaku Aktifitas dapat dipakai
2
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
sebagai tanah timbunan secepat mungkin sehingga tidak mengganggu lingkungan.Tanah yang dipakai
untuk menimbun harus disingkirkan atau dibuang dari lokasi dengan segera.
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembersihan , penggalian , penimbunan, pemadatan, membuang
ketempat lain, pekerjaan penurap, mengeringkan air dan mengembalikan lapisan jalan yang digali, semua
galian dan bongkaran yang tidak dipergunakan untuk pengerukan kembali harus dibuang ketempat yang
ditunjuk oleh direksi atas beban penyedia jasa.
1. Pembersihan lapangan
Kebersihan lapangan adalah tanggung jawab penyedia jasa , sisa – sisa tanah bekas galian harus diangkut
dan dibuang ke tempat pembuangan yang telah ditentukan atau sesuai persetujuan Direksi / Pengguna
Anggaran / Pelaku Aktifitas, sehingga lapangan bersih kembali, segala biaya yang diakibatkan oleh
pekerjaan ini adalah tanggung jawab penyedia jasa.
2. Pengukuran elevasi
Untuk memulai pekerjaan Penyedia jasa mengukur elevasi tanah asli dengan cara yang disetujui dan
dihadiri oleh Direksi / Pengawas lapangan , dan biaya yang timbul menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
3. Galian Tanah
Penggalian tanah dilakukan untuk mencapai/membentuk elevasi pembukaan tanah rencana seperti yang
dipersyaratkan atau diperlihatkan dalam gambar. Pada pekerjaan penggalian untuk mencapai / membentuk
permukaan tanah rencana maka pemborong harus mengusahakan dan meyakini bahwa pada pekerjaan
galian tersebut tidak merusak Lingkungan sekitar Mata air dan tidak mengganggu bangunan atau konstruksi
yang sudah ada kecuali ada perintah dari Direksi.
Kedalaman dan lebar bangunan harus sedemikian rupa, sehingga memungkinkan dalam pelaksanaan
pekerjaan dapat berhasil dengan baik dan memperhitungkan bahwa mata air yang akan ditangkap tidak
lepas / tidak bocor dari bangunan penangkapnya. Maka dalam pengerjaannya harus hati-hati dan selalu
mengacu pada bestek.
PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN
3
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
3. Pekerjaan Plesteran
a. Plesteran dinding, sponning/plesteran sudut dan semua dinding yang diplester harus bersih dari
kotoran dan disiram dengan air, sebelum dibuat kepala plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal
2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish / diselesaikan. Penyelesaian
plesteran menggunakan pasta semen yang sejenis.
b. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak rambut
akibat proses pengeringan yang terlalu cepat. Pencampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin
pengaduk dan campuran dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas ijin konsultan pengawas.
Pengadukan harus diatas alas papan atau lainnya. Plesteran untuk dinding yang dicat tembok
penyelesainnya terakhir harus digosok dengan amplas bekas pakai atau harus dibuat kasar dulu agar
plesteran dapat merekat. Untuk semua sponengan harus menggunakan campuran sesuai
spek/RAB/gambar, rata, siku, atau tajam pada sudutnya.
PASAL 4
PEKERJAAN BETON
1. Bahan
a. S e m e n
Semen yang dipakai dalam pekerjaan pada umumnya jenis semen Portland dari perusahaan Dalam negeri
dan memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-B dan Pasal 3.2. NI-2. Tipe semen yang lain dapat
digunakan untuk keperluan khusus jika diperintahkan oleh Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau dari pabrik dan
Direksi / Pelaku Aktifitas bisa memerintahkan untuk diadakan test / pengujian material, bila dari hasil test
ditemukan semen yang tidak memenuhi syarat maka ditolak dan penyedia jasa harus memindahkan keluar
daerah pekerjaan.
c. A i r
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan adukan beton harus dari sumber yang disetujui oleh
Direksi / Pelaku Aktifitas dan memenuhi Pasal 9 Standar Nasional Indonesia PUBI. Serta pada waktu
pemakaian, air harus terhindar dari bahan – bahan yang bisa mengotorkan air diantaranya:
1. Mempengaruhi waktu permulaan pengikatan dari semen yang melebihi dari 30 menit, atau
mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari 20 persen, apabila dites sesuai Standar yang
diminta oleh Direksi / Pelaku Aktifitas.
2. Mencegah tercapainya kekuatan kubus percobaan yang ditentukan dalam 28 hari untuk beton klas
tertentu.
3. Menghasilkan perubahan warna atau kembang garam di atas permukaan semen yang sedang
mengeras.
4. Menunjukkan reaksi alkali pada bahan batuan. Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bubuk
dari bahan organik. Larutan suspensi bubuk dari bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian
untuk tiap juta bagian suspensi dalam berat. Penyedia Jasa harus mengadakan percobaan bagi air
yang diusulkannya untuk dipakai dan harus menyerahkan catatan-catatan mengenai percobaan
tersebut pada Direksi / Pelaku Aktifitas untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjan beton
percobaan yang teratur dari beton dan adukan dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh
4
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
Pelaku Aktifitas dan harus memberi kepada Direksi / Pelaku Aktifitas salinan catatan dari hasil
percobaan.
5. Apabila disekitar lokasi sulit / tidak terdapat sumber air yang memenuhi syarat, atas inisiatip sendiri
penyedia jasa harus mendatangkan air dari luar dan meyiapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tong
untuk pengaduk dan tandor air. Peletakan tong harus dilokasi pekerjaan harus dalam posisi berdiri.
d. Zat Tambahan
1. Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana ditentukan. Tidak boleh
ada campuran bahan-bahan lain dengan beton adukan tanpa persetujuan Direksi / Pelaku Aktifitas,
Penyedia Jasa boleh memakai zat pelambat/percepatan untuk keperluan pekerjaan dan cara
pemakaiannya harus mendapat persetujuan Direksi / Pelaku Aktifitas.
e. Tulangan
1. Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar dan memenuhi Pasal 3.7
Standar Nasional Indonesia NI-2.
2. Untuk tiap-tiap pengiriman baja lunak yang diserahkan ke tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyediakan apabila ada permintaan Direksi / Pelaku Aktifitas suatu hasil pemeriksaan dari
laboratorim. Sesuai dengan prosedur, hasil tersebut harus disetujui oleh Direksi / Pelaku Aktifitas.
3. Untuk tiap-tiap kiriman tulangan anyaman baja yang dikirm ke tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Direksi / Pelaku Aktifitas satu kutipan sertifikat dari pabrik mengenai catatan-
catatan pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan darimana
kiriman itu dibuat.
4. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan jika dibutuhkan oleh
Direksi / Pelaku Aktifitas. Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih dan bebas dari
kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-batang baja yang telah menjadi
bengkok, tidak boleh diluruskan, atau dibengkokkan lagi untuk dipakai dipekerjakan tanpa
persetujuan Direksi / Pelaku Aktifitas.
5
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
Keterangan :
k = Kekuatan tekan beton karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasil-
hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu
terbatas sampai 5% saja.
b = Kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji (kg/cm²)
bm = Kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2)
Menurut Rumus :
N
b
bm
1 N
N = Jumlah contoh dibuat minimal 20 bh untuk volume beton ≤ 60 m3, sedangkan volume
beton lebih besar dari 60 m3 diambil setiap 5 m3 satu benda uji.
s = Deviasi standar (kg/cm2)
s
b bm
1 1 2
N 1
k = bm – 1,64 s
Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan dengan kekuatan tekan beton karakteristik ialah kekuatan tekan
yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.
c. Perlengkapan Mengaduk
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian yang cukup
untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentukan beton. Perlengkapan-
perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan Direksi / Pelaku
Aktifitas.
6
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
d. M e n g a d u k
1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu
“Batch Mixer” atau “Portable Continous Mixer” selama sedikitnya 1½ menit sesudah semua bahan
( kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila
mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1.5 m3. Direksi / Pelaku Aktifitas berwenang untuk
menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan ketentuan dan warna yang merata / seragam.
Beton harus seragam dalam komposisi dari adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan adanya
perubahan dalam komposisi. Dalam pekerjaan mencampur adukan beton, air harus dituangkan lebih
dahulu. Pengadukan yang berlebih-lebihan ( lamanya ) yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.
2. Penyampuran dengan pencampuran tangan diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi tertentu sebuah
Portable Mixer tak mungkin dipergunakan menurut pandangan Direksi / Pelaku Aktifitas.
Untuk mempermudah pencampuran ini, Penyedia Jasa akan membuat beton masif dengan ketebalan
tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm 2, dibatasi dengan parapet setinggi 10 cm. Semua
kondisi hand-mixing adalah sama seperti 3.10.1.
e. S u h u
Suhu beton sewaktu dicor / dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat celcius dan tidak kurang dari 43
derajat celcius.
Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27 C dan 32 C, beton harus diaduk di tempat pekerjaan
untuk kemudian langsung dicor. Bila beton melebihi 32 C, sebagai yang ditetapkan oleh Direksi / Pelaku
Aktifitas, Penyedia jasa harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan
agregat, mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton,
untuk dicor pada suhu di bawah 32 C.
f. Cetakan ( Bekesting )
1. Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan ukuran dari beton yang
diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau seperti ditetapkan Direksi / Pelaku Aktifitas.
2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki harus digunakan
bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam, lembaran plywood, papan kayu yang dipress atau dari
papan yang dipress halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan
permukaan yang sempurna seperti terperinci di sini.
3. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air. Cetakan untuk
permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun dari logam dan harus di dalam segala hal
benar-benar berbentuk dan berukuran yang tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan
dan berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton.
4. Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan cetakan untuk menguatkan
pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya
pelengkungan-pelengkungan, sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton
yang telah diselesaikan.
5. Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk
membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaann dari beton yang telah selesai harus tersedia.
Sebelum beton dicor, semua material untuk mempermudah melepaskan cetakan harus dipakai hanya
setelah disetujui oleh Direksi / Pelaku Aktifitas. Penggunaan minyak cetakan harus berhati-hati agar
tidak kontak dengan besi beton yang mengakibatkan kurang daya lekat.
6. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dicegah
pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton. Mereka dapat dicegah selama
pengecoran beton pada pilar-pilar beton ( Concrete Piers ), kaki-kaki logam ( Metal Pedestral ) atau
dengan cara-cara lain yang disetujui. Penyangga cetakan ( Perancah ) harus bersandar pada fondasi
yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
g. Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton, pemasangan
instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan
yang berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi / Pelaku Aktifitas.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat pengecoran beton, lantai
kerja harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan
dengan bahan-bahan yang menyerap dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru
dicor tidak akan diserap.
3. Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton baru akan dicor, permukaan
lama telah begitu mengeras sehingga beton baru tidak akan berpadu dengan sempurna, ditentukan
di sini sebagai “Construction Joints” (hubungan konstruksi/ pelaksana). Permukaan Construction
Joints harus bersih dan lembab ketika ditutup dengan beton baru atau adukan.
Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang mengelupas atau rusak,
bahan-bahan asing yang menutupinya. Permukaan-permukaan Construction Joints harus dibersihkan
7
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan
tekanan udara segera sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan pencucian harus
dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua genangan-genangan air
harus dibuang dari permukaan Construction Joints sebelum beton baru dicor.
4. Semua Construction Joints atau expansion joints seperti ditunjukkan pada gambar harus dibersihkan
seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton atau material dengan menggaruk atau cara lain yang
disetujui Direksi / Pelaku Aktifitas.
5. Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian sehingga beton dengan
komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya
pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
6. Beton dicor dilaksanakan pada waktu Direksi / Pelaku Aktifitas serta Pelaksana Penyedia Jasa yang
setaraf ada di tempat kerja.
Setelah permukaan disiapkan baik-baik, permukaan-permukaan Construction Joints dimana beton
baru akan dicorkan harus dilapisi dengan penutup yang terbuat dari adukan semen (air semen) atau
ditutup dengan lapisan spesi/mortel harus mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti
campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya.
Adukan harus dihamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan yang tidak beraturan. Beton
harus segera dicor saat adukan yang masih baru (fresh). Dalam pengecoran beton pada Construction
Joints yang telah dibentuk, penjagaan khusus harus dijalankan untuk menjamin agar beton yang baru
menjadi rapat betul dengan permukaan joints ( sambungan ) dengan pembobokan memakai alat-alat
yang cocok.
7. Pencampuran / penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang sudah mengeras dalam
hal mana pengecoran yang tepat untuk dituang / dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ke
tempat posisi terakhir sependek mungkin. Sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan
pemisahan antara kerikil dan spesinya.
8. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua penuangan beton harus selalu
kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Direksi / Pelaku
Aktifitas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan-
lapisan 50 cm tidak dapat memenui spesifikasi-spesifikasi ini.
Semua pertemuan / sambungan dan hubungan konstruksi dengan permukaan beton, harus dibuat
menerus dan rata atau tegak jika tidak ditentukan di dalam kontrak, jumlah dan lokasi dari hubungan
konstruksi harus dimintakan persetujuan Direksi / Pelaku Aktifitas.
9. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian sehingga
spesi/mortel terpisah dari agregat kasar.
10. Ember-ember beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada slump yang rendah
dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana mekanisme pembuangan harus dibuat dengan
kapasitas sedikitnya 0,035 m3 sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat / diletakkan
dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
11. Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada ketentuan lain dari yang
ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi / Pelaku Aktifitas.
12. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan tertentu, sehingga ia bebas dari kantong-
kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan-permukaan dari cetakan dan material
yang diletakkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala, alat penggetar (vibrator) harus
mengenai bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion teroperasi dengan kecepatan
paling sedikit 7000 putaran permenit.
i. Perawatan (Curing)
1. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini. Direksi / Pelaku Aktifitas
berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian
pekerjaan.
2. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus ( segera sesudah beton cukup keras
untuk mencegah kerusakan ) dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan
pipa-pipa berlubang-lubang, penyiram mekanis atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga
agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi
maksud-maksud spesifikasi-spesifikasi air untuk campuran beton.
8
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
j. Perlindungan (Protection)
Penyedia Jasa harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan
terakhir oleh Direksi / Pelaku Aktifitas.
Permukaan beton yang terbuka kecuali permukaan-permukaan yang tertutup oleh white pigmentod sealing
compound, harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 hari sesudah
pengecoran.
Perlindungan semacam itu harus dibuat effective dan dapat dilaksanakan sesudah pengecoran beton
tanpa cetakan atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.
sehingga sesudah bahan-bahan spesi dicampur akan melekat satu sama lain dan apabila diremas-
remas menjadi bola dan ditekan dengan tangan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal harus
dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan alat yang cocok.
Ketelitian diharapkan pada pengisian baut-baut angker dan lubang-lubang pipa hingga seluruhnya
dapat diisi penuh dengan spesi yang padat.
m. Pengujian Beton
1. Penyedia Jasa harus melakukan tes beton sesuai prosedure yang disyaratkan oleh Direksi / Pelaku
Aktifitas.
2. Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen, Penyedia Jasa harus melaksanakan “Slump Test”
pada waktu mulai menuangkan beton. Slump Test harus dilaksanakan sesuai dengan prosedure
standar. Kecuali diperintahkan lain, slump harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari 100 mm.
3. Percobaan beton, dari bahan batu yang diatur pada pasal 3.02 dan kandungan air harus dilakukan
sesuai prosedure standar dan pada persetujuan Direksi / Pelaku Aktifitas. Khususnya kubus beton
yang dibentuk dalam cetakan tidak kurang dari 150 mm kubus. Paling sedikit 6 kubus dibuat dari
masing-masing pengecoran untuk diuji, 3 kubus diuji sesudah 7 hari dan 3 kubus sesudah 21 hari.
4. Penyedia Jasa harus membuat catatan-catatan untuk tiap pengujian, yang memberikan keterangan
secukupnya. Penyedia Jasa harus membuat catatan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi /
Pelaku Aktifitas dalam rangkap tiga, dan menyerahkan kepada Direksi / Pelaku Aktifitas tidak lebih
dari 3 hari sesudah tiap percobaan selesai dilaksanakan.
10
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
disamping beton sudah mengeras, beton yang lama harus dibersihkan dari batuan-batuan di atas
seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar tak teratur serta bebas dari buih semen.
4. Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada saat hari Pelaksanaan harus tidak lebih dari 1,5 m
dan ukuran mendatang harus tidak lebih dari 7 m tanpa mendapat persetujuan lebih dahulu dari
Direksi / Pelaku Aktifitas.
3. Tulangan baja
a. Daftar Bengkokan
1. Penyedia Jasa harus menentukan sendiri dari penjelasan yang diberikan dalam gambar-gambar dan
spesifikasi, kebutuhan-kebutuhan akan tulangan baja yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan.
Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Direksi / Pelaku Aktifitas kepada Penyedia Jasa
ketelitiannya harus dicek sendiri oleh Penyedia Jasa.
2. Tulangan baja harus dipotong dari batang-batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan bengkokan
atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman.
Batang-batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan di mesin pembengkokan
yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi / Pelaku Aktifitas. Ukuran pembengkokan
harus sesuai dengan Pasal 8 Standar Nasional Indonesia NI-2 kecuali jika ditentukan atau
diperintahkan lain oleh Direksi / Pelaku Aktifitas.
Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung
tulangan tanpa persetujuan Direksi / Pelaku Aktifitas.
b. Pemasangan
Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat kedudukan
yang ditunjukkan dalam gambar-gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada
kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel harus ada persetujuan Direksi / Pelaku
Aktifitas lebih dahulu untuk diijinkan memasang dengan tepat. Pada pengelasan lainnya, pengokoh, ganjal
dan tali pengikat harus atas persetujuan Direksi / Pelaku Aktifitas. Ganjal harus dibuat dari beton yang
dicor. Ganjal dari besi, jepit dan kawat pengikat harus berkwalitas sama dengan bahan tulangan beton dan
tebal selimut harus dibuat sesuai dengan spesifikasi.
PASAL 5
PEKERJAAN PENGECATAN
11
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 6
PEKERJAAN INSTALASI PERPIPAAN
1. Pemasangan wall pipe dan accessories lain harus sesuai gambar bestek atau bila terjadi perubahan harus
seijin pengawas.
2. Pasangan pipa Over Flow minimum sejajar dengan Wall pipe bagian atas dan maksimal 10 cm diatas wall
pipe.
3. Pipa udara, manhole dan pipa in / Out yang kelihatan harus dicat dengan cat besi.
12
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
BAGIAN II
PEKERJAAN KHUSUS PERPIPAAN
PASAL 1
PENGADAAN PIPA DAN ACCESSORIES
Pemborong harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut di atas sesuai dengan dokumen
pelelangan dan syarat – syarat yang tercantum dalam bestek ini. Pekerjaan yang tidak tercantum dalam syarat –
syarat ini akan di tentukan kemudian oleh Direksi / Pengawas lapangan Seperti :
1. Pipa yang diadakan harus berkualitas baik / Standar SNI / atau berdasarkan persetujuan Direksi.
2. Acessories harus kwalitas baik atau berdasarkan persetujuan Direksi / Panitia pemeriksa pekerjaan /
pengawas lapangan.
3. Ukuran dan Jumlah barang harus sesuai dengan Kontrak. Bila ada perubahan harus atas persetujuan
Direksi.
PASAL 2
PENGIRIMAN DAN PEMBONGKARAN PIPA
1. Semua Pipa yang sudah diadakan sebelum dikirim, peborong harus memberitahu kepada direksi mengenai
hari, tanggal berapa pipa akan dikirim.
2. Pemborong harus menyediakan gudang sementara untuk pembongkaran pipa dan harus memperhatikan
beberapa aspek :
a. Keamanan harus terjaga
b. Kemudahan saat pembongkaran
c. Tidak jauh dari lokasi jaringan pipa yang akan dipasang.
3. Pembongkaran Pipa :
a. Pada saat Pipa dikirim sebelum dibongkar harus diperiksa oleh Direksi / PPP. Tentang ukuran dan
kualitas barang dan diterangkan dalam Berita acara.
b. Pipa harus terlindung dari sengatan matahari.
c. Tumpukan pipa harus teratur rapi dan tidak boleh terlalu tinggi (sesuai petujuk direksi)
d. Penumpukan pipa harus dikelompokkan jenis dan diameter, pipa tidak boleh dicampur.
e. Setelah pipa tersusun, pipa akan diperiksa oleh Direksi pada hari dan tanggal pengiriman / penerimaan
barang.
PASAL 3
PEMASANGAN PIPA DAN ACCESSORIES
rencana. Jika perubahan ini menyebabkan perubahan volume, pekerjaan – pekerjaan tambahan atau
kekurangan ini dikerjakan atas dasar penambahan pembayaran atau pengurangan pekerjaan.
11. Penyambungan pipa jenis :
a. Galvanized iron untuk diameter sampai dengan 3 inch menggunakan sambungan ulir.
b. Untuk pipa PVC untuk diameter lebih besar dari 3 inch menggunakan sambungan cincin karet ( rubber
ring) dan untuk diameter lebih kecil atau sama dengan 3 inch menggunakan sambungan solvent
cement..
12. Saat penimbunan / pengurugan kembali, harus memperhatikan jedis tanah, bila tanah banyak batu , dasar
dan sekeliling pipa harus diurug dengan pasir urug ataun tanah babas batu.
13. Semua belokan , reducer, pencabangan pipa dan ujung akhir harus di-thrustblock (dibeton).
PASAL 4
GALIAN TANAH UNTUK PASANG PIPA PVC
1. Kedalaman pipa , Semua pipa harus dipasang dengan kedalaman sebagai berikut :
b.1
b.2
Keterangan :
H. = Kedalaman Galian Tanah
h.1 = Kedalan Pipa dari Permukaan tanah dengan permukaan pipa atas
b.1 = Lebar Galian tanah untuk pipa.
Meskipun demikian, dalam hal tidak tercantum dalam gambar atau diminta oleh pemberi tugas, kedalaman
pipa akan disesuaikan.
1) Umum
Penggalian tanah harus diperkirakan berapa m panjang pipa yang akan dipasang pada hari / minggu
ini.
Dan perhatikan kedalaman galian ( sesuai dengan tabel ) yang dikehendaki, dan penggalian hanya
dilakukan sejauh pipa yang akan dipasang seperti yang diperbolehkan oleh Direksi. Galian harus
dikeringkan dan dijaga selama pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerja dapat bekerja didalamnya
dengan aman dan efisien.
2) Lebar Galian
14
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakkan pipa dan menyambungkannya dengan baik, dan
timbunan harus ditempatkan dan dimantapkan seperti yang disyaratkan. Galian harus dibuat dengan
lebar extra , bila diperlukan seperti untuk memasukkan penyangga-penyangga galian dan peralatan-
peralatan pipa.
3) Ruang Penyambung
Ruang penyambung harus dibuat pada setiap sambungan agar sambungan dapat dikerjakan dengan
baik.
a. Penggalian dan pembuatan Dasar Pipa
Galian harus dibuat dengan kedalaman yang dikehendaki untuk membuat dasar pipa yang rata
dan seragam. Setiap bahan pada dasar galian yang dipakai yang tidak sesuai dengan yang
disyaratkan harus diganti dengan bahan yang disetujui, dan dimantapkan / dipadatkan seperti
yang diarahkan oleh Direksi. Batu-batu air dan bahan-bahan kasar, bila ditemukan, harus
disingkirkan untuk mendapatkan ruang yang cukup.
b. Penggalian pada tanah yang jelek
Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau mengandung bahan-bahan tidak stabil seperti debu-
debu, sampah dan sebagainya dan dalam pandangan Direksi harus disingkirkan, maka penyedia
jasa harus mengadakan penggalian dan menyingkirkan bahan-bahan yang tidak stabil tersebut.
Jika menurut pendapat Direksi diperlukan pondasi khusus, penggalian tanah, atau penimbunan
dengan bahan yang sesuai, penyedia jasa harus menyelesaikan dengan petunjuk direksi. Apabila
ada pekerjaan tambahan atau kurangan akan disediakan untuk pekerjaan tambahan / kurangan.
c. Penguatan galian
Galian harus diberi penguat (addendume) sehingga tidak runtuh, Untuk menjaga para pekerja
dapat bekerja dengan aman dan pengamanan permukaan jalan dan bangunan-bangunan lainnya
seperti yang ditunjukan oleh Direksi / Pengawas lapangan.
d. Pemakaian bahan bangunan
Bahan-bahan bangunan yang dalam pemikiran Direksi dapat dipakai kembali untuk memperbaiki
permukaan bekas galian, harus dipisahkan dari bahan-bahan buangan lainnya, seperti yang
ditunjukkan oleh Direksi / Pengawas lapangan.
e. Penimbunan bahan-bahan galian
Semua bahan-bahan galian harus ditimbun sedemikian sehingga tidak mengganggu pekerjaan
dan tidak mengganggu jalan orang dan lalu lintas. Bahan galian tidak boleh merusak bangunan-
bangunan perorangan lainnya. Jika perlu dan diminta oleh Direksi, Penyedia jasa harus
mengangkut bahan galian untuk dibuang sesuai dengan petunjuk Direksi / pengawas lapangan.
f. Barikade
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan kerusakan, harus diadakan barikade, papan-papan
petunjuk, lampu-lampu merah dan penjagaan secukupnya yang ditempatkan selama pekerjaan
berlangsung. Semua bahan-bahan penyangga, peralatan dan pipa yang akan mengganggu lalu
lintas harus dilindungi dengan pagar atau barikade dan jika benda ditempat yang kurang
penerangannya harus duberikan lampu secukupnya. peraturan-peraturan Pemerintah Daerah /
Kota yang ada mengenai keamanan dan pengamanan harus diikuti.
g. Pengamanan Lalu Lintas
Penyedia jasa harus mengatur pekerjaan sedemikian rupa sehingga tidak banyak menyebabkan
kemacetan lalu lintas. Jika lalu lintas terpaksa harus lewat diatas galian, Penyedia jasa harus
menyediakan jembatan plat baja atau semacam penutup yang sesuai dengan panjang galian
sesuai petunjuk Direksi. Penyedia jasa harus menyediakan pos pengaturan lalu lintas sesuai
dengan petunjuk Direksi / pengawas lapangan.
PASAL 5
PENURUNAN PIPA
15
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
posisi terakhir. Pipa atau peralatan yang rusak harus diletakkan dekat galian untuk diperiksa oleh Direksi
yang akan menentukan perbaikan atau dibuang.
4. Peletakan Pipa
Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak masuk kedalam pipa ketika pipa diletakkan, selama pekerjaan
berlangsung tidak boleh ada bahan-bahan, peralatan, pakaian atau barang-barang lain diletakkan didalam
pipa. Pada waktu peletakan pipa dalam galian, spigot dan bell dipasang dengan lintasan dan sudut yang
benar. Pipa harus terletak dengan betul dan timbunan harus dipadatkan, bagian bell harus dijaga agar
kotoran tidak masuk kedalam ruangan antara sambungan jika pemasangan pipa terhenti pada suatu saat,
ujung pipa harus ditutup dengan bahan yang disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menempatkan Tee atau Katup ( Valve ) harus dikerjakan dengan rapi dan teliti
tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa dan lapisannya dan ujung harus dibuat halus.
PASAL 6
PENEMPATAN KATUP ( VALVE )
DAN PENYAMBUNG (FITTING)
a. Persyaratan Umum
Katup dan perlengkapan pipa lainnya harus diset dan dipasang pada pipa seperti yang disyaratkan pada
bagian sebelumnya mengenai pembersihan, perletakan dan penyambungan pipa.
b. Lokasi Katup
Lokasi katup dijalan harus sesuai dengan pengarahan Direksi.
d. Pipa Penguras
Cabang penguras tidak boleh disambungkan ke saluran pembuangan manapun, atau ke saluran terendam,
atau dipasang sedemikian sehingga menyebabkan sifon balik ke sistem distribusi.
PASAL 7
PENGUJIAN HIDROSTATIS
a. Pengujian Hidrostatis
Uraian berikut ini adalah syarat-syarat yang diperlukan untuk pengujian sambungan pipa dan
perlengkapannya untuk menjamin adanya kebocoran sekecil mungkin.
b. Pengujian Tekanan
Sesudah pipa dipasang dan ditimbun, semua pipa yang sudah terpasang harus diuji terhadap tekanan
hidrostatis.
d. Prosedur
Untuk pipa 600 mm atau lebih kecil, setiap bagian yang terkatup harus diisi perlahan-lahan dengan air dan
harus diuji dengan pengujian tekanan sebesar 150 % dari tekanan operasi normal, dengan pompa yang
dihubungkan ke pipa yang telah disetujui oleh Direksi.Pengujian dibawah Pengawasan dan Petunjuk Direksi.
dengan air. Sesudah udara dikeluarkan seluruhnya, maka operation cock harus ditutup dan pengujian
tekanan dapat dimulai.
g. Pengujian Kebocoran
Pengujian kebocoran harus diadakan sesudah pengujian tekanan selesai dengan baik, Lamanya waktu
setiap pengujian kebocoran adalah dua jam, dan selama pengujian, pipa harus beroperasi pada tekanan
normal.kebocoran akan didefinisikan sebagai jumlah air yang harus disediakan pada pipa yang baru
dipasang untuk mengatur tekanan sesudah udara dalam pipa dikeluarkan dan pipa telah diisi dengan air.
Tidak ada pemasangan pipa yang diterima bila kebocoran lebih besar dari nilai yang tertera dalam tabel
berikut ini, semua nilai dalam tabel ini dihitung berdasarkan standart.
PENGUJIAN DIAMETER
2
Tek Kg. / CM 75mm 100mm 125mm 150mm 200mm 250mm
4 2.55 3.04 3.80 4.56 6.08 7.60
3 1.97 2.63 3.29 3.95 5.26 6.58
2 1.61 2.15 2.68 3.22 4.30 5.57
300mm 350mm 400mm 450mm 500mm 600mm
4 9.12 10.64 12.16 13.68 15.20 18.24
3 7.90 9.21 10.53 11.64 13.16 15.79
2 6.45 7.52 8.60 9.67 10.75 12.89
PASAL 8
PENIMBUNAN KEMBALI
a. Bahan Timbunan
Semua bahan timbunan harus bebas dari batu – batuan, sampah, debu, atau bahan – bahan lain yang
menurut Direksi tidak sesuai sebagai bahan timbunan.
c. Penimbunan Pasir
Jika penimbunan pasir tidak ditunjuk dalam gambar, dan jika menurut Direksi harus digunakan pada
sebagian dari pekerjaan, penyedia jasa harus menyediakan dan menimbun dengan pasir atau kerikil sesuai
dengan petunjuk Direksi sebagai suatu pekerjaan tambahan.
Dari kedalaman 30 cm di atas hingga ke permukaan, galian harus ditimbun dengan tangan atau dengan
metode mekanis yang disetujui dan dipadatkan dengan alat pemadat untuk mencegah menurunnya
permukaan setelah selesainya pekerjaan penimbun.
g. Pasir Penimbun
Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari pasir alam dengan butiran dari halus
sampai kasar tidak terapung, dan bebas dari kotoran, debu – debu, atau bahan – bahan lain yang menurut
Direksi dianggap tidak dikehendaki. Lempung yang terdapat pada pasir tidak boleh melebihi 10 % dari berat
keseluruhan.
PASAL 9
PEMBERSIHAN PIPA
Penyedia jasa harus membersihkan seluruh pipa yang terpasang dengan petunjuk Direksi, penggelontoran
dilakukan dengan memancarkan air dari cabang penguras dimulai dari bagian hulu dan secara berturut – turut ke
bagian hilir. Lamanya pemancaran air sesuai dengan Petunjuk Direksi. Air yang dipergunakan harus air bersih
yang pengadaannya menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
PASAL 10
PEKERJAAN BETON UNTUK PENGUAT PIPA
PASAL 11
BESI TULANGAN BETON PENGUAT PIPA
PASAL 12
TIANG PENYANGGA PIPA
PASAL 13
JEMBATAN PIPA
PASAL 14
PERLINTASAN KALI / SUNGAI
a. Untuk pipa – pipa yang melintas kali / sungai bila diijinkan pipa digantungkan pada jembatan yang ada
dengan konstruksi yang sederhana yaitu dengan memakai gantungan dari besi plat yang dikaitkan pada
gelagar jembatan.
b. Apabila tidak memungkinkan digantungkan pada jembatan yang ada harus diadakan jembatan tersendiri,
konstruksi jembatan pipa tersebut akan diberikan oleh Direksi.
PASAL 15
PERBAIKAN KEMBALI
Penyedia jasa berkewajiban serta bertanggung jawab untuk perbaikan kembali seperti keadaan /
konstruksi semula dengan konstruksi dan kualitas yang minimal harus sama yaitu untuk semua bangunan dan
sebagainya yang rusak akibat pelaksanaan pekerjaan – pekerjaan pemasangan pipa, antara lain :
a. Jalan aspal harus kembali beraspal.
b. Jalan batu harus kembali berbatu.
c. Trotoir beton harus kembali berbeton.
d. Bidang tanah berumput / tanaman – tanaman yang rusak harus kembali berumput atau tanaman – tanaman
seperti semula dan lain – lain yang dijumpai semasa pelaksanaan pekerjaan.
e. Biaya yang timbul akibat perbaikan ini adalah tanggung jawab penyedia jasa.
18
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
BAGIAN III
PERSYARATAN KHUSUS
PEKERJAAN PENGEBORAN SUMUR DALAM
PASAL 1
PENDAHULUAN
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah bermaksud melaksanakan pembuatan
sumur yang akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pemboran Sumur. Uraian dan syarat teknis ini dimaksudkan
untuk memberikan keterangan kepada calon Penyedia Jasa mengenai lokasi proyek, gambaran secara umum
mengenai macam pekerjaan jumlah pekerjaan yang akan dilaksanakan, bahan-bahan yang harus digunakan
untuk dapat menghasilkan sumur bor sesuai dengan rencana yang dikehendaki.
PASAL 2
PERSONIL DAN PERALATAN PEMBORAN
Penyedia Jasa harus menyerdiakan peralatan pemboran yang lengkap dan tenaga-tenaga yang professional dan
berpengalaman untuk menggunakan alat bor dan perlengkapan lainnya. Didalam penawaran harus dilampiri
keterangan-keterangan :
a. Daftar pengalaman dari Penyedia Jasa mengenai sumur yang pernah dikerjakan, mencakup keadaan,
diameter, jumlah sumur yang pernah dikerjakan dan spesifikasi teknis sumur lainnya.
b. Nama personil dan pengalamannya yang akan bertanggung jawab dalam pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Sebagai site engineering minimal sarjana muda Geologi dengan dua tahun pengalaman
dalam bidang pemboran air.
c. Merk alat bor dan modelnya serta alat-alat Bantu lainnya yang akan dipakai dalam pekerjaan ini
termasuk pompa Lumpur, pompa testing, kompresor, logger dan lain-lain.
Kelengkapan dari peralatan ini sangat penting sekali, kekurangan-kekurangan kelengkapan dari penyediaan
peralatan dapat mengakibatkan Penyedia Jasa dianggap tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan
ini. Alat-alat pengaman seperti topi keras untuk lapangan, sarung tangan kerja, sepatu lapangan harus dipakai
oleh masing-masing tim pemboran, selama berada di lapangan pekerjaan.
PASAL 3
SURAT IJIN
Setelah Penyedia Jasa ditunjuk, maka yang bersangkutan harus minta ijin untuk melaksanakan pemboran dari
instansi yang berwenang. Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai jika ijin-ijin yang diperlukan belum
diperoleh. Pihak pemberi tugas dapat membantu dalam pengurusan surat-surat perijinannya.
PASAL 4
PEKERJAAN PERSIAPAN
Yang terdapat dalam daftar penawaran adalah termasuk pengangkutan, peindahan, pengembalian peralatan,
material, direksi keet, gudang, jalan masuk, air untuk sirkulasi / pencucian, personil dan lain-lain. Dimulai dari
persiapan pekerjaan sampai terselesaikannya pekerjaan pemboran, Penyedia Jasa bertanggung jawab dan
menanggung semua biaya / resiko yag diakibatkan oleh semua kecelakaan, pencurian dan lain-lain.
Pada pekerjaan persiapan Penyedia Jasa harus mempersiapkan semua peralatan dan bangunan kerja lainnya
sehingga selalu dalam kondisi siap pelaksanaan. Mencakup semua persiapan peralatan, alat-alat Bantu, jalan
masuk, plat form/lantai kerja dan lain-lain. Pos ini juga termasuk pekerjaan pembersihan lapangan setelah
pekerjaan pemboran selesai secara keseluruhan.
19
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 5
PEMBORAN SUMUR
1. UMUM
Pemboran akan dilaksanakan dengan maksud untuk penyelidikan potensi air tanah di daerahnya,
termasuk kondisi geologi / hidrogeologi. Spesifikasi teknis di bawah ini dimaksudkan untuk memberikan
keterangan kepada calon kontraktor mengenai lokasi proyek, gambaran umum macam pekerjaan,
jumlah peralatan yang diperlukan, bahan-bahan lainnya guna menghasilkan data-data dan hasil sesuai
dengan yang dikehendaki.
2. CARA PELAKSANAAN
Penyedia Jasa akan memilih cara-cara pemboran sesuai dengan kondisi geologi daerahnya, pemilihan
metoda dan kontrolnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa, untuk daerah yang terdiri dari formasi
batu gamping sangat dianjurkan agar menggunakan system “Air Flush”, tetapi sebelum dimulai
pekerjaan dimulai, agar prosedur tersebut disetujui terlebih dahulu oleh pemberi tugas. Semua bahan-
bahan penunjang yang diperlukan disediakan sendiri oleh Penyedia Jasa dan harus memenuhi
persyaratan teknik yang telah ditentukan, pembiayaannya sudah harus masuk dalam biaya pemboran
permeter. Semua system pengamanan pada syarat pekerjaan pemboran adalah menjadi tanggung
jawab peborong. Penyedia Jasa harus dapat menjaga dan mencegah kemungkinan terjadinya hal-hal
yang dapat merugikan hasil pekerjaan. Semua akibat dari kelalaian dan kelambatan dari pekerjaan
pelaksanaan adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
URUT-URUTAN PELAKSANAAN:
1. Bor Pilot Hole dengan diameter minimum 6”
2. Segera setelah seleai pilot hole sesuai speck teknis lakukan logging seperti pasal 8
3. Lakukan test total pada lubang pilot hole
4. Kirimkan kepada pemberi tugas hasil-hasil :
a. Diskripsi cutting pemboran
b. Hasil logging
c. Hasil uji pompa selama 12 jam
5. Tunggu keputusan tentag kelanjutan pekerjaan apakah sumur langsung direaming pindah lokasi
atau berhenti (stop)
3. KEDALAMAN PEMBORAN
Maksimal kedalaman sumur bor adalah 65 meter, pengamatan selama aktifitas pemboran seperti
penetrasi perjam, contoh-contoh batuan dan sebagainya harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasaan
dengan mengikuti table yang akan disetujui oleh pemberi tugas.
5. KEMIRINGAN/DEVIASI
Radial deviasi dari pusat lubang bor secara teoritis dari sumur vertical adalah tidak lebih 0.5% selaras
dengan kedalaman. Kemiringan ini akan ditest dengan system “plumbness”.
8. LUMPUR PEMBORAN
Cara sirkulasi dengan Lumpur atau udara mungkin akan dipakai tergantung pada pertimbangan teknis
da kondisi geologi daerahnya. Pemilihan jenis Lumpur harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
Penyedia Jasa akan memilih macam atau jenis dari Lumpur pemboran yang sesuai dengan kondisi
daerahnya/formasi geologinya.
Penyedia Jasa harus selalu memonitor densitas dan viskositas dari Lumpur pemboran tersebut yang
dituagkan dalam laporan harian. Disarankan untuk menggunakan “biodegradable mud”.
Syarat untuk larutan pemboran adalah harus mempunyai kualitas yang baik dan dapat hilang fungsinya
dalam selang waktu tertentu / hancur sendiri dengan viskositas kurang lebih 15 centi poise ( 40 second ).
Bila terjadi “water losses” agar segera dicatat dan diukur.
Penggunaan Lumpur pemboran atau material lainnya sudah masuk kedalam biaya permeter pemboran.
Untuk ini Penyedia Jasa harus betul-betul memelajari kondisi geologi bahwa permukaan secara teliti
untuk mencegah kemungkinan salah perhitungan.
12. SAMPLING
Contoh Hasil Pemboran.
Contoh hasil pemboran / drill cutting sampling perlu diambil pada setiap meter kemajuan pemboran dan
pada setiap perubahan lapisan batuan.
21
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
Penyedia Jasa harus menyediakan di lokasi pemboran peralatan yang cocok untnuk mengambil
sampling. Minimum jumlah sample setiap contohnya adalah 0,5 kg dimasukkan ke dalam kantong
plastic, dengan diberi identitas seperti nomor sample, kedalaman, tanggal dan diletakkan secara teratur
dalam box yang telah disediakan oleh Penyedia Jasa.
22
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
tugas sesuai dengan kondisi lapangan. Resiko dari pekerjaan ini menjadi tanggung jawab pihak
Penyedia Jasa.
PASAL 6
PENYEDIAAN DAN INSTALASI PIPA-PIPA DAN PIPA SARINGAN
UNTUK KONSTRUKSI SUMUR BOR
1. UMUM
Maksud dari pekerjaan pemboran ini adalah seperti telah dijelaskan pada pasal-pasal sebelumnya, yaitu
bila hasilnya sesuai perencanaan yang ada akan langsung dipakai sebagai sumur produksi, sehingga
dalam pekerjaan ini termasuk penyediaan pipa-pipa, pipa saringan, gravel pack dll sesuai teknis
sehingga siap untuk dilanjutkan dengan instalasi pompa
Setelah penyelesaian konstruksi sumur, bibir sumur harus ditutup rapat, sehingga aman terhadap
kemungkinan-kemungkinan dirusak oleh pihak, disyaratkan dengan sistem las. Kecerobohan dari
pelaksanaan ini adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
2. KONSTRUKSI SUMUR
Untuk sempurnanya, konstruksi sumur bor harus terdiri dari baha-bahan :
a. Pipa buta “Blank Pipe Casing” dengan panjang sekitar 53 m
b. Pipa saringan “screen” dengan panjang sekitar 12 m
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada kelurusan sumur, maka setiap 30 m harus dipasang
“centralizers”.
Sebelum instalasi pipa-pipa dan saringan maka lubang bor harus dibersihkan terlebih dahulu dari
kotoran-kotoran hasil pemboran, tanpa erusak kestabilan dari lubang bor tersebut. Penyambungan pipa
jambang dan pipa-pipa saringan harus dengan “reducer”. Kelurusan dari pipa jambang ini harus betul-
betul lurus karena akan bertidak sebagai rumah pompa.
3. BAHAN-BAHAN/MATERIAL
3.1 PIPA-PIPA JAMBANG DAN PIPA BUTA.PIPA NAIK
Bahan dari pipa-pipa jambang atau pipa buta adalah bipa baja dengan standar API atau yang
sederajad yang umum dipakai untuk konstruksi sumur bor (“same less/spiral welded, steel
material”).
Penggunaan material yang lain sebagai alternative mungkin akan dipertimbangkan, tergantung
dari keadaan.
Khusus untuk pipa-pipa baja harus memuyai persyaratan sebagai berikut :
23
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 7
PEMBERSIHAN DAN PENGURASAN SUMUR
1. MAKSUD
Pembersihan lubang sumur bor yang telah dikonstruksi adalah merupakan pekerjaan yang terpenting
dalam pembuatan sumur bor. Dimaksudkan untuk mengeluarkan segala kotoran dan sisa Lumpur yang
tertinggal didalam lubang bor, penyumbatan lapisan aquifer oleh Lumpur pemboran dll.
Selain itu yang terpenting adalah membersihkan open area dari pipa saringan/”screen”, gravel pack, dll.
Kesempurnaan dari pembuatan sumur bor adalah sangat tergantung dari pelaksanaan pekerjaan ini.
2. PROSEDUR
Cara-cara yang dipakai untuk pekerjaan pembersihan dan pengurasan sumur harus sesuai dengan
metoda pemboran yang dilaksanakan, trmasuk dipertimbangkan macam Lumpur pemboran, sifat
karakteristik lapisan aquifer dan sebagainya.
Untuk pemboran dengan metoda “Rotary”, cara-cara berikut harus diikuti :
a. Sirkulasi Lumpur dengan air bersih untuk dibersihkan dari pecahan-pecahan batuan hasil pemboran
b. Bailing untuk mengambil kotoran-kotoran di dasar sumur
c. “High Velocity Jetting” dari dasar sumur
d. Bubukan larutan liquifer atau bahan kimia seperti STTP, Calgo dsb. Biarkan kurang lebih 12 – 24
jam
e. Berulang-ulang lakukan metoda “High Velocity Jetting” di tiap pipa saringan beberapa kali sampai
bersih dari kandungan pasir halus
f. Laksanakan “Air Lift System” pada setiap pipa saringan dan dari dasar sumur sampai kualitas air
dari dalam sumur jernih.
Ulangi pekerjaan ini sampai kandungan pasir lebih kecil dari 0,1 ml/liter air.
Penyedia Jasa harus menyediakan sarana peralatan yang diperlukan seperti pompa piston plungers,
bailing, kompresor atau peralatan lain yang diperlukan untuk metoda di atas. Selama pembersihan
sumur berlangsung mungkin diperlukan penambahan gravel pack, hal ini bias menggunakan pipa
penyetor diantara pipa jambang dan lubang bor.
Sebelum dilaksanakan metode pembersihan sumur, tinggi muka air harus selalu diukur. Penyedia Jasa
harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembersihan ini, diawasi oleh tenaga ahli yang
berpengalaan (geologist, drilling engineer) untuk melakukan pengecekan setiap saat.
Pos ini seluruhnya masuk dalam pos development lamanya pekerjaan adalah sampai air dalam sumur
betul-betul jernih sesuai dengan persyaratan di atas dan disetujui oleh pemberi tugas.
PASAL 8
GEOFISIKA LUBANG BOR
1. UMUM
Geofisika lubang sumur dilakukan pada sumur-sumur explorasi atau “Pilot Hole”, sumur dimaksud dari
pekerjaan ini adalah untuk mkeadaan fisik lapisan aquifer sifat reisistifitasnya dan “spontaneous
potensialnya”. Geofisika sumur harus dilakukan selekas mungkin setelah lubang “Pilot hole” selesai
dikerjakan sesuai dalam persyaratan teknis.
2. CARA PELAKSANAAN
Cara-cara pengukuran geofisika yang dimaksud adalah :
a. Resistifity dengan beberapa konfigurasi elektroda (short normal dan long normal).
24
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
b. Spontaneous potensial.
Hasil dari pekerjaan ini digambarkan dalam suatu profil atau penampang kolom standard. Laporan
diserahkan tidak lebih dari 1 (satu) minggu sesudah pelaksanaan pengukuran. Pos untuk pekerjaan ini
termasuk evaluasi data dan tenggang waktu mesin bor.
3. PERALATAN
Logger harus sesuai dengan pengukuran sampai kedalaman 200 m’. Disarankan dilakukan dengan
“Automatic Graphic Recorder”.
Penyedia Jasa harus menyiapkan tenaga ahli untuk pengoperasian alat dan evaluasi datanya.
PASAL 9
PEMOMPAAN UJI
1. UMUM
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk pengujian da karakteristik geo hidrolik, peritungan pemompaan
sumur secara aman / ”safe yield”, ekonomis sumur mengetahui kualitas dan kuantitas air, dsb.
2. PROSEDUR
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang penting dan sangat membutuhkan ketelitian dalam
pelaksanaannya.
Penyedia Jasa harus menyediakan semua peralatan dan tenaga ahli yang professional dan
berpengalaman dalam menggunakan peralatan yang dipakai.
Banyaknya air yang dipompa dari dalam sumur akan diukur dengan alat ukur yang disediakan oleh
Penyedia Jasa, tentang jenisnya harus disetujui oleh pemberi tugas.
Demikian pula Penyedia Jasa harus menyediakan set peralatan yang elektronik untuk mengukur tinggi
muka air didalam sumur secara teliti.
Letak pompa untuk pengetesan sumur sedemikian rupa, sehingga didapatkan hasil yang maksimum dari
sumur yang akan diuji seperti yang ditentukan oleh pemberi tugas.
Pemompaan uji terdiri dari “step draw down test”, long period test dan recovery test.
Pemberi pekerjaan akan menentukan lamanya pemompaan uji sampai hasil yang memuaskan.
4. RECOVERY TEST
Segera setelah time draw down test selesai dan ada saat pompa berhenti, maa pelaksanaan recovery
test dimulai. Semula 15 menit pertama pengukuran terhadap kambuhya muka air didalam sumur
dilakukan setiap selang 1 (satu) menit, selama 2 (dua) jam berikutnya pengukuran muka air dilakukan
tiap selang 30 (tigapuluh) menit.
Test ini terus dilakukan sampai muka air kembali sama seperti sebelum dimulainya time draw down test
diatas.
5. PEMBUANGAN AIR
Selama pengetesan sumur, Penyedia Jasa harus membuang air kedalam saluran pembuangan terdekat
atau ke tempat lain yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk mencegah agar air buangan tidak akan merusak jalan,
atau kembali kedalam sumur, bangunan dan lain-lain secara langsung atau tidak langsung.
7. PERALATAN
25
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
Pompa yang dipakai adalah dari jenis pompa selam “submersible” dengan kapasitas bias diatur antara 5
– 30 ltr/detik dan head antara 60 – 80 meter. Selain dari peralatan yang akan dipakai Penyedia Jasa
disyaratkan menyediakan pompa cadangan, bila sewaktu-waktu terjadi gangguan pada saat
pemompaan berlangsung.
Pompa untuk testing harus pompa “non return” valve untuk mengurangi gangguan pada recovery test.
9. CATATAN TEST
Setelah selesainya pengetesan sumur, Penyedia Jasa harus menyerahkan catatan tersebut kepada
pemberi tugas termasuk copy catatan harian pelaksanaan pekerjaan.
26
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
BAGIAN IV
PERSYARATAN KHUSUS
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN POMPA
PASAL 1
UMUM
PASAL 2
KONSTRUKSI DAN BAHAN
a. Konstruksi tempat pompa (pump case) harus dari cast-iron atau stainless steel dengan lapisan-lapisan
proteksi dibagian dalam seperti enamel atau resin keras dari bahan dasar sintetis agar bahan-bahan
besi belerang selalu kontak / terkait dengan air yang dipompa dan tidak melekat pada rumah pompa.
b. Bodi pompa harus disambung dengan bagian terpisah untuk setiap stage, secara mesin dan spigoted
bersama-sama untuk memenuhi tempat yang akurat dan penjajaran potongan relatif terhadap bagian
yang berputar. Baut-baut tertentu, nut-nut, stud-stud dan washer harus terbuat dari stainless steel.
c. Ring mata (eye ring) yang dapat dilepas harus dipasang pada impeler dan stage casing dan semua
bagian yang cepat aus seperti pada permukaan bearing liner dan thrust bearing harus dapat diganti
ulang tanpa memakai alat pengepras.
d. Impeler harus dari perunggu atau stainless steel dan harus diletakkan pada poros dengan jarak lengan
(distance sleeve) sehingga rakitan yang berputar dapat dirakit ulang tanpa memerlukan pengukuran
yang akurat.
Semua rakitan yang berputar harus dapat diseimbangkan secara statis atau dinamis untuk menjamin
getaran putar yang efektif, dan semua komponen diberi tanda untuk memudahkan perakitan kembali.
e. Poros pompa harus stainless steel, begitu pula kunci-kunci untuk setiap impeler juga stainless steel.
f. Bantalan pompa harus dengan pelumasan air (water lubricated) dan bantalan karet digunakan pada
liner harus diikat yang aman terhadap rumah pompa. Bantalan tipe ini harus digunakan bila perbedaan
tekanan cukup untuk menjamin pendinginan dan pelumasan setiap saat yang memadai. Selongsong
bantalan harus melekat kuat pada stage casing untuk mencegah agar tidak berputar.
g. Pompa harus cocok / pas dengan disc type check valve drilled dengan lubang ukuran yang pantas /
sesuai untuk menyediakan kolom air untu jatuhnya secara perlahan-lahan pada penghentian
pemompaan tanpa menyebabkan putaran berbalik arah saat kecepatan cukup tinggi sehingga pada re-
starting menyebabkan motor overload.
PASAL 3
PERSYARATAN MOTOR
a. Rating pompa submersible dengan daya input motor lebih dari 1,5 Kw, motor listrik harus cocok dengan
rancangan “basah”.
b. Rating pompa submersible dengan daya input motor kurang dari 2,2Kw, motor listrik mungkin cocok
dengan rancangan “kering” atau “basah”.
c. Motor tipe “basah” harus cocok dengan pemuaian ruang dan belitannya harus dengan double-
insulation.
d. Tegangan motor tidak boleh kurang dari 200 - 230 V untuk 1 phase / 50 HZ. Dan putaran Motor tidak
kurang dari 2800 RPM.
e. Kabel masuk motor harus disegel agar tahan terhadap tekanan dari luar dan ditempatkan sehingga
menghindari gangguan antara kabel dengan aliran air. Kabel ini harus dilindungi dengan klem stainless
steel berbentuk kolom, harus heavy duty flexible dan panjangnya cukup untuk disambungkan ke kotak
hubung (junction box) dengan menggunakan konektor.
27
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
f. Rumah motor harus standar pabrik dan dari bahan yang tahan terhadap korosi.
g. Tegangan minimal motor harus sesuai dengan sistem tegangan catu daya 1 x 220 volt, 1 fasa; 50 hz,
AC. Starting methode harus start delta starting atau automatic starting transformer untuk daya poros
motor 1,5 kW atau lebih.
PASAL 4
PERFORMANSI POMPA
Pompa yang diperlukan pada kondisi operasi harus mampu menghasilkan kapasitas pemompaan pada
tinggi tekan yang ditentukan dengan efisiensi tidak kurang dari 0,60 (60%) dan daya poros motor tidak
terlalu melebihi kebutuhan.
Pompa harus mampu beroperasi selama 24 jam secara terus menerus. Pada kondisi-kondisi rancangan
dan beban maksimum, daya yang diperlukan harus tidak melebihi dari rating daya pada “name plate” motor.
PASAL 5
PIPA PENAIK (RISER PIPE)
a. Riser pipe (pipa penaik) untuk pompa submersible harus terbuat dari pipa baja / Galvanis Medium A.
SNI. yang dilas atau tanpa kelim, dengan penyambungan socket dan dibaut, diproteksi di bagian dalam
dan luar oleh hot-dip galvanizing.
Riser pipe dan ketebalan dindingnya harus sesuai dengan kelas standar API atau SNI.
b. Riser pipe harus dibuat dengan standar panjang tidak melebihi 4 m tapi dibuat juga dengan potongan
pendek 2 m dan 1 m penyetelan pompa di dalam sumur.
PASAL 6
PERLENGKAPAN
PASAL 7
SUKU CADANG
PASAL 8
OPERASI POMPA
pada posisi ini pompa juga terinterlok oleh permukaan air minimum di dalam sumur dalam dan motor listrik
diamankan terhadap beban lebih.
Penandaan operasi dengan menggunakan lampu tanda (pilot lamp), yaitu:
1. Putih : pompa operasi (running)
2. Hijau : pompa siap dioperasikan (ready)
3. Merah : terjadi gangguan (fault)
Pompa dapat bekerja dengan otomatis tanpa operator dan dilengkapi dengan pengaman / sensor
pengaman pompa
Pompa dapat hidup dengan pengaturan waktu dan dibantu dengan Water Level Control (WLC ).
29
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
BAGIAN V
PERSYARATAN KHUSUS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PASAL 1
UMUM
1. Umum
Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini, berlaku peraturan umum instalasi listrik
yang dikeluarkan oleh PLN setempat.
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas mutu instalasi dan peralatan yang digunakan.
2. Pedoman Instalasi
Jika dalam hal pemasangan terdapat keragu-raguan atau kurang ditentukan dalam gambar maka dalam
penyelesaiannya harus sesuai dengan Buku Petunjuk Umum Instalasi Listrik (PUIL), standar-standar
yang lain yang akan digunakan harus disetujui oleh Konsultan.
3. Inspeksi
Kontraktor wajib membuat gambar rencana kerja untuk pekerjaan yang dilakukannya. Gambar serta
rencana kerja ini harus tersedia di ruang kontraktor dan mudah diperiksa sewaktu-waktu oleh pengawas.
Setiap kemajuan pekerjaan harus dicantumkan pada gambar dan rencana kerja tersebut.
4. Peralatan
Seluruh peralatan yang akan digunakan oleh kontraktor harus sesuai dengan gambar dan spesifikasi
yang telah ditentukan. Daftar merk peralatan yang akan digunakan harus dilampirkan dalam dokumen
tender
Bila dikemudian hari ada kelalaian antara daftar yang telah diajukan dengan yang akan dipakai,
kontraktor wajib mengajukan persetujuan dengan pengawas.
Kontraktor wajib mengganti semua peralatan yang telah dipasang jika peralataan tersebut tidak sesuai
dengan daftar yang diajukan atau disetujui pengawas. Semua pengganti merk / jenis dari peralatan yang
telah disetujui dalam daftar yang diajukan harus dilengkapi dengan perubahan biaya dari biaya kontrak.
5. Kondisi layanan
Semua peralatan harus cocok untuk operasi pada kondisi-kondisi berikut, kecuali jika telah ditentukan
lain.
a. Peralatan akan dipasang pada ketinggian kurang dari 1000 m di atas permukaan air laut.
b. Suhu maksimum ambien tidak melebihi 40 derajat celcius.
c. Kelembaban relatif rata-rata maksimal 80%.
30
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG
DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 2
PELAKSANAAN
4. Label
Kontraktor wajib mengadakan label yang terbuat dari plastik laminating dengan dasar putih dan tulisan
hitam. Label-label ini harus dipasang pada panel-panel untuk mengetahui fungsi dari masing-masing
alat.
5. Petunjuk Pemeliharaan
Kontraktor wajib melengkapi buku/brosur petunjuk pemeliharaan dan perbaikan peralatan yang ada.
31
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SEMARANG