Anda di halaman 1dari 8

INSTRUMEN EVALUASI

Satuan Pendidikan : SMAN ……………………………………………..


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : XI IPS / 2 (Dua)
Topik : Perdagangan Internasional
Pertemuan Ke- : 12
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (1 x Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi,tanya jawab dan penugasan, siswa dapat menunjukkan sikap disiplin,
kerjasama, tanggung jawab, santun, serta mampu menganalisis faktor-faktor pendorong
dan penghambat perdagangan internasional serta memiliki keterampilan dalam menyajikan
hasil analisis faktor pendorong dan penghambat perdagangan internasional.

B. Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian kompetensi


3.9.Menganalisis konsep dan kebijakan perdagangan internasional
3.9.1. Menganalisis faktor pendorong perdagangan internasional
3.9.2. Menganalisis faktor penghambat perdagangan internasional
4.9.Menyajikan hasil analisis dampak kebijakan perdagangan internasional
4.9.1. Menyajikanhasil analisis faktor pendorong dan penghambat perdagangan
internasional
C. Materi Pembelajaran
Faktual : 1. Faktor pendorong perdagangan internasional di
Indonesia
2. Faktor penghambat perdagangan internasional di
Indonesia
Konseptual : 1. Faktor pendorong perdagangan internasional
2. Faktor penghambat perdagangan internasional
Prinsip : Undang-Undang No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan

Metakognisi : 1. Analisis faktor pendorong perdagangan internasional


2. Analisis faktor penghambat perdagangan internasional
PETA KONSEP

PENGERTIAN

MANFAAT

FAKTOR
PENDORONG

FAKTOR
PENGHAMBAT

PERDAGANGAN TEORI
INTERNASIONAL

KEBIJAKAN

ALAT
PEMBAYARAN

NERACA
PEMBAYARAN

DEVISA
FAKTUAL

Indonesia Hadapi Tantangan Besar


Perdagangan Internasional
ant, Jurnalis · Kamis 13 April 2017 16:33 WIB

Ilustrasi: (Foto: Okezone)

JAKARTA - Indonesia menghadapi tantangan besar dalam perdagangan internasional tahun


ini, mulai dari target pertumbuhan ekonomi, usaha peningkatan ekspor dan kebijakan-
kebijakan dari negara lain terhadap Indonesia.

Hal itu dikatakan Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian
Perdagangan Ari Satria dalam acara ASEAN Business Talks di Jakarta, Kamis.

"Perkembangan ekonomi kita dalam beberapa tahun terakhir cukup lambat, dan kami berharap
dapat meningkatkannya pada tahun 2017-2018, dengan proyeksi kurang lebih 5,1 hingga
5,3%," katanya.
Dia mengatakan selain proyeksi pertumbuhan ekonomi itu, Kementerian Perdagangan
menargetkan ekspor Indonesia tahun ini sebesar 5,63% untuk produk-produk non-migas.

Pangsa pasar yang dibicarakan juga akan mulai meluas hingga ke wilayah Afrika, banyak
potensi perdagangan yang dapat dilakukan oleh Indonesia dengan negara-negara di Afrika
melalui perjanjian-perjanjian pasar bebas (FTA) bilateral antara Indonesia dengan negara
terkait.

"Negara-negara tujuan ekspor terbesar kita ada Amerika Serikat, China, Jepang, India dan
Singapura. Selain ASEAN sebagai target perdagangan terdekat kita, pasar di luar ASEAN juga
masih sangat luas dan dapat kita maksimalkan potensinya, salah satunya di Afrika," katanya.
"Untuk awalnya kita akan berfokus kepada Afrika Selatan, Kenya, Mozambik dan Nigeria".
Selain perluasan pangsa pasar melalui FTA di beberapa negara Afrika, dia juga menyinggung
aspek logistik dalam perdagangan internasional yang sering menjadi permasalahan bagi
industri kecil dan menengah untuk lebih aktif dalam ekspor.

"Untuk ASEAN sendiri, tarif logistik mahal itu dikarenakan jasa pengiriman yang aktif adalah
milik asing," kata mantan Atase Perdagangan itu.

Pemerintah bersama kementerian terkait telah mengeluarkan 14 paket kebijakan ekonomi dan
sedang berdiskusi untuk kebijakan yang ke-15, kebijakan terbaru itu membahas sisi logistik di
mana kita akan mewajibkan ekspor komoditas tertentu untuk menggunakan jasa pelayaran
logistik nasional.
Dia berharap kebijakan yang masih dalam tahap penelitian itu juga dapat meningkatkan
industri pelayaran logistik nasional.
Tantangan lain yang dihadapi Indonesia adalah kebijakan perdagangan luar negeri dari negara
lain.

Dia mencontohkan, kebijakan Donald Trump yang memasukkan Indonesia dalam "daftar
negara yang melakukan kecurangan perdagangan" dan peningkatan pajak progresif komoditas
CPO (Crude Palm Oil) atau Minyak Sawit di Eropa.

Ari menjelaskan bahwa untuk Amerika, kebijakan itu baru saja dikeluarkan dan masih belum
berdampak langsung terhadap ekspor Indonesia ke negara itu, namun dia menegaskan bahwa
Indonesia bukanlah pihak yang salah.

"Kita selalu berbisnis dengan adil, barang-barang yang kita ekspor ke Amerika merupakan
barang-barang komplementer, sehingga seharusnya wajar saja Indonesia mengalami surplus
besar karena Amerika tidak melakukan hal yang sama," kata dia saat diwawancarai oleh
Antara selepas acara.

"Contohnya udang, mereka membutuhkan, jadi kita jual ke mereka. Begitu pula dengan kopi,
tanaman itu hanya tumbuh di iklim tropis dan mereka tidak dapat menumbuhkannya sehingga
mereka mengimpor dari kita," tambahnya.

Untuk permasalahan minyak sawit di Eropa sendiri, terutama di Prancis, beliau mengaku
bahwa hal tersebut dikarenakan adanya blackmail atau berita bohong yang ditujukan terhadap
komoditas itu.

"Kami belum tahu siapa, namun sepertinya melibatkan NGO (Organisasi non-pemerintah).
Harga minyak sawit kami lebih murah dari komoditas serupa dari negara lain sehingga saya
rasa itu memunculkan persaingan yang tidak sehat. Seperti adanya gosip bahwa minyak kami
mengandung bahan-bahan berbahaya dan mempekerjakan mereka yang di bawah umur.
Namun itu semua tidak benar," dia menjelaskan.
Ari mengatakan pihak kementerian sendiri telah menghubungi parlemen Perancis dan
mengundang mereka untuk datang langsung melihat perkebunan sawit di Indonesia untuk
membuktikan bahwa rumor-rumor itu tidaklah benar. "Masih belum mendapatkan tanggapan
hingga kini, tapi masih berjalan".
KONSEPTUAL

A. Faktor-Faktor Pendorong Perdagangan Internasional


1. Mendapatkan Devisa
Suatu negara ingin meningkatkan penerimaannya. Penerimaan negara dari perdagangan
internasional adalah berupa devisa.
2. Mendapatkan Keuntungan tambahan
Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang selalu terdapat perbedaan.
Adakalanya suatu negara lebih untung melakukan impor daripada memproduksi
sendiri. Namun, adakalanya lebih menguntungkan kalau dapat memproduksi sendiri
barang tersebut, karena biaya produksinya lebih mudah. Oleh karena itu, negara-negara
tersebut akan mencari keuntungan dalam memperdagangkan barang hasil produksinya.
3. Perbedaan kekayaan alam
Suatu negara mempunyai kekayaan alam yang berbeda,sehingga hasil pengolahan alam
yang dinikmati juga berbeda. Oleh karena sumber kekayaan alam yang dimiliki
suatunegara sangat terbatas, sehingga diperlukan tukar-menukaratau perdagangan.
4. Perbedaan faktor produksi
Selain faktor produksi alam, suatu negara mempunyaiperbedaan kemampuan tenaga
kerja, besarnya modal yangdimiliki, dan keterampilan seorang pengusaha. Oleh
karenaitu, produk yang dihasilkan oleh suatu negara jugamengalami perbedaan,
sehingga dibutuhkan adanyaperdagangan.
5. Keterbatasan kemampuan negara
Karena keterbatasan kemampuan suatu negara, baik kekayaan alam maupun yang
lainnya, maka tidak semua barang yang dibutuhkan oleh suatu negara mampu untuk
diproduksi sendiri, untuk itulah diperlukan tukar-menukar antarbangsa.
6. Memperluas pasaran produk dalam negeri
Adanya kelebihan produksi suatu barang dalam negeri mendorong negara tersebut
untuk menjual kelebihan produknya ke luar negeri
B. Faktor Penghambat Perdagangan Internasional
Beberapa faktor yang menghambat perdagangan internasional diantaranya:
1. Ketidakstabilan politik dan keamanan negara
Apabila kondisi politik dan keamanan suatu negara tidak stabil, misalnya terjadi
kerusuhan, perang, terorisme, negara tersebut akan mengalami kesulitan dalam
melakukan perdagangan dengan negara lain. Banyak negara yang mempertimbangkan
faktor keamanan dan kondisi politik suatu negara. Mereka akan menolak negara yang
tidak aman sehingga perdagangan internasional akan sulit dilakukan
2. Perbedaan Mata Uang Antarnegara
Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda. Perbedaan inilah yang dapat
menghambat perdagangan antarnegara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor,
biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan
mata uang negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai
uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata
uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka
dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua
negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan
mata uang sebagai standar internasional.
3. Kebijakan ekonomi internasional pemerintah
Setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya
sendiri. Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang
dari luar negeri. Oleh karenaitu , setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk
melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif impor.
Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal
daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi
kurang tertarik untuk membeli barang impor. Hal itu akan menjadi penghambat bagi
negara lain untuk melakukan perdagangan.
4. Kualitas Sumber Daya yang Rendah
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan internasional.
Mengapa Karena jika sumber daya manusia rendah, maka kualitas dari hasil produksi
akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit
bersaing dengan barangbarang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih
baik. Hal ini tentunya menjadi penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk
melakukan perdagangan internasional.
SUMBER BELAJAR

1. Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung, 2008. Pengantar Ekonomi mikro dan
makro, Jakarta: FE-UI
2. Aisyah, Mimin dan Fitria, H. (2009). Ekonomi untuk SMA/Kelas XI. Jakarta: CV
Sahabat
3. Mulyani, Endang. 2017. Ilmu Ekonomi SMA dan MA Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu
Sosial. Solo: PT. 3 Serangkai Pustaka Mandiri

Anda mungkin juga menyukai