A. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi,tanya jawab dan penugasan, siswa dapat menunjukkan sikap disiplin,
kerjasama, tanggung jawab, santun, serta mampu menganalisis faktor-faktor pendorong
dan penghambat perdagangan internasional serta memiliki keterampilan dalam menyajikan
hasil analisis faktor pendorong dan penghambat perdagangan internasional.
PENGERTIAN
MANFAAT
FAKTOR
PENDORONG
FAKTOR
PENGHAMBAT
PERDAGANGAN TEORI
INTERNASIONAL
KEBIJAKAN
ALAT
PEMBAYARAN
NERACA
PEMBAYARAN
DEVISA
FAKTUAL
Hal itu dikatakan Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian
Perdagangan Ari Satria dalam acara ASEAN Business Talks di Jakarta, Kamis.
"Perkembangan ekonomi kita dalam beberapa tahun terakhir cukup lambat, dan kami berharap
dapat meningkatkannya pada tahun 2017-2018, dengan proyeksi kurang lebih 5,1 hingga
5,3%," katanya.
Dia mengatakan selain proyeksi pertumbuhan ekonomi itu, Kementerian Perdagangan
menargetkan ekspor Indonesia tahun ini sebesar 5,63% untuk produk-produk non-migas.
Pangsa pasar yang dibicarakan juga akan mulai meluas hingga ke wilayah Afrika, banyak
potensi perdagangan yang dapat dilakukan oleh Indonesia dengan negara-negara di Afrika
melalui perjanjian-perjanjian pasar bebas (FTA) bilateral antara Indonesia dengan negara
terkait.
"Negara-negara tujuan ekspor terbesar kita ada Amerika Serikat, China, Jepang, India dan
Singapura. Selain ASEAN sebagai target perdagangan terdekat kita, pasar di luar ASEAN juga
masih sangat luas dan dapat kita maksimalkan potensinya, salah satunya di Afrika," katanya.
"Untuk awalnya kita akan berfokus kepada Afrika Selatan, Kenya, Mozambik dan Nigeria".
Selain perluasan pangsa pasar melalui FTA di beberapa negara Afrika, dia juga menyinggung
aspek logistik dalam perdagangan internasional yang sering menjadi permasalahan bagi
industri kecil dan menengah untuk lebih aktif dalam ekspor.
"Untuk ASEAN sendiri, tarif logistik mahal itu dikarenakan jasa pengiriman yang aktif adalah
milik asing," kata mantan Atase Perdagangan itu.
Pemerintah bersama kementerian terkait telah mengeluarkan 14 paket kebijakan ekonomi dan
sedang berdiskusi untuk kebijakan yang ke-15, kebijakan terbaru itu membahas sisi logistik di
mana kita akan mewajibkan ekspor komoditas tertentu untuk menggunakan jasa pelayaran
logistik nasional.
Dia berharap kebijakan yang masih dalam tahap penelitian itu juga dapat meningkatkan
industri pelayaran logistik nasional.
Tantangan lain yang dihadapi Indonesia adalah kebijakan perdagangan luar negeri dari negara
lain.
Dia mencontohkan, kebijakan Donald Trump yang memasukkan Indonesia dalam "daftar
negara yang melakukan kecurangan perdagangan" dan peningkatan pajak progresif komoditas
CPO (Crude Palm Oil) atau Minyak Sawit di Eropa.
Ari menjelaskan bahwa untuk Amerika, kebijakan itu baru saja dikeluarkan dan masih belum
berdampak langsung terhadap ekspor Indonesia ke negara itu, namun dia menegaskan bahwa
Indonesia bukanlah pihak yang salah.
"Kita selalu berbisnis dengan adil, barang-barang yang kita ekspor ke Amerika merupakan
barang-barang komplementer, sehingga seharusnya wajar saja Indonesia mengalami surplus
besar karena Amerika tidak melakukan hal yang sama," kata dia saat diwawancarai oleh
Antara selepas acara.
"Contohnya udang, mereka membutuhkan, jadi kita jual ke mereka. Begitu pula dengan kopi,
tanaman itu hanya tumbuh di iklim tropis dan mereka tidak dapat menumbuhkannya sehingga
mereka mengimpor dari kita," tambahnya.
Untuk permasalahan minyak sawit di Eropa sendiri, terutama di Prancis, beliau mengaku
bahwa hal tersebut dikarenakan adanya blackmail atau berita bohong yang ditujukan terhadap
komoditas itu.
"Kami belum tahu siapa, namun sepertinya melibatkan NGO (Organisasi non-pemerintah).
Harga minyak sawit kami lebih murah dari komoditas serupa dari negara lain sehingga saya
rasa itu memunculkan persaingan yang tidak sehat. Seperti adanya gosip bahwa minyak kami
mengandung bahan-bahan berbahaya dan mempekerjakan mereka yang di bawah umur.
Namun itu semua tidak benar," dia menjelaskan.
Ari mengatakan pihak kementerian sendiri telah menghubungi parlemen Perancis dan
mengundang mereka untuk datang langsung melihat perkebunan sawit di Indonesia untuk
membuktikan bahwa rumor-rumor itu tidaklah benar. "Masih belum mendapatkan tanggapan
hingga kini, tapi masih berjalan".
KONSEPTUAL
1. Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung, 2008. Pengantar Ekonomi mikro dan
makro, Jakarta: FE-UI
2. Aisyah, Mimin dan Fitria, H. (2009). Ekonomi untuk SMA/Kelas XI. Jakarta: CV
Sahabat
3. Mulyani, Endang. 2017. Ilmu Ekonomi SMA dan MA Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu
Sosial. Solo: PT. 3 Serangkai Pustaka Mandiri