A. Tujuan Pembelajaran
Melalui penyampaian materi, tanya jawab, diskusi, penugasan, dan kajian pustaka
peserta didik menunjukkan sikap disiplin, kerjasama, santun, mandiri dan dapat memiliki
pengetahuan mengidentifikasikan kebijakan perdagangan internasional, menyimpulkan
tujuan kebijakan perdagangan internasional serta keterampilan dalam menyajikan hasil
analisis melalui presentasi tentang kebijakan perdagangan internasional di Indonesia.
Kebijakan Perdagangan
Internasional
melindungi Industri
Subsidi Tarif atau sektor-sektor
lain di dalam negeri
mengurangi defisit
Premi Larangan Impor saldo neraca
perdagangan
International
Commodity
Agreement
Politik Dumping
Larangan Ekspor
Faktual KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI INDONESIA
Artikel 1
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Arlinda (Dok Foto :
Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)
Jika dihitung dengan asumsi kurs rupiah (Jisdor) 13.800 per dolar AS, maka nilai transaksi
tersebut mencapai sekitar Rp 20,70 triliun.
"Menteri Perdagangan optimistis hasil TEI 2018 akan berkontribusi signifikan bagi kinerja
ekspor Indonesia baik jangka panjang maupun pendek. Mengingat, TEI 2017 berhasil
melampaui target transaksi yang dipatok di US$ 1,1 miliar, tapi mampu membukukan
transaksi sebesar US$ 1,4 miliar," kata Arlinda di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat
(20/4/2018).
Trade Expo Indonesia 2018 kali ini, mengusung tema 'Creating Product for Global
Opportunities' dengan menyuguhkan lebih dari 300 produk dan jasa yang berkualitas dan
berdaya saing tinggi. Nantinya produk tersebut akan dibagi menjadi delapan zona, yaitu
Nusantara Culinary, Crafts and Lifestyle Products, Furniture, Creative Products and
Services, Manufacturing Products, Food and Beverage Products, Local Champion
Products.
"Setiap hall akan dilengkapi dengan buyer service area yang siap melayani kebutuhan para
buyer selama pameran," imbuhnya.
Arlinda juga menyebut, ajang bertaraf internasional kali ini adalah sebagai barometer
peningkatan citra dan eskpor Indonesia yang berkesinambungan. Sebab, TEI menyediakan
berbagai produk-produk berdaya saing dan menunjukan kesiapan Indonesia dalam
bermitra dengan para pelaku seluruh dunia dalam mengembangkan bisnis di kancah
perdagangan global.
"Ribuan produk unggulan Indonesia akan ditampilkan dalam ajang pameran dagang
berkelas internasional ini. Pameran ini diharapkan mampu berkontribusi pada ekonomi
nasional dan mendongkrak ekspor produk-produk dalam negeri," kata dia.
Untuk itu, Airlanda juga meminta dukungan dari semua kementerian atau lembaga terkait
serta pihak-pihak terkait seperti Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), asosiasi,
para pelaku usaha, event organizer, dan penyedia tempat acara agar TEI tahun ini berjalan
lancar.
"Untuk menyukseskan Trade Expo Indonesia 2018, tentunya diperlukan sinergi dan kerja
sama yang erat dengan berbagai pihak," tandasnya.
Sumber : https://www.liputan6.com/bisnis/read/3472348/kemendag-targetkan-raup-nilai-
transaksi-rp-20-triliun-di-pameran-produk-ri?source=search diakses pada 3- April 2018
pukul 09.00 WIB
Artikel 2
Bila ini terjadi, kata Mendag bisa memicu terjadinya perang dagang antar kedua negara.
Enggartiasto mengaku mendapatkan informasi ini dari Duta Besar RI di Oslo. Pemerintah
Norwegia berencana melarang pengadaan publik (public procurement) untuk biofuel
CPO.
"Saya mendapatkan kabar rencana pelarangan itu dari duta besar kita di sana. Saya akan
segera panggil Duta Besar Norway (Norwegia) untuk mengecek kebenarannya," kata
Mendag Enggar di Jakarta, Rabu (14/3/2018).
Jika Norwegia benar melarang pengadaan publik (public procurement) untuk biofuel
CPO, Mendag menegaskan jika ini menjadi pertanda akan terjadinya perang dagang.
"Ini sudah tidak benar kalau begini, dan kita akan sampaikan kepada mereka you start
trade war. Perang dagang dimulai kalau sudah seperti itu karena sangat tidak adil," tegas
dia.
Menurutnya, larangan tersebut merupakan bentuk persaingan tidak sehat pada industri
minyak nabati domestik di Norwegia.
Padahal, saat ini standar lingkungan industri sawit Indonesia (ISPO) sudah mendekati
standar global The Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
"Standar lingkungan industri sawit kita (ISPO) sudah mendekati standar global RSPO.
Mereka minta batasnya 80 persen saya bilang kita sudah 85-90 persen. Saya tidak
keberatan sawit diperlakukan apa pun kalau itu diberlakukan dengan adil," terang
Mendag.
Oleh karena itu, dia berharap perusahaan-perusahaan sawit Indonesia yang memiliki jalur
pemasaran di Eropa dapat terus mengampanyekan jika kelapa sawit lebih menyehatkan
daripada minyak nabati yang lain.
"Saya harap Gapki dapat menyatukan pemikiran seluruh industri sawit tanah air dalam
mendukung kampanye ini," tandasnya.
Sumber :https://www.liputan6.com/bisnis/read/3373667/ekspor-biofuel-ri-bakal-dilarang-
masuk-mendag-siap-panggil-dubes-norwegia?source=search diakses pada 30 April 2018
pukul 09.00 WIB.
Konseptual KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN TUJUANNYA
I. Pengertian kebijakan perdagangan internasional
Jika membicarakan kebijakan perdagangan internasional, kita harus memandang
dari dua segi, yaitu segi ekspor dan impor. Keduanya memiliki permasalahan yang
berbeda. Sebagai eksportir, persoalan yang dihadapi berkaitan dengan masalah
penyediaan barang dan cara memasarkan. Adapun sebagai importir persoalannya
berkaitan dengan cara permasaran barang-barang yang akan impor serta cara
kemungkinan melakukan produksi barang-barang subtitusi impor. Kita mengenal
berbagai instrument untuk melaksanakan kebijaksanaan ekspor dan impor. Namun,
tidak semua kebijaksanaan tersebut dapat dilasanakan secara bersama-sama. Hal ini
bergantung pada masalah yang sedang dihadapi serta sarana dan prasarana yang
menunjang keberhasilan kebijaksanaan tersebut.
Kebijakan adalah suatu kecermatan, ketelitian dan langkah yang diambil untuk
mengatasi sesuatu masalah. Kebijakan diambil berdasarkan fakta-fakta dan
pengalaman masa lalu. Kebijakan perdagangan internasional adalah rangkaian tindakan
yang akan diambil untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan
internasional guna melindungi kepentingan nasional.
b. Premi
Permi adalah kebijakan perdagangan internasional berupa kemudahan-
lemudahan yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan dalam meningkatkan
ekspornya. Misalnya, penghargaan untuk kualitas barang yang memenuhi standar
kualitas ekspor, penyederhanaan prosedur ekspor, biaya ekspor yang murah dan
penyediaan fasilitas pelabuhan ekspor memadai. Permi akan mengurangi harga jual
produk karena oleh pengusaha biasanya digunakan untuk mengurangi beban produksi
dengan harapan bila harga jual produk murah maka permintaan masyarakat akan
meningkat sehingga produksi akan meningkat pula.
e. Politik dumping
Politik dumping adalah kebijakan dalam perdagangan internasional yang
dilakukan dengan menjual produk diluar negri lebih murah daripada di dalam
negeri. Politik dumping bertujuan untuk menguasai pasar suatu produk di luar
negeri.
Politik dumping dapat diterapkan dengan syarat, konsumen di dalam negeri
tidak akan mungkin membeli barang hasil produksi dalam negeri di luar negeri.
Selain itu, permintaan terhadap barang hasil produksi dalam negeri kurang elasis
dibandingkan dengan luar negeri yang memiliki struktur pasar persaingan sempurna
atau kekuatan monopoli dalam negeri lebih besar dibandingkan dengan luar negeri.
f. Larangan ekspor
Suatu Negara pada suatu saat melarang hasil produksinya untuk dijual ke
Negara tertentu. Misalnya, Amerika Serikat pernah melarang ekspor hasil
persenjataannya ke Indonesia. Hal tersebut terkait dengan isu pelanggaran hak asasi
manusia yang dilakukan oleh TNI. Pelarangan ekspor hasil produksi suatu Negara
ke Negara lain sangat dipengaruhi oleh fakor politik dan keamanan Negara.
b. Larangan impor
Seaandainya suatu Negara melarang impor mobil maka industri dalam negeri
yang memproduksi atau merakit mobil akan memperoleh proteksi. Dalam hal ini,
proteksi terebut bersifat mutlak, yaitu mobil impor sama sekali tidak
diperkenankan menyaingi mobil buatan dalam negeri.
c. Kuota
Adakalanya pemerintah sama sekali tidak melarang impor suatu barang,
namun tidak berkehendak untuk menggunakan tarif (karena mungkin dianggap
bisa meningkatkan harga dalam negeri). Pemerintah dapat memilih untuk
mengenakan kuota atau jumlah maksimum yang bisa diimpor. Kebijakan seperti
ini pun dapat memberikan proteksi kepada industri dalam negeri.
Bab II
Asas dan Tujuan
Pasal 2
Kebijakan Perdagangan disusun berdasarkan asas:
a. kepentingan nasional;
b. kepastian hukum;
c. adil dan sehat;
d. keamanan berusaha;
e. akuntabel dan transparan;
f. kemandirian;
g. kemitraan;
h. kemanfaatan;
i. kesederhanaan;
j. kebersamaan; dan
k. berwawasan lingkungan.
Pasal 3
Artikel 1
Tiongkok Buka Larangan Impor, Indonesia Siap Kirim 2 Ribu Ton
Manggis
Larangan ekspor manggis asal Indonesia ke pasar Tiongkok sudah terjadi sejak 2013
karena dianggap tidak memenuhi standar mutu.
Senin 29/1/2018, 16.16 WIB
Oleh : Michael Reily
Pedagang melayani pembeli buah Manggis di pinggir jalan lintas nasional Banda Aceh
Medan, Pidie Jaya, Aceh, Sabtu (17/12). Buah Manggis yang khas daerah setempat
digemari para pengguna jalan untuk oleh oleh dari Pidie Jaya yang dijual pedagang Rp.15
ribu ANTARA FOTO/RAHMAD
Indonesia dan Tiongkok menyepakati protokol persyarakatan fitonasanitari manggis
terkait pembukaan larangan ekspor sejak 11 Desember 2017. Menyambut kebijakan
tersebut, Indonesia menyatakan siap mengirim 2 ribu ton manggis guna memenuhi
permintaan Tiongkok.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini menyatakan
pemerintah bakal segera memanfaatkan keputusan protokol tersebut. “Tiongkok minta
manggis kita minimal 2 ribu ton sudah masuk sebelum Imlek,” kata Banun di Jakarta,
Senin (29/1).
Menurut Banun, larangan ekspor manggis asal Indonesia ke pasar Tiongkok sudah terjadi
sejak 2013. Larangan pada produk manggis Indonesia diterapkan karena sebelumnya
pernah ditemukan hama serta pestisida secara berlebih sehingga dianggap tidak memenuhi
standar mutu negara pemesan.
Dengan begitu, selama lima tahun terakhir manggis Indonesia sulit menembus pasar
Tiongkok, meskipun manggis termasuk salah satu komoditas yang dicari. “Mereka larang
masuk langsung dari Indonesia tapi ambil dari Malaysia, Vietnam, Thailand sehingga nilai
tambah dikantongi negara perantara, bukan kita,” ujarnya.
Kebijakan itu pun dinilai merugikan. Indonesia bahkan sudah tiga kali membawa masalah
pelarangan ekspor manggis ke forum World Trade Organization (WTO) yaitu pada
Oktober 2016, Maret 2017, dan November 2017. Hingga akhirnya kesepakatan protokol
dilakukan pada Desember 2017.
Protokol fitosanitari nantinya bakal memberikan akses pasar langsung bagi manggis
Indonesia ke Tiongkok dan mensyaratkan kebun manggis sudah terdaftar oleh pemerintah,
rumah kemas yang sudah tercatat, dan juga bebas dari hama. PT. Agung Mustika Selaras,
selaku eksportir buah manggis dikabarkan telah mengirim 1 ton buah mengawali
peluncuran kembali ekspor manggis Indonesia ke Tiongkok pekan lalu.
Ke depan, Banun menekankan pihaknya agar melakukan proses sortasi dan pengemasan
untuk memastikan tidak ada lagi hama dan serangga hidup seperti kutu putih, semut, dan
serangga hidup lainnya yang terbawa. Proses pengawasan sebelum pengemasan manggis
nantinya juga dilakukan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP).
Sumber :https://economy.okezone.com/read/2017/01/19/320/1595544/40-perdagangan-
internasional-melalui-laut-indonesia diakses pada 30 April 2018 pukul 08.22 WIB.
Artikel 2
Kemenperin: Kuota Impor Garam Tak Bisa Masukkan Asumsi
Produksi Lokal
Kemenperin menyatakan saat penentuan kuota impor belum ada produksi garam lokal.
Petani memanen garam di area pertanian Desa Kedungmalang, Jepara, Jawa Tengah,
Kamis (20/7). ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO
Penggunaan (i+ii+iii)
5. 3.553.657 3.983.280 3.553.657 3.983.280
***
i.Industri Manufaktur
2.894.915 3.306.819 2.894.915 3.306.819
(a+b+c+d+e)
Keterangan:
* Realisasi Impor per November 2017 versi BPS
** Proyeksi produksi garam rakyat 2018
*** Data survei bersama KKP, BPS dan Kementerian Perindustrian
(Sumber: berbagai sumber diolah Katadata.co.id)
Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) Jakfar Sodikin heran dengan
perhitungan keputusan impor garam yang tak mempertimbangkan produksi garam lokal.
Secara siklus tahunan, petani garam akan mulai panen pada Juni-November. Tahun ini
perkiraan produksi 2018 sebesar 1,5 juta-1,7 juta ton per tahun.
Jakfar mengatakan, pemerintah dapat membuat keputusan impor di saat stok garam tak
tersedia, selanjutnya menyesuaikan dengan produksi garam lokal. "Seharusnya impor
tidak sekaligus, bisa dibagi dalam dua termin, untuk kebutuhan industri bisa di semester
pertama, selanjutnya menunggu produksi garam lokal," kata Jakfar.
Jakfar mengatakan, produksi garam lokal memang sempat turun pada 2016 sekitar 138
ribu ton, karena curah hujan yang tinggi meski di musim kemarau. Produksi garam yang
anjlok, katanya, merupakan siklus 5-6 tahun. Sebelumnya pada 2010 pun garam lokal
anjlok di bawah 50 ribu ton.
Namun di luar masa paceklik, produksi garam lokal dapat maksimal. Pada 2015, produksi
garam lokal mencapai 2,1 juta ton atau tertinggi dalam rentang 2010-2017. Sementara
pada 2017, produksi garam lokal mencapai 900 ribu ton.
Saat ini, kata Jakfar, petambak garam lewat bantuan KKP telah menggunakan teknologi
yang dapat menggenjot produksi garam lokal. "Telah digunakan diberbagai tempat dan
hasilnya memuaskan, maka kami optimistis produksi garam lokal bisa meningkat," kata
Jakfar.
Hingga kini, realisasi impor garam telah mencapai sebanyak 3,046 juta ton dari kuota 3,7
juta ton atau yang paling tertinggi dalam sejarah impor garam Indonesia. Realisasi izin
impor garam pertama kali pada 4 Januari 2018 sebanyak 2,37 juta ton.
Kemudian izin impor garam sebanyak 676 ribu ton kembali diterbitkan setelah Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengendalian Impor Komoditas
Perikanan dan Komoditas Pergaraman sebagai Bahan Baku dan Bahan Penolong Industri.
PP impor garam ini mengubah kewenangan rekomendasi impor garam dari KKP ke
Kemenperin.
Setelah realisasi izin impor 676 ribu ton pada 16 Maret, Kementerian Perindustrian
mempertimbangkan pengurangan kuota 3,7 juta ton. Sigit mengatakan sebanyak 600-750
ribu ton dari jatah rencana impor garam dapat disbutitusi dengan garam lokal.
Menurut Sigit, garam produksi lokal ini nantinya dapat digunakan untuk industri kecil dan
menengah. Alasannya, industri kecil dan menengah tak memerlukan teknologi tinggi
untuk mengolah garam yang disuplai.
"Lalu garam untuk pengasinan ikan itu kan enggak perlu garam impor, itu bisa disuplai
garam lokal. Kalau ada garam lokalnya, kalau tidak ada garam lokalnya baru diimpor,"
kata dia.
Dalam kesempatan berbeda, Sigit mencoba meluruskan dan menjelaskan lebih detail
persoalan tersebut. Menurut dia, keputusan kuota impor mengacu pada data stok garam
dua tahun terakhir. Besarannya hanya 200 ribu ton dan 900 ribu ton, serta di awal tahun
2018 ini sama sekali tak tersedia. Alhasil, pemerintah memutuskan kebutuhan garam 3,7
juta ton dipenuhi seluruhnya dari impor.
Namun, Kemenperin sebagai pemberi rekomendasi impor garam akan memantau
perkembangan produksi lokal yang akan panen pada bulan Juni hingga Oktober
mendatang. Bila produksi garam lokal tersedia, Kemenperin tak akan memberikan
rekomendasi sisa kuota impor garam sekitar 700 ribu ton
Sumber :https://katadata.co.id/berita/2018/03/27/kemenperin-kuota-impor-garam-tak-bisa-
masukkan-asumsi-produksi-lokal diakses pada 30 April 2018 pukul 08.30 WIB.
SUMBER BELAJAR
1. Rahardja, Pratama dan Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
2. Mulyani Endang. 2016. Ilmu ekonomi 2 untuk kelas XI SMA dan MA. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
3. UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.
4. Buku-buku ekonomi penunjang yang relevan.
Sumber Internet