Anda di halaman 1dari 17

BAHAN AJAR

Sekolah : SMA Negeri ……………………………………………


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Perdagangan Internasional
Sub Materi : Kebijakan Perdagangan Internasinal dan Tujuannya
Waktu : 4x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui penyampaian materi, tanya jawab, diskusi, penugasan, dan kajian pustaka
peserta didik menunjukkan sikap disiplin, kerjasama, santun, mandiri dan dapat memiliki
pengetahuan mengidentifikasikan kebijakan perdagangan internasional, menyimpulkan
tujuan kebijakan perdagangan internasional serta keterampilan dalam menyajikan hasil
analisis melalui presentasi tentang kebijakan perdagangan internasional di Indonesia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian


3.9 Menganalisis konsep dan kebijakan perdagangan internasional.
3.9.1 Mengidentifikasikan kebijakan perdagangan internasional.
3.9.2 Menyimpulkan tujuan kebijakan perdagangan internasional.
4.9 Menyajikan hasil analisis dampak kebijakan perdagangan internasional.
4.9.1 Mempresentasikan hasil analisis tentang kebijakan perdagangan internasional di
Indonesia.
Peta Konsep

Kebijakan Perdagangan
Internasional

Bidang Ekspor Bidang Impor Tujuan

melindungi Industri
Subsidi Tarif atau sektor-sektor
lain di dalam negeri

mengurangi defisit
Premi Larangan Impor saldo neraca
perdagangan

Kontrol Valuta Kuota meningkatkan


Asing kesempatan kerja

International
Commodity
Agreement

Politik Dumping

Larangan Ekspor
Faktual KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI INDONESIA

Artikel 1

Kemendag Targetkan Raup Nilai Transaksi Rp 20 Triliun di Pameran


Produk RI

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Arlinda (Dok Foto :
Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)

Liputan6.com, Jakarta -Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali membuka ajang


pameran produk-produk Indonesia bertajuk Trade Expo Indonesia (TEI) 2018. Event
akbar yang digelar untuk ke-33 kalinya ini akan diselenggarakan pada 24-28 Oktober
2018 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City Tangerang.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Arlinda


mengatakan, pada pameran dagang berkelas internasional kali ini, TEI 2018 menargetkan
nilai transaksi sebesar US$ 1,5 miliar dan 28 visitors dari 125 negara. Kemendag juga
menargetkan 1.110 peserta untuk berpartisipasi dalam pameran tersebut.

Jika dihitung dengan asumsi kurs rupiah (Jisdor) 13.800 per dolar AS, maka nilai transaksi
tersebut mencapai sekitar Rp 20,70 triliun.

"Menteri Perdagangan optimistis hasil TEI 2018 akan berkontribusi signifikan bagi kinerja
ekspor Indonesia baik jangka panjang maupun pendek. Mengingat, TEI 2017 berhasil
melampaui target transaksi yang dipatok di US$ 1,1 miliar, tapi mampu membukukan
transaksi sebesar US$ 1,4 miliar," kata Arlinda di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat
(20/4/2018).

Trade Expo Indonesia 2018 kali ini, mengusung tema 'Creating Product for Global
Opportunities' dengan menyuguhkan lebih dari 300 produk dan jasa yang berkualitas dan
berdaya saing tinggi. Nantinya produk tersebut akan dibagi menjadi delapan zona, yaitu
Nusantara Culinary, Crafts and Lifestyle Products, Furniture, Creative Products and
Services, Manufacturing Products, Food and Beverage Products, Local Champion
Products.

"Setiap hall akan dilengkapi dengan buyer service area yang siap melayani kebutuhan para
buyer selama pameran," imbuhnya.

Arlinda juga menyebut, ajang bertaraf internasional kali ini adalah sebagai barometer
peningkatan citra dan eskpor Indonesia yang berkesinambungan. Sebab, TEI menyediakan
berbagai produk-produk berdaya saing dan menunjukan kesiapan Indonesia dalam
bermitra dengan para pelaku seluruh dunia dalam mengembangkan bisnis di kancah
perdagangan global.

"Ribuan produk unggulan Indonesia akan ditampilkan dalam ajang pameran dagang
berkelas internasional ini. Pameran ini diharapkan mampu berkontribusi pada ekonomi
nasional dan mendongkrak ekspor produk-produk dalam negeri," kata dia.

Untuk itu, Airlanda juga meminta dukungan dari semua kementerian atau lembaga terkait
serta pihak-pihak terkait seperti Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), asosiasi,
para pelaku usaha, event organizer, dan penyedia tempat acara agar TEI tahun ini berjalan
lancar.

"Untuk menyukseskan Trade Expo Indonesia 2018, tentunya diperlukan sinergi dan kerja
sama yang erat dengan berbagai pihak," tandasnya.

Reporter : Dwi Aditya Putra

Sumber : https://www.liputan6.com/bisnis/read/3472348/kemendag-targetkan-raup-nilai-
transaksi-rp-20-triliun-di-pameran-produk-ri?source=search diakses pada 3- April 2018
pukul 09.00 WIB

Artikel 2

Ekspor Biofuel RI Bakal Dilarang Masuk, Mendag Siap Panggil Dubes


Norwegia

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengaku


telah mendengar adanya rencana Norwegia untuk melarang impor bahan bakar nabati
(biofuel) berbasis minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) asal Indonesia.

Bila ini terjadi, kata Mendag bisa memicu terjadinya perang dagang antar kedua negara.

Enggartiasto mengaku mendapatkan informasi ini dari Duta Besar RI di Oslo. Pemerintah
Norwegia berencana melarang pengadaan publik (public procurement) untuk biofuel
CPO.

"Saya mendapatkan kabar rencana pelarangan itu dari duta besar kita di sana. Saya akan
segera panggil Duta Besar Norway (Norwegia) untuk mengecek kebenarannya," kata
Mendag Enggar di Jakarta, Rabu (14/3/2018).

Jika Norwegia benar melarang pengadaan publik (public procurement) untuk biofuel
CPO, Mendag menegaskan jika ini menjadi pertanda akan terjadinya perang dagang.

"Ini sudah tidak benar kalau begini, dan kita akan sampaikan kepada mereka you start
trade war. Perang dagang dimulai kalau sudah seperti itu karena sangat tidak adil," tegas
dia.

Menurutnya, larangan tersebut merupakan bentuk persaingan tidak sehat pada industri
minyak nabati domestik di Norwegia.

Padahal, saat ini standar lingkungan industri sawit Indonesia (ISPO) sudah mendekati
standar global The Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

"Standar lingkungan industri sawit kita (ISPO) sudah mendekati standar global RSPO.
Mereka minta batasnya 80 persen saya bilang kita sudah 85-90 persen. Saya tidak
keberatan sawit diperlakukan apa pun kalau itu diberlakukan dengan adil," terang
Mendag.

Oleh karena itu, dia berharap perusahaan-perusahaan sawit Indonesia yang memiliki jalur
pemasaran di Eropa dapat terus mengampanyekan jika kelapa sawit lebih menyehatkan
daripada minyak nabati yang lain.

"Saya harap Gapki dapat menyatukan pemikiran seluruh industri sawit tanah air dalam
mendukung kampanye ini," tandasnya.

Reporter: Desi Aditia Ningrum

Sumber :https://www.liputan6.com/bisnis/read/3373667/ekspor-biofuel-ri-bakal-dilarang-
masuk-mendag-siap-panggil-dubes-norwegia?source=search diakses pada 30 April 2018
pukul 09.00 WIB.
Konseptual KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN TUJUANNYA
I. Pengertian kebijakan perdagangan internasional
Jika membicarakan kebijakan perdagangan internasional, kita harus memandang
dari dua segi, yaitu segi ekspor dan impor. Keduanya memiliki permasalahan yang
berbeda. Sebagai eksportir, persoalan yang dihadapi berkaitan dengan masalah
penyediaan barang dan cara memasarkan. Adapun sebagai importir persoalannya
berkaitan dengan cara permasaran barang-barang yang akan impor serta cara
kemungkinan melakukan produksi barang-barang subtitusi impor. Kita mengenal
berbagai instrument untuk melaksanakan kebijaksanaan ekspor dan impor. Namun,
tidak semua kebijaksanaan tersebut dapat dilasanakan secara bersama-sama. Hal ini
bergantung pada masalah yang sedang dihadapi serta sarana dan prasarana yang
menunjang keberhasilan kebijaksanaan tersebut.
Kebijakan adalah suatu kecermatan, ketelitian dan langkah yang diambil untuk
mengatasi sesuatu masalah. Kebijakan diambil berdasarkan fakta-fakta dan
pengalaman masa lalu. Kebijakan perdagangan internasional adalah rangkaian tindakan
yang akan diambil untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan
internasional guna melindungi kepentingan nasional.

II. Jenis-jenis kebijakan perdagangan internasional


Berikut ini beberapa kebijakan perdagangan internasional yang ditetapkan oleh
pemerintah :
1. Kebijakan perdagangan internasional di bidang ekspor
a. Subsidi
Ekspor mempunyai peranan penting bagi perekonomian suatu Negara. Ekspor
dapat berperan sebagai motor untuk membangun perekonomian suatu Negara atau
pemerintah. Ekspor makin besar berarti devisa makin besar dan makin besar pula
kemungkinan-kemungkinan yang bisa dicapai dengan devisa itu untuk memenuhi
kebutuhan ekonominya. Untuk mencapai maksud tersebut, cara yang dapat dilakukan
pemerintah adalah dengan memberikan subsidi kepada produsen dalam negeri.
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang
memproduksi, menjual, mengekspor, ataupun mengimpor barang dan jasa untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak.
Subsidi diberikan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri dari
persaingan dengan barang impor. Akibat permberian subsidi, maka harga jual dari
barang yang dibuat oleh industri tersebut bisa menjadi lebih murah daripada harga
impor tanpa tarif. Ini berarti industri dalam negeri dapat bersaing dengan barang
impor atau jika perbedaan harga tersebut cukup besar yang membuat konsumsi dalam
negeri tidak ada yang membeli barang impor. Subsidi ini dapat berbentuk keringanan
pajak, tarif angkutan yang murah, atau kredit bank yang murah. Kebijakan subsidi
tidak merugikan konsumen, sehingga lebih baik daripada kebijakan lainnya. Alasan
kebijakan subsidi lebih baik daripada kebijakan lainnya:
a) Subsidi diberikan secara terbuka, sehingga masyarakat bisa menilai manfaat atau
kerugiannya.
b) Subsidi tersebut dibiayai dengan cara yang lebih adil karena tidak terjadi distribusi
pendapatan produk kepada konsumen.

b. Premi
Permi adalah kebijakan perdagangan internasional berupa kemudahan-
lemudahan yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan dalam meningkatkan
ekspornya. Misalnya, penghargaan untuk kualitas barang yang memenuhi standar
kualitas ekspor, penyederhanaan prosedur ekspor, biaya ekspor yang murah dan
penyediaan fasilitas pelabuhan ekspor memadai. Permi akan mengurangi harga jual
produk karena oleh pengusaha biasanya digunakan untuk mengurangi beban produksi
dengan harapan bila harga jual produk murah maka permintaan masyarakat akan
meningkat sehingga produksi akan meningkat pula.

c. Kontrol valuta asing (Exchange control)


Kontrol valuta asing adalah jika pemerintah berusaha untuk mengatur alat-alat
pembayaran luar negeri secara langsung, baik dengan berusaha untuk memegang
monopoli pemilikan valuta asing, mengatur penggunaannya, maupun mengatur
tingkat kursnya. Tujuan exchange control antara lain:
1) Menutup kemungkinan ketidakseimbangan neraca pembayaan termasuk di
dalamnya mencegah mengalirnya modal ke luar negeri.
2) Memudahkan penyelenggaraan rencana pembangunan nasional.
3) Melindungi industri dalam negeri.
4) Meningkatkan pendapatan Negara.
5) Memperkuat posisi Negara itu dalam melakukan bargaining untuk perjanjian-
perjanjian perdagangan dengan Negara lain.
6) Memperluas ekspor terutama menghadapi Negara-negara yang melaksanakan
kontrol valuta asing.

d. International commodity agreement


International commodity agreement adalah perjanjian internasional yang biasa
diadakan oleh Negara-negara pengeksporan barang-barang yang sama. Hal tersebut
dilakukan untuk memperkuat kedudukannya dipasar internasional dan
menghilangkan persaingan di antara mereka sendiri. Biasanya, perjanjian semacam
ini diadakan okeh Negara-negara penghasil bahan-bahan mentah yang
penawarannya melebihi permintaan di pasar dunia. Dengan demikian, harga selelu
cenderung turun atau tergantungnya permintaan. Contoh perjanjian seperti ini
adalah OPEC dan The International Coffee Agreement.

e. Politik dumping
Politik dumping adalah kebijakan dalam perdagangan internasional yang
dilakukan dengan menjual produk diluar negri lebih murah daripada di dalam
negeri. Politik dumping bertujuan untuk menguasai pasar suatu produk di luar
negeri.
Politik dumping dapat diterapkan dengan syarat, konsumen di dalam negeri
tidak akan mungkin membeli barang hasil produksi dalam negeri di luar negeri.
Selain itu, permintaan terhadap barang hasil produksi dalam negeri kurang elasis
dibandingkan dengan luar negeri yang memiliki struktur pasar persaingan sempurna
atau kekuatan monopoli dalam negeri lebih besar dibandingkan dengan luar negeri.

f. Larangan ekspor
Suatu Negara pada suatu saat melarang hasil produksinya untuk dijual ke
Negara tertentu. Misalnya, Amerika Serikat pernah melarang ekspor hasil
persenjataannya ke Indonesia. Hal tersebut terkait dengan isu pelanggaran hak asasi
manusia yang dilakukan oleh TNI. Pelarangan ekspor hasil produksi suatu Negara
ke Negara lain sangat dipengaruhi oleh fakor politik dan keamanan Negara.

2. Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor


a. Tarif
Penetapan tarif atau bea masuk yang cukup tinggi terhadap suatu barang impor
menjadikan harga barang impor dipasar dalam negeri menjadi lebih tinggi. Dengan
demikian, harga barang yang sama di dalam negeri dapat bersaing dengan barang
impor tersebut. Jadi, tarif atau bea masuk merupakan salah satu cara untuk memberi
proteksi kepada industri dalan negeri. Namun, ada kemungkinan bahwa karena
kebutuhan APBN, tarif dikenakan untuk memperoleh pendapatan negara.

b. Larangan impor
Seaandainya suatu Negara melarang impor mobil maka industri dalam negeri
yang memproduksi atau merakit mobil akan memperoleh proteksi. Dalam hal ini,
proteksi terebut bersifat mutlak, yaitu mobil impor sama sekali tidak
diperkenankan menyaingi mobil buatan dalam negeri.

c. Kuota
Adakalanya pemerintah sama sekali tidak melarang impor suatu barang,
namun tidak berkehendak untuk menggunakan tarif (karena mungkin dianggap
bisa meningkatkan harga dalam negeri). Pemerintah dapat memilih untuk
mengenakan kuota atau jumlah maksimum yang bisa diimpor. Kebijakan seperti
ini pun dapat memberikan proteksi kepada industri dalam negeri.

III. Tujuan kebijakan perdagangan internasional


Kebijakan perdagangan internasional diterapkan baik dalam kegiatan impor
maupun dalam kegiatan ekspor. Kebijakan perdagangan internasional untuk impor
ditunjukan untuk mengatasi dampak buruk dari mengimpor barang. Ada beberapa
keburukan mengimpor suatu barang. Salah satunya adalah perusahaan dalam
negeri yang memproduksi jenis barang yang sama akan gulung tikar karena kalah
bersaing dengan barang impor. Untuk itulah, pemerintah harus melindungi atau
bertindak untuk mengatasi keburukan itu dengan jalan memberi perlindungan
(proteksi). Sama halnya dengan kebijakan perdagangan internasional di bidang
ekspor juga ditunjukan untuk melindungi produksi dalam negeri di samping
memperoleh keuntungan.
Kebijakan dalam perdagangan internasional dibuat pemerintah dengan tujuan
untuk melindungi produksi dalam negeri terhadap persaingan barang impor di
pasar dalam negeri. Selain itu ada beberapa tujuan lain dari kebijakan tersebut.
Tujuan tersebut, yaitu:
a. Melindungi industri atau sektor-sektor lain di dalam negeri
Negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya masih rendah dan
masih belum kuat cenderung menerapkan proteksi terhadap produkproduk serupa
dari luar negeri (impor). Khusus untuk sektor industri, kebijakan ini disebut
kebijakan industri anak/muda (Infant Industry), karena tujuannya adalah untuk
melindungi industri-industri di dalam negeri yang baru berdiri atau sedang tumbuh
dari persaingan barang-barang impor. Dengan cara itu, industri yang dilindungi
tersebut dapat mengembangkan atau memperkuat diri tanpa ada ancaman tergusur
dari pasar dalam negeri oleh produk-produk serupa dengan harga lebih murah dan
kuantitas lebih baik dari industri-industri di luar negeri yang sudah mapan.
b. Mengurangi defisit saldo neraca perdagangan
Banyak NSB (Negara Sedang Berkembang) mengalami defisit di dalam saldo
neraca perdagangan karena sangat tergantung pada impor, sementara ekspor
mereka relatif kecil atau total nilainya terus menurun karena harga dari
komoditikomoditi primer, khususnya pertanian, yang menjadi ekspor utama
mereka di pasar dunia terus merosot. Untuk mengurangi deficit tersebut yang
berarti menghindari dari kelangkaan cadangan devisa (menghemat pemakaian
devisa), kebijakan substitusi impor/ proteksi biasanya menjadi pilihan utama.
c. Meningkatkan kesempatan kerja
Strategi pembangunan ekonomi atau industri dengan kebijakan substitusi
impor juga sering diterapkan di banyak NSB sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan kesempatan kerja di dalam negeri. Negara yang sector industrinya
belum kuat terancam akan hancur jika impor sepenuhnya dibebaskan, yang
selanjutnya berarti peningkatan jumlah pengangguran, terutama di negara-negara
yang sektor padat karya lainnya seperti pertanian, jasa, dan perdagangan tidak
mampu menyerap pertumbuhan angkatan kerja mengikuti pertumbuhan jumlah
penduduk.

Prinsipal UNDANG-UNDANG NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN

Bab II
Asas dan Tujuan
Pasal 2
Kebijakan Perdagangan disusun berdasarkan asas:

a. kepentingan nasional;
b. kepastian hukum;
c. adil dan sehat;
d. keamanan berusaha;
e. akuntabel dan transparan;
f. kemandirian;
g. kemitraan;
h. kemanfaatan;
i. kesederhanaan;
j. kebersamaan; dan
k. berwawasan lingkungan.

Pasal 3

Pengaturan kegiatan Perdagangan bertujuan:

a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;


b. meningkatkan penggunaan dan Perdagangan Produk Dalam Negeri;
c. meningkatkan kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan pekerjaan;
d. menjamin kelancaran Distribusi dan ketersediaan Barang kebutuhan pokok dan Barang
penting;
e. meningkatkan fasilitas, sarana, dan prasarana Perdagangan;
f. meningkatkan kemitraan antara usaha besar dan koperasi, usaha mikro, kecil, dan
menengah, serta Pemerintah dan swasta;
g. meningkatkan daya saing produk dan usaha nasional;
h. meningkatkan citra Produk Dalam Negeri, akses pasar, dan Ekspor nasional;
i. meningkatkan Perdagangan produk berbasis ekonomi kreatif;
j. meningkatkan pelindungan konsumen;
k. meningkatkan penggunaan SNI;
l. meningkatkan pelindungan sumber daya alam; dan
m. meningkatkan pengawasan Barang dan/atau Jasa yang diperdagangkan.

Metakognitif ANALISIS KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI INDONESIA

Artikel 1
Tiongkok Buka Larangan Impor, Indonesia Siap Kirim 2 Ribu Ton
Manggis

Larangan ekspor manggis asal Indonesia ke pasar Tiongkok sudah terjadi sejak 2013
karena dianggap tidak memenuhi standar mutu.
Senin 29/1/2018, 16.16 WIB
Oleh : Michael Reily

Pedagang melayani pembeli buah Manggis di pinggir jalan lintas nasional Banda Aceh
Medan, Pidie Jaya, Aceh, Sabtu (17/12). Buah Manggis yang khas daerah setempat
digemari para pengguna jalan untuk oleh oleh dari Pidie Jaya yang dijual pedagang Rp.15
ribu ANTARA FOTO/RAHMAD
Indonesia dan Tiongkok menyepakati protokol persyarakatan fitonasanitari manggis
terkait pembukaan larangan ekspor sejak 11 Desember 2017. Menyambut kebijakan
tersebut, Indonesia menyatakan siap mengirim 2 ribu ton manggis guna memenuhi
permintaan Tiongkok.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini menyatakan
pemerintah bakal segera memanfaatkan keputusan protokol tersebut. “Tiongkok minta
manggis kita minimal 2 ribu ton sudah masuk sebelum Imlek,” kata Banun di Jakarta,
Senin (29/1).
Menurut Banun, larangan ekspor manggis asal Indonesia ke pasar Tiongkok sudah terjadi
sejak 2013. Larangan pada produk manggis Indonesia diterapkan karena sebelumnya
pernah ditemukan hama serta pestisida secara berlebih sehingga dianggap tidak memenuhi
standar mutu negara pemesan.
Dengan begitu, selama lima tahun terakhir manggis Indonesia sulit menembus pasar
Tiongkok, meskipun manggis termasuk salah satu komoditas yang dicari. “Mereka larang
masuk langsung dari Indonesia tapi ambil dari Malaysia, Vietnam, Thailand sehingga nilai
tambah dikantongi negara perantara, bukan kita,” ujarnya.
Kebijakan itu pun dinilai merugikan. Indonesia bahkan sudah tiga kali membawa masalah
pelarangan ekspor manggis ke forum World Trade Organization (WTO) yaitu pada
Oktober 2016, Maret 2017, dan November 2017. Hingga akhirnya kesepakatan protokol
dilakukan pada Desember 2017.
Protokol fitosanitari nantinya bakal memberikan akses pasar langsung bagi manggis
Indonesia ke Tiongkok dan mensyaratkan kebun manggis sudah terdaftar oleh pemerintah,
rumah kemas yang sudah tercatat, dan juga bebas dari hama. PT. Agung Mustika Selaras,
selaku eksportir buah manggis dikabarkan telah mengirim 1 ton buah mengawali
peluncuran kembali ekspor manggis Indonesia ke Tiongkok pekan lalu.
Ke depan, Banun menekankan pihaknya agar melakukan proses sortasi dan pengemasan
untuk memastikan tidak ada lagi hama dan serangga hidup seperti kutu putih, semut, dan
serangga hidup lainnya yang terbawa. Proses pengawasan sebelum pengemasan manggis
nantinya juga dilakukan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP).
Sumber :https://economy.okezone.com/read/2017/01/19/320/1595544/40-perdagangan-
internasional-melalui-laut-indonesia diakses pada 30 April 2018 pukul 08.22 WIB.

Artikel 2
Kemenperin: Kuota Impor Garam Tak Bisa Masukkan Asumsi
Produksi Lokal
Kemenperin menyatakan saat penentuan kuota impor belum ada produksi garam lokal.

Selasa 27/3/2018, 20.09 WIB


Oleh : Dimas Jarot Bayu dan Yuliawati

Petani memanen garam di area pertanian Desa Kedungmalang, Jepara, Jawa Tengah,
Kamis (20/7). ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengakui keputusan kuota impor garam 2018


tak memasukan sama sekali produksi garam lokal. Alasannya, garam lokal itu belum
tersedia saat kebijakan dirumuskan di awal tahun, sementara kebutuhan industri telah
mendesak.
Perbedaan asumsi produksi garam lokal ini yang menjadi sumber perbedaan polemik di
pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
memproyeksikan produksi garam lokal sebanyak 1,5 juta ton sehingga menghitung
kebutuhan impor garam sebanyak 2,1 juta ton. Sementara Kementerian Perindustrian
memandang produksi garam lokal nol, sehingga mengusulkan impor garam 3,7 juta ton.
Kedua kementerian ini menggunakan basis data yang sama berdasarkan survei bersama
antara Badan Pusat Statistik, KKP dan Kemenperin. Ketiganya telah bersepakat kebutuhan
garam industri dan rumah tangga sebanyak 3,9 juta ton.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit
Dwiwahjono berdalih proyeksi KKP hanya sebagai asumsi saja, karena belum ada
produksi garam. Sementara sejak Januari 2018 kebutuhan industri sekitar 300 ribu ton.
"Ya kan itu belum berproduksi, itu asumsi-asumsi saja," kata Sigit di kantornya, Jakarta,
Selasa (27/3). (Baca juga: Karut Marut Lonjakan Impor Garam di Tahun Politik)
Menurut Sigit, industri tak bisa menunggu produksi lokal terealisasi sebab akan membuat
industri kesulitan beroperasi. "Kalau barangnya enggak ada repot juga, harus dipenuhi
karena industri enggak bisa berhenti," kata Sigit.
Perbedaan Neraca Garam Kemenperin vs KKP

Neraca garam versi Neraca garam versi


Kemenko/Kemenperin KKP
No Rincian
2017 2018 2017 2018

1. Stok Awal 789.939 349.505 789.939 349.505

2. Produksi 916.900 0 916.900 1.500.000 **

3. Impor 2.196.539* 2.196.539*

4. Ekspor 215 215

Penggunaan (i+ii+iii)
5. 3.553.657 3.983.280 3.553.657 3.983.280
***

i.Industri Manufaktur
2.894.915 3.306.819 2.894.915 3.306.819
(a+b+c+d+e)

a. Aneka Pangan 442.100 460.000 442.100 460.000

b. Kostik Soda 1.623.617 1.838.239 1.623.617 1.838.239

c. Farmasi 3.333 4.430 3.333 4.430


d. Kertas dan Pulp 382.628 538.752 382.628 538.752

e. Pengasinan Ikan 443.237 465.398 443.237 465.398

ii.Industri Lainnya 348.666 362.613 348.666 362.613

iii.Rumah tangga 310.076 313.848 310.076 313.848

Stok akhir (1+2+3-


6 349.505 -3.633.775 349.505 -2.133.776
(4+5)

Keterangan:
* Realisasi Impor per November 2017 versi BPS
** Proyeksi produksi garam rakyat 2018
*** Data survei bersama KKP, BPS dan Kementerian Perindustrian
(Sumber: berbagai sumber diolah Katadata.co.id)
Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) Jakfar Sodikin heran dengan
perhitungan keputusan impor garam yang tak mempertimbangkan produksi garam lokal.
Secara siklus tahunan, petani garam akan mulai panen pada Juni-November. Tahun ini
perkiraan produksi 2018 sebesar 1,5 juta-1,7 juta ton per tahun.
Jakfar mengatakan, pemerintah dapat membuat keputusan impor di saat stok garam tak
tersedia, selanjutnya menyesuaikan dengan produksi garam lokal. "Seharusnya impor
tidak sekaligus, bisa dibagi dalam dua termin, untuk kebutuhan industri bisa di semester
pertama, selanjutnya menunggu produksi garam lokal," kata Jakfar.
Jakfar mengatakan, produksi garam lokal memang sempat turun pada 2016 sekitar 138
ribu ton, karena curah hujan yang tinggi meski di musim kemarau. Produksi garam yang
anjlok, katanya, merupakan siklus 5-6 tahun. Sebelumnya pada 2010 pun garam lokal
anjlok di bawah 50 ribu ton.
Namun di luar masa paceklik, produksi garam lokal dapat maksimal. Pada 2015, produksi
garam lokal mencapai 2,1 juta ton atau tertinggi dalam rentang 2010-2017. Sementara
pada 2017, produksi garam lokal mencapai 900 ribu ton.
Saat ini, kata Jakfar, petambak garam lewat bantuan KKP telah menggunakan teknologi
yang dapat menggenjot produksi garam lokal. "Telah digunakan diberbagai tempat dan
hasilnya memuaskan, maka kami optimistis produksi garam lokal bisa meningkat," kata
Jakfar.
Hingga kini, realisasi impor garam telah mencapai sebanyak 3,046 juta ton dari kuota 3,7
juta ton atau yang paling tertinggi dalam sejarah impor garam Indonesia. Realisasi izin
impor garam pertama kali pada 4 Januari 2018 sebanyak 2,37 juta ton.
Kemudian izin impor garam sebanyak 676 ribu ton kembali diterbitkan setelah Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengendalian Impor Komoditas
Perikanan dan Komoditas Pergaraman sebagai Bahan Baku dan Bahan Penolong Industri.
PP impor garam ini mengubah kewenangan rekomendasi impor garam dari KKP ke
Kemenperin.
Setelah realisasi izin impor 676 ribu ton pada 16 Maret, Kementerian Perindustrian
mempertimbangkan pengurangan kuota 3,7 juta ton. Sigit mengatakan sebanyak 600-750
ribu ton dari jatah rencana impor garam dapat disbutitusi dengan garam lokal.
Menurut Sigit, garam produksi lokal ini nantinya dapat digunakan untuk industri kecil dan
menengah. Alasannya, industri kecil dan menengah tak memerlukan teknologi tinggi
untuk mengolah garam yang disuplai.
"Lalu garam untuk pengasinan ikan itu kan enggak perlu garam impor, itu bisa disuplai
garam lokal. Kalau ada garam lokalnya, kalau tidak ada garam lokalnya baru diimpor,"
kata dia.
Dalam kesempatan berbeda, Sigit mencoba meluruskan dan menjelaskan lebih detail
persoalan tersebut. Menurut dia, keputusan kuota impor mengacu pada data stok garam
dua tahun terakhir. Besarannya hanya 200 ribu ton dan 900 ribu ton, serta di awal tahun
2018 ini sama sekali tak tersedia. Alhasil, pemerintah memutuskan kebutuhan garam 3,7
juta ton dipenuhi seluruhnya dari impor.
Namun, Kemenperin sebagai pemberi rekomendasi impor garam akan memantau
perkembangan produksi lokal yang akan panen pada bulan Juni hingga Oktober
mendatang. Bila produksi garam lokal tersedia, Kemenperin tak akan memberikan
rekomendasi sisa kuota impor garam sekitar 700 ribu ton
Sumber :https://katadata.co.id/berita/2018/03/27/kemenperin-kuota-impor-garam-tak-bisa-
masukkan-asumsi-produksi-lokal diakses pada 30 April 2018 pukul 08.30 WIB.
SUMBER BELAJAR

1. Rahardja, Pratama dan Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
2. Mulyani Endang. 2016. Ilmu ekonomi 2 untuk kelas XI SMA dan MA. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
3. UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.
4. Buku-buku ekonomi penunjang yang relevan.

Sumber Internet

1. Putra,Dwi Aditya. https://www.liputan6.com/bisnis/read/3472348/kemendag-targetkan-


raup-nilai-transaksi-rp-20-triliun-di-pameran-produk-ri?source=search diakses pada 30
April 2018 pukul 09.00 WIB.
2. Ningrum, Desi Aditia.https://www.liputan6.com/bisnis/read/3373667/ekspor-biofuel-ri-
bakal-dilarang-masuk-mendag-siap-panggil-dubes-norwegia?source=search diakses pada
30 April 2018 pukul 09.00 WIB.
3. Reily, Michael.https://economy.okezone.com/read/2017/01/19/320/1595544/40-
perdagangan-internasional-melalui-laut-indonesia. diakses pada 30 April 2018 pukul 08.22
WIB.
4. Bayu,Dimas Jarot dan Yuliawati.https://katadata.co.id/berita/2018/03/27/kemenperin-
kuota-impor-garam-tak-bisa-masukkan-asumsi-produksi-lokal diakses pada 30 April 2018
pukul 08.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai