Disusun Oleh:
2017
A. KASUS TN.B
Tn B usia 48 tahun dengan ulkus kaki diabetikum. Ulkus terletak dipunggung kaki
kiri, dengan diameter sekitar 9 cm, kedalaman luka sekitar 4 cm, dasar luka terlihat jaringan
nekrotik sebagian dan terlihat keluar pus berbau agak busuk. Pinggir luka tidak beraturan,
dan terlihat rapuh. Kadar Gula darah naik turun dan pasien terlihat kecemasan. Pasien
mengatakan belum tahu tentang penyakitnya, diet dan aktivitas yang boleh dilakukan. Dari
pemeriksaan kadar gula darah sewaktu hasilnya naik turun. Terakhir kadar gula darahnya 350
mg/dl, dan pemeriksaan sebelumnya adalah 400 mg/dl. Nilai ABI ekstremitas bawah kiri 1.4
dan kanan 1.3. pasien mengeluh badan terasa lemas, kedua kaki terasa panas dan pegal, dan
sekitar luka terasa nyeri skala 3.
D. NORMAL DATA
Tidak terdapat data normal
E. INDIKASI TERAPI PADA KASUS TERSEBUT
Obat anti diabetik :
1. Sulfinil Urea
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien yang beratnya normal dan masih dapat
dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih.
2. Biguanid
Biguanid menurunkan kadar gula darah tapi tidak sampai dibawah normal, obat inidianjurkan
pada pasien yang gemuk ( IMT > 30) sebagai obat tunggal dan pada dengan berat lebih dapat
dikombinasi dengan golongan Sulfonil urea
3. Inhibitor α glukosida
Obat golongan ini bekerja secara kompektif menghambat kerja enzim α glukosida di dalam
saluran cerna sehingga menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemik pasca
prandial
Golongan obat baru yang mempunyai efek farmakologis meningkatkan sensitivitas insulin,
sehingga bisa mengatasi masalah resistensi insulin dalam berbagai masalah akibat resistensi insulin
tanpa menyebabkan hipoglikemia.
Indikasi pengobatan dengan insulin
1. Perbaikan sirkulasi dengan pemberian obat – obatan yang memperbaiki viskositas darah.
a. Sistematik
Pada ulkus diabetik kurva gram negatif lebih banyak ditemukan daripada gram positif, yang
paling banyak adalah staphylococcus aerus, proteus mirabillis, klebsiella pseudomonas aeruginosa
dan enterobocta. Selain antibiotik, kontrol diabetes dengan insulin.
b. Lokal
Terapi bedah
Terapi bedah untuk kaki dapat terdiri dari tindakan bedah kecil seperti insisi, pengaliran
abses, debridemen dan nefrotomi.
Prinsipnya adalah pengeluaran semua jaringan nekrotik untuk maksud eliminasi infeksi sehingga
luka dapat sembuh.Tindakan bedah berupa amputasi dilakukan berdasarkan indikasi yang tepat.
G. PENJELASAN
a) Pengertian
Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemi yang
disebabkan oleh gangguan sekresi insulin atau kerja insulin, sehingga terjadi abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein.
b) Tanda gejala
Gejala klasik poliuria, polidipsia, dan polifagia ditwmukan lebih sering pada diabetes Type 1 dan terjadi dengan
cepat.
Tanda gejala lainya meliputi:
Keletihan
Pandangan kabur
Perubahan alam perasaan
Kebas dan kesemutan pada ekstremitas
Kulit kering
Infeksi (saluran kemih, infeksi jamur vagina)
Penurunan berat badan (paling sering terjadi pada type 1)
c) Patofisiologi
Pancreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di
belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta,
karena itu disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormone insulin
yang sangt berperan dalam mengatur kadar glukosa darah.
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat
membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel glukosa tersebut
dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila isulin tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak dapat
masuk ke dalam sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalams el dengan
akibat kadar glukosa dalam darah meningkat. Keadaan inilah yang terjadi pada diabetes mellitus tipe
1.
Pada keadaan diabetes mellitus tipe 2, jumlah insulin bisa normal, bahkan lebih banyak,
tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang. Reseptor insulin ini dapat
diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan DM tipe 2, jumlah lubang
kuncinya kurang, sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya
(reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan
bakar (glukosa) dan kadar glukosa dalam darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama
dengan keadaan DM tipe 1, bdanya adalah pada DM tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi, kadar
insulin juga tinggi atau normal. Pada DM tipe 2 juga bisa ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih
tetapi kualitasnya kurang baik, sehingga gagal membawa glukosa masuk ke dalam sel. Di samping
penyebab di atas, DM juga bisa terjadi akibat gangguan transport glukosa di dalam sel sehingga
gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolism energy.
Faktor resiko :
1) Riwayat keluarga
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusiyang tidak bisa diremehkan untuk
seseorang terserang penyakit diabetes.
Usia diatas 40 tahun banyak organ-organ vital melemah dan tubuh mulai mengalami
kepekaan terhadap insulin.
7) Merokok
Asap rokok menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan dan sifatnya sangat
kompleks. Efek jangka panjang rokok sangat mengerikan.
d) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan Glukosa Darah
Sewaktu,kadar glukosa darah puasa, kemudian diikuti dengan tesToleransi Glukosa Oral Standar.
Untuk kelompok resiko tinggi DM , seperti usia dewasa tua, tekanan darah
t i n g g i , o b e s i t a s , dan adanya riwayat keluarga dan menghasilkan hasil pemeriksaan negatif, perlu
pemeriksaan penyaring setiap tahun. Bagi beberapa pasien yang berusia tua tanpa faktor resiko,
pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.
H. ANALISA DATA
No Data Masalah keperawatan Etimologi
1. Data Subjektif: Kerusakan Integritas Gangguan Metabolisme
Pasien mengeluh badan Jaringan(00044)
terasa lemas.
Pasien mengatakan kedua
kaki terasa panas dan pegal.
Data Objektif:
Terdapat ulkus kaki
diabetikum dipunggung kaki.
Diameter luka 9cm,
kedalaman 4 cm.
Dasar luka terlihat jaringan
nekrotik sebagian dan terlihat
keluar pus, bau agak busuk.
Pinggir luka tidak beraturan,
dan terlihat rapuh.
GDS 350ml/dl, sebelumnya
400mg/dl.
Kadar gula darah naik turun.
Data Subjektif:
P: Karena Ulkus kaki .
diabetikum.
Q: Nyeri seperti ditusuk-
tusuk. Nyeri akut (00132) Agen cedera biologis
2. R: Nyeri di punggung kaki
S: Skala nyeri 3.
T: Nyeri hilang timbul.
U: Pasien mengatakan belum
tau tentang penyakitnya, diet
, dan aktifitas yang boleh
dilakukan.
Data Objektif:
Pasien terlihat merintih.
Pasien terlihat cemas atau
gelisah.
Data Subjektif:
Pasien mengeluh badan
terasa lemas.
Pasien mengatakan kedua
kaki terasa panas, nyeri dan
pegal. Hambatan mobilitas Nyeri.
3. Pasien merasa tidak nyaman. fisik (00085)
Data Objektif:
Nilai ABI ekstremitas bawah
kiri 1.4 dan kanan 1.3.
I. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan gangguan metabolisme.
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
J. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
1. Kerusakan Setelah dilakukan tindakan 1.Perawatan Luka (3660)
integritas keperawatan selama 2x24 jam - Monitor
jaringan masalah kerusakan integritas karakteristik luka,
berhubungan jaringan dapat teratasi dengan termasuk
dengan kriteria hasil : drainase, warna,
gangguan 1.Integritas jaringan : Kulit & ukuran, dan bau.
metabolisme. membran mukosa (1101) - Berikan
Indikator Awal Akhir perawatan ulkus
110102 2 4 pada kulit, yang
Sensai. diperlukan.
110111 2 3 - Anjurkan pasien
Perfusi atau anggota
Jaringan. keluarga pada
110113 2 3 prosedur
Integritas perawatan luka.
Kulit.
Ket :
1. Sangat terganggu.
2. Banyak terganggu.
3. Cukup terganggu.
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu. 1.Manajemen Nyeri
(1400)
- Lakukan
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan pengkajian nyeri
Berhubungan keperawatan selama 1 x 24 jam komprehensif
dengan agen masalah nyeri dapat teratasi dengan yang meliputi
cedera biologis. kriteria hasil: lokasi,
1. Tingkat Nyeri (2102) karakteristik,
onset/durasi,
Indikator awal Akhir
frekuensi,
- Nyeri yang 3 4
kualitas,
dilaporkan.
intensitas atau
- Panjangnya
beratnya nyeri
episode nyeri. 2 4
dan faktor
- Ekspresi nyeri
pencetus.
wajah. 2 4
- Observasi adanya
petunjuk
2. Tingkat Ketidaknyamanan (2109)
nonverbal
Indikator awal Akhir mengenai
- Nyeri. 3 4 ketidaknyamanan
- Cemas. 2 4 terutama pada
- Meringis. 2 4 mereka yang
tidak dapat
berkomunikasi
secara efektif.
Keterangan: - Gali pengetahuan
1. Berat dan kepercayaan
2. Cukup berat pasien mengenai
3. Sedang nyeri.
4. Ringan - Berikan
5. Tidak ada informasi yang
akurat untuk
meningkatkan
pengetahuan dan
respon keluarga
terhadap
pengalaman
nyeri.
2.Terapi Relaksasi
(6040)
- Minta klien untuk
rileks dan
merasakan
sensasi yang
terjadi.
- Berikan
informasi tertulis
mengenai
persiapan dan
keterlibatan di
dalam teknik
relaksasi.
- Evaluasi dan
dokumentasikan
respon terhadap
terapi relaksasi.
1.Peningkatan Mekanika
Tubuh (0140)
- Kaji komitmen
pasien untuk
belajar dan
menggunakan
postur yang
benar.
- Bantu
pasien/keluarga
Hambatan untuk
3. Mobilitas Fisik Setelah dilakukan tindakan mengidentifikasi
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam latihan postur
dengan nyeri. masalah hambatan mobilitas fisik yang sesuai.
dapat teratasi dengan kriteria hasil : - Berikan
1.Ambulasi (0200) informasi tentang
kemungkinan
Indikator awal Akhir
posisi penyebab
- Menopang berat 3 4
nyeri.
badan.
- Berjalan dengan
langkah yang 3 4
efektif.
- Berjalan dengan 2 4
pelan.
K. IMPLEMENTASI
No Hari, Implementasi Respon TTDpera
Dx tanggal, wat
jam
1. Kamis, 1. Memonitor karakteristik luka, Data Objektif :
21 termasuk drainase, warna, ukuran, dan - Luka masih
Desember bau. mengeluarka
2017 2. Memberi perawatan pada ulkus kulit n pus.
10.30 yang diperlukan. - Diameter
3. Menganjurkan pasien atau anggota luka 9 cm,
keluarga pada prosedur perawatan dan
luka. kedalamann
ya 4 cm.
- Pinggir kulit
tidak
beraturan
dan rapuh.
Data Subjektif :
- Pasien
mengatakan
lukanya
panas dan
pegal.
Data Subjektif :
- Pasien
mengatakan
masih terasa
nyeri di
kaki.