Anda di halaman 1dari 3

ASPIRIN

Farmakokinetika
Pada pemberian oral, aspirin cepat diserap dari lambung dan usus halus bagian atas
menghasilkan kadar salisilat dengan kadar tertinggi dicapai kira-kira dalam 1-2 jam. Absorpsi
pada pemberian secara rektal lebih lambat dan tidak sempurna sehingga tidak dianjurkan
(Gunawan et al, 2007). Aspirin diserap secara utuh dan cepat dihidrolisis (waktu-paruh serum 15
menit) menjadi asam asetat dan salisilat oleh esterase di jaringan dan darah. Salisilat terikat
secara nonlinier ke albumin. Alkalinisasi urin meningkatkan laju ekskresi salisilat bebas dan
konjugat-konjugatnya yang larut air (Katzung et al, 2012).
Farmakodinamik
Aspirin merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai analgesik, antipiretik, dan anti-
inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik. Dosis toksis obat ini
justru memperlihatkanefek piretik sehingga pada keracunan berat terjadi demam dan
hyperhidrosis. Untuk memperoleh efek anti-inflamasi yang baik kadar plasma perlu
dipertahankan anatara 250-300 µg/mL. kadar ni tercapai dengan dosis aspirin oral 4 gram perhari
untuk orang dewasa (Gunawan et al, 2007).
Dosis
325-650 mg, peroral, setiap 3 atau 4 jam, maksimal 4 gram (Gunawan et al, 2007).
Bentuk dan Harga Sediaan
Tablet Rp 6.700/strip
Cara dan Waktu Pemberian Obat
Peroral dengan lama kerja 4-6 jam
Interaksi Obat:

1. Cefixime dapat meningkatkan kadar plasma atau efek aspirin dengan kompetisi obat
asam untuk klirens tubulus ginjal
2. Aspirin dapat meningkatkan kadar kanamisin dengan mengurangi klirens pada ginjal

Efek samping:

1. Efek samping pada pernafasan: Salisilat pada dosis terapi dapat meningkatkan konsumsi
oksigen dan produksi CO2, peningkatan PCO2 akan menyebabkan pengeluaran CO2
melalui alveoli bertambah dan PCO2 dalam plasma menurun. salisilat yang mencapai
medula, dapat langsung merangsang pusat pernapasan sehingga terjadi hiperventilasi
dengan pernapasan yang dalam dan cepat Pada keadaan intoksikasi, yang akan berakhir
dengan alkalosis respiratori (Gunawan et al, 2007).
2. Efek urikosurik: Efek ini sangat ditentukan oleh besar dosisnya. Dosis kecil (1 g atau 2g
sehari) menghambat ekskresi asam urat, sehingga kadar asam urat dalam darah
meningkat. pada dosis lebih dari 5 g perhari terjadi peningkatan ekskresi asam urat
melalui urin, sehingga kadar asam urat dalam darah menurun. Hal ini terjadi karena pada
dosis rendah salisilat menghambat sekresi tubuli sedangkan pada dosis tinggi salisilat
juga menghambat reabsorpsinya dengan hasil akhir peningkatan ekskresi asam urat. Efek
urikosurik ini bertambah bila urin bersifat basa (Gunawan et al, 2007).
3. Efek terhadap darah: Pada orang sehat aspinin dapat menyebabkan perpanjangan masa
perdarahan. Pada pemakaian obat antikoagulanan jangka lama dapat menyebabkan
perdarahan mukosa lambung. Aspirin tidak boleh diberikan pada pasien dengan
kerusakan hati berat, hipoprotrombinermia, defisiensi vitamin K dan hemofilla, karena
dapat menimbukan perdarahan (Gunawan et al, 2007).
4. Efek terhadap hati dan ginjal : Salisilat bersifat hepatotoksik. Gejala yang sering terlihat
adanya kenaikan SGOT dan SGPT, beberap pasien dilaporkan mengalami hepatomegal
anoreksia, mual dan ikterus. Apabila terjadi ikteru pengobatan dengan aspirin harus
dihentikan karena akan menyebabkan nekrosis hati yang fatal (Gunawan et al, 2007).

Kontra Indikasi

Salisilat atau aspirin dapat menimbulkan kelainan kulit berupa eritema, eksantem skarlatiniform,
pruritus, eksantem ekzematoid atau deskuamasi. Yang jarang terjadi ialah eksantem bersifat bula
atau purpura. Pada kasus ini pasien mengalami eritema, sehingga penggunaan aspirin harus
dihindari agar tidak memperparah kondisi eritemanya (Gunawan et al, 2007).

Kombinasi:

Kombinasi aspirin dengan cefixime dapat meningkatkan kadar plasma aspirin

Kombinasi aspirin dengan kanamisin dapat meningkatkan kadar kanamycin dengan mengurangi
klirens pada ginjal

Table P-Drug
Efficacy (45%) Safety (25%) Suitability (20%) Cost (10%) Total
Aspirin 22,5 12,5 8 8 51

Gunawan,S.; Setabudy,R.;Nafrialdi dan Elysabeth. (2007). Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.


Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

Trevor, A.J., Katzung, B.G., Masters, S.B. and Kruidering-Hall, M., (2012). Farmakologi dasar
& klinik.edisi 12. Jakarta. EGC.

Medscape.com. (2018). Aspirin. [online] Available at:


https://reference.medscape.com/drug/zorprin-bayer-buffered-aspirin-343279. [Accessed 21 Oct.
2018].

Anda mungkin juga menyukai