Anda di halaman 1dari 53

SALINAN

PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 142 TAHUN 2018

TENTANG

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF NASIONAL

TAHUN 20t8-2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUEILIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa


dan kontribusi usaha Ekonomi Kreatif dalam
perekonomian nasional, diperlukan kerangka strategis
pengembangan Ekonomi Kreatif nasional dalam jangka
panjang yang menjadi pedoman bagi Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah secara terintegrasi dan
kolaboratif;
b. bahwa pengembangan Ekonomi Kreatif nasional secara
terintegrasi dan kolaboratif perlu didukung dengan
kreativitas sumber daya manusia dan inovasi dalam
penumbuhan usaha kreatif yang dituangkan dalam
bentuk Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif
Nasional yang selaras dengan perencanaan
pembangunan nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Presiden tentang Rencana Induk
Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional Tahun 2Ol8-
2025;
Mengingat Pasal 4
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN PRESIDEN TENTANG RENCANA INDUK


PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF NASIONAL TAHUN
20r8-202s.

Pasal 1
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-2-
Pasal 1

Dalam Peraturan presiden ini yang dimaksud dengan:


1. Ekonomi Kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari
suatu ide atau gagasan kekayaan intelektual yang
mengandung keorisinalan, lahir dari kreativitai
intelektual manusia, berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi, keterampilan, serta warisan buaaya.
2. Rencana Induk pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional
yang selanjutnya disebut Rindekraf adalah dokumen
perencanaan dalam rangka pengembangan Ekonomi
Kreatif nasional tahun 2Olg-2O25.
3. Pemerintah Pusat adalah presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh wakil presiden
dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun rg4s.

Pasal 2

Rindekraf merupakan pedoman bagi pemerintah Pusat,


Pemerintah Daerah provinsi, dan pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dalam melaksanakan urusan
pengembangan Ekonomi Kreatif nasional.

Pasal 3

(1) Rindekraf sebagaimana dimaksud dalam pasal 2


memuat:
a. p.nsip pengembangan Ekonomi Kreatif nasional;
b. visi dan misi;
c. tujuan dan ruang 1ingkup; dan
d. arah kebijakan, sasaran, strategi, dan pemangku
kepentingan.
(21 Rindekraf sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan- bagian
tidak terpisahkan dari peraturan presiden ini.

Pasal 4
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-3-
Pasal 4

Rindekraf dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap:


a. tahap pertama dilaksanakan dalam periode 2olg-2or9;
dan
b. tahap kedua dilaksanakan dalam periode 2o2o-2o2s.

Pasal 5

(1) Pelaksanaan Rindekraf diselenggarakan oleh pemerintah


Pusat, Pemerintah Daerah provinsi, dan pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota secara sinergis dengan:
a. satuan pendidikan;
b. pelaku usaha;
c. komunitas kreatif; dan
d. media komunikasi.
(21 Untuk efisiensi dan efektivitas pengembangan Ekonomi
Kreatif nasional, perencanaan pelaksanaan Rindekraf
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bekerja sama
dengan lembaga yang membidangi urusan ekonomi
kreatif.
(3) Koordinasi penyelenggaraan Rindekraf dilaksanakan oleh
menteri yang menyelenggarakan koordinasi,
sinkronisasi, dan pengendalian urusan kementerian
dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang
perekonomian, menteri yang menyelenggarakan
koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian - urusan
kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di
bidang kemaritiman, serta menteri yang
menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, - dan
pengendalian urusan kementerian dalam
penyelenggaraan pemerintahan di bidang pembangunan
manusia dan kebudayaan.

Pasal 6

(1) Pengembangan ekosistem usaha di bidang Ekonomi


Kreatif dilaksanakan pada subsektor:
a. aplikasi dan game developer;

b.arsitektur...
PRES I DEN
REPUELIK INDONESIA

-4-
b. arsitektur;
c. desain interior;
d. desain komunikasi visual;
e. desain produk;
f. fashion;
g. film, animasi dan video;
h. fotografi;
i. kriya;
j. kuliner;
k. musik;
1. penerbitan;
m. periklanan;
n. seni pertunjukan;
o. seni rupa; dan
p. televisi dan radio.
(21 Subsektor selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat ditetapkan sebagai subsektor yang baru -"."rui
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 7

(1) Penyelenggaraan Rindekraf meliputi tahapan


perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi.
(2) Ketentuan mengenai penyelenggaraan Rindekraf
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
peraturan menteri/kepala lembaga pemerintah non
kementerian dan peraturan daerah sesuai dengan
kewenangan masing-masing.

Pasal 8

(1) Menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian,


gubernur, dan bupati/wali kota sesuai dengan
kewenangannya melakukan pemantauan dan evalulsi
terhadap penyelenggaraan Rindekraf.
(21 Menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian
menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada presiden
paling sedikit 1 (satu) kati dalam 1 (satu) tahun dan
ditembuskan kepada kepala lembaga yang membidangi
urusan ekonomi kreatif.

(3) Gubernur .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-5-
(3) Gubernur menyampaikan hasil pemantauan dan
evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Presiden melalui Menteri Dalam Negeri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
pemerintahan daerah dan ditembuskan kepada kepala
lembaga yang membidangi urusan ekonomi kreatif.
(4) Bupati/wali kota menyampaikan hasil pemantauan dan
evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Menteri Dalam Negeri melalui gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pemerintahan daerah
dan ditembuskan kepada kepala lembaga yang
membidangi urusan ekonomi kreatif.
(5) Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (21, ayat (3), dan ayat
(4), Rindekraf dapat diubah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(6) Ketentuan mengenai mekanisme pemantauan dan
evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang_
undangan.

Pasal 9

Pembiayaan yang diperlukan bagi pelaksanaan Rindekraf


bersumber dari:
a. anggaran pendapatan dan belanja negara;
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atau
c. sumber lain yang sah berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 10

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.

Agar
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-6-
Agar setiap orang mengetahui memerintahkan
pengundangan Peraturan presiden ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesial

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 201g
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 201g
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OT8


NOMOR 272

Salinan sesuai dengan aslinya


KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Asisten D eputi Bid ang Perekonomian,
D dan Pprundang-undangan,

ti Lestari
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR I42TAHUN 2018
TENTANG
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN EKONOMI
KREATIF NASIONAL TAHUN 2OI8-2O25

A. PENGERTIAN
1' Pelaku Ekonomi Kreatif adalah orang perseorangan, kelompok
atau badan usaha Indonesia yang melatukan aktiviias kreatif orang,
dan inovatif
bersumber dari keintelektualan y:ans bernilai ekonomis
Kreatif. - kegiatan
---i Ekonomi

2' Pekerja Kreatif adalah setiap orang atau kelompok orang


yang memiliki
profesi yang mendukung usaha Ekonomi Kreatif.
3' Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong berajar, *idyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan rain yang sesuai d.rrg.., kekhususannya,
berpartisipasi dalam menyelenggaiakan pendidikan. serta

4. satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan


menyelenggarakan yang
pendidikan pada jahrr formal, nonformal, dan informal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

B. PRINSIP PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF NASIONAL


Prinsip pengembangan Ekonomi Kreatif nasionar meriputi:
1' pemberdayaan sumber daya manusia kreatif untuk
kreativitasnya- menjadi produk dan/atau jasa yang mewujudkan
dilindungi oleh hak
kekayaan intelektual;
2' peningkatan literasi mengenai pola pikir desain bertujuan
mentransformasikan kreativitas menjadi inovasi; untuk
3' penciptaan karya kreatif menggunakan warisan budaya sebagai
inspirasi untuk- menciptakan- keunikan dan memperkuat jati sumber
persatuan diri,
dan kesatuan, serta eksistensi bangsa tnaonesia di forum
internasional; dan
4' pengembangan dan pemanfaatan media sebagai
saluran distribusi dan
presentasi karya dan konten kreatif lokal yang
Lert uatitas untuk
meningkatkan apresiasi dan pengakuan masyarakat Indonesia
dan dunia.
C. VISI DAN MISI
1. Visi
Ekonomi Kreatif sebagai penggerak utama pertumbuhan
nasional. ekonomi

2. Misi
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
2 Misi
Mengembangkan ekosistem Ekonomi Kreatif yang dilaksanakan melalui
pemberdayaan kreativitas sumber daya *r.r"L dan pengembangan
usaha Ekonomi Kreatif yang berdaya
".i.rg.
a' misi pemberdayaan kreativitas sumber daya manusia dilaksanakan
melalui:
1) peningkatan kapasitas pelaku Ekonomi Kreatif;
2) pembentukan dan pengembangan ruang kreatif untuk menggali,
memanfaatkan, menumbuhkembangkan, mengelola, dan
mengkonservasi kreativitas serta memanfaatkan ilmripengetahuan
dan teknologi untuk mengembangkan potensi warisari budaya
lokal;
3) peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kreativitas dan
kekayaan intelektual;
4) penyediaan infrastruktur teknologi yang memadai untuk
mendukung berkembangnya kreativitas; dan
5) pengembangan kelembagaan yang mendukung ekosistem
kreativitas.
b. misi pengembangan usaha Ekonomi Kreatif yang berdaya saing
dilaksanakan melalui:
1) peningkatan pembiayaan bagi usaha Ekonomi Kreatif;
2) peningkatan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan
sumber daya alam dan warisan buday"
usaha Ekonomi Kreatif; ".b.g.i bahan baku bagi
3) peningkatan perlindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual;
4) penyediaan infrastruktur yang memadai bagi pengembangan usaha
Ekonomi Kreatif;
5) pengembangan standardisasi dan praktik usaha yang baik untuk
usaha Ekonomi Kreatif dan karya kieatif;
6) peningkatan pemasaran dan promosi karya kreatif di dalam negeri
dan di luar negeri; dan
7) penguatan regulasi bagi pengernbangan usaha Ekonomi Kreatif.
D. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
1. Tujuan pengembangan Ekonomi Kreatif nasional adalah untuk:
a. meningkatkan daya saing pelaku Ekonomi Kreatif; dan
b' meningkatkan kontribusi usaha Ekonomi Kreatif dalam perekonomian
nasional.
2' Ruang lingkup pengembangan Ekonomi Kreatif nasional meliputi:
a' pengembangan ekosistem penumbuhkembangan kreativitas sumber
daya manusia;

b. pengembangan
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
b. pengembangan ekosistem usaha Ekonomi Kreatif;
c' peningkatan kontribusi usaha Ekonomi Kreatif dalam perekonomian
nasional; dan
d' pengarusutamaan kreativitas pada setiap sektor pembangunan
melalui:
1) peningkatan jumlah dan kualitas wirausaha kreatif dan pekerja
Kreatif yang berkiprah pada lapangan pekerjaan baik dala* ,."1i"
Ekonomi Kreatif maupun dalam toip.-6..rgrnan selain usaha
Ekonomi Kreatif; dan ".t
2) penciptaan keterkaitan dari hulu ke hilir usaha Ekonomi Kreatif
dengan berbagai industri dan jasa lainnya di seluruh sektor
pembangunan.
E. ARAH KEBIJAKAN, SASARAN, STRATEGI, DAN PEMANGKU KEPENTINGAN
1' 4I.h kebijakan, sasaran, strategi, dan pemangku kepentingan Rindekraf
dijabarkan masing-masing dalam bidang:
a. pemberdayaan pelaku Ekonomi Kreatif;
b. pengembangan kota kreatif untuk menggali, memanfaatkan,
menumbuhkembangkan, mengelola, dan *..rgtorrservasi kreativitas
serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan
budaya untuk mengembangkan potensi lokal;
c' peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kreativitas dan hak
kekayaan intelektual;
d' penyediaan infrastruktur
-teknologi yang memadai dan kompetitif
untuk mendukung berkembangnyakreativitas;
e' pengembangan kelembagaan yang mendukung ekosistem kreativitas;
f. peningkatan pembiayaan bagi usaha Ekonomi Kreatif;
g' peningkatan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan
sumber
daya alam, dan warisan budaya sebigai bahan baku bagi usaha
Ekonomi Kreatif;
h' peningkatan perlindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual;
i' penyediaan infrastruktur dan teknologi yang memadai dan
kompetitif
bagi pengembangan usaha Ekonomi Kieatif;-
j' pengembangan standardisasi dan praktik usaha yang
baik (best
practice)untuk usaha Ekonomi Kreatif dan kary" t re"tii
k' peningkatan pemasaran dan promosi karya kreatif di dalam
dan di
luar negeri; dan
l. penguatan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan
usaha
Ekonomi Kreatif.
2' Penjabaran
_?r.l yaitu kebijakan, sasaran, strategi, dan pemangku
kepentingan Rindekraf :

PENJABARAN
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
PENJABARAN ARAH KEBIJAKAN, SASARAN, STRATEGI
, DAN
PEMANGKU KEPENTINGAN

1. Pemberdayaan pelaku Ekonomi Kreatif


a. STRATEGI TAHAP r (2018-2019)
1) SASARAN : jumlah dan kualitas peraku
Meningkatnya
Ekonomi Kreatif yang didukung oleh
ketersediaan satuan pendidikan yang sesuai
dan berkualitas
2) ARAH KEBIJAKAN : pengembangan sistem pendidikan, pelatihan,
dan . ketenagakerjaan yang mendukung
dan pemberdayaan petaku Ekonoml
fl:ffiir,""n
b. STRATEGT TAHAP rr (2o2O_2O251
1) SASARAN Meningkatnya peran pelaku Ekonomi Kreatif di
berbagai sektor pembangunan
2) ARAH KEBIJAKAN Pengembangan sistem pendidikan, pelatihan,
sumb.er daya manusia yang mendorong
kontribusi Petaku Ekonomi kr."tir di seluruf,
sektor pembangunan

',ri(i
KEPEMINGAN
'Ii""'""
(sIAr(Elro{,DERSl
1 Mendorong Mengembangkan a. Kementerian
kemudahan pendirian Satuan Pendidikan di Pendidikan dan
Satuan Pendidikan di bidang Ekonomi Kebudayaan;
bidang Ekonomi Kreatif secara merata b. Kementerian
Kreatif melalui Riset,
di berbagai daerah Teknologi, dan
penyesuaian yang memiliki
persyaratan, Pendidikan Tinggi;
potensi
peningkatan kualitas pengembangan c. Kementerian
pelayanan dan usaha Ekonomi Ketenagakerjaan;
kepastian prosedur, Kreatif, terutama di d. Kementerian
serta tata cara Indonesia Tengah Perindustrian.
perizinan. dan Timur. e. Kementerian
Agama;
f. Badan Ekonomi
Kreatif;
g. Badan Koordinasi
Penanaman Modal;

h. Pemerintah. . .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
i.,

ffi
i

i
'I,,
{i

h. Pemerintah
Daerah Provinsi;
dan
i. Pemerintah
Daerah
Ka Kota.
2 Membuka Satuan Meningkatkan a. Kementerian
Pendidikan baru yang Satuan Pendidikan Pendidikan dan
sesuai dengan yang telah ditetapkan Kebudayaan;
kebutuhan usaha sesuai dengan b. Kementerian Riset,
Ekonomi Kreatif pada kebutuhan dan Teknologi, dan
Satuan Pendidikan kemajuan teknologi Pendidikan Tinggi;
yang telah ada saat ini. dunia usaha c. Badan Ekonomi
Ekonomi Kreatif. Kreatif;
d. Pemerintah Daerah
Provinsi; dan
e. Pemerintah Daerah
Kabupaten lKota.
3 Mengembangkan Meningkatkan a. Kementerian
kurikulum Satuan kualitas kurikulum
Pendidikan dan Pendidikan dan
kurikulum Satuan Pendidikan Kebudayaan;
lembaga/instansi dan kurikulum b. Kementerian Riset,
penyelenggara lembaga/instansi Teknologi, dan
pendidikan pelatihan penyelenggara
di bidang Elionomi Pendidikan Tinggi;
pendidikan pelatihan c.
Kreatif yang mengacu Kementerian
kepada praktik di bidang Ekonomi Perindustrian;
internasional terbaik Kreatif yang mengacu
d. Kementerian
(international best kepada praktik
practices) dan internasional terbaik Ketenagakerjaan;
disesuaikan dengan (international best e. Badan Ekonomi
kebutuhan usaha practices) dan Kreatif; dan
Ekonomi Kreatif f. Badan Nasional
melalui [;;i; disesuaikan dengan
";;"
dengan lembaga kebutuhan dunia Sertifikasi Profesi.
pendidikan dan usaha di berbagai
pelatihan lainnya, dan sektor yang
dengan usaha memerlukan
Ekonomi Kreatif di kompetensi Pekerja
dalam dan luar negeri.
Kreatif.

4. Menyertakan . .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-

al,$r'r ..TAHAP
.I, ;tnuep'i II
'' ,,Ft ,

4 Menyertakan materi Meningkatkan a. Kementerian


penumbuhkembangan kualitas materi Pendidikan dan
kreativitas dan pola penumbuhkembangan Kebudayaan;
pikir desain (design kreativitas dan pola b. Kementerian Riset,
thinking) dalam pikir desain (design Teknologi, dan
kurikulum sekolah thinkingl dalam Pendidikan Tinggi;
formal. kurikulum sekolah dan
formal.
c. Badan Ekonomi
Kreatif.
5 Memetakan Meningkatkan a. Kementerian
keterhubungan dan keterhubungan dan Pendidikan dan
keterpaduan antar keterpaduan antar Kebudayaan;
jenjang pendidikan jenjang pendidikan di
b. Kementerian Riset,
dan mengembangkan bidang Ekonomi
panduan Teknologi, dan
Kreatif. Pendidikan Tinggi;
keterhubungan dan
keterpaduan antara c. Kementerian
lulusan pendidikan Pariwisata; dan
menengah dan d. Badan Ekonomi
pendidikan tinggi di Kreatif.
bidang Ekonomi
Kreatif.
6 Mengembangkan Meningkatkan a. Kementerian
sistem standardisasi pengadaan sarana Pendidikan dan
sarana dan prasararla dan prasarana Kebudayaan;
pembelajaran di pembelajaran di
bidang Ekonomi b. Kementerian Riset,
bidang Ekonomi Teknologi, dan
Kreatif. Kreatif sesuai dengan Pendidikan Tinggi;
standar yang telah
ditetapkan. c. Badan Ekonomi
Kreatif;
d. Pemerintah Daerah
Provinsi; dan
e. Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.

7. Mengembangkan . .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-7 -

i.\
TAHAP II, ,

7 Mengembangkan Meningkatkan a. Kementerian


standar mutu Satuan kualitas dan jumlah Pendidikan dan
Pendidikan yang Satuan Pendidikan Kebudayaan;
berorientasi pada yang terakreditasi, b. Kementerian Riset,
standar internasional, melalui Teknologi, dan
standar nasional pendampingan
pendidikan, sistem Pendidikan Tinggi;
peningkatan standar
akreditasi Satuan mutu pendidikan di c. Kementerian
Pendidikan, dan bidang Ekonomi Pariwisata; dan
pendampingan Kreatif. d. Badan Ekonomi
peningkatan standar Kreatif.
mutu pendidikan di
bidang Ekonomi
Kreatif.
8 Mengembangkan Meningkatkan a. Kementerian
program pembelajaran kualitas dan Pendidikan dan
yang intensitas Kebudayaan;
mengikutsertakan pelaksanaan program
Pelaku Ekonomi pembelajaran yang b. Kementerian
Kreatif melalui mengikutsertakan Riset, Teknologi,
program Pelaku Ekonomi dan Pendidikan
kewirausahaan (school- Kreatif dan usaha Tinggi;
based enterprise) dan Ekonomi Kreatif. c. Kementerian
magang bekerja sama Ketenagakerjaan;
dengan usaha
Ekonomi Kreatif di d. Kementerian
dalam dan luar negeri. Pariwisata;
e. Badan Ekonomi
Kreatif;
f. Pemerintah
Daerah Provinsi;
dan
g. Pemerintah
Daerah
Kabupaten lKota.

9. Meningkatkan. . .
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
]":...'i:'.:, .+;,, .,,. . ..
,.ifiHii (i-.- :, '. r.,.:,TA[IAp I .;,r.r'
.

,"1 ,TAHAP:
i' c $,.,1
l:l:'l&'.i: ),' -
" II, ,.
i

9 Meningkatkan akses Meningkatkan a. Kementerian


dan porsi beasiswa kuantitas dan Ketenagakerjaan;
bagi Pendidik di kualitas Pendidik di
bidang Ekonomi b. Kementerian
Satuan Pendidikan
Kreatif khususnya Pendidikan dan
dan di
untuk jenjang Kebudayaan;
lembaga/instansi
pendidikan tinggi penyelenggara c. Kementerian Riset,
Strata-2 (S2) dan pendidikan pelatihan Teknologi, dan
Strata-3 (S3) yang di bidang Ekonomi Pendidikan Tinggi;
jumlahnya masih Kreatif. d. Kementerian
terbatas, serta Keuangan;
mendorong
penyetaraan sertifikat e. Badan Ekonomi
profesi Pelaku Kreatif; dan
Ekonomi Kreatif f. Badan Nasional
dengan kualifikasi Sertifikasi Profesi.
Pendidik pada jenjang
pendidikan formal.

10. Meningkatkan Meningkatkan a. Kementerian


profesionalisme kompetensi Pekerja Ketenagakerjaan;
Pekerja Kreatif melalui Kreatif sesuai
pengembangan profil b. Kementerian
kebutuhan
profesi, standar Pendidikan dan
industri/jasa lain
kompetensi, dan Kebudayaan;
yang memerlukan
sistem sertifikasi kompetensi Pekerja c. Kementerian Riset,
profesi Pekerja Kreatif Kreatif agar mampu Teknologi, dan
yang diakui secara memanfaatkan Pendidikan Tinggi;
global, pengembangan peluang pada dunia d. Badan Ekonomi
kode etik profesi usaha di berbagai Kreatif; dan
kreatif, dan kolaborasi sektor
Pekerja Kreatif lokal pembangunan. e. Badan Nasional
dengan Pekerja Kreatif Sertifikasi Profesi.
yang berpengalaman di
tingkat global.

1 1. Mengembangkan .
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9 -
,lir,l1i; r,"I,SIRATEGI.
'
'+f :&:i'.
Lr.
-., ". .:1-r:
,rNS.;
':;,''[ 'r
. 1",, , ;:. TAHAP II
, ;,.' i; (
' i ,. ,1,.

11. Mengembangkan Meningkatkan a. Kementerian


sistem untuk promosi kompetensi Ketenagakerjaan;
menghubungkan lulusan Satuan
lulusan pendidikan di Pendidikan di bidang b. Kementerian
bidang Ekonomi Ekonomi Kreatif ke Pendidikan dan
Kreatif dan Pekerja Kebudayaan;
dunia usaha di
Kreatif dengan usaha berbagai sektor, dan c. Kementerian
Ekonomi Kreatif pelaksanaan bursa Riset, Teknologi,
melalui program bursa tenaga kerja baik dan Pendidikan
tenaga kerja baik secara luring (offiine) Tinggi.
luring (offlinel maupun maupun daring
daring (onlinel.
d. Badan Ekonomi
(onlinel Kreatif;
e. Pemerintah
Daerah Provinsi;
dan
f. Pemerintah
Daerah
Kabupaten lKota.

12. Mengembangkan Meningkatkan a. Badan Ekonomi


kolaborasi antara kolaborasi antara Kreatif;
Pekerja Kreatif dengan Pekerja Kreatif
program pemerintah
b. Institusi Pusat/
dengan program Kementerian/
dan dunia usaha di pemerintah dan Lembaga Terkait;
berbagai sektor dunia usaha di
pembangunan untuk berbagai sektor
c. Pemerintah
meningkatkan daya pembangunan untuk Daerah Provinsi;
saing produk dan jasa meningkatkan daya dan
yang dihasilkan. saing produk dan d. Pemerintah
jasa yang dihasilkan. Daerah
KabupatenlKota.

2. Pengembangan
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
_ 10_
2. Pengembangan Kota Kreatif untuk Menggati, Memanfaatkan,
Menumbuhkembangkan, Mengelola, dan Mengkon".*".i Kreativitas
Memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknol,ogi, seni, dan budaya serta
Mengembangkan potensi Lokat
untuk
a. STRATEGI TAHAP r (2018-2019)
1) SASARAN Tersedianya ruang kreatif yang dapat
memberdayakan kreativitas
2) ARAH KEBIJAKAN Penciptaan ekosistem pengembangan kota
kreatif yang kondusif
b. STRATEGT TAHAP rr (2o2o_2o2sl
1) SASARAN Meningkatnya peran kota kreatif sebagai pusat
pengembangan usaha Ekonomi Kieatif,
peningkatan kualitas hidup masyarakat,
kantong inovasi, atau pusat pertumbuhan dan
penghela daerah sekitar
2) ARAH KEBIJAKAN Pengembangan aktivitas kota kreatif yang
berkelanjutan

:TAHAP II
ffi Memetakan
ketersediaan modal
Mengembangkan atau
memanfaatkan modal
a.
t, uytJtt

Kementerian
Pendidikan dan
kreatif pada kota- kreatif pada kota di Kebudayaan;
kota di Indonesia Indonesia yang
yang berpotensi berpotensi
b. Kementerian
dikembangkan Dalam Negeri;
dikembangkan sebagai
sebagai kota kreatif. kota kreatif. c. Kementerian Desa,
Modal kreatif yang Pembangunan
dimaksud antara Daerah Tertinggal,
lain ide/kreativitas, dan Transmigrasi;
potensi sumber d. Badan Ekonomi
daya alam dan Kreatif;
budaya lokal, e. Pemerintah
sumber daya Daerah Provinsi;
manusia, f. Pemerintah
kelembagaan, dan
Daerah
kepenaimpinan.
Kabupaten/Kota;
dan
g. Satuan
Pendidikan.

2. Memprakarsai
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11-
STRATEGI FEMA,NGKU,T
$tc
' :f61fiP 1 TAHAP II BTPEN"J[.B]Gi[N
(sfl{.rcEffo}DEx?,$
2 Memprakarsai, Mengembangkan ruang- a. Kementerian
membangun dan/ rllang kreatif yang Pekerjaan Umum
atau merevitalisasi layak, lengkap, mudah dan Perumahan
rLlang-ruang kreatif diakses, berstandar Rakyat;
seperti inkubator internasional, dan b. Kementerian
bisnis, pusat dikelola dengan Dalam Negeri;
inovasi, pusat manajemen yang c. Kementerian
pelatihan, studio, berkualitas baik. Pendidikan dan
media promosi, Kebudayaan;
pasar, gedung
pertunjukan, d. Kementerian Riset,
bioskop, Teknologi, dan
amphitheater, Pendidikan Tinggi;
museum, galeri, e. Kementerian
cagar budaya, ruang Koperasi dan
publik, co-tuorking Usaha Kecil dan
space, laboratorium, Menengah;
pusat informasi f. Kementerian
usaha Ekonomi Ketenagakerjaan;
Kreatif, g. Kementerian
kampung/desa Perdagangan;
kreatif, dan h. Kementerian
sebagainya sebagai Komunikasi dan
wadah penumbuh- Informatika;
kembangan i. Kementerian
kreativitas pada Perindustrian;
kota-kota yang j. Badan Ekonomi
berpotensi.
Kreatif;
k. Pemerintah
Daerah Provinsi;
dan
1. Pemerintah
Daerah
Kabupaten lKota.
3 Membangun Mengembangkan a. Kementerian
infrastruktur, infrastruktur, teknologi, Pekerjaan Umum
teknologi, dan dan kelembagaan dan Perumahan
kelembagaan pendukung Rakyat;
pendukung pengembangan kota b. Kementerian
pengembangan kota kreatif. Komunikasi dan
kreatif. Informatika;
c. Kementerian
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-t2-
, STRATEGI..
,ffi !t" '
;,,TAHAP:I TAHAP,II l$jtitsjN:t I N.GAIll. "
sT,AKEHoLbbRs
c. Kementerian
Koperasi dan
Usaha Kecil dan
Menengah;
d. Badan Ekonomi
Kreatif;
e. Pemerintah
Daerah Provinsi;
dan
f. Pemerintah
Daerah
Kabupaten lKota.
4 Membangun Menumbuhkembangkan a. Kementerian Riset,
kolaborasi antar kolaborasi antar usaha Teknologi, dan
usaha Ekonomi Ekonomi Kreatif yang Pendidikan Tinggi;
Kreatif yang dimiliki dimiliki kota kreatif, b. Kementerian
kota kreatif atau atau antara usaha Koperasi dan
antara usaha Ekonomi Kreatif dengan Usaha Kecil dan
Ekonomi Kreatif dunia usaha di berbagai Menengah; dan
dengan dunia usaha sektor, untuk
di berbagai sektor, menciptakan produk c. Badan Ekonomi
untuk menciptakan baru yang kreatif, Kreatif.
produk baru yang inovatif, dan berdaya
kreatif, inovatif, dan saing tinggi.
berdaya saing tinggi.
5 Mengembangkan Meningkatkan program a. Kementerian Riset,
program dan dan kegiatan kota Teknologi, dan
kegiatan yang kreatif yang berkaitan Pendidikan Tinggi;
berkaitan dengan dengan kreativitas dan b. Badan Ekonomi
kreativitas dan inovasi sebagai solusi Kreatif; dan
inovasi sebagai dalam rangka
solusi dalam rangka memecahkan c. Badan Pengkajian
memecahkan permasalahan dan Penerapan
permasalahan perkotaan yang Teknologi.
perkotaan yang berdampak pada
berdampak pada peningkatan kualitas
peningkatan hidup masyarakat.
kualitas hidup
masyarakat.

3. Peningkatan
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
_13_
3. Peningkatan Apresiasi Masyarakat Terhadap Kreativitas dan Hak Kekayaan
lntelektual
a. STRATEGI TAHAP I (2018-2019)
1) SASARAN : Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya kreativitas dan hak kekayaan
intelektual
2) ARAH KEBIJAKAN : Peningkatan kesadaran masyarakat serta
pelaku usaha terhadap kreativitas dan hak
kekayaan intelektual
b. STRATEGT TAHAP l (2O2O-2O2sl
1) SASARAN : Meningkatnya apresiasi dan konsumsi
masyarakat terhadap karya kreatif
2) ARAH KEBIJAKAN : Peningkatan apresiasi, pemanfaatan, dan
konsumsi karya kreatif lokal oleh masyarakat
Indonesia dan dunia

STRATEGI qEMANCTfl- :

?AHAP I KEPEN"TINGAN'
TAHAP II
( EIIiJ(EfJp;,DER$
1 Mengembangkan Mendorong perluasan a. Kementerian
gerakan penggunaan penggunaan karya Perindustrian;
karya kreatif lokal kreatif lokal termasuk b. Kementerian
dengan mendorong oleh masyarakat Perdagangan;
penggunaan karya serta dunia usaha di c. Kementerian
kreatif lokal oleh berbagai sektor. Dalam Negeri;
instansi pemerintah d. Kementerian
dan BUMN. Badan Usaha
Milik Negara;
e. Kementerian
Koperasi dan
Usaha Kecil dan
Menengah;
f. Kementerian
Pariwisata;
g. Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan;
dan
h. Badan Ekonomi
Kreatif.

2. Sosialisasi
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-t4-

TAITAP II
{
2 Sosialisasi intensif Memperkuat sistem a. Kementerian
kepada masyarakat pembinaan, Hukum dan Hak
mengenai hak pengawasan, dan Asasi Manusia;
kekayaan intelektual penegakan hukum
terhadap
b. Kementerian
pemanfaatan hak Dalam Negeri;
kekayaan intelektual c. Badan Ekonomi
Kreatif; dan
d. Kepolisian
Negara Republik
Indonesia.
3 Menyelenggarakan Meningkatkan a. Kementerian
kegiatan pemberian kualitas Perindustrian;
penghargaan bagi penyelenggaraan
Pelaku Ekonomi kegiatan penghargaan
b. Kementerian
Kreatif, karya kreatif, Perdagangan;
bagi Pelaku Ekonomi
dan usaha Ekonomi Kreatif, karya kreatif, c. Kementerian
Kreatif berprestasi di dan usaha Ekonomi Dalam Negeri;
dalam negeri dan Kreatif berprestasi di d. Kementerian
mendorong partisipasi dalam negeri dan Koperasi dan
Pelaku Ekonomi mendorong Pelaku Usaha kecil dan
Kreatif, karya kreatif, Ekonomi Kreatif, Menengah;
dan usaha Ekonomi karya kreatif, dan
Kreatif dalam kegiatan usaha Ekonomi e. Kementerian
pemberian Kreatif memperoleh Pariwisata;
penghargaan di dalam prestasi terbaik pada f. Kementerian
dan luar negeri. ajang internasional Agama; dan
yang prestisius.
g. Badan Ekonomi
Kreatif.

4. Menyelenggarakan. .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-15-
'. lrl
-.1,,
,
STRATEGI
IT$
,t: TAHAP II
4 Menyelenggarakan Meningkatkan a. Kementerian
kegiatan kompetisi, kualitas Koordinator
festival, diskusi, dan penyelenggaraan Bidang
kegiatan lainnya kegiatan kompetisi, Pembangunan
untuk menggali, festival, diskusi, dan Manusia dan
mengangkat, dan kegiatan lainnya Kebudayaan;
mempromosikan dengan jangkauan b. Kementerian
Pelaku Ekonomi skala internasional, Pariwisata;
Kreatif, karya kreatif, untuk mendorong
dan usaha Ekonomi apresiasi dan
c. Kementerian
Kreatif. Koperasi dan
konsumsi masyarakat
Usaha kecil dan
Indonesia dan
Menengah;
internasional
terhadap karya kreatif d. Kementerian
lokal. Perdagangan;
e. Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan;
f. Kementerian
Perindustrian;
dan
g. Badan Ekonomi
Kreatif.
5 Mengembangkan Meningkatkan a. Kementerian
sistem informasi kualitas sistem Koordinator
mengenai profil dan informasi mengenai Bidang
kisah sukses Pelaku profil dan kisah Pembangunan
Ekonomi Kreatif sukses Pelaku Manusia dan
karya kreatif, dan Ekonomi Kreatif Kebudayaan;
usaha Ekonomi karya kreatif, dan b. Kementerian
Kreatif di Indonesia usaha Ekonomi Pariwisata;
yang dapat menjadi Kreatif yang dapat
inspirasi bagi menjadi inspirasi bagi
c. Kementerian
masyarakat masyarakat Indonesia Koperasi dan
Indonesia. dan internasional. Usaha Kecil dan
Menengah;
d. Kementerian
Perindustrian;
e. Kementerian
Perdagangan;

f. Kementerian
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

- 16-
\ STRATEGI PEMANpKU .
TAHAP I TAHAP II
KEPEI$flNCAN
a
tsrarrsffo_r,oERg
f. Kementerian
Komunikasi dan
Informatika; dan
g. Badan Ekonomi
Kreatif.

6 Mengembangkan Meningkatkan a. Kementerian


sistem kualitas sistem Pendidikan dan
pendokumentasian pendokumentasian Kebudayaan;
dan pengarsipan dan pengarsipan b. Badan Ekonomi
karya kreatif dalam karya kreatif dalam Kreatif;
negeri diantaranya negeri yang mampu
melalui meningkatkan c. Arsip Nasional
pengembangan apresiasi masyarakat Republik
museum, lembaga Indonesia dan Indonesia; dan
pengarsipan, dan internasional, serta d. Perpustakaan
lain-lain. menjadi sumber Nasional.
inspirasi bagi
penciptaan karya
kreatif baru.

4. Penyediaan Infrastruktur Teknologi yang Memadai dan Kompetitif untuk


Mendukung Berkembangnya Kreativitas
a. STRATEGI TAHAP I (2018-2019)
1) SASARAN : Tersedianya infrastruktur teknologi yang
memadai dan kompetitif untuk mendukung
pemberdayaan kreativitas
2) ARAH KEBIJAKAN : Pengembangan infrastruktur Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), konektivitai,

: :ff:';, i r. l'n: #:s;:ilffi *?.T}l"?t'


b. STRATEGT TAHAP rr (2O2O_2O25)
1) SASARAN : optimalnya pemanfaatan infrastruktur
teknologi untuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas karya kreatif
2) ARAH KEBIJAKAN : Perluasan infrastruktur dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
mendukung berkembangnya kreativitas dan
inovasi di seluruh sektor pembangunan

1. Membangun .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-t7-
NO. STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(sT/tr.c,HoLDERg
1 Membangun akses Meningkatkan a. Kementerian
infrastruktur j aringan pengembangan, Komunikasi dan
internet berkecepatan penetrasi, dan kinerja Informatika; dan
tinggi dengan harga infrastruktur TIK b. Badan Ekonomi
terjangkau pada sebagai pendukung Kreatif.
daerah-daerah pengembangan
potensial serta kreativitas di daerah-
memberikan insentif daerah potensial,
investasi teknologi tertinggal, terdepan,
internet sesuai dan terluar.
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
2 Membangun Meningkatkan a. Kementerian
infrastruktur logistik pengembangan, Perhubungan;
pada daerah penetrasi, dan kinerja b. Kementerian
potensial, tertinggal, infrastruktur logi stik Pekerjaan Umum
terdepan, dan terluar. sebagai pendukung dan Perumahan
pengembangan Ralryat;
kreativitas di daerah
potensial, tertinggal, c. Badan Ekonomi
Kreatif;
terdepan, dan terluar.
d. Pemerintah
Daerah Provinsi;
dan
e. Pemerintah
Daerah
KabupatenlKota.
3 Membangun Meningkatkan a. Kementerian
infrastruktur energi pengembangan, Energi dan
listrik pada daerah penetrasi, dan kinerja Sumber Daya
potensial. infrastruktur energi Mineral;
listrik sebagai b. Badan Ekonomi
pendukung Kreatif;
pengembangan
kreativitas di daerah c. Pemerintah
potensial, tertinggal, Daerah Provinsi;
terdepan, dan terluar. dan

d. Pemerintah. . .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-18-
NO STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERSt
d. Pemerintah
Daerah
Kabupatenlkota.
4 Membangun sarana Mengembangkan a. Kementerian
dan prasarana kinerja inkubator Komunikasi dan
inkubator teknologi, teknologi, melalui Informatika;
dengan prioritas pada penerapan sistem b. Kementerian
daerah yang memiliki seleksi proposal Riset, Teknologi,
potensi penelitian yang dan Pendidikan
pengembangan start- transparan dan Tinggi;
upberbasis teknologi. kredibel, tata kelola
yang berkualitas oleh c. Badan Ekonomi
Kreatif; dan
sumber daya manusia
yang profesional, dan d. Badan Pengkajian
jejaring yang kuat dan Penerapan
dengan industri dan Teknologi.
pasar.
5 Mengembangkan Meningkatkan a. Kementerian
lembaga riset keterhubungan Riset, Teknologi,
pemerintah untuk lembaga riset dan Pendidikan
mengembangkan pemerintah dengan Tinggi;
teknologi yang pihak pasar dan b. Badan Ekonomi
mendukung industri. Kreatif;
pengembangan
inovasi, melalui c. Lembaga Ilmu
peningkatan Pengetahuan
komitmen riset, Indonesia; dan
melakukan revitalisasi d. Badan Pengkajian
tata kelola dan dan Penerapan
lembaga riset, serta Teknologi.
kolaborasi dengan
peneliti non-PNS.

6. Membangun
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-19-
NO STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERSt
6 Membangun kerja Meningkatkan kerja a. Kementerian
sama pengembangan sama pengembangan Riset, Teknologi,
teknologi melalui teknologi melalui dan Pendidikan
kemitraan lembaga kemitraan lembaga Tinggi;
riset pemerintah riset pemerintah b. Badan Ekonomi
dengan negara lain dengan negara lain Kreatif;
yang sudah maju yang sudah maju
untuk mempercepat untuk mempercepat c. Lembaga Ilmu
alih pengetahuan dan Pengetahuan
alih pengetahuan dan
teknologi. Indonesia; dan
teknologi, serta
pelaksanaan kerja d. Badan Pengkajian
sama penelitian dan dan Penerapan
pengembangan Teknologi.
teknologi multidisplin
7 Membangun industri Meningkatkan a. Kementerian
di bidang Ekonomi industri di bidang Riset, Teknologi,
Kreatif tingkat Ekonomi Kreatif dan Pendidikan
nasional agar tingkat nasional Tinggi;
memiliki fasilitas riset melalui pemanfaatan b. Kementerian
dan pengembangan riset dan Perindustrian;
sehingga dapat pengembangan dan
meningkatkan sehingga dapat
kuantitas Pekerja meningkatkan
c. Badan Ekonomi
Kreatif. kuantitas dan Kreatil.
kualitas Pekerja
Kreatif.

5. Pengembangan Kelembagaan yang Mendukung Ekosistem Kreativitas


a. STRATEGI TAHAP t (2018-2019)
1) SASARAN : Meningkatnya kapasitas kelembagaan yang
menyelenggarakan fungsi pengembangan
ekosistem pemberdayaan kreativitas
2) ARAH KEBIJAKAN : pengembangan kelembagaan pendukung
pemberdayaan kreativitas di sektor
swasta' dan masvarakat
b. p, (2o2o;tH;*tahan'
.TRATEGT rAHA
1) SASARAN : Meningkatnya kolaborasi kelembagaan yang
Pemberdayaan ekosistem
fl::|,Iff|-
2) ARAH...
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-20-
2) ARAH KEBIJAKAN Pengembangan sistem kolaborasi antar
pemangku kepentingan dalam pemberdayaan
kreativitas
STRATEGI PEMANGKU
NO TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERSI
1 Meningkatkan Memperluas a. Kementerian
kapasitas kolaborasi melalui Perdagangan;
kelembagaan forum lintas Pelaku b. Kementerian
dalam pengembangan Ekonomi Kreatif Pendayagunaan
Ekonomi Kreatif dan (pemerintah, Aparatur Negara
meningkatkan Pendidik, dan Pelaku dan Reformasi
kolaborasi melalui Usaha) di tingkat Birokrasi;
forum lintas Pelaku nasional dan daerah.
Ekonomi Kreatif c. Kementerian
(pemerintah, Pendidikan dan
Pendidik, dan Pelaku Kebudayaan;
Usaha) di tingkat d. Kementerian
nasional dan daerah. Riset, Teknologi,
dan Pendidikan
Tinggi;
e. Kementerian
Ketenagakerjaan;
f. Kementerian
Komunikasi dan
Informatika;
g. Kementerian
Dalam Negeri;
h. Kementerian
Keuangan;
i. Kementerian
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Badan
Perencanaan
Pembangunan
Nasional;
j. Kementerian
Perindustrian;
k. Kementerian
Koperasi dan
Usaha Kecil dan
Men

l. Kementerian. . .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-2t-
STRATEGI PEMANGKU
NO. TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
{S?AKEI{OTDERS)
1. Kementerian
Hukum dan l{ak
Asasi Manusia;
m. Badan Ekonomi
Kreatif;
n. Badan Pusat
Statistik;
o. Arsip Nasional
Republik
Indonesia; dan
p. Perpustakaan
Nasional.
2 Meningkatkan Meningkatkan a. Kementerian
kapasitas kolaborasi melalui Perdagangan;
kelembagaan Pelaku forum lintas Pelaku b. Kementerian
Ekonomi Kreatif Ekonomi Kreatif Pendayagunaan
diantaranya dengan terutama asosiasi Aparatur Negara
mengembangkan usaha, asosiasi dan Reformasi
asosiasi usaha, profesi, komunitas, Birokrasi;
asosiasi profesi, dan media di tingkat c. Kementerian
komunitas, dan media nasional dan daerah. Pendidikan dan
di tingkat nasional Kebudayaan;
dan daerah.
d. Kementerian
Riset, Teknologi,
dan Pendidikan
Tinggi;
e. Kementerian
Ketenagakerjaan;
f. Kementerian
Komunikasi dan
Informatika;
g. Kementerian
Dalam Negeri;
h. Kementerian
Keuangan;

i. Kementerian. .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-22-
STRATEGI PEMANGKU
NO. TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKEHOLDER$
i. Kementerian
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Badan
Perencanaan
Pembangunan
Nasional;
j. Kementerian
Perindustrian;
k. Kementerian
Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
l. Badan Ekonomi
Kreatif;
m. Badan Pusat
Statistik;
n. Arsip Nasional
Republik
Indonesia; dan
o. Perpustakaan
Nasional.
3 Mengembangkan Meningkatkan sinergi a. Kementerian
Rencana perencanaan dan Perencanaan
Pembangunan Jangka pelaksanaan arahan Pembangunan
Panjang (RPJP), kebijakan, strategi, Nasional/Badan
Rencana dan program Perencanaan
Pembangunan Jangka pengembangan Pembangunan
Menengah (RPJM), Ekonomi Kreatif Nasional;
dan Rencana Kerja dalam Rencana b. Badan Ekonomi
pemerintah (RKP) di Pembangunan Jangka Kreatif;
tingkat pusat dan Panjang (RPJP),
daerah, yang Rencana
c. Pemerintah
mengakomodasi Daerah Provinsi;
Pembangunan Jangka
arahan kebijakan, Menengah (RPJM),
dan
strategi, dan program dan Rencana Kerja d. Pemerintah
pengembangan pemerintah (RKP) di Daerah
Ekonomi Kreatif. tingkat pusat dan Kabupaten lKota.
daerah.

4. Mengembangkan
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-23-
STRATEGI PEMANGKU
NO. TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKBHOLDERSI
4 Mengembangkan Memperbaharui a. Kementerian
sistem pendataan sistem pendataan Keuangan;
Ekonomi Kreatif Ekonomi Kreatif b. Badan Ekonomi
diantaranya secara berkala serta Kreatif; dan
pengembangan pemetaan Pekerja
Klasifikasi Baku Kreatif pada dunia
c. Badan Pusat
Lapangan Usaha usaha di seluruh
Statistik.
Indonesia (KBLI) dan sektor.
Harmoniz,ed Sgstem
Code (HS Code)yang
terkait dengan usaha
Ekonomi Kreatif, dan
pengembangan
Klasifikasi Baku
Jabatan Indonesia
(KBJI) terkait Pekerja
Kreatif.
5 Sinkronisasi regulasi Mengefektifkan a. Kementerian
terkait implementasi dan Hukum dan Hak
pengarusutamaan pengendalian regulasi Asasi Manusia;
kreativitas antara lain terkait kegiatan b. Kementerian
kegiatan pendidikan pendidikan kreatif, Pendidikan dan
kreatif, profesi kreatif profesi kreatif (etika Kebudayaan;
(etika profesi, hak profesi, hak kekayaan
kekayaan intelektual, intelektual, dan c. Kementerian
dan standar upah), Riset, Teknologi,
standar upah),
kegiatan penelitian kegiatan penelitan dan Pendidikan
dan pengembangan, Tinggi; dan
dan pengembangan,
serta pengembangan serta pengembangan d. Badan Ekonomi
dan aktivasi ruang dan aktivasi ruang Kreatif.
publik. publik.

6. Peningkatan Pembiayaan bagi Usaha Ekonomi Kreatif


a. STRATEGI TAHAP t (2018-2019)
1) SASARAN : Mengembangkan sistem pembiayaan bagi
usaha Ekonomi Kreatif
2) ARAH KEBIJAKAN : pengembangan skema pembiayaan khusus
bagi usaha Ekonomi Kreatif

b. STRATEGI.
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-24-
b. STRATEGT TAHAP tr (2O2O-2O25)
1) SASARAN : Meningkatnya akses Pelaku Ekonomi Kreatif
untuk mendapatkan pembiayaan dalam
mengembangkan usaha Ekonomi Kreatif
2) ARAH KEBIJAKAN : peningkatan dan perluasan dukungan
pembiayaan bagi usaha Ekonomi Kreatif
NO. STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKBHOLDERg
1 Mengembangkan Meningkatkan dan a. Kementerian
skema pembiayaan memperluas Keuangan;
khusus yang sesuai jangkauan skema b. Kementerian
dengan karakteristik pembiayaan khusus Koperasi dan
usaha Ekonomi bagi usaha Ekonomi Usaha Kecil dan
Kreatif melalui skema: Kreatif melalui skema: Menengah;
a. pembiayaan a. pembiayaan c. Kementerian
berbasis hak berbasis hak Hukum dan Hak
kekayaan kekayaan Asasi Manusia;
intelektual intelektual
(Inte lle ctu al Pr op e rty (Inte lle ctu al Pr op e rtg
d. Kementerian
Right Financing); Right Financingl;
Badan Usaha
Milik Negara;
b.penyertaan modal b. penyertaan modal
(angel inuestor, (angel inuestor,
e. Kementerian
modal ventura, Dalam Negeri;
modal ventura,
equitg-based equitg-based f. Badan Ekonomi
crowdfunding, dan croudfunding, dan Kreatif;
pasar modal); pasar modal); g. Lembaga
c. dana tanggung c. dana tanggung Keuangan Bank
jawab sosial jawab sosial dan Non Bank;
(Corporate Social (Corporate Social dan
Responsibilita/ CSR) ResponsibilitA/ CSR) h. Lembaga Non
perusahaan swasta perusahaan swasta Keuangan.
dan BUMN; dan BUMN;
d. hibah (bantuan d. hibah (bantuan
pemerintah, hibah pemerintah, hibah
luar negeri, luar negeri,
philantrophg, philantrophy,
donation based- donation based-
croutdfunding); croutdfunding);
e dana bergulir; e. dana bergulir;
f. dana riset dan f. dana riset dan
pendidikan; pendidikan;

g. dana. .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-25-
NO STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKEHoLDERSI
g. dana subsidi bunga; g. dana subsidi bunga;
h. dana penjaminan; h. dana penjaminan;
dan dan
i. dana perbankan. i. dana perbankan.
2 Mengembangkan Meningkatkan dan a. Badan Ekonomi
sistem informasi memperluas Kreatif; dan
untuk jangkauan sistem
mensosialisasikan informasi pembiayaan
b. Lembaga
berbagai jenis skema
Keuangan Bank
khusus bagi Pelaku
pembiayaan bagi dan Non Bank.
Ekonomi Kreatif.
usaha Ekonomi
Kreatif.

3 Mengembangkan Meningkatkan dan a. Kementerian


sistem interaksi memperluas Keuangan;
Pelaku Ekonomi jangkauan sistem b. Badan Ekonomi
Kreatif dengan interaksi Pelaku Kreatif; dan
lembaga pembiayaan Ekonomi Kreatif
dan investor, melalui: dengan lembaga
c. Lembaga
Keuangan Bank
a. pengembangan pembiayaan dan
dan Non Bank.
sistem matchmaking investor, yaitu
pembiayaan offline melalui:
melalui forum a. peningkatan dan
investor, forum perluasan
frlantropi, dan jangkauan sistem
sejenisnya dan matchmaking
sistem matchmaking pembiayaan offline
pembiayaan. melalui forum
b. pengembangan investor, forum
jejaring antara filantrofi, dan
sistem pelatihan, sejenisnya dan
inkubasi, dan sistem matchmaking
kompetisi usaha online.
Ekonomi Kreatif
dengan lembaga
pembiayaan dan
investor.

b. peningkatan. . .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-26-
NO STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(srAKErlOLpERS)
b. peningkatan dan
perluasan jejaring
antara sistem
pelatihan, inkubasi,
dan kompetisi
usaha Ekonomi
Kreatif dengan
lembaga
pembiayaan dan
investor.

7. Peningkatan Perlindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Sumber Daya


Alam, dan Warisan Budaya sebagai Bahan Baku bagi Usaha Ekonomi Kreatif

a. STRATEGI TAHAP t (2018-2019)


1) SASARAN Meningkatnya perlindungan, pengembangan,
dan pemanfaatan sumber daya alam, dan
warisan budaya sebagai bahan baku bagi
usaha Ekonomi Kreatif
2) ARAH KEBIJAKAN Peningkatan perlindungan, pengembangan,
dan pemanfaatan sumber daya alam dan
warisan budaya
b. STRATEGT TAHAP tI (2O2O-2O251

1) SASARAN Lahirnya berbagai karya kreatif unggulan


berbasis pemanfaatan warisan budaya dan
sumber daya alam yang berkelanjutan dan
memiliki perlindungan kekayaan intelektual
2) ARAH KEBIJAKAN Pengembangan karya kreatif baru berbasis
pemanfaatan sumber daya alam dan warisan
budaya

1. Mengembangkan. . .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-27 -
NO STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERSI
1 Mengembangkan Meningkatkan a. Kementerian
sistem informasi, kualitas sistem Koordinator
dokumentasi, dan informasi, Bidang
pengarsipan kekayaan dokumentasi, dan Kemaritiman;
hayati dan warisan pengarsipan kekayaan b. Kementerian
budaya Indonesia. hayati dan warisan Pendidikan dan
budaya yang mampu Kebudayaan;
berperan optimal c. Kementerian
sebagai sumber Komunikasi dan
inspirasi penciptaan Informatika;
karya kreatif d. Kementerian
unggulan. Lingkungan Hidup
dan Kehutanan;
e. Kementerian
Kelautan dan
Perikanan;
f. Kementerian
Hukum dan Hak
Asasi Manusia;
dan
g. Badan Ekonomi
Kreatif.
2 Mengembangkan Meningkatkan a. Badan Ekonomi
sistem standardisasi kualitas sistem Kreatif; dan
mutu bahan baku standardisasi mutu b. Badan
lokal. bahan baku lokal Standardisasi
yang dapat bersaing Nasional.
di pasar dalam negeri
mallpun luar negeri.
3 Ivlengembangkan Meningkatkan a. Kementerian
sistem produksi dan kualitas sistem Lingkungan Hidup
distribusi bahan baku produksi dan dan Kehutanan;
lokal bagi usaha distribusi bahan baku b. Kementerian
Ekonomi Kreatif. lokal yang dapat Pendidikan dan
menjamin Kebudayaan;
ketersediaan bahan
baku secara mudah
c. Kementerian
Pertanian; dan
dan kompetitif bagi
upaya penciptaan d. Badan Ekonomi
karya kreatif Kreatif.
ungglan.
4. Meningkatkan.
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-28-
NO. STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKEHOLDER$
4 Meningkatkan akses Memperluas akses a. Kementerian
Pelaku Ekonomi Pelaku Ekonomi Pendidikan dan
Kreatif terhadap Kreatif terhadap Kebudayaan;
bahan baku dan bahan baku dan b. Kementerian
budaya melalui budaya melalui Lingkungan Hidup
pemberian insentif peningkatan kerja dan Kehutanan;
bagi Pelaku Ekonomi sama pemanfaatan
Kreatif yang bahan baku dan
c. Kementerian
memanfaatkan Pertanian; dan
budaya dengan
budaya atau bahan pelaku usaha d. Badan Ekonomi
baku lokal. Ekonomi Kreatif Kreatif.
bertaraf internasional
dalam upaya
penciptaan karya
kreatif unggulan.

8. Peningkatan Perlindungan dan Pemanfaatan Kekayaan Intelektual


a. STRATEGI TAHAP t (2018-2019)
1) SASARAN : Meningkatnya perlindungan dan pemanfaatan
kekayaan intelektual bagi usaha Ekonomi
Kreatif
2) ARAH KEBIJAKAN : Peningkatan perlindungan dan pemanfaatan
kekayaan intelektual bagi usaha Ekonomi
Kreatif
b. STRATEGT TAHAP il (2O2O-2O2;)
1) SASARAN : Meningkatnya efektivitas perlindungan dan
pemanfaatan kekayaan intelektual bagi usaha
Ekonomi Kreatif
2) ARAH KEBIJAKAN : Peningkatan efektivitas perlindungan dan
pemanfaatan kekayaan intelektual bagi usaha
Ekonomi Kreatif

1. Meningkatkan. . .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-29-
NO STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERSI
1 Meningkatkan Memperkuat a. Kementerian
kesadaran Pelaku pemahaman Pelaku Hukum dan Hak
Ekonomi Kreatif Ekonomi Kreatif Asasi Manusia;
mengenai kekayaan mengenai b. Badan Ekonomi
intelektual melalui pemanfaatan Kreatif; dan
sosialisasi intensif kekayaan intelektual
dan terpadu. secara optimal.
c. Kepolisian Negara
Republik
Indonesia.
2 Mengembangkan Melakukan a. Kementerian
sistem pelayanan otomatisasi sistem Hukum dan Hak
pendaftaran kekayaan pelayanan Asasi Manusia;
intelektual yang pendaftaran kekayaan b. Kementerian
cepat, mudah, proses intelektual secara Perindustrian;
yang transparan, dan terpadu.
dengan biaya yang c. Kementerian Riset,
terjangkau. Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi;
dan
d. Badan Ekonomi
Kreatif.
3 Memberantas Memperkuat a. Kementerian
pelanggaran kekayaan penegakan Hukum dan Hak
intelektual karya perlindungan Asasi Manusia;
kreatif secara kekayaan intelektual
terpadu, efektif dan b. Kementerian
secara terpadu, efektif
konsisten. Komunikasi dan
dan konsisten. Informatika;
c. Badan Ekonomi
Kreatif;
d. Kepolisian Negara
Republik
Indonesia; dan
e. Kejaksaan Agung.

9. Penyediaan
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-30-
9. Penyediaan Infrastruktur dan Teknologi yang Memadai dan Kompetitif bagi
Pengembangan Usaha Ekonomi Kreatif

a. STRATEGI TAHAP I (2018-2019)


1) SASARAN : Tersedianya infrastruktur dan teknologi yang
memadai dan kompetitif bagi pengembangan
usaha Ekonomi Kreatif
2) ARAH KEBIJAKAN : Pengembangan infrastruktur dan teknologi
bagi pengembangan usaha Ekonomi Kreatif
b. STRATEGT TAHAP il (2O2O-2O25)
1) SASARAN : Optimalnya pemanfaatan infrastruktur dan
teknologi untuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas usaha Ekonomi Kreatif
2) ARAH KEBIJAKAN : Perluasan infrastruktur dan teknologi bagi
peningkatan daya saing usaha Ekonomi
Kreatif

NO. STRATEGI PEMANGKU


TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERS
1 Mengembangkan sarana Meningkatkan a. Kementerian
dan prasarana kawasan pemanfaatan Perindustrian;
usaha Ekonomi Kreatif" kawasan usaha b. Kementerian
antara lain berupa Ekonomi Kreatif yang Riset, Teknologi,
sentra usaha Ekonomi memiliki jejaring dan Pendidikan
Kreatif, Science and kuat dengan Tinggi;
Techno Park di bidang industri lainnya dan
Ekonomi Kreatif, dan pasar.
c. Badan Ekonomi
pembangunan pusat Kreatif; dan
unggulan Ekonomi d. Badan Pengkajian
Kreatif. dan Penerapan

2 Mengembangkan sarana -Teknologi.


Meningkatkan a. Kementerian
dan prasarana pemanfaatan sarana Perindustrian;
inkubator usaha dan prasarana b. Kementerian
Ekonomi Kreatif untuk inkubator usaha Riset, Teknologi,
usaha kreatif pemula di Ekonomi Kreatif dan Pendidikan
seluruh sub-sektor untuk usaha kreatif Tinggi;
meliputi: di seltrruh sub-
sektor.

a.inkubator...
PRES I DEN
REPUELIK INDONESIA
-31 -
NO STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
{STAKEHOLDERg
a. inkubator start-up c. Kementerian
berbasis teknologi; Koperasi dan
b. inkubator usaha Usaha Kecil dan
Ekonomi Kreatif Menengah; dan
berbasis konten; d. Badan Ekonomi
c. inkubator usaha Kreatif.
Ekonomi Kreatif
berbasis budaya
tradisional.
3 Mengembangkan co- Meningkatkan a. Kementerian
working spacebagi kinerja inkubator Riset, Teknologi,
Pelaku Ekonomi Kreatif usaha Ekonomi dan Pendidikan
melalui pengembangan Kreatif dan co- Tinggi; dan
dan aktivasi tempat working space b. Badan Ekonomi
untuk berbagi dengan melibatkan Kreatif.
pengetahuan dan ide sumber daya
kreatif, serta tempat manusia profesional
untuk memulai usaha. dan jejaring yang
kuat dengan industri
dan pasar.
4 Melaksanakan Memperluas a. Kementerian
penelitian dan penerapan hasil Pendidikan dan
pengembangan penelitian dan Kebudayaan;
teknologi terkait usaha pengembangan b. Badan Ekonomi
Ekonomi Kreatif. teknologi dalam Kreatif;
praktik Usaha
Ekonomi Kreatif. c. Pemerintah
Daerah Provinsi;
dan
d. Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota.

5. Merevitalisasi .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-32-
NO STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERST
5 Merevitalisasi sarana Mengembangkan a. Kementerian
dan prasarana seni sarana dan Pendidikan dan
budaya (gedung prasarana seni Kebudayaan;
pertunjukan, museum, budaya bertaraf b. Badan Ekonomi
dan sebagainya). internasional (gedung Kreatif;
pertunjukan,
museum, dan
c. Pemerintah
Daerah Provinsi;
sebagainya) di
berbagai wilayah
dan
yang memiliki d. Pemerintah
potensi seni budaya. Daerah
KabupatenlKota.

6 Mengembangkan Mengoptimalkan a. Kementerian


platfurm integrasi pemanfaatan Komunikasi dan
pembayaran non-tunai National Pagment Informatika; dan
untuk meningkatkan e- Gateway untuk b. Badan Ekonomi
commerce melalui pengembangan Kreatif.
pengembangan National usaha Ekonomi
Pagment Gateuag. Kreatif.

7 Mengembangkan piranti Meningkatkan akses a. Kementerian


lunak legal dan usaha Ekonomi Perindustrian;
kompetitif melalui kerja Kreatif terhadap b. Kementerian
sama dengan penyedia piranti lunak yang Keuangan; dan
piranti lunak, dan legal dan terjangkau.
pengembangan industri c. Badan Ekonomi
perangkat keras dan Kreatif.
piranti lunak dalam
negeri dengan
memberikan insentif
keringanan pajak saat
memulai dan
mengembangkan usaha,
atau keringanan pajak
untuk bahan baku
impor.

8. Menyediakan .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-33-
NO. STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERS)
8 Menyediakan mesin dan Mengembangkan a. Kementerian
peralatan modern mesin dan peralatan Koperasi dan
untuk membantu modern yang dapat Usaha Kecil dan
pengembangan karya mendorong Menengah;
kreatif tradisional. peningkatan kualitas b. Kementerian
karya kreatif Pendidikan dan
tradisional. Kebudayaan;
c. Kementerian
Perindustrian;
dan
d. Badan Ekonomi
Kreatif.
10. Pengembangan Standardisasi dan Praktik Usaha yang Baik (Besf practicel
untuk Usaha Ekonomi Kreatif dan Karya Kreatif
a. STRATEGI TAHAP I (2018-2019)
1) SASARAN : Meningkatnya jumlah usaha Ekonomi Kreatif
dan karya kreatif yang menerapkan
standardisasi dan praktik usaha yang baik
(best practice)
2l ARAH KEBIJAKAN : Pengembangan standardisasi dan praktik
usaha yang baik (best practice) dari usaha
Ekonomi Kreatif
b. STRATEGT TAHAP tr (2O2O-2O25)
1) SASARAN : Meningkatnya produktivitas usaha Ekonomi
Kreatif dan kualitas karya kreatif yang
menerapkan standardisasi dan praktik usaha
yang baik (best practice)
2) ARAH KEBIJAKAN : Pengembangan standardisasi dan praktik
usaha yang baik (best practicel dari usaha
Ekonomi Kreatif

1. Mengembangkan. . .
PRES I DEN
REPUELIK INDONESIA

-34-

STRATEGI
NO TAHAP I TAHAP II PEMANGKU
KEPENTINGAN
(STAKEHOLpER$
1 Mengembangkan Meningkatkan dan a. Kementerian
standar dan sertifikasi memperluas Perindustrian;
usaha Ekonomi Kreatif, penerapan sistem b. Kementerian
dengan standardisasi dan Lingkungan Hidup
mengembangkan sertifikasi usaha dan Kehutanan;
sistem standardisasi Ekonomi Kreatif.
usaha Ekonomi Kreatif, c. Kementerian
pengembangan lembaga Ketenagakerjaan;
sertifikasi, sertifikasi d. Kementerian
usaha Ekonomi Pendidikan dan
Kreatif, pengembangan Kebudayaan;
forum standardisasi e. Badan Ekonomi
usaha Ekonomi Kreatif, Kreatif; dan
serta pengembangan f. Badan
dan penerapan standar Standardisasi
pengolahan limbah Nasional.
usaha Ekonomi Kreatif.
2 Meningkatkan Meningkatkan dan a. Kementerian
kapasitas usaha agar memperluas Perindustrian;
dapat memenuhi penerapan
standar nasional, b. Kementerian
standardisasi dan Koperasi dan
khususnya untuk sertifikasi karya
karya kreatif yang Usaha Kecil dan
kreatif. Menengah;
dimungkinkan
dikembangkan sesuai c. Badan Ekonomi
dengan Standar Kreatif; dan
Nasional Indonesia. d. Badan
Standardisasi
Nasional.

3. Meningkatkan.
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-35-
STRATEGI
NO. TAHAP I TAHAP II PEMANGKU
KEPENTINGAN
(STAKEHOLDER.8,
3 Meningkatkan Memperkuat jejaring a. Kementerian
kemampuan dan kolaborasi antar Dalam Negeri;
kewirausahaan Pelaku Ekonomi b. Kementerian
khususnya dalam Kreatif dan usaha Keuangan;
aspek manajemen Ekonomi Kreatif di
bisnis, pengembangan c. Badan Ekonomi
tingkat lokal,
proposal bisnis, dan Kreatif; dan
nasional, dan global,
aspek hukum yang melalui aktivasi d. Badan Koordinasi
terkait dengan forum komunikasi Penanaman Modal.
pemanfaatan kekayaan Pelaku Ekonomi
intelektual dalam Kreatif, serta
kontrak bisnis dengan pengembangan
menghadirkan mentor sistem insentif yang
bisnis berpengalaman dapat mendorong
di tingkat nasional dan kerja sama antara
global. Pelaku Ekonomi
Kreatif kecil dan
menengah dengan
wirausaha besar dan
berpengalaman, serta
kerja sama antara
Pelaku Ekonomi
Kreatif usaha
Ekonomi Kreatif
asing dengan Pelaku
Ekonomi Kreatif
usaha Ekonomi
Kreatif lokal melalui
mekanisme
kemitraan investasi
dan/atau keringanan
pajak.

4. Melaksanakan
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-36-
STRATEGI
NO TAHAP I TAHAP II PEMANGKU
KEPENTINGAN
(SIAKEF/OTDERSI
4 Melaksanakan Memperkuat a. Kementerian Riset,
kolaborasi dan sinergi kolaborasi dan Teknologi, dan
antara usaha Pelaku sinergi antara usaha Pendidikan Tinggi;
Ekonomi Kreatif di Pelaku Ekonomi b. Kementerian
tingkat lokal, nasional, Kreatif di tingkat Hukum dan Hak
dan global melalui lokal, nasional, dan Asasi Manusia;
kreasi bersama dan global melalui kreasi dan
kerja sama produksi bersama dan kerja
serta pengakuan dan c. Badan Ekonomi
sama produksi serta
advokasi hak kekayaan pengakuan dan Kreatif.
intelektual dari hasil advokasi hak
kreasi bersama dan kekayaan intelektual
kerja sama produksi. dari hasil kreasi
bersama dan kerja
sama produksi.

5 Mengembangkan Memperluas hasil a. Kementerian Riset,


desain produk, konten, penelitian dan Teknologi, dan
dan kemasan bagi pengembangan Pendidikan Tinggi;
karya kreatif, melalui terapan melalui b. Badan Ekonomi
hibah desain dan matchmaking Kreatif;
pendampingan oleh pemanfaatan hasil
liue-in designer atau c. Badan Pengkajian
dan akses penelitian
mentor berpengalaman untuk dan Penerapan
di tingkat nasional dan pengembangan Teknologi; dan
global untuk usaha Ekonomi d. Lembaga Ilmu
meningkatkan kualitas Kreatif. Pengetahuan
dan keragaman karya Indonesia.
kreatif.

6.Mengembangkan...
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-37-
STRATEGI
NO TAHAP I TAHAP II PEMANGKU
KEPENTINGAN
{ST/\KEH0LDERS)
6 Mengembangkan Menyelenggarakan a. Kementerian
industri penunjang dan mendorong Perindustrian;
usaha Ekonomi Kreatif partisipasi aktif b. Kementerian
di dalam negeri melalui dalam kompetisi Perdagangan; dan
pemberian insentif bagi karya kreatif baik di
industri penunjang dan c. Badan Ekonomi
tingkat nasional
pembentukan forum Kreatif.
maupun
komunikasi antara internasional.
pelaku usaha Ekonomi
Kreatif dengan pelaku
usaha pada industri
penunjang.
7 Membangun kolaborasi Memantapkan a. Kementerian
antara usaha Ekonomi kolaborasi antara Perindustrian; dan
Kreatif dengan industri usaha Ekonomi b. Badan Ekonomi
penunjang. Kreatif dengan Kreatif.
industri penunjang.
8 Membangun kolaborasi Meningkatkan a. Kementerian
baik antar usaha kolaborasi baik antar Perindustrian; dan
Ekonomi Kreatif usaha Ekonomi b. Badan Ekonomi
maupun dengan dunia Kreatif maupun Kreatif.
usaha di berbagai dengan dunia usaha
sektor pembangunan di berbagai sektor
untuk mengembangkan pembangunan untuk
karya kreatif yang mengembangkan
menjadi ikon nasional karya kreatif yang
dan internasional. menjadi ikon
nasional dan
internasional.

ll.Peningkatan Pemasaran dan Promosi Karya Kreatif di Dalam dan di Luar


Negeri
a. STRATEGI TAHAP t (2013-2019)
1) SASARAN : Meningkatnya promosi dan akses pemasaran
karya kreatif di dalam dan luar negeri
2) ARAH KEBIJAKAN : Pengembangan strategi promosi dan sistem
pemasaran karya kreatif di dalam da.n di luar
negeri

b.STRATEGI...
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-38-
b. STRATEGT TAHAP tr (2O2O-2O251
1) SASARAN : optimalnya promosi dan pemasaran karya
kreatif di dalam negeri dan luar negeri
2l ARAH KEBIJAKAN : Peningkatan dan perluasan promosi dan
pemasaran karya kreatif di dalam negeri dan
luar negeri
NO STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERSt
1 Mengembangkan riset Meningkatkan a. Kementerian
pasar produk dan kualitas promosi dan Perdagangan;
karya kreatif di dalam pemasaran karya b.Kementerian
dan luar negeri, kreatif secara Pariwisata;
melalui pemberian terencana, terarah,
c. Kementerian Riset,
hibah kepada pihak dan profesional
non pemerintah untuk Teknologi, dan
berbasis hasil riset
melakukan riset pasar, sistem Pendidikan Tinggi;
inovatif, serta kerja informasi pasar, serta d. Kementerian Luar
sama penelitian dan rencana aksi Negeri; dan
pengembangan dengan branding. e. Badan Ekonomi
Satuan Pendidikan Kreatif.
atau pihak swasta,
termasuk dari negara
lain yang memiliki
usaha Ekonomi Kreatif
yang sudah maju
untuk memperoleh
pembelajaran (lesson
learned).

2. Mengembangkan
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-39-
NO. STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(gl:AKEHOLDERg
2 Mengembangkan Meningkatkan sistem a. Kementerian
sistem informasi pasar informasi pasar Perdagangan;
melalui pengembangan melalui b.Kementerian
intelegensi pemasaran pengembangan Komunikasi dan
(market intelligence) intelegensi pemasaran Informatika;
dan laporan situasi (market intelligence)
pasar (market report) c. Kementerian
dan laporan situasi
secara berkala pada pasar (market report) Perindustrian;
masing-masing secara berkala pada d.Kementerian Luar
kelompok usaha masing-masing Negeri;
Ekonomi Kreatif yang kelompok usaha e. Kementerian
dapat membantu para Ekonomi Kreatif yang Koperasi dan
Pelaku Ekonomi dapat membantu para Usaha Kecil dan
Kreatif untuk Pelaku Ekonomi Menengah; dan
memahami segmen Kreatif untuk f. Badan Ekonomi
pasar bagi produk dan memahami segmen Kreatif.
karyanya. pasar bagi produk
dan karyanya.
3 Menyusun konsep Melaksanakan a. Kementerian
rencana aksi branding rencana aksi branding Perdagangan;
produk Ekonomi produk Ekonomi b. Kementerian
Kreatif yang dapat Kreatif yang dapat Badan Usaha
menyinergikan menyinergikan Milik Negara;
pelaksanaan branding pelaksanaan branding c. Kementerian
dan promosi baik yang dan promosi baik Pariwisata;
dilakukan oleh yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat d. Badan Ekonomi
Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah maupun Pemerintah Kreatif;
Daerah. Daerah. e. Pemerintah
Daerah Provinsi;
dan
f. Pemerintah
Daerah
Kabupaten/I(ota
4 Meningkatkan ekspor Memperluas pasar a. Kementerian
produk Ekonomi ekspor produk Perdagangan;
Kreatif melalui Ekonomi Kreatif. b. Kementerian
pendampingan bagi Keuangan;
usaha Ekonomi Kreatif c. Kementerian
dalam melakukan Perindustrian;
ekspor.

d. Kementerian
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-40-
NO STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKEHOLpERS)
d. Kementerian
Koperasi dan
Usaha Kecil dan
Menengah;
e. Kementerian
Badan Usaha
Milik Negara; dan
f. Badan Ekonomi
Kreatif.
5 Meningkatkan upaya Memperluas a. Kementerian
promosi dan pemasaran produk Perdagangan;
pemasaran produk Ekonomi b. Kementerian Luar
Ekonomi Kreatif secara Kreatif secara terarah, Negeri;
terarah, terencana, terencana, dan
dan profesional profesional. c. Kementerian
melalui publikasi atau Pariwisata;
penerbitan, d. Kementerian
penyelenggaraan Pendidikan dan
pameran dagang Kebudayaan;
dalam negeri berkelas e. Badan Ekonomi
internasional, Kreatif; dan
berpartisipasi aktif f. Badan Koordinasi
pada pameran dagang Penanaman
di luar negeri, misi Modal.
dagang, business to
business networking di
dalam dan luar negeri
secara terintegrasi dan
komprehensif, serta
mendorong dunia
usaha untuk
memberikan sponsor
promosi karya kreatif.

6.Mengembangkan...
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA

-4t-
NO. STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
tsl:AKEHOLDERSI
6 Mengembangkan Mengoptimalkan a. Kementerian
sistem pelayanan satu sistem pelayanan satu Perdagangan;
pintu bagi ekspor dan pintu bagi ekspor dan b. Kementerian
impor produk impor produk
Ekonomi Kreatif yang Keuangan; dan
Ekonomi Kreatif yang
termasuk dalam c. Badan Ekonomi
termasuk dalam
komoditi yang diatur komoditi yang diatur Kreatif.
tata niaga, melalui tata niaga.
pengembangan sistem
pelayanan yang
terintegrasi
(identifikasi masalah,
stre amlining pro se dur,
fasilitasi proses
ekspor-impor) serta
pengembangan sistem
informasi ekspor-
impor (informasi
hambatan tarif dan
non tarif, prosedur dan
persyaratan, bea
masuk dan bea keluar,
dan pelayanan
bongkar muat di
pelabuhan).
7 Meningkatkan Mengoptimalkan a. Kementerian
kemampuan Pelaku kemampuan Pelaktr Perdagangan;
Ekonomi Kreatif untuk Ekonomi Kreatif b. Kementerian
mengekspor produk untuk mengekspor Keuangan;
dan karyanya melalui produk dan karyanya.
pembekalan c. Badan Ekonomi
pengetahuan tentang Kreatif; dan
peraturan dan standar d. Lembaga
yang perlu dipenuhi. Pembiayaan
Ekspor Indonesia.

8.mengembangkan...
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-42-
NO. STRATEGI PEMANGKU
TAHAP I TAHAP II KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERg
8 Mengembangkan Mengoptimalkan a. Kementerian
kemitraan untuk kemitraan dan Perdagangan;
mempromosikan dan diplomasi budaya b. Kementerian Luar
mendistribusikan untuk Negeri;
produk Ekonomi mempromosikan dan
Kreatif lokal, antara c. Kementerian
mendistribusikan
lain dengan ritel produk Ekonomi Pendidikan dan
modern di dalam Kebudayaan;
Kreatif di dalam
negeri dan BUMN. negeri dan pasar d. Kementerian
global. Badan Usaha
Milik Negara;
e. Kementerian
Keuangan; dan
f. Badan Ekonomi
Kreatif.
9 Melakukan diplomasi Mengoptimalkan a. Kementerian Luar
budaya sebagai so/t diplomasi budaya Negeri;
power untuk untuk b. Kementerian
mempromosikan karya mempromosikan Pendidikan dan
kreatif dalam negeri di karya kreatif dalam Kebudayaan; dan
pasar global, melalui negeri di pasar global,
pelaksanaan misi c. Badan Ekonomi
melalui pelaksanaan
kebudayaan secara misi kebudayaan Kreatif.
rutin ke negara-negara secara rutin ke
yang menjadi pasar negara-negara yang
potensial. menjadi pasar
sial.

12. Penguatan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Pengembangan Usaha Ekonomi
Kreatif
a. STRATEGI TAHAP t (2018-2019)
1) SASARAN : Terwujudnya iklim usaha yang kondusif bagi
pengembangan usaha Ekonomi Kreatif
2) ARAH KEBIJAKAN : Pengembangan regulasi untuk menciptakan
iklim usaha yang kondusif bagi usaha Ekonomi
Kreatif
b. STRATEGT TAHAP rr (2O2O_2O2sl
1) SASARAN : Terpeliharanya iklim usaha yang kondusif bagi
pengembangan usaha Ekonomi Kreatif
2) ARAH KEBIJAKAN : Penguatan regulasi iklim usaha bagi usaha
Ekonomi Kreatif

1. Sinkronisasi. . .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-43-

STRATEGI
NO TAHAP I TAHAP II PEMANGKU
KEPENTINGAN

1 Sinkronisasi regulasi Mengefektifkan a. Kementerian


pembiayaan khusus implementasi dan Keuangan;
bagi usaha Ekonomi pengendalian regulasi b. Kementerian
Kreatif, diantaranya: pembiayaan usaha Koperasi dan Usaha
a. pembiayaan berbasis Ekonomi Kreatif. Kecil dan Menengah;
kekayaan intelektual c. Kementerian Hukum
(Intelle ctu al Prop e rty
dan Hak Asasi
Right Financing); Manusia; dan
b. penyertaan modal
d. Badan Ekonomi
(angel inuestor, modal
Kreatif.
ventura, equitg-based
crowdfunding);
c. hibah (bantuan
pemerintah, hibah
luar negeri
philantrophg,
donation based-
crowdfunding);
d. dana tanggung jawab
sosial (Corporate
Social
Responsfbilita/ CSR)
perusahaan swasta
dan BUMN.

2. Sinkronisasi
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA

-44-
STRATEGI
NO TAHAP I TAHAP II PEMANGKU
KEPENTINGAN
$rAKEHoLpERg
2 Sinkronisasi regulasi Mengefektifkan a. Kementerian
pengembangan, implementasi dan Pertanian;
pemanfaatan, dan tata pengendalian regulasi b. Kementerian
niaga sumber daya tata niaga sumber Kelautan dan
alam lokal sebagai daya alam lokal Perikanan;
bahan baku usaha sebagai bahan baku
Ekonomi Kreatif c. Kementerian
usaha Ekonomi
seperti sinkronisasi Kreatif. Lingkungan Hidup
regulasi tata niaga dan Kehutanan; dan
sumber daya alam d. Badan Ekonomi
rotan, ka5ru, dan Kreatif.
bambu agar
mendukung
pengembangan usaha
Ekonomi Kreatif.
3 Sinkronisasi regulasi Mengefektifkan a. Kementerian Hukum
yang terkait dengan implementasi dan dan Hak Asasi
perlindungan, pengendalian regulasi Manusia;
pengembangan, dan yang terkait dengan b. Kementerian
pemanfaatan warisan perlindungan, Pendidikan dan
budaya lokal bagi pengembangan, dan Kebudayaan;
usaha Ekonomi Kreatif. pemanfaatan warisan
c. Badan Ekonomi
budaya lokal bagi
usaha Ekonomi Kreatif;
Kreatif. d. Pemerintah Daerah
Provinsi; dan
e. Pemerintah Daerah
Kabupaten lKota.
4 Menyiapkan insentif Mengefektifkan a. Kementerian
fiskal untuk mendorong implementasi dan Keuangan;
pengembangan usaha pengendalian regulasi
Ekonomi Kreatif. b. Kementerian
insentif fiskal bagi Pendidikan dan
usaha Ekonomi Kebudayaan;
Kreatif.
c. Badan Ekonomi
Kreatif;
d. Pemerintah Daerah
Provinsi; dan
f. Pemerintah Daerah
KabupatenlKota.

5.Sinkronisasi...
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-45-
STRATEGI
NO TAHAP I TAHAP II PEMANGKU
KEPENTINGAN
ISIIAKEHOLDERS)
5 Sinkronisasi regulasi Mengefektifkan a. Kementerian
untuk pemasaran implementasi dan Pendidikan dan
karya kreatif di dalam pengendalian regulasi Kebudayaan;
maupun di luar negeri, untuk memperluas b. Kementerian Badan
seperti: pasar karya kreatif di Usaha Milik Negara;
a. pengadaan barang dalam maupun di luar
c. Kementerian
dan jasa pemerintah negeri.
Perdagangan;
untuk
penyelenggaraan d. Kementerian
program kesenian Komunikasi dan
atau festival; Informatika;
b. prioritas e. Badan Ekonomi
pemanfaatan usaha Kreatif; dan
dan Pelaku Ekonomi f. Lembaga Kebijakan
Kreatif serta karya Pengadaan
kreatif lokal oleh Barang/Jasa
kementerian/ Pemerintah.
lembaga, Pemerintah
Daerah, dan BUMN;
c. pengembangan
konten kreatif
(seperti aplikasi dan
gamesl dalam dunia
pendidikan;
d. tata edar film untuk
semua platform
termasuk yang lahir
dari perkembangan
teknologi informasi
dan lain-lain.
6 Sinkronisasi regulasi Mengefektifkan a. Kementerian
yang terkait dengan implementasi dan Perdagangan;
perlindungan pengendalian regulasi b. Kementerian
konsumen karya yang terkait dengan Hukum dan Hak
kreatif. perlindungan Asasi Manusia; dan
konsumen karya
kreatif. c. Badan Ekonomi
Kreatif.

7. Sinkronisasi
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-46-
STRATEGI
NO TAHAP I TAHAP II PEMANGKU
KEPENTINGAN
(SIAKEHOTDERg
7 Sinkronisasi regulasi Mengefektifkan a. Badan Ekonomi
penanaman modal implementasi dan Kreatif; dan
asing pada seluruh pengendalian regulasi b. Badan Koordinasi
sub-sektor Ekonomi penanaman modal Penanaman Modal.
Kreatif seperti asing pada seluruh
pembatasan investasi sub sektor Ekonomi
asing langsung pada Kreatif.
usaha Ekonomi Kreatif
di beberapa sub sektor.
8 Sinkronisasi regulasi Mengefektifkan a. Kementerian
perizinan usaha implementasi dan Hukum dan Hak
Ekonomi Kreatif pengendalian regulasi Asasi Manusia;
diantaranya: perizinan usaha b. Badan Ekonomi
a. perizinan memulai Ekonomi Kreatif. Kreatif; dan
dan mengembangkan c. Badan Koordinasi
usaha kreatif; Penanaman Modal
b. pelayanan secara
online dan
terintegrasi bagi
perizinan dan
pengembangan
sistem perizinan yang
transparan dan
akuntabel (misalnya
proses perizinan
pengambilan gambar
oleh pembuat film);
c. kewajiban kemitraan
usaha atau Pelaku
Ekonomi Kreatif
asing dengan usaha
atau Pelaku Ekonomi
Kreatif lokal sehingga
terjadi transfer
pengetahuan dan
teknologi.

9. Sinkronisasi
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-47-
STRATEGI
NO TAHAP I TAHAP II PEMANGKU
KEPENTINGAN
(STAKEHOLDER$
9 Sinkronisasi regulasi Mengefektifkan a. Kementerian
tenaga kerja asing pada penataan dan Ketenagakerjaan;
seluruh sub-sektor implementasi regulasi b. Kementerian
Ekonomi Kreatif. tenaga kerja asing. Hukum dan Hak
Asasi Manusia; dan
c. Badan Ekonomi
Kreatif.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

JOKO WIDODO

Salinan sesuai dengan aslinya


KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Asisten Deputi Bidang Perekonomian,
Deputi dan Perundang-undangan,
c

Lestari

Anda mungkin juga menyukai