Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KOMODITAS PADI

DI DESA GUMUK MAS KECAMATAN PAGELARAN

Disusun Oleh:

Agustina Eka Susanti (18754007)

Anisa Pratiwi (18754008)

Rizky Pambagio ( 18754021)

Siwi Kusumaningtyas (18754026)

Program Studi Agribisnis Pangan

Jurusan Ekonomi Dan Bisnis

Politeknik Negeri Lampung

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan
hidayah-Nya, kami diberi kemudahan untuk mengerjakan tugas Ekonomi
Pertanian dengan judul “KOMODITAS PADI”
Kami menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, maka
dari itu saran dan kritik sangat diharapkan guna perbaikan kami yang akan datang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Allah SWT yang telah melindungi dan menemani kami setiap saat.
2. Fitriani, S.P.,M.E.P. yang telah memberikan tugas ini.
3. Anggota kelompok yang telah menyusun makalah ini.
Demikianlah laporan ini, harapan kami sangat sederhana, yaitu semoga para
pembaca makalah ini akan mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan yang
baru dari makalah ini.

Bandar Lampung, Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ...........................................................................................1


DAFTAR ISI .........................................................................................................2
DAFTAR TABEL .................................................................................................3
BAB I .....................................................................................................................4
PENDAHULUAN .................................................................................................4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................4
1.2 Tujuan Penelitian .............................................................................................5
BAB II ...................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................5
2.1 Tanaman padi ...................................................................................................6
2.2 Perencanaan agribisnis (khusus pertanian) ......................................................8
BAB III. METODE PELAKSANAAN ...............................................................13
3.1Tempat dan waktu Pelaksana ..........................................................................13
3.2 Jenis dan Sumber Data...................................................................................14
3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................................14
3.4 Metode Analisis Data ....................................................................................14
BAB IV ................................................................................................................17
HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................................17
4.1 Karakteristik Responden ............................................................................17
4.2 Gambaran Umum Wilayah ....................................................................17
4.3 Sistem usahtani ..........................................................................................19
4.4 Tenaga Kerja ..............................................................................................19
4.5 produksi ......................................................................................................20
BAB V .................................................................................................................22
KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................22
5.1 KESIMPULAN..............................................................................................22
5.2 SARAN ..........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................24
LAMPIRAN ........................................................................................................25

2
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Biaya variabel (biaya bahan produksi)………………………………...…… 14

Tabel 2. Tenaga kerja …………………………………………………………………………..15

Tabel 3. Produksi …………………………………………………………………………………18

3
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian dalam pengertian yang luas yaitu kegiatan manusia untuk
memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan yang pada
mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan
yang telah diberikan oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan dan atau
hewan tersebut (Van Aarsten,1953). Pengertian Pertanian dalam arti sempit yaitu
segala aspek biofisik yang berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya
tanaman untuk memperoleh produksi fisik yang maksimum (Sumantri, 1980).
Indonesia merupakan salah satu negara agraris dimana, sebagian besar
penduduknya tinggal di perdesaan dengan mata pencaharian sebagai petani.
Penduduk Indonesia pada umumnya mengkonsumsi hasil pertanian untuk
makanan pokok mereka. Pertanian di Indonesia perlu ditingkatkan produksinya
semaksimal mungkin menuju swasembeda pangan akan tetapi, tantangan untuk
mencapai hal tersebut sangat besar karena luas wilayah pertanian yang semakin
lama semakin sempit, penyimpangan iklim, pengembangan komoditas lain,
teknologi yang belum modern, dan masalah yang satu ini adalah masalah yang
sering meresahkan hati para petani yaitu hama dan penyakit yang menyerang
tanaman yang dibudidayakan.
Hasil produksi tanaman padi di Indonesia belum bisa memenuhi target
kebutuhan masyarakat karena ada di beberapa daerah di Indonesia yang masih
mengalami kelaparan (Agriculture Sector Review Indonesia,2003). Komoditas
padi memiliki arti strategis yang mendapat prioritas dalam pembangunan
pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat Indonesia, baik
di pedesaan maupun di perkotaan. Konsumsi beras perkapita penduduk Indonesia
tahun 2005 mencapai 139 kg pertahun perorang, untuk memenuhi kebutuhan
beras tersebut Indonesia harus mengimpor sebanyak 24.929 ton beras (Anonimus,
2004).
Padi merupakan tulang punggung ekonomi di pedesaan yang
diusahakan oleh lebih dari 18 juta petani, menyumbang hampir 70% terhadap
Produk Domestik Bruto tanaman pangan, memberikan kesempatan kerja dan

4
pendapatan bagi lebih dari 21 juta rumah tangga dengan sumbangan pendapatan
sekitar 25-35% (Anonimus, 2006).
Kecamatan Pagelaran merupakan salah satu wilayah di Lampung yang
memiliki lahan pertanian yang luas. Kecamatan ini memiliki penggunaan lahan
yang didominasi oleh sawah dan kebun oleh karena itu, masyarakat di wilayah ini
kebanyakan adalah petani. Petani yang terdapat di Kecamatan Pagelaran ini
menanam tanaman padi berjenis ciherang. Padi ciherang merupakan salah satu
jenis padi yang unggul dan memiliki kualitas yang tinggi yang banyak dikonsumsi
masyarakat tersebut.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sub sistem pra produksi atau input padi

2. Untuk mengetahui sub sistem produksi (on-farm) padi.

3. Untuk mengetahui sub sistem pengolahan hasil padi.

4. Untuk mengetahui sub sistem pemasaran padi.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

5
2.1 Tanaman padi

Padi merupakan jenis tanaman pangan yang mempunyai peran penting


sebagai tanaman pangan dunia. Padi sebagai penghasil beras ini tergolong dalam
jenis tanaman rumput-rumputan (Poaceae). Semakin meningkatnya permintaan
beras membuat begitu penting peran budidaya padi, terutama di Indonesia.
Indonesia termasuk negara dengan makanan pokok beras dan pengonsumsi beras
terbesar. Amin salah satu tantangan yang muncul dalam budidaya padi adalah
menurunnya produktivitas lahan yang disebabkan penerapan cara budidaya yang
tidak memperhatikan keadaan faktor lingkungan dan tidak bersifat berkelanjutan.

Penggunaan lahan secara terus menerus bisa menjadikan penurunan fungsi


lahan dalam penyediaan berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Terdapat
berbagai cara untuk meningkatkan produktivitas lahan. Namun penerapan
budidaya yang baik dan benar menjadi syarat pokok dalam meningkatkan
produktivitas tanaman, terutama padi.

a) Persemaian

Persemaian bisa benih dilakukan 25 hari sebelum masa tanam. Tempat


untuk persemaian diusahakan sama atau tidak terlalu jauh dari lahan untuk
menjaga kesegaran waktu proses pemindahan. Yang paling perlu diperhatikan
adalah drainase harus baik agar benih tidak kelebihan air. Lahan dibuat
bedengan dan dicangkul hingga tidak ada bongkahan tanah lagi. Benih
sebaiknya direndam sebelum ditanam selama 2 x 24 jam agar mampu
menyerap air dengan maksimal untuk proses awal perkecambahan. Sebelum
disemai lahan diberi sedikit pupuk organik untuk persediaan hara. Benih yang
sudah berkecambah ditebar secara merata, tetapi jangan sampai terbenam
karena bisa menyebabkan infeksi patogen pada bibit. Perdata selanjutnya
adalah diberi pupuk organik kembali setelah persemaian berumur 1 minggu.

b) Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan
yang semula keras menjadi data dan melumpur. Hal ini akan membuat gulma

6
mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi baik, lapisan bawah
tanah menjadi jenuh air yang dapat menghemat air. Dua minggu sebelum
dilakukan pengolahan lahan sebaiknya diberikan bahan organik berupa pupuk
kandang 2 ton/ha dan kompos jerami 5 ton/ha secara merata di atas lahan.
Pengolahan lahan bisa dilakukan dengan 2 kali bajak dan 1 kali garu untuk
mendapat hasil olahan yang optimal.

c) Penanaman
Terdapat berbagai macam cara penanaman padi, namun lebih disarankan
dengan cara tanam jajar legowo 2 : 1 (40 x (20 x 10) cm. Cara tanam ini akan
memberikan jumlah populasi yang banyak dengan produksi lebih tinggi
dibanding dengan cara konvensional pada umumnya. Selain itu kelebihan cara
tanam ini adalah memudahkan perawatan, mudah mengatur keluar masuk air
karena ada ruang kosong, menekan serangan hama dan penyakit karena
cendCerung lebih terang, serta menghemat biaya pemupukan.

d) Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan terdiri dari penyiangan, pengairan, pemupukan, dan
pengendalian hama. Penyiangan adalah dengan mengendalikan gulma yang
tumbuh untuk mengurangi tingkat kompetisi dengan padi. Pengairan adalah
dengan memenuhi kebutuhan air padi baik dari segi kuantitas maupun kualitas,
apabila kekurangan bisa dilakukan irigasi dan jika kelebihan bisa membuat
drainase. Pemupukan adalah tahan pemeliharaan yang paling penting, yaitu
pemberian unsur hara baik makro maupun mikro untuk memenuhi kebutuhan
hara tanaman. Pemupukan harus dilakukan dengan seimbang dan yang paling
penting alah disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara
yang ada dalam tanah. Pengendalian hama dan penyakit juga penting untuk
mendapat hasil yang optimal. Pengendalian harus dilakukan secara alami dan
berkelanjutan sesuai dengan hama dan penyakit yang dihadapi.
e) Panen
Panen bisa dilakukan ketika bulir padi hampir keseluruhan telah menguning
yang biasanya 33-36 hari setelah padi berbunga. Cara panen dapat dilakukan

7
secara manual menggunakan sabit dengan memotong pangkal batang atau
dengan mesin reaper harvester untuk menghemat waktu. Panen dilakukan
serentak dalam satu lahan untuk mengurangi risiko diserang hama.

2.2 Perencanaan agribisnis (khusus pertanian)


Usaha tani yang berhasil merupakan buah dari kehati – hatian, ketelitian
dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan pada saat yang
tepat. Beberapa teknik pengambilan keputusan untuk waktu yang akan datang.
Perencanaan tersebut disertai pertimbangan atas hasil – hasil di masa lalu.
Kegagalan maupun keberhasilan yang dialami dapat menjadi bekal untuk
perencanaan selanjutnya. Catatan keberhasilan dan kegagalan tersebut merupakan
informasi yang penting dalam perencanaan agar usaha tani yang akan datang
menjadi lebih baik.

A. Perencanaan Menyeluruh
Perencanaan ini memperhatikan keseluruhan sumber daya yang dimiliki
dan yang akan digunakan dalam usaha tani. Perencanaan menyeluruh
memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Merumuskan keuntungan yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan usaha
tani.
b. Menentukan sumber daya yang akan digunakan, meliputi lahan, tenaga
kerja, modal dan peralatan.
c. Identifikasi kendala – kendala yang dihadapi dan kemungkinan upaya
untuk mengatasinya.
d. Perkiraan kebutuhan modal dan upaya untuk pengadaannya.
e. Perkiraan biaya dan pendapatan.
f. Perkiraan arus uang tunai.

Keberhasilan usaha tani sangat tergantung pada petani sebagai manajer


dalam mengelola usaha taninya. Petani sebagai manajer dalam usaha tani
memerlukan beberapa hal sebagai berikut :

a. Pengetahuan dan kemampuan untuk menentukan kapan


menambah modal dan bagaimana menggunakannya dengan baik.

8
b. Pengetahuan tentang beberapa biaya bunga yang harus dibayar
apabila menggunakan modal dari luar, misalnya kredit bank.
c. Pengetahuan tentang kapan harus membayar bunga dan
mengangsur pinjaman dari luar agar kesinambungan usaha taninya
tidak terganggu.

Kinerja dan efisiensi usaha tani yang dilakukan dengan perencanaan


menyeluruh ini dapat dengan cepat diketahui melalui sistem evaluasi.

Beberapa manfaat perencanaan usaha tani antara lain sebagai berikut :

a. Merupakan pedoman mengenai apa yang akan dilakukan.


b. Mengurangi penyimpangan dan kesalahan dalam pelaksanaan
usaha tani.
c. Adanya jaminan untuk mendekati tercapainya tujuan.
d. Sebagai alat evaluasi atas kegiatan yang dilakukan.
e. Menjamin keberlangsungan dan kontinuitas usaha.

Perencanaan usaha tani harus rasional, artinya sesuai dengan situasi yang
nyata. Perencanaan juga harus flexibel, yaitu disesuaikan dengan situasi
dan keadaan yang dihadapi. Selain itu, perencanaan usaha harus dapat
dinilai dan dengan cepat dapat diambil tindakan yang tepat, serta
menjamin kontinuitas usaha tani. Petani dapat menyusun rencana usaha
taninya secara berkelompok dengan bimbingan petugas penyuluh
pertanian atau petugas yang secara berkala berkunjung ke kelompok tani.
Petugas penyuluh biasanya siap mendampingi petani dalam pelaksanaan
usaha taninya.

B. Anggaran Kegiatan
Anggaran kegiatan meliputi hal – hal berikut :
a. Produk yang akan diusahakan dan bagaimana memproduksi.
b. Daftar kebutuhan sumber daya per unit kegitan.
c. Kuantifikasi hubungan antar kegiatan, misalnya kebutuhan
pengembalian.
d. Daftar kendala yang bukan sumber daya, misalnya pemasaran.

9
e. Daftar biaya tetap.
C. Anggaran Penggunaan Sumber Daya

Usaha tani akan sukses jika segala kegiatan yang akan dilakukan
disusun dalam suatu rencana. Perencanaan tersebut meliputi perencanaan
segala macam sumber daya, terutama penggunaan tanah dan tenaga kerja.
Perencanaan anggaran sumber daya yang layak ditinjau dari segi teknis dan
ekonomis memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Lahan

a. Lahan yang dibutuhkan tidak lebih luas dari lahan yang dikuasai oleh
petani.
b. Jenis tanaman yang ditanam sesuai dengan jenis tanah dan kesuburan
tanah atau lahan.
c. Perencanaan mencakup penentuan luas per kegiatan, penentuan jadwal
tanam dan lamanya pertumbuhan, serta urutan tanam.

2. Tenaga Kerja

Perencanaan tenaga kerja penting dilakukan, apakah akan


menggunakan tenaga kerja keluarga saja atau melibatkan tenaga kerja luar.
Penggunaan tenaga kerja luar tentu akan mempengaruhi biaya karena
tenaga kerja luar harus diberi upah. Penentuan penggunaan tenaga kerja
dipengaruhi oleh komoditas yang diusahakan dan sifat usaha tani.
Misalnya pada usaha tani padi, meskipun jumlah tenaga kerja yang
dicurahkan tidak terlalu besar, namun proporsi penggunaan sumber daya
tenaga kerja luar keluarga jauh lebih besar dibandingkan dengan
komoditas lainnya. Pada usaha tani padi, kegiatan pengolahan tanah,
penanaman, dan panen harus dilakukan dalam waktu yang bersamaan agar
memperoleh hasil yang diharapkan.

2.3 Faktor-faktor Produksi Pertanian

Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar
tanaman tersebut mampu tumbuh/berkembang dan menghasilkan hasil

10
memuaskan. Faktorproduksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan
produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi
yang diperoleh. Kembali Macam-macam faktor produksi dibagi menjadi empat
yaitu:

1. Tanah (land)
2. Tenaga Kerja (labour)
3. Modal (capital)
4. Manajemen (science and skill)

1. Tanah ( land)

Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-


hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil
produksi ke luar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling
penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah
dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya (Mubyarto, 1995). Potensi
ekonomi lahan pertanian organik dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang
berperan dalam perubahan biaya dan pendapatan ekonomi lahan. Setiap
lahan memiliki potensi ekonomi bervariasi (kondisi produksi dan
pemasaran), karena lahan pertanian memiliki karakteristik berbeda yang
disesuaikan dengan kondisi lahan tersebut. Maka faktor-faktornya
bervariasi dari satu lahan ke lahan yang lain dan dari satu negara ke negara
yang lain. Secara umum, semakin banyak perubahan dan adopsi yang
diperlukan dalam lahan pertanian, semakin tinggi pula resiko ekonomi
yang ditanggung untuk perubahan-perubahan tersebut. Kemampuan
ekonomi suatu lahan dapat diukur dari keuntungan yang didapat oleh
petani dalam bentuk pendapatannya. Keuntungan ini bergantung pada
kondisi-kondisi produksi dan pemasaran. Keuntungan merupakan selisih
antara biaya (costs) dan hasil (returns).

2. Tenaga kerja ( Labour )

11
Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang
penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah
yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga
kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah :
Tersedianya tenaga kerja Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja
yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu
disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya
optimal. Jumlah tenagakerja yang diperlukan ini memang masih banyak
dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenagakerja, jenis kelamin,
musim dan upah tenagakerja.

Kualitas tenaga kerja Dalam proses produksi, apakah itu proses


produksi barang-barang pertanian atau bukan, selalu diperlukan
spesialisasi. Persediaan tenagakerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah
tenagakerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini
tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas. Jenis kelamin Kualitas
tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses
produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam
bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah, dan
tenagakerjawanitamengerjakantanam. Tenaga kerja musiman Pertanian
ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman
dan pengangguran tenaga kerja musiman.

3. Modal (capital)

Dalam kegiatan proses produksi pertanian organik, maka modal


dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap.
Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh model
tersebut. Faktor produksi seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin sering
dimasukkan dalam kategori modal tetap. Dengan demikian modal tetap
didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang
tidak habis dalam sekali proses produk tersebut .Peristiwa ini terjadi dalam
waktu yang relative pendek dan tidak berlaku untuk jangka

12
panjang(Soekartawi,2003). Sebaliknya dengan modal tidak tetap atau
modal variabel adalah biaya yang dikeluarkandalamprosesproduksi dan
habis dalam satu kali dalam proses produksi tersebut, misalnya biaya
produksi yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, atau
yang dibayarkan untuk pembayaran tenagakerja. Besar kecilnya modal
dalam usaha pertanian tergantung dari :

a. Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar-


kecilnya modal yang dipakai makin besar skala usaha makin besar pula
modal yang dipakai.
b. Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi
pertanian juga menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai.
c. Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani
(Soekartawi,2003).

BAB III. METODE PELAKSANAAN

3.1Tempat dan waktu Pelaksana


Kami melakukan wawancara kepada usaha tani di Desa Gumuk Mas,
Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu. Tanggal 1-6 oktober 2019. Kami
mewawancarai beberapa petani padi di daerah tersebut.

13
3.2 Jenis dan Sumber Data
Menurut Sugiyono (2004), data dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung
dari sumbernya, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung dari sumbernya, seperti melalui orang lain atau dokumen. Data yang
kami gunakan adalah data primer yang bersumber dari pengusaha Tani Padi
dengan metode wawancara dan dokumentasi di Desa Gumuk Mas

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang kami gunakan adalah metode wawancara
langsung dengan narasumber yakni seorang petani Padi.Wawancara adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung
antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode
wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon,
email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur.

3.4 Metode Analisis Data


a. Penyusutan peralatan

𝑁𝑏−𝑁𝑠
Penyusutan = 𝑛

100−%𝑁𝑠
X= 𝑁

Keterangan : Nb : Nilai baru


Ns : nilai sisa
n : jangka usia ekonomis
X : persentase penyusutan dan nilai baru

14
%Ns : nilai sisa terhitung persen dari nilai
Biaya tenaga kerja dihitung dengan mengkorensikan semua tenaga kerja
pria dewasa berdasarkan nilai HKP (hari kerja pria) dikalikan dengan besarnya
tingkat upah minimum yang berlaku. Pria = 1 HKP dan wanita = 0.8 HKP

b. Biaya total

TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = Total Cost (biaya total)
TFC = Total fixed cost (biaya tetap total)
TVC = Total variabel Cost (biaya ariabel total)

c. Penerimaan dan pendapaStan usaha

TR = P.Q
Keterangan:
TR : Total revenue (penerimaan total)
P : Harga output (Rp)
Q : Total output fisik (kg)

Tujuan utama suatu usaha adalah mencari keuntungan. Keuntungan adalah


selisih antara penerimaan dengan total biaya. Penerimaan atau TR adalah
hasil kali antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual produk.
Sedangkan total cost adalah penjumlahan antara Total fixed cost dengan
total variabel cost. Jadi secara matematis keuntungan dapat ditulis sebagai
berikut :
𝜋 = 𝑄. 𝑃 − (𝑇𝐹𝐶 + 𝑇𝑉𝐶)
Keterangan :

𝜋 : keuntungan
Q : produksi yang dihasilkan (quantity)
P : Harga jual produk (Price)
TFC : Total fixed cost
TVC : Total variabel cost

d. R/C rasio

15
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
R/C rasio = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎

Usaha dikatakan efisien apabila nilai R/C rasio lebih besar dari satu,
semakin besar nilai R/C rasio maka menunjukkan semakin tinggi
keuntungan usaha tani tersebut.

e. Analisis Break event Point (BEP)

Rumus BEP dalam unit adalah/BEPunit = TFC/(P-AC)

Rumus BEP dalam rupiah/BEP rupiah = TFC/(1-AC/P)

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden


Berdasarkan penelitian surve yang dilakukan di desa Gumuk Mas
kecamatan Pagelaran,kami memwawancai para petani sebanyak 20 responden
dalam 1 desa. Dari 20 responden hasil wawancara yang kami lakukan di desa
Gumuk Mas Kecamatan Pagelaran semuanya laki-laki dan rata-rata umurnya 35-
70 tahun keatas, status dalam kelurga adalah sebagai kepala rumah tangan dan
status pengalaman usahatani rata-rata 50 tahun lebih dan garap pengalaman
menanan padi. Jumlah tanggungan keluarga yang di tanggung oleh para petani
adalah rata-rata 2-5 orang dalam 1 keluarga, sumber pengalaman yang diperoleh
dari para petani rata-rata turun menurun dan penyeluhan,luas lahan rata-rata 0.25-
2 hektar dan status lahan yang ditanamani padi semua nya milik sendiri milik
orang lain.

4.2 Gambaran Umum Wilayah


Kabupaten Pringsewu merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten
Tanggamus. Kabupaten Pringsewu terletak pada posisi 1040 42’ – 1050 8’ BT dan
50 8’ – 6 0 8’ LS dan secara topografi Kabupaten Pringsewu berada pada
ketinggian 95 -113,75 meter dari permukaan laut (dpl) dengan suhu 240C sampai
280C. Kabupaten Pringsewu memiliki 96 pekon (desa), 5 kelurahan, yang tersebar
di 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Pringsewu, Pagelaran, Pardasuka, Gadingrejo,
Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, dan Banyumas berdasarkan Undang-Undang
nomor 48 tahun 2008. Batas-batas wilayah administratif dari Kabupaten
Pringsewu yaitu :

 Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sendang Agung dan


Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah.

17
 Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bulok Kabupaten
Tanggamus.
 Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pugung dan Kecamatan
Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus.
 Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Negeri Sakti, Kecamatan
Gedong Tataan, Kecamatan Waylima, dan Kecamatan Kedondong
Kabupaten Pesawaran.

Menurut Pringsewu dalam Angka (2013), Kabupaten Pringsewu mempunyai


luas wilayah daratan 625,1 km2 atau 62.510 ha, yang hampir seluruhnya berupa
wilayah daratan. Kabupaten Pringsewu merupakan daerah tttropis dengan rata-
rata curah hujan yaitu 161,8 mm/bulan dan rata-rata jumlah hari hujan 13,1
hari/bulan. Dengan karateristik iklim tersebut, wilayah ini berpotensial untuk
dikembangkan sebagai daerah pertanian.

Topografi wilayah Pringsewu bervariasi antara dataran rendah dan dataran


tinggi yang sebagian besar merupakan bentangan datar yakni sekitar 40% dari
seluruh wilayah dengan ketinggian dari permukaan laut antara 800 meter sampai
dengan 1.115 meter dari permukaan laut. Bentang alamnya terdiri dari daratan
58% yang dimanfaatkan untuk perumahan dan pekarangan, 42% dimanfaatkan
untuk perkantoran, perkebunan, pertanian serta fasilitas lainnya.

Berdasarkan Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten


Pringsewu sebanyak 54.677 dikelola rumah tangga, sebanyak dua usaha dikelola
oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak dua usaha dikelola oleh
selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Pagelaran, Gadingrejo dan
Sukoharjo merupakan tiga kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai
jumlah rumah tangga usaha pertanian paling banyak. Struktur perekonomian
Kabupaten Pringsewu didominasi oleh sektor pertanian dengan komoditas yang
dominan yaitu padi sawah dan ladang, padi organik, ubi jalar, ubi kayu, kacang
tanah dan kacang hijau. Sentra padi organik terdapat di Kecamatan Pagelaran dan
Gadingrejo, yang dikembangkan dengan menggunakan pupuk kompos dan
pestisida nabati.

18
4.3 Sistem usahatani
Sistem usahatani yang dilakukan dengan luas lahan rata-rata 0,25-2 hektar adalah
menggunakan benih padi ciherendan mendapatkan informasi dari anggota kelompok
petani. Pupuk yang digunakan untuk tanaman padi adalah pupuk Urea,Kcl, dan
Sp36 dan pestisida yang digunakan untuk regent. Biaya variabel dapat di lihat
sebagai berikut :
Biaya Satuan Jumlah Harga/satuan Total
Benih Kg 11.7 Rp 2.000 Rp 23.400
Pupuk Urea Kg 79.25 Rp 3.225 Rp 289. 275
Pupuk KCL Kg 76.75 Rp 3.240 Rp 248.670
Pupuk Sp36 Kg 43,85 Rp 3.100 Rp 135.935
Pestisida regent Botol 1 Rp 350.000 Rp 350.000
Total Rp 1.047.280

Tabel 1. Biaya variabel (biaya bahan produksi)

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa biaya variabel (biaya bahan
produksi) yang dikeluarkan oleh para petani di desa Gumuk Mas dengan jumlah 20
responden sebanyak Rp 1.047.280. Jumlah biaya terkecil yang dikeluarkan oleh 20
responden adalah benih padi ciherang dengan jumlah Rp 23.400 dan biaya yang di
keluarkan yang besar adalah pestisida regent dengan Rp 350.000.

4.4 Tenaga Kerja

19
Tenaga kerja dalam pengolahan lahan adalah tenaga kerja tetap
dan harian. Tenaga kerja tetap yang berjumlah 2 orang dan
tenaga kerja yang harian Jenis pekerjaan harian yang di
lakukan para petani seperti : pengolahan lahan, penanaman,
pengendalian hama dan penyakit serta pemanenan tanaman padi.

No Jenis pekerjaan Jumlah Upah/HO Total (Rp)


(HOK) K (Rp)
1 Pengolahan lahan 1.4 Rp750.000 Rp 1.050.000
2 Penanaman 6.8 Rp 51.700 Rp 381.300
3 Pengendalian hama dan penyakit 2.00625 Rp 59.350 Rp 1.200.375
4 Pemanenan Borong Rp 429.750
Jumlah Rp 1.020.625 Rp 86.105 Rp 1.630.507.35

Tabel 2. Tenaga kerja

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 20 responden yang paling
banyak yang dikeluarkan adalah biaya tenaga kerja petani adalah untuk
membiayai tenaga kerja pengendalian hama dan penyakit.

4.5 Produksi
Keterangan Satuan Jumlah Harga Total
Penerimaan
Penjualan padi Kg 880 kg Rp. 4.500 Rp. 3.960.000
Pengeluaran
a. Biaya tetap
Penyusutan Rp. 387.500
Biaya pajak tahun 1,7 ha 45.925 Rp. 78.000

20
TFC Rp. 17.623.875
b. Biaya variabel
Benih Kg 11,7 2.000 23.400
Pupuk UREA Kg 79,2 3.225 255.420
PS36 Kg 43,85 3.200 140.320
Pupuk KCL Kg 76,75 3.240 248.670
Pestisida regent Botol 1 350.000 350.000
TVC Rp. 670.050
TC (Total Biaya) Rp. 3.907.888
Keuntungan Rp . 7.747.113
R/C RATIO 3,399458
B/C RATIO 2,399458
AVC Rp. 1.308
BEP (Unit) 5217
BEP (Rupiah) Rp. 23.475.710

Tabel 4.3 Produksi

Tabel 1.3 Menunjukkan bahwa biaya total yang dikeluarkan dalam usaha
padi sebesar Rp. 3.907.888. Total penerimaan yang diperoleh dalam usaha padi
sebesar Rp. 3.960.000. keuntungan yang diperoleh sebesar Rp . 7.747.113 dengan
R/C Ratio sebesar 3,399458 artinya usaha padi di kecamatan pagelaran
mengalami keuntungan. Dengan B/C Ratio sebesar 2,399458 yang artinya usaha
padi mendapatkan keuntungan.

Nilai BEP unit padi pada kecamatan Pagelaran sebesar 5217, berarti usaha
padi mengalami keuntungan dengan rata-rata luas lahan sebesar 1,7 ha. Nilai BEP
Rupiah pada kecamatan Pagelaran sebesar Rp. 23.475.710, yang artinya juga
usaha padi pada kecamatan Pagelaran mendapatkan keuntungan.

4.6 Permodalan

21
4.7 Kelembagaan Pertanian

4.8 Inovasi

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan survei petani padi (20 responden) di Desa Gumukmas


Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu menggunakan benih
Ciherang yang mereka dapatkan dari kelompok tani di desa tersebut
sehingga mereka mendapatkan benih dengan harga lebih murah. Luas
lahan rata-rata 1,75 hektare benih yang digunakan rata-rata 11,7 kg.
Para petani rata-rata sudah menggunakan benih ciherang ini sudah
lebih dari 5 tahun.
2. Para petani (20 responden) menggunakan Pupuk dan pestisida. Pupuk
yang digunakan petani padi ada 3 yaitu pupuk KCL, sp36, pupuk urea
dengan dosis sesuai dengan ukuran lahan yang mereka miliki.
Pestisida yang digunakan petani padi untuk tanaman padi yaitu
pestisida ragent.
3. Para petani masih banyak menggunakan tenaga kerja yang berasal dari
dalam keluarga. Biaya pengolahan lahan yaitu pembajakan lahan
borongan dengan Rp.250.000/0,25 ha dan berlakuuntuk kelipatan
lahannya.
4. Petani rata-rata menghasilkan produksi padi sebesar 2590 kg dengan
biaya total yang dikeluarkan dalam usahatani sebesar Rp. 3,907,888.

22
Total penerimaan yang diperoleh dalam usaha padi sebesar
Rp11.655.000. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 7.747.113-,.
5. Para petani di desa Gumukmas kecamatan pagelaran kabupaten
Pringsewu kebanyakan menggunakan hasil panennya untuk
dikonsumsi sendiri.
6. Sistem pertanian yang dilakukan petani termasuk ke dalam ciri-ciri
pertanian modern dengan iklim dan cuaca berpengaruh pada proses
kegiatan usahatani dan menggunakan sistem irigasi pada saat musim
kemarau. Sistem irigasi di desa Gumukmas kecamatan Pagelaran
kabupaten Pringsewu masih kurang maksimal, maka dari itu
petani harus menyedot air dari sumber mata air terdekat dengan lokasi
sawahnya untuk memenihi kebutuhan pengairan lahan, sehingga
akanm menambah biaya para petani.
7. Inovasi yang digunakan petani padi di desa Gumukmas kecamatan
pagelaran kabupaten Pringsewu ini baru sebatas pembajakan lahan
yang tadinya dengan sapi sekarang sudah menggunakan traktor.

5.2 Saran
Di desa Gumuk Mas masih menerapkan pertanian sub sistem, hal ini
merupakan sebuah permasalahan, sebaiknya dengan luasnya lahan petanian yang
dimiliki, petani memproduksi padi untuk di pasarkan juga sehingga membantu
pasokan bahan pangan bagi masyarakat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, P., & Armstrong, G. (2012). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Alih bahasa Bob

Sabran MM Edisi Bahasa Indonesia. Jilid, 1.

Ekonomi bisnis. 2018. “Inilah jalur distribusi beras hingga ke konsumen”.

https://ekonomi.bisnis.com/read/20180117/99/727664/inilah-jalur-distribusi-beras-
hingga-ke-konsumen (15 oktober 2019)

V Anasfisia.2015. http://eprints.ums.ac.id/37738/5/BAB%20I.pdf (17 oktober 2019)

Jaenuri.2017. Faktor-faktor produksi pertanian.

https://jaenuriblog.wordpress.com/2017/11/05/faktor-faktor-produksi-pertanian/
(17 oktober 2019)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai