Anda di halaman 1dari 27

PEREKONOMIAN TERBUKA

Pendekatan PERMINTAAN AGREGAT


( Permintaan Barang dan Jasa Total Dalam Perekonomian )
PERMINTAAN AGREGATIF

Adalah permintaan keseluruhan total


atau permintaan seluruh lapisan
masyarakat
 Dibentuk Oleh Pasar Komoditi

Y=C+I+G+( X–M)

 Dibentuk Oleh Pasar Uang

MS = MD
MONETER

Dimana MD = mt + mj + m2
Masing – masing dari keempat komponen tersebut
memberikan kontribusinya bagi permintaan agregat barang
dan jasa. Diasumsikan bahwa harga adalah konstan atau
tidak berubah. Ini juga berarti semua variable adalah
diasumsikan riil dan tidak ada inflasi.
Pengantar Ekonomi Kebijakan Ekonomi Fiskal 5
 Kebijakan fiskal dapat diartikan sebagai
tindakan yang diambil oleh pemerintah
dalam bidang anggaran belanja negara
dengan maksud untuk mempengaruhi
jalannya perekonomian
 Anggaran belanja negara terdiri dari
penerimaan atas pajak, pengeluaran
pemerintah (goverment expenditure) dan
transfer pemerintah (goverment transfer)

Kebijakan Ekonomi Fiskal


 Biaya transfer pemerintah merupakan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang
tidak menghasilkan balas jasa secara
langsung. Contoh pemberian beasiswa
kepada mahasiswa, bantuan bencana alam
dan sebagainya.
 Salah satu pengaruh penerapan kebijakan
fiskal adalah pada pendapatan nasional

Kebijakan Ekonomi Fiskal


 Adalah kebijakan ekonomi makro yang implementasinya melalui
penyusunan “anggaran” pemerintah (APBN di Indonesia).
 Secara garis besar terdiri 3 pos utama pada sisi pengeluaran
“anggaran”;
1. Belanja barang dan jasa (G),
2. Gaji pegawai (W),
3. Transfer payment/subsisi (Tr).
Sedangkan pada sisi pendapatan terdiri 4 pos yang penting, yaitu:
1. Penerimaan pajak (Tx),
2. Kredit likuiditas bank sentral (U),
3. Pinjaman/obligasi dalam negeri (B),
4. Pinjaman/hutang luar negeri (F)
Masing-masing pos mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
perekonomian.

Kebijakan Ekonomi Fiskal


 Pengeluaran total “anggaran” (APBN di Indonesia) selalu sama
dengan penerimaan totalnya. Dalam pengertian akuntansi ini
“Anggaran” selalu seimbang (anggaran berimbang). Dalam
pengertian ekonomi “anggaran” bisa defisit, surplus atau berimbang.
 Ada tiga pengertian yang berbeda mengenai arti defisit, surplus
dan “anggaran” berimbang.
1. Penerimaan pajak (Tx) dapat menutup seluruh pengeluaran (G
+ W + Tr), apabila G + W + Tr > Tx maka “anggaran” defisit dan
bila G + W + Tr < Tx maka “anggaran” surplus selanjutnya G +
W + Tr = Tx maka “anggaran” berimbang.
2. Defisit “anggaran” apabila G + W + Tr > Tx + B, surplus
“anggaran” apabila G + W + R < T + B dan berimbang bila G +
W + R = T + B.
3. “Anggaran” defisit bilamana U > 0, “anggaran” surplus bila U <
0 dan berimbang bila U = 0. pada pengertian ini menunjukkan
ada tidaknya pencetakan uang baru untuk membiayai
“Anggaran”.

Kebijakan Ekonomi Fiskal


 Kebijakan Fiskal Ekspansif

 Kebijakan Fiskal Kontraktif

Kebijakan Moneter Ekspansif

 Kebijakan Moneter Kontraktif


 Kebijakan Fiskal Ekspansif

G↑ → Kurva AD bergeser ke kanan


Tx net↓→ Kurva AD bergeser ke kanan

Kenaikan G menaikkan keluaran ( pendapatan ) agregat yang


direncanakan, yang selanjutnya akan menyebabkan kenaikan
keluaran pada masing – masing tingkat harga yang mungkin.

Penurunan T menyebabkan konsumsi naik. Konsumsi yang lebih


tinggi selanjutnya menaikkan pengeluaran agregat yang
direncanakan, yang menimbulkan kenaikan keluaran pada setiap
harga yang mungkin.
... Yang meningkatkan
Tingkat permintaan agregat pada
bunga, r Ekspansi Fiskal menggeser Tingkat tingkat harga berapapun
kurva IS harga, P

LM (P=P1)

r0

r1
P

IS0 IS1 AD0 AD1


Y0 Y1 Pendapatan,
Y0 Y1 Pendapatan,
OutputY
Output, Y

Kebijakan Fiskal Ekspansioner

Akibat kenaikan pengeluaran pemerintah ( G ) atau penurunan


pajak neto (Tx net ) terhadap kurva AD menyebabkan kurva
permintaan agregat ( ADo) bergeser ke kanan dari ADo ke AD1.
 Kebijakan Fiskal Kontraktif

G↓ → kurva AD bergeser ke kiri.


Tx net↑ → kurva AD bergeser ke kiri.
Tingkat
Harga, P
Yang menurunkan
permintaan agregat pada
tingkat harga tertentu

AD2 ADo
Y2 Yo Pendapatan,
Output, Y

Kebijakan Fiskal Kontraktif


Akibat penuruna pengeluaran pemerintah ( G ) atau kenaikan
pajak neto ( Tx net ) terhadap kurva AD menyebabkan kurva
permintaan agregat ( ADo ) bergeser ke kiri dari ADo ke AD2
 KEBIJAKAN MONETER
EKSPANSIF

MS ↑ → Kurva AD bergeser ke kanan

Kenaikan ( pendapatan ) agregat, Y. MS menurunkan tingkat


suku bunga, yang menaikkan investasi yang direncankan ( dan
demikian pengeluaran angregat yang direncanakn ). Hasil
akhirnya adalah kenikan keluaran pada masing – masing
tingkat harga yang mungkin sehingga menyebabkan kurva
Ado bergeser.
Tingkat Ekspansi moneter
Tingkat ... Yang meningkatkan
bunga, r menggeser kurva LM
Harga, P permintaan agregat pada
tingkat harga berapapun
LMo ( P =P1 )

LM1 ( P = P1 )

r0
Po

r2

IS ADo AD1
Yo Y1
Y0 Y1 Pendapatan,
Output, Y Pendapatan,
Output, Y

Kebijakan Moneter Ekspansif


Akibat kenaikan penawaran uang terhadap kurva AD, maka
menyebabkan pergeseran pada kurva permintaan AD, sehingga
kurva permintaan agregat AD0 bergeser ke kanan dari AD0 ke AD1
 OPT ( Operasi Pasar Terbuka ) atau pasar
tebuka dengan melakukan aksi beli saham atau
surat berharga.

 Dengan menurunkan tingkat bunga ( r )

 Dengan menurunkan cadangan minimum ( rr )


KEBIJAKAN MONETER
KONTRAKTIF

MS ↓ → kurva AD bergeser ke kiri


Tingkat ... Yang menurunkan
Harga, P permintaan agregat pada
tingkat harga berapapun

Po

AD2 ADo
Y2 Y0 Pendapatan,
Output, Y

Kebijakan Moneter Kontraktif


Akibat penurunan penawaran uang ( MS ) terhadap kurva AD, maka
menyebabkan pergeseran kurva pada permintaan agregat AD,
sehingga kurva permintaan agregat Ado bergeser ke kiri dari ADo ke
AD2
 OPT ( Operasi Pasar Terbuka ) dengan melakukan
aksi jual surat berharga

Dengan menaikkan tingkat bunga ( r )

 Dengan menaikkan cadangan minimum ( rr )


KEBIJAKAN MONETER
LRAS
Tingkat LRAS
Tingkat
Bunga, r LM ( P1 )
Harga, P
LM ( P2 )

K SRAS 1
K P1

C
C SRAS 2
P2

IS

Y Pendapatan, Y
Pendapatan,
Output, Y
Output, Y

( a ) Model IS - LM ( b ) Model Permintaan Agregat


dan Penawaran Agregat
Dari kurva diatas dapat dilihat perbedaan penting antara
pendekatan Keyness dengan pendekatan klasik ( Pigou ) pada
penentuan pendapatan nasional.

Asumsi keynesan yang ( ditunjukkan oleh titik K ) adalah bahwa


tingkat harga tidak bergerak. Bergantung pada kebijakan moneter,
kebijakan fiskal, dan determinan permintaan agregat lainnya,
output bisa menyimpang dari tingkat alamiah.

Asumsi Klasik / Pigou ( yang ditunjukkan oleh titik C ) adalah


bahwa tingkat harga sepenuhnya fleksibel. Tingkat harga
disesuaikan untuk menjamin bahwa pendapatan nasional
selalu berada pada tingkat alamiah.
Tingkat
Harga, P

Po

P1

ADo AD1

Y0 Y1 Pendapatan,
Output, Y

Ketika tingkat harga meningkat ( P ) maka GDP akan turun /


berkurang maka kebijakan yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah
yaitu dengan menggeser Ado ke AD1 yaitu dengn kebijakan ekspansif
agar besarnya tingkat GDP tetap stabil.

Anda mungkin juga menyukai