Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN


SOSIAL
Unsur-unsur hakikat manusia terrdiri dari hal-hal berikut.
1. Susunan kodrat terdiri atas raga dan jiwa.
2. Sifat kodrat terdiri atas makhluk individu dan social
3. Kedudukan kodrat terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk tuhan.
Berdasarkan pembedaan demikian maka manusia sebagai makhluk individu
dan makhhakikat mahkluk social adalah hakikat manusia berdasar sifat-sifat
kodrat yang melekat pada dirinya. Berdasarkan unsur hakikat manusia di atas,
notonagoro( 1975) mengatakan bahwa sebagai makhluk individu dan makhluk
social merupakan sifat kodrat dari manusia. Frans magnis suseno ( 2001)
menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat social.
2.1.1 Manusia sebagai makhluk individu
Individu berasal dari bahasa latin individuum yang artinya tak terbagi. Kata
individu merupakan sebutan yang di pakai untuk menyatakan satuan yang paling
kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia secara keseluruhan yang
tak dapat di bagi, melainkan sebagai kesatuan terbatas, yaitu perseorangan
manusia, demikian pendapat Dr. A.Lysen.
Manusia lahir sebagai makhluk individual yang bermakna tidak terbagi
atau tidak terpisahkan antara jiwa dan raga. Secara biologis, manusia lahir dengan
kelengkapan fisik, tidak berbeda dengan makhluk hewani. Namun, secara rohani
ia sangat berbeda dengan makhluk hewani apapun. Jiwa manusia merupakan satu
kesatuan dengan raganya untuk selanjutnya melakukan aktivitas atau kegiatan.
Kegiatan manusia tidak semata-mata di gerakkan oleh jasmaninya, tetapi juga
aspek rohaninya. Manusia mengerahkan seluruh jiwa raganya untuk berkegiatan
dalam hidupnya.

3
Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya
bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan
corak kepribadiannya, termasuk kemampuan kecakapannya.dengan demikian,
manusia sebagai individu merupakan pribadi yang terpisah, berbeda dari pribadi
lain. Manusia sebagai makhluk individu adalah manusia sebagai perseorangan
yang memiliki sifat sendiri-sendiri. Manusia sebagai individu adalah bersifat
nyata, berbeda dengan manusia lain dan sebagai pribadi dengan cirri khas tertentu
yang berupaya merealisasikan potensi dirinya.
Setiap manusia memiliki perbedaan. Hal itu dikarenakan manusia
memiliki karakteristik sendiri. Ia memiliki sifat, watak, keinginan, kebutuhan, dan
cita-cita yang berbeda satu sama lainnya. Setiap manusia diciptakan oleh tuhan
dengan ciri dan karakteristik yang unik yang satu sama lain berbeda. Oleh karena
itu, manusia sebagai makhluk individu adalah unik.setiap orang berbeda, bahkan
orang yang dikatakan kembar pun pasti memiliki perbedaan. Jadi, meskipun
banyak persamaan hakiki antar individu, tetap tidak ada dua individu yang sama.
Pertumbuhan dan perkembangan individu menjadi pribadi yang khas tidak
terjadi dalam waktu sekejap, melainkan terentang sebagai kesinambungan
perkembangan sejak masa janin, bayi, anak, remaja, dewasa sampai tua. Istilah
pertumbuhan tertuju pada segi fisik atau biologis individu, sedangkan
perkembangan tertuju pada segi mental psikologis individu.
Pertumbuhan dan perkembangan individu di pengaruhi beberapa factor. Mengenai
hal tersebut ada tiga pandangan, yaitu
a. Pandanga nativistik manyatakan bahwa pertumbuhan individu semata –
mata di tentukan atas dasar factor dari dalam individu sendiri, seperti bakat
dan potensi, termasuk pula hubungan atau kemiripan dengan orang tuanya.
Misalnya, jika ayah nya seniman maka sang anak akan menjadi seniman
pula.

4
b. Pandangan empiristik menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-
mata di dasarkan atas factor lingkungan. Lingkunganlah yang akan
menentukan pertumbuhan seseorang. Pandangan ini bertolak belakang
dengan pandangan nativistik.
c. Pandangan konvergensi yang menyatakan bahwa pertumbuhsn individu di
pengaruhi oleh factor diri individu dan lingkungan. Bakat anak merupakan
potensi yang harus di sesuaikan dengan di ciptakannya lingkungan yang
baik sehingga ia bisa tumbuh secara optimal. Pandangan ini berupaya
manggabungkan kedua pandangan sebelumnya.
Pada dasarnya, kegiatan atau aktivitas seseorang ditujukan untuk memenuhi
kepentingan diri dan kebutuhan diri. Sebagai makhluk dengan kesatuan jiwa dan
raga, maka aktivitas individu adalah untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan
jiwa, rohani, atau psikologis, serta kebutuhan jasmani atau biologis. Pemenuhan
kebutuhan tersebut adalah dalam rangka menjalani kehidupannya.
Pandangan yang mengembangkan pemikiran bahwa manusia pada dasanya
adalah individu yang bebas dan merdeka adalah paham individualism. Paham
individualisme menekankan pada kekhususan, martabat, hak dan kebebasan orang
per orang. Manusia sebagai individu yang bebas dan merdeka tidak terikat apa
pun dengan masyarakat ataupun Negara. Manusia bisa berskembang dan sejahtera
hidupnya serta berlanjut apabila dapat bekerja secara bebas dan berbuat apa
berbuat apa saja untuk memperbaiki dirinya sendiri.
2.1.2 Manusia sebagai makhluk sosial
Manusia sebagai individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Ia dalam
menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia
lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersoaialisasi dengan manusia
lain. Hal ini disebabkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak
dapat memenuhinya sendiri. Ia akan bergabung dengan manusia lain membentuk
kelompok-kelompok dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan tujuan hidup.
Dalam hal ini, manusia sebagai individu memasuki kehidupan bersama dengan
individu lainnya.

5
Benarkah manusia sebagai makhluk social? Sejak manusia dilahirkan ia
membutuhkan pergaulan dengan orang lain terutama dalam hal kebutuhan makan
dan minum. Pada usia bayi, ia sudah menjalin hubungan terutama dengan ayah
dan ibu, dalam bentuk gerakan, senyuman, dan kata kata. Pada usia 4 tahun, ia
mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya dan melakukan kontak social.
Pada usia-usia selanjutnya,, ia terikat dengan norma norma pergaulan dengan
lingkungan yang semakin luas.manusia hidup dalam lingkungan sosialnya.
Berdasarkan proses diatas, manusia lahir dengan keterbatasan, dan secara
naluriah manusia membutuhkan hidup dengan manusia lainya. Manusia sejak
lahir di pelihara dan di besarkan dalam suatu masyarakat terkecil, yaitu keluarga.
Keluarga terbentuk karena adanya pergaulan antar anggota sehingga dapat
dikatakan bahwa berkeluarga merupakan keutuhan manusia. Esensinya, manuisa
memerlukan orang lain atau hidup dalam kelompoknya.
Jadi, menurut kodratnya, manusia di mana pun pada zaman apapun, selalu
hidup bersama,hidup berkelompok. Dalam sejarah perkembangan manusia tidak
terdapat seorang pun yang hidup menyendiri, terpisah dari kelompok manusia
lainnya. Hidup menyendiri, terlepas dari pergaulan masyarakat hanya mungkin
terjadi dalam dongeng belaka (seperti tarzan, robinson crusoe), namun dlam
kenyataannya, hal itu tidak mungkin terjadi. Sejak dulu, pada diri manusia
terdapat hasrat untuk berkumpul dengan sesamanya dalam satu kelompok, hasrat
untuk bermasyarakat.
Aristoteles (384-322 SM) seorang ahli filsafat yunani kuno menyatakan dalam
ajarannya,bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia itu
sebbagai makhluk, pada dasarnya selalu ingin bergaul dalam masyarakat. Karena
sifatnya yang ingin bergaul satu sama lain, maka manusia di sebut sebagai
makhluk social. Manusia sebagai individu (perseorangan) mempunyai kehidupan
jiwa yang menyandiri, namun manusia sebagai makhluk social tidak dapat
dipisahkan dari masyarakat.manusia lahir, hidup berkembang, dan meninggal
dunia di dalam masyarakat.

6
Sebagai individu, manusia tidak dapat mencapai segala sesuatu yang diinginkan
dengan mudah tanpa bantuan orng lain.
yang menyebabkan manusia selalu hidup bermasyarakat antara lain karena adanya
dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia, misalnya:
1. Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum.
2. Hasrat untuk membela diri.
3. Hasrat untuk mangadakan keturunan.
adapun insting itu sudah ada pada diri manusia sejak ia dilahirkan. Kebutuhan
akan makanan dan minuman termasuk kebutuhan primer untuk segala makhluk
hidup baik hewan maupun manusia. Dalam usaha untuk mendapatkan keperluan
hidupnya manusia perlu bantuan orang lain. Hidup sendiri akan menimbulkan
kesulitan. Setiap usaha akan lebih mudah bila dikerjakan bersama-sama.
dalam kenyataaannya kita melihat orang memburu sebaghewan, menangkap
ikan, bercocok tanam, dan sebagainya di lakukan bersama-sama. Dari keinginan
untuk memperoleh keinginan hidupnya secara mudah itu maka timbullah dalam
diri manusia suatu dorongan untuk hidup bersama dalam masyarakat. Sejak
manusia dilahirkan, ia mempunyai dua keinginan pokok yaitu.
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia di sekelilingnya.
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Manusia sebagai makhluk social adalah manusia yang senantiasa hidup dengan
manusia lain (masyarakatnya ). Ia tidak dapat merealisasikan potensi hanya
dengan dirinya sendiri. Manusia akan membutuhkan manusia lain untuk hal
tersebut, termasuk dalam mencukupi kebutuhannya.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, kelompok masyarakat pertama
adalah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan manusia yang pertama dan
utama. Dalam keluarga itulah manusia menemukan kodratnya sebagai makhluk
social. Karena dalam lingkungan itulah ia untuk pertama kali berinteraksi dengan
orang lain.. kelompok berikutnya adalah kelompok pertemanan, pergaulan,
kelompok pekerja, dan masyarakat secara luas.

7
Secara politik, kehidupan berkelompok manusia di mulai dari keluarga, marga,
suku, bangsa, Negara,bahkan masyarakat secara international.
Paham yang mengembangkan pentingnya aspek social kehidupan manusia
adalah sosialisme. Sosialisme member nilai lebih pada manusia sebagai makhluk
social. Sosialisme merupakan reaksi atas system liberalisme yang di lahirkan oleh
paham individualism. Adanya persaingan bebas dalam kapitalisme akan menindas
orang- orang yang tidak memiliki modal dan orang-orang miskin. Dalam system
ekonomi sosialis, setiap orang memiliki kewajiban member kepada masyarakat,
dan masyarakat berhak menerima hasilnya sesuai dengan karyanya. Negara tidak
hanya bersifat pasif member kesempatan berusaha, tetapi juga aktif
mengusahakan keadilan dan kesejahteraan, terutama bagi masyarakat yang tidak
mampu, miskin dan tidak memiliki modal yang cukup.
Namun, sosialisme dalam bentuk ekstrem dapat berkembang kearah
komunisme. Dalam komunisme, hak milik individu di hapuskan, diganti menjadi
kepemilikan bersama. Komunisma berpandangan bahwa emua orang
mendapatkan apa yang sesuai dengan kebutuhannya. Walaupun begitu, baik
sosialisme maupun komunisme bertujuan sama yaitu ingin membentuk
masyarakat sosialis.
Perbedaan antara sosialisme dan komunisme terletak pada cara yang di
gunakan untuk mengubah masyarakat kapitalis liberal manjadi masyarakat
soaialis. Paham sosialisme berpendapat bahwa perubahan dapat dilakukan dengan
cara-cara damai dan demokratis, sedangkan komunisme berpendapat bahwa
perubahan masyarakat sosialis harus dilakukan dengan cara revolusi, yaitu
menghancurkan system kapitalisme liberal. Untuk itu, diperlukan pemerintahan
dictator ploretariat dalam masa transisi perubahan masyarakat.

8
2.2. KARAKTERISTIK MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU

Setiap insan yang dilahirkan tentunya mempunyai pribadi yang berbeda


atau menjadi dirinya sendiri, sekalipun sanak kembar. Itulah uniknya manusia.
Karena dengan adanya individulitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan,
cita-cita, kecenderungan, semangat, daya tahan yang berbeda. Kesanggupan untuk
memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat essensial dari
adanya individualitas pada diri setiap insan.

Menurut Oxendine dalam (Tim Dosen TEP, 2005) bahwa perbedaan


individualitas setiap insan nampak secara khusus pada aspek sebagai berikut

1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran,
penglihatan, kemampuan bertindak.

2. Perbedaan sosial: status ekonomi,agama, hubungan keluarga, suku.

3. Perbedaan kepribadian: watak, motif, minat dan sikap.

4. Perbedaan kecakapan atau kepandaian

2.3 KARAKTERISTIK MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang
menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu.
Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:

1. Dorongan untuk makan

2. Dorongan untuk mempertahankan diri

3. Dorongan untuk melangsungkan jenis

9
2.4 PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN
SOSIAL
2.4.1 Peranan manusia sebagai makhluk individu
Sebagai individu, manusia memiki harkat dan martabat yang mulia. Setiap
manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama pula. Perbedaan
yang ada seperti berbeda keyakinan, tempat tinggal,ras, suku, dan golongan tidak
meniadakan persamaan akan harkat dan martabat manusia.
Oleh karena itu, pengakuan dan penghargaan manusia sebagai manusia mutlak
di perlukan. Pengakuan dan penghargaan itu di wujudkan dengan pengakuan akan
jaminan atas hak – hak asasi manusia. Manusia memiliki hak-hak dasar yang sama
yang tidak boleh di halangi oleh manusia lain. Penindasan terhadap hak-hak dasar
orang lain pada dasarnya adalah merendahkan derajat kemanusiaan. Seorang
individu pastilah tidak mau harkat dan martabatnya direndahkan, bahkan di injak-
injak oleh individu lain.

Manusia sebagai makhluk individu berupayamerealisasikan segenap potensi


dirinya, baik potensi jasmani maupun rohani. Jasmani atau raga adalah badan atau
tubuh manusia yang bersifat kebendaan, dapat di raba, dan bersifat riil.rohani atau
jiwa adalah unsur- unsur manusia yang bersifat kerohanian, tidak terwujud, tidak
bisa di raba, atau ditangkap dengan indra. Unsur jiwa ini terdiri dari tiga jenis,
yaitu akal, rasa, dan kehendak.
Sebagai makhluk individu, manusia berusaha memenuhi kepentingan atau
mengejar kebahagiaan sendiri. Motif tindakannya adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang meliputi kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Penekanan pada kepentingan diri memunculkan sifat individualistic dalam diri
pribadi yang bersangkutan. Di samping itu, factor pemenuhan atas kepentingan
diri tersebut juga menjadikan individu akan saling bersaing untuk hal tersebut.
Berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai individu, dapat di ketahui bahwa
manusia memiliki harkat dan martabat, manusia memiliki hak-hak dasar, setiap
manusia memiliki potensi diri yang khas, dan setiap manusia memiliki
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dirinya.

10
Dengan uraian di atas, manusia sebagai makhluk individu berperan untuk
mewujudkan hal-hal tersebut. Manusia sebagai individu akan berusaha :

a. Menjaga dan mempertahan harkat dan martabatnya.


b. Mengupayakan terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia.
c. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani.
d. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.
Dalam hidup bermasyarakat, individu memberikan fungsi-fungsi positif sebagai
berikut: perlu dihargainya harkat dan martabat diri seorang manusia, adanya
jaminan akan hak dasar setiap manusia, dan berkembangnya potensi – potensi diri
yang kreatif dan inovatif tidak jarang di temui dalam masyarakat ada seseorang
yang memiliki potensi baik yang dengan potensi itulah ia mampu menggerakkan
masyarakatnya untuk maju. Misalnya, seorang lulusan akademi pertanian
mempelopori masyarakatnya dalam proyek penghijauan lahan kritis, seorang
sarjana pendidikan mempelopori gerakan bebas buta aksara, atau seoarang sarjana
kedokteran mempelopori gerakan penanggulangan wabah penyakit demam
berdarah di daerahnya, dan lain-lain.
Namun demikian, dalam hidup kemasyarakatan , individu bisa
menghasilkan fungsi-fungsi negatif. Misalnya, unsure pemenuhan kepentingan
diri menjadikan orang per orang memiliki sifat individualistic dan egois.orang
tidak mau lagi membantu, bersimpati,atau berempati terhadap orang lain karena
yang di pentingkan kebutuhan diri. Di samping itu, peraingan yang terjdi dapat
menjurus pada persaingan yang tidak sehat. Akibatnya, masyarakat akan tidak
tertib, penuh persaingan, perseteruan, dan pemaksaan masing-masing kehendak.
2.4.2 Peranan manusia sebagai makhluk social
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat social. Artinya, manusia akan
senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan
“ketidakberdayaan” manusia dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.
Kebutuhan akan orang lain dan interaksi social membentuk kehidupan
berkelompok pada manusia. Berbagai tipe kelompok social tumbuh seiring
dengan kebutuhan manusia untuk saling berinteraksi.

11
Dalam berbagai kelompok social ini, manusia membutuhkan norma-norma
pengaturannya. Terdapat norma-norma social sebagai patokan untuk bertingkah
laku bagi manuusia di kelompoknya. Norma-norma tersebut ialah
a. norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari tuhan yang di
peruntukkan bagi umat-Nya. Norma agama berisi perintah agar di patuhi dan
larangan agar di jauhi umat beragama. Norma agama ada dalam ajaran –
ajaran Agama.
b. Norma kesusilaan atau moral, yaitu norma yang bersumber dari hati nurani
manusia untuk mengajak pada kebaikan dan menjauhi keburukan.norma
moral bertujuan agar manusia berbuat baik secara moral. Orang yang
berkelakuan baik adalah orang yang bermoral, sedangkan yang berkelakuan
buruk adalah tidak bermoral atau amoral.
c. Norma kesopanan atau adat adalah norma yang bersumber dari masyarakat
dan berlaku terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Norma
ini dimaksudkan untuk menciptakan keharmonisan hubungan antarsesama.
d. Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara resmi (negera)
yang pemberlakuannya dapat dipaksakan. Norma hokum di muat dalam
berbagai peraturan perundang-undangan yang bersifat tertulis.
Selain itu, norma dapat dibedakan pula menjadi empat macam berdasarkan
kekuatan berlakunya di masyarakat. Ada norma yang daya ikatnya sangat
kuat,sedang, dan ada pula norma yang daya ikatnya sangat lemah. Keempat
jenis norma tersebut adalah cara ( usage), kebiasaan (folk-ways), tata
kelakuan ( mores), dan adat istiadat ( custom).
a. Cara (usage)
Cara adalah bentuk kegiatan manusia yang daya ikatnya sangat lemah.
Norma ini lebih menonjol dalam hubungan antarindividu atau
antarperorangan. Pelanggaan terhadap norma ini tidak mengakibatkan
hukuman yang berat, tetapi sekedar celaan. Contohnya cara makan, ada
yang makan sambil berdiri dan ada yang makan sambil duduk. Cara kedua
mungkin dianggap lebih pantas dari cara pertama.

12
b. Kebiasaan ( folkways)
Kebiasaan adalah kegiatan atau perbuatan yang di ulsng-ulang dalam
bentuk yang oleh orang banyak karena disukai. Norma ini lebih kuat daya
ikatnya dahripada norma cara. Contohnya, kebiasaan member salam bila
bertemu.
c. Tata kelakuan ( mores )
Tata kelakuan adalah kebiasaan yang dianggap sebagai norma pengatur.
Sifat norma ini di satu sisi sebagai pemaksa suatu perbuatan dan di sisi lain
sebagai suatu larangan. Dengan demikian, tata kelakuan dapat menjadi
acuan agar masyarakat menyesuaikan diri dengan kelakuan yang ada serta
meninggalkan perbuatan yang tidak sesuai dengan tata kelakuan.
d. Adat istiadat ( custom )
Adat istiadat adalah tata kelakuan yang telah menyatu kuat dalam pola-
pola perilaku sebuah masyarakat. Oleh karena itu, pada umumnya
kelompok masyarakat atau suku memiliki norma adat yang berbeda-beda.
Norma ini memiliki daya ikat yang sangat kuat. Norma adat berisi perintah
dan larangan. Anggota masyarakat yang melanggar norma ini akan
mendapat sanksi adat yang berlaku.

Manusia dalam kelompok social nya, misalnya hidup bernegara, terikat pada
norma-norma sebagai hasil interaksi dari manusia itu sendiri. Keterikatan kepada
norma termasuk pula keterikatan untuk menghargai adanya orang lain. Jadi, jika
dalam dimensi individu, muncul hak-hak dasar manusia maka dalam dimensi
social ini muncul kewajiban dasar manusia. Kewajiban dasar manusia adalah
menghargai hak dasar orang lain serta menaati norma-norma yang berlaku di
masyarakatnya.

13
Berdasarkan hal di atas, maka manusia sebagai makhluk social memiliki
implikasi-implikasi sebagai berikut.
a. Kesadaran akan “ ketidakberdayaan “ manusia bila seorang diri.
b. Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
c. Penghargaan akan hak-hak orang lain.
d. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.

Keberadaannya sebagai makhluk social, menjadikan manusia melakukan


peran-peran sebagai berikut.
a. Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.
b. membentuk kelompok-kelompok social.
c. Menciptakan norma-norma social sebagai pengaturan tertib kehidupan
kelompok.

14

Anda mungkin juga menyukai