Dokter Pembimbing
dr. Joni Budhi Satriyo, Sp.An, M.Kes
dr. Wisnu Wijarnako, Sp.An., KIC
dr. Kararawi Listuhayu, Sp.An., M.Kes
Disusun
Indira Wahyu Sukma S, S.Ked
Puja Lina Ma’rufa, S. Sked
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada penyusun sehingga journal reading tentang “Clinical
Predictors Of Post Operative Delirium, Functional Status, And Mortality In
Geriatric Patient Undergoing Non-elective Surgery For Hiip Fracture” ini dapat
diselesaikan sesuai dengan rencana yang diharapkan.
Tujuan penyusunan journal reading ini adalah guna memenuhi tugas
Kepaniteraan Klinik Madya serta melatih keterampilan klinis dan komunikasi
dalam menangani kasus kedokteran.
Penyusun menyadari bahwa journal reading ini belumlah sempurna. Untuk itu,
saran dan kritik dari para pembaca sangat diharapkan demi perbaikan journal
reading ini. Atas saran dan kritik dosen dan pembaca, penyusun ucapkan terima
kasih.
Semoga journal reading ini bermanfaat bagi penyusun, pembaca serta rekan-
rekan lain yang membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di
bidang kedokteran.
Penyusun
Penulis
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
Rumusan masalah .................................................................................................... 2
Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui kemungkinan terjadinya keadaan klinis delirium, status
fungsional, dan mortalitas pada pasien geriatri yang melakukan tindakan
operatif non-elektif pada fraktur hip
BAB II
TELAAH JURNAL
Fraktur pada daerah HIP sering terjadi pada geriatric. HIP fraktur
berhubungan secara signifikan dengan post operatif mortalitas, morbiditas dan
harapan hidup.komplikasi yang sering terjadi pasca operasi pada HIP adalah
delirium, pneumonia, infecksi post pembedahan, infrak miokard fan adanya ulcus.
Hanya 29% pasien kembali dalam keadaan sebelum terjadinya fraktur dan dapat
mengerjakan akivitas sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menentukan faktor risiko morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan
fractur HIP pada geriatri dengan operasi non-elektif. Dengan penelitian
retrospektif yang berbasiskan analisis data yang berasal dari American collage of
surgery.
Karakteristik pasien yang digunakan dalam penelitian ini adalah, jenis
kelamin, ras, etnis, usia yang dibagi menjadi 4 golongan (60-64, 65-69,70-4, 75-
79, 80-84, 85-89, 90+), BMI, ASA, Riwayat hipertensi, riwayat CHF, riwayat
dyspsnea, diabetes melitus, riwayat merokok, pernah menderita kanker atau
mengkonsumsi obat-obatan steroid, riwayat perdarahan, transfusi darah, riwayat
pemeriksaan hematologi, jenis anastesi, jenis operasi dan lamanya waktu operasi,
fungsional status dan kegiatan sehari-hari, adanya penggunaan alat bantu, riwayat
jatuh, serta delirium,
Selain pre operasi, karakteristik yang diperiksa juga adalah post operasi
dengan rincian sebagai berikut adanya luka pasca operasi yang lama untuk
sembuh, adanya delirium, perubahan fungsi sehari-hari, status fungsional setelah
30 hari pos operasi, preoperative komplikasi,
Variablel untuk menilai delirium adalah adanya perubahan mental,
kebingungan, mengalami disorientasi, agitation, adanya kebiasaan yang berubah
atau tidak sesuai, inatention, halusinasi. Fungsional status yang dinilai adalah
bagaimana pasien untuk melakukan aktvitas sehari-hari seperti mandi, memaskai
pakaian, makan, pergi ke toilet. Untuk menentukan adanya perubahan status
fungsional maka pelu di bandingkan aktifitas sebelum operasi dan sesudah
operasi.
Dari hasil analisis statistika didapatkan risiko terjadinya post operasi
delirium akan terjadi jika pada awal atau pre operasi pasien sudah memiliki
riwayat delirium. Dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan antara
general anastesi yang dapat menyebabkan terjadinya delirium. Selain itu adanya
penundaan operasi tidak berhubungan dengan adanya post operasi delirium.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa operasi yang dilakukan lebih awal
pada akan mengurangi kejadian komplikasi karena pada pasien tidak terjadi
bedrest yang lama, dan tidak ada penggunaan analgesik jangka panjang. Namun
pada penelitian ini tidak dinilai efek dari jenis anastesi terhadap status fungsional
dari pasien
Mortalitas post operatif dalam 30 hari, karena kurangnya sample maka
tidak dapat dilkaukan multivariable analysis. Berdasarkan literatur kematian
setelah 30 hari menjalanai operasi dapat disebabkan oleh faktor usia, jenis
kelamin, tingginya ASA atau adanya kondisi anemia. Dalam penelitian yang lain
menyebutkan bahwa neuraxia yang dibandingkan dengan general anastesi tidak
menunjukan adanya hasil yang signifikan terhadap kematian pasien selama 30
hari post operasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam penanganan pasien baik dalam kondisi kegawat daruratan atau
tidak, tenaga medis harus mempertimbangkan beberapa faktor risiko yang dapat
dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi sebagai faktor risiko terjadinya
komplikasi post operasi.
3.2 Saran
Penelitian yang lain perlu dilakukan agar dapat menentukan algoritma
untuk mengurangi adanya morbiditas dan mortalitas peri operative pada pasien
geriatri dengan faktur hip. Perlu dilakukanya pembandingan dan pembacaan lebih
banyak jurnal untuk lebih mengetahui efek anastesi terhadap kejadian delirium.