ABSTRACT
One main constraint for growing wetland rice in Inceptisol is low soil fertility. Soil acidity
(pH), CEC, C-organic are several indicators used to determine the level of soil fertility. To
overcome these kinds of problems, such organic materials as rice husk biochar can be added to the
soil in order to modify the soil chemical properties. This research compared treatments of
different biochar rates with various fineness degrees on soil pH, CEC, C-organic, and
available P. The research results showed that after incubation for 21 days at room temperature, the
best interactionshown by the biochar at the rate of 15 ton ha-1 with 60 mesh particle size can reduce
the soil pH by 5.19% from 7.7 to 7.3, increase the soil CECby 32.92% from 16.37 to 22.25 cmol
(+) kg-1, improve the soil C-organic by 33.94% from 1.09% to 1.46%, and enhance the soil
available phosphor by 277.08% from 12.61 ppm to 47.55 ppm.
103
pH tanah alkalis turun 7,7 menjadi dengan kehalusan 60 mesh, dapat
7,3 seiring pada pemberian dosis biochar meningkatkan KTK hingga 22,55 atau
15 ton ha-1, lain halnya dengah kehalusan meningkat 32,99% bilah dibandingkan
biochar pH turun pada kehalusan 60 mesh, tanah sebelum perlakuan biochar. Perubahan
sementara 120 mesh tidak berbeda dengan KTK sesudah perlakuan nampak dalam
yang tidak diayak, hal ini disebabkan pada tabel 3.
akhir inkubasi terjadi pelapukan sehingga Terjadinya peningkatan KTK akibat
kehalusan 120 mes sudah tidak memberi pemberian biochar disebabkan oksidasi C
pengaruh terhadap perubahan pH. aromatik dan pembentukan kelompok
karboksil pada biochar. Liang et al.,
Perubahan KTK. Berdasarkan analisis
2006 menyatakan peningkatan nilai KTK
data hasil penelitian, KTK meningkat
akibat pemberian biochar dapat terjadi
seiring dengan bertambahnya dosis biochar,
melalui 2 mekanisme, yang pertama adanya
berdeda dengan tingkat kehalusan, KTK
luas permukaan yang lebih tinggi dari
menurun pada pemberian biochar lolos
permukaan biochar untuk penjerapan kation,
ayakan 120 mesh. Namun masih berbeda
yang kdua adanya kepadatan muatan yang
signifikan bilan dibandingkan dengan yang
lebih tinggi yang menyebabkan meningkatnya
tidak diayak. Terjadi interaksi diantara
derajat oksidasi.
kedua perlakuan pada dosis 15 ton ha-1
Tabel 2. Rata-rata Perubahan pH Setelah Aplikasi Biaochar yang Terinkubasi Selama 21 Hari
Kehalusan Biochar
Dosis Biochar Lolos ayakan 60 Lolos ayakan 120 Rerata
Tidak di ayak
mesh mesh
5 Ton ha-1 7,7 7,5 7,6 7,6a
10 Ton ha-1 7,6 7,5 7,6 7,6a
15 Ton ha-1 7,6 7,3 7,4 7,4b
Rata-rata 7,6a 7,5b 7,6a
Keterangan : Rataan yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata dengan uji BNJ pada tingkat kepercayaan 95% .
Tabel 3. Rata-rata Perubahan KTK Tanah yang Diberi Biochar Setelah Inkubasi 21 Hari
Kehalusan Biochar
Dosis Biochar Lolos ayakan 60 Lolos ayakan
Tidak diayak Ratarata
mesh 120 mesh
20,58A 21,12A 21,03A
20,91
5 Ton ha-1 a a a
21,58A 21,54A 21,21A
21,44
10 Ton ha-1 A a a
20,47A 22,25B 22,03B
21,58
15 Ton ha-1 A a a
Rata - rata 20,88 21,64 21,42
BNJ 5% = 0,75
Keterangan : Angka sebaris yang ditandai dengan huruf kapital yang sama dan angka – angka
sekolom dengan huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ dengan tingkat
kepercayaan 95%.
104
Tabel 4. Rata-rata perubahan C Organik tanah yang diberi biochar setelah inkubasi 21 hari
Kehalusan Biochar
Dosis Biochar Lolos ayakan 60 Lolos ayakan
Tidak diayak Ratarata
mesh 120 mesh
1,27A 1,29AB 1,39B
1,32
5 Ton ha-1 a a ab
1,37A 1,31A 1,33A
1,34
10 Ton ha-1 b a a
1,36A 1,46B 1,42AB
1,41
15 Ton ha-1 b b b
Rata - rata 1,33 1,35 1,38
Keterangan : Angka sebaris yang ditandai dengan huruf kapital yang sama dan angka – angka
sekolom dengan huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ dengan tingkat
kepercayaan 95%
105
aromatik biochar sekam padi pada gugus pertumbuhan tanaman (Litbang Pertanian,
fungsional dari asam organik, kadaan 2016), Kadar C Organik dalam tanah yang
tersebut menyebabkan luas permukan cukup akan mampu mengikat ion-ion logam
adsorsi P berkurang dengan menurunnya yang berlebih jumlahnya menjadi lebih
adsopsi P tanah yang meningkatkan sedikit dalam larutan tanah sesuai dengan
Ketersediaan P. Makin tinggi dosis yang kebutuhan tanaman. Khelat logam organik
biochar yang diberikan makan asam-asam yang terbentuk banyak memiliki sifat yang
organik makin banyak, makin halus hingga tidak mudah larut, aplikasi biochar memiliki
60 mesh biochar makin luas permukaan kemampuan menyerap tosisitas logam berat
serapan, kehalusan hingga 120 mesh bagi tanaman (Sujana, 2014).
mempercepat pelakuan data hasil penelitian Rendahnya Kandungan C Organik
menunjukkan bahwa pada kehalusan 120 dalam tanah berdampak pada penurunan
mesh biochar tidak berbeda nyata dengan KTK yang menjadi salah satu faktor
kehalusan 60 mesh. Perubahan P tersedia penyebab berkurangnya efisiensi pemupukan,
dapat dilihat pada tabel 5. karena unsur hara yang berasal dari pupuk
Hubungan Perubahan pH, KTK, C mudah tercuci, fiksasi hara meningkat
Organik dan P tersedia akibat pemberian (Rahma et al 2014). Kadar C organik yang
biochar Sekam padi. Interaksi sinergis tinggi dalam tanah akan diikuti dengan
antara dosis biochar dengan tingkat peningkatan nilai KTK, hal ini disebabkan
kehalusan 60 mesh, menurunkan pH, hal ini karena tanah yang mengandung C organik
dikarenakan sifat amfoter pada biochar umumnya mengandung koloid organik yang
karena mengandung gugus karboksil yang mampu meningkatkan kation kation, hal
berperilaku sebagai asam dan gugus amino ini terbukti pada perlakuan pemberian
yang berperilaku sebagai basah (tergantung biochar dapat meningkatkan KTK setelah
pada keadaan tanah), dapat bermuatan diinkubasi selama 21 hari. KTK meningkat
positif dan negatif (Darrman 2006). Dengan seiring dnegan peningkatan kandungan C
demikian dalam lingkungan basah amino Organik tanah.
berubah bentuk menjadi anion dan dalam Ketersediaan P dalam tanah
lingkungan asam berubah menjadi bentuk berhubungan erat dengan pH tanah, pada
kation. Selain dapat menjerap serta tanah masam (pH <5) ion P akan diendapkan
mempertukarkan anion, bentuk kation juga dalam bentuk persenyawahan kompleks
dapat berikatan dengan mineral liat yang dengan Al dan Fe yang tidak larut, P pada
bermuatan bersih negatif. Dengan demikian pH lebih >7,5 ion P akan terikat dengan
C organik dalam tanah harus tetap di jaga. Ca dalam bentuk persenyawan kompleks,
Jumlah minimum Kandungan C pada pH netral P akan tersedia bagi
Organik dalam tanah1 – 1,5% untuk tanaman jika tanah mengandung cukup P.
Tabel 5. Rata-rata perubahan P tersedia tanah yang diberi biochar setelah inkubasi 21 hari
Kehalusan Biochar
Dosis Biochar Lolos ayakan 60 Lolos ayakan
Tidak diayak Rata-rata
mesh 120 mesh
36,62A 41,29B 39,32AB
-1 39,07
5 Ton ha a a a
37,09A 41,94B 40,74B
39,92
10 Ton ha-1 a a a
36,78A 47,55B 46,82B
46,67
15 Ton ha-1 a b b
Rata- rata 36,78 43,59 42,29
106
50.00
40.00
30.00
PH
20.00
C Organik
10.00 KTK
P tersedia
0.00
5 Ton 10 Ton 15 Ton 5 ton 10 ton 15 ton 5 ton 10 ton 15 ton
tanpa tanpa tanpa lolos lolos lolos lolos lolos lolos
diayak diayak diayak ayakan ayakan ayakan ayakan ayakan ayakan
60 60 60 120 120 120
mesh mesh mesh mesh mesh mesh
Gambar 1. Hubungan perubahan pH, KTK, C organik dan Ketersesiaan P pada tanah yang diberi
biochar setelah diinkubasi 21 hari.
A B C
Pada tanah masam P akan tersedia Hubungan – hubungan tersebut dapat dilihat
dalam bentuk H2PO4-, pada tanah agak pada gambar 1.
masam hingga mendekati netral P tersedia Ketersediaan P erat kaitannyan
dalam bentuk HPO42-, pada tanah ber pH dengan pertumbuhan dan hasil tanaman hal
diatas 7,5 ion P tersedia dalam bentuk ini dikarenakan peranan P selaku pembawa
PO43-. Tanaman pada umumnya mengambil elektron atau hidrogen dalam reaksi
P dalam bentuk ion H2PO4- dan sedikit oksidasi reduksi dan secara langsung
sekali dalam bentuk HPO42-. Penyerapan terlibat dalam angkutan energi melalui
kedua bentuk ion tersebut tergantung pH ATP dalam mekanisme serapan aktif unsur
tanah. (Tisdale et al., 1993;Darman 2006). hara.(Litbang Pertanian 2016). Dengan
Hasil penelitian menunjukkan penurunan demikian P sangat penting bagi pertumbuhan
pH dari 7,7 menjadi 7,3 juga penurunan pH tanaman dan harus tersedia pada media
seiring dengan peningkatan P tersedia. tumbuh tanaman atau pada tanah. Dari data
107
hasil penelitian nampak bahwa C organik tona ha-1 dengan tingkat kehalusan 60 mesh
tanah menjadi kunci terhadap perubahan pada tanah alkalis dapat menurunkan pH
pH, KTK dan P tersedia pada tanah sawah hingga 5,19%, meningkatkan C organik
inceptisol. 34,94%, KTK 32,92% dan P tersedia
277,08%, dengan demikian biochar sekam
KESIMPULAN padi berpotensi untuk dijadikan pembenah
tanah sawah inceptisol.
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pemberian biochar 15
DAFTAR PUSTAKA
Akande,M.O., Makinde. E.A., Oluwatoyinbo. F.I., and Adetunji. M.T. 2010.Effect Of Phosphate
Rock Application on Dry Matter Yield and Phosphorus Recovery of Maize and Cowpea
Grown in Sequence. Afrikan Journal of Environmental Sciense and Technologi. 4 (5) : 293-
303
Alloway, B.J. 2008. Zinc in soil and Crop Nutrition. International Zinc Assosiation IZA and
IFA.Brussels. Belgium and Paris France.
Fatmawita.Y. 2014. Pengaruh Unsur mikro terhadap peningkatan padi sawah intensifikasi yang
diberi pupuk organik titonia plus. http://Respositori.unad.ac.id/21232/i/yulnafatmawita-BKS-
UNILA2014.pdf. diakses tanggal 4 Juli 2016.
Foley, J.A., DeFries, R., Asner, G.P., Barford, C., Bonan, G., Carpenter, S.R., Chapin, F.S., Coe,
M.T., Daily, G.C., Gibbs, H.K., Helkowski, J.H., Holloway, T., Howard, E.A., Kucharik,
C.J., Monfreda, C., Patz, J.A., Prentice, I.C., Ramankutty, N. and Snyder, P.K. 2005. Global
consequences of land use. Science309: 570-574.
Gani, A. 2009. Potensi arang hayati biochar sebagai komponen teknologi perbaikan produktivitas
lahan pertanian. Iptek tanman Pangan (4). 1 : 33-48.
Hakim, N, Rizen N and Malay Y. 2011. Uji Multilokasi Pemanfaatan Pupuk Organik Thitonia Plus
untuk mengurangi Aplikasi Pupuk Sintetik dalam meningkatkan Hasil Padi Metode SRI.
Laporan hasil penelitian Hibah Stranas tahun II. DP2M Dikti dan LP Unad.
Masulili. 2010. Rice Husk Biochar for Rice Based Cropping System in Acid Soil 1. The
Characteristics of Rice Husk Biochar and Its Influence on the Properties of Acid Sulfate Soils
and Rice Growth in West Kalimantan, Indonesia. Journal Of Agricultural sciense.volume 2
(1) : 39-47
108
Lehmann, J. 2007. Bioenergy in the Black. Frontiers in Ecology and the Environment (5): 381-386
Liang, B.J., Lenham, D., Solomon, S., Sohi, J.E., Thies, J.O., Skjemstad, F.J., Luizao, M.H.,
Engelhard, E.G., Neves and Wirick. 2008. Stability of Biomass drived Black Carbon in Soil.
Geochimika et Cosmochimica Acta. 72: 6069-6078.
Rahma.S,Yusran, Husain Umar. 2014. Sifat kimia tanah pada berbagai tipe penggunaan lahan di
desa Bogo kecamatan Palolo kabupaten Sigi. Warta Rimba Volume 2 (1) : 88-95
Supadma, A.A.N.,Adnyana.I.M.,Puja,I.Y. 2013. Kajian unsur hara mikro tanah untuk produksi
pangan pada lahan sawah di kecamatan penebel, Tabanan. Agrotrop 3(1): 73-81.
Sujana.I.P., 2014. Rehabitasi lahan tercemar limba garmen dengan pemberian biochar. Disertasi.
Universitas udayana. Bali
Tisdale, S., W.L, Nelson, J.D.Beaton., and J.Lhavlin. 1993. Soil fertility and fertilizers. 5th
ed..Macmillan Publ., Co. New York
109