Anda di halaman 1dari 15

PEMISAHAN CAMPURAN HETEROGEN I

“FLUIDISASI”

Dosen: Lia Lismeri, S.T.,M.T

Disusun Oleh:

Nama : Rantiana Sera

NPM : 1315041043

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014

i
DAFTAR ISI

Pengertian Fluidisasi ..................................................................... 1

Prinsip Kerja Fluidisasi ................................................................ 3

Peralatan Fluidisasi ....................................................................... 6

Aplikasi Fluidisasi Dalam Industri .............................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 13

ii
Pengertian Fluidisasi

Fluidisasi adalah metode pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida baik cair maupun
gas. Dengan metode ini diharapkan butiran-butiran padat memiliki sifat seperti fluida dengan
viskositas tinggi.

Fluidisasi merupakan salah satu cara untuk mengontakkan butiran padat dengan fluida.
Apabila kecepatan fluida relative rendah, unggun tetap diam karena fluida hanya mengalir
melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan terjadinya perubahan susunan partikel
tersebut.

Apabila kecepatan fluida dinaikkan sedikit demi sedikit, pada saat tertentu penurunan tekanan
akan sama dengan gaya berat yang bekerja terhadap butiran-butiran padat sehingga unggun
mulai bergerak.

Dalam dunia industri, fluidisasi diaplikasikan dalam banyak hal seperti transportasi serbuk
padatan (conveyor untuk solid), pencampuran padatan halus, perpindahan panas (seperti
pendinginan untuk bijih alumina panas), pelapisan plastik pada permukaan logam, proses
drying dan sizing pada pembakaran, proses pertumbuhan partikel dan kondensai bahan yang
dapat mengalami sublimasi, adsorpsi (untuk pengeringan udara dengan adsorben), dan masih
banyak aplikasi lain. (http://www.scribd.com/doc/32561100/Fluidisasi).
Fluidisasi dipakai untuk menerangkan atau menggambarkan salah satu cara mengontakkan
butiran-butiran padat dengan fluida (gas/cair). Sebagai ilustrasi dari apa yang dinamakan
dengan fluidisasi ini, kita tinjau dari suatu bejana dimana ditempatkan sejumlah partikel padat
berbentuk bola. Melalui unggun padatan ini kemudian dialirkan gas dengan arah aliran dari
bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah, partikel padat akan diam. Keadaan demikian
disebut sebagai unggun diam atau “fixed bed”. Kalau laju alir dinaikkan , maka akan sampai
pada suatu keadaan dimana unggun padatan tadi tersuspensi di dalam aliran gas yang
melaluinya. Pada kondisi partikel yang mobil ini, sifat unggun akan menyerupai sifat-sifat
suatu cairan dengan viskositas tinggi, misalnya ada kecenderungan untuk mengalir,
mempunyai sifat hidrostatik. Keadaan tersebut dinamakan “fluidized bed”.

Bila cairan atau gas dilewatkan pada unggun partikel padat pada keepatan rendah dari bawah ke
atas, unggun atidak bergerak. Pada kedadaan tersebut penurunan tekanan di sepanjang unggun
dinyatakan dalam persamaan berikut:

1
Dengan memasukkan data empiris untuk k1 dan k2 serta memasukkan factor sperifitas partikel
didapatkan :

dimana :
= sferisitas atau kebolaan

Persamaan tersebut disebut persamaan ERGUN.

2
Prinsip Kerja Fluidisasi

Fluidisasi adalah metode pengotakan butiran-butiran padat dengan fluida baik cair maupun
gas. Dengan metode ini diharapkan butiran-butiran padat memiliki sifat seperti fluida dengan
viskositas tinggi.

Bila suatau zat cair dilewatkan melalui hamparan lapisan partikel padat pada kecepatan
rendah, partikel-partikel itu tidak bergerak. Jika kecepatan fluida berangsur-angsur dinaikan,
partikel-partikel itu akhirnya akan mulai bergerak dan melayang di dalam fluida. Istilah
“fluidisasi” (fluidization) dan “hamparan fluidisasi” (fluidized bed) biasa digunakan untuk
keadaan partikel yang seluruhnya dianggap melayang, karena suspense ini berperilaku
seakan-akan fluida rapat. Jika hamparan itu dimiringkan, permukaan atasnya akan tetap
horizontal, dan benda-benda besar akan mengapung atau tenggelam di dalam hamparan itu
bergantung pada perbandingan densitasnya terhadap suspense. Zata padat yang terfluidisasi
dapat dikosongkan dari hamparannya melalui pipa dan katub sebagaimana halnya suatu zat
cair, dan sifat fluiditas ini merupakan keuntungan utama dari penggunaan fluidisasi untuk
menangani zat padat.

Udara dimasukkan dibawah plat distribusi dengan laju lambat dan naik keatas dengan
hamparan tanpa menyebabkan terjadinya gerakan dalam partikel. Jika partikel itu cukup kecil,
aliran didalam saluran-saluran diantara partikel-partikel dalam hamparan itu akan bersifat
laminar. Jika kecepatan itu dinaikkan , penurunan tekanan akan meningkat, tetapi partikel-
partikel itu tetap masih tidak bergerak dan tinggi hamparan pun tidak berubah. Pada
kecepatan tertentu, penurunan tekanan melintas hamparan itu akan mengimbangi gaya
gravitasi yang dialaminya dengan kata lain mengimbangi bobot hamparan., dan jika kecepatan
masih dinaikkan lagi partikel itu akan mulai bergerak. Titik ini digambarkan oleh titik A pada
grafik. Jika kecepatan itu terus ditingkatkan lagi, partikel-partikel itu akan memisahkan dan
menjadi cukup berjauhan satu sama lain sehingga dapat berpindah-pindah dalam hamparan
itu, dan fluidisasi yang sebenarnya pun mulailah terjadi. Jika hamparan itu sudfah terfluidisasi
, penurunan tekanan melintas hamparan akan tetap konstan, akan tetapi tinggi hamparan akan
bertambah terus jika aliran ditinngkatkan lagi.

Jika laju aliran hamparan ke fluidisasi (fluized bed) itu perlahan-lahan diturunkan, penurunan
tekanan tetap sama, tetapi tinggi hamparan berkurang. Akan tetapi, tinggi akhir hamparan itu
mungkin lebih besar dari nilainya pada hamparan diam semula, karena zat padat
yangdicurahkan dalam tabung itumenetal lebih rapat dari zat padat yang mengendap perlahan-
lahan dari keadaan fluidisasi.

Penurunan pada kecepatan rendah lebih kecil dari hamparan diam semula. Jika fluidisasi
dimulai kembali, penurunan tekanan akan mengimbangi bobot hamparan pada titik B, titik
inilah yang harus kita anggap sebagai kecepatan fluidisasi minimum Umf dan bukan titik A.
Untuk mengukur Umf hamparan itu harus difluidisasikan dengan kuat terlebih dahulu,
dibiarkan
mengendap dengan mematikan aliran udara, dan laju aliran dinaikan lagi perlahan-lahan
sampai hamparan itu mengembang.

3
Adapun fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi itu sendiri antara lain:

 Fenomena fixed bed


Fenomena ini terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang dibutuhkan untuk
proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap diam.

 Fenomena minimum or incipient fluidization


Fenomena ini terjadi ketika laju alir fluida mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk
proses fluidisasi. Pada kondisi ini partikel-partikel padat mulai terekspansi.

 Fenomena smooth or homogenously fluidization


Fenomena ini terjadi ketika kecepatan dan distribusi aliran fluida merata, densitas dan
distribusi partikel dalam unggun sama atau homogen sehingga ekspansi pada setiap partikel
padatan seragam.

 Fenomena bubbling fluidization


Fenomena ini terjadi ketika gelembung –gelembung pada unggun terbentuk akibat densitas
dan distribusi partikel tidak homogen.

 Fenomena slugging fluidization


Fenomena ini terjadi ketika gelembung-gelembung besar yang mencapai lebar dari diameter
kolom terbentuk pada partikel-partikel padat. Pada kondisi ini terjadi penorakan sehingga
partikel-partikel padat seperti terangkat.

 Fenomena chanelling fluidization

4
Fenomena ini terjadi ketika dalam unggun partikel padatan terbentuk saluran-saluran seperti
tabung vertical.

 Fenomena disperse fluidization


Fenomena ini terjadi saat kecepatan alir fluida melampaui kecepatan maksimum aliran fluida.
Pada fenomena ini sebagian partikel akan terbawa aliran fluida dan ekspansi mencapai nilai
maksimum.

Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:


1. laju alir fluida dan jenis fluida
2. ukuran partikel dan bentuk partikel
3. jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
4. porositas unggun
5. distribusi aliran,
6. distribusi bentuk ukuran fluida
7. diameter kolom
8. tinggi unggun.

5
Peralatan Fluidisasi

Keterangan instalasi peralatan gambar diatas:

D = distributor

KD = kerangan diafragma

KER = kerangan

KJ = kerangan jarum

KOL = kolom

M1 = manometer tabung Bourdon untuk mengukur tekanan gas keluar

M2 = manometer tabung Bourdon untuk mengukur tekanan dalam tangki

TGN = sumber fluida bertekanan

MU1 = manometer pipa U berisi air untuk mengukur tekanan gas antara tap 1 dan tap 2

MU2 = manometer pipa U berisi air untuk mengukur tekanan gas antara tap 1 terhadap
udara luar

R = flowmeter

U = unggun butiran padat

6
Gambar Peralatan Fluidisasi

a. FG vertical fluidizing dryer

b. Fluidized bed powder

7
c. Fluidized bed reactor

d. Fluidized cleaning equipment

e. Fluidized drier

8
f. Steam heat fluidized

g. TTLFB

h. TTLFC

9
Aplikasi Fluidisasi Dalam Industri

Penggunaan proses fluidisasi dalam industry meliputi:

1) Operasi Secara Fisik (Physical Operation), seperti:


a. Transportasi
Sifat fludisasi pada fluidized bed juga merupakan sifat yang sama dengan cairan
dan sifat ini sangat efektif digunakan untuk alat transportasi dari bubuk padatan.
b. Heat Exchanger (HE)
Fluidzed bed dapat digunakan untuk HE operasi fisik dan kimia karena
kemampuannya untuk mempercepat perpindahan panas dan menjaga suhu menjadi
konstan dengan ditunjukan sebagian kecil dari bermacam penggunaan dalam
lingkup ini.
c. Adsorbsi
Proses adsorbs multistage fluid chart untuk pemisahan dan pemurnian kembali
komponen gas.
d. Pengeringan
e. Pencampuran Serbuk Halus
f. Pelapisan Bahan Plastik Pada Permukaan

2) Operasi Secara Kimia


Contoh: Reaksi gas dengan katalis padat dan reaksi padat dengan gas, oksidasi etilena,
pembuatan anhidrida ftlat, cracking hidrokarbon, dan lain-lain.

Aplikasi fluidisasi dalam industry

 Pembakaran Batubara
System pembakaran batubara umumnya terbagi menjadi dua, yaitu system unggun
terfluidakan (fluidized bed system) dan unggun tetap (fixed bed system atau grate
system)
- Fluidized Bed System, adalah sistem dimana udara ditiup dari bawah menggunakan
blower sehingga benda padat duatasnya berkelakuan mirip fluida. Teknik fluidisasi dalam
pembakaran batubara adalah teknik yang paling efisien dalam menghasilkan energy. Pasir
atau corundum yang berlaku sebagai medium pemanas dipanaskan terlebih dahulu.
Pemanasan biasanya dilakukan dengan minyak bakar. Setelah temperature pasir mencapai
temperature bakar batubara (300oC) maka diumpankanlah batubara. System ini
menghasilkan abu terbang dan abu yang turun dibawah alat. Abu-abu tersebut disebut
dengan fly ash dan bottom ash. Teknologi fluidized bed biasanya digunakan di PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Komposisi fly ash da bottom ash yang terbentuk dalam
perbandingan berat adalah: (80-90%) berbanding (10-20%).
- Fixed bed system atau Grate System, adalahteknik pembakaran dimana batubara berada
diatas conveyor yang berjalan atau grate. System ini kurang efisien karena batubara yang
terbakar kurang sempurna atau dengan kata lain masih ada karbon yang tersisa. Ash yang
terbentuk terutama bottom ash masih memiliki kandungan kalori sekitar 3000 kkal/kg.
teknologi Fixed bed Systrm banyak digunakan pada industry tekstil sebagai pembangkit
uap (steam generator). Komposisi fly ash dan bottom ash yang terbentuk dalam
perbandingan berat adalah: (15-25%) berbanding (75-25%).

10
 Gasifikasi
Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termo kimia
menjadi gas, dimana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan
untuk proses pembakaran.
Selama proses gasifikasi reaksi kimia utama yang terjadi adalah endotermis
(diperlukan panas dari luar selama proses berlangsung). Media yang paling umum
digunakan pada proses gasifikasi ialah udara dan uap. Produk yang dihasilkan dapat
dikategorikan menjadi tiga bagian utama, yaitu padatan, cairan (termasuk gas yang
dapat dikondensasikan) dan gas permanen. Media yang paling umum digunakan dalam
proses gasifikasi adalah udara dan uap. Gas yang dihasilkan dari gasifikasi dengan
menggunakan udara mempunyai nilai kalor yang lebih rendah tetapi disisi lain proses
operasi menjadi lebih sederhana.

Beberapa keunggulan dari teknologi gasifikasi yaitu :


1. Mampu menghasilkan produk gas yang konsisten yang dapat digunakan
sebagai pembangkit listrik.

2. Mampu memproses beragam input bahan bakar termasuk batu bara, minyak
berat, biomassa, berbagai macam sampah kota dan lain sebagainya.
3. Mampu mengubah sampah yang bernilai rendah menjadi produk yang bernilai
lebih tinggi.
4. Mampu mengurangi jumlah sampah padat.
5. Gas yang dihasilkan tidak mengandung furan dan dioxin yang berbahaya.

Industry yang menggunakan metode fluidisasi

Beberapa industry yang menggunakan metode fluidisasi adalah:

 Proses Desulfurisasi Batubara


Proses desulfurisasi batubara Tondongkurah, Sulawesi Selatan telah dilakukan dengan
menggunakan larutan hidrogen peroksida yang diencerkan dalam asam sulfat berkonsentrasi
0,1 N. Percobaan desulfurisasi tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan kolom
fluidisasi yang mempunyai ukuran panjang 80 cm dengan diameter 3,5 cm. Kolom
dihubungkan dengan sebuah pompa sirkulasi yang mampu memberikan suplai larutan dengan
jumlah aliran yang diatur sebesar 100 cc per menit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
proses selama 2 jam dengan mempergunakan kolom tersebut mampu mengurangi 13,9 persen
jumlah sulfur yang terdapat di dalam batubara Tondongkurah yang berukuran (-14+20) mesh.
Perpanjangan waktu sirkulasi larutan hidrogen peroksida dari 2 jam menjadi 6 jam mampu
meningkatkan jumlah pengurangan sulfur menjadi sebesar 42,3 persen. Hasil percobaan
lainnya menunjukkan bahwa perkecilan ukuran partikel batubara dari (-14+20) mesh menjadi
(-20+48) mesh mampu meningkatkan angka tersebut. Pada percobaan desulfurisasi dengan
ukuran batubara (-20+48) mesh selama 2 jam, jumlah pengurangan sulfur adalah 19,6 persen.
Demikian pula, apabila waktu sirkulasi dinaikkan menjadi 6 jam pengurangan sulfur
meningkat menjadi 48,9 persen.

 Pembuatan Gas Sintesis Dari Batubara Dengan Teknologi Gasifikasi Unggun


Terfluidisasi

11
Percobaan gasifikasi dilakukan terhadap contoh batubara Indonesia dengan
menggunakan reactor gasifikasi sistem unggun terfluidisasi digunakan batubara
ukuran halus (-48 + 65 mesh). Gas pereaksi masuk melalui plat distributor untuk
mengangkat batubara dan pasir silica sebagai unggun material dalam zona reaksi
sehingga unggun terfluidisasi dan terjadi proses pencampuran yang sempurna antara
gas pereaksi dan batubara. Pada kondisi fluidisasi suhu dalam reactor lebih merata
dibanding dengan reaktor sistem unggun tetap. Suhu reaktor sistem unggun fluidisasi
adalah 900oC. Gas hasil gasifikasi yang disebut gas sintetis (syngas) dilakukan
pemurnian dengan alat cyclone, condenser dan scrubber. Sesudah syngas dimurnikan
kemudian dianalisa komposisinya dengan menggunakan gas chromatography (GC).

12
DAFTAR PUSTAKA

http://hilda-rosalina.blogspot.com/2013/03/fluidisasi.html

http://senangnyakuliahsambilberbisnis.blogspot.com/2011/05/makalah-fluidisasi.html

http://herusantoso17.blogspot.com/2012/11/fluidisasi.html

Panduan Pelaksana Laboratorium Instruksional I/II, Departemen Teknik Kimia, ITB

13

Anda mungkin juga menyukai