“FLUIDISASI”
Disusun Oleh:
NPM : 1315041043
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
i
DAFTAR ISI
ii
Pengertian Fluidisasi
Fluidisasi adalah metode pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida baik cair maupun
gas. Dengan metode ini diharapkan butiran-butiran padat memiliki sifat seperti fluida dengan
viskositas tinggi.
Fluidisasi merupakan salah satu cara untuk mengontakkan butiran padat dengan fluida.
Apabila kecepatan fluida relative rendah, unggun tetap diam karena fluida hanya mengalir
melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan terjadinya perubahan susunan partikel
tersebut.
Apabila kecepatan fluida dinaikkan sedikit demi sedikit, pada saat tertentu penurunan tekanan
akan sama dengan gaya berat yang bekerja terhadap butiran-butiran padat sehingga unggun
mulai bergerak.
Dalam dunia industri, fluidisasi diaplikasikan dalam banyak hal seperti transportasi serbuk
padatan (conveyor untuk solid), pencampuran padatan halus, perpindahan panas (seperti
pendinginan untuk bijih alumina panas), pelapisan plastik pada permukaan logam, proses
drying dan sizing pada pembakaran, proses pertumbuhan partikel dan kondensai bahan yang
dapat mengalami sublimasi, adsorpsi (untuk pengeringan udara dengan adsorben), dan masih
banyak aplikasi lain. (http://www.scribd.com/doc/32561100/Fluidisasi).
Fluidisasi dipakai untuk menerangkan atau menggambarkan salah satu cara mengontakkan
butiran-butiran padat dengan fluida (gas/cair). Sebagai ilustrasi dari apa yang dinamakan
dengan fluidisasi ini, kita tinjau dari suatu bejana dimana ditempatkan sejumlah partikel padat
berbentuk bola. Melalui unggun padatan ini kemudian dialirkan gas dengan arah aliran dari
bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah, partikel padat akan diam. Keadaan demikian
disebut sebagai unggun diam atau “fixed bed”. Kalau laju alir dinaikkan , maka akan sampai
pada suatu keadaan dimana unggun padatan tadi tersuspensi di dalam aliran gas yang
melaluinya. Pada kondisi partikel yang mobil ini, sifat unggun akan menyerupai sifat-sifat
suatu cairan dengan viskositas tinggi, misalnya ada kecenderungan untuk mengalir,
mempunyai sifat hidrostatik. Keadaan tersebut dinamakan “fluidized bed”.
Bila cairan atau gas dilewatkan pada unggun partikel padat pada keepatan rendah dari bawah ke
atas, unggun atidak bergerak. Pada kedadaan tersebut penurunan tekanan di sepanjang unggun
dinyatakan dalam persamaan berikut:
1
Dengan memasukkan data empiris untuk k1 dan k2 serta memasukkan factor sperifitas partikel
didapatkan :
dimana :
= sferisitas atau kebolaan
2
Prinsip Kerja Fluidisasi
Fluidisasi adalah metode pengotakan butiran-butiran padat dengan fluida baik cair maupun
gas. Dengan metode ini diharapkan butiran-butiran padat memiliki sifat seperti fluida dengan
viskositas tinggi.
Bila suatau zat cair dilewatkan melalui hamparan lapisan partikel padat pada kecepatan
rendah, partikel-partikel itu tidak bergerak. Jika kecepatan fluida berangsur-angsur dinaikan,
partikel-partikel itu akhirnya akan mulai bergerak dan melayang di dalam fluida. Istilah
“fluidisasi” (fluidization) dan “hamparan fluidisasi” (fluidized bed) biasa digunakan untuk
keadaan partikel yang seluruhnya dianggap melayang, karena suspense ini berperilaku
seakan-akan fluida rapat. Jika hamparan itu dimiringkan, permukaan atasnya akan tetap
horizontal, dan benda-benda besar akan mengapung atau tenggelam di dalam hamparan itu
bergantung pada perbandingan densitasnya terhadap suspense. Zata padat yang terfluidisasi
dapat dikosongkan dari hamparannya melalui pipa dan katub sebagaimana halnya suatu zat
cair, dan sifat fluiditas ini merupakan keuntungan utama dari penggunaan fluidisasi untuk
menangani zat padat.
Udara dimasukkan dibawah plat distribusi dengan laju lambat dan naik keatas dengan
hamparan tanpa menyebabkan terjadinya gerakan dalam partikel. Jika partikel itu cukup kecil,
aliran didalam saluran-saluran diantara partikel-partikel dalam hamparan itu akan bersifat
laminar. Jika kecepatan itu dinaikkan , penurunan tekanan akan meningkat, tetapi partikel-
partikel itu tetap masih tidak bergerak dan tinggi hamparan pun tidak berubah. Pada
kecepatan tertentu, penurunan tekanan melintas hamparan itu akan mengimbangi gaya
gravitasi yang dialaminya dengan kata lain mengimbangi bobot hamparan., dan jika kecepatan
masih dinaikkan lagi partikel itu akan mulai bergerak. Titik ini digambarkan oleh titik A pada
grafik. Jika kecepatan itu terus ditingkatkan lagi, partikel-partikel itu akan memisahkan dan
menjadi cukup berjauhan satu sama lain sehingga dapat berpindah-pindah dalam hamparan
itu, dan fluidisasi yang sebenarnya pun mulailah terjadi. Jika hamparan itu sudfah terfluidisasi
, penurunan tekanan melintas hamparan akan tetap konstan, akan tetapi tinggi hamparan akan
bertambah terus jika aliran ditinngkatkan lagi.
Jika laju aliran hamparan ke fluidisasi (fluized bed) itu perlahan-lahan diturunkan, penurunan
tekanan tetap sama, tetapi tinggi hamparan berkurang. Akan tetapi, tinggi akhir hamparan itu
mungkin lebih besar dari nilainya pada hamparan diam semula, karena zat padat
yangdicurahkan dalam tabung itumenetal lebih rapat dari zat padat yang mengendap perlahan-
lahan dari keadaan fluidisasi.
Penurunan pada kecepatan rendah lebih kecil dari hamparan diam semula. Jika fluidisasi
dimulai kembali, penurunan tekanan akan mengimbangi bobot hamparan pada titik B, titik
inilah yang harus kita anggap sebagai kecepatan fluidisasi minimum Umf dan bukan titik A.
Untuk mengukur Umf hamparan itu harus difluidisasikan dengan kuat terlebih dahulu,
dibiarkan
mengendap dengan mematikan aliran udara, dan laju aliran dinaikan lagi perlahan-lahan
sampai hamparan itu mengembang.
3
Adapun fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi itu sendiri antara lain:
4
Fenomena ini terjadi ketika dalam unggun partikel padatan terbentuk saluran-saluran seperti
tabung vertical.
5
Peralatan Fluidisasi
D = distributor
KD = kerangan diafragma
KER = kerangan
KJ = kerangan jarum
KOL = kolom
MU1 = manometer pipa U berisi air untuk mengukur tekanan gas antara tap 1 dan tap 2
MU2 = manometer pipa U berisi air untuk mengukur tekanan gas antara tap 1 terhadap
udara luar
R = flowmeter
6
Gambar Peralatan Fluidisasi
7
c. Fluidized bed reactor
e. Fluidized drier
8
f. Steam heat fluidized
g. TTLFB
h. TTLFC
9
Aplikasi Fluidisasi Dalam Industri
Pembakaran Batubara
System pembakaran batubara umumnya terbagi menjadi dua, yaitu system unggun
terfluidakan (fluidized bed system) dan unggun tetap (fixed bed system atau grate
system)
- Fluidized Bed System, adalah sistem dimana udara ditiup dari bawah menggunakan
blower sehingga benda padat duatasnya berkelakuan mirip fluida. Teknik fluidisasi dalam
pembakaran batubara adalah teknik yang paling efisien dalam menghasilkan energy. Pasir
atau corundum yang berlaku sebagai medium pemanas dipanaskan terlebih dahulu.
Pemanasan biasanya dilakukan dengan minyak bakar. Setelah temperature pasir mencapai
temperature bakar batubara (300oC) maka diumpankanlah batubara. System ini
menghasilkan abu terbang dan abu yang turun dibawah alat. Abu-abu tersebut disebut
dengan fly ash dan bottom ash. Teknologi fluidized bed biasanya digunakan di PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Komposisi fly ash da bottom ash yang terbentuk dalam
perbandingan berat adalah: (80-90%) berbanding (10-20%).
- Fixed bed system atau Grate System, adalahteknik pembakaran dimana batubara berada
diatas conveyor yang berjalan atau grate. System ini kurang efisien karena batubara yang
terbakar kurang sempurna atau dengan kata lain masih ada karbon yang tersisa. Ash yang
terbentuk terutama bottom ash masih memiliki kandungan kalori sekitar 3000 kkal/kg.
teknologi Fixed bed Systrm banyak digunakan pada industry tekstil sebagai pembangkit
uap (steam generator). Komposisi fly ash dan bottom ash yang terbentuk dalam
perbandingan berat adalah: (15-25%) berbanding (75-25%).
10
Gasifikasi
Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termo kimia
menjadi gas, dimana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan
untuk proses pembakaran.
Selama proses gasifikasi reaksi kimia utama yang terjadi adalah endotermis
(diperlukan panas dari luar selama proses berlangsung). Media yang paling umum
digunakan pada proses gasifikasi ialah udara dan uap. Produk yang dihasilkan dapat
dikategorikan menjadi tiga bagian utama, yaitu padatan, cairan (termasuk gas yang
dapat dikondensasikan) dan gas permanen. Media yang paling umum digunakan dalam
proses gasifikasi adalah udara dan uap. Gas yang dihasilkan dari gasifikasi dengan
menggunakan udara mempunyai nilai kalor yang lebih rendah tetapi disisi lain proses
operasi menjadi lebih sederhana.
2. Mampu memproses beragam input bahan bakar termasuk batu bara, minyak
berat, biomassa, berbagai macam sampah kota dan lain sebagainya.
3. Mampu mengubah sampah yang bernilai rendah menjadi produk yang bernilai
lebih tinggi.
4. Mampu mengurangi jumlah sampah padat.
5. Gas yang dihasilkan tidak mengandung furan dan dioxin yang berbahaya.
11
Percobaan gasifikasi dilakukan terhadap contoh batubara Indonesia dengan
menggunakan reactor gasifikasi sistem unggun terfluidisasi digunakan batubara
ukuran halus (-48 + 65 mesh). Gas pereaksi masuk melalui plat distributor untuk
mengangkat batubara dan pasir silica sebagai unggun material dalam zona reaksi
sehingga unggun terfluidisasi dan terjadi proses pencampuran yang sempurna antara
gas pereaksi dan batubara. Pada kondisi fluidisasi suhu dalam reactor lebih merata
dibanding dengan reaktor sistem unggun tetap. Suhu reaktor sistem unggun fluidisasi
adalah 900oC. Gas hasil gasifikasi yang disebut gas sintetis (syngas) dilakukan
pemurnian dengan alat cyclone, condenser dan scrubber. Sesudah syngas dimurnikan
kemudian dianalisa komposisinya dengan menggunakan gas chromatography (GC).
12
DAFTAR PUSTAKA
http://hilda-rosalina.blogspot.com/2013/03/fluidisasi.html
http://senangnyakuliahsambilberbisnis.blogspot.com/2011/05/makalah-fluidisasi.html
http://herusantoso17.blogspot.com/2012/11/fluidisasi.html
13