Kelompok X :
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Ekonomi
SDA dan Lingkungan Islam ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah kita
tentukan.
Besar harapan penulis untuk memberikan manfaat kepada pembaca dan bagi
penulis itu sendiri. Dan tentu dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
menyempurnakan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Desen Pembimbing kami, Bapak Dr. Muhammad Syafri.SE.,MM. yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………….…………...…...……......….1
Kata Pengantar……………………………………………..…………..…………….……2
Daftar Isi…………………………………………………..……………..……………...…3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………..………………………...………4
B. Rumusan Masalah……………..……………………………………….….5
C. Tujuan Penulisan……………………..……………………………………5
D. Manfaat Penulisan…………………..……………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN
Lingkungan……………………………………………………………..…8
Daftar Pustaka……………………………………………………………………15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembangunan lingkungan dan eksternalitas?
2. Apa faktot-faktor penyebab terjadinya eksternalitas?
3. Bagaimanan perilaku ekonomi yang menyebabkan eksternalitas terhadap
lingkungan?
4. Bagaimana cara mengurangi terjadinya eksternalitas?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembangunan lingkungan dan eksternalitas.
2. Untuk mempelajari faktor-faktor terjadinya eksternalitas.
3. Untuk mengetahui perilaku ekonomi yang menyebabkan eksternalitas terhadap
lingkungan.
4. Untuk mencari cara mengurangi terjadinya eksternalitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembangunan Lingkungan
Pembangunan adalah suatu rangkaian usaha perubahan dan pertumbuhan yang terencana
untuk mewujudkan hasil yang lebih baik. Sedangkan kelestarian lingkungan merupakan kegiatan
perlindungan kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang
ditimbulkan dalam suatu kegiatan.
Pengelolaan lingkungan merupakan upaya yang dilakukan secara bertahap karena tindakan
dalam pengelolaan diawali dengan penyusunan rencana, tahap pelaksanaan yang berupa
pemanfaatan, pengendalian, dan pengawasan, serta tahap pemulihan dan pengembangan
lingkungan untuk menjaga kelestarian kualitas lingkungan.
1. Aspek sosial budaya : untuk aspek sosial budaya, syarat yang harus dilaksanakan yaitu
kesesuaian pembangunan dengan kondisi sosial budayanya. Jika sesuai dengan kondisi
sosial budayanya, maka hasil pembangunan tersebut akan bermanfaat secara optimal.
Sebaliknya jika masyarakat secara sosial budaya belum siap, maka hasil pembangunan juga
akan sia-sia.
2. Aspek ekologi (lingkungan) : untuk aspek lingkungan, syarat yang harus dilaksanakan
adalah adanya kajian awal mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan hubungannya
dengan proyek pembangunan.
3. Aspek ekonomi : untuk aspek ekonomi, syarat yang harus dilaksanakan yaitu
pembangunan harus bernilai ekonomis dengan memperhatikan kelayakan suatu
pembangunan.
Dalam pembangunan yang berbasis kelestarian lingkungan, terdapat suatu kerangka pikir
yang disusun oleh Komisi Pembangunan Berkelanjutan PBB, yaitu mencakup indikator
pembangunan berkelanjutan, antara lain :
Maksud dan tujuan dari pembangunan yang berbasis kelestarian lingkungan ini diharapkan
supaya dalam proses pembangunan memiliki kesadaran dan perencanaan pembangunan yang
bijaksana. Kebijaksanaan yang dimaksud yaitu dalam menggunakan dan mengelola sumber daya
secara baik untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan. Faktor Penyebab belum
optimalnya pengelolaan sumber daya alam di Indonesia:
Perangkat hukum dan kebijakan nasional maupun daerah sudah ada, namun kesadaran dan
tanggung jawab para pengambil keputusan, pelaku pembangunan dan masyarakat masih
kurang (implementasinya rendah)
Masih terdapat jenis usaha atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan
penting. Namun belum memiliki AMDAL atau unit pengelolaan Sumber daya alam atau
unit pemantauan pengelolaan sumber daya alam, sementara izin untuk melakukan usaha
dan kegiatan tersebut sudah berjalan.
Impor limbah dari luar akibat pengelolaan sumber daya alam
Sulit untuk menjamin pelestarian fungsi sumber daya, dengan banyaknya kegiatan
eksploitasi sumber daya alam yang tidak mengindahkan baku mutu lingkungan.
Tidak semua orang berperan dalam pengelolaan lingkungan sesuai dengan peraturan
peruuan yang berlaku.
Tidak semua orang memerlukan dan memanfaatkan informasi sumber daya alam
Tidak semua orang menyadari haknya untuk berperan dalam menyampaikan informasi dan
menyampaikan laporan serta memberikan saran pendapat dalam pengelolaan sumber daya
alam.
B. Eksternalitas
Adapun polusi atau pencemaran itu sendiri berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997 Tentang :
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 ayat 12, adalah sebagai berikut.
Berdasarkan pengertian lingkungan di atas, selain air, udara, dan juga tanah, serta
hubungan timbal balik di antara air, udara, dan tanah dapat berpotensi mengalami
eksternalitas lingkungan. Adanya asap dan konsentrasi bahan-bahan beracun serta global warming
merupakan contoh dari polusi udara. Adapun sampah tidak berbahaya dan limbah beracun
merupakan contoh dari polusi tanah. Polusi limbah beracun jelas berbahaya dan merupakan
masalah serius, sedangkan sampah rumah tangga merupakan masalah polusi juga, apalagi jika
sampah tersebut dibuang ke sungai atau ke tempat yang tidak semestinya. Emisi gas rumah kaca
menyebabkan global warming, yang dihasilkan dari emisi karbon dioksida, methane, nitrus oxida,
dan gas lainnya.
Bentuk-bentuk Eksternalitas
a. Eksternalitas Negatif
Merupakan biaya eksternal maupun biaya kepada pihak ketiga selain pembeli dan
penjual pada suatu macam barang yang tidak direfleksikan dalam harga pasar.
Antara pembeli maupun penjual sama-sama tidak memperdulikan biaya ini.
b. Eksternalitas Positif
Merupakan keuntungan terhadap pihak ketiga selain penjual atau pembeli barang
maupun jasa yang tidak direfleksikan dalam harga.
Dalam kasus kerusakan lingkungan menimbulkan eksternalitas negatif karena tidak adanya
unsur biaya tambahan dalam bentuk social cost yang masuk dalam komponen harga barang akhir.
Oleh karena itu diperlukan gopernemnt intervention dalam bentuk penetapan pajak atau subsidi
guna mengkoreksi dampak-dampak dari eksternalitas (Verhoef, 1999 ; Verhoef dan
Nijkamp,2000).
a. Regulasi
Dengan adanya regulasi memaksa penghasil polusi untuk mengurangi polusi yang
dihasilkan industri karena polusi tersebut merupakan tanggung jawab pihak yang
menghasilkan polusi.
Contohnya pemerintah membuat aturan bahwa membuang limbah pabrik ke dalam sungai
merupakan tindakan kriminal dan akan dikenakan sanksi yang tegas bagi pelakunya, karena
kita tahu biaya sosial membuang limbah pabrik ke dalam sungai lebih besar daripada
keuntungan yang didapatkan pihak-pihak melakukannya
Tetapi dalam kenyataannya regulasi ini sulit untuk diterapakan karena pada
kenyataannya masalah polusi yang terjadi tidaklah selalu sederhana. Karena polusi
merupakan efek sampingan yang tak terelakkan dari kegiatan produksi industri. Kita tidak
dapat menghapus polusi secara total. Kita hanya bisa membatasi jumlah polusi hingga
ambang tertentu. Sehingga tidak akan terlalu merusak lingkungan namun tidak juga
menghalangi kegiatan produksi. Kita ambil saja contohnya kendaraan bermotor. Seperti kita
ketahui gas yang dikeluarkan kendaraaan bermotor merupakan salah satu bentuk polusi. Jika
kita ingin menghapus polusi secara total maka tidak boleh menggunakan kendaraan
bermotor. Dan itu tidak mungkin untuk dilakukan, karena kendaraan bermotor sedikit dapat
membantu memperlancar proses produksi.
Peraturan memaksa penghasil polusi untuk mengurangi polusi dengan menggunakan metode
yang sama seperti yg mereka gunakan dan mereka harus membayar harga untuk biaya
eksternalitas yang mereka hasilkan sebagai tanggung jawab mereka.
b. Pajak Pigouvian
Pajak piguvian merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
eksternalitas. Konsumen atau perusahaan yang menyebabkan eksternalitas harus membayar
pajak samadengan dampak marjinal dari eksternalitas yang dibuat. Dengan itu membuat
konsumen atau perusahaan memperhitungkan berapa banyak manfaat dan dampak dari
jumlah barang yang diproduksi atau dikonsumsi perusahaan ataupun konsumen. Artinya
dengan diterapakannya pajak akan memberikan insentif kepada para pemilik pabrik untuk
sebanyak- banyaknya mengurangi polusinya. Semakin tinggi tingkat pajak yang dikenakan
maka semakin banyak penurunan polusi yang terjadi.
Eksternalitas menyebabkan perbedaan antara manfaat privat dan biaya social yang
menyebabkan tidak tercapainya kondisi pareto optimal. Pemerintah harus campur tangan
untuk mengatasi eksternalitas negatif. Ekonom Pigou menyarankan metode untuk mengatasi
eksternalitas yaitu pajak pigovian. Ketika biaya marginal social melebihi biaya marginal
pribadi pajak harus dikenakan kepada produsen. Dengan diwajibkannya pajak maka
menyebabkan peningkatan harga dari komoditi yang diproduksi sehingga jumlah komoditi
yang diminta menjadi berkurang. Sehinggaa produsen mengalami kerugian sehingga biaya
marjinal social samadengan biaya marginal privat. Dalam beberapa kasus pemberlakuan
pajak tidak tepat karena sulitnya menghitung biaya eksternalitas. Hal ini dikarenakan
dibutuhkan waktu yang lama untuk mempelajari biaya akibat eksternalitas.. Sementara
keadaan sudah berubah sehingga diperlukan studi lagi dan tentu akan memerlukan waktu
yang lama lagi.
c. Subsidi
Ketika manfaat social melebihi manfaat pribadi maka subsidi harus diberikan
kepada konsumen atau produsen. Subsidi mengarah pada penurunan dalam harga komoditi.
Pemerintah dapat mensubsidi produsen untuk mengurangi dampak eksternalitas.
Keuntungan produsen didapat dari subsidi pemerintah dan keuntungan masyarakat dalam
hal pengurangan kerusakan dari dampak eksternalitas yang ditimbulkan perusahaan.
Kelemahan dari subsidi adalah perusahaan-perusahaan condong untuk melakukan
eksternalitas karena dengan melakukan eksternalitas mereka akan mendapat subsidi dari
pemerintah.
d. Internalisasi
Untuk mengontrol eksternalitas pertama kali dibahas oleh David dan Whinston.
David dan Whinston menganjurkan internalisasi untuk mengatasi eksternalitas sehingga
biaya privat sama dengan biaya sosialnya. Inti dari internalisasi adalah misalnya jika ada
perusahaan A menyebabkan eksternalitas negatif hanya kepada perusahaan B maka
perusahaan A dan perusahaan B bersama-sama menghitung dampak dari eksternalitas.
Dengan ini, efisiensi tidak akan muncul.
Melakukan internalisasi merupakan hal yang sulit. Ambil saja contoh suatu industri
suatu perusahaan menyebabkan eksternalitas bagi industri perusahaan lain. Dalam situasi ini
internalisasi menyarankan perusahaan menjadi monopoli tunggal. Jika hal ini terjadi maka
akanmenyebabkan kesejahteraan menjadi berkurang atau mungkin hilang. Internalisasi
biasanya secara tidak alngsung membangun agen ekonomi yang lebih besar dan konsekuensi
bertambahnya kekuatan pasar.
Singkatnya internalisasi akan menghilangkan konsekuensi dari eksternalitas
dengan cara memastikan bahwa biaya pribadi dengan biaya social disamakan. Masalah
internalisasi bukanlah solusi yang praktis ketika konstribusi agen ekonomi secara terpisah
ke dalam eksternalitas total dan memiliki kelemahan yang mengarah ke kuatan pasar
meningkat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Eksternalitas hadir setiap kali kesejahteraan beberapa agen ekonomi yang secara
langsung dipengaruhi oleh tindakan agen lain baik konsumen ataupun produsen di dalam
perekonomian. Istilah eksternalitas merujuk pada suatu kegiatan produksi ataupun konsumsi
suatu barang yang dapat menghasilkan manfaat atau biaya yang belum tercakup pada
perhitungan proses produksi maupun konsumsi dari barang tersebut
Ada banyak macam-macam dari eksternalitas ada yang ditinjau dari segi
dampaknya, ada juga yang ditinjau dari segi pihak-pihak yang melakukan dan pihak yang
menerima akibat dari eksternalitas dan macam- macam yang lainnya adalah eksternalitas
uang dan eksternalitas teknikal.
Ditinjau dari segi dampak yang ditimbulkan eksternalitas ada dua yaitu
eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif adalah tindakan seseorang
yang memberikan manfaat bagi orang lain. Sedangkan eksternalitas negatif adalah biaya
yang dikenakan pada orang lain diluar sistem pasar sebagai produk dari kegiatan produktif.
Ditinjau dari segi pihak-pihak yang melakukan dan pihak yang menerima akibat
dari eksternalitas ada empat yaitu eksternalitas produsen terhadap produsen. eksternalitas
produsen terhadap konsumen, eksternalitas konsumen terhadap produsen dan yang terakhir
eksternalitas konsumen terhadap konsumen.
Untuk mengatasi dampak-dampak yang ditimbulkan dari eksternalitas ada tiga cara
untuk mengatasinya yaitu regulasi, pajak pigovian dan pemberian subsidi. Regulasi adalah
tindakan mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan.
Dengan adanya regulasi memaksa penghasil polusi untuk mengurangi polusi yang dihasilkan
industri karena polusi tersebut merupakan tanggung jawab pihak yang menghasilkan polusi.
Solusi yang kedua adalah penetapan pajak. Konsumen atau perusahaan yang
menyebabkan eksternalitas harus membayar pajak samadengan dampak marjinal yang
dibuat. Dengan ditetapkannya pajak memberikan insentif kepada para pemilik pabrik untuk
sebanyak-banyaknya mengurangi polusi yang ditimbulkannya. Intinya, semakin tinggi
tingkat pajak yang dikenakan maka semakin banyak penurunan polusi yang terjadi.
Solusi yang terakhir adalah pemberian subsidi. Subsidi diberikan kepada konsumen
atau produsen ketika manfaat social melebihi manfaat pribadi. Namun pemberian subsidi ini
memiliki kelemahan karena perusahaan-perusahan condong untuk melakukan eksternalitas,
karena dengan melakukan eksternalitas mereka akan mendapat subsidi dari pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
http://youtube.watch/eksternalitas
http://youtub.watch/limbahsungai
http://mediacerita.com/konsep-pembangunan-berbasis-kelestarian-lingkungan/