A. Pendahuluan
Untuk mencapai tujuan ini, pemahaman nyeri secara universal harus dapat
dipahami dengan baik. Nyeri bisa berasal dari berbagai situasi apapun, namun
cedera menjadi penyebab utama. Persepsi rasa sakit di setiap individu bersifat
nosiseptif ke otak. Jalur anatomi dibagi menjadi empat bagian: sistem perifer,
terletak pada ganglia dorsalis, yang terdapat pada foramina vertebralis medulla
spinalis. Setiap neuron aferen memiliki akson bifurkasi yang tunggal, satu menuju
jaringan perifer yang diinfervasinya dan yang lain menuju ke cornu dorsalis
medulla spinalis, yang menerima input sensoris. Pada cornu dorsal medulla
spinalis, neuron primer yang pertama bersinaps dengan neuron kedua yang
mencapai talamus. Saat di cornu dorsalis, selain terjadi sinaps dengan neuron
kedua, juga terjadi sinaps terhadap interneuron, neuron simpatik, dan cornu
1
postcentral dari korteks serebral melalui kapsul internal dan korona radiata untuk
B. Definisi
nyeri sebagai suatu pengalaman sensoris dan emosional yang terkait dengan
subjektif, yang tidak dapat diukur dengan mudah karena membutuhkan kesadaran.
adalah proses yang melibatkan transduksi dan transmisi stimulus berbahayake otak
melalui jalur nyeri. Nyeri adalah hasil dari interaksi kompleks antara sistem sinyal,
modulasi dari pusat yang lebih tinggi dan persepsi dari individu.2,3
aktifasi RAA sistem, dan produksi sitokinin dalam jumlah yang besar.3
2
Tabel 1. Respon sistemik dan fisiologik dari nyeri3
C. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri akut : < 3 bulan, mendadak akibat trauma atau inflamasi, tanda
b. Nyeri kronik : >3 bulan, hilang timbul atau terus menerus, tanda respon
3
a. skala visual analog score : 1-10
b. skala wajah Wong Baker : tanpa nyeri, nyeri ringan, sedang, berat, tak
tertahankan.
4. berdasarkan lokasi:
b. nyeri somatik dalam : nyeri berasal dari otot, tendo, tumpul, kurang
terlokasi
c. nyeri visceral : nyeri yang berasal dari organ internal atau organ
disalah artikan penderita sebagai masukan dari daerah kulit pada segmen
sebagainya. Berdasarkan sifat nyeri ke dalam nyeri tusuk, terbakar, kemang, nyeri
4
Klasifikasi nyeri akan sangat berguba untuk menentukan penyebab, membedakan
mekanis
cytokines
bradykinin
histamine
prostaglandins
leucotrienes.6
jaringan dan saraf. Prostaglandin dan bradikinin pada nosiseptor untuk aktivasi
rangsangan dengan intensitas rendah. Histamin dan 5-HT menyebabkan rasa sakit
ketika langsung terkena nerve ending. Ion hidrogen dan 5-HT bertindak langsung
5
pada saluran ion membran sel, tetapi sebagian besar yang lain mengikat membrane
adalah ujung saraf yang bebas dari serabut saraf. Ada dua jenis serabut utama: A γ
dan C fibres. Perbandingan dari sifat-sifat serabut nyeri ini ditunjukkan pada Tabel
1. Nosiseptor berakhir pada dorsal root ganglia dan berhenti pada lapisan
superfisial dorsal horn of the spinal cord. Di sini terjadi penyampaian pesan
aktivasi neuron orde kedua sesuai reseptor. Selanjutnya melintasi spinal cord ke
yang memungkinkan untuk persepsi nyeri. Harus disebutkan bahwa pada tingkat
spinal cord, neuron urutan kedua menghasilkan aktivasi langsung neuron dari
lower motor neuron pada ventral horn spinal cord, sehingga terjadi refleks berupa
penarikan dari stimulus berbahaya. Demikian juga, interneuron pada spinal cord
6
Gambar 1. Alur nyeri
7
Nosiseptor didistribusikan dalam struktur somatik dan visceral. Struktur
somatik (kulit dan jaringan dalam: otot, tendon, tulang, sendi) merespon berbagai
rangsangan mekanik, kimia, dan termal yang mengarah ke sensasi yang dirasakan
dan terlokalisir dengan baik. Nociceptors somatik dalam jaringan kurang sensitif
tersensitisasi oleh peradangan. Nosiseptor spesifik mungkin ada di otot dan kapsul
sendi; berespon terhadap rangsangan mekanis, termal, dan kimia, hal ini akan
menjelaskan kejadia sebagian besar pada cedera olahraga. Kornea dan pulpa gigi
unik karena hampir keseluruhannya dipersarafi oleh nociceptif A-delta dan C fiber
terjadi nyeri yang disebabkan oleh iskemia, spasme, atau peradangan otot polos
serta rangsangan mekanik seperti distensi mesenterium. Serabut ini berjalan dalam
saraf simpartis dan parasimpatis, dan nyeri yang diinduksi kurang terlokalisasi.
paru-paru, testis, dan saluran empedu. Kebanyakan organ lain, seperti usus,
dipersarafi oleh nosiseptor polimodal yang merespon spasme otot polos, iskemia,
Beberapa organ, seperti otak, memiliki nosiseptor dalam jumlah yang sedikit;
8
menjelaskan kebutuhan akan anestesi dan analgesia yang adekuat hanya selama
awal prosedur bedah saraf untuk diseksi dan paparan jaringan otak.2
Dorsal horn adalah proyeksi rostral dari serabut afferent C dan A-delta
dalam traktus Lissauer (LT) yang memasuki kolumna spinalis, ascend atau
descend satu atau dua pada segmen ini sebelum menembus gray matter
dari dorsal horn tempat terjadinya sinapsis pada neuron orde kedua. Sinaps
bersamaan.2
9
penghambat rasa sakit adalah inhibitor neuromediator dan termasuk opioid
Secara histologis, gray matter of the spinal cord dibagi menjadi sepuluh
dengan sebagian besar dengan input nyeri: Lamina I: nukleus marginal posterior,
Lamina VI: nukleus dorsalis. Lamina VII ada di antara lamina ini dan lebih ventral
pada materi abu-abu pada gray matter di sekitar the central canal of the spinal
cord.2
10
2. The Ascending System
Traktus spinotalamikus
Traktus spinoretikular
Saluran spinomesencephalic
a. Traktus spinotalamikus
spinal cord. STT mengatur informasi yang bersifat cepat dan lambat dari
paralel ke talamus. STT dibagi menjadi STT lateral (nyeri dan suhu yang
cepat dan lambat) dan STT anterior (sentuhan). STT menuju batang otak
tempat akson rangsangan nyeri yang bersifat cepat berakhir pada nukleus
formation pada batang otak, dan akson ini mengirimkan informasi tentang
kualitas (ketidaknyamanan atau rasa takut cedera lebih lanjut) dari nyeri.
11
b. The spinoreticular tract (SRT)
sensoris dari lamina VII dan VIII ke neuron pada formasi retikuler,
c. Spinomesencephalic Tract
melalui medula dan pons, STT dan SRT dan berakhir di otak tengah tectum
dan respon effert dengan menginhibisi transmisi nyeri pada dorsal horn,
nucleus raphe magnus (RVM), dan locus coeruleus (LC), semua mengirimkan
akson descending yang bersinaps, dan modulasi transmisi nyeri, sel noksius
terletak pada batang otak dan spinal cord dorsal horn. Komponen dari sistem
12
descending yang berperan pada transmisi modulasi nyeri, sistem opioid
descending dari PAG menuju nuclei pada fnormasi retikuler dari medulla,
termasuk NRM, dan descend ke dorsal horn tempat terjadinya sinaps satu
sama lain dan menginhibisi wide dynamic rabge (WDR) dan sistem saraf
(NS). Akson terminal dari NRM ke dorsal horn, dan terjadi pelepasan
13
hipotalamus dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan emosional pasien.
ce
14
Jalur nyeri dimulai dengan aktivasi nosiseptor perifer. Nosiseptor terdapat
secara eksternal (yaitu kulit, mukosa) atau secara internal (yaitu, sendi, usus).
Nociceptors dapat dipicu oleh stimulus apapun, yang sebagian besar dapat
nosiseptor. Badan sel nosiseptor ini ditemukan di ganglia akar dorsal (DRG)
dari sumsum tulang belakang. Setelah ambang sensoris telah tercapai, aktivasi
15
mendepolarisasi akson distal dan lebih lanjut memulai arus Na + ke dalam
Selain itu, terdapat silent nociceptors yang biasanya tidak aktif, setelah
stimulus yang sama sekarang menghasilkan lebih banyak rasa sakit. Hal ini
sakit, yang disebut '‘allodynia”. Lebih penting lagi, reseptor opioid yang
terletak di ujung saraf perifer, ketika diaktifkan oleh opioid endogen atau
bagian dalam neuron yang lebih negatif. Hal itu meningkatkan muatan negatif
16
2. Transmisi
superfisial dan lebih dalam pada dorsal horn dari spinal cord. Seperti
persepsi nyeri terjadi. Glutamat, asam amino eksitatori yang terlibat dalam
kombinasi reseptor ini ada pada neuron di berbagai lamina dorsal horn.
Sambungan sinaptik antara neuron orde pertama dan sel dorsal horn di
sumsum tulang belakang memiliki plastisitas yang cukup besar. Untuk alasan
ini dorsal horn disebut gerbang, di mana impuls nyeri dapat "terjaga
keamanannya", diubah.2,5,8
3. Modulasi
Modulasi adalah proses yang ketiga dan sangat penting dari pemrosesan
17
saraf dalam menanggapi stimulus noksius dan memungkinkan stimulus
dapat menginhibisi transmisi dari signal nyeri. Opioid endogen dan eksogen
neurotransmitter nyeri dari serat primer yang utama, maka terjadi analgesia.
Opioid memiliki situs aksi kedua pada tingkat sumsum tulang belakang.
4. Persepsi
Merupakan hasil akhir proses interaksi yang komplek, dimulai dari proses
pada area primer sensorik kortek serebri dan masukan lain bagian otak yang
persepsi nyeri.4
18
D. Penilaian Nyeri
Penilaian nyeri bisa merupakan hal yang mudah atau sulit. Penilaian lokasi
dan intensitas nyeri sering dilakukan dalam praktek sehari-hari. Namun, aspek
penting dari nyeri akut seperti intensitas nyeri saat istirahat, perlu ditentukan dan
diukur. Jika tidak, data yang tidak berarti dan kesimpulan yang salah dapat terjadi.
Penilaian nyeri yang berkelanjutan dan efek dari pengobatan lebih sulit baik pada
pasien yang menderita nyeri dari penyebab non-malignant dan pada pasien dengan
nyeri kanker. Banyak instrumen yang telah dikembangkan untuk berbagai jenis
dan subtipe nyeri kronis untuk menilai aspek kualitatif nyeri dan dampakny. yang
nyeri terus berlanjut dan merupakan suatu tantangan. Karena nyeri bersifat
subyektif, pribadi,dan pengalaman pribadi, menilai nyeri pada pasien yang tidak
bisa berkomunikasi dengan baik merupang akan hal sulit, biasanya pada pasien
a). Ekspresi wajah: terdiri dari 6 ekspresi wajah yang berbeda, dari
senang hingga sedih. Skala ini sesuai pada pasien dengan gangguan
b). Verbal rating scale (VRS); pasien ditanya tengtang nyeri yang
dirasakan terdiri dari 5 poin : tidak nyeri, ringan, sedang, berat, atu sangat
berat
19
c). Numerical rating scale (NRS) terdiri dari nilai 0-10
d). Visual analogue scale (VAS). Pasiem memberikan garis pada nyeri
yang dirasakan10
E. Penatalaksanaan Nyeri
bekerja pada bagian yang berbeda dari jalur nociceptive dan seringkali penting
20
dikurangi, menghasilkan efek samping lebih sedikit dari efek samping morfin.10
Klasifikasi analgesik:
Tabel 2. Analgesia11
1. Simple analgesics
21
dan udema. Agen serupa seperti parasetamol (acetaminophen), ibuprofen
proinflamasi.10
sangat penting untuk lambung dan ginjal, di mana aspirin dosis tinggi
22
mekanisme kontrol nyeri endogen dalam periaqueductal graymatter, yang
2. Opioid
Opioid, yang termasuk opiat klasik seperti morfin dan juga peptida
menurunkan pengeluaran dan transmisi dari nyeri yang terjadi. Ketiga jenis
reseptor opiat (m dan dk) juga terlibat, tetapi epidural (atau intratekal)
injeksi opiat selektif kerja cepat (seperti fentanyl) secara klinis paling
aferen primer dengan diameter yang kecil, yang mengurangi dosis opiat
rostral.10
23
desenden yang melibatkan serabut serotonergik dan noradrenergik yang
secara klinis untuk pereda nyeri akut atau pasca operasi, karena ditakutkan
24
Gambar 6. Terapi farmakologi sesuai dengan pathway nyeri12
25
DAFTAR PUSTAKA
3. Lindenbaum, Milia DJ. Pain management in the IC. Surg Clin N Am 92 (2012)
1621-1636
6. Steeds CE. The anatomy nad physiology of pain. Basic Science. Elseiver. 2009
10. Craig AD, Sorkin LS. Pain and analgesia. Encyclopedia Of Life Science. 2001
Nature Publishing Group / Www.Els.Ne.
26