TENTANG
DISUSUN:
OLEH
DINAS KESEHATAN
KOTA BEKASI
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan puji sukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberi rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan
Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri di SMA Hutama Bekasi Tahun 2019”.
Penulis
PENDAHULUAN
tersebut dinamakan dengan masa pubertas. Salah satu tanda pubertas pada
dirasakan oleh remaja saat menstruasi adalah dismenore atau nyeri haid.
rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi.
di Swedia sebesar 72% (Susanti, 2018). Hal ini di dukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Klein dan Litt di Amerika, melaporkan bahwa
prevalensi dismenore 59,7%, dengan nyeri haid berat sebanyak 12%, nyeri
nyeri haid yang terjadi tanpa terdapat kelainan anatomis alat kelamin,
1-3 tahun dari menarche (Ningsih, 2011). Secara nasional rata-rata usia
menarche 13-14 tahun terjadi pada anak Indonesia. Berdasarkan hal tersebut
maka dismenore akan terjadi pada remaja berusia 16-17 tahun. Sehingga
remaja pada usia tersebut sedang berada dalam pendidikan jenjang SMA
65,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore
di sekolah dan tidak jarang hal ini membuat mereka tidak masuk sekolah.
Selain itu, kualitas hidup menurun, sebagai contoh seorang siswi yang
belajar akan menurun karena dismenore yang dirasakan pada saat proses
belajar mengajar (Susanti, 2018). Hal ini dibuktikan oleh penelitian
Terapi ini dapat berdampak ketagihan dan akan memberikan efek samping
dukung oleh penelitian dari (Fauziah, 2015) yaitu ada penurunan rata-rata
pada 107 remaja putri di SMA Hutama Bekasi, 104 remaja putri diantaranya
dan nyeri berat 8 responden (7,48%). Sebagian besar hanya dibiarkan saja
Exercise Terhadap Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri di SMA Hutama
Terhadap Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri di SMA Hutama Bekasi
Tahun 2019.
TINJAUAN PUSTAKA
Nyeri dibagi dua yaitu nyeri akut dan kronis. Nyeri Akut menurut
atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa, awitan yang tiba-
tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
yang akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan
dalam hal kerusakan sedemikian rupa, awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
a. Intensitas Nyeri
skala nyeri (Wong, 2011 dalam jurnal yang ditulis Saputro, 2016). Skala
garis lurus yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan
dari 0-10 atau 0-100. Angka 0 berarti “no pain” dan 10 atau 100
gambarkan level intensitas nyeri yang berbeda, range dari “no pain”
skore “2”, severe (nyeri keras) dengan skor “3”, very severe (nyeri
wajah yang tersenyum untuk “tidak ada nyeri” sampai wajah yang
berlinang air mata untuk “nyeri paling buruk”. Kelebihan dari skala
dialaminya sesuai dengan gambar yang telah ada dan membuat usaha
2005).
Gambar 2.4 Faces Pain Scale-Revised (FPS-R)
2.1.2 Menstruasi
a. Definisi Menstruasi
tetap setiap 28 hari, tetapi interval 24-32 hari masih dianggap normal
kecuali siklusnya sangat tidak teratur. Pada awal dan akhir masa
yang kurang lebih teratur, kecuali saat hamil, stres atau sakit (Kusmiran,
2014).
Jumlah darah yang keluar rata-rata 30-40 ml dengan rentang 3-10
rapuh dan kekurangan fibrin dalam vagina karena adanya mikro protein
menstruasi :
enzim.
(4) Faktor-faktor lain (misal, status nutrisi dan psikologis yang tidak
1) Fase Folikuler
hanya satu yang akan menjadi folikel dominan, yang disebut sebagai
(Nugroho, 2014).
2) Fase Ovulatoir
(Nugroho, 2014).
3) Fase Luteal
4) Fase Menstruasi
dan menopause, beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada masa
menstruasi:
4) Demam
6) Keputihan
telur (ovarium). Tetapi tidak semua wanita mengalami hal yang sama
seperti diatas, karena jenis dan beratnya bervariasi pada wanita setiap
kejang.
a. Definisi Dismenore
berarti sulit, nyeri, abnormal, meno berarti bulan, dan rrhea berarti
nyeri pada saat menstruasi. Hampir semua wanita mengalami rasa tidak
nyeri haid merupakan hal yang lumrah dialami oleh seorang wanita.
Hanya saja keluhan ini perlu mendapat perhatian khusus jika
keluhan ini karena menganggap nyeri haid merupakan hal yang sudah
bagian bawah perut yang dirasakan ketika haid yang biasanya baru
b. Penyebab Dismenore
keparahan, yaitu:
1. Dismenore ringan
2. Dismenore sedang
3. Dismenore berat
biasa dan perlu istirahat beberapa hari dapat disertai sakit kepala,
migrain, pingsan, diare, rasa tertekan, mual dan sakit perut.
1. Usia Menarche
lebih awal dari usia normal dimana alat reproduksi belum siap untuk
2. Lama menstruasi
3. Kebiasaan olahraga
dan kadar oksigen sehingga aliran darah dan oksigen menuju uterus
4. Riwayat keluarga
e. Klasifikasi Dismenore
1) Dismenore Primer
adalah haid yang nyeri tanpa penyebab yang jelas biasanya terjadi
segera sesudah pubertas dan muncul pada setiap perode haid
berikutnya.
2) Dismenore Sekunder
munilateral.
haid.
siklus haid.
4) Rasa kram dan nyeri yang menusuk ini terasa di perut bagian bawah,
(Widayanto, 2015).
wanita.
berikut :
1. Cat Stretch
rilaks.
b. Kemudian punggung digerakkan ke atas dan kepala menunduk
awal.
diatas lutut.
bersuara.
selama 20 detik
bokong.
b. Perlahan tarik kedua lutut ke arah dada sambil menarik tumit dan
punggung.
relaks.
a. Definisi Remaja
antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun, secara fisik remaja ditandai oleh
kognitif, emosi, sosial, moral, di antara masa anak- anak menuju masa
adalah 12 sampai 24 tahun. Dalam ilmu kedokteran dan ilmu - ilmu yang
lain yang terkait (seperti bilogi dan ilmu faal) remaja dikenal sebagai
pubertas, berlangsung antara usia 13-17 tahun. Masa remaja akhir (late
biologis, sosial, kognitif, dan emosional (Wong et all, 2008 dalam Sa’id,
2015).
1) Perubahan Biologis/Fisik
dan stamina tubuh. Perubahan fisik yang terjadi, yang paling tampak
laki-laki.
dan ketiak.
2) Perubahan Kognitif
Dengan kata lain, pada saat ini meraka jauh lebih ke depan. Tanpa
3) Perubahan Sosial
4) Perubahan Emosional
awal yang dikenal sebagai masa storm and stress. Segi kondisi
sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada
Abdominal
Stretching
Exercices
Keterangan:
Abdominal
Stretching
Exercices Intensitas Nyeri
sementara dari suatu penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang
Bekasi.
Bekasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
kelompok kontrol (pre test post test with control group) (Notoadmodjo,
Kelompok Eksperimen O1 X1 O2
Kelompok Kontrol O0 O0
3.2.1 Populasi
seluruh populasi. Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat
2012).
a. Kriteria inklusi
nyeri haid
n= N
1 + N (d)2
Keterangan :
N : nilai populasi (104)
n : sampel
d : derajat kemaknaan (0,1)
n= 104
1 + 104 (0,1)2
n= 104
2,04
n = 50
Jumlah sampel dalam penelitian ini 50 orang.
Exercise Terhadap Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri di SMA Hutama
Exercise Terhadap Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri di SMA Hutama
Scale.
Suatu alat ukur yang meminta pasien untuk menilai rasa nyerinya
sesuai dengan level intensitas nyerinya pada skala numeral dari 0-10 atau 0-
100. Angka 0 berarti “no pain” dan 10 atau 100 berarti “severe pain” (nyeri
2005).
berlangsung.
responden.
tekniknya.
melaporkan pada peneliti melalui via sms atau telpon, lalu peneliti
sampel, kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data. Pada tahap awal
a. Editing
b. Coding
c. Entry
pengecekan apakah data yang masuk sudah benar atau tidak dengan cara
dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. (Herawati, 2016). Uji
Normalitas dilakukan pada pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan
program SPSS dengan menggunkan rumus uji Shapiro – Wilk jika jumlah
1) Jika nilai signifikan 2 tailed ≤ 0,05 maka H0 ditolak. Hal ini berarti data
2) Jika nilai signifikan 2 tailed ≥ 0,05 maka H0 diterima. Hal ini berarti
Analisis data yang digunakan apabila jumlah sampel >50 yaitu 51 sampai
1) Jika nilai signifikan 2 tailed > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2) Jika nilai signifikan 2 tailed < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
3.9.2 Analisis Univariat
𝐅
P= x 100%
𝐍
Keterangan :
P = persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
dilaksanakannya uji normalitas data. Jika distribusi data normal maka uji
statistik yang digunakan yaitu paired sample T-Test. Paired sample T-Test
Jika data tidak berdistribusi normal maka uji statistik non parametrik
adalah :
uji statistik. Analisa data yang digunakan jika distribusi data normal adalah
Analisa data yang digunakan jika distribusi data tidak normal adalah
setiap resiko.
privasinya.
menghormati hak-haknya.
(Notoatmojo, 2012).
BAB IV
Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri di SMA Hutama Bekasi Tahun 2019,
Rentang intensitas nyeri pre test adalah nilai minimum 1 dan maksimum
value pada kelompok eksperimen (0,007) < α (0,05). Pada kelompok kontrol
Intervensi
Tabel 4.5. Hasil Uji Wilcoxon Data Pretest dan Posttest pada Kelompok
Intervensi di SMA Hutama Bekasi Tahun 2019
dengan demikian diketahui nilai p (0,000) < 0,05 maka Ho ditolak dan
Kontrol
Tabel 4.6. Hasil Uji Wilcoxon Data Pretest dan Posttest pada Kelompok
Kontrol di SMA Hutama Bekasi Tahun 2019
ditolak dengan kata lain tidak ada perbedaan skala dismenore sebelum
c. Hasil Uji Dua Sampel Yang Tidak Saling Berhubungan (Uji Mann-
Whitney)
Tabel 4.7. Hasil Uji Mann Whitney pada Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen di SMA Hutama Bekasi
Tahun 2019
Mean
Jenis Data N P
Rank
Kelompok Intervensi 25 19,00
0,001
Kelompok Kontrol 25 32,00
4.2 Pembahasan
hasil yang telah diperoleh dari penelitian yang dilakukan di SMA Hutama
Bekasi Tahun 2019 berdasarkan analisis univariat dan bivariat yang telah
pada remaja putri yang mengacu pada tujuan dan hipotesis penelitian.
2019
dismenore primer timbul pada saat remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun
setelah haid pertama dan terjadi pada umur kurang dari 20 tahun.
pada tahun pertama menstruasi, rentang usia nyeri haid sering terjadi
pada usia 12 -17 tahun, dan mencapai batas maksimal pada usia 15-25
terbanyak pada penelitian ini terdapat pada siswi berusia 13 tahun yaitu
21 orang (42%).
yaitu 95% usia menarche terbanyak ada pada rentan usia 11-13 tahun.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan Menurut Benson (2008)
lebih awal dari usia normal dimana alat reproduksi belum siap untuk
(Widyastuti,2009).
rentang usia 11-14 tahun hal ini sesuai dengan teori-teori sebelumnya.
Kelompok Kontrol
juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2017) yaitu
perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan
tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagian
baik aktifitas fisik maupun psikis salah satu contoh mereka akan
mereka rasakan.
hal yang sama yaitu berdasarkan nilai rata-rata nyeri dismenorea yang
stretching.
bermakna antara sebelum dan setelah latihan peregangan perut pada dua
wanita tersebut dapat menyediakan oksigen hampir 2 kali lipat per menit
nilai p (0,000) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima dengan kata lain
intervensi. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Syafna,
dkk (2018) dengan hasil p value (0,000) < α (0,05), maka dapat
dengan nilai p value 0,796 (p > 0,05), dengan demikian dapat diketahui
Ho diterima dan Ha ditolak dengan kata lain tidak ada perbedaan skala
kontrol.
diterima dan Ha ditolak dengan kata lain tidak ada perbedaan skala
kontrol.
statistik Uji Dua Sampel Yang Tidak Saling Berhubungan (Uji Mann-
eksperimen dan kelompok kontrol p value (0,000) < α (0,05). Hal ini
yang berfokus pada bagian otot perut. Latihan atau exercise adalah salah
intensitas dismenore.
dalam melakukan penelitian ini, meskipun begitu, bukan berarti penelitian ini
kadang mundur lebih kurang satu minggu, sehingga peneliti sulit untuk
5.1 Simpulan
intensitas nyeri haid pada remaja putri di SMA Hutama Bekasi dimana
5.2 Saran
yang efektif untuk mengurangi nyeri haid (dismenore). Selain itu peneliti
Anurogo, D dan Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta:
C.V. Andi Offset
Apriyanti et al. 2018. Hubungan Status Gizi Dan Usia Menarche Dengan Kejadian
Dismenore Pada Remaja Putri Di Sman 1 Bangkinang Kota Tahun 2018.
Skripsi. Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau
Azizah, N. 2013. Aplikasi Relaksasi Nafas Dalam Sebagai Upaya Penurunan Skala
Nyeri Menstruasi (Dismenorea) pada Siswi MTS Iftidaul Falah Samirejo
Dawe Kudus. Skripsi. E-journal STIKES Muh. Kudus, Kudus
Benson, Ralph C dan Martin L. Pernol. 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta:EGC.
Hockenberry, M.J., Wilson, D. 2011. Wong’s Book 2 Nursing Care of Infants and
Children. Edition 9. Mosby Elseiver. USA
Laili, Nurul. (2012). Perbedaan Tingkat Nyeri haid (Dismenore) sebelum dan
sesudah senam dismenore pada remaja putri di SMAN 2 Jember. Skripsi.
Program studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember, Jember
Larasati TA dan Alatas, F. 2016. Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore
Primer pada Remaja. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung,
Lampung
Ningsih, R. 2011. Efektivitas Paket Perda terhadap Intensitas Nyeri pada Remaja
dengan Dismenore di SMAN Kecamatan Curu. Tesis, Universitas
Indonesia, Depok
Nisak. 2018. Pengaruh Abdominal Stretcihing Terhadap Intensitas Nyeri Haid Pada
Remaja Putri. Skripsi. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Insan
Cendekia Medika. Jombang
Nugroho, Taufan, dkk. 2014. Buku Ajar Obstetri dan Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, Dan Praktik. Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk.
Jakarta : EGC.
Sa’id, M. A.2015. Mendidik remaja nakal: panduan praktis seni mendidik dan
berinteraksi dengan remaja.Yogyakarta: Semesta Hikmah.
Saputro, 2016. Upaya Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Open Fraktur
Cruris Di Rsop Dr. R. Soeharso Surakarta. Skripsi. Program Studi
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah,
Surakarta
Sarifah, T., Nuraeni, A., Supriyono, M.2015. Efektivitas Senam Dismenore
Terhadap Penurunan Nyeri Haid Pada Siswi Kelas X Dan Xi Sman 14
Semarang. Skripsi. Program Studi Keperawatan STIKES Telogorejo
,Semarang
Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P.2008.
Buku Ajar Keperawatan Pedriatik Wong. Jakarta: EGC.
Wong Dona L., Hockenberry Marilyn J., Wilson David. 2011. Wong’s nursing care
of infants and children. St. Louis : Mosby
Lampiran 1 Hasil Output Analisis Data SPSS
Tabel 3
Intensitas Dismenore Pre-Post (Min-Max)
Statistics
Intensitas Nyeri Intensitas Nyeri Intensitas Nyeri Intensitas Nyeri
Pre Eksperimen Post Eksperimen Pre Kontrol Post Control
Valid 25 25 25 25
N
Missing 0 0 0 0
Mean 4.20 1.52 3.04 3.08
Std. Deviation 2.062 1.327 1.695 1.706
Minimum 1 0 1 0
Maximum 8 4 7 6
Tabel 4
Uji Wilcoxon & Mann Whitneey
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks 25a 13.00 325.00
Intensitas Nyeri Post Positive Ranks 0b .00 .00
Eksperimen - Intensitas Nyeri c
Pre Eksperimen Ties 0
Total 25
a. Intensitas Nyeri Post Eksperimen < Intensitas Nyeri Pre Eksperimen
b. Intensitas Nyeri Post Eksperimen > Intensitas Nyeri Pre Eksperimen
c. Intensitas Nyeri Post Eksperimen = Intensitas Nyeri Pre Eksperimen
Test Statisticsa
Intensitas Nyeri
Post Eksperimen
- Intensitas
Nyeri Pre
Eksperimen
Z -4.411b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks 6a 6.00 36.00
Intensitas Nyeri Post Control Positive Ranks 6 b
7.00 42.00
- Intensitas Nyeri Pre c
Kontrol Ties 13
Total 25
a. Intensitas Nyeri Post Control < Intensitas Nyeri Pre Kontrol
b. Intensitas Nyeri Post Control > Intensitas Nyeri Pre Kontrol
c. Intensitas Nyeri Post Control = Intensitas Nyeri Pre Kontrol
Test Statisticsa
Intensitas Nyeri
Post Control -
Intensitas Nyeri
Pre Kontrol
Z -.258b
Asymp. Sig. (2-tailed) .796
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
KelompokEksperimen 25 29.66 741.50
Pretest KelompokKontrol 25 21.34 533.50
Total 50
KelompokEksperimen 25 19.00 475.00
Postest KelompokKontrol 25 32.00 800.00
Total 50
Test Statisticsa
Pretest Postest
Mann-Whitney U 208.500 150.000
Wilcoxon W 533.500 475.000
Z -2.051 -3.207
Asymp. Sig. (2-tailed) .040 .001
a. Grouping Variable: Kelompok
Lampiran 2 Master Data SPSS
Uji Normalitas
Pretest Posttest Kelompok
3 1 1
5 2 1
6 1 1
1 0 1
4 1 1
5 2 1
1 0 1
2 1 1
4 2 1
2 0 1
7 4 1
5 2 1
5 2 1
8 4 1
6 4 1
4 0 1
6 3 1
4 1 1
6 2 1
6 3 1
7 2 1
2 0 1
3 1 1
2 0 1
1 0 1
1 0 2
4 4 2
7 6 2
4 5 2
6 5 2
1 3 2
2 2 2
2 2 2
2 3 2
4 5 2
2 3 2
3 2 2
1 0 2
1 1 2
2 2 2
4 3 2
2 2 2
3 3 2
2 2 2
1 1 2
4 4 2
4 4 2
4 5 2
4 4 2
6 6 2
Lampiran 3 Lembar Hasil Observasi
1. Kelompok Intervensi
No Post-
Pre-Eks Keterangan Keterangan
Rspd Eks
1 3 Nyeri Ringan 1 Nyeri Ringan
2 5 Nyeri Sedang 2 Nyeri Ringan
3 6 Nyeri Sedang 1 Nyeri Ringan
4 1 Nyeri Ringan 0 Tidak Nyeri
5 4 Nyeri Sedang 1 Nyeri Ringan
6 5 Nyeri Sedang 2 Nyeri Ringan
7 1 Nyeri Ringan 0 Tidak Nyeri
8 2 Nyeri Ringan 1 Nyeri Ringan
9 4 Nyeri Sedang 2 Nyeri Ringan
10 2 Nyeri Ringan 0 Tidak Nyeri
11 7 Nyeri Berat 4 Nyeri Sedang
12 5 Nyeri Sedang 2 Nyeri Ringan
13 5 Nyeri Sedang 2 Nyeri Ringan
14 8 Nyeri Berat 4 Nyeri Sedang
15 6 Nyeri Sedang 4 Nyeri Sedang
16 4 Nyeri Sedang 0 Tidak Nyeri
17 6 Nyeri Sedang 3 Nyeri Ringan
18 4 Nyeri Sedang 1 Nyeri Ringan
19 6 Nyeri Sedang 2 Nyeri Ringan
20 6 Nyeri Sedang 3 Nyeri Ringan
21 7 Nyeri Berat 2 Nyeri Ringan
22 2 Nyeri Ringan 0 Tidak Nyeri
23 3 Nyeri Ringan 1 Nyeri Ringan
24 2 Nyeri Ringan 0 Tidak Nyeri
25 1 Nyeri Ringan 0 Tidak Nyeri
2. Kelompok Kontrol
No Post-
Pre-Eks Keterangan Keterangan
Rspd Eks
1 1 Nyeri Ringan 0 Tidak Nyeri
2 4 Nyeri Sedang 4 Nyeri Sedang
3 7 Nyeri Berat 6 Nyeri Sedang
4 4 Nyeri Sedang 5 Nyeri Sedang
5 6 Nyeri Sedang 5 Nyeri Sedang
6 1 Nyeri Ringan 3 Nyeri Ringan
7 2 Nyeri Ringan 2 Nyeri Ringan
8 2 Nyeri Ringan 2 Nyeri Ringan
9 2 Nyeri Ringan 3 Nyeri Ringan
10 4 Nyeri Sedang 5 Nyeri Sedang
11 2 Nyeri Ringan 3 Nyeri Ringan
12 3 Nyeri Ringan 2 Nyeri Ringan
13 1 Nyeri Ringan 0 Tidak Nyeri
14 1 Nyeri Ringan 1 Nyeri Ringan
15 2 Nyeri Ringan 2 Nyeri Ringan
16 4 Nyeri Sedang 3 Nyeri Ringan
17 2 Nyeri Ringan 2 Nyeri Ringan
18 3 Nyeri Ringan 3 Nyeri Ringan
19 2 Nyeri Ringan 2 Nyeri Ringan
20 1 Nyeri Ringan 1 Nyeri Ringan
21 4 Nyeri Sedang 4 Nyeri Sedang
22 4 Nyeri Sedang 4 Nyeri Sedang
23 4 Nyeri Sedang 5 Nyeri Sedang
24 4 Nyeri Sedang 4 Nyeri Sedang
25 6 Nyeri Sedang 6 Nyeri Sedang