TENTANG
KESEHATAN
Pasal 32
(1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib
memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan
terlebih dahulu.
Pasal 53
(3) Pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendahulukan
pertolongan keselamatan nyawa pasien dibanding kepentingan lainnya.
TENTANG
KEPERAWATAN
Pasal 30
(1) Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya kesehatan
perorangan, Perawat berwenang:
j. melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada Klien sesuai dengan resep tenanga medis
atau obat bebas dan obat bebas terbatas
Pasal 35
(1) Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, Perawat dapat melakukan
tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan kompetensinya.
(2) Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk menyelamatkan
nyawa Klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
(3) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan yang mengancam
nyawa atau kecacatan Klien.
(4) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Perawat sesuai dengan
hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.
TENTANG
TENAGA KESEHATAN
Pasal 59
(1) Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib
memberikan pertolongan pertama kepada Penerima Pelayanan Kesehatan dalam keadaan gawat
darurat dan/atau pada bencana untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan.
TENTANG
RUMAH SAKIT
Pasal 29
b. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit;
c. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya;
Pasal 32
e. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan
materi;
Pasal 46
Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas
kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit.
TENTANG
Pasal 4
(1) Setiap perawat di rumah sakit khusus dan di rumah sakit umum yang memiliki pelayanan
keperawatan kekhususan wajib memenuhi standar pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Khusus
yang berlaku secara nasional.
(2) Standar pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran XII yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Lampiran 1
Pasien dengan kondisi emergensi atau mengalami kedaruratan maternal-neonatal diberikan prioritas
untuk dikaji dan dilakukan tindakan keperawatan oleh perawat yang kompeten.
Indikator:
c. Pasien dengan keadaan emergency (kriteria emergency maternitas) mendapatkan bantuan untuk
segera dilakukan tindakan.
C. Prosedur Spesifik dan Kritikal
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada ibu pada masa persalinan untuk memenuhi kebutuhan
ibu dan janin secara bio-psiko-sosial-spiritual. Fokus asuhan intranatal meliput pemantauan
kemajuan persalinan, mengurangi nyeri persalinan, pemantauan kesejahteraan janin, pencegahan
risiko dan pertolongan persalinan.
Indikator:
e. Pertolongan persalinan dilakukan oleh perawat klinik maternitas II apabila tidak ada tenaga
kesehatan yang berwenang.
TENTANG
Pasal 2
b. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit;
Pasal 6
(1) Kewajiban Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan Pasien sesuai dengan standar
pelayanan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b melalui akreditasi
Rumah Sakit.
(2) Pelayanan kesehatan yang aman dan efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
dilaksanakan melalui sasaran keselamatan Pasien Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 17
(1) Kewajiban Rumah Sakit untuk menghormati dan melindungi hak Pasien sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) huruf m dilaksanakan dengan memberlakukan peraturan dan standar Rumah
Sakit, melakukan pelayanan yang berorientasi pada hak dan kepentingan Pasien, serta melakukan
monitoring dan evaluasi penerapannya.
d. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional;
e. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga Pasien terhindar dari kerugian fisik dan
materi;
q. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan
yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
r. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media
cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 5
(1) Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan Keselamatan
Pasien.