Anda di halaman 1dari 13

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG

NOMOR : 800/ /D-2.U.2/SK/I/2016

TENTANG

PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS


UPTD PUSKESMAS RAWANG

KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG,

Menimbang : a. bahwa agar penyelenggaraan Puskesmas dapat efektif, efisien, dan


berkualitas serta dapat dipertanggungjawaban secara hukum, perlu
diatur adanya Peraturan Internal Puskesmas;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a perlu menetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas
tentang Peraturan Internal Puskesmas;
c. Bahwa seluruh pejabat struktural, fungsional dan seluruh karyawan
harus melaksanakan serta mentaati Peraturan Internal Puskesmas.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007
Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 57
Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknik Penataan Organisasi
Perangkat Daerah;
6. Peraturan Menteri Pemberdayaan dan Aparatur Negara Nomor 13
tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan Pelayanan Publik
dengan Partisipasi Masyarakat;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rawang tentang peraturan
Internal UPTD Puskesmas Rawang;
Kedua : Disusun Peraturan internal yang mengatur perilaku Pimpinan
Puskesmas, Penanggung Jawab Upaya Puskesmas dan Pelaksana
Upaya / Kegiatan Puskesmas yang sesuai dengan tata nilai, visi, misi
dan tujuan Puskesmas, Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini;
Ketiga : Segala biaya yang di keluarkan sehubungan dengan pelaksanaan
kegiatan tim dibebankan pada Anggaran rencana bisnis (RBA) UPTD
Puskesmas Rawang;
Keempat : Surat keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan dilakukan perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Rawang
Pada tanggal : 2017
KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG,
LAMPIRAN : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Rawang
Nomor : 800/ /D-2.U.2/SK/I/2016
Tanggal : 4 Januari 2016

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1.

Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah :


a. Daerah adalah Kota Sungai Penuh
b. Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah
dan DPRD menurut azas otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
1945
c. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh
d. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh
e. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Kabupaten beserta jejaringnya
(Puskesmas Pembantu, Puskesmas Kelililing, dan Poliklinik Kesehatan Desa.
f. Izin Operasional Puskesmas adalah Izin yang diberikan kepada Puskesmas termasuk
jejaringnya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
g. Izin Operasional Puskesmas diberikan apabila Puskesmas telah memenuhi persyaratan
meliputi : Administrasi dan manajemen Puskesmas, Standar Pelayanan Puskesmas,
Sarana Dan Prasarana Puskesmas serta Sumber daya Manusia
h. Peraturan Internal Puskesmas adalah produk hukum yang merupakan anggaran
rumah tangga Puskesmas yang ditetapkan oleh Puskesmas atau yang mewakili, yang
mengatur tentang hubungan antara Pemilik, Kepala Puskesmas, Staf Medis, Staf
Keperawatan, dan non medis
i. Kewenangan Klinis ( Clinical Privilege ) adalah hak khusus seorang staf medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu di dalam lingkungan Puskesmas
untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis
( Clinical Appointment ).
j. Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara nyata dan tegas diatur dalam lini
organisasi
k. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan
wewenang dari seorang pegawai dalam kesatuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya di dasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu serta memiliki ijin
praktek di Puskesmas
l. Profesi kesehatan adalah mereka yang dalam tugasnya telah mendapatkan pendidikan
kesehatan dan melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

BAB II
PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS
Pasal 2.
Nama, Tujuan, Visi, Misi, dan Nilai-nilai Dasar

1. Nama Puskesmas ini adalah UPTD Puskesmas Rawang.

2. Visi Puskesmas adalah mewujudkan Puskesmas Rawang dengan pelayanan kesehatan


yang berkualitas mandiri berkeadilan dan kompetitif bagi masyarakat Lampung.

3. Misi Puskesmas adalah :


a. Meningkatkan pelayanan dasar dan pengembangan dengan
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang profesional
b. Mengembakan pelayanan kesehatan berkualitas dan inovatif
c. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM dalam
pelayanan kesehatan
d. Mengembangkan sarana dan mutu pelayanan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
e. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan menuju
kemandirian Puskesmas.

4. Motto kami adalah “Senyum, Sapa dan Salam kami Setulus Pelayanan kami”.

5. Tata nilai
IMANKU
I : Inovatif
M: Mandiri
A : Adil
N : Nyaman
K : Kompetitif
U : Universal
BAB III
PEMILIK
Pasal 3
Pemilik UPTD Puskesmas Rawang adalah Pemerintah Kota Sungai Penuh.
Pasal 4
Pemerintah Kota Sungai Penuh, berdasarkan kewenangan yang dimilikinya, bertanggung
jawab terhadap kelangsungan hidup serta kemajuan dan perkembangan Puskesmas sesuai yang
diharapkan dan diinginkan masyarakat.
Pasal 5
Pemerintah Kota Sungai Penuh melalui Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh berwenang :
1. Menentukan kebijakan secara umum Puskesmas.
2. Mengangkat dan memberhentikan Kepala Puskesmas.
3. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja Puskesmas
Pasal 6
1. Pemerintah Kota Sungai Penuh bertanggung jawab kepada rakyat melalui Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Sungai Penuh atas kelangsungan hidup, kelancaran dan
perkembangan Puskesmas.
2. Pemerintah Kota Sungai Penuh ikut bertanggung gugat atas terjadinya kerugian akibat
kelalaian atas kesalahan dalam pengelolaan Puskesmas
3. Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh berkewajiban untuk melakukan pembinaan dalam
peningkatan mutu pelayanan Puskesmas
4. Puskesmas dalam melaksanakan tugas di wilayah kerjanya berhak mendapatkan dukungan
dana, sarana, dan prasarana untuk memperkuat pelayanan seperti pengadaan Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu dan Poskeskel.
BAB III
PENYELENGGARAAN PUSKESMAS
Pasal 7
1. Persyaratan administrasi dan manajemen Puskesmas terdiri dari Struktur Organisasi dan
Tata Kelola.
2. Struktur Organisasi Puskesmas minimal terdiri dari
a. Kepala Puskesmas.
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan.
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas.
d. Jaringan Pelayanan Puskesmas.
3. Tata Kelola sebagaimana dimaksud ayat satu meliputi tata laksana organisasi, standar
pelayanan, Standar Prosedur Operasional, dan Informasi Manajemen Puskesmas.
4. Puskesmas membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktek kedokteran atau
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya
5. Puskesmas memiliki Standar Prosedur Operasional pelayanan Puskesmas

Pasal 8
1. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan Puskesmas, Puskesmas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan primer yang memenuhi standar pelayanan Puskesmas.
2. Pelayanan kesehatan primer sebagaimana dimaksud ayat 1 merupakan pelayanan
Kesehatan Perorangan dan pelayanan Kesehatan Masyarakat secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan.
3. Upaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi:
Struktur Organisasi BLUD UPTD Puskesmas Rawang.

Pasal 9
Sumber Daya Manusia
1. UPTD Puskesmas Rawang dipimpin oleh seorang Kepala
Puskesmas,yang secara teknis fungsional dan taktis operasional bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh
2. Persyaratan untuk Kepala Puskesmas harus seorang sarjana di
bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat
3. Jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan eselon III B
4. Dalam hal tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk
menjabat eselon IIIB, ditunjuk pejabat sementara yang memiliki persyaratan Kepala
Puskesmas sebagaimana dimaksud ayat (2)
5. Pejabat sementara sebagaimana dimaksud ayat (4) memiliki
kewenangan yang setara dengan pejabat tetap
6. Tersedianya tenaga medis, keperawatan yang purna waktu,
tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan dipenuhi sesuai dengan jumlah, jenis dan
kualifikasinya.
7. Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Tata
Usaha yang merupakan Pejabat Struktural, dalam melaksanakan tugas berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
8. Upaya pelayanan teknis pengobatan dipimpin oleh seorang
dokter yang merupakan Pejabat Fungsional, dalam melaksanakan tugas berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
9. Upaya pelayanan teknis kesehatan lain dipimpin oleh seorang
Perawat / Bidan atau petugas kesehatan lain yang merupakan Pejabat fungsional, dalam
melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas

Pasal 10
Sumber Daya Manusia
1. Kepala Puskesmas mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijakan pelaksanaan,
mengkoordinasikan, membina dan mengevaluasi pelaksana tugas-tugas Puskesmas agar
efektif, efisien dan berkualitas sesuai tujuan Puskesmas.
2. Menguasai, memelihara dan mengelola sumber daya Puskesmas.
3. Mewakili Puskesmas di dalam dan luar pengadilan.
4. Melaksanakan kebijakan bidang pelayanan kesehatan dan pengembangan Puskesmas
sebagaimana digariskan oleh Walikota Sungai Penuh atas nama Pemerintah Kota Sungai
Penuh.
5. Menetapkan kebijakan operasional Puskesmas.
6. Menyusun Rencana Strategis dan Rencana Anggaran Tahunan Puskesmas.
7. Membuat uraian tugas jabatan serta tata hubungan kerja sesuai struktur organisasi dan tata
kerja Puskesmas.
8. Menyiapkan laporan tahunan dan berkala.
9. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas dibantu Kordinator Upaya Kegiatan
dan Satuan Pengawas Internal.
10. Kepala Puskesmas mengangkat dan memberhentikan Ketua dan anggota Satuan Pengawas
Internal, dan Kordinator Upaya Kesehatan di lingkungan Puskesmas.
11. Tugas pokok dan fungsi tanggung jawab para karyawan ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas.
Pasal 11
Prosedur Kerja
1. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Puskesmas wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik dalam Puskesmas maupun dengan organisasi dalam
lingkungan Pemerintah Kota Sungai Penuh sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Koordinator Upaya Kesehatan dalam lingkungan
Puskesmas bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-
masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahan.
3. Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kordinator Upaya
Kesehatan dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan menyusun laporan
lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan.
4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, dan Kordinator Upaya Kesehatan, menyampaikan laporan
kepada Kepala Puskesmas.
5. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kordinator Upaya Kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya saling berkoordinasi dengan Pejabat Non Struktural terkait, dan Satuan Kerja
terkait dengan lingkungan Pemerintah Kota Sungai Penuh
6. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Upaya pelayanan/Kordinator Pelayanan
wajib mengadakan evaluasi kinerja dan melaksanakan tindak lanjut hasil evalusi.

Pasal 12
Minilokakarya Puskesmas
1. Minilokakarya Puskesmas merupakan Pertemuan yang diselenggarakan secara rutin di
Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan
Bidan di desa serta dipimpin oleh Kepala Puskesmas, merupakan proses penggalangan
kerjasama tim Puskesmas dengan pendekatan sistem
2. Minilokakarya Puskesmas diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
3. Dalam Rapat sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dibicarakan hal-hal yang berhubungan
dengan Puskesmas sesuai dengan tugas, kewenangan dan kewajibannya.
4. Keputusan Minilokakarya Puskesmas diambil berdasarkan musyawarah mufakat, bila
tidak tercapai kata mufakat maka diambil berdasarkan suara terbanyak.
5. Hasil Minilokakarya Puskesmas dituangkan dalam Plane of Action (POA) Puskesmas
6. Untuk setiap rapat harus dibuat notulen dan daftar hadir.
BAB IV
PENGAWASAN INTERNAL
Pasal 13
Satuan Pengawas Internal
1. Satuan Pengawas Internal adalah kelompok jabatan fungsional yang bertanggung jawab
melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya Puskesmas.
2. Satuan Pengawas Internal dipimpin oleh Ketua, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
3. Pembentukan Satuan Pengawas Internal ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
4. Pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), meliputi : pengawasan terhadap sumber daya manusia, sarana prasarana,
kegiatan pelayanan serta administrasi keuangan Puskesmas.

BAB V
Penugasan Klinik (Clinical Appointment)
Pasal 14
1. Untuk mewujudkan tata kelola klinis (clinical governance) yang baik, semua
pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di Puskesmas dilakukan atas
penugasan klinis (Clinical Appointment) dari Kepala Puskesmas.
2. Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa pemberian kewenangan,
klinis (clinical privilege) oleh Kepala Puskesmas melalui penerbitan surat penugasan
klinis kepada Staf Medis yang bersangkutan.
3. Surat penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diterbitkan oleh kepala
Puskesmas setelah mendapat rekomendasi dari Komite Medik.
4. Dalam keadaan darurat Kepala Puskesmas dapat memberikan surat penugasan klinis
(clinical appointment) tanpa rekomendasi Komite Medik.

Pasal 15
Setiap staf medis dan Perawat dan Bidan yang melakukan asuhan medis harus memiliki surat
penugasan klinis dari Kepala Puskesmas atau tenaga medis berdasarkan rincian kewenangan
klinis (delineation of clinical privilege) setiap staf medis yang direkomendasikan oleh Komite
Medik.
Pasal 16
Tim Peningkatan Mutu Klinis
1. Tim Peningkatan Mutu Klinis adalah perangkat Puskesmas yang menjamin tata kelola
klinis
(clinical governance) yang baik di Puskesmas, dengan menjaga kualitas dan
profesionalitas staf medis, melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi
medis, dan penegakan etika dan disiplin profesi medis.
2. Tim Peningkatan Mutu Klinis dipimpin oleh seorang dokter, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.
3. Pembentukan Tim Peningkatan Mutu Klinis ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
4. Fungsi Tim Peningkatan Mutu Klinis:
 Memberikan saran kepada kepala Puskesmas
 Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis.
 Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran
 Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan.
5. Tugas Tim Peningkatan Mutu Klinis :
a. Membantu Kepala Puskesmas menyusun :
 Daftar Pelayanan Medis
 Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan medico – legal.
 Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan etiko – legal.
b. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi.
c. Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis dan staf non medis.
d. Melaksanakan koordinasi dalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan
pelaksanaan tugas kelompok staff medis
e. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas.
f. Monitoring dan evalusi mutu pelayanan.
g. Membuat laporan kegiatan

Pasal 17
Mekanisme Pengawasan
1. Satuan Pengawas Internal (SPI) melakukan pengawasan internal keuangan dan
operasional , menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya pada Puskesmas
serta memberikan saran-saran perbaikannya.
2. Tim Peningkatan Mutu Klinis melakukan pengawasan internal di bidang praktik
kedokteran dalam rangka penyelenggaraan pelayanan profesi agar sesuai dengan
standar dan etika profesi.

Pasal 18
Tata Urutan Peraturan
1. Peraturan Internal Puskesmas ini selanjutnya akan menjadi pedoman semua peraturan
dan kebijakan Puskesmas yang dibuat dengan Keputusan Kepala Puskesmas.
2. Setiap satuan kerja/seksi harus membuat standart prosedur operasional yang mengacu
pada Peraturan Internal Puskesmas.
3. Semua kebijakan operasional, prosedur tetap administrasi dan manajemen Puskesmas
tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Internal Puskesmas.
Tata urutan peraturan yang berlaku sebagai berikut:
a. Peraturan Internal Puskesmas.
b. Keputusan Kepala Puskesmas
c. Keputusan Koordinator Upaya Kegiatan dalam hirarki struktural, Kepala
kelompok Non Struktural/ Fungsional untuk hal – hal yang teknis operasional di
bidangnya dan dipertanggung jawabkan kepada atasan langsung.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
1. Peraturan-peraturan Puskesmas yang telah ada pada saat Peraturan ini disahkan, masih
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan ketentuan yang tercantum
di dalam Peraturan ini.
2. Peraturan ini secara berkala akan dievaluasi oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala
Puskesmas.
3. Jika di dalam evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),ditemukan hal-hal yang
sudah tidak sesuai lagi, maka akan dilakukan perbaikan penyempurnaan, yang
selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas.

Pasal 20
1. Keputusan Kepala Puskesmas ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
2. Agar setiap karyawan Puskesmas mengetahuinya, mentaati dan melaksanakan dengan
penuh tanggung jawab.

Ditetapkan di : RAWANG
Pada tanggal : 4 Januari 2016
KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG,

HENDARTO SKM, M.Kes


NIP. 197701141996021001

Anda mungkin juga menyukai