Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Batang merupakan bagian kedua dari tumbuhan setelah akar. Batang bersatu dengan
akar melanjutkan sari makanan yang dibawa oleh akar melalui jaringan pengangkut. Pada
beberapa jenis tumbuhan, batang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan,
misalnya pada ubi jalar dan kentang. Batang pada umumnya berada di atas permukaan tanah.
Ada tiga jenis batang tumbuhan yang terdapat di sekitar, yaitu batang berkayu, batang berair
(batang basah) dan batang rumput (berongga).. Mengingat tempat dan kedudukannya bagi
tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya
pada batang terdapat bermacam-macam jaringan tetapi pada dasarnya batang memiliki
lapisan-lapisan jaringan yang sama dengan akar, yaitu Epidermis, Korteks, dan Silinder pusat
(Stele).
Batang bersifat umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah
bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing
dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun. Tumbuhnya biasanya ke
atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop). Selalu bertambah
panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunnyai
pertumbuhan yang tidak terbatas. Mengadakan percabangan, dan selama hidupnnya
tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
Biasanya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput
dan waktu batang masih muda (Azidin, 1986).

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan batang?
2. Bagaimana ciri-ciri pada batang?
3. Apa fungsi dari batang?
4. Apa saja jenis-jenis batang tumbuhan?
5. Apa saja Bagian Batang?
6. Bagaimana perkembangan dan bentuk-bentuk batang?

1
7. Bagaimana arah tumbuh batang?
8. Bagaimana percabangan pada batang?
9. Bagaimana modifikasi pada batang?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan batang.
2. Menjelaskan cir-ciri umum pada batang.
3. Menjelaskan fungsi batang pada tumbuhan.
4. Menjelaskan jenis-jenis batang pada tumbuhan.
5. Menjelaskan Bagian Batang.
6. Menjelaskan perkembangan dan bentuk-bentuk batang.
7. Menjelaskan arah tumbuh batang.
8. Menjelaskan percabangan pada batang.
9. Menjelaskan modifikasi pada batang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Batang

Menurut Loveles, 1987 berpendapat bahwa, batang merupakan bagian tubuh


tumbuhan yang amat penting, mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh
tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Menurut sumber
wikipwdia dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Batang, berpendapat bahwa Batang(bahasa
Latin: caulis) merupakan salah satu dari organ dasar tumbuhan berpembuluh. Batang adalah
sumbu tumbuhan, tempat semua organ lain bertumpu dan tumbuh. Daun dan akar dianggap
sebagai perkembangan lanjutan dari batang untuk menjalankan fungsi yang lebih khusus.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa batang merupakan bagian tumbuhan
yang sangat penting dan juga organ dasar tumbuhan yang berperan sebagai sumbuh
tumbuhan dan tempat semua organ lain bertumpu dan tumbuh.

B. Ciri-Ciri Umum Batang


Pada umumnya batang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk
lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf (simetri radial).
2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku
inilah muncul tunas yang membentuk cabang batang, daun, atau akar.
3. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop).
4. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang
mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya
rumput dan waktu batang masih muda.

3
C. Fungsi Batang
1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, yaitu : bunga, daun,
dan buah
2. Memperluas bidang asimilasi dengan percabangannya dan menempatkan bagian-bagian
tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa sehingga dari segi kepentingan tumbuhan
bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.
3. Sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan
pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah
4. Menjadi tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan

D. Jenis Batang
Apabila kita memperhatikan macam-macam jenis tumbuhan, maka dapat dibedakan
menjadi:
1. Tumbuhan yang tidak berbatang (Plata acaulis)
Yaitu tumbuhan yang tidak berbatang, tetapi sesungguhnya tumbuhan yang tidak
berbatang tidak ada, hanya daunnya tersusun sangat rapat satu sama lain, sehingga tumbuhan
itu seolah-olah tidak berbatang. Contoh: Lobak (Raphanus sativus L.), Sawi (Brassica
juncea L.) Tumbuhan ini tidak akan tampak berbatang pada saat tumbuhan berbunga. Dan
daun-daun yang tersusun berjejal-jejal satu sama lain yang disebut roset (rosula).
2. Tumbuhan yang berbatang
Yaitu tumbuhan yang jelas-jelas kelihatan batangnya seperti kita jumpai pada umum
tumbuhan. Tumbuhan berbatang dibedakan sebagai berikut:
a) Batang basah (herbaceous), yaitu batang lunak dan berair. Contoh: Pacar air (Impatien
balsamina L.), Bayam duri (Amacanthus spinosus ), Krokot (Portulaca oleracea L.)
b) Batang berkayu, Yaitu batang yang biasanya keras dan kuat karena sebagian besar
jaringannya terdiri atas kayu, dibedakan menjadi:
 Semak-semak (frutices), yaitu tumbuhan yang tidak begitu besar, batangnya berkayu,
bercabang-cabang di dekat permukaan tanah atau kadang kala di dalam tanah. Contoh:
Sidaguri (Sida rhombifolia L.)
 Pohon-pohon (arbores), yaitu tumbuhan tinggi besar, batang berkayu dan bercabang jauh
dari permukaan tanah. Contoh: Kenanga (Canangium odoratum Baill.), Kantil (Michelia
alba L.), Mangga (Mangifera indica L.).

4
3. Batang rumput (calmus)
Yaitu batang tidak keras, mempunyai ruas yang nyata dan seringkali berongga. Contoh: Padi
(Oryza sativa L.), Emprit-empritan (Eragrostis amabilis O.K), Rumput belulang (Eleusine
indica Gaertn.).
4. Batang mendong (calamus)
Yaitu seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang.
Contoh: Mendong (Fimbristylis globusa Kunth.), Wlingi (Scirpus grossus L.), Teki (Cyperus
rotundus L).

E. Bagian Batang
1. Meristem apikal
Meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Selalu menghasilakan sel-sel
untuk tumbuh memanjang.
2. Nodus
Bagian batang tempat tumbuh daun dan tunas.
3. Tunas
Bagian tumbuhan yang baru tumbuh dari kecambah/ kuncup yang berada diatas permukaan
tanah / media.
4. Daun
Salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang umumnya berwarna hijau.
5. Pepagan (Bark) : jaringan terluar yang melapisi batang kayu
6. Empulur (Pith) : jaringan terdalam batang, biasanya lunak
7. Kayu (Wood) : substansi keras batang pohon, biasanya terdiri atas Xylem sekunder
8. Kuncup (bud), puncuk vegetatif dan atau generative yang belum dewasa. Berupa
meristem rembang yang kadang-kadang ditutupi sisik.
9. Buluh (internode), bagian antara dua buku atau sambungan pada batang.
10. Buku (node), tapak atau sambungan tempat bagian tambahan-tambahan berasal.
11. Lampang/bekas daun (leaf scar), bekas yang menunjukkan tempat pelekatan tangkai atau
pangkal daun. Seperti pada pepaya.
12. Lentisel (lenticel), pori-pori dalam papagan/bark
13. Ona (prickle), cuatan berujung tajam yang berasal dari epidermis atau korteks organ
tumbuhan. Seperti pada Mawar.
14. Lampang penumpu (Stipular scar), bekas yang menunjukkan tempat pelekatan daun
penumpu.

5
15. Terminal bud scale (Scar rings), kuncup yang terletak pada rembang atau akhir batang
dengan bekas-bekas pelekatan berupa sisik-sisik (bud scale) berupa cincin
16. Vascular bundles (Trace scar), bekas-bekas yang diindikasikan sebagai bekas tempat
masuknya vascular bundle pada lampang daun.

F. Perkembangan dan Bentuk-Bentuk Batang


Pada batang, pertumbuhan primer ditandai oleh pemanjangan dan pelebaran aksis di
bawah meristem apikal. Meristem apikal terdapat pada ujung batang, cabang, dan akar serta
menyusun suatu bangunan yang disebut titik tumbuh. Titik tumbuh merupakan daerah awal
pembelahan dan pertumbuhan yang mengarah pada pembentukan jaringan di belakangnya.
Pada tahun 1924, Schmidt membagi daerah apeks pada angiospermae menjadi dua
bagian utama, yaitu tunika dan korpus. Tunika merupakan lapisan luar yang memilki sifat
pembelahan sel antiklinal, yaitu tegak lurus terhadap permukaan, yang mengakibatkan
peningkatan luas permukaan dan sedikit penambahan kedalaman batang tumbuhan.
Sedangkan korpus merupakan daerah di bagian bawah tunika. Sel-selnya membelah ke segala
arah sehingga meningkatkan volume jaringan. Apabila dilihat di bawah mikroskop, tunika
berwarna lebih terang dibandingkan dengan korpus. Pertumbuhan dan perkembangan tunika
dan korpus membentuk suatu titik tumbuh yang mengakibatkan batang tumbuh memanjang.
Sel apeks yang terletak di bagian tengah pada tunika dan korpus (apeks sentral)
terkadang lebih besar dengan vakuola yang berukuran besar pula. Daerah ini merupakan
meristem rusuk yang membentuk deretan sel yang pada tahap lanjut menjadi empulur.
Daerah sentral tersebut dikelilingi oleh meristem perifer (meristem sisi) yang akan
menghasilkan prokambium, kawasan korteks, dan bakal daun. Pada jarak yang lebih jauh dari
apeks,organogenesis (misalnya pembentukan bakal daun) dan histogenesis (diferensiasi
jaringan) menjadi lebih menonjol. Daerah perifer akan menghasilkan bakal daun, epidermis,
korteks, dan jaringan pembuluh. Dengan demikian, makin jauh dari meristem apeks, ketiga
macam meristem jariingan, yaitu system epidermal, system pembuluh, dan system jaringan
dasar akan terdiferensiasi. Mula-mula dibentuk protoderm, prokambium, dan meristem dasar
kemudian menjadi jaringan dewasa.
Tumbuhan biji belah (Dycotyledoneae) pada umumnya mempunyai batang yang di
bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat
dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang, yang dapat mempunyai
percabangan atau tidak. Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) sebaliknya mempunyai
batang yang dari pangkal sampai ke ujung boleh dikata tak ada perbedaan besarnya. Hanya

6
pada beberapa golongan saja yang pangkalnya tampak membesar, tetapi selanjutnya ke atas
tetap sama, seperti terlihat pada bermacam-macam palma (Palmae).
Jika kita berbicara tentang bentuk batang biasanya yang dimaksud ialah bentuk batang
pada penampang melintangnya. Dilihat dari sudut bentuk penampang melintangnya ini dapat
dibedakan bermacam-macam bentuk batang antara lain:
1) Bulat (teres), misalnya bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera L.).
2) Bersegi (angularis). Dalam hal ini ada kemungkinan:
 Bangun segitiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus rotundus).
 Segi empat (quadrangularis), misalnya batang markisah
3) Pipih dan biasanya melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun
pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan:
 Filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas,
misalnya pada Jakang (Muehlenbeckia platyclada Meissn.),
 Kladodia (Cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, misalnya
sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris ).
Dilihat permukaannya, batang tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan sifat yang
bermacam-macam. Kita dapat membedakan permukaan batang yang:
1) Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea mays ),
2) Berusuk (costatus), jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang membujur, misalnya
iler (Coleus scutellarioides ),
3) Beralur (sulcatus), jika batang membujur terdapat alur-alur yang jelas, misalnya
pada Cereus peruvianus )
4) Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya
terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi (Dioscorea alata L.) dan markisah
(Passiflora quadrangularis ).
Selain dari itu permukaan batang dapat pula:
 Berambut (pilosus), misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum )
 Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp),
 Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya ) dan kelapa
(Cocos nucifera ),
 Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya: nangka (Artocarpus
integra Merr.), keluwih (Artocarpus comunis ),
 Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulate ),

7
 Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati) seperti terlihat
pada jambu biji (Psidium guajava ) dan pohon kayu putih (Melaleuca leucadendron ).

G. Arah Tumbu Batang


Walaupun seperti telah dikemukakan, batang umumnya tumbuh ke arah cahaya,
meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi, dan
bertalian dengan sifat ini dibedakan batang yang tumbuhnya:
1. Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya papaya (Carica
papaya ).

Gambar arah tumbuh batang tegak lurus

2. Menggantung (dependens, pendulus), ini tentu saja hanya mungkin untuk tumbuh-tumbuhan
yang tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang, misalnya Zebrina pendula Schnitzl., atau
tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas pohon sebagai epifit, misalnya jenis
anggrek (Orchidaceae) tertentu.

Gambar arah tumbuh batang menggantung


3. Berbaring (humifusus), jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja yang
sedikit membengkok ke atas, misalnya pada semangka (Citrullus vulgarisSchrad.).

8
Gambar arah tumbuh batang berbaring

4. Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring tetapi dari buku-bukunya keluar akar-akar,
misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas ).

Gambar arah tumbuh batang menjalar


5. Serong ke atas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak berbaring, tetapi
bagian lainnya membelok ke atas, misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea ).

Gambar arah tumbuh batang serong ke atas


6. Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujungnya lalu membengkok
kembali ke bawah, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus ).

9
Gambar arah tumbuh batang mengangguk
7. Memanjat (scandens), yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang
berupa benda mati ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan
alat-alat khusus untuk “berpegangan” pada penunjang ini, misalnya dengan:
 Akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle )

 Akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia )

 Cabang pembelit (sulur dahan), misalnya anggur (Vitis vinifera )

10
 Daun pembelit atau sulur daun, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba )

 Tangkai pembelit, misalnya pada kapri (Pisum sativum )

 Duri, misalnya mawar (Rosa sp), bugenvil (Bougainvillea spectabilis Willd.)

11
 Duri daun, misalnya rotan (Calamus caesius )

 Kait, misalnya gambir (Uncaria gambir ).

8. Membelit (volubilis), jika batang naik ke atas dengan menggunakan penunjang seperti batang
yang memanjat, akan tetapi tidak menggunakan alat-alat yang khusus, melainkan batangnya
sendiri naik dengan melilit penunjangnya. Menurut arah melilitnya dibedakan lagi batang
yang :
 Membelit ke kiri (Sinistrorsum volubilis), jika dilihat dari atas arah belitan berlawanan dengan
arah putaran jarum jam. Dapat pula dikatakan demikian: jika kita mengikuti jalannya batang
yang membelit itu, penunjang akan selalu di sebelah kiri kita. Batang yang membelit ke kiri
misalnya pada kembang telang (Clitoria ternatea ),

12
 Membelit ke kanan (Dextrorsum volubilis). Jika arah belitan sama dengan arah gerakan jarum
jam, atau jika kita mengikuti arah belitan, penunjang akan selalu di sebelah kanan kita.
Batang tumbuhan yang membelit ke kanan tidak banyak ditemukan, contoh: gadung
(Dioscorea hispida Dennst.).

H. Percabangan Pada Batang


Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak, yang tidak bercabang
kebanyakan dari golongan tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae), misalnya
jagung (Zea mays L.). Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan 3
macam cara percabangan, yaitu:
1. Percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar
dan lebih panjang (Lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya misalnya
pohon cemara (Casuarina equisetifolia ).
2. Percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan
selanjutnya mungkin menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat
pertumbuhan dibandingkan dengan cabangnya, misalnya pada sawo manila (Achras
zapota ).
3. Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang setiap kali
batang menjadi dua cabang yang sama besarnya, misalnya paku andam (Gleichenia
linearis ).

Cabang yang besar yang biasanya langsung keluar dari batang pokok lazimnya
disebut dahan (ramus), sedang cabang-cabang yang kecil dinamakan ranting(ramulus).
Berdasarkan sifatnya, cabang-cabang pada suatu tumbuhan dapat bermacam-macam, oleh
sebab itu cabang-cabang dapat dibedakan seperti di bawah ini:

13
a. Cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh merayap, dan dari buku-bukunya ke atas
keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh akar-akar. Tunas pada buku-buku ini beserta akar-
akarnya masing-masing dapat terpisah merupakan suatu tumbuhan baru. Cabang yang
demikian ini dibedakan lagi dalam dua macam yaitu:
 Merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda (Centella asiatica) dan arbe
(Fragraria vesca )
 Merayap di dalam tanah, misalnya teki (Cyperus rotundus ), kentang (Solanum
tuberosum ).
b. Wiwilan atau tunas air (Virga singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat
dengan ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau kuncup-
kuncup liar. Seringkali terdapat pada kopi (Coffea sp.) dan pohon coklat (Theobroma cacao).

c. Sirung panjang (virga), yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan pendukung daun-
daun, dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang. Pada cabang-cabang demikian tidak
pernah dihasilkan bunga, oleh sebab itu sering disebut pula cabang yang mandul (steril).
d. Sirung pendek (virgula atau virgula sucrescens), yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-
ruas yang pendek yang selain daun biasanya merupakan pendukung bunga dan buah. Cabang
yang dapat menghasilkan alat perkembangbiakan bagi tumbuhan ini disebut pula cabang
yang subur (fertil).

Gambar percabangan pada batang

14
 Konstruksi percabangan
Percabangan pada batang menghasilkan arsitektur batang serta menentukan bentuk dari
tumbuhan secara keseluruhan.
1. Pohon Tidak Bercabang
Jenis-jenisnya yaitu:
1) Model Holtum: pohon memiliki satu sumbu saja,tidak bercabang dan tunas terminal
berkembang menjadi perbungaan.Contoh:Agave sp,Metroxylonsagu.
2) Model Corner: Pohon memiliki satu sumbu,tidak bercabang dan perbungaan
lateral,meristem apek tumbuh terus.Contoh: Carica papaya,Cocos nucifera.
2. Pohon Bercabang
 Sumbu vegetatif semua ekivalen dan ortotrop
Ada beberapa model dalam kelompok ini,yaitu:
1) Model Tomlinson
Dari tunas ketiak di bawah tanah tumbuh sumbu baru tegak ke atas, tiap sumbu di atas tanah
membentuk perakaran sendiri dan ekivalen dengan kaulomer lain, Contoh:
pisang(Musa paradise),jahe-jahean(Zingiberaceae).
2) Model Chamberlain
Sumbu vegetatif di atas tanah lurus yang terdiri dari beberapa kaulomer yang
bersinambungan (simpodial), tiap kauloer tumbuh sampai menghasilkan perbungaan terminal
dan setiap kaulomer hanya menghasilkan satu kaulomer anak di bawah perbungaan terminal.
Contoh: Clerodendron paniculatum,Jatropha multifida.
3) Model Leeuwenberg
Sumbu batang di atas tanah beruas dalam tiga dimensi,karena kaulomer awal tumbuh sampai
tunas terminal berkembang jadi perbungaan, tepat di bawah perbungaan berkembang 3 tunas
ketiak yang masing-masing tumbuh menjadi kaulomer dan menempati ruang 3
dimensi. Contoh: Manihot esculenta(ubi gajah),Plumeria acuminate(kamboja).
 Sumbu vegetatif terdiferensiasi
Model kelompok ini,diantaranya yaitu:
1) Model Kwan Koriba
Pohon memperlihatkan struktur beruas,dan beberapa kaulomer monocarp,
percabangan batang simpodial,dari kaulomer induk perbungaan terminal,kemudian dari tunas
ketiak berkembang 3 kaulomer yang identik, salah satu kaulomer memperlihatkan

15
pertumbuhan yang cepat denan arah vertical dan berdiferensiasi menjadi batang tengah
sedangkan yang lain menjadi kaulomer cabang. Contoh: Combreto dendron africanum.
2) Model Aubreville
Batang pokok monopodium yang ritmis, cabang beruas dan plagiotrop menurut aposisi
caulomer secara tak terbatas, letak daun pada kaulomer spiral, perbungaan lateral baik pada
batang pokok atau kaulomer cabang, kaulomer cabang tumbuh tak terbatas tetapi sangat
lambat. Contoh:Teminalia catappa (ketaping).
3) Model Roux
Batang pokok monopodium ortotrop dengan cabang kontiniu atau difus dan duduk daun
spiral, cabang plagitrop dengan daun berhadapan, cabang sering monopodium dan dapat juga
simpodium, contoh:Coffea Arabica(kopi).
 Sumbu vegetatif dengan struktur campur
Ada beberapa model dalam kelompok ini di antaranya adalah:
1) Model champagnat
Batang pokok ortotrop simpodial,bagian distal dari setiap unit simpodial melengkung karena
terlalu berat dan tidak di dukung oleh jaringan penyokong yang cukup, filotaksis daun spiral,
contoh:Sambucus sp.
2) Model Troll
Bisa terjadi pada batang pokok monopodium atau simpodium, pertumbuhan awal ortotrop
kemudian berubah menjadi plagiotrop,daun cenderung berhadapan, sumbu pertama bersifat
ortotrop,sumbu berikutnya mulai berdiferensiasi ke arah horizontal secara bertahap dan pada
pohon yang sudah dewasa cabang sama sekali plagiotrop, contoh pada flamboyant(Delonix
regia).

I. Modikasi Batang
Batang yang bentuknya berubah disebut batang yang telah mengalami modifikasi.
Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus
seperti menimbun cadangan makanan dan untuk fotosintesis. Pada batang, buku adalah
tempat melekatnya daun pada batang, dan batang diantara 2 daun berurutan disebut ruas.
Kuncup yang terletak pada ujung batang disebut kuncup terminal. Bersama kuncup aksilar,
kuncup terminal akan menentukan bentuk dari percabangan. Beberapa modifikasi batang
antara lain:
1. Stolon / Geragih

16
Stolon adalah batang horizontal panjang yang menjalar di atas atau dalam tanah
maupun air. Pada buku-buku batangnya tumbuh tunas dan membentuk akar. Setelah beberapa
waktu tanaman ini tumbuh memanjang dan menjauhi induknya lalu membengkok ke atas
membentuk individu baru. Cabang yang demikian itu dibedakan menjadi :
 Cabang yang Merayap di Atas Tanah
Misalnya pada daun kaki kuda ( Centella asiatica ) dan arbei ( Fragraria
vesca ).
 Cabang yang Merayap di Bawah Tanah
Misalnya teki ( Cyperus rotundus ), kentang
 Cabang yang Merayap di Bawah Air
Misalnya pada eceng gondok ( Eichornia crassipes ).
2. Rhizoma / Rimpang
Rimpang adalah batang di bawah tanah yang tumbuh horisontal dan biasanya
bercabang, berbuku, beruas, daun yang melekat pada buku berbentuk sisik yang tipis seperti
selaput dan warnanya tidak hijau. Rimpang . Rimpang merupakan tempat penimbunan zat-zat
makanan cadangan, contohnya antara lain pada tanaman tasbih(Canna edulis Ker), kerut
(Maranta arundina L).
Rimpang merupakan organ modifikasi batang bukan akar dengan ciri sebagai berikut:
 berdaun, tetapi daun melekat pada buku, telah menjelma menjadi sisik-sisik yang tipis
seperti selaput dan tidak hijau.
 Mempunyai kuncup-kuncup
 Tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air, kadang ke atas dan muncul ke tanah
3. Umbi Batang (tuber)
Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas
khusus seperti menimbun cadangan makanan dan untuk fotosintesis. Umbi batang merupakan
salah satu bentuk modifikasi batang yang berguna untuk menyimpan cadangan makanan.
Umbi batang merupakan pembengkakan batang yang di dalamnya terdapat jaringan yang
digunakan untuk menyimpan zat cadangan makanan. Ciri dari umbi batang adalah :
 Berada di bawah permukaan tanah
 Terdapat tunas
 Batang menebal namun tidak tertutup daun sisik
 Buku pada kuncup tiap ketiak tetap tampak.

17
Contoh dari umbi batang adalah Kentang ( Solanum tuberosum ). Pada pangkal
batang kentang diatas tanah, tumbuh sejumlah geragih yang memasuki tanah dan menjadi
panjang. Di saat kegiatan meristem apeks di ujung geragih terhenti sehinnga tidak bertambah
panjang. Sebagian tumbuh menjadi umbi kentang. Perbanyakan vegetative dapat dilakukan
dengan menanam sebagian batang dengan tunas ketiaknya.
4. Umbi Lapis
Umbi ini terselubung oleh lapisan luar yang kering dan tipis seperti selaput. Penutup
yang dinamakan tunika, berperan sebagai pelindung terhadap kekeringan dan luka mekanik
terhadap umbi. Sisik berdaging tersusun sebagai lapisan continue dan konsentris sehingga
berstruktur padat. Umbi lapis jika ditinjau asalnya adalah penjelmaan batang beserta
daunnya. Dinamakan umbi lapis karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis yaitu
yang terdiri dari daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging, merupakan bagian
umbi yang menyimpan zat cadangan, sedang batangnya hanya bagian yang kecil pada bagian
bawah umbi lapis itu. Contoh pada bawang merah ( Allium cepa ).
5. Kormus
Terdiri dari batang pendek dan gemuk yang berorientasi vertical dalam tanah dan
diselubungi sisik ( daun ) kering. Kormus dapat menghasilkan anak kormus yang disebut
kormel yang merupakan tunas yang berkembang di ketiak daun pada kormus induk.
Seringkali kormel terdapat di ujung sumbu batang yang tergolong geragih . Pada kormus
dapat dibedakan ruas dan buku. Sebagian besar kormus terdiri dari parenkim yang berisi
cadangan makanan. Pada kormus yang dewasa, dasar daun kering bertahan pada buku-buku
dan menyelubungi serta menutupi kormus. Tutup atau tunika ini melindungi kormus terhadap
luka dan kekeringan. Di setiap buku kormus terdapat kuncup ( tunas ) ketiak. Contoh
tanaman yang berkormus adalah Gladiolus gandavensis.
6. Umbi Sisik
Sisik terpisah dan tidak sama tingginya serta semua melekat pada papan basal. Pada
umumnya umbi sisik ini mudah rusak dan perlu dirawat agar tetap lembab, sebab akan luka
jika kekeringan. Pada waktu panen tampak bahwa pada umbi terdapat priordium akar. Akar
ini tidak akan mengalami pemanjangan sebelum ditanam
pada lingkungan yang sesuai. Contoh tumbuhan dengan umbi sisik adalah pada tanaman
bunga lili ( Lilium longiflorum ).

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Batang merupakan bagian tumbuhan yang sangat penting dan juga organ dasar
tumbuhan yang berperan sebagai sumbuh tumbuhan dan tempat semua organ lain bertumpu
dan tumbuh. Apabila kita memperhatikan macam-macam jenis tumbuhan, maka dapat
dibedakan menjadi:
1. Tumbuhan yang tidak berbatang (Plata acaulis), Contoh: Lobak (Raphanus sativus L.),
Sawi (Brassica juncea L.)
2. Tumbuhan yang berbatang, terdiri dari:
a. Batang basah (herbaceous) : bayam duri (Amacanthus spinosus L.)
b. Batang berkayu : contoh mangga (Mangifera indica L.)
3. Batang rumput (calmus): Contoh: Padi (Oryza sativa L.)
4. Batang mendong (calamus): Teki (Cyperus rotundus L.

Dilihat dari sudut bentuk penampang melintangnya, macam-macam bentuk batang:


1. Bulat (teres), misalnya bambu (Bambusa sp.)
2. Bersegi (angularis), Bangun segitiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus
rotundus).
3. Pipih dan biasanya melebar menyerupai daun.
Dilihat permukaannya, batang tumbuh-tumbuhan dibedakan menjadi:
1) Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea mays L.),
2) Berusuk (costatus), misalnya iler (Coleus scutellarioides Benth.),
3) Beralur (sulcatus), misalnya pada Cereus peruvianus (L.)
4) Bersayap (alatus), misalnya pada ubi (Dioscorea alata L.)
Selain dari itu permukaan batang dapat pula:
 Berambut (pilosus), misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum L.)
 Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp),
 Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L.)
 Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, misalnya: nangka (Artocarpus integra Merr.)
 Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulate Boiv.),

19
 Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati) seperti terlihat
pada jambu biji (Psidium guajava L.)
Batang umumnya tumbuh ke arah cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi
mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi, dan bertalian dengan sifat ini dibedakan
batang yang tumbuhnya:
1. Tegak lurus (erectus), misalnya papaya (Carica papaya L.)
2. Menggantung (dependens, pendulus), misalnya jenis anggrek (Orchidaceae) tertentu.
3. Berbaring (humifusus), misalnya pada semangka (Citrullus vulgarisSchrad.),
4. Menjalar atau merayap (repens), misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.).
5. Serong ke atas atau condong (ascendens), misalnya pada kacang tanah (Arachis
hypogaea L).
6. Mengangguk (nutans), misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),
7. Memanjat (scandens), misalnya dengan:
 Akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle L.),
 Akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr.),
 Cabang pembelit (sulur dahan), misalnya anggur (Vitis vinifera L.),
 Daun pembelit misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L.),
 Tangkai pembelit, misalnya pada kapri (Pisum sativum L.),
 Duri, misalnya mawar (Rosa sp),
 Duri daun, misalnya rotan (Calamus caesius Bl.),
 Kait, misalnya gambir (Uncaria gambir Roxb.).
8. Membelit (volubilis), menurut arah melilitnya dibedakan lagi batang yang :
 Membelit ke kiri (Sinistrorsum volubilis), misalnya pada kembang telang (Clitoria
ternatea L.),
 Membelit ke kanan (Dextrorsum volubilis). contoh: gadung (Dioscorea hispida Dennst.).
Cara percabangan ada bermacam-macam, biasanya dibedakan 3 macam cara percabangan,
yaitu:
1. Cara percabangan monopodial, misalnya pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.).
2. Percabangan simpodial, misalnya pada sawo manila (Achras zapota L.).
3. Percabangan menggarpu atau dikotom, misalnya paku andam (Gleichenia
linearis Clarke).
Percabangan pada batang menghasilkan arsitektur batang serta menentukan bentuk dari
tumbuhan secara keseluruhan.
1. Pohon Tidak Bercabang, Jenis-jenisnya yaitu:

20
1) Model Holtum: Contoh:Agave sp,Metroxylon sagu
2) Model Corner: Contoh: Carica papaya,Cocos nucifera.
2. Pohon Bercabang
1) Sumbu vegetatif semua ekivalen dan ortotrop
Ada beberapa model dalam kelompok ini,yaitu:
3) Model Tomlinson, contoh: pisang(Musa spp),jahe-jahean(Zingiberaceae).
4) Model Chamberlain, contoh: Clerodendron paniculatum,Jatropha multifida.
5) Model Leeuwenberg, contoh: Manihot esculenta(ubi gajah),Plumeria
acuminate (kamboja).
2) Sumbu vegetatif terdiferensiasi
6) Model Kwan Koriba, contoh: Combreto dendron africanum.
7) Model Aubreville, contoh:Teminalia catappa(ketaping).
8) Model Roux, contoh:Coffea Arabica(kopi).
3) Sumbu vegetatif dengan struktur campur
9) Model champagnat, contoh:Sambucus sp.
10) Model Troll, contoh:pada flamboyant(Delonix regia).
Beberapa modifikasi batang antara lain:
1. Stolon / Geragih
2. Rhizoma / Rimpang, contohnya antara lain pada tanaman tasbih(Canna edulis Ker), kerut
(Maranta arundina L).
3. Umbi Batang, contoh dari umbi batang adalah Kentang ( Solanum tuberosum ).
4. Umbi Lapis, contoh pada bawang merah ( Allium cepa ).
5. Kormus, contoh tanaman yang berkormus adalah Gladiolus gandavensis.
6. Umbi Sisik, contoh tumbuhan dengan umbi sisik adalah pada tanaman bunga lili ( Lilium
longiflorum ).

B. Saran

Dengan selesainya makalah ini saya sadar bahwasanya makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi materi
pembahasan maupun ejaan kata, maka dari itu saya mengharapkan adanya saran dan kritik
yang membangun dari pembaca agar di kemudian hari saya dapat menyusun makalah lebih
baik lagi. Harapan kami semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan anda
mengenai Kalor.

21
DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press
Anonim. Morfologi Batang dalam https://www.slideshare.net/AboeKhair/morfologi-batang
Agro. Beberapa Tipe Percabangan Pada Batang dalamhttp://agroteknologi.web.id/beberapa-
tipe-percabangan-pada-batang/
Niviavia. 2013. Makalah Morfologi
Batanghttps://niviavia.files.wordpress.com/2013/04/Makalah Morfologi Batang.pdf
Rianawaty,Ida. 2011. Morfologi Tumbuhan
Batanghttps://idarianawaty.files.wordpress.com/2011/07/morfologi -tumbuhan-batang.pdf
Siana. 2014. Pengertian, Fungsi, Jenis dan
Struktur Batanghttp://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-fungsi-jenis-struktur-
batang.html#
Faperta. Bahan Ajar Botani dalam http://faperta.unand.ac.id/deposit/BahanAjarBotani.pdf
Wiki. Batang dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Batang

22
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan perkenanan-Nya sehingga
saya dapat menulis dan menyusun makalah ini dengan judul “BATANG” maka makalah ini
berisikan penjelasan mengenai pengertian batang, perkembangan batang, bentuk dan sifat
batang dan beberapa subpokok bahasan lainnya.
Makalah ini saya susun secara praktis dan sederhana agar lebih mudah untuk
dipahami para pembaca dengan adanya makalah ini, nantinya kita dapat lebih memahami
tentang bagaimana struktur morfologi pada batang tumbuhan
Saya juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin terdapat kesalahan
bahkan tidak ada kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sangat saya butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, Nopember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Batang ............................................................................................................... 3


B. Ciri-Ciri Umum Batang ................................................................................................... 3
C. Fungsi Batang ....................................................................................................... 4
D. Jenis-Jenis Batang ................................................................................................... 4
E. Bagian Batang ........................................................................................................ 5
F. Perkembangan dan Bentuk-Bentuk Batang ........................................................... 6
G. Arah Tumbuh Batang ............................................................................................. 8
H. Percabangan Pada Batang ...................................................................................... 13
I. Modifikasi Batang .................................................................................................. 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 19
B. Saran .................................................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 22

ii

Anda mungkin juga menyukai