ANGGOTA :
1. LATIFAH KUSTRIARINI (P1337433119076)
2. LULU DWI NURFABILLAH (P1337433119077)
3. ADE ROHANA FATMASARI (P1337433119078)
4. SYAFRINA ANGGITA PUTRI (P1337433119079)
5. RARA DITA KARINA (P1337433119080)
6. NURUL AINI RIZKIANA (P1337433119081)
7. MUTIARA ZAHIRA (P1337433119082)
8. ADITYA SATRIA WICAKSONO (P1337433119083)
9. LAELATUZ ZAHRO (P1337433119084)
10. YUSRIKA NOSI GUSMANTI (P1337433119085)
11. IIS WINDASARI (P1337433119086)
12. SATRIYO TABAH WIDODO (P1337433119087)
13. KEVIN REZKY ARYADI (P1337433119088)
14. WISANJA DIAZ AMANDARU (P1337433119089)
15. SOVIANA KUSUMANINGRUM (P1337433119091)
16. DEDY PRASETYO (P1337433119092)
17. GITA LARAS (P1337433119093)
18. DWI SATYA HATAMA (P1337433119094)
19. ANNISA MARETA ZAHRU (P1337433119095)
20. AGUS DWI SETIYAWAN (P1337433119097)
21. GALIB YUDHA ASCARYA (P1337433119098)
22. SAFINAH MAR ATUS S. (P1337433119100)
23. MUTIARA LABIBATUL HANA (P1337433119101)
D3 KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Kami memujinya, memohon pertolongan dan ampunan-
Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan kami.
Puji syukur penyusun ucapkan atas terselesaikannya makalah ini. Tanpa berkah dan
kemurahanNya saya tidak mungkin dapat menyelesaikan makalah ini. Kedua kalinya solawat
serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Ekologi. Didalam makalah
ini terdapat materi-materi Ekologi. Penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dalam
makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, sebagai penyusun makalah ini, saya berterimakasih kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini membawa manfaat dan memberikan nilai tambah kepada para
pembacanya.
Penulis
BEDAH HUKUM UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009
TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
C. Ruang Lingkup
1. Perencanaan
2. Pemanfaatan
3. Pengendalian
4. Pemeliharaan
5. Pengawasan
6. Penegakan Hukum
D. Tujuan
1. Melindungi wilayah NKRI dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
2. Menjamin keselamatan, kesehatan, & kehidupan manusia
3. Menjamin kelangsungan hidup makhluk hidup & kelestarian ekosistem
4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
5. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup
6. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini & generasi masa depan
7. Menjamin pemenuhan & perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak
asasi manusia
8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana
E. Pengendalian
1. Pengendalian pencemaran/kerusakan LH dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi
LH.
2. Pengendalian pencemaran/kerusakan LH meliputi:
3. Pencegahan
4. Penanggulangan
5. Pemulihan.
6. Pengendalian pencemaran/kerusakan LH dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dan penanggung jawab usaha/kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran, dan tanggung
jawab masing-masing.
R. Peraturan-peraturan AMDAL
1. UUPLH No 23 Tahun 1997
2. PP No 27 Tahun 1999 Ttg AMDAL
3. PerMen LH No. 08 Tahun 2006 Ttg Pedoman Penyusunan AMDAL
4. PerMen LH No.11 Tahun 2006 Ttg Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Yang
Wajib dilengkapi Dengan AMDAL
5. PerMen LH No. 05 Tahun 2008 Ttg Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL sebagai
pengganti Kep.Men LH No.40 Tahun 2000 Ttg Pedoman Tata Kerja Komisi Penilai
AMDAL
6. PerMen LH No. 06 Tahun 2008 Ttg Tata Laksana Lisensi Komisi Penilai AMDAL
Kab/Kota sebagai pengganti Kep.Men LH No.41Tahun 2000 Ttg Pedoman
Pembentukan Komisi Penilai AMDAL Kab/Kota
7. KepMen LH No.42 Tahun 1994 Ttg Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan
8. KepMen LH No.56 Tahun 1994 Ttg Pedoman Mengenai Ukuran dampak Penting
9. KepMen LH No.2 Tahun 2000 Ttg Panduan Penilaian Dokumen AMDAL
10. KepMen LH No.4 Tahun 2000 Ttg Panduan Penyusunan AMDAL Kegiatan
Pemukiman Terpadu
11. KepMen LH No.5 Tahun 2000 Ttg Panduan Penyusunan AMDAL Kegiatan
Pembangunan di Daerah lahan Basah
12. KepMen LH No.42 Tahun 2000 Ttg Susunan Keanggotaan Komisi Penilai dan Tim
Teknis AMDAL Pusat
13. KepMen LH No.30 Tahun 2001 Ttg Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup
yang di Wajibkan
14. KepMen LH No. 45 tahun 2005 tentang Pedoman Penyussunan Laporan RKL dan
RPL
15. Kepka Bapedal No. 08 Tahun 2000 Ttg Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan
Informasi Dalam Proses AMDAL
CC. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun serta Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun berdasarkan UU PPLH
1. Setiap orang yang memasukkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan RI, menghasilkan,
mengangkut, mengedarkan, menyimpan, memanfaatkan, membuang, mengolah, dan/atau
menimbun B3 wajib melakukan pengolahan B3;
2. Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3
yang dihasilkannya;
3. Dalam hal B3 sbgmana dimaksud angka (1) telah kadaluwarso, pengelolaannya
mengikuti ketentuan pengelolaan limbah B3;
4. Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan limbah B3,
pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain;
5. Pengelolaan limbah B3 wajib mendapatan izin dari menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;
6. Menteri, gubernur, bupat/walikota wajib mencantumkan persyaratan LH yng harus
dipenuhi dan kewajiban yang harus dipatuhi pengelola limbah B3 dalam izin;
7. Ketentuan pemberian izin wajib diumumkan;
8. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan limbah B3 diatur dalam PP
DD. Peraturan-peraturan yang mengatur Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
FF. Dumping
1. Setiap orang dilarang melakukan damping limbah dan/atau bahan kemedia
lingkungan tanpa izin;
2. Damping hanya dapat dilakukan dengan izin dari menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;
3. Damping hanya dapat dilakukan dilokasi yang telah ditentukan
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan dumping diatur dengan PP.
https://referensi.elsam.or.id
www.unhas.ac.id
https://www.ojk.go.id
https:komisiinformasi.go.id
https://www.tatanusa.co.id
https://peraturan.bpk.go.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Kami memujinya, memohon pertolongan dan ampunan-Nya.
Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan kami. Puji
syukur penyusun ucapkan atas terselesaikannya makalah ini. Tanpa berkah dan
kemurahanNya saya tidak mungkin dapat menyelesaikan makalah ini. Kedua kalinya solawat
serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Ekologi. Didalam makalah ini
terdapat materi-materi Ekologi. Penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dalam
makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, sebagai penyusun makalah ini, saya berterimakasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini membawa manfaat dan memberikan nilai tambah kepada para
pembacanya.
Penulis
BEDAH HUKUM UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009
TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
KK.Ruang Lingkup
7. Perencanaan
8. Pemanfaatan
9. Pengendalian
10. Pemeliharaan
11. Pengawasan
12. Penegakan Hukum
LL. Tujuan
9. Melindungi wilayah NKRI dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
10. Menjamin keselamatan, kesehatan, & kehidupan manusia
11. Menjamin kelangsungan hidup makhluk hidup & kelestarian ekosistem
12. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
13. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup
14. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini & generasi masa depan
15. Menjamin pemenuhan & perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak
asasi manusia
16. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana
MM. Pengendalian
7. Pengendalian pencemaran/kerusakan LH dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi
LH.
8. Pengendalian pencemaran/kerusakan LH meliputi:
9. Pencegahan
10. Penanggulangan
11. Pemulihan.
12. Pengendalian pencemaran/kerusakan LH dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dan penanggung jawab usaha/kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran, dan tanggung
jawab masing-masing.
PP. Kajian Lingungan Hidup Strategis (KLHS) berdasarkan Ps. 15, UU PPLH
9. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintregasi dalam
pembangunan wilayah/ kebijakan, rencana/ program
10. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS kedalam penyusunan
atau evaluasi;
11. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana pembangunan
jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Nasional,
Provinsi, Dan Kabupaten/Kota; Dan
12. Kebijakan, rencana/program yang berpotensi menimbulkan dampak/resiko
lingkungan.
13. KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
14. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana/program terhadap kondisi LH di suatu
wilayah
15. Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana/program dan
16. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana/ program
yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
9. Setiap orang yang memasukkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan RI, menghasilkan,
mengangkut, mengedarkan, menyimpan, memanfaatkan, membuang, mengolah, dan/atau
menimbun B3 wajib melakukan pengolahan B3;
10. Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3
yang dihasilkannya;
11. Dalam hal B3 sbgmana dimaksud angka (1) telah kadaluwarso, pengelolaannya
mengikuti ketentuan pengelolaan limbah B3;
12. Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan limbah B3,
pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain;
13. Pengelolaan limbah B3 wajib mendapatan izin dari menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;
14. Menteri, gubernur, bupat/walikota wajib mencantumkan persyaratan LH yng harus
dipenuhi dan kewajiban yang harus dipatuhi pengelola limbah B3 dalam izin;
15. Ketentuan pemberian izin wajib diumumkan;
16. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan limbah B3 diatur dalam PP
LLL. Peraturan-peraturan yang mengatur Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)
NNN. Dumping
5. Setiap orang dilarang melakukan damping limbah dan/atau bahan kemedia
lingkungan tanpa izin;
6. Damping hanya dapat dilakukan dengan izin dari menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;
7. Damping hanya dapat dilakukan dilokasi yang telah ditentukan
8. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan dumping diatur dengan PP.
https://referensi.elsam.or.id
www.unhas.ac.id
https://www.ojk.go.id
https:komisiinformasi.go.id
https://www.tatanusa.co.id
https://peraturan.bpk.go.id