Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

D DENGAN DIAGNOSA
MEDIS GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI
PENDENGARAN DIRUANG GIOK
RSUD Dr. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Oleh:

Magfirah, S.Kep
NPM : 1814901210160

PROGRAM PROFESI NERS B ALIH JENIS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2019
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. D DENGAN DIAGNOSA UTAMA
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
RUANG GIOK RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Tanggal Pengkajian : 03 Oktober 2019


Jam : 09.00 WITA

I. DATA DEMOGRAFI
1.1 Biodata
- Nama ( inisial ) : Ny. D
- Usia / tanggal lahir : 63 Tahun/ 02 Agustus 1956
- Jenis kelamin : Perempuan
- Alamat : Jl. HKSN Komp. AMD Permai Blok G
- Suku / bangsa : Banjar/ Indonesia
- Status pernikahan : Menikah ( Janda )
- Agama / keyakinan : Islam
- Pekerjaan / sumber penghasilan : IRT
- Diagnosa medic : F.20.0
- No. medical record : 06.66.XX
- Tanggal masuk : 23 September 2019
1.2 Penanggung jawab
- Nama : Tn. F
- Usia : 47 Tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Pekerjaan : Swasta
- Hubungan de ngan klien : Anak

II. ALASAN MASUK DAN KELUHAN UTAMA


2.1 Alasan Masuk
Klien mengatakan mengamuk 1 hari sebelum masuk RS Ansari Saleh Banjarmasin
dan mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh klien untuk membunuh cucunya.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan, gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran.
2.2 Keluhan Utama
Pada pengkajian hari Kamis tanggal 03 Oktober 2019 jam 09.00 WITA, hari
perawatan ke 10, klien mengatakan dirinya sering mendengar suara laki-laki yang
mengganggunya setiap saat Klien mengatakan sering mendengar suara laki-laki yang
menganggunya saat klien berisitirahat siang maupun malambisikan tersebut mengucapkan
kata-kata kasar ke klien, suara tersebut terus menerus membisikinya . Klien mengatakan
saat suara itu ada klien juga membalasnya dengan kata- kata kasar
Masalah Keperawatan : Gangguan presepsi sensori: halusinasi pendengaran

III. FAKTOR PRESIPITASI DAN PREDISPOSISI


3.1 Faktor Presipitasi
Klien mengamuk dan hampir mencelakakan cucunya sendiri.
3.2 Faktor predisposisi
3.2.1 Riwayat Gangguan jiwa di masa lalu :
Klien mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2013 yang awalnya klien adalah
seorang istri polisi dan suami klien sudah meninggal, tidak lama suaminya
meninggal anak kesayangannya menikah dan tidak memperdulikan klien,
dari itu klien mulai melamun dan menarik diri dari lingkungan tempat
tinggalnya
3.2.2 Pengobatan sebelumnya.
Klien meminum obat nya sejak tahun 2013, pada awal tahun 2019 klien
mulai tidak rutin meminum obatnya karena merasa dirinya tidak sakit, namun
setelah itu klien mulai gelisah , tidak bisa tidur dan merasa ada suara-suara
bisikan yang mengganggu karena klien tidak rutin meminum obatnya.
3.2.3 Riwayat trauma
3.2.3.1 Aniaya fisik
Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik
3.2.3.2 Aniaya seksual
Tidak ada riwayat mengalami aniaya seksual, baik sebagai pelaku,
korban ataupun sebagai saksi.
3.2.3.3 Penolakan
Klien mengalami penolakan dalam keluarganya yaitu oleh anak
kesayangan nya yang tidak mau mengakui klien sebagai ibunya
3.2.3.4 Kekerasan dalam keluarga
Klien hampir menjadi pelaku kekerasan dalam keluarga, yaitu 1 hari
sebelum masuk rumah sakit, dimana klien ingin menghempaskan
tubuh cucunya yang berumur 3 tahun kelantai dan membuang
benda-benda dan melemparkannya.
3.2.3.5 Tindakan kriminal
Tidak ada riwayat tindakan kriminal, baik sebagai pelaku atau
korban.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
3.2.4 Riwayat Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa.
3.2.5 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien adalah istri dari seorang polisi dan suami klien meninggal tidak lama,
kemudian anak kesayangan klien menikah dan membuang klien dan klien tidak
diakui oleh anaknya, sejak saat itu klien sering melamun dan menarik dirinya.
Masalah keperawatan : Koping Individu tidak efektif, harga diri rendah
IV. FISIK
4.1 Tanda vital : TD = 120/80 mmHg HR = 88 x/Menit RR = 22 x/Menit
T = 36,°C
4.2 Ukur : TB = 150 Cm BB : 49 Kg
4.3 Keluhan fisik : Pada saat pengkajian, klien tidak ada mengeluhkan terkait keadaan
fisiknya seperti mual, pusing dan muntah.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan.

V. PSIKOSOSIAL
Genogram :

Keterangan :
= Laki-laki = Keturunan
= Perempuan = Klien
= Tinggal serumah = Meninggal
= Bercerai

Penjelasan :
Klien adalah seorang wanita berusia 63 tahun, suami klien sudah meninggal. Klien
memiliki 3 orang saudara dan telah memiliki 2 orang anak. Klien tinggal bersama anak
keduanya . anak pertama klien kurang memperhatikan klien sehingga dengan anak
pertama klien tidak dekat. Pada saat klien mulai kambuh lagi anak kedua membawanya
ke RS karena takut klien mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.
Masalah Keperawatan : koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan

5.1 Konsep diri


5.2.1 Gambaran Diri
Klien mengatakan tidak ada tubuh yang disuka, klien juga mengatakan
bagian tubuh yang tidak disuka yaitu rambut berwarna putih, dan gigi yang
sudah tidak ada karena membuat klien susah untuk berbicara.
5.2.2 Identitas
Klien dapat menyebutkan namanya Ny. D, berjenis kelamin Perempuan,
berumur 63 tahun, Pasien tinggal AMD Banjarmasin.
5.2.3 Peran
- Peran dirumah : Klien berperan sebagai seorang ibu rumah tangga dan
memiliki 2 orang anak
- Dirumah sakit klien sebagai klien yang cukup koperatif dan mampu
mengikuti kegiatan yang ada diruangan dengan arahan perawat.
5.2.4 Ideal diri
Klien merasa sedang tidak sakit (tidak mengalami gangguan jiwa). Klien
mengatakan bahwa dirinya sakit kolesterol. Klien berharap tidak sakit
kolesterol lagi dan tidak mendengar suara-suara yang menganggu klien dan
ingin cepat pulang kerumah.
5.2.5 Harga Diri
Klien merasa tidak malu terhadap kondisinya karna klien merasa tidak
gangguan jiwa, pada orang sekitar klien mengatakan baik-baik saja tidak ada
masalah yang membuat dirinya harus malu.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
5.3 Hubungan Sosial
5.3.1 Orang yang berarti
Orang yang berarti dalam hidup klien adalah suaminya.
5.3.2 Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Tidak ada kegiatan kelompok/masyarakat yang dilakukan klien
5.3.3 Hambatan dalam berhubungan dengan orang Lain
Tidak ada hambatan dalam hubungan dengan orang lain
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
5.4 Spiritual
5.4.1 Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam. Pada kehidupan sehari-hari selama di RS klien tidak
sholat karena tidak mempunyai mukena, klien juga mengatakan tidak
merasa kehilangan tujuan karena klien mengatakan bahwa dirinya masih
punya suami dan anak cucu.
5.4.2 Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan tidak pernah sholat selama dirawat dirumah sakit jiwa
karena tidak ada mukena
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL


6.1 Penampilan
Klien memiliki penampilan dengan rambut pendek berwarna putih. Klien tampak
bersih dan rapi. Klien menggunakan baju yang disediakan oleh RS Ansari Saleh yang
berwarna biru tua dengan les hijau.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
6.2 Pembicaraan
Klien mengatakan namanya Ny. D, klien bicaranya lambat dan tidak mampu untuk
memulai pembicaraan, pada saat ditanya oleh ners muda klien sesekali menatap ke
arah ners muda
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatam
6.3 Aktivitas Motorik
Klien selalu melakukan kegiatan berulang seperti duduk, pergi ke kamar mandi.
Masalah Keperawatan : tidak masalah keperawatan
6.4 Alam perasaaan
Klien ingin cepat pulang karena merasa sudah sembuh. Klien tampak memandangi
kearah luar, klien tampak melamun.
Masalah keperawatan : ketidakberdayaan
6.5 Afek
Afek adekuat, karena klien bisa memposisikan ekspresi (tersenyum) pada tempatnya
jika ada hal yang lucu.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
6.6 lnteraksi selama wawancara
Pada saat wawancara klien kontak mata ada namun kurang. Klien kooperatif
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
6.7 Persepsi
klien mengatakan dirinya sering mendengar suara laki-laki yang mengganggunya
setiap saat Klien mengatakan sering mendengar suara laki-laki yang menganggunya saat
klien berisitirahat siang maupun malambisikan tersebut mengucapkan kata-kata kasar ke
klien, suara tersebut terus menerus membisikinya . Klien mengatakan saat suara itu ada klien
juga membalasnya dengan kata- kata kasar
Masalah Keperawatan : gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
6.8 Proses pikir
Klien mampu menjawab pertanyaan dengan baik, klien mampu menjawab setiap
pertanyaan ners muda dengan tepat dan sesuai dengan apa yang ditanyakan,
pembicaraan pasien dapat dimengerti walaupun nada bicara pasien lambat.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
6.9 Isi pikir
Klien memiliki keyakinan bahwa dirinya mempunyai suami angkata udara dengan
jumlah suami 14 orang dan mempunyai anak 116 orang.klien menyangkal bahwa
suaminya sudah meninggal dan hanya memiliki 2 orang anak.
Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir: Waham kebesaran
6.10 Tingkat kesadaran
Kesadaran klien kompos mentis, GCS : E4-V5-M6, orientasi baik, kontak mata bisa
dipertahankan.
6.1.1 Orientasi orang
Klien dapat mengingat ners muda yang merawatnya, klien juga mengetahui
bahwa ada perawat dan dokter yang bertugas merawatnya
6.1.2 Waktu
Klien dapat membedakan siang dan malam, pagi dan sore hai, namun klien
tidak mengetahui tanggal hari ini
6.1.3 Tempat
Klien mengetahui klien berada di RS ansari Saleh Banjarmasin di Ruang Giok
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
6.11 Memori
6.11.1 Daya ingat jangka panjang
Klien mampu mengingat umur dan alamat rumahnya.
6.11.2 Daya ingat jangka pendek
Klien mampu mengingat kejadian kemarin seperti kemarin adalah hari
kamis.
6.11.3 Daya ingat saat ini
Klien mampu mengingat kejadian yang terjadi baru saja seperti makan,
minum obat dan mandi.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
6.12 Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkonsentrasi. Klien dapat membaca tulisan dengan benar. Klien
mampu melakukan penghitungan sederhana, hitungan 5 + 5 hasilnya 10..
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
6.13 Kemampuan penilaian
Klien mampu menilai dan mengambil keputusan sendiri tanpa bantuan seperti
mandi, BAB/BAK dikamar mandi, dan makan dengan tidak menghamburkannya
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
6.14 Daya tilik diri
Klien mengatakan dirinya tidak sakit, kerumah sakit hanya berobat karena
kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan ingin cepat pulang kerumah.
Masalah Keperawatan : Koping individu tidak efektif

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


7.1 Makan
Klien makan dan minum secara mandiri, namun klien tidak dapat menghabiskan 1
porsi makanan yang diberikan karena tidak suka. Klien makan sebanyak 3x sehari.
7.2 BAB & BAK
Klien bisa BAB dan BAK secara mandiri serta mampu membersihkan diri dan
lingkungan sekitarnya agar tidak menimbulkan bau tidak sedap yang mengganggu.
Frekuensi BAB 1x sehari dan BAK 5-6x sehari.
7.3 Mandi
Klien mampu mandi secara mandiri. Klien mandi menggunakan sabun, dalam
sehari biasanya klien mandi 2x. Ketika mandi klien tidak menggunakan shampo.
Klien tampak bersih.
7.4 Berpakaian dan Berhias
Klien menggunakan pakaian yang disediakan oleh RS Ansari Saleh dengan
mandiri dan rapi.
7.5 Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan tidur nyenyak dan apabila mengantuk pasti langsung tertidur
dengan mudah baik siang maupun malam hari.
7.6 Penggunaan Obat
Klien mengetahui jadwal minum obat 2x sehari dan klien mampu meminum obat
secara mandiri dengan bantuan obat minimal.
7.7 Pemeliharaan Kesehatan
Klien mendapatkan pemeriksaan tekanan darah oleh ners muda pada saat berdinas.
7.8 Kegiatan di dalam rumah
Klien mampu memasak makanan, membersihkan rumah, tempat tidur, dan
mencuci baju.
7.9 Kegiatan di luar rumah
Klien tidak memerlukan bantuan orang lain. Klien mampu melaksanakannya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Vlll. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
v Bicara dengan orang lain Minum alcohol


√ Mampu menyelesaikan masalah √ Reaksi lambat/berlebih


Teknik relaksasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Menghindar

√ Olahraga Mencederai diri


Lainnya : Lainnya :

8.1 Koping Adaptif


Klien kooperatif saat berinteraksi, klien mampu berbicara dengan orang lain. Klien
mampu mengaplikasikan latihan (kegiatan harian seperti latihan cara menghardik)
yang diajarkan.
8.2 Koping Maladaptif
Klien lebih suka menyendiri, apabila ada masalah klien juga tidak pernah
mengatakan kepada orang lain sehingga keluarga pun tidak mengetahui secara pasti
apa yang dialami oleh klien.
Masalah keperawatan: Koping individu tidak efektif

lX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


9.1 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : klien kooperatif dengan perawat
ataupun ners muda, namun kontak mata kurang.
9.2 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : klien lebih sering menyendiri
duduk , tidak ada teman dekat selama di ruangan
9.3 Masalah dengan pendidikan, spesifik : klien merupakan lulusan SD
9.4 Masalah dengan pekerjaan, spesifik : sebelum masuk RS Ansari Saleh, klien adalah
ibu rumah tangga, namun klien selalu mengatakan pekerjaannya adalah angkatan
udara.
9.5 Masalah dengan perumahan, spesifik : untuk saat ini, klien tinggal sendiri
dirumahnya.
9.6 Masalah ekonomi. spesifik : untuk kehidupan sehari-hari, anak klien lah yang
membiyaai hidupnya
9.7 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : klien menggunakan asuransi
kesehatan (BPJS),
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


10.1 Penyakit Jiwa
Klien mengatakan tidak mengetahui apa yang dia alami ini termasuk dalam
salah satu dalam penyakit kejiwaan. Klien tampak bingung ketika dijelaskan.
10.2 Sistem pendukung
Ketika ada masalah, klien mengatakan tidak pernah menceritakan masalahnya
ke orang terdekatnya, padahal orang terdekat adalah sistem pendukung yang
baik ketika maslaah datang.
Masalah Keperawatan : Defisit Pengetahuan

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik : Skizofrenia Paranoid (F 20.0)
Skizofrenia paranoid merupakan suatu jenis skizofrenia yang paling umum terjadi.
Skizofrenia sendiri merupakan penyakit gangguan otak yang menyebabkan
penderitanya mengalami kelainan dalam berpikir serta kelainan dalam merasakan atau
mempersepsikan lingkungan sekitarnya.

Gejala utama skizofrenia paranoid adalah delusi (waham) dan halusinasi. Delusi atau
waham merupakan keyakinan kuat akan suatu hal yang salah, serta hal tersebut tidak
dapat dibantah oleh bukti apapun.
Terapi Farmakologi :
Nama Efek
Dosis Indikasi Kontra Indikasi
Obat samping
Risperindon Gangguan mental Pasien dengan diabetes, Insomnia, gelisah,
dengan gejala stroke, kejang, mual, dan muntah
psikologis, seperti gangguan jantung,
skizofrenia atau penyakit Parkinson,
gangguan bipolar kanker payudara,
gangguan
keseimbangan
Diazepam 1x2mg Gangguan kecemasan, Hipersensitivitas dan Ngantuk, pusing,
insomnia, epileptikus, beberapa keadaan lain vertigo, tremor,
alcohol withdrawal, seperti glukoma akut mual
dan mual muntah sampai sempit

XIl. ANALISA DATA


Hari /Tanggal: Kamis, 03 Oktober 2019
No Data Masalah
1. DS: Risiko perilaku kekerasan
- Klien mengatakan mengamuk 1 hari sebelum masuk RSJ
DO:
- Klien tampak selalu melakukan kegiatan berulang seperti
duduk, dan pergi kekamar mandi.
2. DS: Gangguan persepsi sensori:
- Klien mengatakan sering mendengar suara laki-laki yang halusinasi pendengaran
menganggunya saat klien berisitirahat siang maupun malam
- Klien mengatakan bisikan tersebut mengucapkan kata-kata
kasar ke klien
- Klien mengatakan suara tersebut terus menerus membisikinya
- Klien mengatakan saat suara itu ada klien juga membalasnya
dengan kata- kata kasar
DO:
- Pada saat ditanya oleh ners muda klien kooperatif
- Kontak mata ada namun kurang
DS : Gangguan proses pikir:
- Klien mengatakan dirinya mempunyai suami angkata udara (Waham kebesaran)
- Klien mengatakan jumlah suamnya 14 orang
- Klien mengatakan mempunyai anak 116 orang
DO :
- Kontak mata ada namun kurang
- Afek luas
- Klien kooperatif
DS: Koping individu tidak efektif,
- Klien mengatakan dirinya tidak sakit, kerumah sakit hanya Koping keluarga tidak efektif
sedang sakit kolesterol dan tekanan darah tinggi.
- Klien mengatakan ingin cepat pulang
DO:
- Kontak mata ada namun kurang
DS: Defisit pengetahuan
- Klien mengatakan tidak mengetahui apa yang dia alami ini
termasuk dalam salah satu dalam penyakit kejiwaan
- Ketika ada masalah, klien mengatakan tidak pernah
menceritakan maslahnya ke orang terdekatnya
DO:
- Klien tampak bingung ketika dijelaskan.
Xlll. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko perilaku kekerasan
2. Gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan
3. Gangguan proses pikir: waham kebesaran
4. Koping individu tidak efektif
5. Koping keluarga tidak efektif
6. Defisit pengetahuan
XIV. POHON MASALAH

Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan (Effect)

Gg. Konsep Diri Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran (Core Problem)

perubahan sensori: Waham (Causa)

Koping Keluarga Tidak Efektif

Defisit Pengetahuan

XV. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

XVI. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
1. Gangguan SP 1
persepsi 1. Pasien dapat mengindentifikasi 1. Setelah 4x interaksi, 1. Identifikasi
sensori : halusinansi dengan pasien dapat mengindentifikasi
halusinasi mendiskusikan isi, frekuensi, mengindentifikasi halusinansi dengan
pendengaran waktu terjadi situasi pencetus, halusinansi dengan mendiskusikan isi,
perasaan dan respon. mendiskusikan isi, frekuensi, waktu
2. Pasien dapat mengontrol frekuensi, waktu terjadi terjadi situasi
halusinasi : hardik, obat, situasi pencetus, pencetus, perasaan
bercakap-cakap, melakukan perasaan dan respon. dan respon.
kegiatan. 2. Setelah 4x interaksi 2. Jelaskan cara
3. Pasien mampu mengontrol Pasien dapat mengontrol
halusinasi dengan menghardik mengontrol halusinasi : halusinasi : hardik,
4. Pasien dapat memasukam pada hardik, obat, bercakap- obat, bercakap-
jadwal kegiatan untuk latihan cakap, melakukan cakap, melakukan
menghardik. kegiatan. kegiatan
3. Setelah 4x interaksi 3. Latih cara
Pasien mampu mengontrol
mengontrol halusinasi halusinasi dengan
dengan menghardik menghardik
4. Setelah 4x interaksi 4. Masukan pada
Pasien dapat jadwal kegiatan
memasukam pada untuk latihan
jadwal kegiatan untuk menghardik.
latihan menghardik.
SP 2
1. Mengevalusi kegiatan 1. Setelah 2x interaksi 1. Evalusi kegiatan
menghardik memasukan latihan menghardik. Beri
2. Pasien dapat mengontrol cara menghardik pujian.
halusinasi dengan obat. dalam jadwal kegiatan 2. Latih cara
3. Pasien mengatahui pengtingnya harian. mengontrol
penggunaan obat pada gg.jiwa 2. Setelah 3x interaksi halusinasi dengan
4. Pasien mengetahui akibat jika pasien dapat obat ( jelaskan 6
obat tidak diminum sesuai mengontrol halusinasi benar obat)
program. dengan obat. 3. Jelaskan
5. Pasien mengetahui akibat putus 3. Setelah 3x interaksi pengtingnya
obat. Pasien mengatahui penggunaan obat
6. Pasien mengetahui cara pengtingnya pada gg.jiwa.
berobat. penggunaan obat pada 4. Jelaskan
7. Pasien memasukan pada jadwal gg.jiwa. mengetahui akibat
kegiatan untuk latihan 4. Setelah 3x interaksi jika obat tidak
menghardik. Pasien mengatahui diminum sesuai
akibat jika obat tidak program.
diminum sesuai 5. Jelaskan akibat
program. putus obat.
5. Setelah 3x interaksi 6. Jelaskan cara
Pasien akibat putus berobat.
obat. 7. Masukan pada
6. Setelah 3x interaksi jadwal kegiatan
Pasien mengetahui untuk latihan
cara berobat. menghardik. Beri
7. Setelah 3x interaksi pujian.
Pasien memasukan
pada jadwal kegiatan
untuk latihan
menghardik.
SP 3
1. Mengevalusi kegiatan 1. Setelah 2x interaksi 1. Evalusi kegiatan
menghardik dan obat. pasien dapat menghardik dan
2. Pasien dapat mengontrol memasukan latihan obat. Beri pujian.
halusinasi dengan bercakap- menghardik dan obat. 2. Lalih cara
cakap 2. Setelah 2x interaksi mengontrol
3. Pasien dapat memasukan pada pasien dapat halusinasi dengan
jadwal kegiatan harian untuk mengontrol bercakap-cakap
latihan menghardik, minum halusinasi dengan ketika halusinasi
obat dan bercakap-cakap. bercakap-cakap. muncul.
3. Setelah 1x interaksi 3. Masukan pada
pasien dapat pada jadwal
memasukan pada kegiatan harian
jadwal kegiatan untuk latihan
harian untuk latihan menghardik, minum
menghardik, minum obat dan bercakap-
obat dan bercakap- cakap.
cakap.
SP 4
1. Mengevalusi kegiatan latihan 1. Setelah 2x interaksi 1. Evaluasi kegiatan
menghardik, minum obat dan pasien dapat latihan
bercakap-cakap. memasukan pada menghardik,
2. Pasien dapat mengontrol jadwal kegiatan minum obat dan
halusinasi dengan melakukan harian untuk latihan bercakap-cakap.
kegiatan harian (mulai 2 menghardik, minum 2. Latih cara
kegiatan) obat bercakap-cakap mengontrol
3. Pasien dapat memasukan dan kegiatan harian. halusinasi dengan
dapat memasukan pada 2. Setelah 2x interaksi melakukan
jadwal kegiatan harian untuk pasien dapat kegiatan harian
latihan menghardik, minum mengontrol (mulai 2 kegiatan)
obat bercakap-cakap dan halusinasi dengan 3. Masukan pada
kegiatan harian. kegiatan harian. jadwal kegiatan
3. Setelah 2x interaksi untuk latihan
pasien dapat menghardik,
memasukan pada minum obat,
jadwal kegiatan bercakap-cakap
harian untuk latihan dan kegiatan
menghardik, minum harian.
obat bercakap-cakap
dan kegiatan harian.
SP 5
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Setelah 6x interaksi 1. Evaluasi kegiatan
harian. pasien dapat menghardik, minum
2. Melatih kegiatan harian  Mengontrol obat, bercakap-
3. Menilai kemampuan yang halusinasi secara cakap dan kegiatan
telah mandiri mandiri harian. Beri pujian.
4. Menilai apakah halusinasi  Halusinasi dapat 2. Latih kegiatan
terkontrol terkontrol harian .
3. Nilai kemampuan
yang telah mandiri
4. Nilai apakah
halusinasi
terkontrol.

XVII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Hari
Implementasi Evaluasi
/tanggal
Kamis SP 1 Halusinasi S:
03 Oktober 1. Pasien dapat mengindentifikasi - Klien mengatakan sering mendengar suara laki-laki
(12.00 halusinansi dengan yang menganggunya saat klien berisitirahat siang
WITA) mendiskusikan isi, frekuensi, maupun malam
waktu terjadi situasi pencetus, - Klien mengatakan bisikan tersebut mengucapkan kata-
perasaan dan respon. kata kasar ke klien
2. Pasien dapat mengontrol - Klien mengatakan suara tersebut terus menerus
halusinasi : hardik, obat, membisikinya
bercakap-cakap, melakukan - Klien mengatakan saat suara itu ada klien juga
kegiatan. membalasnya dengan kata- kata kasar
3. Pasien mampu mengontrol
halusinasi dengan menghardik O:
4. Pasien dapat memasukam pada - BHSP belum terjalin sepenuhnya
jadwal kegiatan untuk latihan - Klien berkata dengan penuh keyakinan bahwa
menghardik. mendengar suara laki-laki atiap saat
- Klien sering lupa dengan nama perawat
- Kontak mata ada, namun kurang
- Jadwal kegiatan harian sudah dibuat

A:
SP1 Halusinasi belum tercapai

P:
Ulangi SP1 Halusinasi

XVIII. CATATAN PERKEMBANGAN


Hari
Implementasi Evaluasi
/tanggal
Jum’at SP 1 Halusinasi S:
04 Oktober 1. Pasien dapat mengindentifikasi - Klien mengatakan sering mendengar suara laki-laki
(09.00 halusinansi dengan yang menganggunya saat klien berisitirahat siang
WITA) mendiskusikan isi, frekuensi, maupun malam
waktu terjadi situasi pencetus, - Klien mengatakan bisikan tersebut mengucapkan kata-
perasaan dan respon. kata kasar ke klien
2. Pasien dapat mengontrol - Klien mengatakan suara tersebut terus menerus
halusinasi : hardik, obat, membisikinya
bercakap-cakap, melakukan - Klien mengatakan saat suara itu ada klien juga
kegiatan. membalasnya dengan kata- kata kasar
3. Pasien mampu mengontrol
halusinasi dengan menghardik O:
4. Pasien dapat memasukam pada - BHSP belum terjalin sepenuhnya
jadwal kegiatan untuk latihan - Klien sering lupa dengan nama perawat
menghardik. - Kontak mata ada, namun kurang
- Jadwal kegiatan harian sudah dibuat

A:
SP1 Halusinasi belum tercapai

P:
Ulangi SP1 Halusinasi
Sabtu SP 1 Halusinasi S:
05 Oktober 1. Pasien dapat mengindentifikasi - Klien mengatakan sudah tidak sering mendengar suara
(10.30 halusinansi dengan laki-laki yang menganggunya saat klien berisitirahat
WITA) mendiskusikan isi, frekuensi, siang maupun malam
waktu terjadi situasi pencetus,
perasaan dan respon. O:
2. Pasien dapat mengontrol - BHSP terjalin sepenuhnya
halusinasi : hardik, obat, - Klien inat dengan nama perawat
bercakap-cakap, melakukan - Kontak mata ada, namun kurang
kegiatan. - Jadwal kegiatan harian sudah dibuat
3. Pasien mampu mengontrol
halusinasi dengan menghardik A:
4. Pasien dapat memasukam pada SP1 Halusinasi tercapai
jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik. P:
Lanjutkan SP2 Halusinasi
Kamis SP 2 S:
10 Oktober 1. Mengevalusi kegiatan - Klien mengatakan sudah tidak sering mendengar suara
(10.00) Wita menghardik laki-laki yang menganggunya saat klien berisitirahat
2. Pasien dapat mengontrol siang maupun malam
halusinasi dengan obat.
3. Pasien mengatahui pengtingnya O:
penggunaan obat pada gg.jiwa - BHSP terjalin sepenuhnya
4. Pasien mengetahui akibat jika - Klien ingat dengan nama perawat
obat tidak diminum sesuai - Kontak mata ada, namun kurang
program. - Klien mampu mengontrol halusinasi dengan obat
5. Pasien mengetahui akibat putus - Klien belum paham tentang penggunaan obat
obat. - Klien masih lupa kegunaan obat
6. Pasien mengetahui cara berobat. - Klien sudah mengetahui akibat putus obat
7. Pasien memasukan pada jadwal - Jadwal kegiatan harian sudah dibuat
kegiatan untuk latihan
menghardik. A:
SP2 Halusinasi belum tercapai

P:
Ulangi SP2 Halusinasi
Jumat SP 2 S:
11 Oktober 1. Mengevalusi kegiatan - Klien mengatakan sudah tidak sering mendengar suara
(10.00) menghardik laki-laki yang menganggunya saat klien berisitirahat
Wita 2. Pasien dapat mengontrol siang maupun malam
halusinasi dengan obat.
3. Pasien mengatahui pengtingnya O:
penggunaan obat pada gg.jiwa - BHSP terjalin sepenuhnya
4. Pasien mengetahui akibat jika - Klien ingat dengan nama perawat
obat tidak diminum sesuai - Kontak mata ada, namun kurang
program. - Klien mampu mengontrol halusinasi dengan obat
5. Pasien mengetahui akibat putus - Klien belum paham tentang penggunaan obat
obat. - Klien masih lupa kegunaan obat
6. Pasien mengetahui cara berobat. - Klien sudah mengetahui akibat putus obat
7. Pasien memasukan pada jadwal - Jadwal kegiatan harian sudah dibuat
kegiatan untuk latihan
menghardik. A:
SP2 Halusinasi belum tercapai

P:
Ulangi SP2 Halusinasi
Sabtu SP 2 S:
12 Oktober 1. Mengevalusi kegiatan - Klien mengatakan sudah tidak sering mendengar suara
(10.00) wita menghardik laki-laki yang menganggunya saat klien berisitirahat
2. Pasien dapat mengontrol siang maupun malam
halusinasi dengan obat.
3. Pasien mengatahui pengtingnya O:
penggunaan obat pada gg.jiwa - BHSP terjalin sepenuhnya
4. Pasien mengetahui akibat jika - Klien ingat dengan nama perawat
obat tidak diminum sesuai - Kontak mata ada, namun kurang
program. - Klien mampu mengontrol halusinasi dengan obat
5. Pasien mengetahui akibat putus - Klien belum paham tentang penggunaan obat
obat. - Klien masih lupa kegunaan obat
6. Pasien mengetahui cara berobat. - Klien sudah mengetahui akibat putus obat
7. Pasien memasukan pada jadwal - Jadwal kegiatan harian sudah dibuat
kegiatan untuk latihan
menghardik. A:
SP2 Halusinasi belum tercapai

P:
Ulangi SP2 Halusinasi

Banjarmasin , Oktober 2019

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai