Pembahasan
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang
ada, jika ditumbuhkan di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat
berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan
Dalam hal ini sterilisasi adalah tahap awal yang penting dari proses pengujian
dilakukan sterilisasi dengan metode sterilisasi uap (panas lembab). Dari setiap
satunya adalah pada metode sterilisasi uap (panas lembab) memiliki kelebihan
yaitu yang pertama waktu proses sterilisasi lebih cepat karena menggunakan uap
panas dan tekanan. Yang kedua dapat digunakan untuk sterilisasi hampir untuk
semua alat, termasuk alat ukur. Yang ketiga adanya tetesan uap air pada alat dan
bahan yang disterilkan. Yang keempat dapat mensterilkan alat dan bahan
hingga tidak ada oraganisme yang hidup lagi. Selain memiliki kelebihan metode
sterilisasi uap (panas lembab) juga memiliki kekurangan yaitu yang pertama
Yang kedua uap air yang menetes dapat merusak media-media tertentu. Yang
autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Yang keempat autoklaf
memiliki pinsip yaitu berdasarkan suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada
alat dan media yang akan disterilisasikan dengan menggunakan alat autoklaf.
Autoklaf adalah salah satu alat yang digunakan untuk mensterilisasi alat-alat yang
saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih
kemudian uap air yang terbentuk mendesak udara untuk mengisi autoklaf. Setelah
uadara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup udara/ uap ditutup sehingga
tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapainya tekanan dan suhu yang
sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu
mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, maka sumber panas dimatikan dan
tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai suhu 0°C dan 0 psi (Autoklaf
tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi). Prinsip alat Autoklaf ini
optimum untuk sterilisasi pada tekanan 15 Psi (pounds per square inci) dan suhu
121°C selama waktu 20 menit Mekanisme kerja alat autoklaf adalah yang pertama
dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka air harus
dan karat). Yang kedua masukkan peralatan dan media yang akan disterilisasikan.
Lalu tutup autoklaf dengan rapat kemudian kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari tutup autoklaf (klep pengaman jangan dikencangkan
terlebih dahulu). Nyalakan autoklaf dan atur timer dengan waktu 20 menit dan
suhu 121°C. Selanjutnya tunggu hingga air mendidih sehingga uapnya memenuhi
kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep
waktu 20 menit dimulai sejak tekanan telah menapai 2 atm. Dan yang terakhir
adalah jika alarm tanda selesai telah berbunyi, maka tunggu suhu dan tekanan
dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara yang ada di
lingkungan (jarum pada tekanan menunjukkan ke angka nol) . Setelah itu klep-
klep pengaman dapat dibuka dan alat-alat yang disterilisasikan dapat dikeluarkan
dari autoklaf dengan hati-hati (jangan membuka tutup autoklaf terlalu cepat
karena dapat menyebabkan keretakan pada alat gelas karena adanya perubahan
autoklaf adalah dengan suhu 115,5°C, suhu 121,5°C, dan suhu 126,5°C. Dari
ketiga suhu tersebut yang digunakan dalam percobaan dengan menggunakan alat
autoklaf ini adalah suhu 121°C. Karena sebagian besar alat autoklaf digunakan
pada suhu tersebut dengan tekanan 15 lbs (SI: 103,4 Kpa). Alasan digunakan
metode sterilisasi uap karena sterilisasi uap merupakan metode yang paling efektif
dan ideal karena pertama uap merupakan pembawa (carrier) energi termal paling
mudah diperoleh, dan relative mudah dikontrol. Pada suhu jenuh uap air (100oC)
dengan tekanan 1 atmosfer ternyata masih kurang dalam membunuh kuman yang
resisten. Oleh karena itu, kita harus mengupayakan agar suhu jenuh uap
ditingkatkan dengan cara meningkatkan tekanananya. Kemudian, kita dapat
melakukannya dalam wadah tertutup rapat agar dapat tercapai suhu sterilisasi,
Selain itu, alasan digunakan pada suhu ini karena alat-alat gelas tidak akan
memuai pada suhu tersebut sehingga tidak terjadi perubahan ukuran alat. Dalam
secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-sporanya) hal ini dapat terjadi
karena adanya mekanisme penghancuran bakteri yang dipengaruhi oleh suhu yang
terdapat pada alat autoklaf. Suhu yang tinggi maka akan mengakibatkan adanya
uap air yang panas yang dapat menimbulkan kerusakan total terhadap sel mikroba
yang memiliki materi genetik yaitu DNA atau RNA yang memiliki peranan
bakteri oleh uap air panas adalah karena terjadinya denaturasi dan koagulasi
meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh
yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan,
kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan
pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut.
Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada
tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam
waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu
6-30 detik pada suhu 65 °C. Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika
suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C. Dalam hal ini sterilisasi uap lebih efektif
untuk membunuh mikroba dalam waktu yang lebih singkat yaitu 20 menit
kering yang kurang efektif untuk membunuh mikroba sehingga memerlukan suhu
yang lebih tinggi yaitu 160°C-170°C dan waktu yang lebih lama yaitu sekitar 1-2
jam.
persiapan dan sterilisasi alat dan yang kedua adalah pembuatan dan sterilisasi
media serta larutan pengencer. Hal yang dilakukan pada percobaan pertama yaitu
sebelum alat-alat dilakukan sterilisasi, alat alat dicuci lalu dikeringkan terlebih
dahulu. Setelah itu, alat-alat yang memiliki mulut seperti tabung reaksi,
erlenmeyer, botol media, gelas ukur, labu takar, pipet ditutup dengan kapas
berlemak yang dibungkus dengan kain kasa yang fungsinya untuk supaya
menyatukan kapas kapas lemak yang digunakan untuk menutup mulut pada alat. .
penutup, pembatas, dan pelindung pada alat alat laboratorium. Selain itu kapas
berlemak tidak menyerap air karena mengandung minyak sehingga air tidak bisa
masuk terserap ke dalam kapas serta tidak dapat berkumpul pada alat karena
kapas berlemak ini memiliki sifat lipid dan yang terakhir fungsi kegunaan dari
kapas berlemak adalah untuk mengurangi kontaminasi mikroba dan uap air yang
masuk pada alat-alat laboratorium. Setelah alat alat yang mempunyai mulut
ditutup dengan kapas berlemak, selanjutnya ditutup lagi dengan alumunium foil
dan diikat dengan benang kasur. Alasan digunakannya alumunium foil adalah
karena aluminium foil bersifat insulator yaitu meredam panas dan untuk
mengahalangi air yang masuk ke dalam alat yang disterilisasikan. Untuk alat alat
yang tidak memiliki mulut contohnya seperti cawan petri, sebelum dimasukan ke
dalam autoklaf juga dilakukan hal yang sama yaitu ditutup dengan alumunium
foil. Tujuan secara umum dari penutupan alat alat yang akan disterilisasikan baik
menghindari terbentuknya uap air di dinding dan pada alat-alat yang dipanaskan
dan agar alat benar-benar steril dari kontaminasi mikroba. Setelah semua alat-alat
yang memiliki mulut ditutup dengan kapas berlemak dan alumunium foil
suhu 121° C dengan waktu 20 menit. Setelah itu, disimpan ditempat terbuka yang
larutan pengencer. Media yang digunakan dalam percobaan ini adalah Nutrien
Nutrien Agar dan Nutrien Broth. Perbedaan antara media Nutrien Agar dan
antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Nutrien Agar dibuat dari
pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang
mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga
tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef dan
untuk tumbuh dan berkembang. Medium Nutrien Agar (NA) merupakan medium
yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana
medium ini berasal dari sintetik. Fungsi dari Nutrien Agar adalah untuk pengujian
aktivitas bakteri dan pada media Nutrien Agar mengandung nutrisi untuk
pertumbuhan bakteri. Pada Nutrien Broth (NB) adalah medium yang berbentuk
cair dengan bahan dasar adalah ekstrak beef dan peptone. Perbedaan konsentris
antara Nutrient Agar dengan Nutrient Broth yaitu Nutrient Agar berbentuk padat
dan Nutrient Broth berbentuk cair. Susunan kimianya sama-sama sintetik. Fungsi
kimia dari nutrient agar dan nutrient broth sebagai medium umum. Medium
Nutrient Broth (NB) merupakan medium yang berwarna coklat yang memiliki
konsistensi yang cair. Medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan
sebagai medium untuk pertumbuhan bakteri sama seperti medium Nutrien Agar.
Selain itu fungsi lainnya adalah untuk suspensi bakteri yaitu dalam pengujian
dilakukan pembiakan murni bakteri, agar bakteri yang akan digunakan supaya
selalu tetap dalam kondisi segar. Selain Bakteri juga sebagai medium
karena bakteri terdiri dari protein dan jamur terdiri dari karbohidrat pada Nutrien
Agar dan Nutrien Broth juga mengandung protein dan karbohidrat sehingga
Nutrien Agar sebanyak 2,86 gram yang dilarutkan dalam akuades sebanyak 143
ml dan Nutrien Broth sebanyak 0,88 gram yang dilarutkan dalam akuades
sebanyak 110 ml yang terdapat dalam erlenmeyer. Dalam praktikum percobaan ini
jumlah banyaknya Nutrien Agar, Nutrien Broth dan akuades yang digunakan
ditambah 10% dari jumlah yang seharusnya. Setelah itu kedua erlenmeyer
dipanaskan diatas alat pemanas dan diaduk dengan menggunakan alat magnetic
stirrer yang bertujuan untuk melarutkan Nutrien Agar dan Nutrien Broth pada
akuades sampai larutan tidak keruh/ jernih. Setelah itu erlenmeyer yang berisi
media Nutrien Agar dan Nutrien Broth ditutup dengan kapas berlemak yang
dibungkus dengan kain kasa. Dan selanjurnya ditutup dengan aluminium foil
sebagaimana seperti pada percobaan sterilisasi alat sebelumnya dan tujuannya pun
sama. Secara umum, dengan menutup atau membungkus alat alat yang akan
uap air di dinding dan pada alat-alat yang dipanaskan dan agar alat benar-benar
menit. Teknik sterilisasi pada media yaitu dengan menggunakan teknik sterilisasi
secara fisik dengan dilakukan pemanasan bertekanan dari metode sterilisasi uap
didiamkan selama 24 jam hasil pengamatan pada Nutrien Agar wujudnya berubah
yang asalnya cair menjadi padat (seperti agar), dan warnanya tetap berwarna
orange pekat dan jernih, selain itu juga tidak ada pertumbuhan bakteri atau kapang
pada media tersebut. Hasil pengamatan pada Nutrien Broth wujudnya tidak
berubah tetap dalam kondisi cair dan warnanya tetap kuning pekat dan jernih,
selain itu juga tidak ada pertumbuhan bakteri atau kapang pada media tersebut
.Dalam hal ini dengan ketidakadaannya pertumbuhan bakteri pada media Nutrient
Agar dan Nutrient Broth maka percobaan proses sterilisasi dinyatakan sempurna.
Daftar pustaka pembahasan