Anda di halaman 1dari 19

2.1.

PENGERTIAN TOPIK
2.1.1. Ruang Terbuka
Ruang terbuka didefinisikan sebagai landscape, hardscape (jalan, trotoar, dan sejenisnya),
taman, dan ruang rekreasi diwilayah perkotaan. Unsur-unsur ruang terbuka meliputi taman-
taman, ruang hijau perkotaan, pepohonan, bangku, perkebunan,air, pencahayaan, paving, kios,
tempat sampah, air mancur, patung, jam, dan seterusnya. Pedestrian, tanda-tanda, dan fasilitas
yang juga mungkin dianggap sebagai elemen ruang terbuka yang dibahas secara terpisah (Shirvani, 1985).
Ruang terbuka ini terbentuk karena adanya kebutuhan akan perlunya tempat untuk bertemu atau
bersosialisasi. Dalam satu kawasan permukiman baik yang tradisional maupun permukiman
kota yang sering kita temui adalah sebuah lahan kosong atau semacam seperti alun-alun yang dijadikan
sebagai ruang bersama bagi penghuni yang ada disekitarnya dengan jarak tertentu.
Manusia adalah subyek utama dalam suatu lingkungan. Baik tidaknya suatu
lingkungan ditentukan oleh manusia sendiri. Ruang Terbuka merupakan salah satu lingkungan
yang sangat sering digunakan oleh sekelompok manusia pada umumnya. Contoh-contoh dari
ruang terbuka diantaranya:
 Taman
Baik itu taman lingkungan, taman kawasan, hingga ke taman kota.
Biasanya taman hanya berfungsi sebagai sarana
penghijauan yang terdapat diantara padatnya
pemukiman/perkantoran suatu wilayah. Adapun taman
biasa digunakan hanya untuk duduk-duduk dan
bersantai, bahkan hanya sebagai sirkulasi penghubung
antar bangunan.

Taman Diponegoro

 Playground

China Beida Playground

Playground menyediakan fasilitas penunjang


aktivitas anak-anak dalam hal bermain. Taman dalam
bentuk playground ini terdiri dari beberapa tipe diantaranya:

1
 Taman kanak-kanak yang biasanya disediakan di suatu pemukiman yang mayoritas
masih memiliki anak-anak di bawah umur 12 tahun.
 Taman ini biasanya menyediakan fasilitas berupa permainan-permainan yang dapat
diakses secara umum oleh anak-anak, tidak terkecuali dapat juga digunakan oleh
orang-orang dewasa.
 Kecenderungan orang dewasa biasanya menggunakan ayunan(swing) untuk duduk-
duduk bersantai, mengobrol bersama teman, padahal fasilitas ini ditujukan kepada
anak-anak kecil.
 Anak-anak kecil biasanya akan menggunakan kolam pasir untuk bermain bersama,
membuat macam-macam bentukan seperti kastil, dsb.

 Plaza
Berupa ruang terbuka yang biasanya digunakan oleh
manusia untuk banyak kegiatan, biasanya plaza ini
merupakan ruang terbuka yang terdapat diantara banyak
bangunan, atau bahkan suatu bangunan memiliki plaza
tersendiri yang dapat diakses oleh pengguna bangunan
tersebut.

Civic Plaza

 Plaza biasanya digunakan oleh penduduk yang mobilitasnya tinggi karena letaknya

berada di kawasan metropolitan


 Plaza pada umumnya berupa ruang terbuka yang berfungsi sebagai areal terbuka untuk

penghijauan kawasan dan sebagai alternatif penghubung antar bangunan.


 Karena letaknya yang strategis biasanya plaza akan ramai dilewati oleh banyak orang.

 Kegiatan yang dilakukan pun beragam seperti, duduk-duduk sambil membaca koran,

mengobrol, membeli makanan-minuman(biasanya ada plaza yang di dalamnya


terdapat orang-orang yang berjualan), atau hanya digunakan oleh orang-orang yang
lalu-lalang melewatinya.

2
2.1.2. Jenis dan Kegiatan pada Ruang Terbuka
Ruang terbuka biasanya memiliki banyak bentuk dan fungsi, dan dapat dikategorikan
ke dalam hirarki ruang terbuka yaitu, lokal (lingkungan), kabupaten, regional dan ruang
terbuka yang dijadikan ikon negara. Di kawasan pinggiran kota, ruang terbuka sering
ditemukan taman setempat atau taman lingkungan yang menyediakan komponen-komponen
yang digunakan dalam infrastruktur setempat seperti peralatan bermain anak-anak, lapangan
hijau, kursi dan meja piknik. Ruang ini biasanya disediakan oleh pengembang perumahan
setempat dan umumnya dikelola oleh pengurus setempat, didanai melalui iuran bulanan.
Jenis-jenis ruang terbuka juga dapat sangat berbeda dalam hal kegiatannya, mulai dari
olahraga secara individu maupun massal, taman-taman setempat untuk piknik dan hiking pada
daerah yang memungkinkan.
Jenis-jenis ruang terbuka dapat mencakup daerah kabupaten atau ruang terbuka dalam
bentuk fasilitas olahraga, seperti Hyde Park di Sydney. Ruang ini sering dipakai oleh
pemerintah setempat untuk mengadakan event-event penting di Sydney.
Jadi kesimpulan yang didapat adalah kegiatan yang biasanya dilakukan oleh manusia
pada ruang terbuka antara lain :
 Bersantai
 Berolahraga
 Piknik
 Mengobrol
 Membaca koran, majalah, dsb
Kecenderungan/perilaku negatif manusia pada ruang terbuka antara lain :
 Membuang sampah sembarangan
 Merusak komponen-komponen yang terdapat pada ruang terbuka seperti, bangku
taman, tempat sampah, permainan anak-anak, dsb
 Merusak taman yang ada pada ruang terbuka

2.1.3. Klasifikasi Ruang Terbuka


Berdasarkan Land Use, ruang terbuka dapat dibagi menjadi :
a. Ruang Sirkulasi (Jalan), yaitu : berbagai jenis/tipe jalan, pedestrian
b. Perumahan, yaitu : halaman, taman, taman bermain
c. Pendidikan, yaitu : lapangan olahraga, halaman sekolah, dan taman
d. Perdagangan, yaitu : taman, jalan, pusat kota atau tempat parker

3
Berdasarkan Elemen Fisik Utama, yaitu :
a. Waterfront , yaitu : Di pelabuhan, sugai, pantai atau danau
b. Ruang Hijau, yaitu : Jalur hijau, taman kota, taman lingkungan , halaman
c. Plaza, yaitu : di pusat kota atau di depan / antar bangunan
Berdasarkan Peranan, yaitu :
a. Sumber Produksi, yaitu: Perhutanan, Pertanian, Produksi Mineral, Peternakan,
Perikanan, dll.
b. Perlindungan Kekayaan Alam dan Manusia,yaitu: Cagar Alam berupa hutan , laut,
daerah budaya dan sejarah.
c. Kesehatan, Kesejahteraan dan Keamanan, yaitu: melindungi kualitas tanah,
pengaturan, pembuangan sampah, mempertahankan kualitas udara, rekreasi, taman
lingkungan, taman kota dsb.
Berdasarkan Bentuk, yaitu :
a. Memanjang (street), yaitu: sirkulasi linear, mempunyai batas pada sisinya. Seperti
jalan , sungai dll.
b. Mencuat (square), yaitu : sirkulasi tergantung bentuk dan penataan, mempunyai
batas di sekelilingnya.
Berdasarkan Sifat Kegiatan, yaitu :
a. Aktif, yaitu : Kegiatan yang bersifat dinamis/ bergerak, seperti: jalan-jalan,
olahraga, bermain,dll.
b. Pasif, yaitu: Dilakukan tanpa berpindah tempat seperti :duduk-duduk.
Berdasarkan Jenis , yaitu :
a. Ruang Terbuka Lingkungan, yaitu : terdapat dalam suatu lingkungan dan bersifat
umum.
b. Ruang Terbuka Bangunan, yaitu : terbentuk oleh adanya bangunan bias bersifat
pribadi maupun publik.
Berdasarkan Rencana, yaitu :
a. Direncanakan, yaitu : Ruang Terbuka hasil perencanaan seperti taman kota, jalan.
b. Spontan, yaitu: Ruang terbuka yang dapat diakses publik yang tidak terencana,
tetapi menjadi fungsional, misalnya : sudut jalan , ruang sisa.
Ungkapan "Place without old building is like a person without a memory" sangat
relevan untuk mengungkapkan betapa pentingnya makna sejarah pada bangunan di suatu
tempat, terlebih bangunan itu selain mempunyai sejarah juga mempunyai makna ataupun nilai
yang tinggi. Oleh karena itu dengan adanya point of view urban structure, urban history yang

4
akan sangat berguna dalam penelitian tentang suatu kota yang menitikberatkan pada
perbedaan antara waktu lampau dan mendatang dengan pertimbangan pada fakta masa lampau
yang mempengaruhi masa saat ini dan mungkin ini juga akan memberi arti permanensi.
Bangunan sebagai elemen kota adalah sesuatu yang mempunyai masa lampau namun tetap
memberi pengaruh.
Berdasarkan klasifikasinya kami mengambil contoh studi kasusruang terbuka
berdasarkan sifat kegiatannya,yaitu :
 Ruang Terbuka Aktif : Kegiatan yang bersifat dinamis dan aktif, yang biasanya
tetap berfungsi aktif, baik pada hari tertentu, ataupun hari biasa, seperti:Jalan-
jalan, olahraga, bermain,dll.
 Ruang Terbuka Pasif : Ruang terbuka yang hanya aktif digunakan apabila
disewakan untuk suatu acara ataupun pada saat adanya
event – event tertentu, misalnya : Hari Kemerdekaan, konser
musik, bazaar kuliner, dsb; tetapi akan menjadi ruang terbuka
yang pasif pada hari – hari biasa.

2.1.4. Fungsi dan Manfaat Ruang Terbuka


Fungsi dari ruang terbuka secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua)
bagian, yaitu:
1.Fungsi Sosial
Fungsi sosial dalam ruang terbuka masih terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:
-Tempat bermain dan olahraga.
-Tempat komunikasi sosial.
-Tempat peralihan dan menunggu.
-Tempat untuk mendapatkan udara segar.
-Tempat untuk refreshing.
-Sarana penghubung antara satu tempat dengan tempat lainnya.
-Pembatas di antara massa bangunan.
-Sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat untuk
membentuk kesadaran lingkungan.
-Sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan keindahan
lingkungan.
2.Fungsi Ekologis
Fungsi ekologis dalam ruang terbuka terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:

5
-Penyegaran udara, mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro.
-Menyerap air hujan.
-Pengendali banjir dan pengatur tata air.
-Memelihara ekosistem tertentu dan perlindungan plasma nuthfah.
-Pelembut arsitektur bangunan.
Adapun manfaat – manfaat yang ditimbulkan dengan adanya Ruang Terbuka Hijau di
wilayah perkotaan ataupun di suatu wilayah tertentu, antara lainnya :
a.Memberikan kesegaran, kenyamanan, dan keindahan lingkungan sebagai paru – paru
kota.
b.Memberikan lingkungan yang sehat dan bersih bagi penduduk kota.
c.Memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga, dan buah.
d.Sebagai tempat hidup satwa dan plasma nuthfah.
e.Sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah, mengurangi
aliran air permukaan, menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah
agar kesuburan tanah tetap terjamin.
f.Sirkulasi udara dalam kota.
g.Sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi.

6
Pengaruh Desain Open Space Terhadap Desain Open Space
Ruang yang berfungsi sebagai wadah (container) untuk kehidupan manusia, baik
secara individu maupun berkelompok,serta wadah makhluk lainnya untuk hidup dan
berkembangsecara berkelanjutan (UUPR no. 24/1992).
Suatu wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang tidak
mempunyai penutup dalam bentuk fisik (Budihardjo, 1999; 90).
Ruang yang berfungsi antara lain sebagai tempat bermain aktif untuk anak-anak dan
dewasa, tempat bersantai pasif untuk orang dewasa, dan sebagai areal konservasi lingkungan hijau
(Gallion,1959; 282)
Ruang yang berdasarkan fungsinya sebagai ruang terbuka hijau yaitu dalam bentuk
taman, lapangan atletik dan taman bermain(Adams, 1952; 156)
Lahan yang belum dibangun atau sebagian besar belum dibangundi wilayah perkotaan yang
mempunyai nilai untuk keperluantaman dan rekreasi, konservasi lahan dan sumber daya alam
lainnya, atau keperluan sejarah dan keindahan (Green, 1962).
Ruang terbuka ( Open Space ) merupakan ruang terbuka yang terletak diluar bangunan
yang dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang sebagai wadah untuk melakukan
berbagai kegiatan.
Yang dimaksud dengan ruang terbuka antara lain : Jalan, Pedestrian, Taman Lingkungan, Plaza,
Lapangan Olahraga, Taman Kota, Dan Taman Rekreasi ( Hakim, 2003 : 50 ).
Perilaku ataupun aktivitas manusia terhadap penggunaan Ruang Terbuka ditimbulkan
karena adanya kebutuhan dari manusia tersebut untuk mempergunakan Ruang Terbuka.
Secara psikologis, manusia membutuhkan tempat dimana dia dapat beraktivitas dan atau
berinteraksi sesama manusia lainnya, apakah aktivitas itu berupa olahraga, jalan – jalan,
berkumpul bersama teman atau keluarga, penghijauan, ataupun acara – acara publik lainnya
yang menggunakan ruang terbuka (publik).
Penataan akan Ruang Terbuka pun juga dipengaruhi dari kebutuhan manusia untuk
mempergunakan Ruang Terbuka itu sendiri, selain karena memang diperlukannya suatu
Ruang Terbuka atau Ruang Terbuka Hijau menurut peraturan pemerintah. Perubahan –
perubahan dilakukan pada Ruang Terbuka untuk memenuhi kebutuhan manusia akan fasilitas,
keamanan, kenyamanan, dan lainnya.
Masalah umum tentang ruang terbuka dalam permasalahan perkotaan adalah kurang
tersusunnya perkembangan perkotaan dan menurunnya kualitas lingkungan hidup, yang
berakibat pada perubahan perilaku masyarakat yang kontra produktif dan berdampak
menimbulkan kerugian/bencana. Selain itu, perubahan perilaku masyarakat akibat kurangnya

7
ruang kota yang dapat menyalurkan kebutuhan interaksi sosial dan pelepas ketegangan yang
dialami oleh masyarakat perkotaan. Sebelum membahas lebih lanjut tentang Perilaku Manusia
di Ruang Terbuka, ada baiknya kita mengetahui arti dari perilaku manusia dan ruang terbuka
itu sendiri.
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan
dipengaruhi oleh adat,sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika.
Penulusuran pola perilaku manusia berkaitan dengan tatanan lingkungan binaan / fisik.
Menurut Gunadi (1995) dalam perencanaan ruang kota (townscapes) dikenal istilah
Ruang Terbuka (open space), yakni daerah atau tempat terbuka di lingkungan perkotaan. RT
berbeda dengan istilah ruang luar (exterior space), yang ada di sekitar bangunan dan
merupakan kebalikan ruang dalam (interior space) di dalam bangunan. Definisi ruang luar,
adalah ruang terbuka yang sengaja dirancang secara khusus untuk kegiatan tertentu, dan
digunakan secara intensif, seperti halaman sekolah, lapangan olahraga, termasuk plaza
(piazza) atau square.Sedang: ‘zona hijau’ bisa berbentuk jalur (path), seperti jalur hijau jalan,
tepian air waduk atau danau dan bantaran sungai, bantaran rel kereta api, saluran/ jejaring
listrik tegangan tinggi, dan simpul kota (nodes), berupa ruang taman rumah, taman
lingkungan, taman kota, taman pemakaman, taman pertanian kota, dan seterusnya, sebagai
Ruang Terbuka (Hijau).
Ruang Terbuka (RT), tak harus ditanami tetumbuhan, atau hanya sedikit terdapat
tetumbuhan, namun mampu berfungsi sebagai unsur ventilasi kota, seperti plaza dan alun-
alun. Tanpa RT, apalagi RTH, maka lingkungan kota akan menjadi ‘Hutan Beton’ yang
gersang, kota menjadi sebuah pulau panas (heat island) yang tidak sehat, tidak nyaman, tidak
manusiawi, sebab tak layak huni.
Ruang terbuka disebut Taman Kota (park), yang berada di luar atau di antara beberapa
bangunan di lingkungan perkotaan, semula dimaksudkan pula sebagai halaman atau ruang
luar, yang kemudian berkembang menjadi istilah Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota, karena
umumnya berupa ruang terbuka yang sengaja ditanami pepohonan maupun tanaman, sebagai
penutup permukaan tanah. Tanaman produktif berupa pohon bebuahan dan tanaman sayuran
pun kini hadir sebagai bagian dari RTH berupa lahan pertanian kota atau lahan perhutanan
kota yang amat penting bagi pemeliharaan fungsi keseimbangan ekologis kota.
Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang
terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah
bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh
tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemik maupun introduksi) guna mendukung manfaat

8
ekologis, sosial-budaya dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat ekonomi
(kesejahteraan) bagi masyarakatnya (Lokakarya RTH, 30 November 2005).
Sementara itu ruang terbuka non-hijau dapat berupa ruang terbuka yang diperkeras
(paved) maupun ruang terbuka biru (RTB) yang berupa permukaan sungai, danau, maupun
areal-areal yang diperuntukkan khusus sebagai area genangan (retensi/retention basin).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu:
 Genetika
 Sikap – adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.
 Norma sosial – adalah pengaruh tekanan sosial.
 Kontrol perilaku pribadi – adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya
melakukan suatu perilaku.
 Ruang publik terbuka khususnya ruang terbuka hijau merupakan salah satu kebutuhan
masyarakat perkotaan saat ini dan itu menjadi paru-paru kota. Di ruang publik terbuka
itu, warga dapat bersosialisasi melalu berbagai kegiatan seperti olahraga,
bercengkerama, rekreasi, diskusi, pameran/bazar, dan lainnya.Anak-anak mungkin
bisa bermain dengan leluasa di bawah teduhnya pohon-pohon yang rimbun.
Singkatnya,ini menjadi tempat rekreasi dan olahraga yang menyenangkan tanpa harus
mengeluarkan biaya.
 Di Jakarta, tepatnya di daerah Menteng masih memiliki banyak ruang terbuka publik
terbuka misalnya taman bermain, taman kompleks ( perumahan ), dan taman rekreasi.
Salah satu ruang terbuka hijau yang masih bertahan hingga saat ini ialah Taman
Suropati. Taman ini merupakan salah satu taman yang sering didatangi oleh
masyarakat baik pagi, siang, maupun malam hari. Taman ini sering dipadati
masyarakat karena banyak orang mengatakan bahwa tempat ini asri, sejuk, dan tenang
dibandingkan dengan ruang public tetutup lainnya sehingga orang senang datang ke
sini untuk menikmati sejuknya tanaman yang ada di taman ini.
 Jenis taman terbagi jadi 2 yaitu :
a. Taman aktif
Yang memiliki fungsi sebagai tempat bermain, dengan dilengkapi elemen-
elemen pendukung taman bermain antara lain ayunan, petung, dan sebagainya.
b. Taman pasif
Taman ini hanya sebagai elemen estetis saja, sehingga kebanyakan untuk
menjaga keindahan tanaman di dalam taman tersebut akan dipasang pagar di
sepanjang sisi luar taman.

9
Tiga nilai utama yang seharusnya dimiliki oleh ruang public agar menjadi
ruang publik yang baik ialah ;
 Ruang yang responsive
Artinya ruang public didesain dan diatur untuk melayani kebutuhan
pemakainya. Selain itu ruang public menjadi suatu tempat menemukan hal-hal
baru akan dirinya atau orang lain. Pada ruang public masyarakat juga dapat
menemukan ide-ide baru, sehingga dapat dikatakan sebagai tempat mencari
inspirasi.

 Ruang yang demokratis


Ruang public harus dapat melindungi hak-hak kelompok pemakainya.
Ruang public dapat dipakai oleh semua kelompok dan memberikan kebebasan
bertindak bagi pemakainya sehingga untuk sementara mereka dapat memiliki
ruang public tersebut. Ini berarti pada suatu ruang public, seseorang dapat
bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan tetapi tetap memperhatikan
batasan ( norma ) yang berlaku sehingga tidak mengganggu kebebasan orang
lain.
 Ruang yang mempunyai arti atau makna
Ruang public harus dapat memberikan pemakainya berhubungan kuat
dengan ruang public itu sendiri, kehidupan pribadinya, dan dunia yang lebih
luas. Ruang public yang memberikan arti seperti ini akan membuat masyarakat
selalu ingin berkunjung ke sanalagi.
Kualitas ruang public dapat ditinjau dari dua pokok segi yaitu segi fisik
dan non fisik. Beberapa criteria yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas
seara fisik, antara lain :
o Ukuran
Ruang terbuka yang ada harus sesuai dengan keputusan serta standar
penyediaan sarana yang ada. Contoh misalnya kebutuhan pedestrian ways
yang baik ialah sekitar2,5 sampai 4 meter sehingga pejalan kaki merasa
bebas bergerak.
o Kelengkapan sarana elemen pedukung
Kelengkapan saranan pendukung dalam suatu ruang public sangat
menentukan kualitas ruang tersebut. Beberapa kelengkapan pendukung
dalam suatu ruang public khususnya taman misalnya tempat duduk, papan
anjuran, tempat sampah, dan lampu jalan atau taman.

10
o Desain
Desain dalam suatu ruang public akan menunjang fungsi serta aktivitas
di dalamnya.
o Kondisi
Kondisi suatu sarana lingkungan akan sangat menentukan terhadapa
kualitas yang ada. Di mana dengan kondisi sarana yang baik akan
menunjang kenyamanan, keamanan, dan kemudahan dalam menggunakan
ruang public.
Sedangkan kualitas non fisik dapat dilihat melalui beberapa criteria,
antara lain yaitu :
o Kenyamanan ( comfort )
Yaitu ruang terbuka harus memiliki lingkungan yang nyaman serta
terbebas dari gangguan aktifitas di sekitarnya.
o Keamanan dan keselamatan ( safety and security )
Yaitu terjamin keamanan dan keselamatan dari berbagai gangguan (
aktifitas lalu-lintas, kriminalitas, dan lain-lain.
o Kemudahan ( accessibility )
Yaitu kemudahan memperoleh pelayanan dan kemudahan akses
transportasi untuk menuju ruang public tersebut.
Seni taman sebagai bagian dari Arsitektur ialah suatu bagian dari bidang seni yang
berorientasi pada benda-benda hidup yang mempunyai evolusi yang tak henti-hentinya.
Arsitektur Lansekap adalah perpaduan antara pengetahuan arsitektur dan perencanaan yang
tidak hanya berbentuk gerombol penghijauan tapi juga meliputi pengerjaan konture,
pembentukan kolam air, perencanaan jalan-jalan, menciptakan kerja antara benda hidup dan
benda mati serta banyak lagi.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open
spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik,
introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh
RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan dan keindahan wilayah
perkotaan tersebut. Berdasarkan bobot kealamiannya, bentuk RTH dapat diklasifikasi
menjadi:
a. Bentuk RTH alami (habitat liar/alami, kawasan lindung) dan
b. Bentuk RTH non alami atau RTH binaan (pertanian kota, pertamanan kota, lapangan
olah raga,pemakaman, )

11
Berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya diklasifikasi menjadi
a. Bentuk RTH kawasan (areal, non linear), dan
b. Bentuk RTH jalur (koridor, linear),
Berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya diklasifikasi menjadi
a. RTH kawasan perdagangan,
b. RTH kawasan perindustrian,
c. RTH kawasan permukiman,
d. RTH kawasan pertanian,
e. RTH kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, hankam, olah raga, alamiah.
Status kepemilikan RTH diklasifikasikan menjadi
a. RTH publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan publik atau lahan yang
dimiliki oleh 2 biropembangunan.acehprov.go.id pemerintah (pusat, daerah), dan
b. RTH privat atau non publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan milik privat.

Hubungan Ruang Terbuka Dengan Tata Kota

RUANG KOTA DAN RUANG TERBUKA


Bagian yang solid dari suatu kota adalah susunan masa atau bangunan kota. Dalam
arsitektur ( kota ) elemennya tidak terbatas kepada bagian yang solid, tapi juga ruang – ruang
yang terbentuk oleh bagian yang solid tersebut, baik berupa jalan, taman atau lebih luas
kepada seluruh ruang yang ada padanya. Jenis yang formal, yang dibentuk oleh façade
bangunan dan pelataran kota di sebut urban space ( ruang kota ), sedang yang natural
(informal ) yang menyajikan alam ( nature ) didalam atau disekeliling kota disebut open
space ( ruang terbuka ).
Pada dasarnya suatu ruang kota adalah karakter yang dominan pada kota, baik segi
kualitas ruangnya maupun aktifitas yang terjadi didalamnya. Pengertian ruang kota diperluas
tidak hanya yang terbentuk oleh bangunan ( massa ) melainkan juga yang terbentuk oleh alam
( pohon, tebing, sungai dan sebagainya ), pembicaraan mengenai ruang dikota akan mencakup
keduanya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kota. Bentuknya bisa merupakan suatu
koridor atau pulau persinggahan ( taman, plaza, persimpangan dan sebagainya ). Ruang –
ruang terbuka ( informal / open space ) dapat memberi ciri lain kepada karakter yangalami
dari kota, misalnya yang membentuk vista alami kearah pandangan bangunan, pendestarian,
alam dan sebagainya. Pengertian ruang terbuka dikota adalah sebagai sistem tanah umum (
system of public land ) didalamnya termasuk jalan, sekolah, taman, ruang – ruang untuk
bangunan umum yang tersusun dalam suatu jaringan kota.

12
5.2.1. Perkembangan Sejarah
Peradaban manusia dimulai sewaktu manusia menginginkan suatu ruang untuk
perlindungan dirinya terhadap alam. Manusia purba mulanya tinggal di gua – gua, mereka
kemudian hidup berkelompok untuk tujuan pengamanan, kemudian mereka mulai
menginginkan kebutuhan yang berlebih. Perlindungan kepada hal yang gaib menimbulkan
pendirian altar atau tempat pemujaan sebagai bagian dari lingkungannya disamping unit – unit
huniannya, timbullah dusun – dusun sederhana sebagai dasar dimulainya kebudayaan urban.
Masing – masing dusun kadang – kadang bersaing hingga terjadi pertempuran,
kelompok yang berjaya membesar menjadi semacam kerajaan kecil dan seterusnya, dengan
perubahan nilai yang terus menerus melahirkan kota – kota dengan perbentengan yang
mengelilinginya, tempat penguasa dan rakyat yang berlindung di tempat tersebut. Dalam
sejarah Mesir kuno struktur kotanya sudah mengenal jalan yang monumental, plaza yang
kolosal tempat kuil pemujaan, dan monumen kuburan atau makam yang monumental untuk
rajanya. Pada zaman ini fungsi ruang kota memang ditujukan dan dibangun untuk tujuan
mengagungkan raja, di bangun dengan kekuatan kekuasaan selalu ada hubungan antara ruang
terbuka dengan kuil atau istana.
Kota – kota zaman klasik pada kebudayaan Yunani yang lebih maju, di kenal ruang –
ruang terbuka dengan fungsi yang lebih terklasifikasi, misalnya sebagai pasar ( agora ) untuk
kegiatan dagang dan kehidupan politik. Bentuk agora umumnya geometris dengan luas
sekitar 5 % dari luas kota , sekelilingnya merupakan suatu arkade. Ruang – ruang kota zaman
pertengahan didominasi oleh gereja dan kastil bangsawan, plaza disamping halaman gereja
juga berfungsi sebagai market place.
Ruang terbuka, jalan dan plaza di bangun integrated dengan bangunan disekelilingnya.
Sampai perkembangan yang lebih maju yaitu sampai zaman pra-industri telah memberi
gambaran kepada kita bahwa kota yang dibangun dan ruang yang terjadi, merupakan hasil
karya yang didasari oleh kecermatan penghayatan yang tinggi didukung oleh kekuatan dan
kekuasaan.

5.2.2. Perubahan Pada Karakteristikkota


Pembentukan kota sejak zaman Yunani adalah suatu kreasi yang ditujukan untuk
manusia, yang kemudian diikuti oleh kebudayaan Roma yang lebih maju, serta diekspresikan
lebih baru lagi pada kota – kota abad pertengahan. Konsep yang lebih manusiawi
diketengahkan dalam konsep Renainssance.
Sekitar abad ke 18, pada saat terjadi revolusi industri yakni perubahan dari kerajinan
tangan kepada kerja masinal, tumbuhnya pabrik – pabrik merupakan magnet pergerakan

13
pekerja yang selalu bertambah. Kota merupakan tempat tinggal untuk pekerja. Ciri lain
disamping populasi yang meningkat di seluruh dunia juga peningkatan sistem transportasi
kota, perubahan pergerakan dalam kota yang cenderung lebih cepat. Problema yang dihadapi
oleh kota – kota besar adalah kekusutan transportasi kota, masalahnya terus berkembang tidak
hanya peningkatan kecepatan transportasi, melainkan jumlah alat transportasi.
Kejadian diatas menimbulkan efek lain dalam penghayatan ruang dan waktu secara
drastis.
Problem yang lebih meluas timbul pada zaman ini adalah problem polusi dan problem
tata ruang yang lebih komplek.
Para pemikir mulai mengimpikan kondisi yang lebih baik, bernostalgia pada
kehidupan kota yang lebih baik pada kota – kota zaman sebelumnya, yang dipelopori oleh
orang Inggris dalam memikirkan pemikiran utopian. Lahirnya garden city, dimana industri
dipisahkan sama sekali dengan kota, mulai timbulnya kota – kota koloni. Pada sekitar akhir
abad 18 masalah keruwetan muncul kembali, pertumbuhan kota yang serampangan, kondisi
kota yang tidak sehat dan sebagainya. Berkembangnya ide garden city, merupakan kota yang
semi rural, dengan penyediaan ruang - ruang untuk kegiatan manusiawi dipadukan dengan
penyelesaian landscaping yang membentuk ruang – ruangnya.
Masalah yang timbul kembali pada kota pada pertengahan tahun – tahun 1940-an
adalah peningkatan kebutuhan perumahan dan lapangan kerja, rakyat membutuhkan kota
(untuk tinggal dan bekerja ) sedang kota butuh berkembang untuk menampungnya. Teori baru
membawa kepada desentralisasi pertumbuhan industri, tapi pada daerah – daerah tersebut
permasalahannya juga berulang. Sehingga timbul masalah spekulasi tanah, yang menambah
kompleknya masalah. Peningkatan transportasi jalan raya menimbulkan kemacetan dan
kecelakaan di jalan – jalan, timbul penyediaan tempat parkir, dari taman parkir ke parkir
garasi, timbul masalah pemisahan pedestrian dan mobil, terus berulang kepada masalah
perencanaan kota dan keterbatasannya. Ungkapan yang sering diulang – ulang adalah
perencanaan harus fleksibel, mampu menampung perkembangan dan perobahan setiap saat.

5.2.3. Strategi Perencanaan


1. Perancangan kota yang menyeluruh.
a. Kota dan material dasar (pembentuknya )
Pertimbangan dalam merancang kota adalah menempatkan elemen secara efesien
dengan sedikit benturan yang masih mungkin, kota harus ditempatkan pada posisi yang
memungkinkan kesehatan, bebas dari kemungkinan “ bencana “, tata letaknya jangan

14
mengundang masalah, ruang terbukanya dapat dilalui angin ( nyaman ). Semua itu merupakan
pertimbangan manusiawi secara fisik.
Disamping itu perlu pertimbangan emosi manusiawi akan perasaan – perasaan
keindahan, ekspresi kotanya menampilkan sensasi visual yang hidup, atau katakanlah bahwa
kota itu harus indah ( secara manusiawi ). Hal itu tidak berarti melulu bahwa taman dan
bangunannya saja yang indah, tapi juga sampai kedetail- detail pembentuknya, misalnya detail
bangunan, proporsi arsitektural, paving, penempatan lampu, pohon, papan iklan dan
sebagainya, harus indah sehingga akan membentuk kwalitas ruang kota yang lebih baik, tidak
acak – acakan dan terencana rapi.
Perencanaan kota merupakan perencanaan yang menyeluruh, walaupun bagian
individunya juga harus merupakan hasil yang sungguh – sungguh.
Sebagai contoh perencanaan jalan, jambatan tidaklah sekedar pemikiran teknis belaka,
tapi juga merupakan seni dalam menciptakan ruang, hasilnya tidak saja aman, berdaya guna (
melancarkan lalu lintas ) juga indah, penyelesaiannya juga manusiawi.
Penampilan masing – masing material dasar tersebut merupakan elemen pembentuk
pandangan suatu kota, baik secara sendiri maupun secara bersama – sama.
b. Material dasar dan ruang
Seni dari perancangan kota adalah teristimewa pada pembentukan dan pengisian
ruang, yaitu ruang – ruang yang diperuntukkan bagi built-up area dan ruang yang diisi dengan
lanscaping ( unbuilt-up ) : open space.
Ruang dan pengisiannya mempunyai hubungan yang erat. Elemen lain yang juga
harus diperhatikan adalah pelataran dan bangunannya yang akan membentuk ruang terbuka.
Pada umumnya dalam perencanaan kota, ruang yang akan terjadi dirancang dengan
asumsi massa yang akan membentuknya maupun pola sirkulasi yang mengelilinginya.
2. Metode ruang terbuka
Dasar pemikirannya adalah kepada pertanyaan yang esensial dalam suatu
perencanaan, yaitu dimana kita boleh membangun, atau dimana kita tidak boleh membangun.
Yang dimaksud dengan pengertian Open Space untuk perencanaan, adalah meliputi beberapa
macam seperti taman, sungai, jalan umum, air port, bangunan umum, plaza, greenbelt, jalan,
pendestrian dan sebagainya. Semuanya terjalin dan membentuk suatu struktur, yang
merupakan kerangka pengembangan. Oleh karenanya penataan bentuk dan polanya harus
melalui perancangan yang matang.
Pengertian daerah tidak boleh dibangun ada dua hal :
 Sebagai daerah cadangan ( pembangunan terbatas ) yaitu daerah yang dicadangkan
untuk penyediaan fasilitas atau sarana untuk umum seperti untuk pusat lingkungan,

15
sekolah, masjid, gereja, pasar dan lain – lain. Malahan juga bagi keperluan yang lebih
luas lagi seperti air port atau daerah pengembangan.
 Sebagai daerah yang dilindungi ( preservasi ) yaitu daerah yang mutlak tidak boleh
dibangun. Sebagi contoh dalam skala regional adalah daerah dengan kriteria subur,
cagar alam, daerah bencana kritis, potensi rekreasi, jalur – jalur bersejarah. Untuk
skala lokal ( kota ) seperti ROW jalan, sungai ( dikota ), daerah landmark, tempat
bersejarah, Jalur hijau, tempat bersejarah dan sebagainya.

5.2.4. Klasifikasi Ruang- Ruang Kota


1. Open Space Dalam Skala Pembangunann Kota
Secara umum problema yang di hadapi dalam perencanaan suatu open space adalah
sama, variasinya tergantung kepada skala fungsi yang dilayaninya.
a. Dalam skala metropolitan
Ada suatu usulan agar setiap metropolitan ( di Amerika ) mempersiapkan master
plan dari open space, yang dapat dipandang sebagai struktur pelengkap total dari daerah built-
up, yang akan sanggup menjadi daerah yang di cadangkan untuk pengembangan. Kerangka
open space suatu kota dapat dipakai sebagai kontrol tata guna tanah, sistem yang baik akan
mampu mendukung dan sebagai pelengkap dari macam – macam tata guna tanah.
b. Dalam skala kota ( yang lebih kecil )
Dalam tata kota, perencanaan open space diarahkan kepada penggunaannya sebagai
tempat aktifitas, taman, tempat bermain, halaman sekolah atau stadion olah raga, pendestrian,
plaza kecil, mall, plaza, boulevard, jalan, sungai dan lembahnya, taman rekreasi dan
sebagainya. Pengarahan perencanaannya tidak kepada penyediaannya sebagai ruang yang
terisolir, melainkan diarahkan kepada struktur ruang secara menyeluruh ( network of space ).
2. Open Space Pada Bagian – Bagian Kota
Dalam bagian ini akan di coba memberikan gambaran sekilas mengenai open space
pada bagian – bagian kota, pada problem dan peranannya.
a. Pada pusat kota
Pusat kota merupakan tempat pertemuan semua unsur masyarakat, yang banyak
mengundang segala macam aktifitas. Problem utama yang dihadapi suatu pusat kota adalah
kesibukan yang berlebihan, banyaknya bangunan dan lalulintas yang masuk pada area yang
terbatas. Problem ruangnya adalah penyediaan floor space dan ruang untuk kendaraan ( jalan,
tempat parkir, pedestrian, pemberhentian bus, dan sebagainya ). Pertimbangan dalam
perencanaannya harus dapat menampilkan karakter urbannya, sebagai ruang yang terorganisir
yang membawa kepada impresi kepada lingkungan kota secara keseluruhan.

16
Strategi perencanaan mendatang memang harus dimulai dari penyediaan daerah yang
terbuka, tidak hanya diarahkan kepada penyediaan halaman yang secara fungsi dapat
nenampung kegiatan, tapi juga memenuhi tujuan pengamat ruang pusat kota, agar dapat
dinikmati secara manusiawi memberikan pembukaan pada built – up area, memberikan
penekanan pandangan pada bangunan utama ( orientasi ), menimbulkan ruang yang human
dan intim tanpa kehilangan fungsinya. Ruang terbuka tersebut secara visual akan dapat
berperan sebagai organisator antara bagunan – bangunannya dan antara bangunan dan ruang
terbukanya.
b. Pada daerah industri
Penempatan lokasi industri sebetulnya tergantung kepada klasifikasi jenis industrinya.
Beberapa industri di tempatkan justru mendekati lokasi raw material, atau ditempatkan
mendekati fasilitas transportasi ( rel, jalan, sungai, pelabuhan ). Problema yang dihadapi oleh
jenis industri adalah gangguannya terhadap lingkungan, problem kebutuhan
pengembangannya. Strategi perencanaan ruang terbuka adalah untuk menjawab problem
diatas.
Trend sekarang mengarah bahwa arsitektur suatu pabrik tidaklah mati begitu saja,
perencanaannya juga di arahkan pada penbentukan lingkungan yang estetis, ruang terbukanya
juga sudah membutuhkan penerapan unsur landscape. Tata letaknya disamping standard juga
sudah dapat diarahkan kepada sense lingkungan yang lebih baik.

c. Pada Lingkungan Perumahan


Program kebutuhan ruang pada lingkungan perumahan disampingkebutuhan untuk
rumah, juga kebutuhan untuk fasilitas lingkungannya.
Dalam bagian terdahulu terlihat bahwa yang akan dominan dalam lingkungan
perumahan adalah pola tata ruangnya secara umum, secara khusus adalah karakter ruang yang
terjadi antar bangunan. Penyediaan ruang untuk fasilitas lingkungannya seperti untuk taman,
tempat bermain anak, untuk pertokoan, sekolah dan aktifitas bersama lainnya. Ukuran dari
fasilitasnya tergantung besaran lingkungannya. Pola umum lingkungannya akan tercermin
pada pola ruang koridornya ( the street as space designed ). Jalan bukan sekedar tampak
muka bangunan perumahan, melainkan suatu ruang yang mengikat kelompok – kelompok
perumahan. Disampingnya juga ada ruang – ruang yang terbentuk yang tidak tergantung
jalan, yaitu ruang – ruang antar bangunan yang terbentuk pada susunan pohon, baik yang
formal maupun informal.

17
Dengan lain perkataan, ruang terbuka pada suatu lingkungan adalah merupakan wujud
dari karakter lingkungan itu secara menyeluruh, dengan fungsi sebagai pusat kegiatan
bersama.

5.1. Dampak Open Space.


1. Diperoleh dari keindahan dan keserasian penataan tanaman-tanaman dalam ruang terbuka
hijau.
2. Dirasakan terutama di daerah / kawasan yang rentan erosi, untuk mengurangi tingkat
kerusakan tanah, terutama longsor dan menyangga kestabilan tanah.
3. Berkaitan dengan kemampuan akar tanaman untuk menyerap kelebihan air apabila turun
hujan sehingga air tidak mengalir dengan sia-sia, sebagai daerah persediaan air tanah.
4. Keberadaan ruang terbuka hijau mempengaruhi faktor-faktor iklim seperti kelembaban,
curah hujan, ketinggian tempat, dan sinar matahari yang pada akhirnya membentuk suhu
harian yang normal dan menunjang kegiatan manusia.
5. Mengarah kepada penyediaan habitat satwa di perkotaan yang semakin terdesak
lingkungannya dan semakin berkurang tempat huniannya.
6. Suatu sistem ekologi kota dimana penyeimbangan proporsi lahan untuk semua makhluk
dapat mendukung keseimbangan sistem ekologis.
7. Perlindungan yang diberikan oleh ruang terbuka hijau kepada manusia antara lain
keberadaan pohon / pepohonan yangmelindungi dari terik matahari, terpaan angin
kencang dan melindungi dari kebisingan.
8. Bermanfaat sebagai penyerap emisi gas di udara karena dedaunan tanaman mampu
menyaring debu dan menghisap kotoran di udara. Bahkan tanaman mampu menghasilkan
gas oksigen yang sangat dibutuhkan manusia.
9. Pendidikan dan pengenalan terhadap makhluk hidup sebagai laboratorium alam di sekitar
manusia merupakan proses yang baik mengingat adanya fungsi ekosistem dan simbiosis
yang terjadi di dalamnya.
10. Dengan adanya kondisi lingkungan yang higienis (pengadaan RTH perkotaan), maka
tidak terdapat banyak ancaman kesehatan yang biasanya ditimbulkan dari lingkungan
ataupun dari polutan-polutan udara.
11. Manfaat yang dapat dirasakan secara tidak langsung. Energi yang dapat disimpan oleh
tanaman dalam RTH antara lain sinar matahari, energi panas dan sebagainya, nantinya
dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam mendukung proses kehidupan.

18
19

Anda mungkin juga menyukai