Anda di halaman 1dari 8

PENGENALAN BATUAN SEDIMEN

Setelah sebelumnya dibahas mengenai batuan beku yang terbentuk atas


pembekuan magma, selanjutnya akan dibahas mengenai batuan sedimen,
dimana batuan ini terbentuk atas batuan sebelumnya, dengan proses erosi pada
batuan sebelumnya yang kemudian tertransportasikan hingga akhirnya
tersedimentasi pada suatu cekungan atau cebakan.
Batuan sedimen merupakan batuan yang paling banyak tersingkap di
permukaan bumi, kurang lebih 75% dari luas permukaan bumi. Oleh karena
itu, batuan sedimen mempunyai arti yang sangat penting, karena sebagian besar
aktivitas manusia terdapat di permukaan bumi.
Batuan ini berasal dari batuan yang lebih dahulu terbentuk, yang
mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara,
atau es, yang selanjutnya diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan
pengendapan, membentuk sedimen. Material-material sedimen itu kemudian
terkompaksi, mengeras, mengalami litifikasi, dan terbentuklah batuan sedimen.

A. Pengertian Batuan Sedimen


Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material
hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia
maupun organisme, yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi
yang kemudian mengalami pembatuan (Pettijohn, 1995).
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan
ketebalan antara beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. Juga ukuran
butirnya dari sangat halus sampai sampai sangat kasar dan beberapa proses
yang penting lagi yang termasuk ke dalam batuan sedimen. Dibanding dengan
batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi.
Batuan sedimen hanya merupakan 5 % dari seluruh batuan-batuan yang
terdapat di kerak bumi. Dari jumlah 5 % ini, batu lempung adalah 80 %, batupasir
5 % dan dan batu gamping kira-kira 80 %.
Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuknya
berasal dari hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan
terdeposisi, yang selanjutnya mengalami diagenesa.
2. Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang tidak
mengalami proses transportasi. Proses pembentukannya adalah kimiawi
dan organis.
Ada beberapa sifat-sifat utama dari batuan sedimen diantaranya sebagai
berikut :
1. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan
adanya proses sedimentasi.
2. Sifat klastik/fragmen yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas,
terutama pada golongan detritus.
3. Sifat jejak atau adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
4. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : Gypsum, Klasit,
Dolomit dan Rijing.

Sumber : Muhlis, Faid. 2013


Gambar 1
Proses sedimentasi utama dan golongan batuan sedimen yang dihasilkan
(Koesoemadinata, 1981)

B. Penggolongan dan Penamaan Batuan Beku


Berbagai penggolongan dan penamaan batuan sedimen telah
dikemukakan oleh para ahli, baik berdasarkan genetis maupun berdasarkan
deskriptif. Secara genetis disimpulkan dua golongan yaitu batuan sedimen klastik
dan batuan sedimen non klastik. (Pettijohn, 1975 dan W.T. Huang, 1962).
1. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau
pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan
sedimen itu sendiri.
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa, yaitu
proses perubahan-perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah di
dalam suatu sedimen, selama dan sesudah lithifikasi. Hal ini merupakan proses
yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras. Proses diagenesa
tersebut diantaranya kompaksi sedimen, sementasi, reklistalisasi, autiqenesis
dan metasomatisme.
2. Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil
kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung
atau reaksi orgaik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kritasl dari
agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Lihat juga klasifikasi
Pettijohn, 1975 dan Folk, 1994, Shepard, 1954).
Menurut R.P. Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen dibedakan menjadi
enam golongan utama yaitu golongan detritus kasar, golongan detritus halus,
golongan karbonat, golongan silika, golongan evaporit dan golongan batubara.

C. Tekstur Batuan Sedimen


Berdasarkan kejadiannya, batuan sedimen dibedakan menjadi batuan
sedimen klastik dan non klastik. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen
yang terbentuk dari material-material hasil rombakan batuan akibat telah ada
sebelumnya.
Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan
bentuk butir serta susunannya (Pettijohn, 1975). Butiran tersusun dan terikat oleh
semen dan masih adanya rongga diantara butirannya. Pembentukannya
dikontrol oleh media dan cara transportasinya (Jackson, 1970; Reineck dan
Singh, 1975). Pembahasan mengenai tekstur batuan sedimen meliputi :
1. Ukuran butir (Grain Size)
Batuan sedimen klastik digolongkan dan diberi nama sesuai dengan
ukuran butirnya. Pembagian tersebut disampaikan oleh Wentworth,1922.
Tabel 1
Ukuran butir oleh Wentworth, 1922
Nama Butir Besar Butir (mm)

Bongkah (Boulder) 256

Brangkal (Couble) 256 – 64

Krakal (Pceabble) 64 – 4

Pasir sangat kasar (Very coarse sand) 4–2

Pasir kasar (Coarse sand) 2–1

Pasir sedang (Medium sand) 1–½

Pasir halus (Fine sand) ½-¼

Pasir sangat halus (Very fine sand) ¼ - 1/8

Lanau (Silt) 1/16 – 1/256

Lempung (Clay) 1/256


Sumber : Endarto, Danang. 2006

2. Pemilahan (Sorting)
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran-ukuran besar butir penyusun
batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya
maka pemilahan semakin baik.
Pemilahan adalah keseragaman butir didalam batuan sedimen klastik.
Beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan adalah Well
sorted (Terpilah baik), Medium sorted (Terpilah sedang) dan Poor sorted
(Terpilah buruk).

Sumber : Purwansah, Basdar. 2012


Gambar 2
Gambaran pembagian tingkat sortasi
3. Kebundaran (Roundness)
Kebundaran merupakan nilai membulat/meruncingnya fragmen pembentuk
batuan sedimen, dimana untuk ini diberikan 5 kategori, yaitu:
a) Angular (menyudut)
b) Sub-Angular (menyudut tanggung)
c) Sub-Rounded (membulat tanggung)
d) Rounded (membulat)
e) Well Rounded (membulat baik)
Kebundaran/roundness: menyatakan kebundaran atau ketajaman sudut
butiran, yang mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi.

Sumber : Yanuar, 2014


Gambar 3
Derajat Pembundaran

4. Kemas (fabric)
Merupakan suatu sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi butir
dan packing, secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran
dalam sedimentasi serta keadaan porositas dan permeabilitas batuan. Di dalam
batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu : Kemas terbuka, dan
Kemas Tertutup.

Sumber : Yanuar 2014


Gambar 4
Kemas
D. Struktur
Struktur batuan merupakan gambaran tentang kenampakan atau keadaan
batuan, termasuk didalamnya bentuk atau kedudukannya. Berdasarkan
keterjadiannya, struktur batuan dapat dikelompokkan menjadi :
a) Struktur Primer, yaitu struktur yang terjadi pada saat proses pembentukkan
batuan. Misalnya : bidang perlapisan silang pada batuan sedimen atau
kekar akibat pendinginan (cooling joint) pada batuan beku.
b) Strukturskunder, yaitu struktur yang terjadi kemudian setelah batuan
terbentuk akibat adanya proses deformasi atau tektonik. Misalnya : lipatan
(fold), patahan (fault) dankekar (joint). Bidang diskontinu dapat ditemukan
pada struktur primer maupun struktur sekunder.

Sumber :aulizar.wordpress.com
Gambar 3
StrukturBatuanSedimen
KESIMPULAN

Jadi dapat disimpulkan bahwa Batuan sedimen adalah batuan yang


terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada
sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang diendapkan lapis
demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan.
Untuk membentuk batuan sedimen ada beberapa tahap, yaitu :
Sedimentasi ( pelapukan, transportasi, Pengendapan ), Litifikasi dan Diagenesa
sehingga menjadi padatan yang membentuk batuan sedimen
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad, Maulana. 2014 “Batuan Sedimen” https://www.academia.edu/.


Diakses pada Senin 20 Maret 2017.

2. Anonim. 2017 “Pengertian, Proses, dan Jenis Batuan Sedimen”


http://ilmugeografi.com/. Diakses pada Senin 20 Maret 2017.

3. Maul. 2011 “Batuan Sedimen” https://wingmanarrows.wordpress.com/.


Diakses pada Senin 20 Maret 2017.

4. Yanuar. 2014 “Tekstur Pada Batuan Sedimen” http://yanuar-


punya.blogspot.co.id/. Diakses pada Senin 20 Maret 2017.

Anda mungkin juga menyukai