Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI


MIOMA UTERI PADA NY. S
DI RUANG PARIKESIT RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO

Disusun oleh:
Sapna Luthfiyana
P1337420617073

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
Tanggal Pengkajian : 10 September 2019 (10.45 WIB)
Ruang/RS : Parikesit/RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro

PENGKAJIAN
A. DATA UMUM KLIEN
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 39 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Status Perkawinan : Menikah
5. Alamat : Semarang
6. Pekerjaan : Swasta
7. Tanggal Masuk : 08 September 2019
8. Jam masuk : 19.40 WIB
9. Diagnosa Medis : P2A0 dengan Mioma Uteri
B. DATA PENANGGUNGJAWAB PASIEN
1. Nama : Tn. T
2. Umur : 43 tahun
3. Pekerjaan : Wiraswasta
4. Hubungan dengan pasien : Suami

C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada daerah perutnya.
2. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien datang ke RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang pada hari Minggu,
08 September 2019 pada pukul 19.40 dengan keluhan perdarahan prongkol-prongkol
ganti 2 kali pembalut penuh. Pasien keluar darah kurang lebih 200 cc dari jalan lahir.
Pasien kemudian dibawa ke Ruang Parikesit, Ruang Penyakit Kandungan untuk
mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih lanjut.Pasien didiagnosa mengalami
Mioma Uteri. Kemudian pada tanggal 10 Agustus 2019 pukul 08.00 pasien menjalani
Operasi Histerektomi Saphingooferektomi Dextra. Operasi selesai pada pukul 09.48,
setelah dibawa ke ruangan pasien mengeluhkan nyeri pada bagian perutnya dengan
skala 5 dan pasien terlihat lemas.

3. Riwayat Keperawatan Dahulu


Pasien mengatakan pernah menjalani Operasi Kuretase yang dilakukan pada tanggal
29 Agustus 2019 di RSUD K.R.M.T. Womgsonegoro Kota Semarang. Pasien juga
mengatakan menggunakan KB MOW sejak 1,5 tahun yang lalu.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan pasien dan keluarga pasien tidak memiliki penyakit menurun
ataupun penyakit menular seperti hipertensi dan DM.
5. Riwayat Obstetri
Status Obstetri : P2A0
Tempat Jenis Penolong Jenis
Tahun BB/Keadaan
Persalinan Persalinan Persalinan Kelamin
1998 Bidan Spontan Bidan Perempuan 3500gr/Sehat
2008 Bidan Spontan Bidan Perempuan 3500gr/Sehat
Usia pertama menikah : 20 tahun
Pernikahan :1
6. Riwayat Reproduksi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 7 hari
Masalah menstruasi : Tidak ada
7. Riwayat KB
Pasien mengatakan menggunakan KB MOW sejak kurang lebih 1,5 tahun.
D. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI
1. Keadaan umum : Lemas
2. Kesadaran : Compos Mentis (E5V5M6)
3. Tanda-tanda vital :
a. TD : 120/80 mmHg
b. Nadi : 87 x/menit
c. RR : 22x/menit
d. Suhu : 370C
e. SPO2 : 98%.

4. Kepala
a. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid.
b. Kepala : Bentuk kepala mesochepal, rambut berwarna hitam, agak panjang dan
sebaran merata, rambut sedikit rontoh, tidak ada ketombe. Tidak ada
lesi dan nyeri tekan pada kepala.
c. Mata : Simetris kanan kiri, refleks cahaya baik, konjungtiva anemis, tidak
menggunakan kaca mata dan sklera tidak ikterik. Tidak terdapat
benjolan maupun nyeri tekan.
d. Hidung : Simetris kanan kiri, tidak ada polip, bersih dan penciuman masih
berfungsi dengan baik.
e. Mulut : Bibir agak kering dan tidak ada stomatitis
f. Telinga : Letak simetris, tidak terdapat lesi dan pendengaran masih berfungsi
dengan baik.
5. Dada
a. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada interkosta 4-5 mid clavikula
Perkusi : pekak, tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi : Terdengar bunyi jantung SI dan SII reguler
b. Paru
Inspeksi : Bentuk paru simetris, tidak terlihat adanya lesi, retraksi dada
dinamis
Palpasi : Tidak teraba massa dan nyeri tekan.
Perkusi : Terdengar bunyi sonor
Auskultasi : Terdengar bunyi vesikuler
c. Payudara
Kebersihan : Payudara terlihat bersih
Kesimetrisan : Simetris kanan kiri
Puting susu : Areola hiperpigmentasi dan puting menonjol
6. Abdomen
Inspkesi : Tidak ada asites, terdapat luka operasi dengan ukuran
± 12 cm dengan sayatan Horizontal.
Auskultasi : Terdengar bising usus 10x/menit
Palpasi : Terdapat nyeri
Perkusi : Timpani
7. Perineum dan Genitalia
Kebersihan : Bersih
a. Vagina : Integritas kulit baik, tidak ada edema. Portio licin sebesar jempol
tangan OUE (Ostium Uteri Ekterna) membuka, OUI (Ostium Uteri
Interna) menutup.
b. Edema : Tidak ada
c. Hematoma : Tidak ada
d. Hemorhoid : Tidak ada
e. Kateter : Terpasang kateter
8. Ektermitas
a. Atas : Tidak ada luka, tidak ada sianosis, akral hangat, CRT < 2 detik, dapat
digerakkan bebas, tangan kiri terpasan infus.
b. Bawah : Dapat bergerak, tidak terdapat edema pada kedua kaki. Tidak terdapat
varises pada kedua kaki.

E. POLA FUNGSIONAL GORDON


1. Pola Manajemen dan Persepsi Kesehatan
Pasien menganggap kesehatan itu penting. Pasien selalu periksa ke puskesmas atau
dokter terdekat apabila ada anggota keluarga yang sakit. Pasien mengetahui keadaan
sakitnya sekarang yaitu mioma uteri tetapi pasien merasa cemas terhadap
penyakitnya.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum sakit, pasien makan teratur 3x sehari dengan komposisi sayur, lauk, buah-
buahan, nasi, dan air putih 7-8 gelas/hari (1400-1600 ml). Selama sakit pasien
mendapatkan diet makanan dari ahli gizi 3 kali sehari dengan komposisi sayur, lauk,
dan nasi sehingga pola makan pasien teratur dan minum air putih 6-7 gelas/hari (1500
ml). Tetapi porsi makannya hanya sedikit tidak seperti saat sehat.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit, pasien BAB 2x/hari dengan kosistensi lunak, warna kuning
kecoklatan, bau khas. BAK 4-5x/hari dengan warna kekuning-kuningan dan bau khas.
Selama sakit belum BAB dan BAK 1100-1200 ml per hari. Pasien terpasang kateter.
4. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit pasien memiliki pola tidur teratur antara 5-7 jam perhari dengan
kualitas tidur yang baik. Selama sakit kebiasaan pola tidur dan istirahat pasien
bertambah karena selama sakit pasien tidak melakukan kegiatan seperti yang
dilakukannya sehari-hari, sehingga pola istirahat dan tidur pasien lebih teratur dan
pasien memiliki waktu istirahat yang lebih lama yaitu 7-8 jam perhari. Tetapi setelah
operasi pasien mengatakan selalu terbangun karena merasakan sakit pada perutnya.
5. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Sebelum Sakit
- Mandi secara mandiri
- BAB dan BAK secara mandiri
- Berpakaian secara mandiri
- Makan secara mandiri
- Berpindah/berjalan secara mandiri
b. Selama Sakit
- Mandi dibantu oleh keluarga
- BAB dan BAK dibantu oleh keluarga
- Berpakaian secara mandiri dan dibantu oleh keluarga
- Makan secara mandiri dan dibantu oleh keluarga
- Berpindah/berjalan dibantu oleh keluarga
6. Pola Peran dan Hubungan
Sebelum sakit pasien mengatakan di rumah berperan sebagai karyawan swasta. Pasien
juga merupakan seorang ibu yang harus menjaga kesehatan tubuhnya dan kesehatan
keluarganya. Selama sakit pasien mengatakan terbuka menerima saran dari dokter dan
tenaga medis lain. Pasien juga memiliki hubungan baik dengan sesama pasien dan
keluarga pasien dalam 1 ruangan.
7. Pola Persepsi, Kognitif dan Sensori
Pasien tidak mengalami gangguan pola persepsi kognitif. Fungsi penglihatan,
pendengaran, perasa, dan pembau masih normal. Daya ingat pasien masih normal,
orientasi terhadap waktu, tempat dan benda masih bagus. Tetapi pasien mengeluh
nyeri pada perutnya.
P : Klien mengeluh nyeri pada perut
Q : Nyeri yang dirasakan klien seperti di tusuk tusuk
R : Nyeri pada perut dan tidak menjalar
S : Skala nyeri klien 5
T : Nyeri yang dirasakan terus menerus.
8. Pola Persepsi Diri atau Konsep Diri
a) Gambaran diri : Pasien mengatakan menerima keadaanya sekarang dan
percaya akan sembuh
b) Ideal diri : Pasien menerima kelebihan dan kekurangan dirinya.
c) Harga diri : Pasien percaya dengan dirinya
d) Peran diri : Pasien merupakan seorang pekerja swasta sekaligus sebagai
seorang ibu dalam keluarganya
e) Identitas : Pasien merupakan seorang wanita berusia 39 tahun yang
memiliki 2 anak dan sudah memilih untuk melakukan KB
MOW.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Pasien mengatakan mempunyai 2 anak yang lahir spontan apad tahun 1998 dan tahun
2008. Pada tahun 2019 bulan Agustus pasien menjalani operasi kuretase dan pada
bulan ini pasien mempunyai masalah dengan reproduksinya, yaitu Mioma Uteri.
Selama sakit pasien ditemani oleh suaminya.
10. Pola Mekanisme Koping
Bila ada masalah pasien terbiasa memecahkan masalah dengan berdiskusi dengan
keluarga, dan setelah pasien menikah untuk memecahkan masalah pasien berdiskusi
dengan suami. Orang yang paling dekat dengan pasien adalah suami.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien beragama Islam, sebelum sakit pasien menjalankan ibadahnya shalat 5 waktu
dengan beribadah secara teratur, selama dirawat di rumah sakit pasien melakukan
ibadah ditempat tidur karena terpasang infus, dan merasa lemas. Serta membutuhkan
bantuan keluarganya. Pasien juga sering berdoa agar cepat diberikan kesembuhan dari
penyakit yang diderita saat ini.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Laboratorium
(08-09-2019)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
Hematologi
Golongan darah O
Rhesus +
Hemoglobin L 10,2 11,7 – 15,5 g/dl
Hematokrit L 34,4 35 – 47 %
Jumlah Trombosit 337 150 – 440 /uL
Jumlah Leukosit 7,9 3,6-11,0 /uL
Kimia Klinik
GDS 92 70 – 110 Mg/dL
Imunologi
HbsAg Negatif Negatif
HIV Reagen I Negatif Negatif
HIV Reagen II Negatif Negatif
HIV Reagen III Negatif Negatif
Kimia Klinik
Ureum L 14,1 17,0 - 43,0 Mg/dL
Creatinin 0,7 0,5- 0,8 Mg/dL
Albumin 4,6 3,4 - 4,8 g/dL
Natrium 140 135 – 147 Mmol/L
Kalium 4 3,5 – 5 Mmol/L
Kalsium H 1,25 1 - 1,15 Mmol/L

2. Pemeriksaan Hispatologi/Sitologi (03-09-2019)


Sediaan : Kerokan endoserviks dan endometrium , perempuan usia 39 tahun
Makroskopik : Sediaan dalam dua wadah dengan keterangan :
A. Endoserviks : Keping-keping jaringan kurang lebih 0,3 cc, warna
putih kecoklatan, kenyal
B. Endometrium : Keping-keping jaringan kurang lebih 2cc, warna
putih kecoklatan, kenyal
Makroskopis :
A. Endoserviks
Keping jaringan tersusun atas stroma jaringan ikat fibrous, sembab, hiperemik
bersebukan limfosit, histosit, sel plasma, diantaranya tampak kelenjar dilapisi
epitel kolumner selapis. Tidak tampak tanda ganas.
B. Endometrium
Keping jaringam endometrium tersusun atas stroma endometrium yang padat,
diantaranya tampak kelenjar, sebagian bercabang, dilapisi epitel kolumner
berlapis, dengan inti masih baik. Tidak tampak tanda ganas.
Kesimpulan :
A. Endoserviks : Cervicitis Kronik Non Spresifik
B. Endometrium : Hiperplasia Endometrium Non Atipik
3. Foto Thorax PA
COR : CTR <50%, bentuk dan letak normal
Pulmo : Corakan vaskuler meningkat
Tak tampak bercak pada kedua paru
Diafragma dan Sinus Kostofrenikus kanan kiri normal
Tulang dan soft tissue baik
Kesan : Cor tak membesar
Tak tampak infiltrat paru
G. PROGRAM TERAPI
1. Non Injeksi
Asam Mefenamat 3x500 gr PO
Emebion 1x1 tab PO
Amlodipin 5 mg Ekstra PO
Candesartan 8 mg PO
Fleet enema I 330 ml
2. Injeksi
Injeksi Kalnex 3x500 mg IV
Ceforoxim 750 mg pre op
Ketorolax 30 mg Ekstra
Cefotaxim 2x1 gr IV
Ketorolax 3x30 mg IV

3. Infus
RL 20 tpm
Tutofusin + Pethidine 20 tpm

DAFTAR MASALAH
Masalah
No Tanggal Data Fokus Etiologi
Keperawatan
1. 10 DS : Agen cidera fisik Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri di
September (luka post op)
area sekitar luka bekas
2019
operasi.
P : nyeri terjadi karena post
operasi
Q : ditusuk-tusuk
R : abdomen
S : skala 5
T : terus menerus
DO :
Ekspresi pasien terlihat
menahan nyeri.
Pasien terlihat lemas
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 87 x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 370C
SPO2 : 98%.
2. 10 DS : Prosedur Invasif Resiko Infeksi
Pasien mengatakan baru
September
selesai menjalani operasi
2019
untuk penyakitnya yaitu
Mioma Uteri.
DO :
Terdapat balutan luka operasi
dengan ukuran ± 12 cm
dengan sayatan Horizontal.
3. 10 DS : Nyeri Defisit Perawatan
Pasien mengatakan nyeri saat
September Diri
bergerak.
2019
DO :
Pasien terlihat kesulitan
dalam melakukan ADLnya
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx TTD
No Tgl Tujuan Intervensi Keperawatan
keperawatan Perawat
1. 10 Nyeri akut b.d Setelah 1. Lakukan pengkajian S
September agen cidera dilakukan nyeri komprehensif
2019 fisik (post op) asuhan yang meliputi lokasi,
keperawatan karakteristik,
selama 3 x 24 onset/durasi, frekuensi,
jam diharapkan kualitas, intensitas atau
nyeri dapat beratnya nyeri dan
teratasi dengan faktor pencetus.
kriteria hasil : 2. Tingkatkan istirahat.
- Melaporkan 3. Monitor TTV
bahwa nyeri 4. Evaluasi pengalaman
hilang nyeri di masa lalu yang
- Menyatakan
meliputi riwayat nyeri
rasa nyaman
kronik individu atau
setelah nyeri
keluarga atau nyeri
berkurang
yang menyebabkan
- Mampu
disability/ketidakmamp
mengontrol
uan/ kecacatan dengan
nyeri
tepat.
5. Ajarkan teknik non-
farmakologi
6. Kolaborasikan dengan
tim medis.
2. 10 Resiko Infeksi Setelah 1. Diskusikan pentingnya S
September b.d Prosedur dilakuakn mencuci tangan
2019 Invasif perawatan 2. Tekankan pentingnya
selama 3x24 jam tidak
faktor resiko menyentuh/menggaruk
infeksi tidak daerah yang dioperasi
terjadi 3. Tingkatkan nutrisi
Kriteria Hasil : pasien.
- Klien dan 4. Kolaborasikan dengan
keluarga tim medis untuk
dapat pemberian antibiotik
melakukan
pencegahan
infeksi
- Tidak ada
tanda-tanda
infeksi
3. 10 Defisit Setelah 1. Monitor kemampuan S
September Perawatan Diri dilakukan klien untuk perawatan
2019 b.d Nyeri tindakan diri yang mandiri
2. Monitor kebutuhan
keperawatan
pasien untuk alat-alat
selama 3x24 jam
bantu untuk kebersihan
pasien dapat
diri, berpakaian,
melakukan
berhias, tolieting, dan
ADLs secara
makan.
mandiri dengan
3. Dorong pasien untuk
kriteria hasil :
melakukan aktivitas
- Pasien
sehari-hari yang normal
mengungkap
sesuai kemampuan
kan secara
yang dimiliki.
verbal
4. Motivasi klien untuk
kepuasan
memenuhi ADLs secara
tentang
mandiri dan bertahap
ADLs
- Pasien
mampu
melakukan
aktivitasnya
secara
mandiri

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal / Masalah Respon Pasien TTD
Implementasi Keperawatan
jam Keperawatan Perawat
10 1 Mengevaluasi pengamalan DS :
September nyeri yang pernah dirasakan Pasien mengatakan
2019 oleh pasien sebelumnya. sakit banget dan
(11.00) lebih sakit daripada
pada saat pasien
menjalani operasi
kuretase.
DO :
Pasien terlihat
mnehan nyeri

(11.07) 1 Mengajarkan pasien teknik DS :


relaksasi napas dalam Pasien mengatakan
masih merasakan
nyeri.

DO :
Pasien terlihat
masih menahan
nyeri
(11.13) 1 Menganjurkan pasien untuk DS :
tidur Pasien mengatakan
sudah mencoba
unutk tidur tapi
nyeri perutnya
terasa sekali
DO :
Pasien terlihat
kesakitan.

(11.17) 3 Mengajurkan keluarga pasien DS :


untuk membantu ADLs pasien Keluarga pasien
mengatakan akan
membantu pasien
dan selalu
menemani pasien
DO :
Pasien terlihat lemas
dan belum bisa
melakukan ADLs
secara mandiri.

(13.00) 1 Mengkolaborasikan dengan tim DS :


medis dengan injeksi Ketorolax Pasien mengatakan
30 mg IV Ekstra. tangannya merasa
nyeri saat obatnya
diinjeksikan
DO :
Pasien terlihat
menahan nyeri.

(13.30) 2 Mengkolaborasikan dengan DO :


ahli gizi untuk mendapatkan Pasien mendapatkan
diet TKTP diet Nasi TKTP,
mendapatkan
makanan yang
tinggi Fe dan
protein.

(14.00) 1 Memonitor TTV pasien DS :


Pasien mengatakan
nyerinya masih
DO :
TD = 125/85 mmHg
RR = 21 x/menit
N = 88x/menit
S = 36,80C

11 2 Menekankan pentingnya tidak DS :


September menyentuh/menggaruk daerah Pasien dan keluarga
2019 yang dioperasi kepada pasien pasien mengatakan
(21.05) dan keluarga pasien tidak akan
menyentuh ataupun
menggaruk daerah
yang dioperasi
DO :
Pasien dan keluarga
pasien terlihat
paham.

(21.09) 1 Melakukan pengkajian ulang DS :


nyeri Pasien mengatakan
nyerinya sudah
sedikit berkurang
P = Saat bergerak
Q = Ditusuk-tusuk
R = Daerah perut
S=4
T = Hilang timbul
DO :
Pasien terlihat tidak
terasa kesakitan
seperti kemarin.

(21.11) 1 Mengajarkan pasien teknik DS :


relaksasi napas dalam Pasien mengatakan
sudah paham
DO :
Pasien dapat
mempraktikkan
Memonitor kemampuan klien
(21.14) 3 untuk perawatan diri yang DS :
mandiri Pasien mengatakan
sudah makan dan
minum secara
mandiri. Pasien juga
mengatakan sudah
mencoba untuk
bergerak sedikit
demi sedikit
Mendorong pasien untuk DS :
melakukan aktivitas sehari-hari Pasien dapat makan
yang normal sesuai dan minum sediri,
kemampuan yang dimiliki. serta dapat duduk

(21.17) 3 DS :
Pasien mengatakan
ingin ke kamar
mandi, tetapi masih
belum bisa karena
terpasang DC, dan
pasien ingin segara
dilepas Dcnya.
DO :
Memberikan injeksi Ketorolax
Pasien terlihat mau
30 mg via IV
untuk melakukan
ADLs secara
mandiri.

(23.45) 1 DS :
Pasien mengatakn
Menganjurkan pasien untuk
sedikit sakit ketika
istirahat tidur obat dimasukkan.
DO :
Pasien kolaboratif

(23.48) 1 DS :
Pasien mengatakan
pasien sudah tidur,
tetapi kadang
terganggu oleh
nyamuk.
DO :
Memonitor TTV pasien Pasien sudah tidur,
tetapi diruangan
memang terdapat
banyak nyamuk:

12 1 DS :
September Pasien mengatakan
2019 nyerinya sudah
(05.00) berkurang dan agak
mendingan
DO :
Melakukan pengkajian ulang TD = 110/80 mmHg
nyeri RR = 18x/mnt
N = 80 x/mnt
S = 36,40C

(05.09) 1 DS :
Pasien mengatakan
nyerinya sudah
berkurang
P = Saat mau duduk
Q = Ditusuk-tusuk
R = Bekas operasi
S=2
Memonitor kemampuan ADLs T = Hilang timbul
pasien DO :
Pasien terlihat
tenang

(05.30) 3 DS :
Pasien mengatakan
sudah bisa makan
dan minum sendiri,
tepaipasien
mengatakan masih
butuh bantuan
suaminya untuk
sibin dan ganti
pakaian.
Mengingatkan kembali kepada DO :
pasien dan keluarga pasien Pasien sibin dan
akan pentingnya cuci tangan ganti baju dibantu
oleh suaminya.

(05.35) 2 DS :
Pasien dan keluarga
pasien mengatakan
akan selalu ingat
untuk cuci tangan
Memberikan informasi kepada DO :
pasien dan keluarga pasien agar Pasien dan keluarga
selalu makan makanan yang pasien terlihat
tinggi protein ketika dirumah sungguh-gungguh.
untuk mempercepat
(05.45) 2 penyembuhan lukannya DS :
Pasien dan keluarga
pasien mengatakan
akan selalu makan
makanan yang
tinggi protein.
DO :
Pasien dapat
menyebutkan
beberapa contoh
makanan yang
tinggi protein.

EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa
No. Tanggal Catatan Perkembangan TTD
Keperawatan
1. 12 Nyeri akut b.d S:
September agen cidera fisik Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang.
2019 (post op) P = Saat mau duduk atau ketika bergerak
Q = Ditusuk-ditusuk
R = Perut bekas operasi
S=2
T = Hilang timbul
O:
Pasien terlihat nyaman
TD = 110/80 mmHg
RR = 18x/menit
N = 80 x/menit
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Ajarkan pasien teknik non-farmakologis
- Kolaborasikan dengan tim medis
2. Resiko Infeksi S:
b.d Prosedur Pasien mengatakan menjaga untuk tidak
Invasif menyentuh area luka post operasinya dan
pasien mengatakan akan selalu cuci tangan.
O:
12
Tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada area
September
luka post operasinya.
2019
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan.

3. Defisit Perawatan S :
Diri b.d Nyeri Pasien mengatakan senang bisa makan dan
minum sendiri, tetapi belum bisa mandi
dikamar mandi dan ganti baju sendiri.
O:
12 Pasien dibantu suaminya untuk sibin dan ganti
September baju
2019 A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Motivasi pasien untuk melakukan ADLs
secara mandiri dan bertahap

Anda mungkin juga menyukai