Anda di halaman 1dari 137

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007

tentang Standar Kepala sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang kepala

sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu:

kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.

Di dalam Permendiknas tersebut dinyatakan bahwa seorang kepala sekolah

harus mempunyai dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,

supervisi dan sosial. Dengan standar tersebut diharapkan seluruh kepala

sekolah/madrasah di Indonesia memiliki kompetensi yang layak sebagai

kepala sekolah/madrasah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasionalnomor 28 Tahun 2010 tentang

Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah memberikan acuan bagi

sistem penyiapan kepala sekolah/ madrasah, Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) kepala sekolah, dan Penilaian Kinerja kepala sekolah/

madrasah. Dijelaskan pada Permendiknas No 28 tahun 2010 tersebut, bahwa

setiap calon kepala sekolah/madrasah harus memiliki sertifikat sebagai calon

kepala sekolah/madrasah. Salah satu tahapan dalam proses sertifikasi ini adalah

pelaksanaan Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK).

Lahirnya Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 memberikan sistem

penyiapan kepala sekolah/madrasah yang diharapkan akan mendapatkan kualitas

kepala sekolah yang lebih baik dari sistem rekrutmen kepala sekolah sebelumnya.

1
2

Sistem rekrutmen calon kepala sekolah berdasarkan Permendiknas nomor 28

Tahun 2010 melalui beberapa tahapan, pertama seleksi administrasi oleh dinas

setempat, kedua seleksi akademik oleh LPPKS, ketiga Pendidikan dan Pelatihan

(Diklat) yang diselenggarakan atas kerjasama LPPKS dan Badan Kepegawaian

Daerah Kota Bogor.

Pendidikan dan pelatihan yang diikuti penulis selaku calon kepala sekolah

dalam kegiatan tatap muka (in service 1) dalam waktu 7 hari merupakan modal

awal untuk menjalankan praktek lapangan On The Job Learning (OJL) selama

kurang lebih 200 jam (2 bulan). Kegiatan OJL penting bagi peserta diklat untuk

mempraktekkan kompetensi yang telah dipelajarinya selama kegiatan tatap muka.

Dalam OJL dipraktekkan bagaimana mengkaji pengelolaan RKS/RKJM,

pengelolaan kurikulum, pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan,

pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan peserta didik, pengelolaan

keuangan, pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam

pembelajaran, mengkaji sistem monitoring dan evaluasi (MONEV), serta program

supervisi akademik.

Berdasarkan hasil Pelaksanaan On The Job learning (OJL) in I diperoleh

Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) yang menganalisis 5

dimensi kompetensi kepala sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi kewirausahaan,

ditemukan kelemahan calon kepala sekolah pada kompetensi sosial. Nilai AKPK

pada kompetensi sosial tersebut paling rendah dibandingkan dengan kompetensi

lainnya.
3

Selanjutnya berdasarkan hasil Evaluasi Diri di SD Negeri Situgede 4

diperoleh hasil analisis bahwa ditemukan kelemahan pada standar proses

khususnya pada kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran.

Berdasarkan hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesi (AKPK)

dan analisis Evaluasi Diri Sekolah (EDS) SD Negeri Situgede 4 maka penulis

memilih judul “Peningkatan Kompetensi Guru dalam Mengembangkan

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Workshop di SD Negeri

Situgede 4 Kota Bogor”.

B. Tujuan

Menindaklanjuti kegiatan in servis 1 yang telah dilaksanakan oleh para calon

kepala sekolah, sebagai bekal dalam melaksanakan OJL di sekolah sendiri

maupun sekolah magang, maka peserta diklat calon kepala sekolah diwajibkan

melaksanakan kegiatan OJL yang secara umum bertujuan untuk:

1. Meningkatkan kompetensi sosial calon kepala sekolah

2. Meningkatkan kinerja calon kepala sekolah

3. Meningkatkan kompetensi guru secara langsung dalam menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran.

4. Meningkatkan kompetensi Guru Junior dalam memfasilitasi proses

pembelajaran melalui supervisi akademik.

5. Meningkatkan kemampuan calon dalam mengembangkan perangkat

pembelajaran.
4

6. Meningkatkan kemampuan mengkaji dokumen manajerial di sekolah

berdasarkan peraturan menteri pendidikan nasional dan pedoman yang

standar.

7. Meningkatkan kompetensi calon khususnya kompetensi sosial melalui

kunjungan belajar di SDN Situgede 5 .

C. Hasil yang diharapkan

Berdasarkan hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian

(AKPK) calon kepala sekolah, maka hasil yang ingin dicapai oleh calon melalui

On the Job Learning (OJL ) adalah :

1. Meningkatnya kompetensi sosial calon kepala sekolah

2. Meningkatnya kinerja calon kepala sekolah

3. Meningkatnya kompetensi guru secara langsung dalam menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran.

4. Meningkatnya kompetensi Guru Junior dalam memfasilitasi proses

pembelajaran melalui supervisi akademik.

5. Meningkatnya kemampuan calon dalam mengembangkan perangkat

pembelajaran.

6. Meningkatnya kemampuan mengkaji dokumen manajerial di sekolah

berdasarkan peraturan menteri pendidikan nasional dan pedoman yang

standar.

7. Meningkatnya kompetensi calon khususnya kompetensi sosial melalui

kunjungan belajar di SDN Situgede 5 .


BAB II
KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG

A. Profil SD Negeri Situgede 4

SD Negeri Situgede 4 Kota Bogor beralamat di Jalan Kp. Jawa Rt

03/07 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor.

Didirikan pada tahun 1977 diatas lahan 1500m2 dengan luas bangunan

918m2, saat ini SD Negeri Situgede 4 telah terakreditasi A, dengan jumlah

murid sebanyak 428 siswa yang terbagi menjadi 7 rombongan belajar

ditangani oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 17

orang yang terdiri atas 14 orang tenaga Guru Tetap, 6 orang Guru tidak

tetap, 1 tenaga tata usaha sekolah. 1 tenaga Pustakawan dan 1 orang

tenaga penjaga sekolah.

5
6

Visi SD Negeri Situgede 4 , Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor adalah :

“Terbaik dalam Prestasi, Berbudaya Lingkungan Hijau dan Bersih yang

Berlandaskan Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”

Untuk mencapai visi tersebut SD Negeri Situgede 4 menetapkan

misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa,

2. Meningkatkan prestasi akademik yang handal,

3. Meningkatkan keteladanan yang berbudi pekerti luhur,

4. Meningkatkan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan,

5. Mengembangkan lingkungan sekolah yang kondusif, bersih, sehat,

dan berbudaya lingkungan,

6. Menumbuhkembangkan sikap sadar lingkungan dalam pembelajaran

yang berkelanjutan,

7. Menumbuhkan kreatifitas terhadap budaya bangsa melalui kegiatan

ekstra-kurikuler olahraga, kesenian, dan keterampilan.

Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Dasar dalam Peraturan

Pemerintah No. 19 Tahun 2005 yaitu meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup

mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka tujuan yang

ingin dicapai oleh SDN Situgede 4 Kecamatan Bogor Barat Kota

Bogor adalah sebagai berikut :


7

1. Mengoptimalkan pendidik dan tenaga kependidikan yang lebih

profesional.

2. Tetap tertatanya lingkungan yang harmonis, indah dan lestari sehingga

tetap terjaganya iklim kegiatan sekolah yang kondusif.

3. Terbiasa memiliki kesadaran dan peduli terhadap lingkungan

dimanapun berada.

4. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan yan memadai dan relevan

dalam mendukung PBM.

5. Terlaksananya proses pembelajaran yang variatif dan inovatif

Adapun bila dilihat dari kondisi sosial ekonomi masyarakat di SD

Negeri Situgede 4 umumnya bekerja sebagai hampir 52% swasta, 20%

wiraswasta sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi perekonomian

sebagian masyarakatnya berpenghasilan menengah ke atas.

Pencapaian kinerja berdasarkan 8 standar nasional pendidikan

(SNP) yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,

standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana,

standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian.

Tolak ukur efektivitas implementasi kebijakan tersebut dilihat dari

ketercapaian indikator-indikator mutu penyelenggaraan pendidikan yang

telah ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam

delapan (8) Standar Nasional Pendidikan (SNP). Tidak dipungkiri bahwa

upaya strategis jangka panjang untuk mewujudkannya menuntut satu

“Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan” yang dapat membangun kerja


8

sama dan kolaborasi di antara berbagai institusi terkait dalam satu

keterpaduan jaringan kerja nasional. Dengan kata lain, diperlukan

pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan. Tata kerja yang

dibangun mengisyaratkan adanya serangkaian proses dan prosedur untuk

mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data mengenai kinerja

dan mutu tenaga pendidik dan kependidikan, program, dan lembaga

beserta rekomendasinya.

1. Sarana dan Prasarana

Dari segi sarana dan prasarana sekolah SD Negeri Situgede 4

memiliki bangunan gedung yang ukuran, ventilasi dan kelengkapan

lainnya melebihi ketentuan dalam standar Sarpras yang ditetapkan.

Jumlah peserta didik di dalam rombongan belajar kami lebih

kecil dari yang ditetapkan dalam standar agar dapat lebih

meningkatkan proses pembelajaran.

SD Negeri Situgede 4 memiliki sarana dan prasarana

pembelajaran yang melebihi dari ketetapan Standar Sarpras yang

digunakan untuk lebih membantu proses pembelajaran.

2. Standar isi

Kurikulum Sekolah kami sesuai dengan standar isi, standar

kompetensi lulusan, dan panduan KTSP dan penyusunannya

disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan daerah.

Struktur kurikulum SD Negeri Situgede 4 telah mengalokasikan

waktu yang cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep
9

yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya dengan selalu

melaksanakan program remedial dan pengayaan.

Sebagian besar (sekitar 70%) peserta didik kami termotivasi

untuk belajar dan tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.

Sekolah dasar negeri Situgede 4 menawarkan beberapa mata

pelajaran tambahan berdasarkan karakter daerah dan kebutuhan

masyarakat.

3. Standar Proses

Khusus pada standar proses, silabus SD Negeri Situgede 4 dikaji

dan diperbaiki secara teratur dan disesuaikan dengan situasi dan

kondisi sekolah serta kebutuhan setempat. Silabus SD Negeri

Situgede 4 memiliki kelenturan (fleksibilitas) bagi guru untuk

memenuhi beragam kebutuhan semua peserta didik.

Silabus SD Negeri Situgede 4 dirancang untuk menerapkan

pembelajaran yang relevan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah,

menciptakan suasana yang mendukung dan menyenangkan, serta

mendorong kemajuan sesuai tingkat usia dan kemampuan peserta

didik.

Guru-guru di SD Negeri Situgede 4 membuat RPP berdasarkan

program tahunan (prota), program semester (prosem) dan silabus.

Kepala SD Negeri Situgede 4 mengkaji ulang semua rencana

pembelajaran dan memberikan saran dan bimbingan.


10

Guru-guru di SD Negeri Situgede 4 mempertimbangkan

berbagai kebutuhan pembelajaran yang berbeda dan merencanakan

pembelajaran berdasarkan kebutuhan tersebut.

Guru-guru di SD Negeri Situgede 4 mengkaji ulang RPP setelah

mengajar untuk membantu merencanakan pembelajaran selanjutnya.

Guru-guru di SD Negeri Situgede 4 selalu menggunakan alat peraga

dalam pembelajaran dan memperbaharuinya. Sebagian (sekitar 70%)

besar guru di SD Negeri Situgede 4 mendapatkan bahan penunjang

pembelajaran dalam jumlah yang cukup. Guru-guru di SD Negeri

Situgede 4 secara teratur menggunakan metode pembelajaran yang

beragam dan melaksanakan pembelajaran secara bertahap dan

menarik. Guru-guru di SD Negeri Situgede 4 tidak hanya

mengarahkan pembelajaran, tapi juga memberi kesempatan bagi

peserta didik untuk menyampaikan pendapat dan terlibat secara aktif.

Pada umumnya peserta didik di SD Negeri Situgede 4 hadir

sesuai jadwal, berperilaku baik, dan mencapai prestasi belajar sesuai

dengan kecakapan mereka. Hubungan timbal balik antara guru,

peserta didik, dan tenaga kependidikan terpelihara dengan baik.

Semua peserta didik di SD Negeri Situgede 4 diperlakukan dengan

adil dan dihargai pendapatnya.

4. Standar Penilaian

Guru-guru di SD Negeri Situgede 4 selalu memantau kemajuan

belajar peserta didik melalui observasi dan penilaian secara berkala,


11

melaksanakan penilaian sesuai dengan silabus dan RPP, serta

memberikan informasi kepada peserta didik mengenai KKM

Guru-guru di SD Negeri Situgede 4 mengkaji ulang tingkat

kemajuan semua peserta didik pada setiap akhir semester dan

menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan program

pembelajaran selanjutnya.

Guru-guru di SD Negeri Situgede 4 memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk mengkaji ulang kemajuan belajar mereka

untuk menetapkan target pembelajaran selanjutnya.

SD Negeri Situgede 4 membuat laporan berkala pada orangtua

mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik setiap semester dan

menawarkan kesempatan untuk mendiskusikan kemajuan anak

mereka.

SD Negeri Situgede 4 memiliki kemitraan dengan orangtua .

Orangtua terlibat aktif dalam penyelesaian PR (Pekerjaan Rumah)

anak mereka.

5. Standar Kompetensi Lulusan

Sebagian kecil peserta didik telah menunjukkan prestasi belajar

yang lebih baik, namun tidak konsisten. SD Situgede 4 belum

merumuskan dan mengupayakan target belajar yang bisa dicapai bagi

semua peserta didik agar mereka bisa berhasil.


12

Peserta didik kami menerapkan ajaran agama dalam kehidupan

mereka menunjukkan sikap yang baik di sekolah dan di tengah

masyarakat luas. Mereka memahami tentang disiplin, toleransi,

kejujuran, kerja keras, dan perhatian kepada orang lain. Sekolah

menyediakan beragam kegiatan pengembangan pribadi

6. Standar Pengelolaan

SD Negeri Situgede 4 memiliki komite sekolah dan dewan guru

yang aktif menunjukkan kesungguhan untuk memperbaiki

pembelajaran dengan melakukan kunjungan kelas, mengkaji model

pembelajaran yang efektif, dan memberikan umpan balik.

SD Negeri Situgede 4 memiliki visi-misi yang jelas yang

dirumuskan berdasarkan kesepakatan pemangku kepentingan dan

terfokus pada peningkatan mutu pendidikan.

Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan

umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester. Para guru

dan tenaga administrasi sekolah (TAS) sekolah kami tidak memiliki

rasa kepemilikan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan yang

hendak sekolah capai. Pimpinan sekolah melakukan evaluasi terhadap

upaya yang kami lakukan dan mengubah rencana sesuai dengan hasil

evaluasi.

7. Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan

SD Situgede 4 memiliki jumlah pendidik dan tenaga

kependidikan sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan dalam


13

standar. SD Situgede 4 mempunyai tenaga pendidik yang cukup untuk

menangani peserta didik yang mengalami. Guru guru disekolah kami

memliki dedikasi dan integritas yang tinggi terhadap pekerjaannya.

8. Standar Pembiayaan

Perumusan rancangan anggaran biaya pendapatan dan belanja

sekolah (RAPBS) merujuk pada peraturan pemerintah dengan

melibatkan partisipasi komite sekolah dan pemangku kepentingan

yang terkait.

Sekolah membuat laporan pertanggungjawaban pendapatan dan

penggunaan keuangan secara berkala dan menyeluruh kepada

Pemerintah dan pemangku kepentingan. Sekolah berencana untuk

memperluas penggunaan sumber daya dan prasarana sekolah untuk

mendapatkan pembiayaan tambahan tetapi kami belum

mengimplementasikannya.

Hubungan sekolah dengan pemangku kepentingan harus

dikembangkan lebih lanjut agar mendapatkan bantuan keuangan dari

mereka. SD Situgede 4 menyimpan catatan alumni dan sebagian dari

mereka membantu sekolah tetapi bukan dalam hal pembiayaan.

Sebagai SD yang selalu menjadi pilihan masyarakat SD Negeri

Situgede 4 telah mampu menunjukkan prestasi di bidang akademik

dan non akademik antara lain : Juara Umum Kedua LFS2N tahun

2016 wilayah Bogor Barat.


14

B. Profil SD Negeri Situgede 5

SD Negeri Situgede 5, beralamat di Jalan Kampung Rawa Jaha,

Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Jawa Barat, berada di lingkungan

masyarakat perkotaan. Didirikan padstshun 1910 di atas lahan seluas

1500 m2. SD Negeri Situgede 5 didirikan dalam rangka mengatasi

semakin banyaknya usia sekolah dan memenuhi kebutuhan sarana

pendidikan. Akreditasi sekolah pada tahun 2011 menghasilkan

kualifikasi A dengan no SK 02.18.Dd.0156.05.

Pencapaian Delapan Standar Nasional Pendidikan di SD Negeri

Situgede 5 secara keseluruhan telah memenuhi standar, hal ini dibuktikan

dengan SD Negeri Situgede 5 telah menjadi Sekolah Standar Nasional,

meskipun masih ada persyaratan rombongan belajar yang belum

terpenuhi.

Di bawah ini dipaparkan pencapaian delapan standar nasional

sebagai berikut ;
15

1. Standar Sarana dan Prasarana

Dari segi sarana dan prasarana sekolah SD Negeri Situgede 5

memiliki bangunan gedung yang ukuran, ventilasi dan kelengkapan

lainnya melebihi ketentuan dalam standar Sarpras yang ditetapkan.

SD Negeri Situgede 5 memiliki sarana dan prasarana

pembelajaran yang melebihi dari ketetapan Standar Sarpras yang

digunakan untuk lebih membantu proses pembelajaran.

2. Standar isi

Kurikulum Sekolah kami sesuai dengan standar isi, standar

kompetensi lulusan, dan panduan KTSP dan penyusunannya

disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan daerah.

Struktur kurikulum SD Negeri Situgede 5 telah mengalokasikan

waktu yang cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep

yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya dengan selalu

melaksanakan program remedial dan pengayaan.

Sekolah dasar negeri Situgede 5 menawarkan beberapa mata

pelajaran tambahan berdasarkan karakter daerah dan kebutuhan

masyarakat.

3. Standar Proses

Khusus pada standar proses, silabus SD Negeri Situgede 5 dikaji

dan diperbaiki secara teratur dan disesuaikan dengan situasi dan

kondisi sekolah serta kebutuhan setempat. Silabus SD Negeri


16

Situgede 5 memiliki kelenturan (fleksibilitas) bagi guru untuk

memenuhi beragam kebutuhan semua peserta didik.

Silabus SD Negeri Situgede 5 dirancang untuk menerapkan

pembelajaran yang relevan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah,

menciptakan suasana yang mendukung dan menyenangkan, serta

mendorong kemajuan sesuai tingkat usia dan kemampuan peserta

didik.

Guru-guru di SD Negeri Situgede 5 membuat RPP berdasarkan

program tahunan (prota), program semester (prosem) dan silabus.

Kepala SD Negeri Situgede 5 mengkaji ulang semua rencana

pembelajaran dan memberikan saran dan bimbingan.

Guru-guru di SD Negeri Situgede 5 mempertimbangkan

berbagai kebutuhan pembelajaran yang berbeda dan merencanakan

pembelajaran berdasarkan kebutuhan tersebut.

Guru-guru di SD Negeri Situgede 5 mengkaji ulang RPP

setelah mengajar untuk membantu merencanakan pembelajaran

selanjutnya. Guru-guru di SD Negeri Situgede 5 secara teratur

menggunakan metode pembelajaran yang beragam dan

melaksanakan pembelajaran secara bertahap dan menarik. Guru-guru

di SD Negeri Situgede 5 tidak hanya mengarahkan pembelajaran,

tapi juga memberi kesempatan bagi peserta didik untuk

menyampaikan pendapat dan terlibat secara aktif.


17

4. Standar Penilaian

Guru-guru di SD Negeri Situgede 5 selalu memantau kemajuan

belajar peserta didik melalui observasi dan penilaian secara berkala,

melaksanakan penilaian sesuai dengan silabus dan RPP, serta

memberikan informasi kepada peserta didik mengenai KKM

Guru-guru di SD Negeri Situgede 5 mengkaji ulang tingkat

kemajuan semua peserta didik pada setiap akhir semester dan

menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan program

pembelajaran selanjutnya.

Guru-guru di SD Negeri Situgede 5 memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk mengkaji ulang kemajuan belajar mereka

untuk menetapkan target pembelajaran selanjutnya.

SD Negeri Situgede 5 membuat laporan berkala pada orangtua

mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik setiap semester dan

menawarkan kesempatan untuk mendiskusikan kemajuan anak

mereka.

SD Negeri Situgede 5 memiliki kemitraan dengan orangtua .

Orangtua terlibat aktif dalam penyelesaian PR (Pekerjaan Rumah)

anak mereka.

5. Standar Kompetensi Lulusan

Sebagian kecil peserta didik telah menunjukkan prestasi belajar

yang lebih baik, namun tidak konsisten. SD Situgede 5 belum


18

merumuskan dan mengupayakan target belajar yang bisa dicapai bagi

semua peserta didik agar mereka bisa berhasil.

Peserta didik kami menerapkan ajaran agama dalam kehidupan

mereka menunjukkan sikap yang baik di sekolah dan di tengah

masyarakat luas. Mereka memahami tentang disiplin, toleransi,

kejujuran, kerja keras, dan perhatian kepada orang lain. Sekolah

menyediakan beragam kegiatan pengembangan pribadi

6. Standar Pengelolaan

SD Negeri Situgede 5 memiliki komite sekolah dan dewan guru

yang aktif menunjukkan kesungguhan untuk memperbaiki

pembelajaran dengan melakukan kunjungan kelas, mengkaji model

pembelajaran yang efektif, dan memberikan umpan balik.

SD Negeri Situgede 5 memiliki visi-misi yang jelas yang

dirumuskan berdasarkan kesepakatan pemangku kepentingan dan

terfokus pada peningkatan mutu pendidikan.

Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan

umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester. Para guru

dan tenaga administrasi sekolah (TAS) sekolah kami tidak memiliki

rasa kepemilikan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan yang

hendak sekolah capai. Pimpinan sekolah melakukan evaluasi terhadap

upaya yang kami lakukan dan mengubah rencana sesuai dengan hasil

evaluasi.
19

7. Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan

SD Situgede 5 memiliki jumlah pendidik dan tenaga

kependidikan sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan dalam

standar. SD Situgede 5 mempunyai tenaga pendidik yang cukup untuk

menangani peserta didik yang mengalami. Guru guru disekolah kami

memliki dedikasi dan integritas yang tinggi terhadap pekerjaannya.

8. Standar Pembiayaan

Perumusan rancangan anggaran biaya pendapatan dan belanja

sekolah (RAPBS) merujuk pada peraturan pemerintah dengan

melibatkan partisipasi komite sekolah dan pemangku kepentingan

yang terkait.

Sekolah membuat laporan pertanggungjawaban pendapatan dan

penggunaan keuangan secara berkala dan menyeluruh kepada

Pemerintah dan pemangku kepentingan. Sekolah berencana untuk

memperluas penggunaan sumber daya dan prasarana sekolah untuk

mendapatkan pembiayaan tambahan tetapi kami belum

mengimplementasikannya.

Hubungan sekolah dengan pemangku kepentingan harus

dikembangkan lebih lanjut agar mendapatkan bantuan keuangan dari

mereka. SD Situgede 5 menyimpan catatan alumni dan sebagian dari

mereka membantu sekolah tetapi bukan dalam hal pembiayaan.


BAB III

PELAKSANAAN RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN

A. Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK)


1. Siklus Pertama
a. Persiapan
Pada tahap persiapan rencana tindak kepemimpinan, penulis

mengkomunikasikan dan mendiskusikan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

SD Negeri Situgede 4 yang telah dipelajari secara seksama kepada

kepala sekolah. Hasil identifikasi dan analisis tersebut disimpulkan

bahwa khusus pada Standar proses terdapat kelemahan terutama pada

aspek menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Berdasarkan hasil konsultasi, diperoleh rekomendasi untuk

menyelenggarakan Workshop Mengembangkan Penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, dengan terlebih dahulu menyusun rencana

program, dengan rencana tindak lanjut, sebagai berikut :

a) Materi yang akan dikembangkan dalam kegiatan Workshop:

(1) Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(2) Pentingnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(3) Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(4) Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(5) Langkah-langkah

(6) Membuat Scenario Pembelajaran

(7) Praktik Pemanfaatan Alat Peraga

20
21

b) Target dan Sasaran Workshop :

Target adalah semua guru SD Negeri Situgede 4,

diharapkan setelah peserta mengikuti pelatihan ini mampu

memahami :

(1) arti penting proses perencanaan pembelajaran dalam proses

pencapaian kompetensi siswa.

(2) Dapat merancang sendiri RPP sebagai wujud kompetensi

yang dimiliki pendidik.

(3) Mampu mengembangkan RPP sesuai dengan bakat, minat,

perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.

c) Metode Workshop :

(1) Metode Tutorial

(2) Metode Ceramah

(3) Metode Diskusi

d) Peserta yang direkomendasikan

Guru SD Negeri Situgede 4, pengembang kurikulum, komite

sekolah, element yang terkait dengan pendidikan.

e) Instruktur

Tim Pengembang Kurikulum Kota Bogor, Senior Konsultan,

Master Teacher Kota Bogor

Dalam rencana pelaksanaan kegiatan Workshop tidak lupa calon

menyiapkan instrumen penilaian tindakan kepemimpinan dalam

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang akan disebarkan


22

kepada Responden. Kemudian Instrumen Penilaian diri untuk mengukur

tingkat kemampuan peserta dalam pengembangan Penyusunan RPP

Adapun Instrumen tersebut disusun sebagai berikut :

Tabel 3.1. Instrumen Penilaian Tindakan Kepemimpinan


Penyusunan RPP melalui Workshop

Kriteria Nilai
Indikator Kinerja Butir Penilaian Indikator
4 3 2 1
a. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan bahasa
A. Kepribadian
yang santun.
b. Meyusun perencanaan yang matang dalam kegiatan
membimbing guru.

c. Memotivasi rekan sejawat,untuk meningkatkan kualitas


pembelajaran di sekolah.

d. Menggerakkan rekan sejawat untuk meningkatkan


kualitas pembelajaran di sekolah.
e. Aktif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam melaksanakan tugas melalui IHT.
f. Mampu memonitoring kegiatan meningkatkan kualitas
Penyusunan Perangkat Pembelajaran melalui IHT.
g. Memiliki kemampuan menyususn evaluasi
berkelanjutan yang matang melalui WORKSHOP
berbasis TIK.
a. Memiliki pengalaman dalam meningkatkan
B. Kewirausahaan keingintahuan warga sekolah dalam pengetahuan dan
keterampilan
b. Memahami program motivasi yang bisa meningkatkan
keefektipan sekolah.
c. Kreatif menyususn kegiatan pembelajaran
d. Berani mengambil resiko dalam pelaksanakan peoses
pembelajaran.
e. Mampu berorientasi pada tindakan dalam proses
pembelajaran.
f. Mampu memimpin rekan sejawat dalam proses
kegiatan pembelajaran.
g. Bekerja keras dalam menerapakan Penyusunan
Perangkat Pembelajaran .
C. a.
D. Sosial b. Memilki pengalaman dalam melakukan kerja sama
dengan perseorangan / teman sejawat.
c. Mendukung kegiatan yang berhubungan dengan
23

Kriteria Nilai
Indikator Kinerja Butir Penilaian Indikator
4 3 2 1
peningkatan pembelajaran.
d. Menyelenggarakan kegiatan yang bersifat kreatif dan
inovatif.
e. Melakukan kegiatan kerjasama dengan instansi terkait.
f. Menggerakkan warga sekolah dalam kegiatan
peningkatan pembelajaran.
g. Menggerakkan warga masyarakat (orang tua
murid)dalam peningkatan peoses pembelajaran.
h. Memiliki kemampuan melakukan evaluasi dan
perbaikan program sekolah.

Skor Penilaian :
4 = sangat setuju
3 = setuju
2 = kurang setuju
1 = tidak setuju
Nilai indikator kinerja adalah : Skor PencapaianX 100
Skor Total

Kualifikasi Nilai Kinerja adalah :

NILAI KINERJA KUALIFIKASI


76 - 100 Amat Baik
51 - 75 Baik
26 - 50 Cukup
0 - 25 Kurang

Di bawah ini calon juga menyiapkan instrumen penilaian diri

sebagai berikut :
24

Tabel 3.2. Instrumen Penilaian Diri Guru


Pada Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

INDIKATOR KRITERIA PENILAIAN JUMLAH


BUTIR PENILAIAN SKORE
PENILAIAN SB=4 B=3 C=2 K=1 RESPONDEN
A. Kesesuaian 1. Kelengkapan materi
Materi Dengan
SK-KD 2. Keluasan materi.
3. Kedalaman materi
B. Keakuratan 4. Keakuratan konsep dan
definisi
5. Keakuratan prinsip.
6. Keakuratan fakta dan
data.
7. Keakuratan contoh
8. Keakuratan soal
9. Keakuratan gambar,
diagram atau ilustrasi
10. Keakuratan notasi,
simbol dan ikon
11. Keakuratan acuan
pustaka
C. Pendukung 12. Penalaran (reasoning)
Materi
Pembelajaran 13. Keterkaitan
14. Komunikasi (write and
talk)
15. Penerapan
16. Kemenarikan materi
17. Mendorong untuk
mencari informasi lebih
jauh
D. Kemutakhiran 18. Kesesuaian materi
dengan perkembangan
ilmu
19. Gambar, diagram dan
ilustrasi aktual
20. Kemutakhiran pustaka.
C. Tampilan 21. Penggunaan navigasi
(Komunikasi dasar
Visual) 22. Penggunaan hyperlink
23. Keterbacaan Jenis
Huruf
24. Komposisi Huruf

25. Penggunaan Film

26. Penggunaan Audio

27. Penggunaan Animasi


25

INDIKATOR KRITERIA PENILAIAN JUMLAH


BUTIR PENILAIAN SKORE
PENILAIAN SB=4 B=3 C=2 K=1 RESPONDEN
28. Komposisi

29. Tampilan

Skore Perolehan

Skore Total

Nilai Kinerja

Skor Penilaian penguasaan guru-guru terhadap pengembangan bahan ajar


Berbasis TIK :
4 = Sangat Menguasai
3 = Menguasai
2 = Cukup Menguasai
1 = Kurang Menguasai

Nilai indikator kinerja adalah : Skor Pencapaian X 10


Skor Total :

Kualifikasi Nilai Kinerja adalah :

NILAI KINERJA KUALIFIKASI


76 - 100 Amat Baik
51 - 75 Baik
26 - 50 Cukup
0 - 25 Kurang
b. Pelaksanaan

Kegiatan Workshop dilaksanakan selama 2 hari dengan jadwal

sebagai berikut :
26

Tabel 3.3. Jadwal Pelaksanaan Workshop SDN Situgede 4

Waktu
No Materi Pelaksana
Hari/Tanggal
A Jumat, 13 Mei 2016
1 07.00 – 07.30 Cek In Tata Usaha
2 07.30 – 07.45 Pembukaan TPS
3 07.45 – 08.15 Sambutan dan Kepala Sekolah
Pengarahan
4 08.15 – 09.45 Pengertian Rencana Pengawas Sekolah
Pelaksanaan
Pembelajaran
5 08.45 – 10.00 Break
6 10.00 – 11.45 Prinsip Silabus dan TPS, Nara Sumber
RPP
7 11.45 – 13.00 Istirahat
8 13.00 – 15.00 Langkah-langkah TPS, Nara Sumber
Penyusunan RPP
B Sabtu, 14 Mei 2016
1 07.30 – 09.30 Menganalisa silabus TPS, Nara Sumber
2 09.30 – 09.45 Break
3 09.45 – 10.45 Diskusi Menyusun RPP Kepala Sekolah
Interaktif dan
Menyenangkan
4 10.45 – 12.00 Diskusi Menyusun RPP Pengawas Sekolah
Interaktif dan
Menyenangkan
5 12.00 – 13.00 Istirahat
6 13.00 – 14.30 Presentasi TPS, Nara Sumber
7 14.30 – 15.00 Penutupan

c. Monitoring dan Evaluasi

Pada pelaksanaan RTK, hal-hal yang dimonitor adalah

Kompetensi Calon Kepala Sekolah dan Guru tentang konsep Penyusunan

Perangkat Pembelajaran, untuk memperoleh informasi tentang


27

pengembangan Penyusunan Perangkat Pembelajaran dan cara

Penyusunan RPP, Monitor dan Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan

berlangsung dan instrumen yang digunakan berupa angket pengamatan.

Penilaian yang dilakukan adalah penilaian tindak kepemimpinan dan

penilaian diri yaitu penilaian kemampuan guru-guru dalam meyusun

Penyusunan Perangkat Pembelajaran, dengan cara penilaian bersama

antara guru dengan pendamping terstruktur dengan menggunakan

instrument penilaian.

d. Refleksi

Dalam kegiatan Workshop pada siklus pertama, guru-guru sangat

antusias mengikuti kegiatan walaupun diadakan setelah jam KBM

berakhir. Dan Kepala sekolah turut serta dalam kegiatan ini sangat

memotivasi kehadiran guru-guru. Dalam kegiatan ini sebagian besar

guru-guru merasa perlu untuk meningkatkan diri dalam menyusun atau

mengembangkan Penyusunan Perangkat Pembelajaran .

Penulis selaku pendamping berusaha menyemangati dengan selalu

menanyakan sudah sampai bagian yang mana mengingatkan acara

pendampingan bagi guru-guru sesuai dengan kesepakatan awal.

Dari pengamatan penulis jika tidak dilakukan pendampingan

sebagian besar guru-guru tidak melanjutkan pekerjaan di rumah dengan

alasan belum mampu memulai. Berdasarkan hal tersebut di atas, sangat

perlu untuk melaksanakan kegiatan ini kembali di siklus yang kedua.


28

e. Hasil Tindakan Siklus Pertama

1) Penilaian Tindak Kepemimpinan

Dari hasil analisis pelaksanaan Workshop yang dilaksanakan pada

siklus pertama, penilaian tindakan kepemimpinan melalui Workshop

Penyusunana RPP adalah seperti tercantum pada tabel berikut ini :

Tabel 3.4.
Rekapitulasi Penilaian Tindakan Kepemimpinan Workshop
Penyusunan Perangkat Pembelajaran Siklus I

NILAI INDIKATOR KINERJA


NO NAMA RESPONDEN KEPRIBADIAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
1 Riyanto 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2
2 Ajat Sudrajat,S.Pd 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

3 Iyam Mariyam 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2

4 Sri Suyati,S.Pd 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

5 Susi Suryaningsih,S.Pd 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2

6 Ratnengsih,S.Pd.SD 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

7 Fitriana,S.Pd.SD 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2

8 Rudi Hartono,S.Pd 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

9 Erik Susanto,S.Pdi 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

10 Ai Aminah,S.Pd 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

11 Abdul Salam 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2

12 Irwan Septiadi, S.Pd.I 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

36 30 36 34 34 32 36 34 30 32 36 35 34 35 36 33 36 36 28 30 30

238 236 229


Skore Perolehan
336 336 336
Skore Total
70.83 70.24 68.15
Nilai Kinerja

Dapat dilihat pada tabel 3.4, diperoleh hasil penilaian tindakan

kepemimpinan berdasarkan penilaian 12 orang responden, untuk


29

kompetensi kepribadian mendapatkan nilai 70.83 berada pada interval

tindakan kepemimpinan Baik. Pada kompetensi sosial mendapat nilai

68.15 berada pada interval tindakan kepemimpinan Baik, dan

kompetensi kewirausahaan nilai 70.24 berada pada interval tindakan

kepemimpinan Baik.

2) Penilaian Diri Guru Peserta Workshop

Dari hasil analisis hasil pelaksanaan Workshop yang

dilaksanakan pada siklus pertama melalui penilaian diri bagi guru-guru

dalam peningkatan kemampuan guru dalam Penyusunan Perangkat

Pembelajaran melalui Workshop diperoleh hasil berdasarkan instrumen

yang dibuat calon, sebagai berikut :

TABEL 3.5.
Rekapitulasi Penilaian Diri Guru Peserta Workshop Kemampun
Guru dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran Siklus I

INDIKATOR KRITERIA PENILAIAN JUMLAH


BUTIR PENILAIAN SKORE
PENILAIAN SB=4 B=3 C=2 K=1 RESPONDEN
A. Kesesuaian 1. Kelengkapan 12
12 30
Materi Dengan materi
SK-KD 2. Keluasan materi. 8 4 12 27
3. Kedalaman 12
12 20
materi
B. Keakuratan 4. Keakuratan 12
konsep dan
4 8 24
definisi
5. Keakuratan 12
4 8 24
prinsip.
6. Keakuratan fakta 12
12 20
dan data.
7. Keakuratan 12
4 8 23
contoh
8. Keakuratan soal 4 8 12 24
9. Keakuratan 12
gambar, diagram
4 8 24
atau ilustrasi
10. Keakuratan 12
12 30
notasi, simbol
30

INDIKATOR KRITERIA PENILAIAN JUMLAH


BUTIR PENILAIAN SKORE
PENILAIAN SB=4 B=3 C=2 K=1 RESPONDEN
dan ikon
11. Keakuratan acuan 12
8 4 26
pustaka
C. Pendukung 12. Penalaran 12
5 7 24
Materi (reasoning)
Pembelajaran 13. Keterkaitan 8 4 12 27
14. Komunikasi 12
8 4 27
(write and talk)
15. Penerapan 12 12 20
16. Kemenarikan 12
8 4 36
materi
17. Mendorong untuk 12
mencari
informasi lebih
4 8 32
jauh
D. Kemutakhiran 18. Kesesuaian 12
materi dengan
perkembangan
8 4 24
ilmu
19. Gambar, diagram 12
dan ilustrasi
4 8 28
aktual
20. Kemutakhiran 12
8 4 28
pustaka.
C. Tampilan 21. Penggunaan 12
8 4 24
(Komunikasi navigasi dasar
Visual) 22. Penggunaan 12
4 8 28
hyperlink
23. Keterbacaan Jenis 12
12 28
Huruf
24. Komposisi Huruf 8 4 12 28

25. Penggunaan Film 6 4 12 36


26. Penggunaan 12
4 8 32
Audio
27. Penggunaan 12
4 8 29
Animasi
28. Komposisi 12 12 32

29. Tampilan 8 4 12 32

Skore Perolehan 857

Skore Total 1392

Nilai Kinerja 61.6


31

Nilai akhir yang diperoleh seperti pada tabel di atas adalah 61,6.

Maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan guru-guru terhadap

Penyusunan Perangkat Pembelajaran berkualifikasi Baik.

1. Siklus Kedua

a. Persiapan

Pada tahap persiapan siklus ke 2, dilakukan langkah-langkah

berikut ini:

1) Konsultasi kembali dengan Kepala Sekolah setelah menyampaikan

hasil pada siklus pertama.

2) Rapat dengan guru-guru untuk memberikan motivasi dan berdiskusi

sehingga tercapai kesepatan untuk melaksanakan kegiatan siklus

kedua.

3) Bekerja keras menyiapkan kembali materi-materi dan panduan yang

akan digunakan dengan menggunakan microsoft power point bersama

narasumber

4) Menyusun Jadwal Kegiatan siklus kedua penentuan media yang

digunakan.

5) Membuat rencana anggaran.

6) Menyusun instrumen penilaian diri untuk peserta

7) Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan

siklus kedua
32

b. Pelaksanaan

Dengan motivasi yang tinggi karena ingin mengembangkan diri

ke arah yang lebih maju, guru-guru SD Negeri Situgede 4 Bogor

melaksankan kembali kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Melanjutkan menganalisis standar isi (SK-KD)

2) Meanalisis kebutuhan materi lanjutan

3) Membuat desain pembelajaran yang dikembangkan

4) Melengkapi bahan ajar dengan cara browsing dengan menggunakan

program mesin pencari

5) Penyusunan Penyusunan Perangkat Pembelajaran

6) Penjelasan langkah-langkah pengembangan Penyusunan Perangkat

Pembelajaran

7) Memberi kesempatan kepada semua guru untuk berdiskusi mencari

materi esensial yang sulit di ajarkan kepada siswa

8) Memberi kesempatan kepada guru untuk berkreasi dan berinovasi

menggunakan Laptop untuk mengembangkan Proses Penyusunan

Perangkat Pembelajaran

9) Memberikan pedampingan kepada guru-guru yang sedang berlatih

c. Monitoring dan Evaluasi

Seperti pada pelaksanaan Workshop pada siklus pertama, hal-hal

yang di monitor adalah Kompetensi Guru-guru tentang konsep Proses

Penyusunan Perangkat Pembelajaran, pengembahan bahan ajar,

penguasaan IT untuk memperoleh informasi tentang pengembangan


33

proses pembelajaran dan cara menyajikan bahan ajar. Monitor dan

Evaluasi dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung dan setelah produk

bahan ajar yang dibuat guru-guru selesai. Instrumen yang digunakan

adalah angket dan lembar pengamatan seperti yang digunakan di siklis

kesatu . Penilaian yang dilakukan adalah penilaian diri dan penilaian

hasil yaitu penilaian keterampilan guru-guru dalam meyusun bahan ajar

dengan cara penilaian bersama antara guru dengan pendamping

terstruktur dengan menggunakan instrument penilaian keterampilan

menggunakan lembar pengamatan.

Kegiatan berlangsung lebih semarak, karena sebagian guru

lebih cepat paham dan tidak terlalu asing lagi dengan kegiatan ini,

sehingga hasil penilaian pada siklus ini lebih baik dibanding dengan hasil

penilaian siklus pertama.

d. Refleksi

Dalam kegiatan Workshop pada siklus kedua, guru-guru lebih

antusias mengikuti kegiatan walaupun tetap diadakan setelah jam KBM

berakhir. Dan Kepala sekolah turut serta dalam kegiatan ini sangat

memotivasi kehadiran guru-guru. Dalam kegiatan ini sebagian besar

guru-guru merasa lebih bersemangat mengikuti kegiatan.

Penulis selaku pendamping berusaha terus menyemangati dengan

selalu memperhatikan kegiatan guru-guru. Dari hasil pengamatan

penulis, kegiatan berjalan lebih efektif dan membawa dampak positif


34

pada penambahan wawasan guru-guru dan pengembangan diri dalam

pembelajaran.

e. Hasil Tindakan Siklus Kedua

1) Penilaian Tindak Kepemimpinan

Pada siklus kedua ini, penilaian responden terhadap tindak

kepemimpinan penulis relatif meningkat seperti yang dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 3.6.
Rekapitulasi Penilaian Tindakan Kepepimpinan Melalui Workshop
Pengembangan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Siklus II

NILAI INDIKATOR KINERJA


NAMA
NO KEPRIBADIAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 4 4 4 4 4 4 4 1 2 3 4 5 6 7
1 Riyanto 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
Ajat
2
Sudrajat,S.Pd 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 Iyam Mariyam 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 Sri Suyati,S.Pd 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S.Suryaningsih,S.
5
Pd 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
Ratnengsih,S.Pd.
6
SD 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 Fitriana,S.Pd.SD 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Rudi
8
Hartono,S.Pd 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Erik
9
Susanto,S.Pdi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
10 Ai Aminah,S.Pd 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
11 Abdul Salam 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
Irwan Septiadi,
12
S.Pd.I 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

48 47 48 46 45 47 48 48 48 48 48 48 48 48 48 47 48 47 47 47 45

Skore Perolehan 329 336 329

Skore Total 336 336 336

Nilai Kinerja 97.92 100.00 97.92


35

Pada kompetensi kepribadian, nilai kinerja menjadi 97,92 dengan

kualifikasi amat baik dari nilai 70,83 pada siklus 1 atau meningkat

sebanyak 27,09 point. Nilai kompetensi kewirausahaan juga mengalami

peningkatan sebanyak 29,76 poin dari 70,24 pada siklus pertama menjadi

100 pada siklus kedua. Begitu pula pada kompetensi sosial, peningkatan

nilai cukup signifikan dari 68,15 pada siklus kesatu menjadi 97,92 pada

siklus kedua atau naik 29,77 poin. Data selengkapnya dapat dilihat pada

grafik berikut :

Gambar 3.1.
Grafik Peningkatan Nilai Tindakan Kepepimpinan
Pada Workshop Pengembangan Penyusunan RPP

97.92 100 97.92


100
70.24
80 70.83 68.15
Kepribadian
60
29.76 Kewirausahaan
40 27.09 29.77 Sosial
20

0
Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan

e. Penilaian Diri Guru Peserta workshop

Nilai penguasaan guru dalam Penyususnan RPP pada guru-guru

SD Negeri Situgede 4 Bogor adalah = 61, 6 dengan kualifikasi baik.

Peningkatan sebanyak 19 poin dari 61,6 menjadi 80,8 atau meningkat

. Rekapitulasi dari hasil angket penilaian diri dan lembar pengamatan


36

terhadap ketrampilan guru-guru selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 3.7
Rekapitulasi Penilaian Diri Guru
Pengembangan Pemyusunan RPP
Siklus Kedua

KRITERIA PENILAIAN JUMLAH


INDIKATOR
BUTIR PENILAIAN RES SKORE
PENILAIAN SB=4 B=3 C=2 K=1
PONDEN
A. Kesesuaian 1. Kelengkapan materi 10 12 48
Materi Dengan
2. Keluasan materi. 10 12 48
SK-KD
3. Kedalaman materi 10 12 48
B. Keakuratan 4. Keakuratan konsep 12
6 4 44
dan definisi
5. Keakuratan prinsip. 5 5 12 43
6. Keakuratan fakta dan 12
6 4 44
data.
7. Keakuratan contoh 6 4 12 44

8. Keakuratan soal 5 5 12 43
9. Keakuratan gambar, 12
12 38
diagram atau ilustrasi
10. Keakuratan notasi, 12
12 38
simbol dan ikon
11. Keakuratan acuan 12
12 38
pustaka
C. Pendukung 12. Penalaran 12
8 4 37
Materi (reasoning)
Pembelajaran 13. Keterkaitan 7 5 12 36
14. Komunikasi (write 12
8 4 36
and talk)
15. Penerapan 8 4 12 36
16. Kemenarikan 12
7 5 36
materi
17. Mendorong untuk 12
mencari informasi lebih
2 10 36
jauh
D. Kemutakhiran 18. Kesesuaian materi 12
dengan perkembangan
2 10 36
ilmu
19. Gambar, diagram 12
2 10 36
dan ilustrasi aktual
20. Kemutakhiran 12
2 10 36
pustaka.
C. Tampilan 21. Penggunaan 12
12 36
(Komunikasi navigasi dasar
37

KRITERIA PENILAIAN JUMLAH


INDIKATOR
BUTIR PENILAIAN RES SKORE
PENILAIAN SB=4 B=3 C=2 K=1
PONDEN
Visual) 22. Penggunaan 12
12 36
hyperlink
23. Keterbacaan Jenis 12
` 36
Huruf
24. Komposisi Huruf 12 12 36

25. Penggunaan Film 12 12 36

26. Penggunaan Audio 12 12 36


27. Penggunaan 12
12 36
Animasi
28. Komposisi 12 12 36

29. Tampilan 12 12 36

Skore Perolehan 1125

Skore Total 1392

Nilai Kinerja 80.8

Berdasarkan tabel 3.7. Penilaian Diri Guru di atas, maka dapat

dilakukan analisis bahwa dari 12 responden diperoleh nilai rata-rata 80,8.

Dengan demikian, terdapat peningkatan kemampuan guru yang

signifikan antara penilaian siklus kesatu dengan penilaian pada siklus

kedua. Selengkapnya digambarkan pada grafik berikut ini :

100
80.8
80
61.6
60
40
19.2
20
0
Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan

Gambar 3.2
Grafik Peningkatan Kemampuan Guru dalam
Penyusunan RPP
38

f. Monitoring dan Evaluasi

Selama kegiatan Workshop dilakukan Calon kepala sekolah

bertindak sebagai observer untuk melakukan monitoring dan evaluasi

pelaksanaan kegiatan. Adapun instrumen yang digunakan adalah Lembar

Isian Monitoring Penyelenggaraan Workshop.

Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan bahwa materi

pelatihan sesuai dengan kebutuhan guru, para guru mulai memahami

pentingnya penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kompetensi

instruktur seluruhnya (100 %) sesuai dengan materi.

Berdasarkan hasil Penilaian dalam Workshop penyusunan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diperoleh hasil kinerja penyusunan

RPP dengan nilai rata-rata 61,57.

Namun demikian dari 12 orang guru yang mengikuti Workshop

yang telah memperoleh pemahaman dalam penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran hanya 8 orang guru atau 71,42 % artinya

masih terdapat 4 orang guru atau 28.58% yang belum mampu

mengembangkan kegiatan inti dalam proses pembelajaran, maka perlu

dilakukan pembimbing secara periodik.

Jika disajikan dalam bentuk Grafik maka diperoleh gambaran

sebagai berikut :
39

Workshop
80.00% 71.42%

60.00%

40.00% 28.58% Workshop


20.00%

0.00%
Tuntas Belum Tuntas

Gambar 3.4. Grafik Hasil Pelaksanaan Workshop Siklus 1

Berdasarkan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa selama

mengikuti workshop hari pertama dan kedua kemudian dilakukan

pengamatan diperoleh hasil observasi sebanyak 71,42 % atau

sebanyak 8 orang telah mampu menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip penyusunan. RPP yang

dihasilkan pun lebih kreatif dan inovatif.

Namun demikian masih terdapat 4 orang guru atau sebanyak

28.58% belum mampu menyusun RPP sesuai dengan prinsip

penyusunan. Dengan demikian diperlukan langkah tindak lanjut

berikutnya.

g. Refleksi

Setelah melalui proses kegiatan Workshop para guru memiliki

kemampuan :

a) Menjelaskan pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

b) Menjelaskan fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

c) Memahami prinsip penyusunan silabus dan RPP


40

d) Mampu membuat Silabus dan RPP yang interaktif

e) Menjelaskan kriteria pemilihan alat peraga pembelajaran

h. Hasil

Berdasarkan analisis hasil pengamatan dan penilaian pelaksanaan

Workshop yang dilakukan pada pelaksanaan tindak kepemimpinan (RTK

Siklus 1), mengenai peningkatan penyelenggaraan pendidikan melalui

Pengembangan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai

dengan karakteristik mata pelajaran, diperoleh hasil sebagai berikut ;

a) Meningkatnya pemahaman guru dalam Penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran;

b) Terwujudnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran interaktif dari hasil

Workshop guru kelas dan guru mata pelajaran.

Di bawah ini disajikan Grafik hasil pelaksanaan kegiatan

Workshop dan pendampingan dengan grafik sebagai berikut :

120.00%
100.00%
100.00%
80.80%
80.00% 71.48%
61.57%
60.00% Siklus I
Siklus II
40.00%

20.00%

0.00%
Ketuntasan Rata-rata

Gambar 3.5. Grafik Perbandingan Kemampuan Guru


41

Berdasarkan grafik di atas dapat dinyatakan bahwa

pelaksanaan kegiatan Workshop dan Pendampingan dapat

meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran. Hal ini terbukti setelah dilakukan

Workshop diperoleh rata-rata kemampuan guru sebesar 66.67%

sedangkan setelah melalui pendampingan guru diperoleh hasil

mencapai 100%.

B. Observasi Pembelajaran Guru Yunior

Observasi pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri Situgede 4,

dilaksanakan pada tanggal 11-13 April 2016 Untuk Siklus Pertama dan tanggal

18-20 April 2016 untuk Siklus kedua dengan objek yang diobservasi sebanyak

dua orang guru junior yaitu Bapak Erik Susanto,S.PdI Guru kelas III dan

Fitriana,S.Pd.SD. Guru Kelas VI

Adapun tahap Observasi Guru Yunior yang dilakukan sebagai berikut :

1. Guru Yunior 1
a. Siklus I
1) Persiapan
Pada tahap persiapan, calon kepala sekolah selaku supervisor

melakukan koordinasi dengan kepala sekolah yang dilanjutkan oleh kepala

sekolah merekomendasikan dua guru yunior 1, guru kelas III Bapak Erik

Susanto, S.Pdi, untuk dilakukan observasi.

Tahap persiapan kedua yang dilakukan calon adalah melakukan

sosialisasi pelaksanaan observasi guru yunior, kemudian menyampaikan

rencana pelaksanaan kegiatan Observasi Guru Yunior.


42

Sebelum pelaksanaan pra observasi, observasi dan post observasi

calon menyusun instrumen instrumen kegiatan observasi seperti menyusun

instrumen pra observasi, instrumen penilaian perencanaan pembeljaran,

instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran, dan instrumen post

observasi serta rencana tindak lanjut.

2) Pelaksanaan

a) Pra Observasi

Pada kegiatan pra observasi dilakukan wawancara terhadap guru

yang akan disupervisi tentang Standar Kompetensi, kompetensi dasar,

kemampuan yang diharapkan dimiliki peserta didk, tahapan PBM,

materi yang diperkirakan sukar, sumber kesulitan belajar peserta didik,

metode yang digunakan, penggunaan media/ alat bantu pembelajaran

dan alasannya serta kesiapan guru. Adapun mata pelajaran yang

diobservasi adalah Pembelajaran Tematik Kelas III, Tema Kegemaran

dengan kompetensi dasar kegiatan jual beli, bangun datar, dan

pengalaman.

Berdasarkan hasil wawancara, guru menggunakan alat peraga

Gambar berseri sebagai alat untuk bercerita. Sesuai dengan materi yang

disajikan.

Pada persiapan administrasi silabus dan sistem penilaian sudah

sangat baik, namun pada pembuatan RPP masih ada kekurangan atau

perlu perbaikan yaitu belum termuat instrument evaluasi, soal evaluasi,

kunci jawaban, dan skor penilaian / evaluasi, serta metode dan KKM
43

yang ingin dicapai oleh siswa. Agenda harian dan buku nilai sudah

baik.

b) Observasi

Pada observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada hari

Selasa, 12 April 2016, dengan instrumen yang digunakan untuk guru

dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai standar proses (instrument

terlampir). Indikator yang diamati meliputi pra pembelajaran, kegiatan

inti pembelajaran, dan penutup. Kegiatan inti pembelajaran meliputi

penguasaan materi pelajaran, pendekatan / strategi pembelajaran,

pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran, pembelajaran yang

memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil

belajar serta penggunaan bahasa.

Pada kegiatan pra pembelajaran, guru memeriksa kesiapan peserta

didik secara psikis dan fisik dengan baik. Guru melakukan kegiatan

apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dengan

sangat baik. Guru menyampaikan tujuan dan cakupan materi dengan

baik.

Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menunjukkan penguasaan

materi pembelajaran dengan sangat baik. Pada kegiatan eksplorasi, guru

sudah memfasilitasi peserta didik dengan menggunakan alat peraga

untuk pembelajaran, tetapi masih kurang dalam memfasilitasi terjadinya

interaksi antar peserta didik dengan peserta didik, maupun peserta didik
44

dengan sumber belajar. Pelaksanaan kegiatan elaborasi rata-rata baik,

masih ada kekurangan dalam memfasilitasi peserta didik untuk

menampilkan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran. Pada

pelaksanaan konfirmasi, masih ada kekurangan dalam memberikan

umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan peserta didik,

guru belum memberikan penghargaan terhadap keberhasilan peserta

didik baik secara lisan, tulisan, isyarat ataupun hadiah. Guru belum

memfasilitas peserta didik dalam melakukan refleksi terhadap

pengalaman pembelajaran yang dilakukan. Dalam memfasilitasi peserta

didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna, guru belum

memberi acuan untuk melakukan pengecekan hasil eksplorasi, memberi

informasi untuk bereksplorasi lebih jauh maupun memberi motivasi

kepada peserta didik yang belum berpartisipasi aktif.

Kegiatan penutup dalam pembelajaran sudah dilakukan guru

dengan baik. Namun masih ada kekurangan Guru dan peserta didik

belum membuat rangkuman atau kesimpulan, guru melakukan penilaian

dan umpan balik terhadap hasil pembelajaran, terakhir guru

memberikan tugas individu dan menyampaikan rencana pembelajaran

berikutnya.

c) Post Observasi

Kegiatan post observasi dilaksanakan pada hari Rabu, 13 April

2016 setelah guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dan setelah

dilakukan observasi terhadap pembelajaran di kelas. Kegiatan post


45

observasi dilakukan dengan wawancara dengan guru di ruang guru

dalam keadaan santai. Dalam wawancara ditanyakan tentang kesesuaian

KBM dengan rencana, hal-hal yang kurang memuaskan dalam proses

pembelajaran, ketercapaian tujuan, kesulitan peserta didik, kesulitan

guru, mengidentifikasi hal-hal yang perlu ditingkatkan berdasarkan

pengalaman guru dan hasil pengamatan supervisor, serta tindak lanjut

dari hasil supervisi. Hasil wawancara dengan guru pada post observasi

menunjukkan kesesuaian dengan rencana, hampir semua peserta didik

berperan aktif dalam dinamika kelompok pada proses pembelajaran

sehingga KKM yang diharapkan bisa tercapai yaitu 75% berdasarkan

hasil penilaian. Kesulitan peserta didik karena tidak membawa alat

peraga, kesulitan guru dalam memberitahu mengenai tugas membawa

alat peraga. Hal yang perlu ditingkatkan yaitu memaksimalkan

penggunaan alat peraga yang dibawa peserta didik dalam melakukan

pembelajaran. Tindak lanjut hasil supervisi ke-1, guru akan

memperbaiki kekurangan pada supervisi ke-2 (hasil wawancara

selengkapnya terlampir).

d) Tindak Lanjut

Langkah awal pada kegiatan tindak lanjut yang dilakukan calon

kepala sekolah adalah memberikan penguatan kepada guru yunior I,

kemudian merekomendasikan guru yunior I untuk membuat RPP yang

lebih baik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

learning dan memanfaatkan metode pembelajaran dan memanfaatkan


46

alat peraga secara optimal hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan

Evaluasi Proses Pembelajaran pada Siklus II.

Saran-saran lain yang diberikan Calon kepala sekolah selaku

supervisor yaitu perbaikan RPP dengan melengkapi atau

mencantumkan KKM yang ingin dicapai, metode yang akan digunakan

mencantumkan soal evaluasi kunci jawaban dan score nilai, rangkuman

atau kesimpulan. Guru hendaknya tanggap dengan situasi yang ada di

kelas, mengupayakan bahwa setiap peserta didik dapat dengan aktif dan

guru hendaknya tidak pelit pujian atau penghargaan bila peserta didik

menunjukkan prestasi sekecil apapun. Perlu memperhatikan aktifitas

peserta didik secara menyeluruh.

3) Monitoring dan Evaluasi

Berdasarkan hasil kegiatan pelaksanaan observasi guru yunior I di

atas supervisor melakukan analisis data dan pengolahan data hasil pra

observasi, observasi dan post observasi.

Hasil monitoring dan Evaluasi oleh calon selaku supervisor terhadap

guru Yunior dijadikan bahan untuk kegiatan refleksi dan perenungan, oleh

karena itu supervisor melakukan bimbingan individu agar calon mau

melaksanakan tindak lanjut berupa evaluasi proses pembelajaran.

4) Refleksi

Hasil pelaksanaan pra observasi, observasi dan post observasi oleh

supervisor dibahas bersama Guru Yunior I sehingga pelaksanaan observasi


47

Guru Yunior I dapat dijadikan alat untuk melakukan perbaikan peoses

pembelajaran.

Dari hasil observasi diperoleh kekurangan dalam perencanaan

pembelajaran yaitu pada kegiatan inti belum dapat mengoptimalisasi

aktivitas pembelajaran siswa. Sedangkan pada langkah-langkah

pembelajaran guru belum dapat mengembangkan tahapan eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi secara efektif.

5) Hasil

Sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus II di bawah ini

disajikan tabel pelaksanaan Siklus I pelaksanaan observasi guru yunior

sebagai berikut :

Tabel 3.8. Hasil Pelaksanaan Observasi Guru Yunior I Siklus I

Pelaksanaan
No Uraian Kegiatan Keterangan
Pra Siklus Siklus 1
Perencanaan Cukup
1. 60% 70.45%
Pembelajaran
Pelaksanaan Cukup
2. pembelajaran 60% 68.06%
( standar proses )
JUMLAH SKOR/RATA-
60% 69.26% Cukup
RATA

Berdasarkan tabel 3.3. di atas diketahui bahwa sebelum dilaksanakan

pembelajaran siklus I kemampuan guru dalam pra Siklus memperoleh nilai

rata-rata 60% sedangkan hasil rata-rata Siklus I diperoleh nilai rata-rata

69.26 %
48

Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan grafik pelaksanaan

observasi I Guru Yunior I sebagai berikut :

72.00% 70.45%
69.26%
70.00%
68.06%
68.00%
66.00%
64.00% Perencanaan
62.00% 60.00% Pelaksanaan
60.00% 60.00%
60.00% Rata-rata
58.00%
56.00%
54.00%
Pra Siklus Siklus I

Gambar 3.6 Grafik Hasil Observasi Guru Yunior I Siklus I

Dari grafik di atas diketahui bahwa sebelum dilaksanakan

pembelajaran siklus I kemampuan guru dalam pra Siklus memperoleh nilai

perencanaan pembelajaran 60 % dan pelaksanaan pembelajaran 60%

dengan nilai rata-rata 60% sedangkan hasil rata-rata Siklus I diperoleh nilai

perencanaan pembelajaran 70.45%, nilai pelaksanaan pembelajaran 68.06%

dengan nilai rata-rata 69.26%.

b. Siklus II

1) Persiapan

Pada tahap persiapan observasi siklus II untuk guru yunior I calon

menyiapkan instrumen yang didasarkan kepada hasil tindak lanjut

observasi siklus I

Sebelum pelaksanaan pra observasi, observasi dan post observasi

calon menyusun instrumen instrumen kegiatan observasi seperti

menyusun instrumen pra observasi, instrumen penilaian perencanaan


49

pembeljaran, instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran, dan

instrumen post observasi serta rencana tindak lanjut.

2) Pelaksanaan

a) Pra Observasi

Pada kegiatan pra observasi dilakukan wawancara terhadap

guru yang akan disupervisi tentang Standar Kompetensi,

kompetensi dasar, kemampuan yang diharapkan dimiliki peserta

didk, tahapan PBM, materi yang diperkirakan sukar, sumber

kesulitan belajar peserta didik, metode yang digunakan, penggunaan

media/ alat bantu pembelajaran dan alasannya serta kesiapan guru.

Adapun tema yang digunakan adalah Hewan dan Tumbuhan dengan

sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

dan kegunaannya. Adapun metode yang digunakan adalah

demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas.

Berdasarkan hasil wawancara, guru menggunakan alat peraga

: flip cart hewan dan tumbuhan. Sesuai dengan materi yang

disajikan. Pada tahap Pra observasi guru melakukan perbaikan pada

tahapan pembelajaran.

b) Observasi

Pada observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada

tanggal 19 April 2016, dengan instrumen yang digunakan untuk

guru dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai standar proses

(instrument terlampir). Indikator yang diamati meliputi pra


50

pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan penutup. Kegiatan

inti pembelajaran meliputi penguasaan materi pelajaran, pendekatan

/ strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber belajar / media

pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara

keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar serta

penggunaan bahasa.

Pada kegiatan pra pembelajaran, guru memeriksa kesiapan

peserta didik secara psikis dan fisik dengan baik. Guru melakukan

kegiatan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang

akan dipelajari dengan sangat baik. Guru menyampaikan tujuan dan

cakupan materi dengan baik.

Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menunjukkan

penguasaan materi pembelajaran dengan sangat baik. Pada kegiatan

eksplorasi, guru sudah memfasilitasi peserta didik dengan

menggunakan alat peraga untuk pembelajaran sehingga terjadinya

interaksi antar peserta didik dengan peserta didik. Pelaksanaan

kegiatan elaborasi rata-rata baik, guru mampu memfasilitasi peserta

didik untuk menampilkan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran.

Pada pelaksanaan konfirmasi, guru mampu memberikan umpan

balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan peserta didik,

guru belum memberikan penghargaan terhadap keberhasilan peserta

didik baik secara lisan, tulisan, isyarat ataupun hadiah. Guru mampu
51

memfasilitas peserta didik dalam melakukan refleksi terhadap

pengalaman pembelajaran yang dilakukan. Dalam memfasilitasi

peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna, guru

belum memberi acuan untuk melakukan pengecekan hasil

eksplorasi, memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh

maupun memberi motivasi kepada peserta didik yang belum

berpartisipasi aktif.

Kegiatan penutup dalam pembelajaran sudah dilakukan guru

dengan baik. Guru dan peserta didik belum melakukan tahapan

konfirmasi yaitu membuat rangkuman atau kesimpulan, guru

melakukan penilaian dan umpan balik terhadap hasil pembelajaran,

terakhir guru memberikan tugas individu dan menyampaikan

rencana pembelajaran berikutnya.

c) Post Observasi

Kegiatan post observasi dilaksanakan setelah guru

melaksanakan kegiatan pembelajaran dan setelah dilakukan

observasi terhadap pembelajaran di kelas. Kegiatan post observasi

dilakukan dengan wawancara dengan guru. Dalam wawancara

ditanyakan tentang kesesuaian KBM dengan rencana, hal-hal yang

kurang memuaskan dalam proses pembelajaran, ketercapaian

tujuan, kesulitan peserta didik, kesulitan guru, mengidentifikasi hal-

hal yang perlu ditingkatkan berdasarkan pengalaman guru dan hasil

pengamatan supervisor, serta tindak lanjut dari hasil supervisi. Hasil


52

wawancara dengan guru pada post observasi menunjukkan

kesesuaian dengan rencana, hampir semua peserta didik berperan

aktif dalam dinamika kelompok pada proses pembelajaran sehingga

KKM yang diharapkan bisa tercapai yaitu 75% berdasarkan hasil

penilaian.

d) Tindak Lanjut

Langkah awal pada kegiatan tindak lanjut yang dilakukan

calon kepala sekolah adalah memberikan penguatan kepada guru

yunior I, kemudian merekomendasikan guru yunior I untuk

menggunakan model pembelajaran kooperatif learning dan

memanfaatkan metode pembelajaran dan memanfaatkan alat peraga

secara optimal.

3) Monitoring dan Evaluasi

Berdasarkan hasil kegiatan pelaksanaan Observasi Guru Yunior I

di atas supervisor melakukan analisis data dan pengolahan data hasil

pra observasi, observasi dan post observasi.

Hasil monitoring dan Evaluasi oleh calon selaku supervisor

terhadap guru Yunior dijadikan bahan untuk kegiatan refleksi dan

perenungan, oleh karena itu supervisor melakukan bimbingan individu

agar calon mau melaksanakan tindak lanjut berupa evaluasi proses

pembelajaran.
53

4) Refleksi

Hasil pelaksanaan pra observasi, observasi dan post observasi

oleh supervisor dibahas bersama Guru Yunior I sehingga pelaksanaan

observasi Guru Yunior I dapat dijadikan alat untuk melakukan

perbaikan proses pembelajaran.

Dari hasil observasi diperoleh kekurangan dalam perencanaan

pembelajaran yaitu pada kegiatan inti belum dapat mengoptimalisasi

aktivitas pembelajaran siswa. Sedangkan pada langkah-langkah

pembelajaran guru belum dapat mengembangkan tahapan eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi secara efektif.

5) Hasil

Sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan tindakan di bawah ini

disajikan tabel pelaksanaan Siklus II pelaksanaan observasi guru yunior

sebagai berikut :

Tabel 3.9. Hasil Pelaksanaan Observasi Guru Yunior I Siklus II

Pelaksanaan
Np Uraian Kegiatan Pra Siklus 1 Siklus 2 Ket
Siklus
Perencanaan
1. 60% 70.45% 95.45%
Pembelajaran
Pelaksanaan
2. 60% 68.06% 91.67%
pembelajaran
JUMLAH SKOR/RATA-
60% 69.26% 93.56%
RATA
54

Berdasarkan tabel 3.3. di atas diketahui bahwa sebelum

dilaksanakan pembelajaran siklus I kemampuan guru dalam pra Siklus

memperoleh nilai rata-rata 60% sedangkan hasil rata-rata Siklus I

diperoleh nilai rata-rata 69.26%. Setelah dilaksanakan kegiatan

observasi Siklus II diperoleh nilai perencanaan pembelajaran 96.45%,

nilai pelaksanaan pembelajaran 91.67% dan nilai rata-rata Siklus II

mencapai 93.56%.

Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan grafik pelaksanaan

observasi II Guru Yunior I pada Siklus II, sebagai berikut :

120.00%
91.67%
100.00% 95.45% 93.56%
70.45% 69.26%
80.00% 60.00%
60.00% 60.00% 68.06% Perencanaan
60.00%
Pelaksanaan
40.00% Rata-rata
20.00%

0.00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 3.7. Grafik Hasil Observasi Guru Yunior I Siklus II

Dari grafik di atas diketahui bahwa sebelum dilaksanakan

pembelajaran siklus II kemampuan guru dalam pra Siklus memperoleh nilai

perencanaan pembelajaran 60, dan pelaksanaan pembelajaran 60 dengan

nilai rata-rata 60% sedangkan hasil rata-rata Siklus I diperoleh nilai

perencanaan pembelajaran 70.45%, nilai pelaksanaan pembelajaran 68.06%

dengan nilai rata-rata 69.26%. Setelah dilaksanakan kegiatan observasi

Siklus II diperoleh nilai perencanaan pembelajaran 95.45%, nilai


55

pelaksanaan pembelajaran 91.67% dan nilai rata-rata Siklus II mencapai

93.56%. Dengan demikian telah terjadi peningkatan yang signifikan dari

Siklus I ke Siklus II dengan peningkatan sebesar 24.30%.

2. Guru Yunior II
a. Siklus I
1) Persiapan

Pada tahap persiapan, calon kepala sekolah selaku supervisor

melakukan koordinasi dengan kepala sekolah yang dilanjutkan oleh

kepala sekolah merekomendasikan dua guru yunior untuk dilakukan

observasi.

Tahap persiapan kedua yang dilakukan calon adalah melakukan

sosialisasi pelaksanaan observasi guru yunior, kemudian

menyampaikan rencana pelaksanaan kegiatan Observasi Guru Yunior

Iiguru kelas 6, Ibu Fitriana, S.Pd.SD.

Sebelum pelaksanaan pra observasi, observasi dan post observasi

calon menyusun instrumen instrumen kegiatan observasi seperti

menyusun instrumen pra observasi, instrumen penilaian perencanaan

pembeljaran, instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran, dan

instrumen post observasi serta rencana tindak lanjut.

2) Pelaksanaan

a) Pra Observasi

Pada kegiatan pra observasi dilakukan wawancara terhadap

guru yang akan disupervisi tentang Standar Kompetensi,


56

kompetensi dasar, kemampuan yang diharapkan dimiliki peserta

didk, tahapan PBM, materi yang diperkirakan sukar, sumber

kesulitan belajar peserta didik, metode yang digunakan, penggunaan

media/ alat bantu pembelajaran dan alasannya serta kesiapan guru.

Adapun mata pelajaran yang diobservasi adalah Mata Pelajaran IPA

dengan Standar Kompetensi Mempraktikkan pola penggunaan dan

perpindahan energi. Dan Kompetensi dasar Menyajikan informasi

tentang perpindahan dan perubahan energi listrik.

Berdasarkan hasil wawancara, guru menggunakan alat peraga

Rangkaian Listrik dan bekrja Kelompok. Sesuai dengan materi yang

disajikan.

Pada persiapan administrasi silabus dan sistem penilaian

sudah sangat baik, namun pada pembuatan RPP masih ada

kekurangan atau perlu perbaikan yaitu belum termuat instrument

evaluasi, soal evaluasi, kunci jawaban, dan skor penilaian / evaluasi,

serta metode dan KKM yang ingin dicapai oleh siswa.

b) Observasi

Pada observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada

hari Selasa, 12 April 2016 dengan instrumen yang digunakan untuk

guru dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai standar proses

(instrument terlampir). Indikator yang diamati meliputi pra

pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan penutup. Kegiatan

inti pembelajaran meliputi penguasaan materi pelajaran, pendekatan


57

/ strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber belajar / media

pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara

keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar serta

penggunaan bahasa.

Pada kegiatan pra pembelajaran, guru memeriksa kesiapan

peserta didik secara psikis dan fisik dengan baik. Guru melakukan

kegiatan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan

dipelajari dengan sangat baik. Guru menyampaikan tujuan dan

cakupan materi dengan baik.

Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menunjukkan

penguasaan materi pembelajaran dengan sangat baik. Pada kegiatan

eksplorasi, guru sudah memfasilitasi peserta didik dengan

menggunakan alat peraga untuk pembelajaran, tetapi masih kurang

dalam memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik dengan

peserta didik, maupun peserta didik dengan sumber belajar.

Pelaksanaan kegiatan elaborasi rata-rata baik, masih ada

kekurangan dalam memfasilitasi peserta didik untuk menampilkan

hasil yang diperoleh dalam pembelajaran. Pada pelaksanaan

konfirmasi, masih ada kekurangan dalam memberikan umpan balik

positif dan penguatan terhadap keberhasilan peserta didik, guru

belum memberikan penghargaan terhadap keberhasilan peserta

didik baik secara lisan, tulisan, isyarat ataupun hadiah. Guru belum
58

memfasilitas peserta didik dalam melakukan refleksi terhadap

pengalaman pembelajaran yang dilakukan. Dalam memfasilitasi

peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna, guru

belum memberi acuan untuk melakukan pengecekan hasil

eksplorasi, memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh

maupun memberi motivasi kepada peserta didik yang belum

berpartisipasi aktif.

Kegiatan penutup dalam pembelajaran sudah dilakukan guru

dengan baik. Namun masih ada kekurangan Guru dan peserta didik

belum membuat rangkuman atau kesimpulan, guru melakukan

penilaian dan umpan balik terhadap hasil pembelajaran, terakhir

guru memberikan tugas individu dan menyampaikan rencana

pembelajaran berikutnya.

c) Post Observasi

Kegiatan post observasi dilaksanakan setelah guru

melaksanakan kegiatan pembelajaran dan setelah dilakukan

observasi terhadap pembelajaran di kelas. Kegiatan post observasi

dilakukan dengan wawancara dengan guru di ruang guru dalam

keadaan santai. Dalam wawancara ditanyakan tentang kesesuaian

KBM dengan rencana, hal-hal yang kurang memuaskan dalam

proses pembelajaran, ketercapaian tujuan, kesulitan peserta didik,

kesulitan guru, mengidentifikasi hal-hal yang perlu ditingkatkan

berdasarkan pengalaman guru dan hasil pengamatan supervisor,


59

serta tindak lanjut dari hasil supervisi. Hasil wawancara dengan

guru pada post observasi menunjukkan kesesuaian dengan rencana,

hampir semua peserta didik berperan aktif dalam dinamika

kelompok pada proses pembelajaran sehingga KKM yang

diharapkan bisa tercapai yaitu 75% berdasarkan hasil penilaian.

Kesulitan peserta didik karena tidak membawa alat peraga,

kesulitan guru dalam memberitahu mengenai tugas membawa alat

peraga. Hal yang perlu ditingkatkan yaitu memaksimalkan

penggunaan alat peraga yang dibawa peserta didik dalam

melakukan pembelajaran. Tindak lanjut hasil supervisi ke-1, guru

akan memperbaiki kekurangan pada supervisi ke-2 (hasil

wawancara selengkapnya terlampir).

d) Tindak Lanjut

Langkah awal pada kegiatan tindak lanjut yang dilakukan

calon kepala sekolah adalah memberikan penguatan kepada guru

yunior II, kemudian merekomendasikan guru yunior II untuk

membuat RPP yang lebih baik dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif learning dan memanfaatkan metode

pembelajaran dan memanfaatkan alat peraga secara optimal hal ini

dapat dilakukan melalui kegiatan Evaluasi Proses Pembelajaran

pada Siklus II.

Saran-saran lain yang diberikan Calon kepala sekolah selaku

supervisor yaitu perbaikan RPP dengan melengkapi atau


60

mencantumkan KKM yang ingin dicapai, metode yang akan

digunakan mencantumkan soal evaluasi kunci jawaban dan score

nilai, rangkuman atau kesimpulan. Guru hendaknya tanggap dengan

situasi yang ada di kelas, mengupayakan bahwa setiap peserta didik

dapat dengan aktif dan guru hendaknya tidak pelit pujian atau

penghargaan bila peserta didik menunjukkan prestasi sekecil

apapun. Perlu memperhatikan aktifitas peserta didik secara

menyeluruh.

3) Monitoring dan Evaluasi

Berdasarkan hasil kegiatan pelaksanaan observasi guru yunior II

di atas supervisor melakukan analisis data dan pengolahan data hasil

pra observasi, observasi dan post observasi.

Hasil monitoring dan Evaluasi oleh calon selaku supervisor

terhadap Guru Yunior II dijadikan bahan untuk kegiatan refleksi dan

perenungan, oleh karena itu supervisor melakukan bimbingan individu

agar calon mau melaksanakan tindak lanjut berupa evaluasi proses

pembelajaran.

4) Refleksi

Hasil pelaksanaan pra observasi, observasi dan post observasi

oleh supervisor dibahas bersama Guru Yunior II sehingga pelaksanaan

observasi Guru Yunior II dapat dijadikan alat untuk melakukan

perbaikan peoses pembelajaran.


61

Dari hasil observasi diperoleh kekurangan dalam perencanaan

pembelajaran yaitu pada kegiatan inti belum dapat mengoptimalisasi

aktivitas pembelajaran siswa. Sedangkan pada langkah-langkah

pembelajaran guru belum dapat mengembangkan tahapan eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi secara efektif.

5) Hasil

Sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus I di bawah ini

disajikan tabel pelaksanaan Siklus I pelaksanaan observasi Guru Yunior

II sebagai berikut :

Tabel 3.10. Hasil Pelaksanaan Observasi Guru Yunior II Siklus I

Pelaksanaan
NO Uraian Kegiatan Keterangan
Pra Siklus Siklus 1
Perencanaan
1. 62% 72.73% Cukup
Pembelajaran
Pelaksanaan
2. pembelajaran 60% 69.44% Cukup
( standar proses )
JUMLAH SKOR/RATA-
61% 71.09% Cukup
RATA

Berdasarkan tabel 3.4. di atas diketahui bahwa sebelum dilaksanakan

pembelajaran siklus I kemampuan guru dalam pra Siklus memperoleh nilai

rata-rata 61% sedangkan hasil rata-rata Siklus I diperoleh nilai rata-rata

71.09%. Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan grafik pelaksanaan

observasi I Guru Yunior II sebagai berikut :


62

80.00% 60.00% 72.73% 71.09%


69.44%
70.00% 62.00%
61.00%
60.00%
50.00% Perencanaan
40.00%
Pelaksanaan
30.00%
20.00% Rata-rata
10.00%
0.00%
Pra Siklus Siklus I

Gambar 3.8. Grafik Hasil Observasi Guru Yunior II Siklus I

Dari grafik di atas diketahui bahwa sebelum dilaksanakan

pembelajaran siklus I kemampuan guru dalam Pra Siklus memperoleh nilai

perencanaan pembelajaran 62, dan pelaksanaan pembelajaran 60 dengan

nilai rata-rata 61% sedangkan hasil rata-rata Siklus I diperoleh nilai

perencanaan pembelajaran 72.73%, nilai pelaksanaan pembelajaran 69.44%

dengan nilai rata-rata 71.09%.

b. Siklus II

1) Persiapan

Pada tahap persiapan observasi siklus II untuk guru yunior II

calon menyiapkan instrumen yang didasarkan kepada hasil tindak lanjut

observasi siklus I

Sebelum pelaksanaan pra observasi, observasi dan post observasi

calon menyusun instrumen instrumen kegiatan observasi seperti

menyusun instrumen pra observasi, instrumen penilaian perencanaan

pembeljaran, instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran, dan

instrumen post observasi serta rencana tindak lanjut.


63

2) Pelaksanaan

a) Pra Observasi

Pada kegiatan pra observasi dilakukan wawancara terhadap

guru yang akan disupervisi tentang Standar Kompetensi,

kompetensi dasar, kemampuan yang diharapkan dimiliki peserta

didk, tahapan PBM, materi yang diperkirakan sukar, sumber

kesulitan belajar peserta didik, metode yang digunakan, penggunaan

media/ alat bantu pembelajaran dan alasannya serta kesiapan guru.

Adapun mata pelajaran yang diobservasi adalah Pembelajaran

Tematik Kelas III, Tema Kegemaran dengan kompetensi dasar

kegiatan jual beli, bangun datar, dan pengalaman. Adapun metode

yang digunakan adalah, tanya jawab, pemberian tugas.

Berdasarkan hasil wawancara, guru menggunakan alat peraga

: cerita bergambar. Sesuai dengan materi yang disajikan. Pada tahap

Pra observasi guru melakukan perbaikan pada tahapan

pembelajaran.

b) Observasi

Pada observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan

instrumen yang digunakan untuk guru dalam pelaksanaan

pembelajaran sesuai standar proses (instrument terlampir). Indikator

yang diamati meliputi pra pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran,

dan penutup. Kegiatan inti pembelajaran meliputi penguasaan

materi pelajaran, pendekatan / strategi pembelajaran, pemanfaatan


64

sumber belajar / media pembelajaran, pembelajaran yang memicu

dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil

belajar serta penggunaan bahasa.

Pada kegiatan pra pembelajaran, guru memeriksa kesiapan

peserta didik secara psikis dan fisik dengan baik. Guru melakukan

kegiatan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang

akan dipelajari dengan sangat baik. Guru menyampaikan tujuan dan

cakupan materi dengan baik.

Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menunjukkan

penguasaan materi pembelajaran dengan sangat baik. Pada kegiatan

eksplorasi, guru sudah memfasilitasi peserta didik dengan

menggunakan alat peraga untuk pembelajaran sehingga terjadinya

interaksi antar peserta didik dengan peserta didik. Pelaksanaan

kegiatan elaborasi rata-rata baik, guru mampu memfasilitasi peserta

didik untuk menampilkan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran.

Pada pelaksanaan konfirmasi, guru mampu memberikan umpan

balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan peserta didik,

guru belum memberikan penghargaan terhadap keberhasilan peserta

didik baik secara lisan, tulisan, isyarat ataupun hadiah. Guru mampu

memfasilitas peserta didik dalam melakukan refleksi terhadap

pengalaman pembelajaran yang dilakukan.


65

Kegiatan penutup dalam pembelajaran sudah dilakukan guru

dengan baik. Guru dan peserta didik belum melakukan tahapan

konfirmasi yaitu membuat rangkuman atau kesimpulan, guru

melakukan penilaian dan umpan balik terhadap hasil pembelajaran,

terakhir guru memberikan tugas individu dan menyampaikan

rencana pembelajaran berikutnya.

c) Post Observasi

Kegiatan post observasi dilaksanakan setelah guru

melaksanakan kegiatan pembelajaran dan setelah dilakukan

observasi terhadap pembelajaran di kelas. Kegiatan post observasi

dilakukan dengan wawancara dengan guru. Dalam wawancara

ditanyakan tentang kesesuaian KBM dengan rencana, hal-hal yang

kurang memuaskan dalam proses pembelajaran, ketercapaian

tujuan, kesulitan peserta didik, kesulitan guru, mengidentifikasi hal-

hal yang perlu ditingkatkan berdasarkan pengalaman guru dan hasil

pengamatan supervisor, serta tindak lanjut dari hasil supervisi. Hasil

wawancara dengan guru pada post observasi menunjukkan

kesesuaian dengan rencana, hampir semua peserta didik berperan

aktif dalam dinamika kelompok pada proses pembelajaran sehingga

KKM yang diharapkan bisa tercapai yaitu 75% berdasarkan hasil

penilaian.
66

d) Tindak Lanjut

Langkah awal pada kegiatan tindak lanjut yang dilakukan

calon kepala sekolah adalah memberikan penguatan kepada guru

yunior II, kemudian merekomendasikan guru yunior II untuk

menggunakan model pembelajaran kooperatif learning dan

memanfaatkan metode pembelajaran dan memanfaatkan alat peraga

secara optimal.

3) Monitoring dan Evaluasi

Berdasarkan hasil kegiatan pelaksanaan observasi guru yunior I di

atas supervisor melakukan analisis data dan pengolahan data hasil pra

observasi, observasi dan post observasi.

Hasil monitoring dan Evaluasi oleh calon selaku supervisor

terhadap guru Yunior dijadikan bahan untuk kegiatan refleksi dan

perenungan, oleh karena itu supervisor melakukan bimbingan individu

agar calon mau melaksanakan tindak lanjut berupa evaluasi proses

pembelajaran.

4) Refleksi

Hasil pelaksanaan pra observasi, observasi dan post observasi

oleh supervisor dibahas bersama Guru Yunior II sehingga pelaksanaan

observasi Guru Yunior II dapat dijadikan alat untuk melakukan

perbaikan peoses pembelajaran.

Dari hasil observasi diperoleh kekurangan dalam perencanaan

pembelajaran yaitu pada kegiatan inti belum dapat mengoptimalisasi


67

aktivitas pembelajaran siswa. Sedangkan pada langkah-langkah

pembelajaran guru belum dapat mengembangkan tahapan eksplorasi,

elaborasi dan konfirmasi secara efektif.

5) Hasil

Sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus II di bawah ini

disajikan tabel pelaksanaan Siklus II pelaksanaan observasi guru yunior

sebagai berikut :

Tabel 3.11 Hasil Pelaksanaan Observasi Guru Yunior II Siklus II

Uraian Pelaksanaan
No Ket
Kegiatan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Perencanaan
1. 62% 70.45% 90.91%
Pembelajaran
Pelaksanaan
pembelajaran
2. 60% 68.06% 93.06%
( standar proses
)
JUMLAH
61% 69.26% 91.99%
SKOR/RATA-RATA

Berdasarkan tabel 3.6 di atas diketahui bahwa sebelum dilaksanakan

pembelajaran siklus I kemampuan guru dalam Pra Siklus memperoleh nilai

rata-rata 62% sedangkan hasil rata-rata Siklus I diperoleh nilai rata-rata

71.09%. Setelah dilaksanakan kegiatan observasi Siklus II diperoleh nilai

perencanaan pembelajaran 90.91%, nilai pelaksanaan pembelajaran 93.06%

dan nilai rata-rata Siklus II mencapai 91.99%. Untuk lebih jelasnya di

bawah ini disajikan grafik pelaksanaan observasi II Guru Yunior II pada

Siklus II, sebagai berikut :


68

100.00% 90.91% 91.99%


93.06%
90.00%
80.00% 72.73% 71.09%
62.00% 69.44%
70.00% 61.00%
60.00%
60.00% Perencanaan
50.00%
Pelaksanaan
40.00%
Rata-rata
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 3.9. Grafik Hasil Observasi Guru Yunior II Siklus II

Dari grafik di atas diketahui bahwa sebelum dilaksanakan

pembelajaran siklus II kemampuan guru dalam pra Siklus memperoleh nilai

perencanaan pembelajaran 62, dan pelaksanaan pembelajaran 60 dengan

nilai rata-rata 61% sedangkan hasil rata-rata Siklus I diperoleh nilai

perencanaan pembelajaran 72.73%, nilai pelaksanaan pembelajaran 69.44%

dengan nilai rata-rata 71.09%. Setelah dilaksanakan kegiatan observasi

Siklus II diperoleh nilai perencanaan pembelajaran 90.91%, nilai

pelaksanaan pembelajaran 91.67% dan nilai rata-rata Siklus II mencapai

91.99%. Dengan demikian telah terjadi peningkatan yang signifikan dari

Siklus I ke Siklus II dengan peningkatan sebesar 20.90%.

Berdasarkan pelaksanaan observasi Guru Yunior I dan II yang telah

dilakukan masing-masing dua kali observasi atau dua Siklus, maka penulis

perlu membandingkan hasil pelaksanaan Siklus I dan Siklus II yang telah

dilakukan dengan data tabel sebagai berikut :


69

Tabel 3. 12. Perbandingan Hasil Observasi Guru Yunior I dan II

Tahap pelaksanaan Rata-


No Responden Ket
Pra Siklus Siklus I Siklus II rata
1. Guru Junior I 60% 68.06% 91.67% 79.87%
Guru Yunior
2. 61% 69.44% 93.06% 81.25%
II
JUMLAH
SKOR/RATA- 60.50% 68.06% 91.67% 80.56%
RATA

Berdasarkan hasil pelaksanaan Siklus I dan Siklus II sebagaimana

tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa Pelaksanaan tiap siklus baik yang

dilakukan Guru Yunior I maupun Guru Yunior II telah mampu

meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Hal ini terbukti terjadi

peningkatan rata-rata nilai tiap siklusnya. Dari rata-rata Pra Siklus 60,50%,

maka pada Siklus I mencapai rata-rata 68.06% sedangkan pada Siklus II

memperoleh rata-rata sebesar 91.67%. Untuk lebih menggambarkan

perbandingan pelaksanaan proses pembelajaran Guru Yunior I dan II tiap, di

bawah ini disajikan grafik sebagai berikut :

100.00% 91.67% 93.06%


90.00%
80.00% 73.64% 74.50%
69.26% 69.44%
70.00% 60.00% 61.00%
Pra Siklus
60.00%
50.00% Siklus I
40.00% Siklus II
30.00%
Rata-rata
20.00%
10.00%
0.00%
Guru Yunior 1 Guru Yunior 2

Grafik 3.10 Perbandingan Siklus I dan Siklus II Guru Yunior


70

Berdasarkan grafik di atas, maka dapat dijelaskan bahwa terjadi

peningkatan pelaksanaan proses pembelajaran yang signifikan. Hal ini

terbukti dari perolehan rata-rata tiap siklus yang dilakukan kedua guru

yunior. Guru Yunior I pada pra Siklus, memperoleh nilai rata-rata 60%,

Siklus I memperoleh nilai rata-rata 69.26%, dan Siklus II memperoleh nilai

rata-rata 91.67%. Sedangkan Guru Yunior II pada Pra Siklus memperoleh

nilai rata-rata 61%, pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 69.44%, dan

pada Siklus II memperoleh nilai rata-rata 93.06%.

C. Perangkat Pembelajaran

1. Persiapan

Pada tahap awal calon kepala sekolah menyiapkan Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar yang dikeluarkan oleh BSNP. Selanjutnya

melakukan pemetaan SK dan KD dan untuk mata pelajaran Matematika.

Untuk menyesuaikan dengan alokasi waktu yang disediakan diperlukan

kelengkapan lain seperti jadwal pelajaran dan Kalender Pendidikan.

2. Pelaksanaan

Dalam menyusun Perangkat Pembelajaran dimulai dengan menyusun

program tahunan, program semester, Silabus, RPP, Bahan Ajar dan

Instrumen Evaluasi harus dibuat secara sistematis. Oleh karena itu setelah

SK dan KD dipetakan maka langkah yang penting dilakukan adalah

menetapkan Indikator sesuai dengan kemampuan siswa di sekolah.

Pada penyusunan Silabus Indikator pencapaian merupakan hal mutlak

dibuat karena akan berkaitan dengan penetapan tujuan pembelajaran,


71

penetapan materi pelajaran, metode, model pembelajaran dan langkah-

langkah pembelajaran yang akan menjadi pengalaman belajar peserta didik.

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran maka diperlukan

penyiapan alat dan sumber belajar kemudian ditetapkan Rencana Penilaian

Hasil Belajar dan bentuk jenis tes, model instrumen dan terkahir

menetapkan waktu yang disesuaikan dengan bobot materi pelajaran.

3. Hasil

Kegiatan Penyusunan Perangkat Pembelajaran, berupa silabus,

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar dan instrumen

penilaian merupakan bagian dari upaya peningkatan kompetensi calon

kepala sekolah, baik itu kompetensi kognitif maupun psikomotor. Hal ini

dilaksanakan selama OJL ini, dengan harapan calon kepala sekolah lebih

terampil dalam membimbing guru agar lebih profesional dalam

mengembangkan perangkat pembelajaran.

Silabus, RPP, bahan ajar dan instrumen penilaian yang disusun, adalah

materi yang saya telah ajarkan pada kelas V, sesuai program semester II

yang sedang berjalan. Sesuai dengan rencana rindak lanjut, penyusunan

perangkat ini berlangsung selam 2 jam pelajaran.

Di bawah ini dipaparkan prinsip-prinsip dan hasil penyusunan

perangkat pembelajaran yang meliputi Silabus, RPP, Bahan Ajar dan

Instrumen Penilaian, sebagai berikut :


72

1. Silabus

Untuk memperoleh silabus yang baik, dalam penyusunan silabus

perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

a. Ilmiah. Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan

dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara

keilmuan.

b. Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan

penyajian materi dalam silabus harus disesuaikan dengan tingkat

perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual

peserta didik. Prinsip ini mendasari pengembangan silabus, baik

dalam pemilihan materi pembelajaran, strategi dan pendekatan dalam

kegiatan pembelajaran, penetapan waktu, strategi penilaian maupun

dalam mempertimbangkan kebutuhan media dan alat pembelajaran.

Kesesuaian antara isi dan pendekatan pembelajaran yang tercermin

dalam materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran pada silabus

dengan tingkat perkembangan peserta didik akan mempengaruhi

kebermaknaan pembelajaran.

c. Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara

fungsional dalam mencapai kompetensi. SK dan KD merupakan

acuan utama dalam pengembangan silabus. Dari kedua komponen ini,

ditentukan indikator pencapaian, dipilih materi pembelajaran yang

diperlukan, strategi pembelajaran yang sesuai, kebutuhan waktu dan

media, serta teknik dan instrumen penilaian yang tepat untuk


73

mengetahui pencapaian kompetensi tersebut.

d. Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara

KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber

belajar, serta teknik dan instrumen penilaian.

e. Memadai. Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk

menunjang pencapaian KD. Dengan prinsip ini, maka tuntutan

kompetensi harus dapat terpenuhi dengan pengembangan materi

pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan.

Sebagai contoh, jika SK dan KD menuntut kemampuan menganalisis

suatu obyek belajar, maka indikator pencapaian kompetensi, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan teknik serta instrumen

penilaian harus secara memadai mendukung kemampuan untuk

menganalisis.

f. Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pembelajaran,

pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian

memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir

dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. Banyak fenomena

dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi dan dapat

mendukung kemudahan dalam menguasai kompetensi perlu

dimanfaatkan dalam pengembangan pembelajaran. Di samping itu,

penggunaan media dan sumber belajar berbasis teknologi informasi,

seperti komputer dan internet perlu dioptimalkan, tidak hanya untuk


74

pencapaian kompetensi.

g. Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi

keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang

terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat. Fleksibilitas silabus ini

memungkinkan pengembangan dan penyesuaian silabus dengan

kondisi dan kebutuhan masyarakat.

h. Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah

kompetensi, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Prinsip ini

hendaknya dipertimbangkan, baik dalam mengembangkan materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, maupun penilaiannya.

Kegiatan pembelajaran dalam silabus perlu dirancang sedemikian

rupa sehingga peserta didik memiliki keleluasaan untuk

mengembangkan kemampuannya, bukan hanya kemampuan kognitif

saja, melainkan juga dapat mempertajam kemampuan afektif dan

psikomotoriknya serta dapat secara optimal melatih kecakapan hidup

(life skill).

Adapun langkah-langkah pengembangan silabus adalah sebagai

berikut :

a. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Mengkaji

SK dan KD mata pelajaran sebagaimana tercantum pada SI, dengan

memperhatikan hal-hal berikut:


75

1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat

kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di

SI dalam tingkat;

2) keterkaitan antara SK dan KD dalam mata pelajaran;

3) keterkaitan antar KD pada mata pelajaran;

4) keterkaitan antara SK dan KD antar mata pelajaran.

b. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran. Mengidentifikasi materi

pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan

mempertimbangkan: 1) potensi peserta didik; 2) karakteristik mata

pelajaran; 3) relevansi dengan karakteristik daerah; 4) tingkat

perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spritual peserta

didik; 5) kebermanfaatan bagi peserta didik; 6) struktur keilmuan; 7)

aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; 8) relevansi

dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan 9)

alokasi waktu.

c. Melakukan Pemetaan Kompetensi. Pemetaan kompetensi meliput:

1) mengidentifikasi SK, KD dan materi pembelajaran : 2)

Mengelompokkan SK, KD dan materi pembelajaran, dan 3)

Menyusun SK, KD sesuai dengan keterkaitan

d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran

dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan

proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta

didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam


76

rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat

terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang

bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Hal-hal yang harus

diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah:

1) Disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik (guru),

agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.

2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus

dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai

KD.

3) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan

hierarki konsep materi pembelajaran.

4) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal

mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan

pengalaman belajar peserta didik, yaitu kegiatan peserta didik dan

materi.

e. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator

merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan

perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik

peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan

dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat

diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat

penilaian. Kata Kerja Operasional (KKO) indikator dimulai dari


77

tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke

jauh, dan dari konkret ke abstrak (bukan sebaliknya).

f. Penentuan Jenis Penilaian. Penilaian pencapaian KD peserta didik

dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan

menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,

pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa

tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian

diri.

g. Menentukan Alokasi Waktu. Penentuan alokasi waktu pada setiap

KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata

pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD,

keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD.

h. Menentukan Sumber Belajar. Sumber belajar adalah rujukan, objek

dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang

berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan

fisik, alam, sosial, dan budaya. Penulisan buku sumber harus sesuai

kaidah yang berlaku dalam Matematika.

2. RPP

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu

kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap

pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Adapun prinsip-prinsip penyusunan RPP meliputi :

1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik. RPP disusun


78

dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal,

tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi,

kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,

kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau

lingkungan peserta didik.

2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik. Proses pembelajaran

dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong

motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan

semangat belajar.

3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses

pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran

membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam

berbagai bentuk tulisan.

4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat

rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,

pengayaan, dan remedi.

5) Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan

memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD,

materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan

pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan

pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek

belajar, dan keragaman budaya.


79

6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun

dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan

komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan

situasi dan kondisi.

Adapun Komponen RPP adalah:

a. Identitas mata pelajaran, meliputi: 1) satuan pendidikan, 2) kelas, 3)

semester, 4) program studi, 5) mata pelajaran atau tema pelajaran, 6)

jumlah pertemuan.

b. Standar Kompetensi. Merupakan kualifikasi kemampuan minimal

peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap,

dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau

semester pada suatu mata pelajaran.

c. Kompetensi Dasar. KD adalah sejumlah kemampuan yang harus

dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan

penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

d. Indikator pencapaian kompetensi, Indikator Pencapaian Kompetensi

adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk

menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi

acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi

dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang

dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.
80

e. Tujuan pembelajaran. Tujuan Pembelajaran menggambarkan proses

dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai

dengan kompetensi dasar.

f. Materi ajar, Materi ajar harus memuat fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai

dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g. Alokasi waktu, ditentukan sesuai dengan keperluan untuk

pencapaian KD dan beban belajar.

h. Metode pembelajaran. Metode digunakan oleh guru untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah

ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situ-

asi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator

dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

i. Kegiatan Pembelajaran :

1) Pendahuluan. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu

pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan

motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

2) Inti. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk

mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup


81

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui

proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

3) Penutup. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam

bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan

balik, dan tindaklanjut.

j. Penilaian hasil belajar. Prosedur dan instrumen penilaian proses

dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi

dan mengacu kepada Standar Penilaian.

k. Sumber belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan

pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Adapun dalam penyusunan RPP dimulai dari mencantumkan

Identitas RPP, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode

Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber

Belajar, dan Penilaian. Setiap komponen mempunyai arah

pengembangan masing-masing, namun semua merupakan suatu

kesatuan. Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester,

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.

Hal yang perlu diperhatikan adalah :

1) RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.


82

2) Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari

silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah

suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan).

3) Indikator merupakan: a) ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat

memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai

kompetensi dasar ; b) penanda pencapaian kompetensi dasar yang

ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan; dikembangkan sesuai dengan

karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah;

4) Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi

dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan.

Langkah kedua dalam menyusun RPP adalah merumuskan Tujuan

Pembelajaran, dilanjutkan dengan menetukan Materi Pembelajaran, dan

selanjutnya menentukan Metode Pembelajaran,

Langkah berikutnya adalah menetapkan Kegiatan Pembelajaran.

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-

langkah kegiatan setiap pertemuan.

Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur

kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang

akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang


83

menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar,

menampilkan slide animasi dan sebagainya.

b) Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik

tentang materi yang akan diajarkan.

c) Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari

gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa

bumi, dsb.

d) Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang

akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan

uraian materi pelajaran secara garis besar.

e) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme

pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana

langkah-langkah pembelajaran).

2) Kegiatan Inti. Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta

didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame

work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian

rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku

sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.

Untuk memudahkan, kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja

Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak.

3) Kegiatan Penutup

a) Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat

rangkuman/simpulan.
84

b) Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan

memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik

untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam

bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik

sebagai sampelnya.

c) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa

kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi-

/pengayaan.

Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam

bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model

pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan

modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

Langkah berikutnya adalah memilih Sumber Belajar. Dalam

pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam

silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan,

lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar

dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan

ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus

dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang

sebenarnya.
85

Langkah terakhir dalam penyusunan RPP adalah menentukan

Penilaian. Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen,

dan instrumen yang dipakai.

3. Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

pendidikan di sekolah. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam

melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah

dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai

dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan.

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan

guru/instruktor untuk perencanaan dan penelaahan implementasi

pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan

untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis

maupun bahan tidak tertulis.

Bahan ajar disusun dengan tujuan:

a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum

dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang

sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.

b. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di

samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.


86

4. Instrumen Evaluasi

Bahan ujian atau soal yang bermutu dapat membantu pendidik

meningkatkan pembelajaran dan memberikan informasi dengan tepat

tentang peserta didik mana yang belum atau sudah mencapai kompetensi.

Salah satu ciri soal yang bermutu adalah bahwa soal itu dapat

membedakan setiap kemampuan peserta didik. Semakin tinggi

kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran,

semakin tinggi pula peluang menjawab benar soal atau mencapai

kompetensi yang ditetapkan. Makin rendah kemampuan peserta didik

dalam memahami materi pembelajaran, makin kecil pula peluang

menjawab benar soal untuk mengukur pencapaian kompetensi yang

ditetapkan.

Syarat soal yang bermutu adalah bahwa soal harus sahih (valid),

dan handal. Sahih maksudnya bahwa setiap alat ukur hanya mengukur

satu dimensi/aspek saja. Mistar hanya mengukur panjang, timbangan

hanya mengukur berat, bahan ujian atau soal PKn hanya mengukur

materi pembelajaran PKn bukan mengukur keterampilan/kemampuan

materi yang lain. Handal maksudnya bahwa setiap alat ukur harus dapat

memberikan hasil pengukuran yang tepat, cermat, dan ajeg. Untuk dapat

menghasilkan soal yang sahih dan handal, penulis soal harus

merumuskan kisi-kisi dan menulis soal berdasarkan kaidah penulisan

soal yang baik (kaidah penulisan soal bentuk objektif/pilihan ganda,

uraian, atau praktik).


87

Langkah-langkah penting yang dapat dilakukan sebagai berikut.

a. Menentukan tujuan penilaian. Tujuan penilaian sangat penting

karena setiap tujuan memiliki penekanan yang berbeda-beda.

Misalnya untuk tujuan tes prestasi belajar, diagnostik, atau seleksi.

b. Memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar

(KD). Standar kompetensi merupakan acuan/target utama yang

harus dipenuhi atau yang harus diukur melalui setiap kompetensi

dasar yang ada atau melalui gabungan kompetensi dasar.

c. Menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau

mempergunakan keduanya. Untuk penggunaan tes diperlukan

penentuan materi penting sebagai pendukung kompetensi dasar.

Syaratnya adalah materi yang diujikan harus mempertimbangkan

urgensi (wajib dikuasai peserta didik), kontinuitas (merupakan

materi lanjutan), relevansi (bermanfaat terhadap mata pelajaran

lain), dan keterpakaian dalam kehidupan sehari-hari tinggi (UKRK).

Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman

penskorannya. Dalam menulis soal, penulis soal harus

memperhatikan kaidah penulisan soal.

D. Kajian Materi Manajerial On The Job Learning

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan untuk mengkaji aspek managerial

diantaranya calon kepala sekolah membaca materi penyusunan aspek

managerial agar calon memahami dan mengetahui materi dimaksud


88

sehingga dapat mengetahui kondisi ideal,menyusun daftar pertanyaan untuk

wawancara lembar obervasi, dan lembar kajian managerial, koordinasi

dengan kepala sekolah asal dan sekolah magang 2 dan merencanakan

jadwal kegiatan pengkajian .

2. Pelaksanaan

Setelah berkoordinasi dengan Kepala Sekolah Asal dan Kepala

Sekolah Magang 2, calon Kepala Sekolah mengisi lembar kajian

managerial di sekolah asal dan sekolah magang 2 sesuai dengan kondisi

nyata yang ditemukan . Ada beberapa hal yang sudah sesuai dengan kondisi

ideal baik di sekolah asal maupun di sekolah magang 2, begitupun ada

beberapa kesenjangan dengan alternatif yang ditemukan.(matriks

terlampir).

3. Hasil Pengkajian 9 Aspek Manajerial

a. Kajian Rencana Kerja Sekolah (RKS)


1) Kajian Rencana Kerja Sekolah (RKS) SD Negeri Situgede 4
Bogor.
a) Rasional
Perencanaan yang baik pada suatu kegiatan adalah awal

dalam meraih sebuah kesuksesan. Pada saat kita mulai

menyusun perencanaan kegiatan, kita telah menciptakan banyak

peluang untuk menuju kesuksesan. Peraturan Pemerintah,

Peraturan Menteri, dan ketentuan lain yang menunjang telah

dibuat sebagai landasan dalam penyusunan rencana kerja


89

sekolah/madrasah. Kesemuanya ini menunjukkan betapa

pentingnya sebuah perencanaan yang baik.

Sekolah menyusun Rencana Anggaran Sekolah telah

memenuhi konsep Standar Nasional pendidikan dan Standar

pelayanan Minimal. Penyusunan visi, misi, tujuan, sasaran, dan

program strategis telah sesuai dengan kondisi nyata di sekolah

b) Tujuan

(1) Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) menggambarkan

tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun

yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan

perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu

lulusan.

(2) Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana

Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M)

dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.

(3) Rencana kerja sekolah/madrasah akan memberikan banyak

peluang bagi Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah

dalam mengelola segala sumber daya yang ada di sekolah/

madrasah dengan cara yang terbaik, efektif dan efisien,

untuk mendapatkan prestasi terbaik, memberikan

pembelajaran yang berkualitas bagi peserta didik.


90

c) Kesenjangan

Tidak terdapat kesenjangan pada Rencana Kerja Sekolah di

SDN Situgede 4 arena penyusunan RKS sesuai dengan pedoman

penyusunan RKS/RKJM

d) Alternatif Solusi

Tidak ada saran tentang Penyusunan RKS/RKJM semuanya

berjalan sesuai RAKS masing – masing sekolah, dan sekolah

meningkatkan dan berusaha mengembangkan dengan mereviu

yang lalu.

2) Rencana Kerja Sekolah (RKS) SD Negeri Situgede 5

a) Rasional

Sekolah menyusun Rencana Anggaran Sekolah telah

memenuhi konsep Standar Nasional pendidikan dan Standar

pelayanan Minimal. Penyusunan visi, misi, tujuan, sasaran, dan

program strategis telah sesuai dengan kondisi nyata di sekolah,

RKS disusun dengan melibatkan stakeholder, mengalokasikan

sesuai dengan juknis ketentuan dari Dinas

Pendidikan.Pengeluaran, pembelanjaan dan lain-lain

disesuaikan dengan RAKS yang telah dibuat sesuai alokasi 8

standar.

b) Tujuan

(1) Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) menggambarkan

tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun


91

yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan

perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu

lulusan.

(2) Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana

Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M)

dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.

(3) Rencana kerja sekolah/madrasah akan memberikan banyak

peluang bagi Saudara sebagai kepala sekolah/madrasah

dalam mengelola segala sumber daya yang ada di sekolah/

madrasah dengan cara yang terbaik, efektif dan efisien,

untuk mendapatkan prestasi terbaik, memberikan

pembelajaran yang berkualitas bagi peserta didik.

c) Kesenjangan

Tidak terdapat kesenjangan pada Rencana Kerja Sekolah

di SDN Situgede 4 dan SDN Situgede 5.

d) Alternatif Solusi

Tidak ada saran tentang RAKS ,kerena semuanya berjalan

sesuai RAKS masing – masing sekolah, dan sekolah

meningkatkan dan berusaha mengembangkan dengan

mereviu yang lalu.


92

b. Kajian Pengelolaan Kurikulum SDN Situgede 4

1) Kajian Pengelolaan Kurikulum SDN Situgede 4 Bogor

a) Rasional :

Pengelolaan kurikulum harus mengacu pada

Permendiknas No.22 tahun 2006 mengenai standar isi dan

berdasarkan hasil pengisian instrumen analisis dokumen 1,

dokumen 2.

Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena

adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan

internal maupun tantangan eksternal. Lebih lanjut di bawah ini

penjelasannya. Tantangan internal antara lain terkait dengan

kondisi pendidikan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu

kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi

standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana,

standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar

proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.

Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan

antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi

yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,

perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai

fenomena negatif yang mengemuka.

Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan

hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau


93

perubahan pola pikir. Pergeseran itu meliputi proses

pembelajaran seperti, a) berpusat pada siswa, b) interaktif, c)

Dari isolasi menuju lingkungan jejaring,dll.

b) Tujuan

Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana telah

dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab

Penyusunan kurikulum SDN Situgede 4, sesuai analisis

kebutuhan peserta didik sesuai dengan kurikulum yang

ditetapkan pemerintah dan muatan kekhasan satuan

pendidikan.. Meningkatan kemampuan guru dalam penyusunan

rencana pembelajaran ,pelaksanaan, evaluasi,

penilaian,remidial , pengayaan dan bimbingan.

c) Kesenjangan

Tidak terdapat kesenjangan yang dilaksakan di SDN Situgede 4

karena penyusunan Kurikulum telah sesuai dengan pedoman

BSNP.
94

d) Alternatif Solusi

Meningkatkan dan mengembangkan apa yang telah dilakukan

dan selalu mereviu sesuai dengan kebutuhan lingkungan.

2) Kajian Pengelolaan Kurikulum SDN Situgede 5

a) Rasional :

Pengelolaan kurikulum harus mengacu pada

Permendiknas No.22 tahun 2006 mengenai standar isi dan

berdasarkan hasil pengisian instrumen analisis dokumen 1,

dokumen 2.

Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena

adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan

internal maupun tantangan eksternal. Lebih lanjut di bawah ini

penjelasannya. Tantangan internal antara lain terkait dengan

kondisi pendidikan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu

kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi

standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana,

standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar

proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.

Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan

antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi

yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,

perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai

fenomena negatif yang mengemuka.


95

Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan

hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau

perubahan pola pikir. Pergeseran itu meliputi proses

pembelajaran seperti, a) berpusat pada siswa, b) interaktif, c)

Dari isolasi menuju lingkungan jejaring,dll.

b) Tujuan

Tujuan penyusunan KTSP di sekolah yaitu agar

diadakannya penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan

dan potensi yang ada di daerah. Analisis terhadap kekuatan dan

kelemahan program-program meliputi: program pendidikan

(antara lain: pemilihan mata pelajaran muatan nasional dan

muatan lokal, pemilihan kegiatan pengembangan diri, penentuan

pendidikan kecakapan hidup, penentuan pendidikan berbasis

keunggulan lokal dan global), program pembelajaran, program

remedial, dan program pengayaan.

Ada atau tidaknya program, keterlaksanaan, serta

kesesuaian program dengan kebutuhan dan potensi yang ada di

sekolah/ daerah merupakan analisis yang sangat diperlukan untuk

mengembangkan KTSP.

Penyusunan kurikulum SDN Situgede 4, sesuai analisis

kebutuhan peserta didik sesuai dengan kurikulum yang

ditetapkan pemerintah dan muatan kekhasan satuan

pendidikan.. Meningkatan kemampuan guru dalam penyusunan


96

rencana pembelajaran, pelaksanaan, evaluasi, penilaian ,

remidial , pengayaan dan bimbingan.

c) Kesenjangan

Tidak terdapat kesenjangan yang dilaksakan di SDN Situgede 4

karena penyusunan Kurikulum telah sesuai dengan pedoman

BSNP.

d) Alternatif Solusi

Meningkatkan dan mengembangkan apa yang telah dilakukan

dan selalu mereviu sesuai dengan kebutuhan lingkungan.

c. Kajian Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1) Kajian Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD Negeri

Situgede 4 Bogor

a) Rasional

Standar Pendididik dan Tenaga Kependidikan

memerlukan pengelolaan yang lebih baik dengan harapan

pendidik dan tenaga kependidikan mampu mengelolah dengan

baik tujuh stadar lainnya untuk mencapai pemenuhan standar

pendidikan yang pada gilirannya mewujudkan manusia

Indonesia yang berkualitas sebagaimana yang dinyatakan

dalam tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan uraiana di atas, maka Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

diharapkan dapat menutupi kelemahan-kelemahan yang ada


97

baik dari segi isi (content) maupun implementasi Undang-

Undang yang direvisi, yakni Undang-Undang Nomor 22 Tahun

1999. Undang-undang yang baru ini diharapkan dalam

pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur Daerah dapat

mengakomodasi rasional tersebut di atas. Rekruitmen Pegawai

Negeri Sipil, penempatan, kesejahteraan, dan pembinaan

sumber daya manusia misalnya, termasuk pendidik diharapkan

lebih transparan dan akuntabel. Akan tetapi, pada

kenyataannya kesemua ini belum berlangsung secara optimal

dengan berbagai persoalannya.

b) Tujuan

Seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan berkerja

sesuai dengan peraturan pemerintah dan sesuai SK yang di

pegang masing – masing.

c) Kesenjangan

Masih terdapat kesenjangan pada tenaga perpustakaan belum

memiliki, masih menugaskan guru agar mengelola

perpustakaan yang masih konvensional,belum sesuai dengan

tenaga perpustakaan yang sebenarnya.

Masih tersapat guru honor, yang bekerja di sekolah ini hal ini

mengingat kurang meratanya tenaga pendidik di tiap sekolah.


98

d) Alternatif solusi :

Karena pada umumnya satuan kerja perangkat daerah

(SKPD) tidak memiliki kewenangan dalam memperoleh

pegawai sesuai kompetensi yang dibutuhkan. Maka kewajiban

kepala sekolah untuk mengajukan permintaan tenaga pendidik

sesuai dengan kebutuhan.

2) Kajian Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD Negeri


Situgede 4
a) Rasional
Standar Pendididik dan Tenaga Kependidikan

memerlukan pengelolaan yang lebih baik dengan harapan

pendidik dan tenaga kependidikan mampu mengelolah dengan

baik tujuh stadar lainnya untuk mencapai pemenuhan standar

pendidikan yang pada gilirannya mewujudkan manusia

Indonesia yang berkualitas sebagaimana yang dinyatakan

dalam tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan uraian di atas, maka Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

diharapkan dapat menutupi kelemahan-kelemahan yang ada

baik dari segi isi (content) maupun implementasi Undang-

Undang yang direvisi, yakni Undang-Undang Nomor 22 Tahun

1999. Undang-undang yang baru ini diharapkan dalam

pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur Daerah dapat

mengakomodasi rasional tersebut di atas. Rekruitmen Pegawai


99

Negeri Sipil, penempatan, kesejahteraan, dan pembinaan

sumber daya manusia misalnya, termasuk pendidik diharapkan

lebih transparan dan akuntabel. Akan tetapi, pada

kenyataannya kesemua ini belum berlangsung secara optimal

dengan berbagai persoalannya.

b) Tujuan

Seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan berkerja

sesuai dengan peraturan pemerintah dan sesuai SK yang di

pegang masing – masing.

c) Kesenjangan

Masih terdapat kesenjangan pada tenaga kepala tata

usaha sekolah dan perpustakaan belum memiliki, masih

menugaskan guru agar mengelola perpustakaan yang masih

konvensional,belum sesuai dengan tenaga perpustakaan yang

sebenarnya.

Masih terdapat guru honor, yang bekerja di sekolah ini

hal ini mengingat kurang meratanya tenaga pendidik di tiap

sekolah.

d) Alternatif solusi :

Karena pada umumnya satuan kerja perangkat daerah

(SKPD) tidak memiliki kewenangan dalam memperoleh

pegawai sesuai kompetensi yang dibutuhkan. Maka kewajiban


100

kepala sekolah untuk mengajukan permintaan tenaga pendidik

sesuai dengan kebutuhan.

d. Kajian Pengelolaan Peserta Didik


1) Kajian Pengelolaan Peserta Didik di SD Negeri Situgede 4
Bogor
a) Rasional
Pengelolaan peserta didik (kepesertadidikaan) termasuk

salah satu substansi pengelolaan pendidikan dan menduduki

posisi strategis karena merupakan pusat layanan pendidikan.

Berbagai macam kegiatan, baik yang berada di dalam maupun

di luar latar institusi persekolahan, tertuju kepada peserta didik.

Semua kegiatan pendidikan, yaitu yang berkenaan dengan

manajemen akademik, layanan pendukung akademik, sumber

daya manusia, sumber daya keuangan, sarana prasarana dan

hubungan sekolah dengan masyarakat, senantiasa diupayakan

agar menjadi layanan pendidikan yang andal bagi peserta didik.

PPDB berjalan sesuai daya tampung sekolah sesuai

standar, dan dimulai dengan pengenalan lingkungan ,dan

terdapat kriteria yang jelas tentang kenaikan dan kelulusan

.Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menunjukkan

kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dan

dapat menganalisis gejala alam dan sosialmelalui program

pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan dan mampu

memanfaatkan lingkungan.
101

Pengelolaan peserta didik yang dilaksanakan di SD

Negeri Situgede 4 Bogor, berupa kegiatan ekstrakurikuler

seperti pramuka, BTQ, Marawis, Footsal,catur, pianika.

Dalam menjalankan ajaran agama dan akhlak mulia yang

bersifat afektif maka di kedua sekolah magang mengadakan

program Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa berupa Kegiatan kultum, BTQ Kegiatan sholat

Duha dan Peringatan Hari Besar Agama.

b) Tujuan

1) Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menunjukkan

kemampuan berfikir logis, ktritis,kreatif,dan inovatifdan

dapat menganalisis gejala alam dan sosial

2) Perencanaan dan penerimaan peserta didik baru, dan

3) Penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.

c) Kesenjangan

Seluruh kegiatan yang didapatkan siswa tidak terdapat

kesenjangan.

d) Alternatif Solisi

Kegiatan sudah berjalan sesuai dengan tuntutan sekolah jadi

tinggal meningkatkan dan mengembangkan dengan cara selalu

mereviu tahun lalu.


102

2) Kajian Pengelolaan Peserta Didik di SDN Situgede 5

a) Rasional

Pengelolaan peserta didik (kepesertadidikaan) termasuk

salah satu substansi pengelolaan pendidikan dan menduduki

posisi strategis karena merupakan pusat layanan pendidikan.

Berbagai macam kegiatan, baik yang berada di dalam maupun

di luar latar institusi persekolahan, tertuju kepada peserta didik.

Semua kegiatan pendidikan, yaitu yang berkenaan dengan

manajemen akademik, layanan pendukung akademik, sumber

daya manusia, sumber daya keuangan, sarana prasarana dan

hubungan sekolah dengan masyarakat, senantiasa diupayakan

agar menjadi layanan pendidikan yang andal bagi peserta didik.

PPDB berjalan sesuai daya tampung sekolah sesuai

standar, dan dimulai dengan pengenalan lingkungan ,dan

terdapat kriteria yang jelas tentang kenaikan dan kelulusan

.Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menunjukkan

kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dan

dapat menganalisis gejala alam dan sosialmelalui program

pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan dan mampu

memanfaatkan lingkungan.

Pengelolaan peserta didik yang dilaksanakan di SD

Negeri Situgede 5 Bogor, berupa kegiatan ekstrakurikuler

seperti pramuka, pencak sillat, BTQ, Marawis,.


103

Dalam menjalankan ajaran agama dan akhlak mulia yang

bersifat afektif maka di kedua sekolah magang mengadakan

program Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa berupa Kegiatan kultum , BTQ Kegiatan

sholat Duha dan Peringatan Hari Besar Agama

b) Tujuan

1) Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menunjukkan

kemampuan berfikir logis, ktritis,kreatif,dan inovatifdan

dapat menganalisis gejala alam dan sosial

2) Perencanaan dan penerimaan peserta didik baru, dan

3) Penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.

c) Kesenjangan

Seluruh kegiatan yang didapatkan siswa tidak terdapat

kesenjangan.

d) Alternatif Solisi

Kegiatan sudah berjalan sesuai dengan tuntutan sekolah jadi

tinggal meningkatkan dan mengembangkan dengan cara selalu

mereviu tahun lalu.

e. Kajian Sarana dan Prasarana

1) Kajian Pengelolaan Sarana Prasarana SD Negeri Situgede 4

a) Rasional

Keberhasilan program pendidikan melalui proses

belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah


104

satu di antaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana

pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan

pengelolaan secara optimal. Sarana dan prasarana pendidikan

merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama

dalam menunjang proses pembelajarandi sekolah, untuk itu

perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan

pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Seiring dengan perubahan pola pemerintahan setelah

diberlakukannya otonomi daerah, maka pola pendekatan

manajemen sekolah saat ini berbeda pula dengan sebelumnya,

yakni lebih bernuansa otonomi. Untuk mengoptimalkan

penyediaan, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian

sarana dan prasarana pendidikan pada setiap jenis dan jenjang

pendidikan, diperlukan penyesuaian manajemen sarana dan

prasarana. Sekolah dituntut memiliki kemandirian untuk

mengatur dan mengurus kepentingan sekolah menurut

kebutuhan dan kemampuan sendiri serta berdasarkan pada

aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu

pada peraturan dan perundangan-undangan pendidikan nasional

yang berlaku.

Ada dokumen perencanaan sarana dan prasarana sesuai

SPM ,tersedianaya sarana dan prasarana pendidikan yang

memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal.


105

Kepala sekolah selaku administratur memberikan layanan

secara profesional dalam bidang perlengkapan atau fasilitas

kerja bagi personel sekolah. Dengan pengelolaan yang efektif

dan efisien diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan

efisiensi kerja personel sekolah.

b) Tujuan

Tujuan kajian pengelolaan sarana prasarana adalah agar

Calon Kepala Sekolah dapat memahami cara-cara pengelolaan

sarana dan prasarana sekolah/madrasah sebagai perwujudan

kompetensi manajerial calon kepala sekolah.

c) Kesenjangan

SD Negeri Situgede 4 memiliki sarana yang cukup

memadai namun demikian prasarana di SD Situgede 4

khususnya luas tanah masih jauh dari standar.

d) Alternatif Solusi

Perlu melakukan koordinasi dengan bagian sarana dan

prasarana pendidikan untuk melakukan perbaikan pada

prasarana sekolah.

2) Kajian Pengelolaan Sarana Prasarana SD Negeri Situgede 5

Bogor.

a) Rasional

Keberhasilan program pendidikan melalui proses

belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah


106

satu di antaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana

pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan

pengelolaan secara optimal. Sarana dan prasarana pendidikan

merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama

dalam menunjang proses pembelajarandi sekolah, untuk itu

perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan

pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Seiring dengan perubahan pola pemerintahan setelah

diberlakukannya otonomi daerah, maka pola pendekatan

manajemen sekolah saat ini berbeda pula dengan sebelumnya,

yakni lebih bernuansa otonomi. Untuk mengoptimalkan

penyediaan, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian

sarana dan prasarana pendidikan pada setiap jenis dan jenjang

pendidikan, diperlukan penyesuaian manajemen sarana dan

prasarana. Sekolah dituntut memiliki kemandirian untuk

mengatur dan mengurus kepentingan sekolah menurut

kebutuhan dan kemampuan sendiri serta berdasarkan pada

aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu

pada peraturan dan perundangan-undangan pendidikan nasional

yang berlaku.

Ada dokumen perencanaan sarana dan prasarana sesuai

SPM ,tersedianaya sarana dan prasarana pendidikan yang

memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal.


107

Kepala sekolah selaku administratur memberikan layanan

secara profesional dalam bidang perlengkapan atau fasilitas

kerja bagi personel sekolah. Dengan pengelolaan yang efektif

dan efisien diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan

efisiensi kerja personel sekolah.

b) Tujuan

Tujuan kajian pengelolaan sarana prasarana adalah agar

Calon Kepala Sekolah dapat memahami cara-cara pengelolaan

sarana dan prasarana sekolah/madrasah sebagai perwujudan

kompetensi manajerial calon kepala sekolah.

c) Kesenjangan

SD Negeri Situgede 5 secara menyeluruh memenuhi

standar nasional dan standar pelayanan minimal

d) Alternatif Solusi

Perlu melakukan koordinasi dalam rangka penghapusan

barang. Prosedur pengelolaan sarana prasarana di masing-

masing sekolah sudah berjalan baik.

f. Kajian Pengelolaan Keuangan

1) Kajian Pengelolaan Keuangan SD Negeri Situgede 4 Bogor

a) Rasional

Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu

sekolah agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak didik

yang baik adalah dari segi keuangan. Manajemen keuangan


108

sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan

kegiatan sekolah.

Ada beragam sumber dana yang dimiliki oleh suatu

sekolah, baik dari pemerintah maupun pihak lain. Ketika dana

masyarakat atau dana pihak ketiga lainnya mengalir masuk,

harus dipersiapkan sistem pengelolaan keuangan yang

professional dan jujur. Pengelolaan keuangan secara umum

sebenarnya telah dilakukan dengan baik oleh semua sekolah.

Hanya kadar substansi pelaksanaanya yang beragam antara

sekolah yang satu dengan yang lainnya. Adanya keragaman ini

bergantung kepada besar kecilnya tiap sekolah, letak sekolah

dan julukan sekolah. Pada sekolah-sekolah biasa yang daya

dukung masyarakatnya masih tergolong rendah, pengelolaan

keuangannya pun masih sederhana. Sedangkan, pada sekolah-

sekolah biasa yang daya dukung masyarakatnya besar, bahkan

mungkin sangat besar, tentu saja pengelolaan keuangannya

cenderung menjadi lebih rumit. Kecenderungan ini dilakukan

karena sekolah harus mampu menampung berbagai kegiatan

yang semakin banyak dituntut oleh masyarakatnya.

Berkenaan dengan dana keuangan yang diterima oleh

sekolah, pada praktiknya sekolah perlu melakukan pengawasan

tingkat sekolah, yaitu untuk mengetahui (1) tentang kesesuaian

antara alokasi dana dan penggunaannya pada setiap kegiatan


109

sesuai Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), serta

(2) kecocokan antara administrasi keuangan dan pelaporan.

b) Tujuan

(1) Untuk menjamin akuntabilitas pengelolaan setiap 3 bulan /

triwulan dilaporkan oleh pengelola keuangan sekolah

kepada Kepala Sekolah dan selanjutnya , dilaporkan ke

Dinas Pendidikan Kota ,atas nama pemerintah sebagai

pemberi dana juga dipertanggung jawabkan kepada komite

sekolah .

(2) Untuk mengetahui manajemen pembiayaan pendidikan dan

operasionalisasinya dalam sistem pendidikan di

persekolahan.

(3) Memiliki pengetahuan atau konsep tentang hal-hal yang

harus ditempuh (prosedural) dalam menyusun pelaporan

yang harus dilakukan oleh sekolah.

(4) Memahami masalah perpajakan yang merupakan bagian

integral dari sistem pelaporan dan pertanggungjawaban

keuangan sekolah secara formal.

(5) Memahami pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan

sekolah sehingga memiliki pengalaman empirik dalam

menemukenali masalah-masalah esensial dalam

implementasi manajemen keuangan pendidikan di tingkat


110

sekolah, disertai kajian terhadap faktor pendukung dan

penghambatnya.

c) Kesenjangan

Tidak terdapat kesenjangan pada pengelolaan keuangan

di SDN Situgede 4 karena telah sesuai dengan juknis dan

petunjuk pengelolaan keuangan.

Laporan keuangan sekolah dibuat oleh bendahara

bersama kepala sekolah dan disahkan oleh kepala

sekolah,kemudian dilaporan berisikan tentang RAKS ,bukti

fisik pengeluaran, buku kas umum,buku kas pembantu bank,

buku pembantu pajak, dan dilengkapi dengan bukti penyetoran

pajak. Sumber keuangan sekolah berasal dari dua sumber yaitu

dari: (1) Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan (2)

Jumlah dana BOS APBN dan BOS APBD diberikan ke

sekolah berdasarkan jumlah siswa yang dibina Sekolah,

sehingga jumlah dana tersebut berbeda-beda untuk setiap

sekolah, tergantung jumlah siswa di setiap sekolah atau satuan

pendidikan.

d) Alternatif Solusi :

Tidak ada saran tentang keuangan,kerena semuanya

berjalan sesuai RAKS masing – masing sekolah, dan sekolah

meningkatkan dan berusaha mengembangkan dengan mereviu

yang lalu.
111

2) Kajian Pengelolaan Keuangan SD Negeri Situgede 5 Bogor

a) Rasional

Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu

sekolah agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak didik

yang baik adalah dari segi keuangan. Manajemen keuangan

sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan

kegiatan sekolah.

Ada beragam sumber dana yang dimiliki oleh suatu

sekolah, baik dari pemerintah maupun pihak lain. Ketika dana

masyarakat atau dana pihak ketiga lainnya mengalir masuk,

harus dipersiapkan sistem pengelolaan keuangan yang

professional dan jujur. Pengelolaan keuangan secara umum

sebenarnya telah dilakukan dengan baik oleh semua sekolah.

Hanya kadar substansi pelaksanaanya yang beragam antara

sekolah yang satu dengan yang lainnya. Adanya keragaman ini

bergantung kepada besar kecilnya tiap sekolah, letak sekolah

dan julukan sekolah. Pada sekolah-sekolah biasa yang daya

dukung masyarakatnya masih tergolong rendah, pengelolaan

keuangannya pun masih sederhana. Sedangkan, pada sekolah-

sekolah biasa yang daya dukung masyarakatnya besar, bahkan

mungkin sangat besar, tentu saja pengelolaan keuangannya

cenderung menjadi lebih rumit. Kecenderungan ini dilakukan


112

karena sekolah harus mampu menampung berbagai kegiatan

yang semakin banyak dituntut oleh masyarakatnya.

Berkenaan dengan dana keuangan yang diterima oleh

sekolah, pada praktiknya sekolah perlu melakukan pengawasan

tingkat sekolah, yaitu untuk mengetahui (1) tentang kesesuaian

antara alokasi dana dan penggunaannya pada setiap kegiatan

sesuai Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), serta

(2) kecocokan antara administrasi keuangan dan pelaporan.

b) Tujuan

(1) Untuk mengetahui manajemen pembiayaan pendidikan dan

operasionalisasinya dalam sistem pendidikan di

persekolahan.

(2) Memiliki pengetahuan atau konsep tentang hal-hal yang

harus ditempuh (prosedural) dalam menyusun pelaporan

yang harus dilakukan oleh sekolah.

(3) Memahami masalah perpajakan yang merupakan bagian

integral dari sistem pelaporan dan pertanggungjawaban

keuangan sekolah secara formal.

(4) Memahami pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan

sekolah sehingga memiliki pengalaman empirik dalam

menemukenali masalah-masalah esensial dalam

implementasi manajemen keuangan pendidikan di tingkat


113

sekolah, disertai kajian terhadap faktor pendukung dan

penghambatnya.

c) Kesenjangan

Tidak terdapat kesenjangan pada pengelolaan keuangan

di SDN Situgede 5 karena telah sesuai dengan juknis dan

petunjuk pengelolaan keuangan.

Laporan keuangan sekolah dibuat oleh bendahara

bersama kepala sekolah dan disahkan oleh kepala

sekolah,kemudian dilaporan berisikan tentang RAKS ,bukti

fisik pengeluaran, buku kas umum,buku kas pembantu bank,

buku pembantu pajak, dan dilengkapi dengan bukti penyetoran

pajak. Sumber keuangan sekolah berasal

dari dua sumber yaitu dari: (1) Dana Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) dan (2) Jumlah dana BOS APBN dan BOS

APBD diberikan ke sekolah berdasarkan jumlah siswa yang

dibina Sekolah, sehingga jumlah dana tersebut berbeda-beda

untuk setiap sekolah, tergantung jumlah siswa di setiap sekolah

atau satuan pendidikan.

d) Alternatif Solusi :

Tidak ada saran tentang keuangan,kerena semuanya

berjalan sesuai RAKS masing – masing sekolah, dan sekolah

meningkatkan dan berusaha mengembangkan dengan mereviu

yang lalu.
114

g. Kajian Tenaga Administrasi Sekolah (TAS)

1) Kajian Tenaga Administrasi Sekolah di SDN Situgede 4

a) Rasional

Tenaga Administrasi Sekolah minimal lulusan

D3,atau sederajat dan memiliki pengalaman minimal 4 tahun,

serta memiliki tenaga urusan administrasi kepegawaian.

Sekolah SDN Situgede 4 memiliki tenaga administrasi

sekolah dengan kualifikasi akademik S1. Semua urusan

administrasi di sekolah dikerjakan oleh petugas ini.

b) Tujuan

Tenaga administrasi sekolah, sesuai permendiknas

nomor 24 tahun 2008 kemudian mengkaji pembinaan TAS

tempat magang, penulis menemukan beberapa kesenjangan di

SD Negeri Situgede 4 Bogor,diantaranya urusan administrasi

Keuangan, Sarana Prasarana, humas,persuratan dan kearsipan,

kesiswaan dan kurikulum masih dipegang oleh guru kelas dan

dibantu tenaga administrasi yang masih honorer.Semua urusan

administrasi petugas ini yang menyelasaikannya ,seluruh

pengadministrasian sesuai dengan ketentuan yang pemerintah

tentukan.

c) Kesenjangan

Tenaga administrasi yang masih honorer dan belum

mendapat perlindungan hukum, keselamatan dan kesehatan


115

kerja dalam melaksanakan tugas. Tenaga Adminustrasi

bekerja berdasarkan permintaan kepala sekolah atau guru,

dikarenakan TAS belum memiliki Pedoman Tugas Pokok

dan Fungsi TAS serta belum adanya ketentuan yang

mengatur Wewenang TAS.

d) Alternatif Solusi

Melihat kesenjangan yang terjadi di SDN Situgede 4

Bogor kepala sekolah telah mengusulkan melalui dinas terkait

untuk mengusulkan tenaga administrasi honorer untuk

diangkat menjadi PNS dan mengupayakan adanya pelatihan

dan pembinaan dengan intansi terkait yakni Dinas

2) Kajian Tenaga Administrasi Sekolah di SDN Situgede 5

a) Rasional

Empat dimensi kompetensi TAS yang diharapkan

dapat dibina oleh kepala sekolah berdasarkan permendiknas

nomor 24 tahun 2008 tentang Standar Tenaga administrasi

Sekolah adalah :a. Dimensi kompetensi kepribadian yang

meliputi kompetensi : 1) Integritas dan akhlak mulia; 2) Etos

kerja positif ; 3) Pengendalian diri; 4) Rasa percaya diri; 5)

Fleksibilitas; 6) Teliti ; 7) Disiplin;

b. Dimensi kompetensi sosial yang meliputi kompetensi : 1)

Kerjasama dalam tim; 2) Pelayanan prima ; 3) Kesadaran

berorganisasi; 4) Berkomunikasi efektif; 5) Membangun


116

hubungan kerja; c. Dimensi kompetensi teknis yang meliputi

kompetensi :1) Administrasi kepegawaian ; 2)Administrasi

keuangan sekolah; 3)Administrasi sarana prasarana sekolah

; 4)Administrasi humas; 5) Administrasi persuratan dan

pengarsipan; 6)Administrasi kesiswaaan; 7)Administrasi

kurikulum; 8) Administrasi layanan khusus;

9) Administrasi teknologi informasi dan komunikasi;

d. Dimensi kompetensi manajerial yang meliputi kompetensi

: 1) Mendukung pengelolaan SNP ; 2) Menyusun program

dan laporan kerja; 3) Mengorganisasikan staf; 4)

Mengembangkan staf; 5)Mengambil keputusn;

6)Menciptakan iklim kerja kondusif; 7) Mengoptimalkan

pemanfaatan sumberdaya; 8) Membina staf; 9) Mengelola

konflik;10) Menyusun laporan.

b) Tujuan

Tenaga administrasi sekolah, sesuai permendiknas

nomor 24 tahun 2008 kemudian mengkaji pembinaan TAS

tempat magang, penulis menemukan beberapa kesenjangan di

SD Negeri Situgede 5 Bogor, diantaranya urusan administrasi

Keuangan, Sarana Prasarana, humas,persuratan dan kearsipan,

kesiswaan dan kurikulum masih dipegang oleh guru kelas dan

dibantu tenaga administrasi yang masih honorer.Semua urusan

administrasi petugas ini yang menyelasaikannya ,seluruh


117

pengadministrasian sesuai dengan ketentuan yang pemerintah

tentukan.

c) Kesenjangan

Tenaga administrasi yang masih honorer dan belum

mendapat perlindungan hukum , keselamatan dan

kesehatan kerja dalam melaksanakan tugas.

Tenaga Adminustrasi bekerja berdasarkan

permintaan kepala sekolah atau guru, dikarenakan TAS

belum memiliki Pedoman Tugas Pokok dan Fungsi TAS

serta belum adanya ketentuan yang mengatur Wewenang

TAS.

d) Alternatif Solusi

Melihat kesenjangan yang terjadi di SDN Situgede 5

Bogor kepala sekolah telah mengusulkan melalui dinas terkait

untuk mengusulkan tenaga administrasi honorer untuk

diangkat menjadi PNS dan mengupayakan adanya pelatihan

dan pembinaan dengan intansi terkait yakni Dinas

h. Kajian TIK dalam Pembelajaran

1) Kajian TIK dalam pembelajaran di SD Negeri Situgede 4


Bogor
a) Rasional
Pada umumnya alasan orang menggunakan TIK

pada suatu bidang adalah mengenai masalah efisiensi dan


118

optimisasi. Peningkatan produktifitas adalah alasan utama

mengapa orang pada umumnya menggunakan TIK.

Dengan menggunakan TIK, pekerjaan yang memerlukan

waktu lama jika diproses secara manual (oleh manusia)

bisa dikerjakan lebih cepat oleh mesin (komputer)

Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun

belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang sangat

tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah

paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan

informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat

kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-

sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya

melalui jaringan Internet.

Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang

cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adalah

bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan

merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari

pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-

informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik

sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyajian

ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu

sendiri (Oetomo dan Priyogutomo, 2004), beberapa bagian

unsur ini mendapatkan sentuhan media teknologi


119

informasi, sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang e-

learning (Utomo, 2001).

Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk

menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat,

melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan

sumberdaya yang tersedia. Rencana Pengembangan

Sekolah Dasar negeri 2 Rejosari adalah dokumen tentang

gambaran kegiatan sekolah di masa depan dalam rangka

untuk mencapai perubahan/tujuan sekolah yang telah

ditetapkan. Rencana Pengembangan Sekolah penting

dimiliki untuk memberi arah dan bimbingan para pelaku

sekolah dalam rangka menuju perubahan atau tujuan

sekolah yang lebih baik dalam peningkatan, dan

pengembangan sehingga diperoleh resiko yang kecil dan

dapat mengurangi ketidakpastian masa depan.

Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) saat ini sangat pesat dan berpengaruh

sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas,

segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar,

gaya hidup maupun cara berpikir. Oleh karena itu,

pemanfaatan TIK harus diperkenalkan kepada siswa agar

mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman

yang memadai untuk bisa menerapkan dan


120

menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta

berbagai aspek kehidupan sehari-hari, bahkan bisa juga

dikembangkan menjadi kegiatan wira usaha.

Pendidikan merupakan salah satu penentu daya

saing bangsa, dengan demikian, perlu peningkatan mutu

yang berkelanjutan. Salah satunya dengan konsep

peningkatan status sekolah secara bertahap ke arah SBI

(Sekolah Bertaraf Internasional). Hal ini searah dengan

perubahan paradigma dalam pembelajaran menuju

masyarakat berbasis pengetahuan, yang menempatkan ICT

atau TIK sebagai pendukung utama. Pengenalan TIK

(Teknologi Informasi dan Komunikasi) beserta aplikasinya

harus dimulai sedini mungkin, tanpa diskriminasi yang

dilakukan secara bertahap mulai dari sekolah dasar sampai

pendidikan tinggi.

b) Tujuan

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang

dimaksudkan untuk menunjang tercapainya tujuan

pembelajaran. Mengkaji pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran sekolah tempat magang pada kegiatan on the

job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala

sekolah mengembangkan pemahaman tentang TIK


121

sekaligus dapat mengidentifikasi guru-guru di sekolah

magang yang memanfaatkan TIK dalam pembelajarannya.

c) Kesenjangan

Fasilitas pembelajaran TIK dalam pembelajaran

sebagian melaksanakannya karena internet belum

menjangkau dimanfaatkan seluruh guru.

d) Alternatif Solisi

Sekolah berusaha mempertahankan dan

meningkatkan dengan mengajukan program ke sekolah

agar ada pelatihan peningkatan kemampuan guru.

2) Kajian TIK dalam pembelajaran di SD Negeri Situgede 5


Bogor
a) Rasional
Pada umumnya alasan orang menggunakan TIK

pada suatu bidang adalah mengenai masalah efisiensi dan

optimisasi. Peningkatan produktifitas adalah alasan utama

mengapa orang pada umumnya menggunakan TIK.

Dengan menggunakan TIK, pekerjaan yang memerlukan

waktu lama jika diproses secara manual (oleh manusia)

bisa dikerjakan lebih cepat oleh mesin (komputer)

Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun

belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang sangat

tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah

paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan


122

informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat

kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-

sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya

melalui jaringan Internet.

Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk

menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat,

melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan

sumberdaya yang tersedia. Rencana Pengembangan

Sekolah Dasar negeri 2 Rejosari adalah dokumen tentang

gambaran kegiatan sekolah di masa depan dalam rangka

untuk mencapai perubahan/tujuan sekolah yang telah

ditetapkan. Rencana Pengembangan Sekolah penting

dimiliki untuk memberi arah dan bimbingan para pelaku

sekolah dalam rangka menuju perubahan atau tujuan

sekolah yang lebih baik dalam peningkatan, dan

pengembangan sehingga diperoleh resiko yang kecil dan

dapat mengurangi ketidakpastian masa depan.

Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) saat ini sangat pesat dan berpengaruh

sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas,

segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar,

gaya hidup maupun cara berpikir. Oleh karena itu,

pemanfaatan TIK harus diperkenalkan kepada siswa agar


123

mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman

yang memadai untuk bisa menerapkan dan

menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta

berbagai aspek kehidupan sehari-hari, bahkan bisa juga

dikembangkan menjadi kegiatan wira usaha.

Pendidikan merupakan salah satu penentu daya

saing bangsa, dengan demikian, perlu peningkatan mutu

yang berkelanjutan. Salah satunya dengan konsep

peningkatan status sekolah secara bertahap ke arah SBI

(Sekolah Bertaraf Internasional). Hal ini searah dengan

perubahan paradigma dalam pembelajaran menuju

masyarakat berbasis pengetahuan, yang menempatkan ICT

atau TIK sebagai pendukung utama. Pengenalan TIK

(Teknologi Informasi dan Komunikasi) beserta aplikasinya

harus dimulai sedini mungkin, tanpa diskriminasi yang

dilakukan secara bertahap mulai dari sekolah dasar sampai

pendidikan tinggi.

b) Tujuan

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang

dimaksudkan untuk menunjang tercapainya tujuan

pembelajaran. Mengkaji pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran sekolah tempat magang pada kegiatan on the

job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala


124

sekolah mengembangkan pemahaman tentang TIK

sekaligus dapat mengidentifikasi guru-guru di sekolah

magang yang memanfaatkan TIK dalam pembelajarannya.

c) Kesenjangan

Fasilitas pembelajaran TIK dalam pembelajaran

sebagian melaksanakannya karena internet belum

menjangkau dimanfaatkan seluruh guru.

d) Alternatif Solisi

Sekolah berusaha mempertahankan dan

meningkatkan dengan mengajukan program ke sekolah

agar ada pelatihan peningkatan kemampuan guru.

i. Kajian Sistem Monitoring dan Evaluasi

1) Kajian Monitoring dan Evaluasi di SD Negeri Situgede 4


Bogor

a) Rasional :

Monitoring dan Evaluasi (ME) adalah dua kata yang

memiliki aspek kegiatan yang berbeda yaitu kata Monitoring

dan Evaluasi. Monitoring merupakan kegiatan untuk

mengetahui apakah program yang dibuat itu berjalan dengan

baik sebagaiman mestinya sesuai dengan yang direncanakan,

adakah hambatan yang terjadi dan bagaiman para pelaksana

program itu mengatasi hambatan tersebut. Monitoring

terhadap sebuah hasil perencanaan yang sedang berlangsung


125

menjadi alat pengendalian yang baik dalam seluruh proses

implementasi.

Monitoring menghendaki pimpinan untuk secara

langsung melihat proses yang terjadi, juga dengan dukungan

dokumen-dokumen dan pendapat-pendapat dari yang

dimonitor, hal ini dilakukan sebagai validasi dan keabsahan

proses monitoring. Data-data dan fakta tersebut selanjutnya

dijadikan sebagai rujukan bagi pimpinan untuk melakukan

evaluasi terhadap program yang disiapkan.

Indikator keberhasilan sekolah dalam menjalankan

programnya dilihat dari kesesuaian proses dengan apa yang

direncanakan, kesesuaian dalam pencapaian tujuan,

penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya yang efektif dan

efisien, serta kemampuan dalam memberikan jaminan

terhadap kesesuaian proses dan pencapaian tujuan melalui

satu mekanisme kendali yang harmonis dan melekat utuh

dalam sistem. Mekanisme kendali yang dimaksudkan adalah

sebuah upaya sistematik yang merupakan bagian dari

manajemen untuk mengamankan sistem dimana setiap

komponen dalam sistem memiliki satu keterpaduan dan tidak

terjadi penyimpangan yang besar dari rencana yang sudah di

buat.
126

Kepala SD Negeri Situgede 4 Bogor dalam

penyusunan rencana monitorng dan evaluasi sekolah,

melibatkan guru senior yang sudah memiliki sertifikat dan

kewenangan monev di sekolah. Disadari oleh kepala SD

Negeri Situgede 4 Bogor.Setiap kegiatan yang dilakukan

sudah sesuai dengan Delapan SNP.

b) Tujuan

Tujuan pengkajian Monitoring dan Evaluasi (MonEv)

adalah agar calon kepala sekolah mampu:

(1) Memahami pengertian, tujuan prinsip, dan proses,

monitoring dan evaluasi program

(2) Memahami tentang langkah-langkah persiapan,

perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil evaluasi

suatu program

(3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi program

(4) Menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi program

c) Kesenjangan

Seluruh kegiatan di SDN Situgede 4,tidak terdapat

kesenjangan, masih bisa dilaksanakan sesuai kebijakan

pemerintah.

d) Alternatif Solusi : Tidak terdapat kesenjangan SDN Situgede

4, mempertahankan dan meningkatkan juga adanya mereviu

tahun lalu.
127

2) Kajian Monitoring dan Evaluasi di SD Negeri Situgede 5

Bogor.

a) Rasionalisasi

Keberhasilan sebuah program dapat dilihat dari apa

yang direncanakan dengan apa yang dilakukan, apakah hasil

yang diperoleh berkesesuaian dengan hasil perencanaan yang

dilakukan. Untuk dapat memperoleh implementasi rencana

yang sesuai dengan apa yang direncanakan manajemen harus

menyiapkan sebuah program yaitu monitoring, monitoring

ditujukan untuk memperoleh fakta, data dan informasi tentang

pelaksanaan program, apakah proses pelaksanaan kegiatan

dilakukan seusai dengan apa yang telah direncakan.

Selanjutnya temuan-temuan hasil monitoring adalah informasi

untuk proses evaluasi sehingga hasilnya apakah program yang

ditetapkan dan dilaksanakan memperoleh hasil yang

berkesuaian atau tidak. Dalam rangka mengendalikan mutu

hasil pendidikan sesuai standar nasional pendidikan maka

pemerintah telah menetapkan Standar Penilaian Pendidikan

melalui Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007. Standar

penilaian pendidikan tersebut merupakan standar nasional

yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen

hasil penilaian peserta didik. Dalam standar tersebut

ditetapkan adanya ulangan tengah semester (UTS) yang


128

dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu

kegiatan pembelajaran.

Oleh karena itu sebagai program sekolah, maka kepala

sekolah harus memahami fungsi perencanaan, pelaksanaan,

kegiatan UTS dan tindak lanjut evaluasi dan pelaporan salah

satu kegiatan program untuk meningkatkan mutu

pembelajaran Keberhasilan suatu program dapat dilihat dari

kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaannya, terukur

atau akuntabel hasilnya, serta ada keberlanjutan aktivitas yang

merupakan dampak dari program itu sendiri. Melalui kegiatan

monitoring dan evaluasi (monev) maka keberhasilan, dampak

dan kendala pelaksanaan suatu program dapat diketahui.

b. Tujuan

Tujuan pengkajian Monitoring dan Evaluasi (MonEv)

adalah agar calon kepala sekolah mampu:

(1) Memahami pengertian, tujuan prinsip, dan proses,

monitoring dan evaluasi program

(2) Memahami tentang langkah-langkah persiapan,

perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil evaluasi

suatu program

(3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi program

(4) Menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi program


129

c. Kesenjangan

Seluruh kegiatan di SDN Situgede 5, tidak terdapat

kesenjangan, masih bisa dilaksanakan sesuai kebijakan

pemerintah.

d. Alternatif Solusi

Tidak terdapat kesenjangan SDN Situgede 5,

mempertahankan dan meningkatkan juga adanya mereviu

tahun lalu. Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan

program serupa selanjutnya, maka program-program yang

baik tersebut dapat dilanjutkan, dan perlu peningkatan

ketertiban siswa pada pelaksanaan UTS I dengan lebih

mengintensifkan peran pengawas ruangan.

E. Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK di SD Situgede 5

1. Persiapan

Pada tahap ini penulis mengunjungi kepala SDN Situgede 5 untuk

meminta kesediaan kepala SD Negeri Situgede 5 membantu penulis dan

berbagi pengalaman tentang upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah

khususnya pada kompetensi sosial. Kemudian meminta waktu khusus yang

terjadwal untuk melakukan wawancara dan observasi terhadap lingkungan

SD Negeri Situgede 5.

Langkah selanjutnya calon menyusun instrumen wawancara dan

instrumen observasi sebagai alat untuk mengetahui indikator pencapaian


130

kompetensi kompetensi sosial, kewirausahaan dan kemepimpinan

pembelajaran yang dibutuhkan calon.

2. Pelaksanaan

Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan bersama calon kepala

sekolah mewawancarai kepala sekolah pada tanggal 20 Mei 2016.

Selanjutnya calon melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar

sekolah. Dari Kepala Sekolah Dasar Negeri Situgede 5, Calon banyak

memperoleh pengetahuan dan wawasan dalam hal pengelolaan

penyelenggaraan pendidikan. Beruntung Calon dipertemukan dengan

seorang kepala sekolah yang visioner dimana sekolah ini merupakan

sekolah berstandar nasional dan sarat dengan prestasi.

Pada tanggal 21 Mei 2016 calon kepala sekolah melakukan

wawancara kepada guru dan tenaga kependidikan serta komite sekolah.

Dari berbagai sumber tersebut calon memperoleh banyak masukan dalam

hal pengelolaan sekolah dan mengembangkan manajemen peningkatan

mutu berbasis sekolah.

3. Monitoring dan Evaluasi

Pada tanggal 22 Mei 2016 calon kepala sekolah melakukan

pengolahan data hasil wawancara dan hasil observasi. Pengolahan data

dilakukan oleh calon dengan cara memilih jawaban yang sesuai dengan

indikator yang diharapkan sedangkan data yang tidak sesuai dengan

indikator diabaikan.
131

Dari data yang diperoleh, salah satu faktor penunjang keberhasilan

kepala sekolah mengembangkan kepemimpinan pembelajaran,

meningkatkan secara optimal kompetensi kewirausahaan, dan kompetensi

sosial kepala sekolah. Dalam hal ini Kepala SD Negeri Situgede 5 mampu

melakukan inovasi dan pantang menyerah dalam menghadapi

permasalahan pendidikan di sekolah. Keberhasilan tersebut ditunjukkan

oleh proses dan hasil belajar siswa dalam mencapai target tujuan yang

diharapkan. Salah satu faktor penunjang dan penentu keberhasilan

pendidikan adalah guru.

4. Refleksi

Pada tanggal 22 Mei 2016 calon kepala sekolah melakukan

pengolahan data hasil wawancara dan hasil observasi. Pengolahan data

dilakukan oleh calon dengan cara memilih jawaban yang sesuai dengan

indikator yang diharapkan sedangkan data yang tidak sesuai dengan

indikator diabaikan.

5. Hasil

Melalui wawancara yang dilakukan calon kepada Bapak E. Kosasih,

S.Ag. diperoleh berbagai informasi yang dapat dijadikan panduan dan

teladan dalam mengembangkan kompetensi kepala sekolah khususnya

pada kompetensi sosial.

SD Negeri Situgede 5 dipimpin oleh seorang kepala sekolah

bernama E. Kosasih, S.Ag di bawah kepemimpinan beliau SD Negeri

Situgede 5 berhasil menumbuhkan derajat kepercayaan masyarakat


132

terhadap sekolah. Adapun strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah

antara lain :

1. Bekerja sama dengan pihak lain seperti RT, RW, tokoh masyarakat

dalam menumbuhkan kepedulian terhadap sekolah.

2. Turut berpartisipasi melaksanakan kegiatan sosial kemasyarakatan

seperti memberikan bantuan kepada fakir miskin.

3. Memberikan santunan bagi anak yatim, melalui kegiatan ramadhan,

idul adha, dan tahun baru Islam.

4. Pihak sekolah dan warga sekolah memiliki kepedulian dan kepekaan

sosial terhadap orang atau kelompok lain, yang membutuhkan bantuan.

5. Pihak sekolah memberikan kemudahan bagi masyarakat yang

membutuhkan sarana dan prasarana sekolah untuk kepentingan rapat

atau acara warga di sekitar sekolah.

Keberhasilan penyelenggaraan program pendidikan di SD Negeri

Situgede 5, ditentukan oleh salah satu faktor penunjangnya adalah

keteladanan kepala sekolah sebagai pemimpin yang mampu mengajak

seluruh warga sekolah untuk memiliki kepedulian sosial terhadap

masyarakat golongan menengah ke bawah yang sangat membutuhkan

bantuan.

Sikap sosial kepala sekolah tersebut menumbuhkan kecintaan

masyarakat sekitar terhadap SD Negeri Situgede 5, hal ini ditunjukkan

dengan tumbuhnya peran serta masyarakat melalui keterlibatan masyarakat


133

dalam membangun sekolah dan peduli terhadap penyelenggaraan

pendidikan di SD Negeri Situgede 5.

Sikap sosial kepala sekolah juga tercermin dari kemampuan kepala

sekolah bekerjasama dengan berbagai pihak seperti lembaga

kemasyarakatan, bimbingan belajar, perusahaan perusahaan yang

melakukan promosi, menumbuhkan kepedulian pihak-pihak atau

stakeholder untuk turut membantu sekolah.

Hal yang tidak kalah penting pula kerjasama yang tumbu antar

teman sejawat dalam hal ini Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) di

gugus wilayah Situgede telah terjalin hubungan yang sehat dan harmonis,

selain penumbuhkan dan peningkatan kemampuan profesional kepala

sekolah, Bapak E Kosasih, S.Ag telah mampu menggagas rasa

kebersamaan dan silaturahmi antar kepala sekolah dan pihak sekolah.

Kegiatan halal bil halal yang dilakukan di gugus juga melibatkan

para guru dan masyarakat sekitar dan tidak jarang kegiatan santunan

kepada fakir miskin tetap dilakukan.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan on the job learning (OJL) diklat calon

kepala sekolah Kota Bogor yang dilaksanakan di SD Negeri Situgede 4 dan

SD Negeri Situgede 5 Kecamatan Bogor Barat, dapat disimpulkan bahwa

kegiatan OJL dilaksanakan untuk :

1. Meningkatkan kompetensi sosial calon dalam melaksanakan tugas sebagai

kepala sekolah sehingga memiliki wawasan tentang menjalin hubungan

kerja sama dengan pihak lain bagi kepentingan sekolah.

2. Turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan karena

bagaimana pun kepala sekolah adalah anggota masyarakat di

lingkungannya.

3. Memiliki kepedulian dan kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok

yang membutuhkan bantuan layanan.

4. Meningkatkan kompetensi guru secara langsung dalam menyusun

perangkat pembelajaran.

5. Meningkatkan kompetensi Guru Junior dalam memfasilitasi proses

pembelajaran melalui supervisi akademik.

6. Meningkatkan kemampuan calon dalam mengembangkan perangkat

penilaian yang memenuhi standar penilaian.

134
135

7. Meningkatkan kemampuan mengkaji dokumen manajerial di sekolah

berdasarkan peraturan menteri pendidikan nasional dan pedoman yang

standar.

8. Meningkatkan kompetensi sosial, kewirausahaan dan kepemimpinan

pembelajaran melalui kunjungan belajar di SDN Situgede 5 .

B. Saran-saran

1. Bagi guru selayaknya kegiatan OJL yang dilakukan oleh para calon kepala

sekolah dapat disambut dengan baik karena dapat meningkatkan

kemampuan profesional guru dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah

yang bersangkutan.

2. Bagi kepala sekolah, pelaksanaan OJL yang dilakukan oleh calon kepala

sekolah kiranya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya terutama untuk

mengetahui dan merefleksi segala kekurangan dan mampu meningkatkan

mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

3. Bagi pemerintah khususnya Dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian

Daerah melakukan Rekrutmen Calon Kepala Sekolah dengan

memperhatikan kompetensi dan kualifikasi serta prestasi para guru,

kemudian proses tindak lanjut dari hasil rekrutmen, pendidikan dan

pelatihan agar terus berkesinambungan dilakukan pembinaan dan penilaian

kinerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK)

Lampiran 1 a. AKPK Calon


Lampiran 1 b. Jadwal RTL
Lampiran 1 c. Matrik RTK
Lampiran 1 d. Panduan Kegiatan
Lampiran 1 e. SK Kepanitiaan
Lampiran 1 f. Instrumen Monev yang telah diisi
Lampiran 1 g. Instrumen Penilaian yang telah diisi
Lampiran 1 h. Hasil Kegiatan Peserta
Lampiran 1 i. Dokumentasi

Lampiran 2 Supervisi Guru Junior


Lampiran 2 a. Panduan Program Supervisi
Lampiran 2 b. Instrumen Telaah RPP yang telah diisi secara manual dan
ditandatangani
Lampiran 2 c. Instrumen Observasi yang telah diisi secara manual dan
ditandatangani
Lampiran 2 d. Instrumen hasil Pasca Observasi yang telah diisi secara manual
dan ditandatangani
Lampiran 2 e. Instrumen Tindak lanjut yang telah diisi dan ditandatangani
Lampiran 2 f. RPP Guru Yunior
Lampiran 2 g. Dokumentasi

Lampiran 3 Penyusunan Perangkat Pembelajaran Buatan Sendiri


Lampiran 3 a. Menyusun Silabus 1 KD
Lampiran 3 b. Menyusun RPP satu KD
Lampiran 3 c. Menyusun Bahan Ajar satu KD
Lampiran 3 d. Menyusun Instrumen Penilaian satu KD

136
137

Lampiran 4 Kajian 9 Aspek Manajerial


Lampiran 4 a. Matrik Kajian yang telah diisi
Lampiran 4 b. RKS (Copy Judul, lembar Pengesahan, Daftar isi)
Lampiran 4 c. Kurikulum (Copy Judul, lembar Pengesahan, Daftar isi)
Lampiran 4 d. Contoh Laporan Keuangan satu Kegiatan.
Lampiran 4 e. Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Ketatausahaan dan Sarpras
(Cukup Copy Profil Sekolah
Lampiran 4 f. Peserta Didik cukup SK PPDB
Lampiran 4 g. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran, Copy contoh
pembelajaran yng menggunakan TIK
Lampiran 4 h. Monitoring Evaluasi (Copy Laporan Kegiatan Monev (satu
Kegiatan)
Lampiran 5 Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK yang Kurang
di Sekolah kedua (SD Situgede 5 )
Lampiran 5 a. Copy contoh kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
Kompetensi Calon yang rendah berkaitan dengan AKPK
Lampiran 5 b. Dokumentasi
Lampiran 5 c. Hasil Penilaian Individu dari LPPKS

Lampiran 6 Kegiatan Kegiatan yang Lain


a. Jurnal Kegiatan Selama Kegiatan OJL
b. Jadwal Pelaksanaan On The Job Learning
c. Lembar Isian Pendampingan On The Job Learning
d. Bukti kehadiran Peserta On The Job Learning

Lampiran 7 Persentase OJL Cakep

Anda mungkin juga menyukai