Anda di halaman 1dari 18

1

PENGELOLAAN SUPERVISI KLINIS


PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GANTIWARNO

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun ssebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi


Magister Administrasi Pendidikan
Fakultas Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

SUPRAPTI
Q100120060

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
2

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGELOLAAN SUPEVISI KLINIS


PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GANTIWARNO

PUBLIKASI ILMIAH

OLEH:

SUPRAPTI
Q 100120060

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Sabar Narimo, M.M., M.Pd Dr. Sofyan Anif, M.Si


3

HALAMAN PENGESAHAN

PENGELOLAAN SUPEVISI KLINIS


PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GANTIWARNO

OLEH:
SUPRAPTI
Q 100120060

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Senin, 28 Maret 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

1. Dr. Sabar Narimo, M.M., M.Pd

(Ketua dewan Penguji) ( …………………………………….………)

2. Dr. Sofyan Anif, M.Si

(Anggota I Dewan Penguji) (.……………..…….………………………)

3. Dr. Sumardi, M.Si

(Anggota II Dewan Penguji) (...………….……….…….……….………)

Surakarta, 15 April 2016


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sekolah Pascasarjana
Direktur,
5

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar magister ilmu pendidikan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,


maka akan saya pertanggunjawabkan sepenuhbya.

Surakarta, 2 Maret 2016


Yang Menyatakan,

Suprapti
Q 100120060
1

PENGELOLAAN SUPERVISI KLINIS


PADA SEKOLAH DASAR NEGRI 01 GANTIWARNO

Suprapti
solo.suprapti@yahoo.com
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jalan Jend. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Sabar Narimo
sabar.narimo@gmail.com
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jalan Jend. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Sofyan Anif
sofyan_anif@ums.ac.id
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jalan Jend. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

ABSTRAK

Suprapti. Q 100120060. Pengelolaan Supervisi Klinis Pada Sekolah Dasar Negeri


01 Gantiwarno. Tesis. Magister Administrasi Pendidikan. Program Pascasarjana.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2016.
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan pengelolaan supervisi klinis pada SD
Negeri 01 Gantiwarno, Matesih, Karanganyar. Tujuan penelitian terdiri tiga yaitu
mendeskripsikan pengelolaan perencanaan, pelaksanaan dan umpan balik
supervisi klinis.
Metode penelitian kualitatif menggunakan desain etnografi. Lokasi
penelitian pada SD Negeri 01 Gantiwarno. Narasumber penelitian adalah
pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru kelas. Teknik pengumpulan data
adalah observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data
melaui empat tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Validasi data menggunakan kredibilitas,
transferabilitas, keabsahan, dan konfirmabilitas.
Hasil penelitian yang dicapai meliputi 1) perencanaan melalui penilaian
unjuk kerja berupa administrasi perencanaan pembelajaran. Administrasi
pembelajaran tersusun baik menunjukkan guru berkinerja baik, 2) pelaksanaan
melalui observasi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran paikem untuk
pencapaian kinerja guru, 3) umpan balik dilaksanakan secara individu dan
kelompok. Kegiatan berupa evaluasi tugas pokok, fungsi, dan penilaian kinerja.
Guru profesional adalah guru yang memiliki penilaian kinerja minimal baik.

Kata kunci: supervisi klinis, instrumen penilaian, capaian kinerja


2

ABSTRACT

Suprapti. Q 100120060. Clinical Supervision Management In PublicElementary


School 01 Gantiwarno. Thesis. Masters in Education Administration. Graduate
program. Muhammadiyah University of Surakarta. 2016.
The purpose of this study describes the management of clinical supervision
on SD Negeri 01 Gantiwarno, Matesih, Karanganyar. The purpose of the research
consisted of three which describe management planning, implementation and
feedback clinical supervision.
Qualitative research methods using ethnographic design. The research
location in SD Negeri 01 Gantiwarno. Informant research was superintendent,
principals and classroom teachers. The data collection technique was direct
observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques through
the four stages of data collection, data reduction, data presentation, and
conclusion. Validation data using credibility, transferability, validity and
confirmability.
Research results achieved include 1) planning by assessing the performance
of the administration in the form of lesson planning. Administration of structured
learning good shows teachers are performing well, 2) the implementation of
learning through observation. PAIKEM learning activities for the achievement of
teacher performance, 3) feedback is carried out individually and in groups. The
activities include evaluation of the main tasks, functions, and performance
assessment. Professional teachers are teachers who have minimal performance
appraisal well.

Keywords: clinical supervision, assessment instruments, the gains

1. PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 3 memuat komponen standar nasional pendidikan Indonesia
meliputi delapan standar pendidikan yang harus dipenuhi oleh sekolah sebagai
lembaga pendidikan. Komponen delapan standar nasional pendidikan tersebut
adalah standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaaan, dan penilaian
pendidikan. Standar pendidik dan tenaga kependidikan memuat kualifikasi
pendidikan seseorang pendidik dan tenaga kependidikan. Guru sebagai tenaga
pengajar di sekolah merupakan komponen sumberdaya manusia yang harus
dibina dan dikembangkan secara terus menerus.
3

Potensi sumber daya guru harus terus berkembang agar dapat


melaksanakan fungsinya secara profesional karena guru merupakan ujung
tombak peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena hal tersebut maka diperlukan
adanya supervisi pendidikan untuk mengawasi dan memperbaiki proses belajar
mengajar yang dilakukan guru di sekolah oleh seorang supervisor.
Supervisi pendidikan merupakan tindakan yang diberikan kepada guru
oleh seorang supervisor baik kepala sekolah ataupun pengawas sekolah baik
secara individual maupun kelompok dalam usaha memperbaiki pembelajaran.
Maryono (2011: 29) menyatakan peningkatan sumber daya guru dapat
dilaksanakan dengan berbagai usaha dan alat, salah satunya dengan teknik
supervisi. Umumnya alat dan teknik supervisi bersifat individual dan kelompok.
Pidarta (2009: 3) menyatakan fungsi supervisi adalah membantu sekolah
menciptakan lulusan yang baik dalam kuantitas dan kualitas, serta membantu
para guru agar bisa dan dapat bekerja secara profesional sesuai dengan kondisi
masyarakat tempat sekolah tersebut berada. Sahertian (2008: 19) supervisi tidak
lain dari usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individu maupun
kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran yang dilaksanakan di kelas. Eko
Supriyanto (2006: 444) mengatakan, supervisi klinis adalah alat untuk
memastikan bahwa penyelenggaraan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
telah dilakukan secara efektif melalui perencanaan yang sistematis, pengamatan
dan feedback.
Permendiknas No. 12 Tahun 2007, tentang standar kompetensi
pengawas, dinyatakan bahwa tugas utama pengawas adalah meningkatkan
kinerja guru agar dapat melakukan proses pembelajaran yang efektif. Peran
supervisi klinis pengawas adalah untuk membantu menuju pengembangan
kemampuan guru melalui refleksi atas pengalaman praktik pembelajaran dan
penerapan prinsip serta konsep upaya perbaikan secara mandiri.
Berdasarkan latar belakang di atas pengawas sekolah sebagai supervisor
perlu memberikan bantuan dan bimbingan terutama dalam mengembangkan
4

kompetensi professional dan pedagogik. Kegiatan ini dilakukan berkaitan dengan


kegiatan penilaian kinerja guru yang berlangsung sejak tahun 2014.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. diskriptif dengan memusatkan
pada mendeskripsikan data-data dalam kalimat-kalimat yang berarti atau
informamatif yang diperoleh dari informan, dokumen, dan perilaku subyek yang
diobservasi. Penelitian ini menggunakan desain etnografi. Lokasi penelitian
dilakukan pada SD Negeri 01 Gantiwarno. Narasumber penelitian terdiri dari
pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru kelas. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis
data dilakukan melalui empat tahapan meliputi pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Validasi data
menerapkan uji kredibilitas, transferabilitas, keabsahan, dan konfirmabilitas.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


3.1 Perencanaan Supervisi Klinis Oleh Pengawas
Kegiatan supervisi klinis oleh pengawas sekolah sebagai supervisor
kepada guru kelas merupakan suatu tindakan bantuan atau bimbingan khusus
yang diberikan berdasarkan hasil supervisi akademik kepala sekolah maupun
pengawas sekolah terhadap guru. Tindakan supervisi klinis oleh pengawas
sekolah sebagai supervisor terhadap guru di SD Negeri 01 Gantiwarno mengacu
pada buku kerja pengawas sekolah dan pedoman atau panduan pengawasan
yang berhubungan dengan supervisi. Kegiatan supervisi klinis terdiri atas tiga
tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan umpan balik supervisi klinis.
Kegiatan supervisi klinis di SD Negeri 01 Gantiwarno dilaksanakan dalam
tiga tahap. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Jasmani, Mustofa Syaiful
(2013: 99-100) yang menyatakan tentang tahap-tahap supervisi klinis bahwa
supervisi klinis terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap umpan balik. Pada tahap perencanaan dinyatakan
bahwa dalam perencanaan supervisi klinis terdapat kegiatan mengkaji dan
5

mendiskusikan rencana pembelajaran yang meliputi tujuan, metode, waktu,


media, evaluasi, hasil belajar dan lain-lain yang terkait dengan pembelajaran.
Kegiatan pengawas sekolah adalah menentukan fokus observasi atau review
hasil supervisi akademik bersama guru yang bersangkutan.
Pada kegiatan perencanaan supervisi klinis, supervisor dan guru menjalin
komunikasi yang baik dengan menyatukan persepsi, menciptakan suasana
terbuka dan akrab, melakukan diskusi yang mendalam tentang konsep model
pendekatan supervisi klinis, tujuan, dan prosedur pelaksanaan supervisi klinis
sehingga kegiatan supervisi klinis dapat terarah sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang ingin dicapai.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Carles, Ticheli-Kallikas, Tyner,
Barber-Stephen, (2005) dalam penelitian yang berjudul “Crisis Management
During ”Live” Supervision: Clinical and Instructional Matters,” yang menyatakan
bahwa supervisi klinis merupakan suatu proses yang menjelaskan bahwa semua
yang terlibat dalam kegiatan tersebut memiliki rasa aman dan nyaman untuk
berbagi ide terbaiknya dan menyadari pentingnya untuk tetap menghormati,
mendengar, dan menghargai apa yang menjadi permasalahan. Permasalahan
yang dihadapi diselesaikan secara bertahap sesuai kronologi. Pada tahap awal
mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul, mendiagnosa penyebab-
munculnya permasalahan, dan menentukan alternatif penyelesaian. Pemberian
kepercayaan dan penguatan perlu disampaikan agar yang bermasalah mampu
mengambil keputusan yang positif, sedang permasalahan yang rumit
diperlakukan dengan hati-hati agar tidak berpengaruh buruk untuk waktu
selanjutnya.
Kegiatan perencanaan supervisi klinis di SD Negeri 01 Gantiwarno berupa
bimbingan penyusunan administrasi perencanaan pembelajaran. Administrasi
perencanaan pembelajaran tersebut kompleks meliputi penyusunan program
tahunan, program semester, kriteria ketuntasan minimal, silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran, daftar nilai, kalender pendidikan, jurnal harian,
6

absensi kelas, dan jadwal tatap muka. Administrasi tersebut penting untuk
mendeteksi kesiapan guru dalam menjalankan tugas. Administrasi tersebut dapat
dijadikan bukti atau dokumen dalam penilaian kinerja guru setiap akhir tahun.
Kegiatan perencanaan ini perlu didukung oleh pengawas sekolah sebagai
supervisor. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Maryono (2011: 19) yang
menyatakan bahwa supervisi bidang pendidikan pada umumnya mengacu
kepada usaha perbaikan situasi belajar mengajar yang fokus pada usaha
membantu guru-guru dengan tujuan akhir mengangkat harapan belajar siswa.
Pengawas sekolah dalam kegiatan ini menentukan alat atau instrumen penilaian
dan menentukan teknik pelaksanaannya untuk membantu guru memperbaiki
kekurangan dan permasalahan.
Penilaian dan observasi penyusunan administrasi perencanaan
pembelajaran disesuaikan dengan kesepakatan hasil supervisi akademik
sebelumnya. Guru menyiapkan dan menyerahkan semua administrasi yang telah
disusun kepada pengawas sekolah atau supervisor. Supervisor meneliti semua
kelengkapan administrasi dan melakukan penilaian terhadap dokumen tersebut.
Supervisor memberikan pertanyaan tentang administrasi yang disusun guru satu
persatu, sedangkan guru memberikan jawaban. Data dan informasi dari guru
yang kurang tepat oleh supervisor ditulis pada bagian catatan pada lembar
instrumen supervisi klinis.
Hasil kegiatan tahap perencanaan supervisi klinis dinyatakan dengan
kronologi sebagai berikut yaitu pertama kegiatan perencanaan supervisi klinis
berupa penilaian administrasi perencanaan guru oleh pengawas sekolah, kedua
pengawas sekolah menugaskan kepada guru untuk menyusun administrasi
perencanan pembelajaran yang disusun tidak lagi bersifat untuk berkas atau
dokumen penilaian tetapi untuk dokumen guru pada semester ganjil, ketiga
pengawas sekolah mengharapkan guru telah menyusun administrasi
perencanaan pembelajaran secara lengkap pada semester selanjutnya atau
semester genap, ke empat pengawas sekolah memberi petunjuk bahwa
7

penyusun administrasi perencanaan pembelajaran dapat dilakukan secara


individu maupun kolektif dalam kegiatan kelompok kerja guru atau KKG kelas di
gugus setempat.
Kegiatan akhir dari tahap perencanaan supervisi klinis adalah pengawas
sekolah atau supervisor memberikan masukan semua kekurangan dan kelebihan
guru. Kekurangan untuk beberapa komponen administrasi perencanaan dengan
tujuan perbaikan. Kelebihan dalam beberapa komponen administrasi
perencanaan pembelajaran agar guru dapat melanjutkan dan mempertahankan
sebagai tindak lanjut. Selanjutnya pengawas sekolah atau supervisor dan guru
menentukan jadwal kegiatan pelaksanaan supervisi klinis. Kegiatan observasi
pengawas sekolah terhadap proses belajar mengajar guru di kelas. Dua hal yang
perlu dipersiapkan guru berupa susunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran di kelas.
3.2 Pelaksanaan Supervisi Klinis oleh Pengawas
Kegiatan pelaksanaan supervisi klinis di SD Negeri 01 Gantiwarno fokus
pada kegiatan pembelajaran. Pada awal kegiatan pengawas sekolah menilai
rencana pelaksanaan pembelajaran dan kelengkapannya yang disusun guru.
Tujuannya adalah agar pengawas sekolah memahami kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan guru. Guru dan pengawas sekolah sebagi supervisor
membuat kesepakatan pelaksanaan pembelajaran yang akan diamati sebagai
bentuk bimbingan.
Richard Waller, dalam Jasmani, Mustofa Syaiful (2013: 90). menyatakan
supervisi klinis sebagai supervisi yang difokuskan pada perbaikan proses
pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan,
pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan
mengajar sebenarnya, dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang
rasional.
Pidarta Made (2009: 1) menyatakan hal yang sama tentang kegiatan
pelaksanaan supervisi bahwa supervisi kelas dilakukan secara langsung saat guru
8

mengajar dengan tujuan untuk menyelesaikan kelemahan guru. Kelemahan yang


biasa terjadi adalah pada proses pembelajaran oleh karena itu supervisi
dilaksanakan dalam usaha untuk melatih dan membentuk guru secara
profesional sehingga karakter ideal guru terbentuk melalui bimbingan guru
professional atau pengawas sekolah.
Aktivitas observasi pembelajaran di kelas yang dilakukan pengawas
sekolah meliputi a) guru memasuki ruang kelas dan mengambil posisi, b)
penggunaan instrumen penilaian untuk mencatat semua kegiatan yang dilakukan
guru sejak awal hingga akhir pembelajaran, c) guru menyampaikan kehadiran
supervisor di kelas pada siswa, d) guru memulai proses pembelajaran sesuai
pedoman mengajar yang telah disiapkan dan disepakati dalam rencana
pembelajaran yang telah disusun dan dinilai pengawas, e) mengobservasi dan
mencatat penampilan guru berdasarkan format observasi yang telah
dipersiapkan secara obyektif, dan f) guru dan supervisor berdiskusi terkait hasil
observasi pembelajaran.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Lanttanzi, Cambell, Dole,
Palombaro (2011), dalam penelitian yang berjudul Students Mentoring Student in
a Service- Learning Clinical Supervision Experience: An Education Case Report,
menyatakan bahwa proses pengawasan melalui supervisi klinis dapat dilakukan
dengan berbagai cara dengan tujuan memberikan perubahan pemahaman
secara menyeluruh bahwa pendidikan merupakan tanggungjawab bersama dan
bagaimana mengembangkan profesionalisme terutama dalam menyelesaikan
kesulitan dalam pembelajaran guru di kelas. Sehingga tepat jika dalam kegiatan
pelaksanaan supervisi klinis berupa kegiatan observasi kelas terhadap proses
pembelajaran yang dilaksanakan guru.
Pengawas sekolah mengobservasi secara mendalam perilaku guru dalam
permasalahan yang diperbaiki. Pada kegiatan ini guru memperbaiki tentang
penggunaan media pembelajaran dan bahasa ibu dalam berkomunikasi dengan
siswa. Guru mengevaluasi diri dan merefleksi sesuai hasil observasi pengawas
9

sekolah sampai keduanya menemukan kesepakatan untuk tindak lanjut. Acheson


dan Gall, Pidarta (2009:1) menyatakan supervision as a process of helping the
teacher reduce the discrepancy between actual teaching behavior and ideal
teaching behaviour, menyatakan bahwa supervisi merupakan proses membantu
guru mengurangi perbedaan antara perilaku mengajar sebenarnya dan perilaku
mengajar yang ideal. mengungkapkan supervisi pendidikan adalah kegiatan
membina para pendidik dalam rangka mengembangkan proses pembelajaran
termasuk segala unsur penunjangnya.
Richard Waller, dalam Jasmani Mustofa Syaiful (2013: 90). menyatakan
“Clinical supervision maybe defined as supervision focused upon the
improvement of instruction by means systematical cycles of planning observation
ang intensive intellectual analysis of actual teaching performances in the interest
of rasional modification,” memberikan definisi supervisi klinis sebagai supervisi
yang difokuskan pada perbaikan proses pengajaran dengan melalui siklus yang
sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang
intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk
mengadakan modifikasi yang rasional. Sahertian (2008: 38), menyatakan bahwa
salah satu supervisi akademik adalah supervisi klinis yang memiliki beberapa
karakteristik tersendiri salah satunya yaitu bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru terhadap siswa.
Kesimpulan dari pernyataan di atas bahwa kegiatan supervisi klinis yang
dilaksanakan oleh pengawas sekolah di SD Negeri 01 Gantiwarno adalah
berdasarkan hasil supervisi akademik kepala sekolah dan pengawas sekolah
terhadap seorang guru. Tahap perencanaan memperbaiki administrasi
perencanaan pembelajaran, tahap pelaksanaan melakukan kegiatan observasi
pembelajaran, tahap umpan balik melakukan refleksi. Pada akhir kegiatan
menunjukkan bahwa supervisi klinis mampu memperbaiki perilaku dan
meningkatkan kinerja guru.
3.3 Umpan Balik Supervisi Klinis
10

Pada tahap kegiatan akhir atau umpan balik supervisi klinis oleh
pengawas sekolah atau supervisor di SD Negeri 01 Gantiwarno berisi kegiatan
menyampaikan hal-hal yang tercatat dalam dokumen instrumen penilaian kinerja
guru dari siklus awal perencanaan, pelaksanaan, dan akhir secara terbuka dan
bersifat khusus kepada guru oleh pengawas sekolah. Aktivitas pada tahap akhir
atau umpan balik supervisi klinis pada guru di SD Negeri 01 gantiwarno meliputi
a) supervisor sharing dengan guru terkait perasaan guru sehingga guru merasa
diperhatikan dan dibimbing, b) supervisor memberikan penguatan terhadap
kegiatan pembelajaran guru di kelas, c) supervisor menyampaikan secara terbuka
kelebihan dan kekurangan guru, d) supervisor mendiskusikan solusi dari
kekurangan yang dilakukan guru dengan tujuan agar kelemahan guru dapat
terselesaikan.
Kegiatan umpan balik supervisi klinis ini sesua dengan pendapat yang
disampaikan oleh Pidarta Made (2009: 96) dalam Supervisi Pendidikan
Kontekstual. Supervisi pendidikan kontektual menjelaskan tentang kegiatan
umpan balik supervisi klinis bahwa pada kegiatan umpan balik supervisor dan
guru berdiskusi dan membuat alternatif-alternatif penyelesaian terhadap kinerja
yang belum baik dengan melakukan perbaikan kelemahan-kelemahan guru
secara berkelanjutan.
Jasmani, Mustofa Syaiful (2013: 82) menjelaskan tentang kegiatan umpan
balik supervisi klinis yaitu supervisor menjelaskan dan menunjukan hasil observasi
yang telah diinterpretasi dan memberikan kesempatan kepada guru untuk
mempelajari dan menginterprestasinya. Supervisor dan guru mendiskusikan
langkah untuk memantapkan kinerja selanjutnya. Supervisor dan guru membuat
kesimpulan dari hasil observasi, membentuk persepsi atau kesepakatan yang
sama dalam kegiatan pembelajaran yang baik dan positif untuk selanjutnya
ditindaklanjuti dengan dilaksanakan.
Hal yang sama disampaikan oleh Purwanto (2007: 94) bahwa prinsip
pelaksanaan supervisi klinis memiliki patokan dalam kegiatannya salah satunya
11

adalah kegiatan umpan balik. Umpan balik diberikan segera setelah penilaian
berakhir atau sesuai persetujuan antara supervisor dan guru. Pernyataan yang
sama juga disampaikan oleh Laschobar, Eby, Saver dalam penelitian yang
berjudul Effective Clinical Supervision in Substance Use Disorder Treatment
Programs and Counselor Job Performance. Penelitian tersebut menyatakan
bahwa penting untuk mengetahui bahwa supervisi klinis yang efektif dapat
meningkatkan profesional dalam program pembimbingan. Hasil uji tindakan
supervisi klinik tersebut menunjukkan bahwa supervisi klinis yang efektif dapat
meningkatkan pelaksanaan tugas atau pekerjaan seseorang. Akhir supervisi klinis
perlu adanya umpan balik atau evaluasi bersama oleh supervisor maupun orang
yang dibimbing.
Persamaan kegiatan supervisi klinis oleh pengawas sekolah di SD Negeri
01 Gantiwarno dengan supervisi klinis yang lain adalah bahwa supervisi tersebut
dilkukan oleh seorang yang professional dan bertujuan untuk meningkatkan
kinerja atau profesional guru. Peningkatan kinerja berarti juga meningkatkan
kompetensi professional dan kompetensi paedagogik. Fakta menunjukkan bahwa
kedua kompetensi tersebut masih perlu perhatian serius pemegang keputusan
dan semua pihak pemerhati pendidikan.
Perbedaan supervisi klinis di SD Negeri 01 Gantiwarno dengan supervisi
klinis yang lain adalah 1) supervisi klinis dilakukan setelah hasil supervisi
akademik menunjukkan nilai cukup, 2) Guru meminta bantuan kepada pengawas
sekolah untuk melakukan bimbingan, 3) Guru ingin memperbaiki diri sesuai tugas
pokok dan fungsinya, 4) Pengawas sekolah mengambil tindakan membimbing,
memantau, dan menilai kinerja guru melalui beberapa instrument mulai dari
dokumen administrasi perencanaan guru, proses pembelajaran, dan tindak lanjut
pembelajaran. Kegiatan membimbing dan memantau dilaksanakan pengawas
sekolah sampai masa penilaian kinerja guru tahun 2014 yang menyatakan
kinerja guru benar-benar baik.
4. SIMPULAN
12

Mekanisme penilaian kinerja guru mulai tahun 2014 berupa dokumen


pengembangan keprofesian berkelanjutan yang terdiri dari dokumen kegiatan
pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Prosentase penilaian
dari unsur kinerja adalah enam puluh persen dari seluruh unsure penilaian.
Berdasarkan hasil supervisi akademik kepala sekolah dan pengawas sekolah,
seorang guru memerlukan bantuan dan bimbingan untuk meningkatkan kinerja.
Pengawas sekolah melaksanakan bantuan dalam tiga tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan umpan balik.
Perencanaan supervisi klinis dilakukan oleh pengawas sekolah untuk
memperbaiki dokumen administrasi perencanaan pembelajaran atau
administrasi guru. Penyusunan administrasi perencanaan pembelajaran
merupakan salah satu tugas pokok yang harus dipenuhi guru sebagai pendidik
professional. Guru professional adalah guru yang mampu merencanakan dan
menyusun administrasi perencanaan pembelajaran dengan tertib, sistematis,
dan baik sebagai bentuk kemampuan menterjemahkan kurikulum.
Petunjuk dan arahan untuk membantu guru dalam merencanakan,
melaksanakan, dan menilai atau mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru
profesional mengapresiasi melalui tindakan mampu merencanakan kegiatan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai kegiatan
pembelajaran serta melaksanakan tindak lanjut. Proses pembelajaran mengukur
secara langsung profesional dan kinerja guru. Oleh karena itu guru harus siap
menjalankan tugas pokok dan fungsinya yaitu mendidik, mengajar,
mengarahkan, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran serta membawa peubahan situasi belajar siswa.
Hasil penilaian kinerja pada guru disampaikan secara individu meliputi
semua aspek penilaian. Kegiatan dilakukan dengan pemberian penguatan untuk
kegiatan positif yang telah dicapai guru dan pemberian bimbingan untuk
kegiatan yang dinilai kurang atau belaum dicapai guru. Guru memerlukan arahan,
13

kesepakatan, dan pemahaman secara terbuka dari supervisor untuk menjalankan


tugas pokok dan fungsinya secara profesional dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Anif, Sofyan. 2012. Profesi Guru Antara Konsep, Implementasi, dan Pola
Pembinaan. Surakarta: BP-FKIP UMS.

Carles L.L., Ticheli-Kallikas M., Tyner K., Barber-Stephen B. 2005. “Crisis


Management During ”Live” Supervision: Clinical and Instructional
Matters”. Journal of Marital and Family Therapy, vol. 31, no. 5, July 2005,
pp. 207-219.

Clifford J.R., Macy M.G., Albi L.D., Bricker D.D., Rahn N.L. 2005. “A Model of
Clinical Supervision for Preservice Professionals in Early Intervention and
Early Chilhood Special Education”. Topic in Early Chillhood Special
Education; Fall 2005; 25,3; ProQuest Professional Education, pp. 167-176.

Epps A.L. 2010. “Impact of Fiscal Resources Allocation to School Besed on A


Differentiated Supervision”. Academy of Educational Leadership Journal,
Vol. 14, no. , 2010, pp. 53-63.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.


Jakarta: Salemba Humanika

Jasmani, Saiful Mustofa. 2013. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Lanttanzi J.B., Cambell S.L., Dole R.L., Palombaro K.M. 2011. “Students Mentoring
Student in a Service-Learning Clinical Supervision Experience: An
Education Case Report”. Ptjournal.apta.org. American Physical Therapy,
vol. 91, no. 10, October 2011, pp. 1513-1524.

Laschobar T.C., Eby L.T., Saver B.J. 2013. “Effective Clinical Supervision in
Substance Use Disorder Treatment Programs and Counselor Job
Performance”. Journal of Mental Helath Counseling, Jan. 2013, vol. 35, 1,
pg. 76-94.

Maryono. 2011. Dasar-Dasar dan Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Natasha Franklin. (2013). “Clinical Supervision in Undergraduate Nursing


Student: A Review of Literatur”. E-Journal of Business Education and
Scholarship of Teaching, vol. 7, no. 1, 2013, pp. 34-42.
Pidarta Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta.
14

Sagala, Syaiful. 2010. Supervisis Pembelajaran dalam profesi Pendidikan.


Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piet A.. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam
rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Samino. 2010. Manajemen Pendidikan. Kartasura: Fairuz Media.

Sujana, Nana dkk. 2011 Buku Kerja Pengawas Sekolah. Jakarta: PPTK, Badan
PSDM dan PMP.

Supriyanto Eko, Sutrisno, Darto, dkk. 2012. Supervision From Control To Help.
Yogyakarta: Fairuz Media.

Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Kartasura: Fairuz Media.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai