Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIK BAIK GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIBUHUAN

KECAMATAN BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS

DENGAN INOVASI “MARKAHANGGI (MARI BERSAMA KITA


KELOLA KETAHANAN PANGAN DAN LINGKUNGAN SECARA
INOVATIF)”

PUSKESMAS SIBUHUAN

KECAMATAN BARUMUN

KABUPATEN PADANG LAWAS

TAHUN 2021
INFORMASI DASAR

Nama program praktik baik: INOVASI

(nama program praktik baik) MARKAHANGGI (MARI BERSAMA KITA KELOLA


KETAHANAN PANGAN DAN LINGKUNGAN
SECARA INOVATIF)

Lokasi: Propinsi : Sumatera Utara

Kabupaten/Kota : Padang Lawas

Kecamatan : Barumun

Puskesmas : Sibuhuan

Kab./Kota ditetapkan sebagai Daerah 2020


Prioritas Stunting

Waktu Pengembangan: Januari – November 2021

Waktu pengembangan sistem data dan


informasi)

Sumber Informasi Puseksmas Sibuhuan


INFORMASI DASAR

1. INFORMASI BIOGRAFI

Puskesmas Sibuhuan terletak di Kecamatan Barumun yang terdiri dari 24 Desa dan 1 kelurahan

Secara lengkap batas wilayah Puskesmas Sibuhuan adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Barumun, Kecamatan Ulu Barumun
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sosa
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sosa, Kecamatan Barumun Selatan
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ulu Barumun

Wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan terdiri dari 1 kelurahan dan 24 Desa yang masing-
masing daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda, Kondisi geografis wilayah memberikan
gambaran tentang lokasi, luas wilayah, keadaan wilayah (dataran tinggi, dataran rendah, pantai),
kepadatan wilayah yang dihuni, dan bagaimana kondisi fisik wilayah (berbukit, lembah).

. Gambaran Umum Wilayah Puskesmas Sibuhuan


N Desa Luas Wilayah (Km2) Kepadatan Penduduk (Km2)
o
1. Kel. Pasar sibuhuan 11,10 2103,96
2. Sibuhuan julu 9,00 154,89
3. Bangun Raya 7,50 66,40
4. Purba tua 6,00 102,17
5. Sialambue 7,50 119,20
6. Handis julu 8,50 40,47
7. Sibuhuan jae 7,50 119,33
8. Janji lobi 12,00 274,50
9. Hasahatan jae 9,00 204,11
10. Siolip 8,50 241,41
11. Binabo julu 7,33 84,17
12. Binabo jae 8,00 121,50
13. Sabarimba 8,95 103,46
14. Limbong 6,20 23,39
15 Simaninggir 9,00 10,33
16 Hasahatan julu 18,00 88,39
17 Mompang 7,25 146,21
18 Sitarolo julu 7,50 44,67
19 Sigorbus jae 8,50 28,94
20 Sigorbus julu 8,00 131,38
21 Sabahotang 21,66 38,37
22 Bulusonik 7,00 290,57
23 Arse simatorkis 6,50 166,15
24 Pancaukan 6,50 65,54
25 Pagaran baringin 3,58 156,98
Jumlah 220,57 214
.

2. INFORMASI DEMOGRAFI

Pada Tahun 2020 jumlah penduduk wilayah Puskesmas Sibuhuan sebanyak 47.585 jiwa.
Sedangkan jumlah Rumah Tangga (RT) pada tahun 2020 sebanyak 10804 RT.

PERBANDINGAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

DI PUSKESMAS SIBUHUAN TAHUN 2020

Jumlah

Laki-laki
49,42 % 50,58% Perempuan

Gambar diatas menunjukkan penduduk Kecamatan Barumun terdiri dari 23.529 jiwa (49,42%)
penduduk perempuan dan 24.056 jiwa (50,58%) penduduk laki-laki.
JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN KETERGANTUNGAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN
KELOMPOK USIA PRODUKTIF (15-64 TAHUN) DAN NON PRODUKTIF (0-14 TAHUN DAN 65 TAHUN
KEATAS)

DI PUSKESMAS SIBUHUAN

No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah %


1 0-14 Tahun 7623 7694 15317 31,64
2 15-64 Tahun 15657 15071 30728 65,26
3 65 Tahun ke atas 776 764 1540 3,1
Jumlah 23529 24056 47585 100
Angka Beban Tanggungan (%) 50,58 49,42

Komposisi penduduk Kecamatan Barumun wilayah kerja Puskesmas Sibuhuan menurut


kelompok umur yang ditunjukkan oleh tabel diatas, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda
(0-14 tahun) sebesar 31,64% yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 65,26%, dan yang berusia tua
(≥ 65 tahun) sebesar 3,1%. Dengan demikian maka angka beban tanggungan (Dependency ratio)
Kabupaten Padang Lawas pada tahun 2020 sebesar 50,58%. Hal ini berarti bahwa 100 orang Padang
Lawas yang masih produktif akan menanggung 65 orang yang belum/sudah tidak produktif lagi. Apabila
dibandingkan antar jenis kelamin, maka angka beban tanggungan laki-laki lebih besar jika dibandingkan
dengan angka beban tanggungan perempuan, yaitu 50,58% untuk laki-laki dan 49,42% untuk
perempuan.

3. KEADAAN LINGKUNGAN

Lingkungan merupakan salah satu variabel yang perlu mendapat perhatian khusus dalam menilai
kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik,
lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang harus diatasi bersama. Untuk
menggambarkan keadaan lingkungan terdapat indikator-indikator seperti : akses air minum berkualitas,
akses terhadap sanitasi layak, rumah tangga kumuh dan rumah sehat. Tahun 2020 telah diperoleh data
tentang penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) yaitu 72% dan data
tentang akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) yaitu 62% sedangkan data desa yang
telah Stop Buang Air Besar Sembarangan yaitu masih 1 desa sampai tahun 2020.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

1. MORTALITAS

Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang
diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka kematian yang
disajikan pada bab ini yaitu Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka
Kematian Ibu/Maternal (AKI).

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1
tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan
indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena
itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKB.

Untuk melihat gambaran AKB di wilayah kerja Puskesmas Sibuhua dapat dilihat pada
gambar berikut ini :

JUMLAH KEMATIAN BAYI

PUSKESMAS SIBUHUAN TAHUN 2020

3 3
3

2
2

1 1 1 1
1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0

Sumber : Pemegang Program KIA, Tahun 2020

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa kasus kematian bayi di wilayah kerja puskesmas
Sibuhuan tahun 2020 sebanyak 12 0rang, dimana di kelurahan pasar sibuhuan terdapat 3 orang
laki-laki, handis julu 1 orang perempuan, hasahatan jae 1 orang laki-laki, siolip 2 orang laki-laki,
binabo jae 1 orang laki-laki, hasahatan julu 3 orang laki-laki, dan di desa pagaran baringin 1
orang perempuan.

Berbagai faktor dapat menyebabkan peningkatan AKB diantaranya masih kurangnya


mutu pelayanan kesehatan dalam hal mitra kerja antara tenaga kesehatan (bidan) dengan dukun
beranak. Selain itu, kondisi ekonomi masyarakat yang masih kurang sehingga perbaikan gizi yang
kurang berdampak pada daya tahan terhadap infeksi penyakit.

2. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA
merepresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5
tahun. Berdasarkan data yang diperoleh, AKABA di wilayah Puskesmas Sibuhuan tahun 2020
adalah 0 (nihil)

3. Angka Kematian Ibu (AKI)

AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan
dan nifas. Berdasarkan kondisinya, di wilayah Puskesmas Sibuhuan tahun 2020 tidak terdapat
angka kematian ibu nifas.

2. MORBIDITAS

Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden maupun angka prevalensi dari suatu
penyakit.

1. Penyakit Menular
1. Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri


Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah
terinfeksi basil tuberkulosis. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, tuberkulosis menjadi
salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.
Kasus Baru dan Prevalensi BTA Positif

Jumlah Suspek TB Paru tahun 2020 adalah sebanyak 161 orang. Sedangkan kasus
baru BTA+ 115 orang yaitu 74 orang laki-laki dan 41 orang perempuan.

Angka Kesembuhan BTA+

Pasien BTA+ dinyatakan sembuh apabila pasien tersebut telah menyelesaikan


pengobatan secara lengkap dan hasil pemeriksaan apusan dahak ulang (follow-up) dengan
hasil negatif pada akhir pengobatan dan pada satu pemeriksaan sebelumnya. Pada tahun
2020 angka kesembuhan 100%.

2. Penyakit HIV/ AIDS

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human


Immuno deficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut
menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Tahun 2020 kasus HIV di Kabupaten
Padang Lawas ditemukan 1 orang laki-laki, sedangkan kasus AIDS di Kabupaten Padang
Lawas Tahun 2020 tidak ada.

UPAYA KESEHATAN

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)

Cakupan K1 atau disebut juga akses pelayanan ibu hamil pertama ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah ibu
hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali
kunjungan dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan dua
kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan
kesehatan kepada ibu hamil.

Pada Tahun 2020, capaian inikator kinerja “Persentase Ibu hamil yang melakukan
kunjungan pertama kali ke fasilitas kesehatan (K1) yaitu 92%, sedangkan capaian indicator
kinerja “ Persentase Ibu Hamil Mendapat Pelayanan Antenatal (cakupan K4) yaitu sekitar 89%
dari 24 desa dan 1 kelurahan yang terdapat diwilayah kerja Puskesmas Sibuhuan.
2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan (PN)
Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pada tahun 2020 di Puskesmas Sibuhuan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
mencapai 95%.

3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas


Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanan
kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar yang dilakukan
sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai dengan
3 hari pasca persalinan, pada hari ke -4 sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari
ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur
melalui indikator cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (Cakupan Kf-3). Pada tahun 2020
pelayanan kesehatan ibu nifas di Puskesmas Sibuhuan mencapai 95%.

4. Kunjungan Neonatus
Pelayanan Kesehatan neonatal terbagi menjadi kunjungan ke-1 pada 6-24 jam setelah
lahir (KN1). Sedangkan KN Lengkap merupakan pelayanan kesehatan neonatal dasar meliputi
ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1
injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1 bila tidak diberikan
pada saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali,
pada jam 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari setelah lahir.

Cakupan kunjungan neonatus (KN1) Pada tahun 2020 jumlah kunjungan neonates (KN1)
100% dan kunjungan neonates 3 kali (KN Lengkap) sebanyak 100%.

PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani masalah gizi yang dihadapi
masyarakat.Berdasarkan pemantauan yang telah dilaksanakan, ditemukan beberapa permasalahan gizi
yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan vitamin A dan anemia gizi besi.
1. Pemberian Kapsul Vitamin A
Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan terhadap vitamin A. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi
dan balita diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun dan pada ibu nifas diberikan satu kali.

Pada tahun 2020 persentase bayi (usia 6-11bulan) yang mendapatkan vitamin A sebesar
100%, anak balita (usia 12-59 bulan) sebesar 99,7% dan balita (usia 6-59 bulan) sebesar 99,8%.

2. Pemberian Tablet Besi


Cakupan pemberian tablet tambah darah terkait erat dengan antenatal care (ANC). Pada
tahun 2020 cakupan ibu hamil mendapatkan tablet Fe sebesar 82%. Salah satu kriteria K4 adalah
ibu hamil mendapatkan tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Dan remaja putri
mendapatkan tablet tambah darah sebesar 85%.
AKTIVITAS, KUNCI, DAN PROSES

1. ANALISA MASALAH
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan
berbagai upaya upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat. Salah satunya melalui program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran setiap lapisan masyarakat sehingga dapat menolong individu sendiri
dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat. Hidup bersih
dan sehat masih menjadi salah satu dampak timbulnya berbagai macam penyakit atau masalah
kesehehatann lainnya. Dengan berperilaku hidup bersih dan sehat, maka tingkat kesehatan masyarakat
semakin tinggi.
Perilaku masyarakat sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat, tidak terkecuali
masyarakat Kecamatan Barumun sebagai masyarakat yang masih kental adat dan budaya yang masih
dipegang erat oleh masyarakatnya, tidak lepas dari berbagai macam masalah kesehatan yang
berdampak dari kebersihan lingkungan dan pola hidup sehat yang tidak baik.
Lingkungan yang sehat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakt, lingkungan yang tidak sehat
merupakan salah satu penyebab terjadinya stunting . Begitu juga dengan status gizi yang sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak dan kekurang gizi dapat menyebabkan stuntin).
Masih rendahnya cakupan akses sanitasi termasuk jamban sehat dan masih ditemukan gizi
kurang/gizi buruk diwilayah kerja Puskesmas Sibuhuan sehingga membutuhkan penanganan secara
cepat dan tepat.

Beberapa masalah yang terdapat di Kecamatan Barumun di Wilayah kerja Puskesmas Sibuhuan
sebelum dilaksanakan program MARKAHANGGI adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya cakupan jamban sehat diwilayah kerja Puskesmas Sibuhuan
2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap BAB di jamban dan masih terbiasa
dengan budaya BAB disungai yang beranggapan lebih bersih daripada BAB di jamban.
3. Masih ditemukan gizi kurang dan gizi buruk diwilayah kerja Puskesmas Sibuhuan
4. Kurangnya pengetahuan ibu dalam mengolah makanan untuk bayi dan anak
5. Masih kurang komunikasi yang efektif antara masyarakat, petugas kesehatan, dan lintas sektor
lainnya.
2. PENDEKATAN STRATEGIS
”MARKAHANGGI” adalah ide kreatif dari tenaga kesehatan Puskesmas Sibuhuan Kecamatan
Barumun untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khusunya ibu yang mempunyai balita tentang
pengolahan makan sehat untuk bayi dan anak melalui kegiatan PMBA dan meningkatkan akses
masyarakat terhadap lingkungan yang sehat melaui kegiatan STBM (Sanitasi Total Berbasi
Masyarakat), karena diwilayah kerja Puskesmas Sibuhuan masih ada ditemukan gizi kurang/gizi buruk
dan kualitas lingkungan yang belum memenuhi sayrat lingkungan sehat,dan tidak menjaga kebiasaan
hidup bersih dan sehat sehingga dikhawatirkan akan semakin banyak timbulnya masalah kesehatan.
”MARKAHANGGI” adalah akronim dari MARI BERSAMA KITA KELOLA KETAHANAN
PANGAN DAN LINGKUNGAN SECARA INOVATIF. Sehingga dengan adanya inovasi tersebut
diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kualitas kesehatannya dengan menurunnya angka kejadian
gizi kurang/gizi buruk dan stunting, serta terciptanya lingkungan yang sehatt.

Strategi yang digunakan dalam menerapkan program MARKAHANGGI adalah sebagai berikut :
1. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang jamban sehat
2. Melaksanakan STBM didesa dengan memberdayakan masyarakt untuk akses sanitasi yang layak
dengan mengadakan arisan jamban di desa.
3. Mengajak masyarakat dan kader kesehatan untuk membuat kreasi makanan bagi bayi dan anak juga
ibu hamil, dengan mengutamakan pangan lokal untuk menaikkan status gizi pada balita dan ibu
hamil.
4. Mengajak masyarakat dan lintas sektor terkait untuk mempromosikan germas di desa dan
mendukung program inovasi Puskesmas Sibuhuan ”MARKAHANGGI” untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
5. Mengajak masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dengan 5 pilar germas.

3. KREATIF DAN INOVATIF


Keunikan program ”MARKAHANGGI” sebagai program inovatif di wilayah kerja Puskesmas
Sibuhuan untuk mendukung percepatan penurunan stunting dan meningkatkan akses sanitasi layak,
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. ”MARKAHANGGI” dibuat berdasarkan
situasi dan kondisi di masyarakat Barumun yang berarti keluarga, yaitu mengatasi masalah kesehatan
masyarakat di desa dengan melibatkan lintas sektor tidak hanya tanggung jawab Puskesmas Sibuhuan
saja melainkan seluruh lintas sektor terkait, agar terwujud masyarakat yang sehat dan produktif.
4. PELAKSANAAN (PENERAPAN)
Untuk melaksanakan inovasi ”MARKAHANGGI” ada beberapa komponen yang terlibat yaitu
Camat Barumun dan Camat Barumun Baru, Ibu TP PKK Barumun dan Barumun Baru, Kepala Desa
Kecamatan Barumun dan Barumun Baru, Bapak Kapolsek Barumun, Bapak Danramil 08 Barumun,
Kepala Puskesmas Sibuhuan, Bidan Desa wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan, Kader Posyandu
wilayah Kerja Puskesmas Sibuhuan dan staf Puskesmas Sibuhuan. Masing-masing komponen ini
harus menyusun kegiatan dan rencana aksi sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

5. KENDALA DAN SOLUSI

Dalam melaksanakan suatu program seringkali ditemukan suatu kendala ataupun hambatan
baikminternal maupun eksternal. Namun secara umum, konsep ”MARKAHANGGI” dapat
dilaksanakan di Wilayah Puskesmas Sibuhuan dengan baik. Komunikasi, Koordinasi, dan Kerjasama
merupakan suatu kerja nyata dalam melaksanakan program tersebut. Mengatasi setiap masalah yang
ada merupakan strategi dalam pemecahan masalah yang muncul pada saat pelaksanaan program
kegiatan.

Beberapa kendala yang dihadapi dalam melaksanakan ”MARKAHANGGI” adalah sebagai berikut:

1. Kesulitan dalam mengubah pola pikir masyarakat untuk tidak BAB`S, sebagian masyarkat
beranggapan bahwa BAB di sungai lebih bersih daripada BAB di jamban.
2. Rendahnya pengetahuan ibu tentang pemberian makanan yang sehat untuk bayi dan anak, sebagian
besar ibu mengatakan anaknya tidak mau makan, dan beranggapan bahwa anak tidak dikatakan
makan kalau belum makan nasi.
3. Tingkat ekonomi sebagian masyarakat masih rendah sehingga belum bisa untuk membangun
jamban dirumah.
4. Masih rendahnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap pola hidup sehat

Solusi dalam mengatasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat secara terus-menerus


tentang pentingnya lingkungan yang sehat
2. Melaksanakan kelas ibu balita dan memberikan penyuluhan tentang PMBA dan melaksanakan
demonstrasi PMBA dengan membuat kreasi makanan bagi balita yang tidak mau makan.
3. Untuk meringankan ekonomi masyarakat dalam peningkatan lingkungan sehat dengan akses
jamban sehat petugas kesling puskesmas bekerjasama dengan Kepala desa dan perangkat desa
termasuk kader kesehatan untuk mengajak masyarakat membuat arisan jamban di desa, dan
bergotong royong dalam pembuatan jamban.
4. Mengajak semua lintas sektor terkait dalam peningkatan hidup sehat dengan mendukung germas di
desa.

6. KELANJUTAN KEGIATAN PROGRAM


Program inovasi ”MARKAHANGGI” akan dapat terus berlanjut sampai perilaku hidup bersih
dan sehat serta menurunnya angka stunting dan meningkatnya akses terhadap sanitasi yang layak.
Dengan dukungan lintas sektor dan masyarakat sendiri diharapkan status kesehatan dan perilaku
hidup bersih dan sehat maysarakat di wilayah kerja Puskesmas Sibuhuan dapat meningkat menjadi
lebih baik lagi untuk kehidupan mendatang.
Dengan Berjalannya Inovasi ”MARKAHANGGI” di wilayah Puskesmas Sibuhuan bagi
pelayanan kesehatan diharapkan menanamkan kerja cerdas tanggap dan sigap, mengutamakan
pelayanan tanpa memandang status suku maupun ras, agar masyarakat dapat merasakan dampaknya
dalam pelayanan sehingga masyarakat dapat hidup sehat dan sejahtera.
DOKUMENTASI KEGIATAN

1. Program Inovasi ”MARKAHANGGI” pada acara koordinasi penetapan desa germas dihadiri
oleh Camat, polsek, Danramil, Kepala Puskesmas, Kepala Desa dan kader kesehatan.
2. Program Inovasi ”MARKAHANGGI” pada acara pergerakan germas tingkat kecamatan
germas dihadiri oleh Camat, polsek, Danramil, Kepala Puskesmas, Kepala Desa dan kader
kesehatan

Senam bersama dalam rangka pergerkan germas tingkat kecamatan


Kreasi makanan sehat untuk keluarga oleh kader posyandu
3. Pelaksanaan kegiatan PMBA dan demonstrasi cara membuat makanan sehat untuk balita dan
ibu hamil di Desa dalam mendukung program inovasi ”MARKAHANGGI” .
4. Kegiatan Pembangun Jamban Sehat di Desa dalam mendukung program inovasi
”MARKAHANGGI”

Anda mungkin juga menyukai