Bagus Pimpinan PDF
Bagus Pimpinan PDF
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan bergulirnya Reformasi Birokrasi Nasional tahun 2015-2019, Polri telah menyusun Road Map
Reformasi Birokrasi Gelombang III Tahun 2016-2019, meliputi 9 program, 37 kegiatan, 94 rencana
aksi dan 15 quick wins sebagai penjabaran dari 8 area perubahan bidang Mental Aparatur,
Pengawasan, Akuntabilitas, Kelembagaan, Tatalaksana, Sumber Daya Manusia Aparatur, peraturan
perundang-undangan dan pelayanan public.
Road Map Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019 diarahkan agar dapat
memenuhi tuntutan masyarakat sesuai dengan tugas pokok Polri selaku pelindung, pengayom dan
pelayan masyarakat, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat serta menegakkan hukum
dalam Birokrasi yang berbasis kinerja (Performance Based Bureaucracy) yang efektif, efisien dan
ekonomis, difokuskan pada upaya untuk mencapai outcomes (hasil) dalam mewujudkan good
governance dan clean government. Karena itu pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri saat ini
merupakan penguatan dari pelaksanaan Reformasi Birokrasi sebelumnya.
Agar target pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri dapat tercapai sesuai sasaran dalam mewujudkan
Birokrasi yang bersih dan akuntabel, Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas dan
Birokrasi yang efektif dan efisien, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi.
Oleh karena itu Polres Metro Jakarta Selatan telah melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap
program-program Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019 agar dapat memenuhi
tuntutan masyarakat sesuai dengan tugas pokok Polri selaku pelindung, pengayom dan pelayan
masyarakat, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat serta menegakkan hukum dalam
Birokrasi yang berbasis kinerja (Performance Based Bureaucracy) yang efektif, efisien dan
ekonomis, difokuskan pada upaya untuk mencapai outcomes (hasil) dalam mewujudkan good
governance dan clean government.
2
Dalam rangka mewujudkan Grand Strategi Polri gelombang III tahun 2015-2019, Polres Metro
Jakarta Selatan memantapkan pembangunan zona integritas menuju wilayah bebas korupsi (WBK)
sebagai penjabaran strive for excellence dengan konsep good governance dengan harapan
masyarakat akan mendapatkan layanan kepolisian yang lebih mudah (eysier), lebih cepat (faster),
lebih modern (viewer) dan lebih terjangkau (cheaper)
B. DASAR
1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ;
2. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ;
3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik ;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pem
erintah ( SPIP ) ;
5. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi ;
6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantas-
an Korupsi ;
7. Peraturan Menteri Pendayagunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun
2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di lingkungan Instansi
Pemerintah.
1. Rencana kerja Pembangunan Zona Integritas ini dimaksudkan sebagai acuan bagi satfung
dalam membangun zona integritas menuju wilayah bebas dari korupsi (WBK)/wilayah
Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) dan
c. Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) adalah predikat yang diberikan
kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar kriteria manajemen perubahan.
penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan
,penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik.
d. Satker, serendah-rendahnya eselon III yang menyelenggarakan fungsi pelayanan;
e. Tim Penilai Internal (TPI) adalah tim yang dibentuk oleh Kapolri yang mempunyai tugas
melakukan penilaian Satker dalam rangka memperoleh predikat menuju WBK/menuju
WBBM;
f. Tim Penilai Nasional (TPN) adalah tim yang dibentuk untuk melakukan evaluasi terhadap
unit kerja yang diusulkan menjadi Zona Integritas Menuju WBK dan Menuju WBBM.Tim
Penilai Nasional terdiri dari unsur Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Ombudsman Republik
Indonesia (ORI).
4
BAB II
PENETAHAPAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
5. Perencanaan Pembangunan Zona Integritas
Dalam pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
birokrasi bersih dan Melayani (WBBM) dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan Pembangunan Zona Integritas di Lingkungan Polri dilaksanakan hanya pada
tingkat Mabes Polri sebagai deklarasi /pernyataan dari kapolri bahwa Polri siap membangun
Zona Integritas ;
1. MANAJEMEN PERUBAHAN
a. Target ;
1) Meningkatnya komitmen seluruh jajaran pimpinan dan pegawai unit ke
rja dalam membangun Zona Integritas menuju WBK/WBBM ;
2) Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja pada unit kerja yan
g diusulkan sebagai Zona Integritas menuju WBK/WBBM ;
b. Indikator ;
b. Indikator ;
2) E-Office
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya telah dilakukan, yaitu
7
a. Target ;
b. Indikator ;
1) Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan Organisas
i
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, seperti :
8
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang seharus
nya dilakukan, seperti pelaksanaan system informasi kepegawaian pada unit
kerja telah dimutakhirkan secara berkala.
b. Indikator
1) Keterlibatan Pimpinan
Dalam penyelenggaraan sistem akuntabilitas kinerja, salah
satu komponen yang termasuk di dalamnya adalah dokumen perencanaan str
ategis unit kerja tersebut. Dokumen ini menyajikan arah pengembangan yang
diinginkan dengan memperhatikan kondisi unit kerja saat ini termasuk sumber
daya yang dimiliki, strategi pencapaian, serta ukuran keberhasilan.
10
5. PENGUATAN PENGAWASAN
a. Target
b. Indikator
1) Pengendalian Gratifikasi
3) Pengaduan Masyarakat
a. Target
13
Meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih cepat, lebih murah, lebih aman, dan le
bih mudah dijangkau) pada instansi pemerintah ;
b. Indikator
1) Standar Pelayanan
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang
seharusnya dilakukan, seperti :
d) Unit kerja telah melakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan
SOP.
a) Unit kerja telah memiliki sitem reward and punishment bagi pelaksana
layanan lakukan sosialisasi/pelatihan berupa
kode etik, estetika, capacity building dalam upaya penerapan buday
a pelayanan prima;
c) Unit kerja telah melakukan tindak lanjut atas hasil survey kepuasan
masyarakat
b. Indikator
1) Peningkatan nilai survey persepsi korupsi;
2) Peningkatan persentase temuan hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti.
a. Target
15