Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR NASIONAL VI

SDM TEKNOLOGI NUKLIR


YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176

PERAN “SAFETY LEADERSHIP”


DALAM MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN YANG KUAT.

Yusri Heni Nurwidi Astuti

Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
y.heni@bapeten.go.id

Abstrak

PERAN “SAFETY LEADERSHIP” DALAM MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN YANG


KUAT . Pengalaman para pakar yang sudah banyak menjalankan best practices penerapan budaya
keselamatan kelas dunia, dengan tegas mengatakan bahwa “Pengembangan budaya keselamatan dimulai
dari manajemen puncak dan tim manajemen dalam organisasi”. Dengan demikian safety leadership sangat
berperan sebagai kunci keberhasilan dalam membangun budaya keselamatan yang kuat pada industry
beresiko tinggi. Berdasarkan hasil kajian, atribut-atribut safety leadership adalah: Pimpinan sebagai Role
Model yang sangat mengandalkan faktor keteladanan, etika kerja yang kuat, tanggung jawab, kepribadian,
keterbukaan, kepercayaan, konsistensi, memotivasi dan komunikasi yang efektif untuk mewujudkan
keselamatan. Pemimpin pembelajar untuk meningkatkan keselamatan secara berkelanjutan, berdasarkan
Shell Global Solution, gaya kepemimpinan keselamatan disusun dalam 4 kategori, yaitu Telling, Teaching,
Participating, Delegating. Pemimpin yang berbagi pengetahuan, melaksanakan transfer knowledge melalui
coaching, mentoring, dan conseling untuk berbagi pengetahuan keselamatan kepada generasi penerus
kepemimpinan keselamatan. Kemajuan dan penerapan safety leadership di setiap industri sangat tergantung
dari komitmen pihak top management dalam menumbuhkembangkan budaya keselamatan di organisasinya
masing-masing.

Kata Kunci : Safety Leadership, Budaya Keselamatan, Role Model

Abstract

THE ROLE OF SAFETY LEADERSHIP IN DEVELOPING STRONG SAFETY CULTURE. The


expert experience which have been many implementing best practices applying of world class safety culture,
emphatically tells that “ Developing of safety culture started from top management and management team in
organization”. Thereby safety leadership so importance as key success in developing strong safety culture at
high risk industry. Based on result of the assesment, attributes of safety leadership are: Leader as Role
Model a real relies on strong ethics job, responsibility, personality, openness, trust, consistency, motivates
and effective communications to realize safety. Learner leader to increase continoes safety, based on Shell
Global Solution, safety leadership style has 4 category that is Telling, Teaching, Participating, Delegating.
Leader sharing knowledge, executes transfer of knowledge through coaching, mentoring, and conseling to
share safety knowledge to next generation of safety leadership. Progress and implementation of safety
leadership in every industry hardly depended from commitment of top management in fostering safety culture
of each organization.

Key Word : Safety Leadership, Safety culture, Role Model

Yusri Heni N.A. 33 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA


SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176

Pada setiap industri atau organisasi yang


PENDAHULUAN mempunyai mempunyai budaya keselamatan yang
kuat , maka manajemen keselamatan yang disiapkan
Dalam GS-R3 IAEA tentang ”sistem manajemen
oleh pihak manajemen sebagai kerangka kerja
fasilitas dan aktivitas pemanfaatan tenaga nuklir”
keselamatan pasti akan dapat dilaksanakan dengan
disebutkan bahwa salah satu karakteristik penting
efektif. Di Industri penerapan budaya keselamatan
untuk mewujudkan yang budaya keselamatan kuat
memang bervariasi tergantung pada komitmen dari
adalah ”Safety leadership is clear”. Hal ini selaras
pimpinan, namun demikian industri yang sehat,
dengan pengalaman para pakar yang sudah banyak
berkualitas dan profesional dan mengutamakan
menjalankan best practices penerapan budaya daya saing, sebagian besar sudah sangat
keselamatan kelas dunia yang dengan tegas memperhatikan pengembangan budaya
mengatakan bahwa “Pengembangan budaya keselamatan.
keselamatan dimulai dari manajemen puncak dan Untuk meningkatkan budaya keselamatan
tim manajemen dalam organisasi. Karena dari meja industri menggunakan manajemen keselamatan
manajemen puncak dan meja-meja tim manajemen terintegrasi seperti K3L (Keselamatan, Kesehatan,
inilah mulai digerakkannya penerapan budaya Keamanan, dan Lingkungan). Untuk memastikan
keselamatan secara berkesinambungan didalam bahwa program itu dilaksanakan industri
organisasinya. Tingginya kualitas dari melakukan sertifikasi dari lembaga yang sudah
kepemimpinan yang telah mereka berikan dan terakreditasi dari ISO dan OSHAS Internasional.
budaya organisasi yang dihasilkannya. Tim Komitmen mengembangkan budaya keselamatan
manajemen dalam organisasi mempunyai dilakukan dengan menyiapkan program
kepemimpinan keselamatan (safety leadership) keselamatan.
yang efektif dan mendemonstrasikan karakter
Dalam suatu organisasi, budaya keselamatan
khusus, berhubungan dengan perilaku yang
merupakan bagian dari budaya organisasi yang
spesifik, dan cenderung menciptakan budaya
harus memperhitungkan faktor pengambil
organisasi yang tepat. Kenyataan yang ditemui
kebijakan, manajer dan pekerja dalam mewujudkan
didalam organisasi yang mempunyai kepemimpinan
keselamatan yang terintegrasi. Ada tiga hal penting
keselamatannya tinggi dan efektif ternyata juga
dalam membangun budaya keselamatan. Pertama
sukses dalam kinerja operasional secara umum.
adanya tatanilai keselamatan; kedua adanya pola
Faktanya menunjukkan bahwa kedua faktor itu
perilaku yang sama; ketiga keselamatan adalah
memang saling terkait. Karena tuntutan
tanggungjawab semua orang dalam organisasi. Isu
kepemimpinan keselamatan adalah terbentuknya
yang muncul adalah cara untuk membentuk budaya
seorang pemimpin yg mengutamakan dan keselamatan yang kuat secara berkelanjutan,
mengandalkan faktor keteladanan , etika kerja yg sehingga keselamatan menjadi tanggung jawab
kuat, tanggungjawab, watak, keterbukaan, utama atau fokus utama pada seluruh jenis kegiatan.
konsistensi, komunikasi dan keyakinan. Hal ini akan Menurut Reason budaya keselamatan berfungsi
tercermin dari kinerja keselamatan didalam antara lain :
organisasinya. Oliver goldsmith pernah menulis 1. Meminimalkan kemungkinan kecelakaan
bahwa “ Orang jarang mengalami peningkatan kalau akibat kesalahan yang dilakukan individu.
mereka tidak mempunyai teladan selain diri mereka 2. Meningkatkan kesadaran akan bahaya
sendiri untuk ditiru. ” Kepemimpinan keselamatan melakukan kesalahan
juga mengajak orang lain untuk berubah. Itulah 3. Mendorong pekerja utk menjalani setiap
alasannya, kenapa kepemimpinan keselamatan yg prosedur dalam semua tahap pekerjaan.
sukses , akan membuat mereka juga sukses dalam 4. Mendorong pekerja untuk melaporkan
memimpin organisasi secara menyeluruh. kesalahan / kekurangan sekecil apapun yang
terjadi utk menghindari terjadinya kecelakaan.
TINJAUAN PUSTAKA IAEA GS-R.3 tentang “The Management System for
Faktor yang paling dominan sebagai penyebab Facilities and Activities Safety Requirements”
terjadinya kecelakaan di industri beresiko tinggi menyatakan bahwa setiap organisasi harus
maupun instalasi nuklir adalah karena kondisi dan menggunakan sistem manajemen yang digunakan
perilaku tidak selamat. Perilaku tidak selamat inilah untuk mempromosikan dan mendukung budaya
yang membetuk budaya keselamatan pada suatu keselamatan, dengan cara :
organisasi. Kesadaran pentingnya membangun a) Memastikan pemahaman yang sama tentang
budaya keselamatan yang kuat dimulai sejak aspek-aspek kunci budaya keselamatan
terjadinya kecelakaan chernobyl, hasil analisis tim didalam organisasi.
INSAG IAEA menyimpulkan bahwa kecelakaan ini b) Menyediakan sarana kepada organisasi untuk
dikarenakan lemahnya budaya keselamatan. mendukung tim dan perorangan untuk

STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 34 Yusri Heni N.A.


SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176

melaksanakan tugas mereka dengan selamat 2. Melakukan pengamatan penerapan budaya


dan sukses, dengan memperhitungkan keselamatan , khususnya terkait dengan
interaksi antara perorangan, teknologi dan karakteristik safety leadership di Industri
organisasi. beresiko tinggi
c) Menekankan sikap bertanya dan belajar pada 3. Melakukan analisis untuk mendapatkan hasil
semua tingkat organisasi. kajian Peran safety leadership dalam
d) Menyediakan sarana kepada organisasi untuk membangun budaya keselamatan yang kuat.
secara terus menerus menerapkan,
mengembangkan dan memperbaiki budaya DISKUSI DAN PEMBAHASAN HASIL
keselamatannya. KAJIAN
dimana untuk penerapan budaya keselamatan
dijabarkan menjadi 5 karakteristik budaya Karakteristik kedua untuk membangun budaya
keselamatan sebagai berikut : keselamatan yang kokoh, adalah kepemimpinan
untuk keselamatan harus jelas. Komitmen pimpinan
a) Keselamatan adalah nilai yang diketahui
yang telah diawali dengan membuat pernyataan
dengan jelas.
kebijakkan keselamatan, harus ditunjukkan dalam
b) Kepemimpinan untuk keselamatan adalah jelas
perkataan dan tindakan. Dari hasil analisis terhadap
c) Pertanggungjawaban untuk keselamatan
pengamatan penerapan budaya keselamatan di
adalah jelas
industri nasional maka dapat disimpulkan atribut
d) Keselamatan merupakan penggerak
yang paling dominan untuk mendorong keberhasilan
pembelajaran
karakteristik kepemimpinan untuk keselamatan
e) Keselamatan terintegrasi pada semua aktivitas
harus jelas atau safety leadership is clear
Dalam karakteristik kepemimpinan untuk
keselamatan adalah jelas, pimpinan hendaknya didiskusikan dibawah ini.
memimpin dalam mendukung dan menunjukkan
komitmen terhadap keselamatan dalam perkataan Peran Kepemimpinan Sebagai Role Model
dan tindakan. “Pesan” keselamatan hendaknya Pesan pimpinan yang dituangkan dalam kebijakkan
disampaikan secara konsisten dan terus menerus. keselamatan organisasi, dikomunikasikan dengan
Pimpinan mengembangkan dan mempengaruhi jelas oleh pimpinan kepada pekerja, diberbagai
budaya melalui tindakan (dan non-tindakan) dan kesempatan yang ada secara konsisten. Komunikasi
melalui nilai serta pandangan-pandangan yang antara pimpinan dengan pekerja ini diperlukan,
disampaikan. Pimpinan merupakan orang yang untuk mengurangi jarak kekuasaan (power distance)
memiliki pengaruh dalam berpikir, bersikap dan yang dipercaya dapat menghambat proses
berperilaku terhadap orang lain. Pimpinan sama pengembangan keberhasilan organisasi, termasuk
sekali tidak bisa mengendalikan budaya penguatan budaya keselamatan yang dicanangkan.
keselamatan secara penuh, tetapi mereka memiliki Geert Hostede, seorang ahli budaya dari
pengaruh terhadap budaya keselamatan. Pimpinan Belanda (dalam Kreitner dan Kinicki, 2007) pernah
dan Manajer pada seluruh organisasi hendaknya mengadakan penelitian di 53 negara, untuk
memberi contoh masalah keselamatan, misalnya memetakan budaya suatu negara dalam empat
melalui keterlibatannya secara langsung dalam dimensi, salah satunya adalah power distance. Hasil
pelatihan serta pengawasan pada daerah kegiatan penelitian menunjukkan, suatu negara dengan
yang penting. Setiap individu dalam organisasi budaya yang kuat dan positif adalah negara yang
berupaya untuk mengikuti perilaku dan nilai yang dekat hubungan antara penguasa dengan rakyatnya,
ditunjukkan oleh Pimpinan secara personal. Oleh dimana komunikasi keatas maupun kebawah serta
karena itu suatu standar hendaknya diatur didalam kesamping dapat dilakukan tanpa keprotokolan
organisasi sebagai aspek yang penting terhadap yang bertele-tele. Negara ini juga memajukan
keselamatan. perekonomian, dan menjunjung martabat
bangsanya setinggi mungkin untuk kesejahteraan
METODE warga, dan memberikan kebebasan pribadi yang
cukup bagi warganya untuk membuat keputusan
Kajian tentang “ Peran safety leadership dalam
sendiri, serta mengemukakan pendapat. Negara juga
membangun budaya keselamatan yang kuat” ini
berusaha meletakkan dasar kepastian akan nasib
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
serta kesejahteraan warganya. Tidak ada warga
1. Kajian Pustaka terhadap teori-teori terkait
masyarakat yang hilang tanpa sebab, atau bencana
dengan budaya keselamatan khusunya terkait
yang datang berulang kali dengan sebab-sebab yang
dengan karakteristik “safety leadership” dalam
mirip. Keamanan warga menjadi prioritas negara.
membangun budaya keselamatan yang kokoh
Bila memakai dimensi Hofstede, maka budaya

Yusri Heni N.A. 35 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA


SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176

di Indonesia umumnya merangkul dimensi jarak sesuai dengan komitmen, serta komunikasi yang
kekuasaan yang lebar. Memperkokoh budaya efektif antara pimpinan dengan pekerja sangat
keselamatan harus mempertimbangkan dimensi diperlukan untuk meningkatkan motivasi dan
budaya nasional, oleh karenanya tugas kita bersama kinerja keselamatan.
untuk memperkecil power distance atau jarak Kepemimpinan dalam keselamatan harus
kekuasaan, dengan memperbanyak interaksi dan memberikan contoh praktek yg baik tentang
komunikasi antara penguasa dengan rakyat, begitu keselamatan yang benar. Jika manajer melihat suatu
juga jarak antara pimpinan dengan pekerja. pekerjaan dilakukan tidak benar, maka manejemen
Pimpinan memiliki pengaruh dalam merubah harus segera turun mengoreksi kondisi tersebut
mindset pekerja, bagaimana cara mereka berpikir, untuk melihatkan komitmen yang tinggi dan
bersikap dan berperilaku untuk membangun budaya meyakinkan pada pekerja bahwa tidak ada toleransi
keselamatan. Perlu disadari bahwa unsur utama untuk suatu penyimpangan prosedur. Pemenuhan
dalam pengembangan budaya keselamatan, adalah ketentuan Keselamatan harus 100 %, tidak boleh
pembentukan sikap dan perilaku selamat, yang kurang agar suatu kecelakaan bisa dihindari.
dibangun dari nilai-nilai keselamatan yang Kita sering melihat kebijakan atau ucapan
ditanamkan dalam budaya organisasi . Gambar 1 pimpinan bahwa keselamatan adalah prioritas
menunjukkan Budaya Organisasi yang akan utama, kenyataan di lapangan kebijakan dan ucapan
mendukung keberhasilan pengembangan budaya pimpinan ini belum dilaksanakan. Pimpinan atau
keselamatan, dimulai dari personality and values, manajer perlu mewujudkan prioritas pertama dalam
emotiona , commitment pimpinan yang membentuk keselamatan dengan cara:
Leadership style dalam membangun best practices 1. Para manajer perlu memeriksa potensi
yang selalu dikembangkan untuk memperkokoh permasalahan aspek keselamatan, dengan
budaya organisasi. menggunakan matrik resiko.
2. Menjadikan aspek keselamatan dibahas
pertama dalam agenda pertemuan dan jadikan
keselamatan menjadi bagian dari bisnis.
3. Bila aspek keselamatan tidak dimasukkan dalam
budget, maka penyebabnya harus ya
disampaikan secara terus terang
4. Bila ada konflik prioritas produksi dengan
keselamatan maka dulukanlah aspek
keselamatan, pujilah pekerja yang telah
melaksanakan aspek keselamatan dengan baik
di depan koleganya.
Manajer sering mendelegasikan
tanggungjawab ke bawahannya. Sering
Gambar 1. Safety leadership model menyalahkan korban dan bukan mengidentifikasi
kegagalan sistem dan akar permasalahan , tidak
Faktor keteladanan dalam safety leadership sangat menanyakan isu-isu keselamatan, dan tidak senang
diutamakan dalam membangun budaya keselamatan mendengarkan informasi buruk tentang penerapan
dalam suatu organisasi. Pimpinan dan manajer dapat keselamatan dan menyalahkan si pembawa berita.
memberi contoh nilai-nilai keselamatan, yang Beberapa hal yang bisa ditingkatkan oleh manajer
ditunjukkan dalam perilaku dan tindakan serta etika untuk meningkatkan motivasinya adalah :
kerja untuk meningkatkan keselamatan. Pimpinan 1. Kunjungi lapangan secara perorangan dan
keselamatan harus menunjukkan kepedulian dan minta pekerja membantu menunjukkan kondisi
keteladanan yang tinggi melalui keterlibatannya dan perilaku tidak aman.
secara langsung dalam program keselamatan yang 2. Sampaikan apa yg dilakukan sebagai manajer
ditetapkan. untuk aspek keselamatan dan mengapa hal ini
Ibarat sebuah keluarga yang harmonis, maka dilakukan.
peran orang tua dalam membesarkan anak- Sering timbul perasaan saling curiga antara
anaknya, dilakukan dengan memberikan atasan dan bawahan, dimana masing-masing
kepedulian, kasih sayang dan perhatian terhadap merasa tidak melakukan aspek keselamatan secara
anak-anak. Orang tua akan mendorong anak- konsisten dan masing-masing saling merasa bahwa
anaknya untuk melakukan perubahan dengan sikap, secara diam-diam atasan ataupun bawahan
perilaku dan prestasi yang membanggakan keluarga melanggar peraturan. Untuk mengatasi hal ini
tersebut. Dengan demikian sikap keterbukaan dan seorang manajer perlu melakukan hal-hal sbb:
saling mempercayai, konsisten dalam bertindak 1. Jika tdk dapat melakukan sesuatu dilapangan

STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 36 Yusri Heni N.A.


SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176

katakanlah sejujurnya. 4. Saya menyadari bahwa HSE adalah elemen


2. Secara konsisten memperlihat prioritas aspek yang sangat penting dalam review kinerja. Oleh
akan memperbaiki tingkat kepercayaan karena itu para pekerja diminta untuk secara
3. Akuilah segera jika anda sbg manajer telah proaktif terlibat dalam aspek HSE dan
melakukan kesalahan melakukan proses identifikasi dan pengelolaan
Seluruh catatan hasil pemeriksaan manajer oleh resiko yang merupakan faktor kunci untuk
atasan manajer harus dikomunikasikan dan disimpan mengelola HSE dengan sukses
dengan baik. 5. Saya akan bertemu secara periodik dengan para
Dengan melakukan pemeriksaan komitmen ini pimpinan perusahaan mitra kerja untuk me-
secara periodik, maka perbaikan dalam komitmen review kinerja HSE perusahaannya, disadari
dan keterlibatan manajemen secara nyata akan bahwa aktivitas mereka bisa memberikan
meningkat. Pemimpin yang mempunyai dampak pada kinerja HSE perusahaan
kepemimpinan keselamatan yang baik sangat 6. Saya menjamin bahwa semua ”incident &
dibutuhkan bagi organisasi dalam proses akselerasi nearmiss” diinvestigasi secara tuntas untuk
transformasi di bidang keselamatan. mengidentifikasi penyebab dasarnya dan
Penulis melakukan pengamatan ke Pertamina melaksanakan tindakan yang sudah disepakati,
sebagai salah satu industri beresiko tinggi. Dalam dan sewaktu-waktu saya akan terlibat dalam
mewujudkan peran kepemimpinan untuk pelaksanaan inverstigasi.
keselamatan yang jelas, baik melalui perkataan dan Saya tahu bahwa kami perlu mengembangkan ”Key
tindakan serta panutan, maka komitmen pimpinan Performance Indicator” untuk bahaya-bahaya safety
Pertamina dalam membangun budaya keselamatan process yang berdampak terhadap terjadinya
tercermin dalam keterlibatannya dalam program kebakaran besar, peledakkan dan pencemaran.
keselamatan baik dipusat maupun di unit operasi. Dengan analogi ini, maka setiap pekerja dalam
Sebagai contoh implementasi program keselamatan organisasi, secara naluri akan mengikuti nilai dan
di RUP-IV Pertamina Cilacap untuk pimpinan perilaku yang ditunjukkan oleh pimpinan secara
pertamina pusat dilakukan 2 X dalam satu tahun personal, maka peran pimpinan sebagai panutan
melalui program Manajement Walk & Through (role model), sangat berpengaruh dalam
(MWT). Sedangkan pimpinan dan manajer di memperkuat budaya keselamatan organisasi.
lingkungan RUP-IV dilakukan setiap 3 bulan Oliver Goldsmith, seorang penulis abad
melalui program Manajement Joint Inspection delapan belas mengatakan ”Orang jarang bisa
(MJI), dan Safety walk & Talk (SWAT). Menyadari berkembang ketika mereka tidak memiliki contoh
bahwa seorang pemimpin tidak hanya dihargai untuk ditiru”. Pimimpin, harus menyediakan diri
karena jabatannya saja, tetapi karena prestasi sebagai contoh untuk ditiru. Seorang pemimpin
kinerja yang dapat diukur dari score card hasil yang dalam memotivasi karyawannya, dilakukan dengan
dicapai, maka Pertamina menerapkan penilaian Key memberikan contoh kepemimpinan, etika kerja
Performance Indicator (KPI). Semua keterllibatan yang kuat, tanggung jawab, kepribadian,
pimpinan dalam program keselamatan ini, juga keterbukaan, kepercayaan, konsistensi, komunikasi.
menjadi bagian dari penilaian KPI pimpinan dan
manajer. Pemimpin Pembelajar
Pertamina RU-V Balikpapan,
Salah satu kekuatan membangun budaya
mengimplementasikan peran pimpinan sebagai role
keselamatan adalah mempunyai ilmu pengetahuan
model dengan membuat ”Kontrak Kepemimpinan
keselamatan. Pemimpin yang sukses adalah
Health Safety and Environment (HSE)” yang
pemimpin yang berprestasi dan dapat dibanggakan
ditandatangani oleh seluruh manajemen sampai
oleh karyawannya. Pemimpin tidak hanya sekedar
section head sebagai berikut :
1. Saya memahami bahwa saya sebagai ”role dapat surat keputusan jabatan, kemudian perintah
model” akan berdampak pada pola tingkah laku sana sini tidak jelas. Senjata satu-satunya cuma
dari para staff yang berada dalam kita bersama. menuliskan tindak lanjut tanpa pesan, bawahan
2. Saya meyakinkan, bahwa semua pekerja dibiarkan menyelesaikan pekerjaan tanpa arahan
dibawah pengawasan saya akan komit untuk yang jelas.
mempromosikan HSE di setiap situasi dan Bagaimana perasaan Anda jika punya pimpinan
kondisi seperti ini? Pasti Anda tidak akan respek, dengan
3. Saya mendiskusikan HSE lebih awal disetiap sang pimpinan yang begini. Oleh karenanya,
agenda pertemuan pekerja, bahwasanya kinerja seorang pimpinan harus dimulai dengan menjadi
aspek HSE adalah tujuan hirarkhi organisasi manusia pembelajar (becoming a learner), baru
dibawah saya. kemudian menjadi seorang pemimpin (becoming a
leader), akhirnya menjadi seorang guru (becoming

Yusri Heni N.A. 37 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA


SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176

a teacher). Ketiga istilah ini saya kutip dari buku konsisten untuk datang ke fasilitas dan memberi
”Menjadi Manusia Pembelajar” yang ditulis oleh masukan, menyampaikan apa-apa yang dapat
Andreas Harefa, penulis 37 buku best seller. dilakukan untuk melakukan perbaikan kinerja
Sebagai manusia pembelajar, belajar terus keselamatan. Safety Leadership yang berjiwa
menerus ”disekolah” dan ”universitas” realitas ini, ksatria, juga dilakukan dengan mengakui jika Anda
menjadi suatu kebutuhan yang menyenangkan. sebagai atasan melakukan kesalahan. Konsentrasi
Seorang manusia pembelajar itu haus akan ilmu masalah keselamatan pada tujuan bukan pada
pengetahuan, selalu berusaha meningkatkan seseorang, dan berbesar hati dalam mendiskusikan
pengalamannya, serta mengembangkan sikap dan setiap perbedaan
perilaku positip, dalam membangun kepribadian Prioritas utama keselamatan dalam safety
dan aktulisasi diri. Manusia pembelajar inilah yang leadership diwujudkan dengan menciptakan iklim
akan pantas menjadi seorang pemimpin sejati keselamatan di lingkungan kerjanya. Kegiatan
(becoming a leader). Safety Pause yang diagendakan selama 5-10 menit
Untuk membangun safety leadership yang pertama dalam setiap pertemuan pimpinan,
efektif, kita bisa mempelajari dan memilih style merupakan salah best practices dalam membangun
pendekatan gaya kepemimpinan yang banyak budaya keselamatan yang kokoh.
dipakai oleh organisasi, yang mengutamakan aspek
keselamatan. Salah satu konsep yang Berbagi Pengetahuan
dikembangkan oleh Shell Global Solution (SGS)
dimana aspek motivasi, sikap dan perilaku Kepemimpinan untuk keselamatan harus jelas dalam
keselamatan dipertimbangkan dengan jelas. Materi membangun budaya keselamatan, mempunyai
ini digunakan oleh RU-IV Pertamina Cilacap, atribut tentang pentingnya pimpinan melakukan
transfer knowledge. Menurut kebudayaan India,
sebagai module untuk melakukan pengembangan
jika Tuhan dan guru bersanding bersama, siapakah
safety leadership. Pada module ini gaya
lebih dahulu disalami murid? Jawabannya guru,
kepemimpinan disusun dalam 4 kategori, yaitu
karena tanpa pengarahan dan bantuannya, murid
Telling, Teaching, Participating, Delegating.
tidak akan dapat bertemu dengan Tuhan. Seseorang
Konsep Teaching memberikan bimbingan
pembimbing atau guru adalah orang yang
dan arahan, serta penjelasan dan dorongan. Telling
pengalamannya dapat Anda jadikan pandangan
lebih pada memberikan petunjuk yang benar
untuk kehidupan masa depan yang lebih baik.
tentang apa, dimana, kapan dan bagaimana.
Kita semua tahu, bahwa pemimpin yang hebat
Delegating memberikan kebebasan, kepercayaan,
pasti punya segudang ilmu pengetahuan dan
dukungan dan monitoring. Sedangkan Participating
lebih cenderung memberikan dukungan, fasilitas, pengalaman yang tak ternilai harganya. Dengan
kerangka dan contoh. Anda bisa memilih style yang demikian pimpinan dapat berperan menjadi guru
paling cocok dikaitkan dalam 7 aspek yang bagi para juniornya, untuk membekali dan
berkaitan dengan budaya keselamatan. Semakin meningkatkan kemampuan dan kompetensi
banyak yang dipilih di kolom style yang ada, sumberdaya manusia, di lingkungan kerjanya.
disitulah gaya kepemimpinan anda yang paling Berdasarkan konsep behavior base safety
dominan. leadership team building gambar berikut, kita bisa
Contoh sebagai seorang supervisor harus dapat melihat dari pengalaman bekerja, training untuk
membuat keputusan, memotivasi orang, meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia
berkomunikasi, memberikan penugasan yg jelas, dapat diberikan oleh seorang pimpinan yang sudah
mengembangkan dan meng-coach pekerja, berpengalaman.
melibatkan pekerja dalam pelaksanaan “Safety Pernyataan Harvey S. Firestone “ Kita dapat
Walk and Talk”. sukses secara permanen, hanya ketika
mengembangkan orang lain”. Ia ingin
Dalam module safety leadership ini, juga
meninggalkan sesuatu secara permanen ketika ia
dijelaskan tentang bagaimana membangun seorang
meninggal. Ia ingin meningkatkan kehidupan
leader yang situasional, membangun “skills”
orang di berbagai penjuru dunia, atau yang lebih
sekelilingnya, flexible, mampu memakai berbagai
baik, ingin melihat mereka sibuk dengan sesuatu
style yang sesuai, mampu mendiagnosis kinerja
yang bermanfaat. Ini tidak berarti terkenal atau
keselamatan dengan tepat, memberikan perhatian
kaya. Ini hanya berarti orang melanjutkan misinya,
terhadap kompetensi dan komitmen, mendiskusikan
terhadap apa yang telah dibuat.
dan menyetujui tingkat pengawasan keselamatan
dengan anggota tim.
Dalam Safety leadership, keterlibatan
pimpinan dalam tim dilakukan dengan menanyakan
issue terkini dan ide baru, menjadi panutan,

STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 38 Yusri Heni N.A.


SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176

knowledge ini biasanya tidak dikoordinasikan


dengan bagian pelatihan, tetapi sifatnya lebih
personal, membutuhkan waktu yang lama dan tidak
setiap hari tergantung waktu yang disediakan oleh
atasan. Mencapai prestasi sebagai pemimpin
adalah berkah, karena punya peran dalam
membangun keberhasilan karyawan dan
Gambar 2. Behavior Base Safety Leadership organisasinya.
Team Building Ada pepatah mengatakan, jika anda ingin
sumber, www.peoplensafety.com menyentuh masa depan, maka didiklah orang lain
untuk melanjutkan cita-cita. Kita pasti akan
Dalam knowledge management ada dua, yang meninggal, tetapi cita-cita, harapan dan tujuan anda
pertama explicit knowledge, yaitu pengetahuan yang tidak akan pernah punah, karena anda telah
didapat dari sekolah, universitas, pelatihan yang mendidik dan mempersiapkan orang lain.
didasarkan pada literatur, buku acuan, prosedur Disinilah fungsi mentoring dari pimpinan
yang tertulis. Sedangkan tacit knowledge didapat diperlukan untuk membantu mengembangkan
dari pengalaman selama bekerja dan tersimpan keahlian dan menyiapkan estafet keberhasilan
dalam pikiran atau brain memory saja. Penting bagi kepemimpinan periode berikutnya. Pada program
pimpinan (termasuk manajer dan supervisor) untuk mentoring ini, pimpinan bertindak sebagai partner
mentransfer pengetahuan explicit dalam pelatihan- untuk mengembangkan keberhasilan bawahannya.
pelatihan yang direncanakan, guna memberikan
pengetahuan keselamatan, sekaligus membangun KESIMPULAN
perilaku-perilaku selamat bagi para pekerja.
Sedangkan untuk transfer pengetahuan tacit, yang Dalam GS-R3 IAEA tentang ”sistem manajemen
umum digunakan metode coaching, mentoring, dan fasilitas dan aktivitas pemanfaatan tenaga nuklir”
conseling (CMC). Pengetahuan tacit juga banyak disebutkan bahwa salah satu karakteristik penting
dipunyai oleh pekerja yang sudah hampir pensiun untuk mewujudkan yang budaya keselamatan kuat
yang didapat dari pengalamannya selama puluhan adalah ”Safety leadership is clear”. Dengan
tahun di bidang keselamatan. demikian safety leadership sangat berperan sebagi
Coaching dari seorang pimpinan kepada kunci keberhasilan dalam membangun budaya
pekerja merupakan proses transfer knowledge keselamatan yang kuat pada industry beresiko tinggi
yang kreatif dan memotivasi, untuk memberikan termasuk didalamnya instalasi nuklir. Berdasarkan
inspirasi kepada pekerja , dalam mendukung hasil kajian peran kepemimpinan ini ditunjukkan
keberhasilan organisasi. Coaching yang umum dengan atribut-atribut :
dilakukan di berbagai perusahaan, diwujudkan 1. Pimpinan sebagai Role Model yang sangat
dalam bentuk pelatihan, workshop, atau pada saat mengandalkan faktor keteladanan, etika kerja
pimpinan melakukan kunjungan ke lapangan. yang kuat, tanggung jawab, berkepribadian,
Sebagaimana dikatakan oleh Avanti Vontana dalam keterbukaan, kepercayaan, konsistensi,
bukunya Inovate We Can halaman 213, “ tugas memotivasi dan komunikasi yang efektif untuk
coach adalah memberikan dukungan untuk mewujudkan keselamatan.
meningkatkan kemampuan, sumberdaya, dan 2. Pemimpin pembelajar untuk meningkatkan
kreativitas yang sudah dimiliki oleh pekerja, secara keselamatan secara berkelanjutan. Berdasarkan
alamiah kreatif (creative), banyak akal (resourceful) Shell Global Solution, gaya kepemimpinan
dan utuh (whole)”. Dengan memperhatikan tugas keselamatan disusun dalam 4 kategori, yaitu
coach tersebut, maka pimpinan dapat berperan Telling, Teaching, Participating, Delegating.
sebagai coach yang efektif , karena pimpinan 3. Pemimpin yang berbagi pengetahuan,
berpengetahuan luas dan punya pengalaman banyak melaksanakan transfer knowledge melalui
di organisasi ini, lebih memahami dan menjiwai coaching, mentoring, dan conseling untuk
apa-apa yang dibutuhkan oleh pekerja untuk berbagi pengetahuan keselamatan kepada
berhasil mendukung visi organisasi. generasi penerus kepemimpinan keselamatan.
Consulting merupakan transfer knowledge dari Kemajuan dan penerapan safety leadership di setiap
atasan kebawahan terkait materi yang industri sangat tergantung dari komitmen pihak top
dikonsultasikan, waktunya bisa kapan saja. management dalam menumbuhkembangkan budaya
Mentoring merupakan transfer pengetahuan keselamatan di oraganisasinya masing-masing.
tasit yang didapat dari pengalaman selama bekerja,
dari pimpinan kepada bawahan yang akan
meneruskan pekerjaan tersebut. Transfer tacit

Yusri Heni N.A. 39 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA


SEMINAR NASIONAL VI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176

DAFTAR PUSTAKA
1. Cooper,D. (2001). Improving Safety Culture: a
practical guide. Hill: Applied Behavior
Sciences
2. Hofstede, G; dan Peterson, M. Culture:
National Values and Organizational Practices.
Dalam Neal Ashkanasy, Celeste Wilderom,
dan Mark Peterson (Editor): Handbook of
Organizational Culture and Climate.
Thousand Oaks: Sage.
3. IAEA Safety Requirements No.GS-R-3 (2003)
. The Management System for Facilities and
Activities. Vienna
4. IAEA Safety Guide GS-G -3.1 (2006).
Application of the Management System For
Facilities and Activities. Vienna.
5. IAEA Safety Standards DS-349 ( 2008).
Application of the Management System for
Nuclear Instalations. Vienna.
6. IAEA ( 2008). Reference report for IAEA
Safety Culture Assessment Review Team
(SCART). Vienna.
7. John C Maxwell (2009). Mentoring 101: Hal-
hal yang harus diketahui oleh Para Pemimpin.
Copyright, MIC Publishing.
8. Reason,J. (1998). Achieving a safety culture:
Theory and Practice. Work & Stress
9. Schein, E. 1992. Organizational Culture and
Leadership. 2nd Ed. San Fransisco: Jossey-
Bass.

STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 40 Yusri Heni N.A.

Anda mungkin juga menyukai