Anda di halaman 1dari 6

Safety Culture

1. Definisi
2. Sejarah dan teori
3. Perbedaan safety culture dan safety climate
4. Elemen-elemen pada safety culture
5. Contoh Pentingnya safety culture di dunia pertambangan dan industri lainnya.
6. Penilaian dan pemilihan tools dalam safety culture

1 . Definisi

Safety Culture adalah kumpulan dari kepercayaan, persepsi dan nilai-nilai para pekerja terhadap sebuah
resiko pekerjaan di sebuah organisasi seperti di tempat kerja ataupun komunitas.

Safety Culture adalah kepercayaan,norma,sifat,pandangan umum dan praktik-praktik teknis yang


berpusat untuk meminimalisir keterpaparan pekerja manajer dan semua orang umum terhadap kondisi
tertentu dan bahaya atau cedera.

Safety Culture adalah sebuah subkomponen dari budaya perusahaan dimana mencerminkan ke individu
, kerja dan organisasi terkait yang terlibat dan menjalankan keselamatan.

Safety Culture adalah sebuah gambaran dari karakteristik dan sifat di sebuah organisasi dan para
individu yang ada, sebagai sebuah prioritas utama.

Safety Culture adalah sebuah nilai dari individual dan nilai nilai sebuah kelompok , sifat dan persepsi ,
kemampuan dan kebiasaan-kebiasaan yang mencerminkan komitmen untuk dan gaya dari kemahiran
organisasi yang sehat dan manajemen yang selamat

Safety Culture adalah nilai nilai yang tetap dan tidak berubah dan yang di prioritaskan oleh para pekerja
dan keselamatan umum oleh setiap anggota oleh setiap kelompok dan di semua level organisasi

Safety Culture adalah nilai , sifat motivasi dan pengetahuan yang berefek terhadap penekanan terhadap
“keselamatan” dalam tujuan dari setiap keputusan dan kebiasaan

Safety Culture adalah sebuah hasil dari bermacam-macam tujuan dari sebuah interaksi antar orang
orang , pekerjaan dan organisasi (psychological,behavior,situational)
2. Sejarah dan Teori Safety Culture

2.1 Sejarah
Permulan dari Safety Culture dapat menginvestigasi dan mengaanalisis sebuah kecelakaan , balik ke
perode pada saat kecelakaan nuklir di Chernobyl pada tahun 1986 dimana “kurangnya budaya selamat”
teridentifikasi sebagai factor yang turut andil dalam 2 kecelakaan di International Atomic Energy Agency
dan OECD Nuclear Agency. Sejak saat itu budaya selamat sudah di diskusikan in penyebab terbesar
kecelakaan dan analisis dari system kegagalan, seperti di King’s Cross Underground Fire di London dan
Piper Alpha pada saat minyak meledak di North Sea , sama seperti kecelakaan Continental Express Flight
2574 , kecelakaan Columbia Space Shuttle accident dan peledakan di British Petroleum Refinery di Kota
Texas.

2.2 Teori

 Cullen, 1990
” itu sangat penting untuk membuat atmosfer dan budaya perusahaan dimana keselamatan itu
dapat di mengerti dan di terima sebagai prioritas nomor satu”
 The Loss of RAF Nimrod XV 230, 2006
“ Kegagalan dari kepemimpinan, budaya dan prioritas”
 Fukushima Daichi , 2011
“ The Fukushima Daiichi NPP identifikasi kecelakaan yang signifikan terhadap manusia ,
organisasi dan “tantangan budaya: dimana termasuk termasuk memastikan kemandirian,
kecakapan teknis dan transparansi terhadapt regulasi yang berlaku”

3. Perbedaan antara Safety Culture dan Safety Climate

Safety Culture Safet Climate


perilaku , kepercayaan dan pandangan persepsi Kumpulan dari persepsi pekerja terhadap
natural sebuah kelompok sebagai sebuah nilai kebijakan,prosedur dan praktik yang berhubungan
dan norma dimana di lihat dari bagaimana dengan keselamatan
mereka menanggapi sebuah resiko dan sistem
menanganinya
Kebiasaan : Apa yang orang lakukan Karakteristik Psikologi : Bagaimana orang
merasakan
Situasi : Apa yang organisasi punya Dapat berubah dalam waktu yang cepat

Kesimpulan perbedaan : Safety Climate adalah pernyataan dari pengukuran Safety Culture . Karena
berdasar pada Safety Climate dimana di katakan kalau Safety Climate tergantung pada waktu dan
tempat tertentu ( Wiegmann et al.2002)
4. Elemen pada Safety Culture

 Manajemen Komitmen terhadap keselamatan


 Manajemen Supervisor terhadap keselamatan
 Sumberdaya ( Resourcing)
 Pelaporan kecelakaan
 Just Culture ( Budaya yang Adil ), pelaporan dan pembelajaran
 Pencegahan dan manajemen resiko
 Kerjasama tim
 Komunikasi
 Involvement & Workforce Involvement ( Keterlibatan dan Keterlibatan Tenaga Kerja)
 Tanggung jawab
 Tenaga Kerja Keselamatan

5. Contoh Pentingnya Safety Culture di dunia Pertambangan dan industry lainnya

 Di industri Pertambangan
Sejak
 Nuklir
Sejak tahun 1986 , “poor safety culture” sudah teridentifikasi sebagai factor yang berkontribusi
pada kecelakaan nuklir di Chernobyl
 Oil and Gases
Di perusahaan British Petroleum di Texas , terjadi ledakan, factor yang menyebabkan terjadi nya
ledakan adalah Safety Culture
 Penerbangan
Terjadi kecelakaan pesawat akibat adanya budaya selamat yang buruk.

1. Penilaian dan pemilihan tools dalam safety culture

Pendekatan dalam Safety Culture terdapat 3 :

 Academic Assessment Approach


Berfokus pada masa lalu, mengumpulkan informasi secara kualitativ dengan penelitian secara
deskripsi , di kerjakan dengan metode ; Fieldwork Ethnographical-inspired methods.
Data di ambil menggunakan penelitian Antropologi ( ilmu kemanusiaan) dan Sosiologi .
Pengaplikasian data dan informasi di Fieldwork di semua organisasi menggunakan teknik :
a. Observasi : untuk mengidentifikasi keadaan umum dari sebuah organisasi
b. Analisis Dokumen : memberitaukan nilai yang di adopsi di organisasi
c. Wawancana secara individu : dengan manajemen wawancara , orang orang yang ahli di
bidang keselamatan, atau pekerja di area sesitif untuk belajar lebih tentang manajemen
dan keselamatan.
d. Diskusi terbuka di grup : diskusi untuk menenmukan dan mengobservasi dan membantu
mengumpulkan infromasi kualitatif di sebuah organisasi.
 Analytical Assessment Approach
Berfokus pada masa sekarang, informasi yang di kumpulkan adalah tentang kuantitatif informasi
pada safety climate , di lakukan penelitian secara deskripsi dan tool yang di gunakan adalah
Safety Climate scales atau kuisioner. Pekerja di minta untuk mengisi kuisioner menggunakan
skala angka untuk menunjukan persepsi atau tanggaapan mereka.

 Pragmatic Assessment Approach


Berdasar pada pengalaman , berfokus pada waktu yang akan datang , hasil yang di kumpulkan
adalah untuk mengetaui tingkat kedewasaan safety culture seseorang, dengan menggunakan
sudut padangan normative, dengan contoh metode; Behaviourally Anchored Rating Scales (
BARS)

2 Pilihan tools yang biasa di gunakan di Safety Culture Assessment Tool :


 Full Safety Culture Assessment
Menggunakan dokumen analisis, observasi tempat kerja, Safety Culture survey dan
interview.
 Safety Culture Survey Only
Hanya memberikan pertanyaan hanya untuk para staff nya.

Tools dan metode yang ada :

 Score Your Safety Checklist


Di temukan oleh James Reason dan John Wreathall dan di publikasikan di Jan-Feb 2001 di Flight
Safety Australia . Terdiri dari 20 stetmen menjelaskan beragam aspek dari sebuah safety culture
perusahaan . Cara cara di keselamatan di amati oleh senior manajemen. Responden menjawab
ya dan tidak . lalu hasilnya di jumlah lalu hasilnya di interpretasikan dengan kriteria :
a. 16-20 : Sangat sehat hampir sangat bisa di percaya
b. 11-15 : Kamu dalam kerja yang baik namun jangan menggampangkan sesuatu.
c. 6-10 : Tidak buruk seluruhnya namun masih banyak yang harus di pelajari
d. 1-5 : Organisasinya sangat lemak.
e. 0 : KACAU

 Hearts and Minds Programme – Understading Your Culture Checklist


Ditemukan oleh Shell Exploration and Production berdasarkan 20 tahun peneiltian perusahaan
dan membantu organisasi organisasi untuk meraih World-class health, safety and environment
(HSE) dengan menerapkn HSE Step Ladder :
1. Pathological : “siapa yang peduli selama belum tertangkap “
2. Reactive : “ keselamatan itu penting, kami menerapkannya setiap kali ada kecelakaan”
3. Calculative :” Kita punya system untuk me-manaj bahaya”
4. Proactive : “Nilai kepemimpinan yang sehat dan terus berusaha untuk mengimpruvisasi”
5. Generative ( High Realibility Organisation) : “ HSE is how we do business round here”
Salah satu contoh dari toolkit ini adalah “Understanding Your Culture Checklist” dimana tersedia
di internet dan jug bisa di gunakan tanpa konsultasi dan terdiri dari 8 tema :

1. Kepemimpinan dan Komitmen


2. Kebiakan dan strategi isu
3. Bahaya dan efek menejemen
4. Organisasi / tanggung jawab / sumber / standart/ dokumen dokumen
5. Rencana dan tata cara
6. Pengaplikasian dan pemantauan
7. Audit
8. Review

 Safety Climate Assessment Toolkit and User Guide ( LSCAT)


Bebas di gunakan dengan menggunakan kombinasi antara kualitatif dan kuantitas. Biasa di
gunakan di Pengeboran minyak dan industri gas.
Survey kuisioner biasanya mengikuti mengenai data berikut :
1. Diskusi formal dan luas secara berkelompok
2. Fokus dalam bentuk kelompok-kelompok
3. Analisis Dokumen
4. Pengujian rekam jejak dan database

Berikut menggunakan metode pendekatan lebih dari 1 :

Safety Culture di lihat sebagai : Metode penilaian yang di gunakan :


Objektif oleh organisasi Observasi dan audit
Persepsi Organisasi Interview , kuesioner
Persepsi Pribadi Kuisioner , observasi

Kuisioner tersebut terdiri dari 47 pertanyaan dimana pertanyaan tersebut mengikuti factor organisasi :

- Konten Organisasi
- Lingkungan sosial
- Apreasiasi Individu
- Lingkungan kerja
- Faktor Spesifik Organisasi

Survey kuisioner sangat berpotensi untuk menilai OSH. Juga bisa melihat patokan data yang
terdapat di Loughborough University.

 Safety Health of Maintenance Engineering ( SHoMe) Tool


Di buat di Penerbangan Sipil di UK oleh Health and Safety Engineering Consultants Limited untuk
meng-identifikasi indicator keselamatan yang sehat di penerbangan.
Terdiri dari 3 pertanyaan yaitu :

Group Worker Generic Job Difficulty Organisational


Questionnaire questionnaire Questionnaire
Technical Certifying Staff Vs. 1 Standard Standard
Technical and non- Vs. 2 Standard Standard
certifying staff
Management and Vs. 3 Not Applicable Not Applicable
Technical support staff

Generic Questionnaire terdiri atas 83 pertanyaan dan jawabannya menggunakan 5 skala dimana 1 untuk
sangat setuju dan 5 untuk sangat setuju .

Job Difficulty terdiri dari 32 pernyataan yang di jawab dengan Yes dan No , jika responden menjawab
yes, maka di minta untuk menunjukan tingkatan susah/tidaknya pengalamannya yang terdiri dari 1.
Tidak masalah , 2.Sedang , 3. Paling Masalah.

Organisational Questionnaire terdiri dari 92 pernyataan tentang berbagai kondisi yang mungkin timbul
di organisasi responden.

 Nordic Occupational Safety Climate Questionnre ( NOSACQ-50)


Telah di tes di berbagai industri di semua Negara Nordic dan terdiri dari berbagai bahasa, terdiri dari
50 pernyataan dengan 7 dimensi , dengan berbicara dengan persepsi dengan :
- Prioritas menejemen kesalamatan, komitmen dan kompetensi
- Manajemen keselamatan bertanggung jawab (empowerment)
- Manajemen Keadilan Keselamatan
- Komitmen Keselamatan yang dimiliki pekerja
- Prioritas dan resiko yang tidak dapat di hindari oleh pekerja
- Komunikasi keselamatan, pembelajaran, dan percaya terhadapt pekerja keselmatan yang
kompeten
- Kepercayaan pekerja di sebuah system keselamatan yang efisien.

 IAEA Guidance for Use in the Enhancement of Safety Culture.


The International Atomic Energy Agency’s , tuntunan yang di gunakan di Enchancement of Safety
Culture ( IAEA,2000) sudah terbentuk untuk training Safety Culture untuk perusahaan mereka.
Tuntunan penjelasan budaya ke sebuah 3 tahap pembentukan Safety Culture :
1. Keselamatan hanya berdasar pada aturan dan regulasi
Peraturan berdasar pada Safety Culture di anggap ketentuang singkat dimana manajemen
di mengembangkan peraturan dan hukuman untuk pekerja.
2. Safety sudah menjadi Tujuan Organisasi.
Organisasi berdasar Safety Culture bekerja pada ketentuan waktu singkat dan penghargaan
kepada pekerja yang sudah memenuhi tujuan.
3. Kepekaan terhadap keselamatan di sebuah organisasi dan kepekaan terhadap keselamatan
akan selalu bisa di improvisasi menjadi mindset. Kepekaan atau Improvement berdasar
Safety Culture.

Anda mungkin juga menyukai