Anda di halaman 1dari 23

BAB V

RANCANGAN BUKAAN TAMBANG

5.1 Dasar Teori


5.1.1. Sistem Penambangan
Penambangan dengan sistem tambang terbuka menyebabkan adanya perubahan
rona atau bentuk dari suatu daerah yang akan ditambang menjadi sebuah front
penambangan. Pada sistem tambang terbuka terdapat beberap metode
penambangan seperti open pit, strip mine,dan contour mining.
1. Contour Mining
Tipe penambangan ini pada umumnya dilakukan pada endapan batubara yang
terdapat di pegunungan atau perbukitan. Penambangan batubara dimulai dari
singkapan lapisan batubara di permukaan atau crop line dan selanjutnya mengikuti
garis kontur sekeliling bukit atau pegunungan tersebut.Lapisan batuan penutup
batubara dibuang ke arah lereng bukit dan selanjutnya batuan yang telah tersingkap
diambil dan diangkut. Kegiatan penambangan berikutnya dimulai lagi seperti
tersebut di atas pada lapisan batubara yang lain sampai pada suatu ketebalan lapisan
penutup batubara yang menentukan batas limit ekonominya atau sampai batas
maksimum kedalaman dimana peralatan tambang tersebut dapat bekerja.
Batas ekonomi ini ditentukan oleh beberapa variabel antara lain:
(a.) Ketebalan lapisan batubara
(b.) Kualitas
(c.) Pemasaran
(d.) Sifat dan keadaan lapisan batuan penutup
(e.) Kemampuanperalatan yang digunakan
2. Penambangan Open Pit
Open pit mining adalah penambangan secara terbuka dalam pengertian umum.
Metode ini dilakukan dengan cara mengupas terlebih dahulu lapisan penutup.
Lapisan penutup batubara kemudian dilanjutkan dengan mengekstraksi batubarany.

Rancangan Bukaan Tambang 1


Penambangan tipe open pit biasanya dilakukan pada endapan batubara yang
mempunyai lapisan tebal dan dilakukan dengan menggunakan beberapa bench
(jenjang).
3. Strip Mining
Tipe penambangan terbuka yang diterapkan pada endapan batubara yang
lapisannya datar dekat permukaan tanah. Alat yang digunakan dapat berupa alat
yang sifatnya mobil atau alat penggalian yang dapat membuang sendiri. Untuk
pemilihan metode ini perlu diperhatikan bahwa:
 Bahan galian relatif mendatar
 Bahan galian cukup kompak
 Bahan galian tabular, berlapis
 Kemiringan relatif, lebih cocok untuk horizontal atau sedikit miring
 Kedalaman kecil (nilai ekonomi tergantung stripping ratio, teknologi
peralatan)

5.1.3. Parameter-parameter Rancangan (Design)


1. Informasi Topografi Permukaan (Surface) Secara Detil
Informasi ini dapat dalam bentuk kontur hasil digitasi yang tersimpan dalam file
komputer, atau berupa file survey titik-titik ketinggian. Alternatif lain yaitu
memodelkan permukaan dari data titik-titik ketinggian menggunakan Digital
Terrain Modelling (DTM) yang dibangun secara efektif dengan metode triangulasi.
2. Kemiringan Jenjang
Pada awalnya sebuah desain pit dibuat dengan overall slope sebesar ±45º dan
kemudian dimodifikasi berdasarkan informasi geoteknik dari material yang ada
dalam pit tersebut. Menurut Robert, Hook dan Fish (1972) sebaiknya kemiringan
lereng kurang dari 60º pada kedalaman 65m dan kurang dari 40º pada kedalaman
300m.
3. Tinggi Jenjang
Lereng pada overburden yang lemah atau tak terkonsolidasi, atau pada tanah yang
terekpos relatif lebih tipis, kurang lebih 2-5m. Pada operasi tambang yang besar,
yang berproduksi 10.000 ton/hari; penambangan dapat dioperasikan pada lereng
dengan ketinggian 9m. Pada Continental Pit, Butte, Montana, terdapat lereng
berketinggian 12m pada alluvium hingga 24m pada batuan kompeten. Operasi-

Rancangan Bukaan Tambang 2


operasi tambang yang lebih kecil biasanya menggunakan lereng dengan ketinggian
6-8m.
4. Permuka Lereng (Bench Face)
Kemiringan dari lereng dapat dibedakan menurut jenis dari lereng tersebut.
Misalnya sebuah lereng aktif atau lereng kerja (working bench) dapat menggunakan
pedoman stabilitas jangka pendek yaitu lereng dapat dibuat relatif lebih terjal.
Namun untuk lereng permanen, pertimbangan utama yang digunakan adalah jangka
panjang. Kemiringan lereng dapat ditentukan dan dicapai dengan pemilihan alat
yang tepat.
5. Lebar Bench
Lebar jenjang disesuaikan dengan ultimate slope dan single slope pada ketinggian
yang ditentukan. Namun, jika pit semakin dalam, maka lebar jenjang juga semakin
lebar. Bench dapat pula merefleksikan ukuran ore deposit. Misalnya bench yang
lebar untuk tembaga porfiri dan bench yang lebih kecil untuk urat emas. Lebar dari
jalan angkut yang umumnya mengikuti bench, ditentukan oleh ukuran truk yang
digunakan, yang relatif terhadap ukuran ore body dan kapasitas produksi yang
diharapkan.

Gambar 4.1
Single Slope
6. Kedalaman Pit Bottom
Penentuan pit bottom (dasar pit) sangat tergantung pada banyak faktor seperti
naiknya biaya produksi dan pengangkutan, nilai mineral yang ditambang, ukuran
(jumlah) deposit, serta kapasitas mill dan produksi.
7. Jalan Angkut (Haul Road)
Faktor ini biasanya mengikuti proses design setelah kedalaman pit bottom
didefinisikan. Jalan angkut dirancang pada jenjang dasar kemudian mengikuti
naiknya jenjang ke arah permukaan dengan gradien (kemiringan) berkisar antara 8-

Rancangan Bukaan Tambang 3


12%. Ramp ini dapat berupa jalan lingkar yang melingkar keatas melalui dinding
pit atau yang hanya melalui salah satu dinding pit (kemungkinan keberadaannya
dikarenakan kekuatan material pada dinding tersebut atau kapasitas muat angkutnya
yang cukup baik).

Gambar 4.2
Overall Slope

Gambar 4.3
Geometri Jenjang

5.1.3. Faktor-faktor lain Dalam Parameter Desain


1. Informasi geoteknik
Termasuk detil dari kekuatan batuan, diskontinuitas pada massa batuan dan
hubungan terhadap orientasi tiap permukaan penambangan yang akan dirancang.
2. Informasi hidrogeologi
Informasi hidrogeologi antara lain curah hujan tahunan, daerah tangkapan hujan,
sumbangan air tanah, kedalaman muka air tanah, dan fluktuasinya seperti; tekanan
piezometrik, gradienhidrolik, porositas, permeabilitas pada lapisan-lapisan yang
akan ditambang, drainase alami pada permukaan, kemungkinan keberadaan lapisan
akuifer dan aquiclude, lokasi daerah yang pernah banjir, dan lain sebagainya.
Pada BAB Rancangan Bukaan Tambang dengan bahan galian seam batubara yang
memiliki ketebalan dan kemiringan cukup landai akan dirancang bukaan tambang

Rancangan Bukaan Tambang 4


strip mine di mana terdapat 2 bagian yaitu high wall (dinding berjenjang) dan long
wall mengikuti lapisan seam batubara yang memiliki kemiringan cukup landai.
Selanjutnya dalam merancang bukaan tambang dengan autocad, perancangan yang
dilakukan antara lain pembukaan design bukaan tambang (jenjang-jenjang
penambangan) dan dilanjutkan dengan pembuatan rancangan jalan tambang
(ramp).

5.2. Langkah Kerja


1. Meng-insert gambar ke dalam layer AutoCAD dengan cara klik Menu Insert
Raster Image pilih peta topografi yang akan didigitasiOpen OK.

2. Skala yang ada di layer Autocad dibuat sama dengan gambar peta topografi

dengan cara membuat garis menggunakan (line). Gambarkan garis di

Rancangan Bukaan Tambang 5


sepanjang skala pada gambarukur panjang garis tersebut dengan mengklik
menu Linear Dimension.

3. Kemudian samakan skala dengan command scale.

Rancangan Bukaan Tambang 6


4. Setelah itu, koordinat pada peta dibuat sama dengan koordinat pada Layer
Autocad. Pertama, buat kotak dengan klik ikon rectangle, kotak dibuat pada
perpotongan koordinat x dan koordinat y. Lalu Move untuk memindahkan
koordinat, dengan specify base point-nya di pojok kanan atas pada kotak.

Hasilnya seperti berikut :

Rancangan Bukaan Tambang 7


5. Klik ikon Polyline untuk membuat garis kontur. Bagian yang digarisi hanya
pada indeks kontur.

6. Setelah itu, masukkan data ketinggian sesuai dengan indeks kontur dengan cara
klik kanan mouse pada garis tersebut, pilih properties elevation. Setelah itu
cek kontur tersebut dengan melihatnya secara 3dimensi dengan cara klik 3do.

Rancangan Bukaan Tambang 8


7. Setelah itu, hapus gambar peta topografi sehingga yang muncul hanya garis-
garis kontur yang telah dibuat sebelumnya.

8. Kemudian klik menu Quicksurfextract from drawingextract to surface

Rancangan Bukaan Tambang 9


9. QuicksurfExport DataSurface DataWrite ASCII File Point
SaveEnter.

10. Klik ikon Newacad.dwtopen.

11. Pada layer yang baru klik QuicksurfImport DataRead ASCII Points
pilih data yang sudah di-saveOpen.

Rancangan Bukaan Tambang 10


12. Pilih menu QuicksurfContour Interval1enter.

13. QuicksurfContourlakukan sesuai dengan Command pada lembar tugas.

14. Klik QuicksurfAnnotateSmooth Contourblok semua kontur.

Rancangan Bukaan Tambang 11


15. Membuat indeks kontur klik Menu QuicksurfAnnotate Index Contours.

16. Kemudian untuk memasukkan label angka pada indeks konturnya buat garis
dengan polyline yang memotong semua indeks kontur. Setelah itu klik menu

Rancangan Bukaan Tambang 12


QuicksurfAnnotateAutolabel Contour. Pada kolom command akan
muncul perintah sebagai berikut.

17. Buat layer baru dengan cara klik Layer properties manager, lalu klik New
layer dan beri nama tiap layer.

Rancangan Bukaan Tambang 13


18. Block semua kontur kemudian dipindah ke layer topo.

19. Gambar dimensi crest terluar dengan menggunakan polyline.

Rancangan Bukaan Tambang 14


20. Hilangkan layer topo sehingga hanya muncul pit saja, sehingga proses
pembuatan pit jadi lebih mudah.

21. Buat crest selanjutnya dengan menggunakan offsetmasukkan jarak offset


yaitu jarak antara crest to crest sejauh 6 meter. Ganti warna merah. Pindahkan
ke layer crest.

Rancangan Bukaan Tambang 15


Penambangan dilakukan hingga kedalaman 15 meter dengan ketinggian tiap
jenjang adalah 5 meter sehingga jumlah crest yang dibuat 3 crest.

22. Setelah itu gambar toe dengan mengklik offsetmasukkan jarak antara crest
to toe sejauh 2 meterklik pada bagian dalam crest. Beri warna yang berbeda
untuk membedakan antara crest dan toe. Pindahkan ke layer toe.

Rancangan Bukaan Tambang 16


23. Aktifkan layer topo dan pit  lakukan pemotongan kontur dan pemotongan
crest , toe. Bila elevasi kontur lebih tinggi dari elevasi jenjang, maka kontur
akan dipotong tepat pada jenjangnya. Bila elevasi jenjang lebih tinggi dari
elevasi kontur, maka jenjangnya yang dihapus. Bila elevasi jenjang sama
dengan elevasi kontur, maka jenjangnya yang dihapus. Cara menghapusnya
dengan menggunakan perintah trim.

24. Untuk membuat Ramp lakukan perhitungan untuk mencari sudut 𝜃, jarak
horisontal D, dan jarak semu (Ls).
Perhitungan ramp untuk crest to crest.
Diketahui jarak crest to crest (C-C) = 6 m, tinggi jenjang (H)= 5 m, lebar
jalan (Lt)= 4 m, kemiringan jalan (G) = 10 %.
100 𝐻 100.5 𝑚
𝐷= = = 45.4545455 𝑚
𝐺 (%) 11(%)

Rancangan Bukaan Tambang 17


𝐶−𝐶 6𝑚
𝜃 = 𝑠𝑖𝑛−1 = 𝑠𝑖𝑛−1 = 7.58517998°
𝐷 45.4545 𝑚
𝐿𝑡 4𝑚
𝐿𝑠 = = cos 8.2793757° = 4.03531011 𝑚 m
cos 𝜃

Perhitungan ramp untuk crest to toe.


Diketahui jarak crest to toe (C-T) = 2 m, tinggi jenjang (H)= 5 m, lebar jalan
(Lt)= 4 m, kemiringan jalan (G) =12%.
100 𝐻 100.5 𝑚
𝐷= = = 45.4545455 𝑚
𝐺 (%) 12%
𝐶−𝑇 2𝑚
𝜃 = 𝑠𝑖𝑛−1 = 𝑠𝑖𝑛−1 = 2.52182845°
𝐷 41.6666667 𝑚
𝐿𝑡 4𝑚
𝐿𝑠 = = cos 2.75125459° = 4.00387763 m
cos 𝜃

25. Trim crest dan toe yang terpengaruh ramp. Caranya pilih icon Trim kemudian
pilih garis yang akan di Trim.

Rancangan Bukaan Tambang 18


26. Pindahkan garis-garis tersebut ke ujung lebar ramp teratas. Blok semua garis
lalu ketik m pada command, lalu enter. Pilih titik teratas jalur.

Rancangan Bukaan Tambang 19


27. Hubungkan jalan tambang hingga membentuk jalan utuh. Pilih menu Draw >
3D Polyline. Cek 3 dimensi ramp. Ketik 3do pada command, lalu enter.

28. Hubungkan kembali masing-masing crest dan toe yang terpotong.

Rancangan Bukaan Tambang 20


29. Kemudian hapus semua kontur yang berada didalam jenjang dengan
menggunakan trim. Ketika menghapus perlu dilakukan dengan seksama agar
garis kontur yang berada diluar jenjang tidak ikut terhapus.

30. Lalu ketik 3do dan liat apakah diperlukan safety bench. Jika iya, maka letakkan
safety bench sesuai dengan kebutuhan.

Rancangan Bukaan Tambang 21


31. Buat dua buah sayatan tambang dengan menggunakan 3d polyline. Klik draw
3d polyline  buat sayatan pit.

32. Setelah itu akses quicksurfDesign Tools, klik ikon flatten lalu ikuti
command di bawah ini.

Rancangan Bukaan Tambang 22


33. Kemudian peta diberi batas agar kemudian dapat dicetak.

Rancangan Bukaan Tambang 23

Anda mungkin juga menyukai