Anda di halaman 1dari 19

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

VERITAS ET SCIENTIA NOBIS LUMEN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jl. Kol. H. Burlian Lrg. Suka Senang No. 204 KM 7 Palembang 30152
Telp. +62 711-412808 Fax. +62 711-415780 Email: fikes@ukmc.ac.id

“LAPORAN ANALISA AIR II”

Disusun oleh:

Siti Kharisma Dewi Mulky (1634002)

Dosen pembimbing :

Rosnita Sebayang M.Kes

PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN UNIVERSITAS


KHATOLIK MUSI CHARITAS TAHUN AJARAN

2019-2020
“NITRAT (Sebagai NO3)”

I. Metode: Brusin
II. Tujuan: Untuk memeiksa kadar Nitrat dalam air, dengan metode brusin
III. Dasar Teori: Reaksi yang terjadi antara Nitrat dan brusin akan menghasilkan
warna kuning yang secara kolorimetri dapat dipakai untuk mengukur
konsentrasi nitrat. Intensitas warna tersebut diukur pada kecepatan reaksi ion
nitrat dengan brusin yang ditentukan oleh jumlah panas.
IV. Alat dan bahan:
Alat:
a. Spektrofotometer
b. Erlemeyer 250 ml
c. Pipet gondok
d. Biuret 25 ml
Bahan:
a. Larutan induk Nitrat
b. Larutan Brusin
c. Larutan Asam Sulfat
d. Aquadest
V. Prosedur Kerja:
A. Membuat Kurva Kalibrasi
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Buatlah larutan standar NO3 0,0;0,1;0,5;1,0;2,0;3,0 ppm
3. Ambil 10 mL larutan induk 100 ppm, encerkan menjadi 10 ppm
4. Dari larutan 10 ppm tadi diambil 0,1;0,5;1,0;2,0;3,0 ml masing-
masing-masing diencerkan dengan aquades sampai 100 ml
menjadi 0,1;0,5;1;2;3 ppm
5. Kemudian ambil masing-masing dari larutan standar tersebut
sebanyak 5 ml masukkan kedalam labu erlemeyer
6. Tambahkan larutan Brusin Sulfanilat 0,25 ml
7. Tambah larutan H2SO4 10 ml tetes demi tetes (selang waktu 10
menit) aduk.
8. Dinginkan, tambah aquadest 10 ml agar volume  25 ml
9. Dinginkan kembali, ukur dengan spectrophotometer  410
10. Buat grafik absorbansi dan konsentrasi

B. Perlakuan Sampel
1. Ambil 5 ml sampel, masukkan dalam erlemeyer
2. Kemudian kerjakan seperti pada pengerjaan standar
3. Baca resapannya pada spectrophotometer pada  410
4. Baca konsentrasi sampel menggunakan kurva kalibrasi

VI. Hasil
A. Grafik/kurva kalibrasi absorbansi dengan konsentrasi Standard

( xi  x )2
n

1 0.1 0.0469 0.01 1.4884 0.0021996 0.00469 0.0492621 0.00000558

2 0.5 0.0762 0.25 0.6724 0.0058064 0.0381 0.0797139 0.00001235

3 1 0.1233 1 0.1024 0.0152029 0.1233 0.1177786 0.00003049

4 2 0.1985 4 0.4624 0.0394023 0.397 0.193908 0.00002109

5 3 0.2658 9 2.8224 0.0706496 0.7974 0.2700374 0.00001796

Jumlah 6.6 0.7107 14.26 5.548 0.1332608 1.36049 0.7107 0.00008746


Rumus
yˆi  a  bxi
n n

x i
 (y
i 1
i  yi )2
i 1

Kurva Kalibrasi Nitrat (NO3)


0.3

0.25

0.2
Absorbansi

0.15 y = 0.0761x + 0.0416


R² = 0.9973
0.1

0.05

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Konsentrasi

B. Absorbansi dengan konsentrasi Sampel

Sampel No. Abs Conc. (ppm)

1 0,0850 0,5694

2 0,0758 0,4486
C. Kurva regresi

( xi  x ) 2
n
1 0.5694 0.085 0.3242164 0.00381924 0.007225 0.048399 0 0.007225
2 0.4458 0.0758 0.1987376 0.00381924 0.0057456 0.0337916 0 0.0057456

Jumlah 1.0152 0.1608 0.522954 0.00763848 0.0129706 0.0821906 0 0.0129706


𝑛 𝑛

∑ 𝑋𝑖 ∑ 𝑌𝑖 yˆi  a  bxi  ( y
n

i  yi )2
Rumus i 1
𝑡−1 𝑡=1

1 n
x 
1 n
 xi
n i 1
0.51 y  yi
n i 1
0.080

n
n n
n x i y i  ( x i )( y i )
n
0.0744
 ( yi  yˆ )2 0.21805 b i 1 i 1 i 1

sd  i 1 n
n x i2  ( x i ) 2
n

n2 i 1 i 1

0.04262 n n
n xi yi  ( xi )(  yi )
n
1.0000
a  y  bx r
n
i 1
n
i 1
n
i 1

(n xi2  ( xi ) 2 )(n yi2  ( yi ) 2 )


n

i 1 i 1 i 1 i 1

yo  a  3sd
2
 n n n  1.0000 0.696763
 n  xi y i  ( xi )(  y i ) 
 
R2   i 1 i 1 i 1

n n n n
 (n x 2  ( x ) 2 )(n y 2  ( y ) 2 ) 
  i  i  i  i 
 i 1 i 1 i 1 i 1 

y1  a 10sd 2.22310 yo  a 8.8


Lod  x o 
b

%𝑅𝑆𝐷 0.429568

𝑆𝐷
=( ) 𝑥100%
𝑋

VII. Kesimpulan
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Nitrat (NO3) dalam air yang
diperiksa dengan baik dan benar dengan nilai regresi (r2) sebesar 0,99 pada
standar nitrat dengan jumlah sampel yang digunakan 1 dilakukan duplo
(sebanyak 2 kali).
“SULFAT (Sebagai SO4)”

I. Metode: Turbiditi
II. Tujuan: Untuk memeriksa sulfat yang terlarut didalam air metode
turbidity
III. Dasar Teori: Ion Sulfat diendapkan dalam suatu medium hidroklorida
dengan barium klorida, sehingga terbentuk kekeruhan dari barium
sulfat kemudian diukur dengan spektrofotometer
IV. Alat dan bahan:
Alat:
a. Spektrofotometer
b. Erlemeyer 250 ml
c. Vol pipet
d. Biuret
e. Labu ukur 100 ml

Bahan:

a. Reagen buffer A/Kondisioning


b. Barium Klorida Kristal
c. Larutan Sulfat standar

V. Prosedur Kerja
A. Membuat Kurva Kalibrasi
1. Membuat larutan standar sulfat 0,0;5;10;15;20;25;30 ml
2. Masukkan dalam sederet labu erlemeyer menudian tambah
aquades sampai 100 ml
3. Tambahkan 5 ml kondisioning/ 20 ml buffer A
4. Tambah 0,1 gram kristal BaCl2 dan mulai segera diukur
waktunya
5. Dikocok dengan kecepatan yang tetap selama 1 menit
6. Ukur kekeruhan pada selang waktu 30 detik, selama 4
menit karena kekeruhan maksimum setelah 2 menit dan
pembacaan masih tetap sampai 3 hingga 10 menit dibaca
pada 420 nm

B. Perlakuan Sampel
1. Ambil 100 ml sampel, masukkan dalam labu erlemeyer
2. Masukkan 5 ml reagen kondsionig atau 20 ml buffer A,
kocok
3. Tambah 0,1 gram kristal BaCl2
4. Baca absorbansi pada spectrophotometer 420 nm

C. Pengendalian Mutu
 Prosedur Presisi
1. Ambil 200 ml larutan induk Sulfat standard 100
ppm encerkan menjadi 20 ppm
2. Lakukan sama seperti perlakuan pembuatan kurva
kalibrasi
3. Baca absorbansi pada spectrophotometer 420 nm
sebanyak 6-8 kali

 Prosedur Akurasi (spike untuk % R)


1. Target spike diambil berdasarkan rentang kurva
kalibrasi (5-30 ppm)
2. Target spike yang dipilih 20 ppm
3. Contoh target spike 20 ppm dalam labu ukur 100 ml
V1.N1 = V2.N2
100. 20 = x. 100
2000 = 100 X
2000
X= = 20 ml (diambil dari standard induk 100
100

ppm sulfat)

Keterangan:
V1 : Volume labu,
N1: Target spike
V2: Volume sampel yang dipipet,
N2 : Konsentrasi standar yang dipipet (100 ppm)
4. Masukkan sampel yang sudah diukur (ketika
presisi) kedalam labu ukur 100 ml sebanyak 25 ml
5. Tambahkan 20 ml larutan standar induk 100 ppm
6. Add dengan sampel yang telah diukur sampai batas
miniskus
7. Lakukan sama seperti perlakuan sampel
𝐴−𝐵
%R = x 100 %
𝐶

Keterangan: A = Kadar contoh uji yang dispike


(ppm)
B = Kadar contoh uji yang tidak
dispike (ppm)
C = Kadar standar yang dispike (target
Value)
VI. Hasil
A. Kurva Kalibrasi

n xi2 xi yi ŷi ( yi  y
ˆi )2
xi yi Y2
1 5 0.03 25 156.25 0.001225 0.175 0.0372381 0.0000050
1
5
2 10 0.08 100 56.25 0.007569 0.87 0.0872095 0.0000000
4
7
3 15 0.14 225 6.25 0.019881 2.115 0.137181 0.0000145
9
1
4 20 0.18 400 6.25 0.035344 3.76 0.1871524 0.0000007
2
8

5 25 0.23 625 56.25 0.055696 5.9 0.2371238 0.0000012


6
6
6 30 0.286 900 156.25 0.081796 8.58 0.2870952 0.0000012
0

Jumla 105 0.973 2275 437.5 0.201511 21.4 0.973 0.0000228


h 2
Rumus n n n n n

 yi  x  (x  x)  x y
2
2
i i y i2 i i
i 1
i 1 i 1 i1 i 1
Kurva kalibrasi
0.4
y = 0.01x - 0.0127

Axis Title
0.3
R² = 0.9995
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40
Axis Title

B. Akurasi dan presisi

( xi  x )2
n
1 0.102 19.498 0.01 0.006151041 380.172 1.988796 19.395351 0.0105369
2 0.186 19.84 0.035 3.10408E-05 393.6256 3.69024 20.531959 0.4788068
3 0.195 20.757 0.038 0.000212327 430.8530 4.047615 20.65373 0.010663
5 8
4 0.197 21.001 0.039 0.000274612 441.042 4.137197 20.6808 0.1025279
5 0.199 21.148 0.04 0.000344898 447.2379 4.208452 20.707862 0.1937212
6 0.191 20.415 0.036 0.000111755 416.77223 3.899265 20.599614 0.0340823
7 0.193 20.537 0.037 0.000158041 421.76837 3.963641 20.626676 0.0080418
Jumlah 1.263 143.196 0.235 0.007283714 2931.4712 25.935206 143.196 0.8383799

Rumus n

x yˆi  a  bxi
n

i  (y
i 1
i  yi )2
i 1

1. Presisi

𝑆𝐷
%𝑅𝑆𝐷 = X 100%
𝑋̿

0.40948
%𝑅𝑆𝐷 = X 100%
0.18
%RSD = 2.2695

2. Akurasi

A= 40.103 Rata2 40.158


40.213

Total 80.316

B= 22.589 Rata2 22.681


22.773
Total 45.362

C= 20

𝐴−𝐵
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 = 𝑋100%
𝐶

40.158 − 22.681
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑋100%
20

Akurasi = 87.385%

Hasil
Rumus Dasar

0.18

20.457

13.5310
18.01518

0.7836

0.6140

0.40948
OKSIGEN TERLARUT METODE WINKLER

I. Tujuan : Untuk memeriksa kadar oksigen terlarut dalam air


limbah, yang dilakukan dengan metode titrasi jodimetri.
II. Dasar teori : Penetapan kadar oksigen terlarut metode winkler,
adalah titrasi jodimetri, dengan modifikasi azida yang pada
penambahan Mn valensi 2 dengan alkali kuat, dan Mn(OH)2 yang
teroksidasi akan melepaskan jodin, kemudian dititrasi dengan larutan
Thio sulfat, dengan indikator amylum.
III. Alat-alat : 1. Botol oksigen volume 200-300ml; 2. Gelas ukur
volume 500ml; 3. Buret volume 25/50 ml + statif; 4. Gelas piala atau
beaker glass; 5 Mat pipet volume 10 ml.
IV. Bahan :1. H2SO4 pekat; 2. MnSO4 0.1N dan Asam oksalat
0.1N; 3. Larutan buffer fosfat 5000 ml; 4. Larutan CaCl2; MgSO4.7H-
2O; 5. Larutan FeCL3; 6. Larutan N2S2O3. 5H2O 0.1N; 7. Larutan
amylum 0.2%; 8. 500gr NaOH; 9. 150gr KI; 10. 10gr Sodium
azida(NaN3)
V. Cara kerja :
 Kedalam contoh/sampe air 300ml yang sudah ada dalam botol
winkler, masukkan dengan pipet 2 ml larutan MnSO4 1ml.
 Kemudian tambahkan 4ml larutan alkali jodida azidda, tutup
rapat dan kocok dengan caara bolak-balik beberapa kali.
 Cairan yang keluar ditampung, dikocok, ditunggu 5 menit
sampai mengendap 5 cm.
 Bila endapan putih berarti DO= O2 tidak ada, tidak diteruskan
pemeriksaan.
 Bila endapan coklat, DO=O2 ada, diteruskan
 Biarkan gumpalan selama 10-20 menit, bila proses
pengendapan sudah sempurna, ditambahkan 2 ml H2SO4
kemudian dicampur sampar melarut.
 Koreksi volume larutan yang dititrasi

𝑣
𝑋 = 200( − 1)
𝑉−𝑃

 Diambil (200+X) ml dimasukkan kedalam erlemeyer 300ml.


 Titrasi dengan larutan amylum 0.2%, titrasi dilanjutkan sampai
warna biru hilang sebagai titik akhir titrasi.

VIII. Hasil dan Perhitungan

𝑉
𝑋 = 200( − 1)
𝑉−𝑃

300
𝑋 = 200 ( − 1)
300 − 6

𝑋 = 4.08

𝑉
𝑋 = 200( − 1)
𝑉−𝑃

300
𝑋 = 200 ( − 1)
300 − 2

𝑋 = 1.3422

300𝑚𝑙
𝐹=
300 𝑚𝑙
𝐹=1

DO sampel B :

0.5𝑥0.025𝑥8000𝑥1.006
Pengenceran 2x :
50
= 3.21

1.35𝑥0.015𝑥8000𝑥1.006
Pengenceran 5x :
50

= 5.4324

Do segera

2𝑥0.025𝑥8000𝑥1.006
Larutan pengencer :
50

= 8.048

Sampel B

𝑉𝑥𝑁𝑥8000𝑥𝐹
2x :
50

4.5𝑥0.025𝑥8000𝑥1.006
2x=
50

2x = 16.2032
BOD (BIOCHEMICAL OKSIGEN DEMAND)

Metode: Titrasi Modifikasi Azida

I. Tujuan: pemeriksaan BOD untuk menentukan beban pencemaran akibat air


buangan penduduk atau dari limbah industri
II. Dasar teori: BOD adalah banyaknya Oksigen yang diperlukan untuk menguraikan
zat organik alam air secara biologi yang dilakukan inkubasi temperature 20o C
selama 5 hari
III. Cara kerja:
A. Persiapan air pengencer
5 liter aquades dalam botol penuh ditambahkan 5 ml buffer, 5 ml CaCl, 1 ml
MgSO4, 1 ml FeCl3, dicampur lalu alirkan udara melalui pompa selama 1 jam
B. Sampel bersifat asam ata basa dinetralkan dengan H2SO4 1 N atau NaoH 1 N
sampai PH 7 atau netral
C. Pengenceran sampel dengan air pengencer
Dibuat pengenceran sampel yang disiapkan untuk mendapatkan deplet yang
diinginkan, pengenceran DO segera mg/l O2 – nX tingkat pengenceran.
8,0-9,0 1X
66,0-8,0 2-5 X
5,0-6,0 5-10 X
3,0-5,0 10-15 X
1,0-3,0 15-20 X
0,0-1,0 20-25 X
0,0-0,1 25,30,50,100 X
D. Dipindahkan dalam botol oksigen tidak boleh aerasi, 1 botoL untuk inkubasi
dan 1 botol untuk penentuan DO segera.
Diinkubasi selama 5 hari pada 20o C, setelah itu tetapkan DO
IV. Langkah kerja:
1. Ambil 3 botol oksigen, air sampel dikerjakan seperti pemeriksaan oksigen,
2. Dibuat pengenceran 2x dan 5x dan air pengencer
3. Kemudian dieramkan selama 5 hari pada 20o C atau 3 hari pada 28 o C

V. Hasil:

A. Kadar DOO

ml Na Thio Sulfat 0,01 N


Perlakuan Hasil
yang digunakan

Kadar DO sampel

Titrasi I = 0,8 ml 𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑋 𝑁 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑋 8 𝑋 1000


DOO =
Sampel 2 x 50
Titrasi II = 0,8 ml
Pengenceran (DO 6-8) 10,8𝑋 0,025 𝑋 8000 𝑋 1,006
=
Rata-rata = 0,8 ml 50

= 3,21 mg/l

Kadar DO sampel

Titrasi I = 1,34 ml 𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑋 𝑁 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑋 8 𝑋 1000


Sampel 5 x DOO =
50
Titrasi II = 1,36 ml
Pengenceran (DO 6-8) 1,35 𝑋 0,025 𝑋 8000 𝑋 1,006
=
Rata-rata = 1,35 ml 50

= 5, 4324 mg/l
Kadar DO sampel

Titrasi I = 2,0 ml 𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑋 𝑁 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑋 8 𝑋 1000


DOO =
50
Larutan Pengencer Titrasi II = 2,0 ml
2,0 𝑋 0,025 𝑋 8000 𝑋 1,006
=
Rata-rata = 2, 0 ml 50

= 8,048 mg/l

B. Kadar DO5

ml Na Thio Sulfat 0,01 N


Perlakuan Hasil
yang digunakan

Kadar DO sampel

Titrasi I = 1,4 𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑋 𝑁 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑋 8 𝑋 1000


DOO =
Sampel 2 x 50
Titrasi II = 1,4 ml
Pengenceran (DO 6-8) 1,4 𝑋 0,025 𝑋 8000 𝑋 1,006
=
Rata-rata = 1,4 ml 50

= 5,6336 mg/l

Kadar DO sampel

Titrasi I = 1,6 ml 𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑋 𝑁 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑋 8 𝑋 1000


Sampel 5 x DOO =
50
Titrasi II = 1,6 ml
1,6 𝑋 0,025 𝑋 8000 𝑋 1,006
=
Rata-rata = 1,6 ml 50

= 6, 4384 mg/l

Larutan Pengencer Titrasi I = 2,1 ml Kadar DO sampel


Titrasi II = 2,0 ml 𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑋 𝑁 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑋 8 𝑋 1000
DOO =
50
Rata-rata = 2, 05 ml
2,05 𝑋 0,025 𝑋 8000 𝑋 1,006
=
50

= 8, 2492 mg/l

C. Kadar BOD5
PENGENCERAN 2 X

BOD = [(DOO-DO5)-(DObo-DObo)] X (P-1/P) X P


= [(3,21 mg/l-5,6336 mg/l) – (8,048 mg/l-8, 2492 mg/l)] X (2-1/2) X 2
= [(-2,4236 mg.l) – (0,2012) X 1,5 X 2
= -2,6248 X 3
=

PENGENCERAN 5 X

BOD = [(DOO-DO5)-(DObo-DObo)] X (P-1/P) X P


= [(

LARUTAN PENGENCER

BOD = [(DOO-DO5)-(DObo-DObo)] X (P-1/P) X P


= [(

KETERANGAN:

Anda mungkin juga menyukai