Anda di halaman 1dari 9

STUDI PENYUSUNAN ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN

PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE DI KELURAHAN SUMBERSARI


KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

Al Dirga Akbarsadhana1, Ussy Andawayanti2, Ery Suhartanto2


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Tenik Universitas Brawijaya
2
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Tenik Universitas Brawijaya
Email: aldirga07@gmail.com, uandawayanti@ub.ac.id, erysuhartanto@ub.ac.id

ABSTRAK
Drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan fungsi drainase terganggu
antara lain sedimentasi pada saluran, penyumbatan saluran, inlet drainase yang kurang memadai,
termasuk kegiatan operasi dan pemeliharaan yang masih kurang mendapatkan perhatian.
Hasil dari inventarisasi kondisi sistem drainase [eksisting dan evaluasi kapasitas tampungan
saluran didapatkan beberapa permasalahan seperti sedimentasi, penumpukan sampah,
permasalahan kombinasi, serta ada tiga saluran sudah tidak mencukupi debit rancangan total.
Berdasarkan dari hasil audit kinerja sistem drainase eksisting menunjukkan bahwa pada Kelurahan
Sumbersari saat ini tergolong cukup yang ditunjukkan pada perolehan nilai sebesar 5.455,90 poin
(79,07%). Mengacu pada hasil analisa, alternatif penanggulangan terhadap permasalahan sistem
drainase eksisting adalah mengadakan inspeksi rutin satu kali setiap bulannya dan melakukan
pengerukan sedimen secara berkala (1-3 kali dalam satu tahun) untuk saluran tersier serta sekunder
baik untuk saluran tertutup maupun saluran terbuka. Dari alternatif penanggulangan yang telah
ditetapkan, rekapitulasi biaya Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan dalam satu
tahun yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 135.558.674,61.

Kata Kunci: AKNOP, sistem drainase, operasi pemeliharaan

ABSTRACT
Drainage can be defined as a series of waterworks that has function to reduce and remove
excess water from an area or land, so the land able to function optimally. There are several factors
that lead to impaired drainage functions such as sedimentation of the channel, channel
obstruction, inadequate drainage inlet, including operation and maintenance activities due to lack
of attention.
The results of the inventory of existing drainage system’s condition and the evaluation of
channel storage capacity, there are several problems such as sedimentation, garbage
accumulation, problems combination, and there are three channels that not sufficient enough to
contain total discharge design. Based on the results of performance audit of the existing drainage
system shows that Sumbersari Sub-District currently is adequate enough that shown in the
acquisition value of 5.455,90 points (79,07%). Referring to the results of the analysis, alternative
treatments to the problems of the existing drainage system are having routine inspections once
every month and dredging sediment regularly (1-3 times a year) for tertiary and secondary
channel including both closed and open channels. From alternative treatments that have been
assigned, cost recapitulation that should be spent for Real Needs of Operation and Maintenance
in one year is Rp. 135.558.674,61.

Keywords: Real Needs of Operation and Maintenance, drainage system, operation and
maintenance
1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI STUDI
Kota merupakan suatu wilayah Pada studi ini akan mengadaptasi
dimana begitu banyak aktivitas dilakukan, ketentuan-ketentuan AKNOP yang ada
maka dari itu diperlukan adanya fasilitas- pada bidang irigasi dan sungai serta
fasilitas atau infrastruktur yang dapat didukung dengan peraturan atau kebijakan
mendukung kehidupan perkotaan tersebut, mengenai operasi dan pemeliharaan untuk
salah satunya adalah drainase. Sistem drainase perkotaan.
drainase Kota Malang belum terlalu
memadai di segala penjuru kota. Ada Lokasi Studi
beberapa faktor yang menyebabkan fungsi Lokasi studi terletak pada Kelurahan
drainase terganggu antara lain sedimentasi Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru,
pada saluran, penyumbatan saluran, inlet Kota Malang. Daerah ini merupakan
drainase yang kurang memadai, dan lain daerah pemukiman padat penduduk yang
sebagainya (Bappeda Kota Malang, hampir setiap musim penghujan datang
2013). selalu terjadi genangan di wilayah ini.
Permasalahan sistem drainase yang Kondisi ini telah terjadi selama bertahun-
ada sangat erat kaitannya dengan operasi tahun dan telah meresahkan warga sekitar.
dan pemeliharaan sistem drainase itu Maka dari itu, perlu adanya pemeriksaan
sendiri. Dalam beberapa dekade, operasi fisik terhadap sistem drainase yang ada
dan pemeliharaan (O&P) untuk proyek pada wilayah ini.
sumber daya air khususnya proyek
drainase tidak mendapatkan perhatian
yang serius.
Agar sistem drainase tersebut dapat
bermanfaat dan dapat berfungsi dengan
baik maka perlu dioperasikan sesuai
dengan peruntukannya dan harus
senantiasa dipelihara. Sebelum
pelaksanaan pengoperasian dan
pemeliharaan, perlu dibuat bagaimana
prosedur, cara, dan biaya yang
dibutuhkannya. Perencanaan tersebut
harus didukung dengan data sistem
drainase. Kegiatan operasi dan Gambar 1. Peta Administrasi Kelurahan
pemeliharan (O&P) sistem drainase harus Sumbersari
benar-benar sesuai dengan data kondisi Sumber: kelsumbersari.malangkota.go.id
aktual di lapangan.
Tujuan studi ini adalah untuk Data yang Digunakan
mengetahui dan mendeskripsikan kondisi 1. Data curah hujan untuk perhitungan
eksisting sistem drainase di Kelurahan debit banjir rancangan.
Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota 2. Data saluran drainase yang digunakan
Malang, menetapkan alternatif untuk mengetahui kondisi eksisting
penanggulangan berdasarkan kondisi serta untuk evaluasi kapasitas
eksisting sistem drainase yang ada, dan tampungan saluran.
menyusun perkiraan biaya AKNOP 3. Peta-peta pendukung meliputi peta
(Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan topografi, peta jaringan drainase
Pemeliharaan) yang dibutuhkan untuk eksisting, dan peta tata guna lahan.
merealisasikan alternatif penanggulangan 4. Data jumlah penduduk. Data ini
yang telah ditetapkan. berkaitan erat dengan perkiraan
jumlah air kotor buangan.
5. Data kinerja sistem drainase yang serta Kelurahan Sumbersari pada
diperoleh melalui pengisian form khususnya memperoleh 5.455,90 poin
kuisioner audit. (79,07%) dari 6.900 poin yang dapat
Metodologi atau runtutan yang akan dicapai. Penilaian tersebut mengacu pada
dilaksanakan dalam studi ini adalah indikator kinerja yang dikeluarkan oleh
dengan melakukan inventarisasi terhadap Ditjen Cipta Karya pada tahun 2013 dan
sistem drainase eksisting dan sesuai dengan klasifikasi penilaian yang
pengumpulan data pelengkap. ada, maka kinerja sistem drainase
Inventarisasi sistem drainase eksisting eksisting dengan perolehan poin tersebut
nantinya akan terbagi menjadi identifikasi tergolong cukup karena poin yang
saluran drainase eksisting dan penilaian diperoleh antara 4.141 – 5.520 poin atau
kinerja sistem drainase. Salah satu luaran berkisar antara 61% - 80%. Untuk rincian
dari inventarisasi tersebut adalah evaluasi hasil penilaian kinerja dapat dilihat pada
kapasitas tampungan saluran drainase Tabel 1.
eksisting. Setelah semua data terkumpul
dan evaluasi kapasitas tampuungan Tabel 1. Penilaian Kinerja Sistem
saluran dilakukan, kemudian data serta Drainase
No. Indikator / Sub Indikator Bobot Nilai Bobot x Nilai
hasil Analisa yang ada akan diolah untuk A Non Fisik
1 Peraturan / Kelembagaan
30
3
menentukan alternatif penanganan (1) SDM yang mendukung organisasi / jabatan struktural
2 Manajemen Pembangunan
3
16
85,00 255,00

permasalahan sistem drainase eksisting (2) Dokumen perencanaan master plan / outline plan / SSK
(3) Kesesuaian pelaksanaan pembangunan dengan perencanaan
3
2
95,00
95,00
285,00
190,00
(4) Mekanisme pelaporan 1 49,50 49,50
yang bermuara pada biaya angka (5) Pengelolaan P/S sesuai dengan SOP
(6) Pembiayaan APBD
2
3
85,83
95,00
171,67
285,00
kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (7) Akses terhadap jaringan drainase
(8) Pengurangan luasan genangan air
2
3
87,50
80,50
175,00
241,50

(AKNOP) sistem drainase pada Kelurahan 3 Upaya Pemda Mendorong PSM / Swasta
(9) Program Pemda dalam mendorong PSM
11
2 89,00 178,00
(10) Peran aktif masyarakat melaporkan adanya genangan 1 69,75 69,75
Sumbersari. (11) Tindak lanjut terhadap pengaduan masyarakat
(12) Keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan drainase kawasan kota
2
2
76,75
74,00
153,50
148,00
(13) PSM / Swasta dalam memenuhi perencanaan drainase & NPSM 1 69,75 69,75
(14) PSM & Swasta dalam operasi & pemeliharaan sistem drainase 3 72,75 218,25
B Fisik 39
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Data Fisik Prasarana 15
(15) Sistem drainase 6 77,75 466,50
(16) Bangunan penunjang 5 68,75 343,75
(17) Resapan (sumur, saluran, bidang) 4 84,50 338,00

Inventarisasi Sistem Drainase Eksisting 2 Fungsi Prasarana Sistem Drainase


(18) Berfungsinya saluran
15
6 84,74 508,42
(19) Berfungsinya bangunan penunjang 4 81,58 326,32
Hasil survei identifikasi saluran (20) Saluran drainase tidak menjadi tempat pembuangan sampah 3 70,00 210,00
(21) Saluran drainase tidak menjadi tempat penyaluran air limbah yang tidak terolah 2 46,75 93,50
drainase eksisting pada Kelurahan 3 Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Prasarana
(22) Dilaksanakannya operasi & pemeliharaan sistem saluran
9
6 77,25 463,50

Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, (23) Dilaksanakannya operasi & pemeliharaan bangunan penunjang
Jumlah
3
69
72,00 216,00
5455,90

Kota Malang, ditemukan permasalahan- Sumber: Hasil Analisa, 2016


permasalahan yang harus ditangani terkait
dengan pelaksanaan operasi dan Evaluasi Kapasitas Tampungan
pemeliharaan diantaranya terjadinya Saluran Drainase Eksisting
sedimentasi, penumpukan sampah, Perlu adanya analisa data sebelum
permasalahan kombinasi (sedimentasi dan data hujan dapat diolah untuk
penumpukan sampah), serta daerah menghitungan kapasitas tampungan
terletak pada daerah cekungan. saluran drainase. Analisa data pada studi
Berdasarkan penilaian kinerja yang kali ini terbagi menjadi uji konsistensi
dilakukan dengan cara membagikan dengan metode RAPS (Rescaled Adjusted
kuisioner kepada perwakilan seluruh Partial Sums) dan uji homgenitas yang
ketua RT/RW yang ada pada Kelurahan terdiri dari uji ketiadaan trend, uji
Sumbersari dan terlibat dalam stasioner, dan uji persistensi. Uji
musyawarah perencanaan pembangunan konsistensi dilakukan dengan metode
(khususnya mengenai drainase) termasuk RAPS karena berdasarkan hasil analisa
kegatan drainase lainnya serta kepada hanya satu stasiun hujan yang
institusi terkait sejumlah 20 orang berpengaruh terhadap lokasi studi. Dari
diperoleh bahwa kinerja dari sistem hasil analisa didapatkan bahwa data hujan
drainase Kota Malang pada umumnya memenuhi semua persyaratan uji
konsistensi dan uji homogenitas baik Tabel 5. Perhitungan Uji Persistensi
untuk derajat kepercayaan 5% dan 1%. Stasiun Pengairan Metode Spearman
2
Hasil perhitungan analisa data dapat No. Tahun Xi Peringkat Rt di di
dilihat pada Tabel 2 – Tabel 5. 1 2004 71,45 5 -
2 2005 100,40 7 2 4
3 2006 102,50 10 3 9
Tabel 2. Uji Konsistensi Curah Hujan 4 2007 71,50 9 -1 1
Stasiun Pengairan metode RAPS 5 2008 220,00 12 3 9
No. Tahun Rmax (mm) Sk* 2
Sk** [Sk**]
6 2009 83,00 3 -9 81
Dy
1 2004 71,45 -38,913 126,182 -0,974 0,974 7 2010 156,50 2 -1 1
2 2005 100,40 -9,962 8,271 -0,249 0,249 8 2011 93,50 8 6 36
3 2006 102,50 -7,863 5,152 -0,197 0,197 9 2012 111,50 11 3 9
4 2007 71,50 -38,863 125,858 -0,973 0,973 10 2013 119,00 6 -5 25
5 2008 220,00 109,638 1001,698 2,745 2,745 11 2014 84,00 4 -2 4
6 2009 83,00 -27,363 62,392 -0,685 0,685
12 2015 111,00 1 -3 9
7 2010 156,50 46,138 177,389 1,155 1,155
Jumlah 188
8 2011 93,50 -16,863 23,695 -0,422 0,422
KS 0,343
9 2012 111,50 1,138 0,108 0,028 0,028
t 1,153
10 2013 119,00 8,638 6,217 0,216 0,216
11 2014 84,00 -26,363 57,915 -0,660 0,660 Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
12 2015 111,00 0,638 0,034 0,016 0,016
Jumlah 1324,35 0 1594,911
Rerata 110,36 0 132,909 Untuk mengetahui curah hujan di
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016 kawasan Kelurahan Sumbersari
berdasarkan data curah hujan harian dari
Tabel 3. Perhitungan Uji Ketiadaan Tren pengamatan stasiun hujan pengairan tahun
Stasiun Pengairan Metode Spearman 2004 sampai dengan tahun 2015, maka
Peringkat, Tt
No. Tahun Xi
Tahun Xi
Peringkat Rt dt dt2 digunakan metode arithmetic mean.
1 2004 71,45 2008 220,00 5 4 16
2 2005 100,40 2010 156,50 7 5 25
3 2006 102,50 2013 119,00 10 7 49 Tabel 6. Curah Hujan Maksimum Rata-
4 2007 71,50 2012 111,50 9 5 25
5 2008 220,00 2015 111,00 12 7 49 Rata Daerah
6 2009 83,00 2006 102,50 3 -3 9 Kejadian Stasiun Hujan Curah Hujan Maksimum
No.
7 2010 156,50 2005 100,40 2 -5 25 Tahun Tanggal Bulan Pengairan (mm) (mm)
8 2011 93,50 2011 93,50 8 0 0 1 2004 25 Februari 71,45 71,45
9 2012 111,50 2014 84,00 11 2 4 2 2005 20 Juni 100,40 100,40
10 2013 119,00 2009 83,00 6 -4 16 3 2006 24 Mei 102,50 102,50
11 2014 84,00 2007 71,50 4 -7 49 4 2007 20 April 71,50 71,50
12 2015 111,00 2004 71,45 1 -11 121 5 2008 13 Desember 220,00 220,00
Jumlah 388 6 2009 31 Desember 83,00 83,00
n 12 7 2010 7 November 156,50 156,50
KP -0,357 8 2011 24 April 93,50 93,50
t -1,207 9 2012 12 Februari 111,50 111,50
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016 10
11
2013
2014
23
21
Oktober
April
119,00
84,00
119,00
84,00
12 2015 3 Mei 111,00 111,00

Tabel 4. Kelompok Data Hujan Tahunan Sumber: Hasil Perhitungan, 2016


dan Perhitungan Uji Stasioner
No.
Kelompok I
No.
Kelompok II Kemudian menghitung curah hujan
Tahun Xi Tahun Xi
1 2004 71,45 7 2010 156,50
rancangan dengan menggunakan metode
2 2005 100,40 8 2011 93,50 Gumbel dan Log Pearson III untuk kala
3 2006 102,50 9 2012 111,50 ulang 2, 5, dan 10 tahun. Setelah itu
4 2007 71,50 10 2013 119,00
5 2008 220,00 11 2014 84,00
dilakukan uji kesesuaian distribusi
6 2009 83,00 12 2015 111,00 menggunakan metode Smirnov
N1 6,00 N2 6,00 Kolmogorov dan Chi-Square. Dari hasil
X1rerata 108,14 X2rerata 112,58
perhitungan didapat bahwa metode
S1 56,436 S2 25,119
dk1 (Uji T) 10,00 dk2 (Uji T) 10,00
Gumbel tidak memenuhi untuk uji Chi-
dk1 (Uji F) 5,00 dk2 (Uji F) 5,00 Square, sedangkan metode Smirnov
to 47,849 Kolmogorov memenuhi semua
t -0,161
F 5,048
persyaratan uji kesesuaian distribusi yang
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016 telah dilakukan. Rekapitulasi perhitungan
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rekapitulasi Uji Kesesuaian Koefisien pengaliran adalah
Distribusi perbandingan antara jumlah air yang
Kala Ulang
Hujan Rancangan (mm) mengalir di permukaan akibat hujan
No
(Tahun) Metode
Metode Gumbel (limpasan) dengan jumlah curah hujan
Log Pearson
1 2 98,78 104,56 yang turun di daerah tersebut (Suhardjono,
2
3
5
10
133,15
161,41
152,65
184,49
2013:78). Koefisien pengaliran yang telah
Uji Smirnov Kolmogorov dianalisa melalui peta tata guna lahan akan
Interpretasi hasil:
Jika ∆maksimum < ∆kiritis maka, distribusi yang digunakan bisa diterima digunakan untuk menghitung debit
∆maksimum 0,082 0,168 rancangan dengan metode rasional.
∆kritis untuk a 5% 0,375 0,375
Kesimpulan Diterima Diterima
Metode rasional adalah metode untuk
∆kritis untuk a 1% 0,450 0,450 menghitung debit banjir maksimum dari
Kesimpulan Diterima Diterima
Uji Chi-Square curah hujan.
Interpretasi hasil:
2 2
Rumus yang digunakan:
Jika X hitung < X kritis maka, distribusi yang digunakan bisa diterima
X
2
hitung 0,500 10,500 Q = 0,00278.C. I.A
X2 kritis untuk a 5% 5,991 5,991 Keterangan:
Kesimpulan Diterima Ditolak
X2 kritis untuk a 1% 9,210 9,210 Q : debit puncak (m3/detik)
Kesimpulan Diterima Ditolak C : koefisien pengaliran
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016 I : intensitas hujan jam-jaman
A : luas daerah tangkapan (Ha)
Intensitas hujan adalah tinggi air
hujan per satuan waktu. Sifat umum hujan Tabel 9. Perhitungan Debit Limpasan Air
adalah makin singkat hujan berlangsung Hujan Metode Rasional Kala Ulang 5
intensitasnya cenderung makin tinggi dan Tahun
makin besar periode ulangnya makin No. Nama Saluran
Tata Guna
Luas Koef.
Area Pengaliran
Intensitas
Hujan
Q Q limpasan t ot al
Lahan (m3 /det) 3
(m /det)
tinggi pula intensitasnya. Pada studi kali 1 Jl. Veteran Ka
(Ha) Rata-rata
Pemukiman 12,4
0,42
(mm/jam)

73,27
1,010
1,120

ini intensitas hujan dihitung dengan 2 Jl. Sumbersari Ka


Jalan
Pemukiman
Jalan
0,6
5,3
0,5
0,63 73,27
0,110
0,647
0,093
0,740

menggunakan rumus mononobe. Hasil 3 Jl. Bend. Sutami Ka


Pemukiman 22,7
Jalan 1,3
0,43 73,27
1,846
0,247
2,093
Saluran Tersier
perhitungan intensitas hujan dapat dilihat Tata Guna
Luas Koef. Intensitas
Q Q limpasan t ot al
No. Nama Saluran Area Pengaliran Hujan
(m3 /det)
pada Tabel 8 dan Gambar 2. Lahan 3
(Ha) Rata-rata (mm/jam) (m /det)

Pemukiman 3,2 0,262


1 Jl. Jakarta Ki 0,45 73,27 0,333
Jalan 0,4 0,071
Pemukiman 6,8 0,550
2 Jl. Bogor 0,43 73,27 0,632
Jalan 0,5 0,082
Tabel 8. Perhitungan Intensitas Hujan 3 Jl.Terusan Surabaya Ki
Pemukiman
Jalan
4,4
0,3
0,43 73,27
0,361
0,049
0,410

Jam-jaman Metode Mononobe 4 Jl. Bendugan Sutami Ki


Pemukiman
Jalan
Pemukiman
8,9
0,6
7,7
0,62 73,27
1,088
0,110
0,628
1,198

Intensitas Hujan dengan Kala Ulang (mm/jam) 5 Jl. Surabaya Ki


Jalan 0,4
0,42 73,27
0,071
0,700
Jam Ke Rasio Kumulatif
2 th 5 th 10 th 6 Jl. Bend. Siguragura Ki
Pemukiman 6,4
0,45 73,27
0,524
0,647
Jalan 0,7 0,123
1 55% 55% 54,36 73,27 88,83
2 14% 69% 14,13 19,05 23,09 Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
3 10% 79% 9,91 13,36 16,20
4 8% 87% 7,89 10,64 12,89
5
6
7%
6%
94%
100%
6,66
5,82
8,98
7,85
10,89
9,52
Tabel 10. Perhitungan Debit Limpasan Air
Hujan Rancangan (mm) 98,78 133,15 161,41 Hujan Metode Rasional Kala Ulang 10
Koefisien Pengaliran 0,60 0,60 0,60
Hujan Efektif (mm) 59,27 79,89 96,85 Tahun
Saluran Sekunder
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016 Tata Guna
Luas Koef. Intensitas
Q Q limpasan total
No. Nama Saluran Area Pengaliran Hujan
Lahan (m3 /det) 3
(m /det)
(Ha) Rata-rata (mm/jam)
Pemukiman 12,4 1,225
1 Jl. Veteran Ka 0,42 88,83 1,358
Jalan 0,6 0,133
Pemukiman 5,3 0,784
2 Jl. Sumbersari Ka 0,63 88,83 0,897
Jalan 0,5 0,113
Pemukiman 22,7 2,238
3 Jl. Bend. Sutami Ka 0,43 88,83 2,537
Jalan 1,3 0,299
Saluran Tersier

Luas Koef. Intensitas


Tata Guna Q Q limpasan total
No. Nama Saluran Area Pengaliran Hujan 3 3
Lahan (m /det) (m /det)
(Ha) Rata-rata (mm/jam)

Pemukiman 3,2 0,317


1 Jl. Jakarta Ki 0,45 88,83 0,404
Jalan 0,4 0,087
Pemukiman 6,8 0,667
2 Jl. Bogor 0,43 88,83 0,767
Jalan 0,5 0,100
Pemukiman 4,4 0,438
3 Jl.Terusan Surabaya Ki 0,43 88,83 0,498
Jalan 0,3 0,060
Pemukiman 8,9 1,319
4 Jl. Bendugan Sutami Ki 0,62 88,83 1,452
Gambar 2. Grafik Kurva Intensitas Hujan 5 Jl. Surabaya Ki
Jalan
Pemukiman
0,6
7,7
0,42 88,83
0,133
0,762
0,848
Jalan 0,4 0,087
Jam-jaman Metode Mononobe 6 Jl. Bend. Siguragura Ki
Pemukiman
Jalan
6,4
0,7
0,45 88,83
0,635
0,149
0,784

Sumber: Hasil Perhitungan, 2016 Sumber: Hasil Perhitungan, 2016


Perhitungan debit air buangan Tabel 12. Perhitungan Kapasitas Saluran
penduduk yang digunakan berdasarkan Drainase Eksisting
Dimensi
kebutuhann air penduduk Kelurahan No Nama Jalan
T (m) B (m) h (m)
n Slope
Vsal
2
Qsaluran
(m /det) (m /det)
3

Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota 1 Jl. Veteran Ka 0,80 0,60 1,00 0,012 0,013 3,290 2,303
2 Jl. Sumbersari Ka 0,45 0,70 0,017 0,014 2,138 0,674
Malang pada tahun 2016. Buangan air 3 Jl. Bend. Sutami Ka 1,70 2,40 0,017 0,027 7,086 28,911
Saluran Tersier
kotor rata-rata dapat dihitung sebagai Dimensi Vsal Qsaluran
No Nama Jalan n Slope
berikut: T (m) B (m) h (m) (m2/det) (m3/det)
1 Jl. Jakarta Ki 0,87 0,70 0,60 0,013 0,001 0,897 0,423
Qk = (Pn.q)/A 2 Jl. Bogor 0,80 1,00 0,012 0,027 5,940 4,752
3 Jl.Terusan Surabaya Ki 0,40 0,70 0,017 0,025 2,674 0,749
Keterangan: 4 Jl. Bendugan Sutami Ki 0,70 0,60 0,013 0,027 4,621 1,941
5 Jl. Surabaya Ki 0,50 0,70 0,017 0,025 2,993 1,048
Qk : debit air kotor rata-rata 6 Jl. Bend. Siguragura Ki 0,35 0,60 0,013 0,020 2,870 0,603

(m3/dt/Ha) Sumber: Hasil Perhitungan, 2016


Pn : jumlah penduduk
q : debit air buangan (lt/dt/orang) Evaluasi kapasitas saluran drainase
A : luas total wilayah (Ha) eksisting adalah menganalisa kapasitas
saluran drainase apakah mampu
Selanjutnya, perhitungan debit air menampung debit banjir rancangan atau
kotor secara keseluruhan dapat dilihat tidak. Apabila tidak mampu menampung,
pada Tabel 11. maka terjadi limpasan dan genangan.
Genangan yang terjadi adalah selisih
Tabel 11. Perhitungan Debit Air Kotor antara debit banjir rancangan dengan
Kondisi Eksisting kapasitas saluran (Qsal). Jika Qranc < Qsal
Saluran Sekunder

No. Nama Saluran


Penduduk Keb. Air Air Buangan
Luas
Pemukiman Q per ha
Qair kotor maka saluran aman terhadap genangan,
(Jiwa) (lt/hari/jiwa) (m3 /det)
1 Jl. Veteran Ka 14661 150
(lt/hari/jiwa) (lt/dt/jiwa)
120 0,0014
(ha)
12,4 0,00026 0,00325 sebaliknya jika Qranc > Qsal maka saluran
2 Jl. Sumbersari Ka 14661 150 120 0,0014 5,29 0,00026 0,00139
3 Jl. Bend. Sutami Ka 14661 150 120
Saluran Tersier
0,0014 22,653 0,00026 0,00593 tidak memenuhi atau terjadi limpasan.
No. Nama Saluran
Penduduk Keb. Air
(Jiwa)
Air Buangan
(lt/hari/jiwa) (lt/hari/jiwa) (lt/dt/jiwa)
Luas
Pemukiman Q per ha
Qair kotor
3
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 13 – Tabel 16.
(ha) (m /det)
1 Jl. Jakarta Ki 14661 150 120 0,0014 3,21 0,00026 0,00084
2 Jl. Bogor 14661 150 120 0,0014 6,75 0,00026 0,00177
3 Jl.Terusan Surabaya Ki 14661 150 120 0,0014 4,43 0,00026 0,00116
4 Jl. Bendugan Sutami Ki 14661 150 120 0,0014 8,9 0,00026 0,00233
5
6
Jl. Surabaya Ki
Jl. Bend. Siguragura Ki
14661
14661
150
150
120
120
0,0014
0,0014
7,71
6,431
0,00026
0,00026
0,00202
0,00168 Tabel 13. Perhitungan Debit Rancangan
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016 Total Kala Ulang 5 Tahun
Saluran Sekunder
Qair hujan Qair kotor Qrancangan 3
No. Nama Saluran Keterangan Qrancangan total (m /det)
(m3 /det) (m3 /det) (m3 /det)
Perhitungan kapasitas saluran 1
2
Jl. Veteran Ka
Jl. Sumbersari Ka
1,120
0,740
0,00325
0,00139
1,124
0,741
Tetap
Tetap
1,124
0,741
drainase eksisting bertujuan untuk 3 Jl. Bend. Sutami Ka 2,093 0,00593 2,099
Saluran Tersier
Tetap 2,099

mengetahui kemampuan saluran dalam No. Nama Saluran


Qair hujan
(m3 /det)
Qair kotor Qrancangan
(m3 /det) (m3 /det)
Keterangan 3
Qrancangan total (m /det)
1 Jl. Jakarta Ki 0,333 0,00084 0,334 Tetap 0,334
menampung debit yang ada. Kapasitas 2 Jl. Bogor 0,632 0,00177 0,634 Veteran + Bogor 1,758
3 Jl.Terusan Surabaya Ki 0,410 0,00116 0,412 Tetap 0,412
saluran drainase eksisting ini selanjutnya 4
5
Jl. Bendugan Sutami Ki
Jl. Surabaya Ki
1,198
0,700
0,00233
0,00202
1,200
0,702
Tetap
Trs Sby + Sby
1,200
1,113
dibandingkan dengan total debit rencana 6 Jl. Bend. Siguragura Ki 0,647 0,00168 0,648 Tetap 0,648

(debit impasan air hujan dan debit air Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
kotor). Apabila kapasitas saluran drainase
eksisting lebih besar daripada debit Tabel 14. Perhitungan Debit Rancangan
rencana, maka saluran drainase masih bisa Total Kala Ulang 10 Tahun
Saluran Sekunder
menampung debit yang ada. Jika yang No. Nama Saluran
Qair hujan
3
(m /det)
Qair kotor Qrancangan
(m3 /det) (m3 /det)
Keterangan 3
Qrancangan total (m /det)

terjadi sebaliknya, maka saluran drainase 1


2
Jl. Veteran Ka
Jl. Sumbersari Ka
1,358
0,897
0,00325
0,00139
1,361
0,899
Tetap
Tetap
1,361
0,899

eksisting disarankan untuk direncanakan 3 Jl. Bend. Sutami Ka 2,537 0,00593 2,543
Saluran Tersier
Tetap 2,543

Qair hujan Qair kotor Qrancangan


perbaikan dimensi agar kapasitasnya No. Nama Saluran
(m3 /det) (m3 /det) (m3 /det)
Keterangan 3
Qrancangan total (m /det)
1 Jl. Jakarta Ki 0,404 0,00084 0,405 Tetap 0,405
memenuhi. Perhitungan selengkapnya 2
3
Jl. Bogor
Jl.Terusan Surabaya Ki
0,767
0,498
0,00177
0,00116
0,769 Veteran + Bogor
0,499 Tetap
2,130
0,499
dapat dilihat pada Tabel 12. 4
5
Jl. Bendugan Sutami Ki
Jl. Surabaya Ki
1,452
0,848
0,00233
0,00202
1,454
0,850
Tetap
Trs Sby + Sby
1,454
1,349
6 Jl. Bend. Siguragura Ki 0,784 0,00168 0,786 Tetap 0,786

Sumber: Hasil Perhitungan, 2016


Tabel 15. Evaluasi Kapasitas Saluran terhadap permasalahan sistem drainase
Drainase Eksisting Kala Ulang 5 Tahun eksisting diperinci pada Tabel 17.
Saluran Sekunder
Kapasitas Saluran Qrancangan Qlimpasan
No. Nama Saluran Keterangan
(m3 /det)
1 Jl. Veteran Ka 2,303
(m3 /det)
1,124
(m3 /det)
-1,179 Aman
Tabel 17. Alternatif Penanggulangan
2
3
Jl. Sumbersari Ka
Jl. Bend. Sutami Ka
0,674
28,911
0,741
2,099
0,068
-26,812
Melimpas
Aman
Terhadap Permasalahan Sistem Drainase
Saluran Tersier
Kapasitas Saluran Qrancangan Qlimpasan
Eksisting
No. Nama Saluran Keterangan No. Jenis Komponen Sub-Komponen Durasi
(m3 /det) (m3 /det) (m3 /det) 1 Saluran Terbuka A. Inspeksi Rutin Rutin 1 kali/bulan
1 Jl. Jakarta Ki 0,423 0,334 -0,089 Aman
2 Jl. Bogor 4,752 1,758 -2,994 Aman B. Pengerukan sedimen saluran drainase Berkala 2-3 kali/tahun
3 Jl.Terusan Surabaya Ki 0,749 0,412 -0,337 Aman tersier tipe terbuka di perumahan maupun
4 Jl. Bendugan Sutami Ki 1,941 1,200 -0,741 Aman lingkungan pemukiman
5 Jl. Surabaya Ki 1,048 1,113 0,066 Melimpas C. Pengerukan sedimen saluran sekunder Berkala 1-2 kali/tahun
6 Jl. Bend. Siguragura Ki 0,603 0,648 0,046 Melimpas

Sumber: Hasil Perhitungan, 2016 2 Saluran Tertutup


dan Gorong-
A. Inspeksi Rutin Rutin 1 kali/bulan

gorong
B. Pengerukan sedimen saluran drainase Berkala 1-2 kali/tahun
Tabel 16. Evaluasi Kapasitas Saluran tersier tipe tertutup dan atau gorong-
gorong di perumahan maupun lingkungan
Drainase Eksisting Kala Ulang 10 Tahun pemukiman

Saluran Sekunder C. Pengerukan sedimen saluran sekunder Berkala 1 kali/tahun


Kapasitas Saluran Qrancangan Qlimpasan
No. Nama Saluran Keterangan
1 Jl. Veteran Ka
(m3 /det)
2,303
(m3 /det)
1,361
(m3 /det)
-0,942 Aman
Sumber: Hasil Analisa, 2016
2 Jl. Sumbersari Ka 0,674 0,899 0,225 Melimpas
3 Jl. Bend. Sutami Ka 28,911 2,543 -26,368 Aman
Saluran Tersier Berdasarkan analisa permasalahan
Kapasitas Saluran Qrancangan Qlimpasan
No. Nama Saluran 3
(m /det) 3
(m /det) 3
(m /det)
Keterangan (hasil identifikasi saluran drainase
1 Jl. Jakarta Ki 0,423 0,405 -0,018 Aman
2 Jl. Bogor 4,752 2,130 -2,622 Aman eksisting, penilaian kinerja, dan evaluasi
3
4
Jl.Terusan Surabaya Ki
Jl. Bendugan Sutami Ki
0,749
1,941
0,499
1,454
-0,250
-0,486
Aman
Aman
kapasitas tampungan saluran) yang ada
5
6
Jl. Surabaya Ki
Jl. Bend. Siguragura Ki
1,048
0,603
1,349
0,786
0,301
0,183
Melimpas
Melimpas
serta mengacu pada Peraturan Menteri
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016 Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2014
dan Ditjen Cipta Karya (2013) mengenai
Dari hasil evaluasi kapasitas tampungan operasi dan pemeliharaan sistem drainase
diperoleh bahwa terdapat tiga saluran perkotaan, maka alternatif penanganan
yang sudah tidak mampu menampung yang akan dilakukan dibagi menjadi dua
debit rancangan total untuk kala ulang 5 komponen, yaitu saluran terbuka dan
dan 10 tahun, yaitu saluran Sumbersari saluran tertutup. Setiap komponen
Kanan, saluran Surabaya Kiri, dan Saluran mempunyain sub-komponen yang sama,
Bendungan Sigura-gura Kiri. hanya saja mempunyai durasi atau
frekuensi yang berbeda tiap tahunnya.
Penetapan Alternatif Penanggulangan Inspeksi rutin akan dilakukan sama-sama
Terhadap Permasalahan Sistem satu kali setiap bulannya pada dua
Drainase Eksisting komponen tersebut. Secara umum
Komponen sarana dan prasarana yang pengerukan sedimen dilakukan secara
terdapat pada Kelurahan Sumbersari, berkala (1-3 kali dalam satu tahun). Akan
Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang tetapi, khusus pada saluran terbuka akan
adalah saluran terbuka dan saluran dilakukan lebih sering (2-3 kali/tahun),
terutup. Dari hasil inventarisasi sedangkan pada saluran tertutup hanya 1-
(identifikasi kondisi eksisting dan 2 kali/tahun. Hal ini dikarenakan akses
penilaian kinerja sistem drainase yang dibutuhkan untuk pengerjaan
eksisting) dan evaluasi kapasitas pengerukan jauh lebih mudah pada
tampungan yang telah dilakukan, maka saluran terbuka daripada saluran tertutup.
mengacu pada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2014 Perhitungan Angka Kebutuhan Nyata
dan Ditjen Cipta Karya (2013) mengenai Operasi dan Pemeliharaan Sistem
operasi dan pemeliharaan sistem drainase Drainase
perkotaan, alternatif penanggulangan AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata
Operasi dan Pemeliharaan) merupakan
perencanaan pembiayaan pengelolaan Kota Malang, dalam satu tahun adalah
drainase yang didasarkan atas kebutuhan sebesar Rp. 135.558.674,61.
aktual pembiayaan operasi dan
pemeliharaan tiap bangunan untuk 4. KESIMPULAN
mempertahankan kondisi dan fungsi Dari hasil analisis dan pembahasan
drainase tersebut. AKNOP tersebut pada bab terdahulu, maka dapat diambil
nantinya akan diuraikan menjadi beberapa kesimpulan sebagai berikut:
bentuk pekerjaan atau kegiatan sesuai 1. Terdapat beberapa permasalahan
dengan komponen yang ada. Akan umum yang ada pada saluran drainase
dialokasikan biaya kontingensi 10% dari eksisting seperti sedimentasi,
seluruh komponen atau uraian pekerjaan penumpukan sampah, permasalahan
untuk menutup biaya yang ditimbulkan kombinasi (sedimentasi dan
oleh resiko-resiko akibat ketidakpastian penumpukan sampah), dan daerah
yang disebabkan kekurangan informasi terletak pada daerah cekungan.
dan kesalahan dalam menginterpretasikan Berdasarkan dari hasil audit fisik
data proyek yang dibutuhkan. Biaya maupun non fisik pada sistem drainase
kontingensi atau biaya tak terduga ini eksisting menunjukkan bahwa kinerja
biasanya dialokasikan sebesar 10-15% sistem drainase pada Kelurahan
dari total biaya. Perhitungan PPN dan PPh Sumbersari pada saat ini tergolong
sebesar 12% disesuaikan dengan PP cukup. Hal ini ditunjukkan oleh
Nomor 51 Tahun 2008 dan Peraturan perolehan nilai sebesar 5.455,90 poin
LPJK Nomor 11 Tahun 2006 dimana pada (79,07%) dari 6.900 poin yang dapat
studi kali ini proyek yang direncanakan dicapai atau berkisar antara 60% - 80%.
termasuk kualifikasi usaha kecil. Hasil evaluasi kapasitas saluran
drainase eksisting, beberapa saluran
Tabel 18. Rekapitulasi Angka Kebutuhan sudah tidak mencukupi debit rancangan
Nyata Sistem Drainase Kelurahan total untuk kala ulang 5 dan 10 tahun,
Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota diantaranya saluran Sumbersari,
Malang Dalam Satu Tahun saluran Surabaya Kiri, serta saluran
No.
Jenis
Sub-Komponen
Frekuensi
Biaya per
Komponen
Total Biaya per
Tahun
Bendungan Sigura-gura Kiri.
Komponen per Tahun

1. Saluran A. Inspeksi Rutin 12


(Rp)
1.112.561,52
(Rp)
13.350.738,24
2. Mengacu pada hasil identifikasi saluran
Terbuka B. Pengerukan sedimen saluran
drainase tersier tipe terbuka di
3 19.249.721,89 57.749.165,68 drainase eksisting, penilaian kinerja,
perumahan maupun lingkungan
C. pemukiman
Pengerukan sedimen saluran 2 12.672.780,75 25.345.561,50
dan evaluasi kapasitas tampungan
2. Saluran
Tertutup
A. sekunder
Inspeksi Rutin
B. Pengerukan sedimen saluran
12
1
1.332.881,52
13.877.983,32
15.994.578,24
13.877.983,32
saluran, alternatif penanggulangan
drainase tersier tipe tertutup di
perumahan maupun lingkungan
terhadap permasalahan sistem drainase
C. pemukiman
Pengerukan sedimen saluran 1 9.240.647,63
Total Biaya AKNOP Sistem Drainase Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota
9.240.647,63
eksisting adalah mengadakan inspeksi
135.558.674,61
Malang dalam Satu Tahun
rutin satu kali setiap bulannya pada
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016 saluran tertutup maupun saluran
terbuka, melakukan pengerukan
Tabel rekapitulasi di atas merupakan sedimen secara berkala (2-3 kali dalam
rincian atau uraian dari biaya pekerjaan satu tahun) untuk saluran tersier dan
yang dikelompokkan ke dalam komponen sekunder baik untuk saluran tertutup
saluran terbuka dan saluran tertutup. maupun saluran terbuka.
Setiap sub-komponen yang ada memiliki 3. Alternatif penanggulangan yang telah
frekuensi pekerjaan yang berbeda sesuai ditetapkan jika dihitung anggaran
dengan kebutuhan komponen bangunan biayanya dan direkapitulasi menjadi
drainase. Dari hasil perhitungan yang Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
telah dilakukan, total angka kebutuhan Pemeliharaan dalam satu tahun, maka
nyata operasi dan pemeliharaan (AKNOP) total biaya yang harus dikeluarkan
untuk Sistem Drainase Kelurahan sebesar Rp. 135.558.674,61.
Seumbersari, Kecamatan Lowokwaru,
DAFTAR PUSTAKA
Bappeda Kota Malang. 2013. Ringkasan
Eksekutif Penyusunan Naskah
Akademis dan Rancangan
Peraturan Walikota Tentang
Rencana Induk Sistem Drainase
Kota Malang. Malang:
Pemerintah Kota Malang.
Ditjen Cipta Karya. 2013. Materi Bidang
Drainase II Diseminasi Dan
Sosialisasi Keteknikan Bidang
PLP. Jakarta: Kementerian
Pekerjaan Umum.
Kementerian Pekerjaan Umum. 2014.
Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Republik Indonesia
Nomor 12/PRT/2014 tentang
Penyelenggaraan Sistem
Drainase Perkotaan. Jakarta:
Kementerian Pekerjaan Umum.
Suhardjono. 2013. Naskah Buku Ajar
Drainase Perkotaan. Malang:
Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai