DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
KRLOMPOK 7
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan serta dukungan dalam penulisan makalah ini.
Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari para pembaca. Demikian yang
dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan bagi penulis khusunya.
Penulis
i
2 DAFTAR ISI
ii
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
2 BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Validitas
1. Pengertian Validitas
Sisi lain yang sangat penting dalam konsep validitas adalah kecermatan
pengukuran. Suatu tes yang validitasnya tinggi tidak saja akan menjalankan fungsi
ukurnya dengan Tepat akan tetapi juga dengan kecermatan tinggi, yaitu
kecermatan dalam mendeteksi perbedaan perbedaan yang ada pada atribut yang
diukurnya.
2. Macam-macam Validitas
Secara garis besar ada dua macam validitas, yaitu validitas logis dan
validitas empiris.
a. Validitas Logis
3
bersangkutan sudah dirancang secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang
ada. Sebagaimana pelaksanaan tugas lain misalnya membuat sebuah karangan,
jika penulisan sudah mengikuti aturan mengarang, tentu secara logis karangannya
sudah baik. Berdasarkan penjelasan tersebut maka instrumen yang sudah disusun
berdasarkan teori penyusunan instrumen, secara logis sudah valid. Dari penjelasan
tersebut dapat dipahami bahwa validitas logis dapat dicapai apabila instrumen
disusun mengikuti ketentuan yang ada. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa validitas logis tidak perlu diuji kondisinya tetapi langsung diperoleh
sesudah instrumen tersebut selesai disusun. 2
b. Validitas Empiris
Ada dua macam validitas empiris, yakni ada dua cara yang dapat
dilakukan untuk menguji bahwa sebuah instrumen memang valid. Pengujian
tersebut dilakukan dengan membandingkan kondisi instrumen yang bersangkutan
dengan kriterium atau sebuah ukuran.
Dan uraian adanya dua jenis validitas, yakni validitas logis yang ada dua
macam, dan validitas empiris, yang juga ada dua macam, maka secara
keseluruhan kita mengenal adanya empat validitas, yaitu:
2
Ibid, hlm 37
3
Ibid, hlm 38
4
1) validitas isi,
2) validitas konstrak,
Dua yang pertama, yakni (1) dan (2) dicapai melalui penyusunan berdasarkan
ketentuan atau teori, sedangkan dua berikutnya, yakni (3) dan (4) dicapai atau
diketahui sesudah dibuktikan melalui pengalaman. Adapun penjelasan nasing-
masing validitas adalah:
5
Seperti halnya validitas isi, validitas konstruksi dapat diketahui dengan
cara memerinci dan memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam
TIK. Pengerjaannya dilakukan berdasarkan logika, bukan pengalaman. Dalam
pembicaraan mengenai penyusunan tes hal ini akan disinggung lagi.
Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika
ada istilah "sesuai" tentu ada dua hal yang dipasangkan. Dalam hal ini hasil tes
dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang
telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada (ada
sekarang, concurrent).
4
Ibid, hlm 41
6
3. Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium,
dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Teknik
yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik kolerasi product
momen yang dikemukakan oleh Pearson. 5
Rumus kolerasi product moment ada dua macam, yaitu:
a. Korelasi product moment dengan simpangan, dan
b. Korelasi product moment dengan angka kasar.
Rumus korelasi product moment dengan simpangan:
∑ 𝑥𝑦
𝑟𝑋𝑌 =
√(∑𝑥 2)(∑𝑦 2)
Keterangan:
rxy = koefisien dan kolerasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan (x=X-X dan y=Y-Y).
∑ 𝑥𝑦 = jumlah perkalian x dan y
𝑥2 = kuadrat dari x
𝑦2 = kuadrat dari y
Contoh perhitungan:
Misalnya akan menghitung validitas tes prestasi belajar matematika. Sebagai
kriterium diambil rata-rata ulangan yang akan dicari validitasnya diberi kode X
dan rata-rata nilai harian diberi kode Y. Kemudian dibuat tabel persiapan sebagai
berikut.
Tabel Persiapan Untuk Mencari Validitas Tes Prestasi Matematika
No Nama X Y x y 𝑥2 𝑦2 xy
1. Nadia 6,5 6,3 0 -0,1 0,0 0,01 0,0
2. Susi 7 6,8 +0,5 +0,4 0,25 0,16 +0,2
3. Cecep 7,5 7,2 +1,0 +0,8 1,0 0,64 +0,8
4. Erna 7 6,8 +0,5 +0,4 0,25 0,16 +0,2
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara, 2010)
hlm 70
7
5. Dian 6 7 -0,5 +0,6 0,25 0,36 -0,3
6. Asmara 6 6,2 -0.5 -0.2 0.25 0,04 +0,1
7. Siswoyo 5,5 5,1 -1,0 -1,3 1,0 1,69 +1,3
8. Jihad 6,5 6 0 -0,4 0,0 0.16 0,0
9. Yanna 7 6,5 +0,5 +0,1 0,25 0,01 +0.05
10. Lina 6 5,9 -0,5 -0,6 0,25 0,36 +0,3
Jumlah 65,0 63,8 3,5 3,59 2,65
∑𝑋 66,0
𝑋̅ = 𝑁 = = 6,5
10
𝑍𝑌 ̅ 63,8
𝑌̅= 𝑁 = 10 = 6,38 dibulatkan 6,4
x= X- 𝑋̅
y= Y- 𝑌̅
Dimasukkan ke rumus
∑ 𝑥𝑦
𝑟𝑋𝑌 =
√(∑𝑥 2)(∑𝑦 2)
2,65 2,65
= =
√3,5×3,59 √12,565
2,65
=3,545= 0,748
Indeks korelasi antara X dan Y inilah indeks validitas soal yang dicari.
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar:
𝑟 𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }
10×417,3−(65×63,8)
=
√(10×426−4225)(10×410,52−4070,44)
4173−4147
=
√(4260−4225)(4105,2−4070,44
26 26
= =
√ 35×34,76 √1216,6
26
=34,8797 = 0,745
8
dengan rumus simpangan. Hal ini wajar karena dalam mengerjakan perkalian atau
penjumlahan jika diperoleh 3 atau lebih angka dibelakang koma akan dilakukan
pembulatan keatas. Perbedaan ini sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Validitas
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi tidak valid.
Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya,
yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal tes, dan faktor yang berasal dari
siswa yang bersangkutan.
1) Faktor yang berasal dari dalam tes
Beberapa sumber yang pada umumnya berasal dari faktor internal tes
evaluasi diantaranya sebagai berikut.
a. Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat
mengurangi validitas tes.
b. Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrumen evaluasi, terlalu sulit.
c. Item-item tes dikontruksi dengan jelek.
d. Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang
diterima siswa.
e. Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk kemungkinan terlalu
kurang atau terlalu longgar.
f. Jumlah item tes terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sampel materi
pembelajaran.
g. Jawaban masing-masing item evaluasi bisa diprediksi siswa.
2) Faktor yang berasal dari administrasi dan skor
Faktor ini dapat menguangi validitas interpretasi tes evaluasi, khususnya
tes evaluasi yang dibuat olehguru. Berikut beberapa faktor yang sumbernya
berasal dari administrasi dan skor.
a. Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga siswa dalam memberikan jawaban
dalam situasi yang tergesa-gesa.
b. Adanya kecurangan dalam tes sehingga tidak bisa membedakan antara
siswa yang belajar dengan yang melakuakan kecurangan.
9
c. Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat dilakukan oleh semua
siswa.
d. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten, misalnya pada tes esai, juga
dapat mengurangi validitas tes evaluasi.
e. Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dala tes baku.
f. Adanya joki (orang lain bukan siswa) yang masuk dalam menjawab item
tes yang diberikan.
3) Faktor-faktor yang berasal dari jawaban siswa
Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item-item tes evaluasi tidak
valid, karena dipengaruhi oleh jawaban siswa dari padainterpretasi item-
item pada tes evaluasi. Sebagai contoh, sebelum tes para siswa menjadi
tegang karena guru pengampu mata pelajaran dikenal “killer”, galak, dan
sebagainya sehingga siswa yang ikut tes banyak yang gagal. Contoh lain,
ketika siswa melakukan tes penampilan keterampilan, rauangan terlalu
ramai atau gaduh sehingga para siswa tidak dapat konsentrasi dengan baik.
Ini semua dapat mengurangi nilai validitas instrumen evaluasi. 6
2.2 Reliabilitas
1. Pengertian Reliabilitas
6
Sukardi,Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,2012) hlm 38
10
disebabkan oleh perbedaan-perbedaan sesungguhnya dalam karakteristik yang
dipertimbangkan dan sejauhmana dapat dianggap disebabkan oleh kesalahan
peluang. Senada dengan pendapat tersebut, Suryabrata (2000) menyatakan bahwa
dalam arti yang paling luas, reliabilitas alat ukur menunjuk kepada sejauh mana
perbedaan-perbedaan skor perolehan mencerminkan perbedaan atribut yang
sebenarnya.
7
Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 1, Juni 2006
8
Saifudin Azwar, Reliabilitas dan Validitas(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2012) hlm 28
11
pemeriksa adalah, a) menguki bagaimana kemiripan pemeriksa dalam
mengkategorisasikan butir soal. B) menguji bagainama
kemiripan pemeriksa dalam memberi skor butir soal. Reliabilitas jenis ini
juga disebut inter observaser reiability atau intrcoder.
b. Reliabilitas tes-tes ulang (test-retest reliabiity) Reiabiitas jenis ini terlihat
jika pemeriksa yang sama pada saat yangb berlainan memperoleh hasil tes
yang mirip. Reliabiitas dapat bervariasi karena pengaruh berbagai faktor,
antara lain disebabkan bagaimana tanggapan seseorang terhadap suasana
hatinya, adanya interupsi. Waktu pengambilan tes dan sebagainya.pada
umumnya, semakin lama penundaan pemberian tes yang kedua. Semakin
besar variasi hasil tes. Suatu tes yang baik dapat menangani masalah seperti
itu sehingga hanya menghasilkan sedikit perbedaan pada hasilnya. Dengan
kata lain, selang waktu pemberian tes tidak berpengaruh pada hasil tes.
c. Reliabilitas bentuk paralel (parallel form reliability) Reliabilitas bentuk
paralel dapat dilihat tatkala pada saat yang sama, pemeriksaan-pemeriksaan
yang berbeda melaksanakan pengujian tes yang bberbeda, dengan hasil
yang mirip. Jenis-jenis pertanyaan pada tes berbeda tetapi memiliki
konstruksi tes yang sama. Reliabilitas jenis ini digunakan untuk menilai
hasil dari dua buah tes yang memiiki kosntruksi yang sama.penilaian
bentuk paralel ini dapat dilaksanakan dalam kombinasi dengan metode lain
misalanya metode belah dua.metode belah dua membagi dua sejumlah butir-
butir soal yang konstruksinya sama dan dilaksanakan pada kelompok siswa
yang sama.9
3. Cara-Cara Mencari Besarnya Reliabilitas
Sekali lagi reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada
subjek yang sama untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat
kesejajaran hasil Seperti halnya beberapa teknik juga menggunakan rumus
korelasi product momen untuk mengetahui validitas, kesejajaran hasil dalam
9https://www.scribd.com/document/360177846/Jenis-jenis-reliabilitas
12
reliabitas les. Kriterium yang digunakan untuk mengetahui ketetapan ada yang
berada di luar tes (consistency external) dan pada tes itu sendiri (consistency
Internal).10
Tes paralel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai
kesamaan tujuan, tingkat kesukaran. dan susunan. tetapi butir-bulir soalnya
berbeda. Dalam Istilah bahasa Inggris disebut alternate-forms method (parallel
forms).
Dengan metode bentuk paralel ini, dua buah tes yang paralel,misalnya
Matematika Seri A yang akan dicari reliabilitasnyadan tes Seri B diteskan kepada
sekelompok siswa yang sama, kemudian hasilnya dikorelasikan. Koefisien
korelasi dari kedua hasil tes inilah yang menunjukkan koefisien reliabilitas tes
Seri A. Jika koefisiennya tinggi maka tes tersebut sudah reliabel dan dapat
digunakan sebagal alat pengetes yang terandalkan.
10
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara, 2010)
hlm 80.
13
Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri
tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu
seri tes tetapi dicobakan dua kali. Oleh karena tasnya hanya satu dan dicobakan
dua kali, maka metode ini dapat disebut dengan single-test-double trial method.
Kemudian hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung korelasinya. Untuk tes yang
banyak mengungkap pengetahuan (ingatan) dan pemahaman. cara ini kurang
mengena karena tercoba akan masih ingat akan butir-butir soalnya. Oleh karena
itu, tenggang waktu antara pemberian tes pertama dengan kedua menjadi
pemasalahan tersendiri. Jika tenggang waktu terlalu sempit, siswa masih banyak
ingat materi. Sebaliknya kalau tenggang waktu terlalu lama, maka faktor-faktor
atau kondsi tes sudah akan berbeda, dan siswa sendiri barangkali sudah
mempelajari sesuatu. Tentu saja faktor-faktor ini akan berpengaruh pula terhadap
reliabilitas.
Pada umumnya hasil tes yang kedua cenderung lebih baik daripada hasil
tes pertama. Hal ini tidak mengapa karena pengetes harus sadar akan adanya
pragtice effect dan carry over effect. Yang penting adalah adanya kesejajaran hasil
atau ketetapan hasil yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang tinggi.
14
C 9 5 15 5
D 18 2 23 2
E 12 4 18 4
Walaupun tampak skornya naik, akan tetapi kenaikan dialami semua siswa.
Metode ini juga disebut self coleration metodh (kolerasi diri sendiri) karena
mengkolerasikan dari hasil tes yang sama.
Kelemahan penggunaan metode dua tes dua kali percobaan dan satu tes
dua kali percobaan diatasi dengan motode ketiga ini yaitu metode belah dua.
Dalam menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes yang
dicibakan satu kali. Oleh karena itu juga disebut singel test singel trial metodh.
Berbeda dengan metode bentuk paralel dan tes ulang, metode belah dua
hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali. Metode ini disebut
juga single-test-trial-method.
b. Membelah item-item awal dan item-item akhir yaitu separuh jumlah pada
nomor-nomor awal dan separuh jumlah nomor-nomor akhir.
Contoh
1 Fatih 1 1 0 1 0 0 1 1 5 2 3 3 2
15
2 Aditya 1 1 1 1 1 1 1 0 7 4 3 4 3
3 Zahra 1 1 0 0 1 0 1 0 4 3 1 2 2
4 Abbas 1 0 0 1 1 0 1 1 5 3 2 2 3
5 Adela 1 1 1 0 1 1 1 0 6 4 2 3 3
a. Pembelahan ganjil-genap.
1 Fatih 2 3 6 4 9
2 Aditya 4 3 12 16 9
3 Zahra 3 1 3 9 1
4 Abbas 3 2 6 9 4
5 Adela 4 2 8 16 4
Ʃ 16 11 35 53 27
Setelah dihitung dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar
diketahui bahwa rxy = -0,479. Nilai tersebut baru menunjukkan reliabilitas
16
separuh tes. Oleh karena itu, kemudian dihitung reliabilitas instrumen dengan
rumus Spearman-Brown.[3]
2𝑟𝑥𝑦
r11 = 1+ 𝑟𝑥𝑦
2(−0,479)
r11 = 1−(−0,479)
−0,958
= 1,479
= 0,676
b. Pembelahan awal-akhir.
𝑉1−𝑉2
r11 = 2 (1 - )
𝑉𝑡
17
V1 = 3,6399
V2 = 4,8099
V3 = 7, 4899
2(1−3,6399−4,8099)
r11 = 7,4899
= 2 x 1,1483
= 0,2966
Apabilah harga r11 ini dikonsultasikan dengan tabel product moment ternyata
hasilnya lebih kecil dari harga rt yang diharapkan, maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen tersebut tidak reliabel
a. Panjang tes; semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah
item materi pembelajaran diukur. Ini menunjukkan dua kemungkinan,
yaitu a) tes semakin mendekati kebenaran, dan b) dalam mengikuti tes.
semakin kecil siswa menebak. Berani akan semakin tinggi nilai kersien
reliabililas.
b. Penyebaran skor; koefisien reliabilitas secara langsung dipengamhi oleh
bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa yang diukur. Semakin tinggi
sebaran, semakin tinggi estimasi koefisien reliabilitas (Gronlund 1990:
18
94). Hal ini terjadi karena posisi skor siswa secara individual mempunyai
kedudukan sama pada tes-retes lain, sebagai acuan.
c. Kesuliatan tes: tes normatif yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk
siswa, cenderung menghasilkan skor reliabialitas rendah. Fenomema
tersebut, akan menghasilkan sebaran skor yang cenderung terbatas pada
salah satu sisi. Untuk tes yang terlalu mudah skor jawaban siswa akan
mengumpul pada sisi atas, misalnya 9 atau 10. Untuk tes yang terlalu sulit,
skor. Jawaban siswa akan cenderung mengumpul pasa ujung sebaliknya,
atau rendah. Dua gejala tersebut mempunyai kesamaan yaitu bahwa
perbedaan di antara individu adalah kecil dan cenderung tidak relevan.
d. Objektifitas; yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana siswa
dengan kompetensi sama, mencapai hasil sama. Ketika prosedur tes
memiliki objektifitas tinggi, maka relibilitas hasil tes tidak di pengaruhi
oleh prosedur teknik penskroan. Item tes skor objektif yang di hasilkan
tidak di pengaruhi pertimbangan atau opini dari seorang evaluator. 11
11
Ibid
19
3 BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi
(content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan
instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Untuk menguji validitas setiap
butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan
dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan skor total
dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal,
dapat diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks
validitasnya.
20
4 DAFTAR PUSTAKA
21