Anda di halaman 1dari 3

A.

PERSEPSI
Persepsi merupakan proses menerima, membedakan, dan memberi arti terhadap
stimulus yang diterima alat indra, sehingga dapat memberi kesimpulan dan menafsirkan
terhadap objek tertentu yang diamatinya. Menurut Walgito (1989:54) terdapat tiga syarat
terjadinya persepsi diantaranya yaitu adanya objek yang dipersepsi, adanya alat indra atau
reseptor, dan adanya perhatian. Walgito (1989:54) menyatakan bahwa
terbentuknya persepsi melalui suatu proses, dimana secara alur proses persepsi dapat
dikemukakan sebagai berikut: berawal dari objek yang menimbulkan rangsangan dan
rangsangan tesebut mengenai alat indra atau reseptor. Proses ini dinamakan proses
kealaman (fisik). Kemudian rangsangan yang diterima oleh alat indra dilanjutkan oleh
syaraf sensoris ke otak. Proses ini dinamakan proses fisiologis. Selanjutnya terjadilah
suatu proses di otak, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan
reseptor itu, sebagai suatu rangsangan yang diterimanya. Proses yang terjadi dalam otak /
pusat kesadaran itulah dinamakan dengan proses psikologis. Dengan demikian taraf
terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang apa yang diterima melalui
alat indra (reseptor).
Persepsi juga terbagi menjadi beberapa jenis yaitu persepsi visual,
persepsi auditoria atau pendengaran, persepsi perabaan, persepsi penciuman, dan
persepsi pengecapan. Miftah Toha (2003: 154) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
terdiri dari perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan,
perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan
juga minat, dan motivasi. Faktor eksternal terdiri dari latar belakang keluarga, informasi
yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan,
pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidakasingan suatu objek.

B. PEMBELAJARAN
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dalam buku Conditioning of
Learning, (Gagne, 1977) dikemukakan tujuh prinsip pembelajaran yang dapat dilakukan
oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu perhatian dan motivasi (gaining
attention), keaktifan, keterlibatan langsung / pengalaman (eliciting performance),
pengulangan (stimulating recall), tantangan (presenting the stimulus), balikan dan
penguatan (providing feedback), dan perbedaan individual (assessing performance).

C. KEPRIBADIAN
Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai
suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan
sekaligus proses. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh
dan mengalami perubahan. Di dalam psikologi, terdapat pengelompokkan kepribadian
manusia bedasarkan bagaimana manusia memperoleh gairahnya yaitu ekstrover, introver,
dan ambiver. Secara umum, pribadi yang ekstrover mendapatkan gairah (atau energi) dari
interaksi sosial. Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang terbuka dan senang
bergaul, serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka.
Sementara introver, di sisi lain, dianggap mendapatkan gairah lewat menyendiri. Introver,
biasanya cenderung pendiam, suka merenung, dan lebih perduli tentang pemikiran mereka
dalam dunia mereka sendiri. Di antara kecenderungan ekstrem introversi dan ekstroversi,
terdapat ambiversi yang merupakan kepribadian penengah antara ekstrover dan introver.
Kepribadian sebagai organisasi tingkah laku dipandang Eysenck memiliki empat tingkatan
hierarki, berturut-turut dari hierarki yang tinggi ke hierarki yang rendah. Abin Syamsuddin
(2003) juga mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya
mencakup karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas (tanggung jawab),
dan sosiabilitas. Kepribadian juga ditentukan faktor keturunan dan faktor lingkungan.
Biasanya dalam melakukan perekrutan karyawan, seorang manajer perlu
mengetahui cara menilai kepribadian dari calon karyawannya. Hal ini perlu dilakukan
karena tes-tes kepribadian sangat berguna dalam membuat keputusan perekrutan. Nilai
dalam tes kepribadian membantu manajer meramalkan calon terbaik untuk suatu
pekerjaan. Dalam menilai kepribadian terdapat tiga cara utama yaitu survei mandiri, survei
peringkat oleh pengamat, dan ukuran proyeksi (rorschach inkblot test dan thematic
apperception test). Adapun sifat kepribadian yang mampu mempengaruhi jalannya suatu
organisasi diantaranya yaitu evaluasi inti diri, machiavellianisme, narsisisme, pemantauan
diri, kepribadian tipe A, dan kepribadian proaktif

DAFTAR PUSTAKA

https://ainamulyana.blogspot.com/2016/01/pengertian-persepsi-syarat-proses-dan.html
diakses pada tanggal 6 september 2019

https://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran#cite_note-belajar-2
diakses pada tanggal 6 september 2019

https://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian
diakses pada tanggal 6 September 2019

Anda mungkin juga menyukai