HALAMAN PERNYATAAN.............................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
ABSTRACT ........................................................................................................... x
DAFTAR ISI......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
WANPRESTASI
DENPASAR
Denpasar ................................................................................................... 54
DENPASAR
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR INFROMAN
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Perikatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam
umumnya ini berlaku juga terhadap perikatan yang lahir dari perjanjian tertentu,
lain. Menurut Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata bahwa perjanjian
adalah suatu perbuatan dengan mana suatu pihak atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang atau lebih. Sehingga dalam perjanjian mengakibatkan seseorang
mengikatkan dirinya terdapat orang lain, ini berarti dari suatu perjanjian lahirlah
kewajiban atau prestasi dari satu atau lebih orang (pihak) kepada satu atau lebih
orang (pihak) lainnya, yang berhak atas prestasi tersebut. 1Menimbulkan sebuah
prestasi adalah apayang mejadi hak kreditor dan kewajiban debitor. Prestasi itu
sendiri diatur dalam Pasal 1234 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang
1
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, 2014, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjia, PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta, h. 92.
perjanjian yang melahirkan prestasi membuatpara pihak yang saling terikat dalam
perjanjian harus mematuhi kesepakatan yang diperbuat oleh kedua belah pihak
tersebut dengan adanya etikad yang baik sesuai dalam ketentuan Pasal 1338 ayat 3
itikad baik.
Mengenai definisi perjanjian dalam Pasal 1313 ini adalah: (1) tidak jelas, karena
setiap perbuatan dapat disebut perjanjian, (2) tidak tampak asas konsensualisme, dan
(3) bersifat dualisme.2 Bahwa dalam pasal tersebut masih dianggap kurang jelas,
maka perlu untuk memperjelas pengertian tersebut harus dicari melalui dua teori
yaitu teori lama dan teori baru. Menurut doktrin (teori lama), yang disebut perjanjian
adalah perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.
dari definisi atas, telah tampak adanya asas konsesnualisme dan timbulnya akibat
hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk
menimbulkan akibat hukum”. Dari teori tersebut dapat di simpulkan terdapat tiga
2
Salim HS, 2011, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta, h. 160.
3
Ibid
b. Tahap contractual yaitu adanya persesuaian kehendak antara para pihak.
Teori baru tersebut tidak hanya melihat perjanjian semata-mata, tetapi juga harus
kedua teori yang telah diberikan mengenai definisinya perjanjian tersebut dapat
Sebelum kedua belah pihak saling mengikat atau mencapai kesepakatan dalam
membuat suatu perjanjian yang menyangkut hak dan kewajiban antara pihak-pihak
yang bersangkutan, maka perlu untuk mengetauhi mengenai asas-asas umum dalam
dan membuat para pihak mendapatkan keseimbangan mengenai hak dan kewajiban
para pihak dalam perjanjian yang disepakati bersama. Asas – asas umum dalam
1. Asas Personalitas
2. Asas Konsensualitas
4
I Ketut Artadi dan I Dewa Nyoman Rai Asmara Putra, 2010, Implementasi Ketentuan-Ketentuan
Hukum Perjanjian Kedalam Perancangan Kontrak, Udayana University Press, Bali,h. 77.
Dalam melakukan perjanjian perlu untuk memperhatikan asas-asas tersebut
asas kebebasan berkontrak yang terdapat dalam angka 4 Pasal 1320 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata. Dengan asas kebebasan berkontrak ini, para pihak yang
kesepakatan atau perjanjian yang melahirkan kewajiban apa saja, selama dan
sepanjang prestasi yang wajib dilakukan tersebut bukanlah sesuatu yang terlarang.5
baik agar hubungan para pihak terjaga dengan baik dalam berkontrak, namu apabila
salah satu pihak tidak melakukan kewajibanya dengan benar atau lalai dalam
dalam perjanjian yang dibuat antara kreditor dan debitor.6 Tidak terpenuhinya
prestasi yang telah di perbuat membuat salah satu pihak mengalami suatu kerugian,
maka perlu untuk para pihak menyelesaikan dan melakukan perstasinya dengan rasa
dikenal dalam masyarakat, maka dirasa perlu untuk melakukan promosi. Promosi
5
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, op.cit,, h. 46.
6
Salim HS, op.cit, h. 180.
iklan dengan melalui media cetak yaitu berupa majalah lebih mudah dipromosikan
dan juga sangat mudah untuk mencapai konsumennya karena lebih fleksibel. Pelaku
tidak terlalu mahal dan lebih terjangkau, sehingga banyak perusahan yang baru
wanprestasi yang dilakukan perusahaan majalah dengan pengiklan, untuk itu perlu
dilakukan penelitian, yang hasilnya dijabarkan dalam suatu karya ilmiah yang
DENPASAR.
pokok permasalahan. Ruang lingkup dalam penulisan ini masalahnya hanya dibatasi
adalah hasil dari pemikiran dan tulisan yang ditulis sendiri dengan menggunakan 2
(dua) skripsi sebagai referensi dalam pembuatan penelitian. Beberapa penelitian yang
permasalahan hukum yang penulis hadapi dan memberikan gambaran secara jelas
teoritis. Dan dapat memberikan pencerahan bagi para pembaca dan penulis tentang
terhadap perusahaan majalah dan mengetahui tindakan yang akan dilakukan apabila
terjadi kelalaian dalam perjanjian tersebut sehingga dapat memberikan informasi
Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
menggambarkan tentang adanya dua pihak yang saling mengikatkan diri. Pengertian
ini sebenarnya tidak begitu lengkap, tetapi dengan pengertian ini, sudah jelas bahwa
dalam perjanjian itu terdapat satu pihak mengikatkan diri kepada pihak lain.7
melalui doktrin (toeri lama) dan teori baru. Menurut doktrin (teori lama) perjanjian
adalah perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.
dari pengertian tersebut jelas terlihat adanya asas konsensualisme dan timbulnya
akibat hukum yang lahir atau berakhir mengenai hak dan kewajiban antara para pihak
yaitu:
7
Ahmadi Miru dan Sakka Pati, 2012, Hukum Perikatan: Penjelasan Makna Pasal 1233 Sampai 1456
BW, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 63.
d. Perbuatan hukum itu terjadi karena kerjasama antara dua orang atau lebih;
g. Akibat hukum itu untuk kepentingan yang satu atas beban yang lain atau
timbal balik;
undangan.
Sedangkan menurut teori baru yang dikemukakan oleh Van Dunne, yang
“Suatu hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat
Mengenai teori baru yang dikemukakan oleh Van Dunne, bahwa suatu perjanjian
tidak hanya dilihat perjanjiannya saja namun juga harus diperhatikan mengenai
Adanya tiga tahap dalam membuat perjanjian menurut toeri baru, yaitu:
para pihak;
hubungan dalam suatu perajnjian, sehingga menimbulkan hak dan kewajiban yang
fungsi yuridis dan fungsi ekonomis. Fungsi yuridis dalam perjanjian adalah dapat
memberikan kepastian hukum bagi para pihak, dan Fungsi ekonomis alam perjanjian
adalah menggerakkan (hak milik) sumber daya dari nilai penggunaan yang lebih
suatu kesepakatan, pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian yaitu antara orang
dengan orang, Antara orang dengan badan usaha berbadan hukum, Antara orang
dengan badan usaha bukan badan hukum. Sehingga pihak tersebut tidak hanya orang
dengan orang namun juga dapat orang dengan suatu badan usaha berbadan hukum
Dalam ilmu hukum, membuat suatu perjanjian tidak diwajibkan untuk membuat
perjanjian dalam bentuk tertulis, namun juga dapat melalui secara lisan atau tidak
tertulis, terkecuali dalam perjanjain tesebut terdapat hal-hal tertentu yang telah diatur
dalam undang-undang. Hal tersebut didasarkan atas adanya asas “kebebasan” yang
seluas-luasnya untuk membuat perjanjian bagi para pihak yang dilaksanakan dengan
suatu itikad baik yang diatur dalam pasal 1338 Kitab Undang-undang Hukum
8
Salim HS, op.cit, h.168.
Perdata. Mengenai pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa orang leluasa untuk
membuat perjanjin apa saja asal tidak melanggar ketertiban umum atau kesusilaan.
Tidak saja orang leluasa untuk membuat perjanjian apa saja, asal tidak melanggar
ketertiban umum yang diatur dalam bagian Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
Dengan asas kebebasan berkontrak, para pihak dapat menciptakan atau membuat
melahirkan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, selama dalam perjanjian tidak
melanggar atau terlarang. Setiap orang bebas untuk mengadakan suatu perjanjian,
akan tetapi tidak semua perjanjian itu mempunyai kekuatan hukum yang mengikat,
maka haruslah dipenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk itu oleh undang-undang.
sewenang-wenangnya saja karena dalam perjanjian dapat dibuat olah para pihak
dengan melalui syarat – syarat tertentu dalam melakukannya, yang diatur dalam
ketentuan pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum Perdata mengenai syarat sahnya
9
Subekti, 2011, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, h. 127.
Yang dimaksud dengan kesepakatan adalah persesuaian pernyataan kehendak
b. Kecakapan bertindak
adalah apa yang menjadi kewajiban debitor dan apa yang menjadi hak
kreditor. Prestasi ini terdiri dari perbuatan positif dan negatif. Prestasi terdiri
atas: (1) memberikan sesuatu, (2) berbuat sesuatu, dan (3) tidak berbuat
pengertian orzaak (causa yang halal). Di dalam Pasal 1337 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata hanya disebutkan causa yang terlarang. Suatu sebab
dan ketertiban umum. Hoge Raad sejak tahun 1927 mengartikan orzaak
(mengikat) jika syarat – syarat tersebut telah dipenuhi oleh para pihak sesuai dengan
ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, namun apabila salah
satu tidak terpenuhi maka perjanjian tersebut menyebabkan cacat dalam perjanjian,
obyektif). Unsur dalam subyektif tersebut yaitu mengenai kesepakatan mereka yang
dalam syarat obyeknya yaitu mengenai suatu persoalan tertentu atau objek yang
diperjanjikan dan suatu sebab yang tidak terlarang atau suatu causa yang halal
membuatnya, mengandung kewajiban dan hak yang bertimbal balik antara pihak-
pihak dapat terjadi karena peristiwa hukum yang berupa jual beli, sewa-menyewa,
memelihara dalam hubungan para pihak mengenai hak-hak yang dimiliki sebelum
kesepakatan yang dilakukan oleh pihak yang akan terikat oleh Kitab Undang-undang
Hukum Perdata diberikan berbagai asas umum, yang menjadikan asas-asas tersbeut
sebagai suatu pedoman atau patokan, serta sebagai pengarah atau menjadi batasan
dalam membuat aturanya dan membentuk perjanjian yang pada akhirnya menjadi
periktan bagi para pihak yang terkait dalam kesepakatan perjanjian. Asas-asas hukum
yang berbunyi “Pada umumnya tak seorang pun dapat mengikatkan diri atas
nama sendiri atau meminta ditetapkannya suatu janji selain untuk dirinya
sendiri.” Pada dasarnya suatu perjanjian yang dibuat oleh seseorang dalam
Dalam Pasal 1320 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang
belah pihak.” Bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal,
Ketentuan Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yang
berbunyi: “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-
10
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, op.cit, h. 15.
11
Salim HS, op.cit, h. 157.
para pihak untuk: (1) membuat atau tidak membuat perjanjian; (2)
Dalam Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yang
undang.”
persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebaga Undang-undang bagi mereka yang
sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang
itikad baik.
Dalam pasal 1338 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang dimaksud dengan
itikad baik adalah ukuran obyektif untuk menilai pelaksanaaan perjanjian, apakah
Apabila suatu perjanjian tersebut terjadi kelalaian salah satu pihak dan membuat
pihak lain merasa dirugikan disebut suatu perbuatan wanprestasi. Wanprestasi adalah
12
Salim HS, op.cit, h. 158
dalam perjanjian yang dibuat antara kreditor dan debitor.13 Mengenai bentuk-bentuk
melaksanakan tetapi tidak tepat waktu (terlambat) melaksanakan tetapi tidak seperti
yang diperjanjikan, dan debitur melaksanakan yang menurut perjanjian tidak boleh
wanprestasi.
apabila debitor telah di berikan somasi oleh kreditor. Somasi adalah adalah teguran
prestasi sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati antara keduanya14. Maka
debitur perlu diberikan teguran berupa peringatan tertulis, yang dalam isinya
menyatakan bahwa debitur wajib untuk memenuhi prestasi dalam waktu yang
ditentukan, bila prestasi tidak dilaksanakan, maka sudah tentu tidak dapat
diharapakan prestasi. Dalam waktu itu debitur tidak memenuhinya, debitur telah
Peringatan tertulis dapat dilakukan secara resmi maupun secara tidak resmi.
Peringatan tertulis secara resmi dilakukan oleh pihak juru sita menyampaikan surat
peringatan minimal selama tiga kali kepada debitur, apabila tidak diindahkannya,
13
Salim HS, op.cit, h. 180.
14
Salim HS, op.cit, h. 178.
pengadilan negeri. Sedangkan peringatan tidak tertulis tidak resmi misalnya melalui
surat tercatat, telegram atau disampaikan sendiri oleh kreditur kepada debitur dengan
Perjanjian yang telah terjadi wanprestasi yang telah disepakati pihak yang telah
prestasi “tidak ditentukan”, maka perlu untuk memperingatkan pihak yang melakukan
ditentukan mengenai masa tenggang waktunya, menurut pasal 1238 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata pihak yang telah melakukan wanprestasi dianggap lalai
dengan lewatnya waktu yang telah ditetapkan dalam perikatan. Akibat yang timbul
menuntut prestasi. Di samping itu, kreditor berhak untuk menuntut ganti rugi
waktunya
b. Debitor harus membayar ganti rugi kepada kreditor (Pasal 1243 Kitab
debitor wanprestasi, kecuali bila ada kesengajaan atau kesalahan besar dari
pihak kreditor. Oleh karena itu, debitor tidak dibenarkan untuk berpegang
d. Jika perikatan lahir dari perjanjian timbal balik, kreditor dapat membebaskan
kerugian yang harus dibayar oleh debitur sebagai akibat dari kelalaiaanya. Kerugian
1. Kerugian yang dapat diduga ketika membuat perikatan. Dapat diduga tidak hanya
jumlah kerugian. Jika jumlah kerugian melampaui batas dengan itu tidak boleh
dibebankan pada debitur, dugaan juga debitur ternyata telah melakukan tipu daya
2. Kerugian sebagai akibat langsung dari wanprestasi (kelalaian debitur, seperti yang
3. Bunga dalam hal terlambat membayar sejumlah utang (Pasal 1250 ayat 1 Kitab
forum prosedur peradilan (Litigastion) atau diluar pengadilan (Non Litigasi) agar
permasalahan atau sengketa tersebut dapat diselesaikan antara kedua belah pihak.
a. Pengadilan Umum
b. Pengadilan Niaga
15
Abdul R. Saliman, 2011, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan : Teori dan Contoh Kasus,Kencana,
Jakarta, h. 282
16
Abdul R. Saliman, op.cit, h. 284.
Sedangkan Penyelesaian sengketa secara nonlitigasi adalah penyelesaian sengketa
di luar pengadilan yang didasarkan kepada hukum, dan penyelesaian tersebut dapat
diselesaikan secara demikian akan dapat selesai tuntas tanpa meninggalkan sisa
dalam Pasal 1 angka 10 Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
perbedaan pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian
penilaian ahli.
sengketa yang dapat dilakukan denagn ikatan hukum tanpa melalui pengadilan adalah
cara, yaitu:
17
I Wayan Wiryawan dan I Ketut Artadi, 2010, Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan, Udayana
University Perss,Bali, h. 4
1. Negosiasi (Negotiation)
Tahun 1999).
2. Mediasi
hanya berfungsi sebagai yang memberikan jalan tengah, keputusan akhir dan
3. Konsiliasi
18
Frans Hendra Winarta, 2013, Hukum Penyelesaian Sengketa Arbitrase Nasional Indonesia dan
Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, h. 16.
melibatkan pihak ketiga (konsiliator). Dalam menyelesaikan perselisihan,
pembicaraan, membawa pesan dari satu pihak kepada pihak lain jika pesan
tersebut tidak mungkin disampaikan langsung atau tidak mau bertemu muka
4. Arbitrase
melalui arbitrase merupakan suatu proses yang mudah dan sederhana yang
dipilih oleh para pihak secara sukarela yang ingin agar perkaranya diputus
dalam perkara. Para pihak setuju sejak semula untuk menerima putusan
langsung final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para
19
Abdul R. Saliman, op.cit,h. 282.
pihak yang dikalahkan tidak memenuhi putusan secara sukarela, pihak yang
5. Penilaian Ahli
independen dan tidak memihak atas fakta atau isu yang diperselisihkan, oleh
seorang ahli yang ditunjuk oleh para pihak yang bersengketa, di mana
pendapat para ahli bersifat final dan mengikat sesuai persetujuan para pihak.
pihak dalam suatu perjanjian berhak untuk memohon pendapat yang mengikat
dari lembaga arbitrase atas hubungan hukum terntentu dari suatu perjanjian.
Sebagai suatu karya ilmiah dan untuk mendapatkan hasil yang ilmiah
sehingga dapat dipertahankan secara ilmiah pula, maka dalam penulisan skripsi ini,
data sekunder dengan data primer. Ilmu-ilmu empiris mengandalkan observasi dan
20
Ahmadi Miru, 2014, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,
h.15.
ekspresimen dalam membuktikan kebenaran. Observasi dan eksperimen merupakan
cara untuk membuktikan hipotesis. Bukti yang didapatkan melalui observasi dan
eksperimen itulah yang disebut empiris, yaitu bukti yang dapat diindra. 21 Penelitian
yuridis empiris yang artinya: pendekatan dengan aspek hukum dari hasil penelitian
yaitu penelitian secara umum dan termasuk penelitian ilmu hukum agar mendapatkan
gambaran secara tepat dan jelas suatu sifat, keadaan maupun gejala baik secara
21
Peter Mahmud Marzuki, 2014, Penelitian Hukum Revisi, Kencana, Jakarta, h.23.
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini berasal dari penelitian
kepustakaan dan lapangan, dengan data umunnya yaitu primer yang berasal dari
penelitian lapangan, sedangkan hasil dari data kepustakaan adalah sebagai data
sekunder. Adapun sumber data tersebut dapat diperoleh melalui dua sumber data
yaitu:
Data primer adalah data yang didapat langsung dari masyarakat sebagai
Data sekunder terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier,
seterusnya.
penelitian skripsi ini adalah dengan study dokumen, yaitu data-data dalam penelitian
ini dapat dikumpulkan mengenai keputusan yang dilakukan dengan melalui cara
membaca dan memahami, selanjutnya dengan penjelasan dan teori-teori dari bahan
referensi yang revelan dengan materi karya tulis ini. Setelah itu dengan teknik
kepada infroman yang dipandang mengerti agar memproleh jawaban atau infromasi
yang dibutuhkan dalam karya tulis ini, hal ini berjutuan untuk mengetahui
majalah dengan pengiklan. Untuk data sekunder, dilakukan teknik pengumpulan data
dengan cara membuat catatan dalam kertas-kertas lepas sesuai dengan hasil data dari
Setelah data terkumpul, baik data lapangan (data primer) maupun data
sekunder, dipilih, dianalisi, secara kualitatif yaitu dengan mengambil data yang
masalah yang telah disebutkan yang selanjutnya akan diolah dan dianalisis dengan
cara menyusun data secara sistematis, dihubungkan antara satu dengan data yang lain.
Setelah dilakukan analisis secara kualitatif, kemudian data akan disajikan secara
deskriptif kualitatif.