Anda di halaman 1dari 9

NAMA : RENI RUSLINDA A

NIM : 117032

PRODI : D3 TINGKAT 2

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan TB Paru

1. Pengkajian
Data subyektif
 Kelelahan umum dan kelemahan, nafas pendek, kesulitan tidur atau demam
pada malam hari.
 Demam hilang timbul.
 Perasaan tak berdaya
 Hilang nafsu makan, mual, muntah, penurunan BB.

Data obyektif

 Demam biasanya subfebril, sampai 40-41oC.


 Takikardi, takipnea/ dispnea.
 Turgor kulit buruk, kering, bersisik, hilang lemak subkutis.
 Pengembangan pernafasan tidak simetris, bunyi nafas menurun.
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada klien TB paru dapat berupa:
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sputum yang kental
b. Gangguan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan nafsu makan.
c. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit TB paru berhubungan dengan
kurangnya informasi.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan perubahan status
nutrisi.
3. Perencanaan
Untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang ada, maka rencana keperawatan yang
dapat diberikan meliputi:
Diagnosa 1:
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sputum yang kental.
Tujuan : bersihan jalan nafas efektif.
Kriteria hasil:
 Sekret (-)
 Bunyi nafas vesikuler.
 Reflek batuk (+)
 Tanda-tanda vital normal.

Intervensi:

 Kaji fungsi pernafasan: bunyi nafas, kecepatan irama, kedalaman dan


penggunaan otot bantu.
 Atur posisi kepala lebih tinggi.
 Ajarkan klien latihan nafas dalam dan batuk efektif.
 Berikan cairan minimal 2500ml/hr.

Diagnosa 2:

Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dengan


penurunan nafsu makan.

Tujuan: nutrisi adekuat.

Kriteria hasil:

 Nafsu makan meningkat.


 Makan habis satu porsi setiap makan.
 Turgor kulit elastis dan kenyal.
 Berat badan klien dalam batas normal.

Intervensi:

 Kaji keluhan klien terhadap mual, muntah dan anoreksia.


 Anjurkan klien untuk makan sedikit tetapi sering.
 Berikan diit MTKTP.
 Sajikan makanan dalam keadaan hangat.
Diagnosa 3:

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit TB paru berhubungan dengan kurangnya


informasi.

Tujuan: klien dapat memahami penyakitnya dan program pengobatannya.

Kriteria hasil:

 Klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan


 Klien mengerti tentang penjelasan yang diberikan
 Klien tidak bertanya-tanya lagi akan penyakitnya.

Intervensi:

 Kaji tingkat pemahaman klien tentang penyakit dan program pengobatannya.


 Berikan penjelasan tentang penyakit dan program pengobatan meliputi:
 Pengertian TB paru.
 Penyebab.
 Tanda dan gejala TB paru.
 Proses penularan
 Program pengobatan/perawatan.
 Minta klien secara verbal untuk menjelaskan kembali tentang penyakit dan
program pengobatan dengan bahasa yang sederhana.
 Berikan reinforcoment positif pada setiap penjelasan klien.

Diagnosa 4:

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan keletihan dan perubahan status nutrisi.

Tujuan: klien dapat melakukan aktivitas secara bertahap.

Kriteria hasil:

 Klien melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan.


 Keletihan.
 Tonus otot baik.

Intervensi:

 Kaji aktivitas yang dapat dilakukan oleh klien.


 Bantu klien melakukan aktivitas secara bertahap.
 Dekatkan barang-barang yang dibutuhkan klien.
 Latih klien untuk melakukan pergerakan pasif dan aktif.
4. Evaluasi:
Evaluasi keperawatan di dasarkan pada hasil yang di harapkan. Pertanyaan yang dapat
diajukan meliputi hal-hal berikut:
1) Apakah kultur sputum(-) ?
2) Dapatkah klien menyebutkan nama, dosis dan efek samping OAT yang
diberikan?
3) Apakah klien menutup hidung dan mulut bila bersin/ tertawa?
4) Dapatkah klien menyebutkan gejala dan tanda-tanda yang menunjukkan
perlunya suatu perawatan medis segera?
5) Dapatkah klien mengatakan tanggal pemeriksaan sputum dan rontgen foto
berikutnya?
6) Dapatkah klien mengatakan tanggal perjanjian pemeriksaan medis berikutnya?
7) Apakah bersihan jalan nafas efektif?
8) Dapatkah intoleransi aktivitas teratasi?
9) Apakah nutrisi dalam tubuh adekuat?
10) Apakah klien dapat mengerti tentang penyakit TB Paru?
11) Apakah risiko kekambuhan dapat teratasi?
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Bronkitis

1. Pengkajian
Data subyektif
Berikut ini merupakan daftar pertanyaan yang dapat digunakan perawat sebagai
pedoman untuk memperoleh informasi, yaitu sebagai berikut:
 Telah berapa lama klien mengalami kesulitan bernafas
 Apakah klien merokok
 Kapan batuk produktif pertama kali diperhatikan
 Tindakan apa yang dilakukan dirumah untuk memperbaiki pernafasan
 Pengobatan yang dilakukan dan efektifitasnya dalam menghilangkan gejala

Data obyektif

 Perubahan kedalaman/kecepatan pernafasan


 Penggunaan otot-otot bantu pernafasan
 Bunyi nafas, seperti: weezing, ronki, krekels
 Batuk dengan produksi sputum yang banyak
 Ketidakmampuan membuat sekret
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemui pada klien bronkitis adalah:
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum dan bronkospasme
b. Gangguan pertukaran gas dengan perubahan suplai oksigen
c. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea
dan anoreksia
d. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit bronkitis dan perawatannya
berhubungan dengan kurangnya informasi
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen
3. Perencanaan dan Implementasi
Untuk mengatasi diagnosa keperawatan yang ada, maka rencana keperawatan yang
dapat dilaksanakan meliputi:
Diagnosa 1
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum
dan bronkospasme
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif
Kriteria hasil:
 Sputum (-)
 Bunyi nafas vesikuler
 Batuk berkurang/hilang
 Sesak nafas berkurang atau hilang
 Klien tidak merokok
 Tanda-tanda vital normal

Intervensi

 Kaji fungsi pernafasan: bunyi nafas, kecepatan irama, kedalaman dan


penggunaan otot bantu pernafasan
 Kaji posisi yang nyaman untuk klien, misalnya posisi kepala lebih tinggi
 Ajar dan anjurkan klien latiham nafas dalam dan batuk efektif
 Pertahankan hidrasi adekuat, asupan cairan 40-50 cc/ kg BB/24 jam
 Lakukan fisioterapi dada jika tidak ada kontra indikasi

Diagnosa 2

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan suplai oksigen

Tujuan: Gangguan pertukaran gas teratasi

Kriteria Hasil:

 Nilai analisa gas darah dalam batas normal


 Kesadaran komposmentis
 Klien tidak bingung
 Sputum (-)
 Klien melakukan pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir
 Sianosis (-)
 Fremitus hilang
 Tanda vital dalam batas normal

Intervensi

 Pertahankan posisi tidur fowler


 Ajarkan klien pernafasan diafragmatikdan pernafasan bibir
 Kaji pernafasan, kecepatan dan kedalaman serta pemggunaan otot bantu
pernafasan
 Kaji secara rutin warna kulit dan membran mukosa
 Dorong klien untuk mengeluarkan sputum, penghisapan lendir jika
diindikasikan

Diagnosa 3

Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu
makan

Tujuan: nutrisi adekuat

Kriteria hasil:

 Nafsu makan meningkat


 Makanan habis satu porsi setiap makan
 Turgor kulit elastis dan kenyal
 Berat badan klien dalam batas normal

Intervensi

 Kaji keluhan klien terhadap mual, muntah dan anoreksia


 Lakukan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan serta ciptakan
lingkungan yang bersih dan nyaman
 Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
 Berikan diet NTKTP
 Sajikan makanan dalam keadaan hangat

Diagnosa 4

Kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan perawatan bronkitis berhubungan


dengan kurangnyainformasi kesehatan.

Tujuan: klien dapat memahami penyakitnya dan program perawatannya

Kriteria hasil:

 Klien mengerti tentang penyakitnya dan perawatannya


 Klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
 Klien dapat bertanya-tanya tentang penyakitnya
Intervensi

 Kaji tingkat pemahaman klien tentang pemyakitnya dan program


pengobatannya
 Berikan penjelasan tentang penyakit dan program pengobatan meliputi:
 Pengertian emfisema
 Penyebab
 Tanda dan gejala
 Komplikasi
 Proses penyakit klien
 Progran pengobatan/perawatan
 Minta klien secara verbal untuk menjelaskan kembali tentang penyakit dan
program perawatan dengan bahasa yang sederhana
 Berikan reinforcement positif pada setiap penjelasan klien
4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan didasarkan pada hasil yang dicapai. Pertanyaan yang dapat
diajukan meliputi hal-hal berikut ini:
1) Apakah jalan nafas efektif?
2) Apakah klien dapat bernafas dengan baik?
3) Apakah nilai kadar gas darah normal?
4) Dapatkah klien melakukan latihan pernafasam serta latihan relaksasi sendiri?
5) Apakah kesadaran klien komposmentis?
6) Apakah kecemasan klien berkurang/ hilang?
7) Dapatkah klien menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan penanganan
segera oleh petugas kesehatan?
8) Dapatkah klien menyebutkan dosis, cara kerja dan efek samping obat yang
diberikan?
9) Dapatkah klien memyatakan rencana untuk tindakan selanjutnya?
DAFTAR PUSTAKA

Manurung.santa.dkk.2009. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pernafasan.


Jakarta:CV.Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai