Anda di halaman 1dari 7

Jiwa Kepemimpinan Dalam

Kewirausahaan

Untuk memasuki dunia usaha (business), seseorang harus memiliki jiwa


wirausaha. Dahulu, kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan
melalui pengalaman langsung di lapangan atau merupakan bakat sejak
lahir, sehingga kewirausahaan dianggap tidak dapat diajarkan.
Sekarang, kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari
dan diajarkan.

Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan


bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi entrepreneur adalah
orang-orang yang mengenal potensi dan mau belajar mengembangkan
potensi untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam
mewujiidkan cita-citanya. Oleh karena. itu, untuk menjadi wirausaha
yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi harus memiliki
pengetahuan dan menerapkannya di segala aspek usaha yang akan
ditekuni.

Lantas, bagaimana cara menerapkan jiwa wirausaha ini? Caranya tentu


dengan memulai sebuah usaha untuk ditekuni.

Langkah-langkah memulai usaha dapat kamu simak berikut ini.

Mencari Sumber Ide Bisnis (Usaha)

Seseorang sering bingung untuk memulai sebuah usaha yang hendak


ditekuninya. Padahal banyak cara bisa dilakukan untuk memulai sebuah
usaha entah sebagai usaha sampingan atau pokok. Ada beberapa
sumber ide untuk memulai usaha sendiri seperti berikut.
 Dari Pekerjaan dan Keterampilan

Pekerjaan yang ditekuni dan keterampilan yang sudah dimiliki


merupakan sumber daya untuk menghasilkan ide-ide bisnis yang tepat.
Pekerjaan yang sudah lama ditekuni dan keterampilän yang sudah lama
dikembangkan akan membentuk naluri atau insting bisnis. Banyak orang
yang memulai usaha sendiri dan pekerjaan yang sebelumnya pernah
mereka tekuni.
 Dari Minat dan Hobi

Miilat dan hobi cukup efektif untuk membangun keyakinan dan motivasi
kuat untuk mandiri. Orang tidak merasa terbebani bila melakukan
kegiatan yang ia sukai, terutama yang berkaitan dengan ininat dan hobi.
Banyak mantan atlet olahraga yang sukses menjadi pelatih, membuka
toko olahraga, dan sebagainya.
 Dari Pengalaman

Pengalaman din sendiri atau orang lain bisa menjadi guru yang baik dan
sumber ide bisnis. Pengalamari buruk sering sulit dilupakan, lalu kita
akan berupaya mencari cara baru untuk mengatasinya. Cara ini akan
membuka peluang munculnya ide yang menarik.
 Dari Pengamatan

Mengamati sesuatu yang terjadi di sekitar kita bisa menjadi peluang


bisnis. Pengamatan ini diperlukan bagi mereka yang ingin mandiri.
Identifikasi kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi sehingga bisa
menimbulkan peluang bisnis yang bisa terus dikembangkan.
 Media Massa

Media massa merupakan sumber inspirasi bisnis yang penting. Inisalnya


untuk mengetahui perubahan gaya hidup masyarakat (tren) dan
perubahan kebutuhan masyarakat. Informasi dapat diperoleh dari:
1. Surat kabar.
2. Laporan periodik tentang perubahan ekonomi.
3. Jurnal perdagangan dan pameran dagang.
4. Publikasi pemenintah.
5. Informasi lisensi produk yang disediakan oleh berbagai lembaga.

Menentukan dan Menganalisis Produk

Setelah menemukan ide atau peluang usaha, selanjutnya kita membuat


analisis mengenai produk yang akan dihasilkan. Ada dua alternatif,
yaitu:
1. Menghasilkan produk yang sama sekali baru (belum pernah ada
sebelumnya).
2. Menghasilkan produk yang sama dengan yang sudah ada tetapi
dengan kualitas yang berbeda, penampilan (model) yang berbeda,
atau dengan karakteristik (corak) baru yang disesuaikan dengan
selera konsumen.

Dalam proses ini, seorang wirausaha dituntut usaha inovatif dan kreatif.
Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan melalui proses berpikir
kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah dan produk yang
dihasilkan. Nilai tambah yang berharga merupakan sumber peluang bagi
wirausaha.

Untuk memperoleh gambaran sejauh mana peluang usaha bagi produk


yang akan dihasilkan, ada beberapa hal yang perlu dianalisis, yaitu:
1. Bagaimana tingkat keuntungan yang akan diperoleh?
2. Bagaimana penyediaan bahan atau komponen yang dibutuhkan?
3. Bagaimana teknik pembuatannya?
4. Bagaimana peluang pasar atau kecenderungan perinintaan
konsumen?
5. Kelebihan apa yang dimiliki produk kita dibanding produk lain, dan
sebagainya.

Dalam menganalisis produk ini, kita sebagai wirausahawan harus benar-


benar objektif. Setelah kita yakin akan peluangnya, selanjutnya perlu
dibuat perencanaan usaha.

Membuat Perencanaan Usaha

Keberhasilan suatu usaha sering ditentukan oleh faktor perencanaan.


Perencanaan yang baik untuk suatu usaha akan memperlancar usaha
tersebut. Pengertian perencanaan yang baik adalah jika perencanaan
yang dibuat benar-benar tepat (alasan, tujuan, kegunaan, sasaran,
metode, dan relevan), efektif (dapat dilaksanakan), dan efisien (waktu,
tenaga, dan biaya).

Langkah-langkah dalam menyusun perencanaan usaha adalah:


 Menentukan Bentuk Perusahaan

Ada beberapa bentuk kepemilikan usaha, yaitu:


1. Perusahaan perorangan, yaitu suatu perusahaan yang dimiliki dan
diselenggarakan oleh satu orang.
2. Persekutuan (patnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh
dua orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama suatu
perusahaan.
3. Perseroan (corporation), yaltu suatu perusahaan yang anggotanya
terdiri atas para pemegang saham.
4. Firma, yaitu persekutuan yang menjalankan perusahaan di bawah
nama bersama.

 Menentukan Tempat Usaha yang Akan Dipilih

Dalam menentukan tempat usaha, harus dipertimbangkan beberapa hal


yaltu:
1. Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen
atau pelanggan?
2. Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
3. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya
seperti alat pengangkut dan jalan raya?

 Mengurus Masalah Perizinan

Segala jenis usaha hendaknya dilaksanakan sesuai dengan peraturan


pemerintah yang berlaku. Jika usaha yang direncanakan berupa industri
pengolahan maka perlu meininta persetujuan dan masyarakat sekitar.
Usaha yang akan dijalankan baru dapat dimulai setelah persyaratan
adininistrasi telah terpenuhi.
 Membuat Rencana Keuangan (Pendanaan)

Dari sekian banyak perencanaan usaha, salah satu yang terpenting


adalah masalah dana. Pertanyaan pertama biasanya muncul tentang
berapa dana yang dibutuhkan dan apakah dana dapat disediakan
sendiri. Selanjutnya, perlu dipertimbangkan apakah perlu atau tidak
meminjam dan pihak lain. Dewasa ini penggunaan kredit bank Sebagai
sumber dana atau modal sudah meluas. Selain itu, kita juga dapat
memanfaatkan herbagai program pendanaan oleh pemerintah.

Dana yang diperoleh harus diatur sedemikian rupa agar efisien.


Wirausahawan harus mampu memperkirakan aliran uang tunai, paling
tidak pada awal-awal usaha. Jangan sampai membuat anggaran
pengeluaran yang lebih besar daripada pemasukan.
 Menentukan Organisasi Uaha yang Akan Digunakan
Bentuk organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha
yang akan ditekuni. Semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks
organisasinya. Pada lingkup usaha kecil, organisasi usaha umumnya
dikelola sendiri. Di sini, pengusaha berperan sebagai small bussines
owner manager yaitu pemilik sekaligus pengelola. Jika skala usaha
semakin besar maka pengelolaannya tidak bisa dikerjakan sendiri.
Organisasi bisnis pun semakin terspesialisasi.

Menjalankan Usaha
Setelah proses perencanaan dan persiapan maka proses selanjutnya
adalah pelaksanaan usaha. Dalam pelaksanaan ini, ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan oleh wirausaha, yaitu:

 Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitannya langsung


dengan operasional usaha, seperti:

 Pemasok (Supplier)

Agar perusahaan dapat memuaskan pembeli maka perusahaan tersebut


harus memproduksi barang dan jasa yang bermutu tinggi. Hal ini bisa
dicapai apabila bahan baku dan pemasok berkualitas dan tepat waktu.

 Pembeli atau Pelanggan

Pembeli atau pelanggan merupakan lingkungan yang sangat


berpengaruh karena dapat membeli informasi bagi perusahaan.
Konsumen yang kecewa karena mutu, harga, atau waktu yang tidak
memuaskan akan berpindah pada perusahaan lain.

 Karyawan

Karyawan adalah orang pertama yang terlibat dalam perusahaan.


Karyawan akan bekerja dengan baik apabila memperoleh manfaat dan
perusahaan. Semangat kerja yang tinggi, produktivitas yang balk dan
tinggi akan terbentuk apabila mereka mendapat gaji yang cukup, masa
depan yang terjainin, dan jenjang karier teratur.

 Distributor

Distributor bermanfaat dalam memperlancar penjualan. Distributor yang


kurang mendapat manfaat dan perusahaan akan menghambat
penginiman barang, sehingga barang akan terlambat sampai di tangan
konsumen.
 Lingkungan Makro

Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat


memengaruhi kelangsungan perusahaan secara keseluruhan.
Lingkungan makro terdiri atas:

 Lingkungan Ekonomi

Kekuatan ekonomi lokal, regional, nasional, dan global akan


berpengaruh bagi kelangsungan usaha. Indikator ekonomi seperti inflasi,
pertumbuhan ekonomi, dan fluktuasi nilai tukar mata uang akan
berpengaruh terhadap perusahaan.

 Lingkungan Teknologi

Perubahan teknologi berkembang sangat cepat dan harus diantisipasi


oleh perusahaan. Teknologi baru memungkinkan perusahaan
menciptakan produk-produk baru dan produk modifikasi lainnya.

 Lingkungan Sosiopolitik

Perubahan kekuatan politik berpengaruh terhadap pemerintahan dan


secara tidak langsiing berdampak pada perubahan ekonomi. Inisalnya
adanya kekacauan politik dan kerusuhan akan memperburuk iklim
usaha.

 Lingkimgcin Demo grafi

Produk barang dan jasa yang dihasilkan sering dipengaruhi oleh


perubahan demografi dan gaya hidup. Agar barang dan jasa yang
dihasilkan bisa diterima maka harus menyesuaikan dengan
kecenderungan yang terjadi di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai