Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk)

tertahan dan dibawah oleh matriks cairan (plasma).Darah lebih berat

dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini memiliki rasa dan bau yang

khas, serta pH 7,4.(7,35–7,45). Warna darah berfariasi dari merah terang

sampai merah tua kebiruan bergantung pada kadar oksigen yang dibawah

oleh sel darah merah.Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa

berukuran rata-rata dan kurang sedikit pada perempuan dewasa.

(Sloane,2010).

Trigliserida (triasilgliserol) merupakan ester trihidrat alkohol gliserol

dengan asam lemak dan merupakan bentuk simpanan utama asam lemak.

Mono- dan diasilgliserol, tempat satu atau dua asam lemak teresteriifikasi

dengan gliserol, juga ditemukan di jaringan. Simpanan trigliseridadi jaringan

adiposa terus menerus mengalami lipolisis (hidrolisi) dan re-esterifikasi.

Sintesis trigliserida terjadi di hati dan sejumlah kecil di jaringan adiposa.

Tahap biosintesis trigliserida berawal dari molekul asil-KoA yang dibentuk

dari pengaktifan asam lemak oleh asil-KoA sintase, berikatan dengan gliserol

3-fosfat untuk membentuk fosfatidat (1,2-diasilgliserol fosfat), yaitu,

prekusor dalam biosintesis triasilgliserol. Fosfatidat ini akan diubah oleh

fosfatidat fosfohidrolase dan diasilgliserol asiltransferase (DGAT) menjadi

1,2-diasilgliserol dan kemudian menjaditriasilgliserol (Wibawa, 2014).

3
Kolesterol di bagi menjadi dua yaitu HDL dan LDL dimana HDL

merupakan koleterol yang baik dikarenakan dapat membersihkan pembuluh

darah dari kolesterol yang berlebihan, sedangkan LDL merupakan kolesterol

yang jahat karena bila jumlah berlebih dalamdarajh maka akan menyebabkan

pengendapan pada dinding pembuluh darah sehingga akan membeku dan

akan menyumbat pembuluh darah (Wibawa, 2014).

Oleh karena itu pentingnya untuk mengontrol kadar lemak dalam darah

agar resiko mendapatkan penyakit hiperlipimedia dapat dicegah. Dari uraian

diatas maka dengan ini dilakukannya praktikum untuk mengetahui kadar

lemak dalam darah seseorang khususnya pemeriksaan trigliderida.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaiman metode yang digunakan dalam pemeriksaan trigliserida dalam

darah dan berapa kadar trigliserida dalam darah seseorang?

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui metode yang

digunakan dalam pemeriksaan trigliserida dan mengetahui kadar dari

trigliserida dalam darah.

1.4 Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini yaitu memberikan informasi tentang metode

yang digunakan dalam pemeriksaan trigliserida dan mengetahui kadar

trigliserida dalam darah seseorang.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lipid

Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen yang terdiri dari lemak,

minyak, steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih

karena sifat fisiknya dari pada sifat kimianya. Lipid secara relatif tidak larut

dalam air dan dapat larut dalam pelarut nonpolar (eter dan kloroform). Lipid

dibagi menjadi lipid sederhana (lemak dan wax), lipid kompleks (Fosfolipid,

glikolipid, dan lipid kompleks lain), dan prekusor serta turunan lipid (asam

lemak, gliserol, steroid, alkohol lain, aldehida, lemak, badan keton,

hidrokarbon, vitamin larut lemak, dan hormon (Kurniati, 2015).

Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis di hati

dan jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk

digunakan dan disimpan. Karena lipid tidak larut dalam air, maka untuk

mengangkut lipid dalam plasma darah diperlukan penggabungan lipid

nonpolar (trigliserida dan ester kolesterol) dengan lipid amfipatik (fosfolipid

dan kolesterol) serta protein untuk menghasilkan lipoprotein yang dapat

bercampur dengan air (Kurniati, 2015).

Lipid diangkut di dalam plasma sebagai lipoprotein. Lipid plasma terdiri

dari trigliserida (16%), fosfolipid (30%), kolesterol (14%), dan ester

kolesterol (36%), serta sedikit asam lemak rantai panjang tak terseterifikasi

(asam lemak bebas, FFA) (4%) merupakan lemak plasma yang paling aktif

secara metabolik (Kurniati, 2015).

3
2.2 Lipoprotein

Lipoprotein merupakan kompleks antara lipid dengan protein.

Lipoprotein mengangkut lipid dari usus sebagai kilomikron dan dari hati

sebagai lipoprotein berdensitas sangat rendah atau VLDL (Very Low Density

Lipoprotein) ke sebagian jaringan untuk dioksidasi dan ke jaringan adiposa

untuk disimpan. Kelainan metabolisme lipoprotein dapat menyebabkan hipo/

hiperlipoproteinemia. Lipoprotein terdiri dari inti nonpolar (trigliserida dan

ester kolesterol) serta dikelilingi oleh satu lapisan permukaan molekul

kolesterol dan fosfolipid amfipatik (Nuraini, 2013)

Menurut Nureva (2017), lemak dalam darah terdiri terdiri dari beberapa

jenis, yaitu kolesterol, trigliserida, fospolopid dan asam lemak bebas, lalu dari

tiga jenis yang pertama disebut lipoprotein dan loporotein merupakan

kompleks makromolekul yang membawa lemak plasma hodrofobik yaitu

kolesterol dan trigliserida dalam darah. Lipoprotein terdapat empat kelompok

utama lipoprotein plasma yang telah diketahui dan penting secara fisiologis

dan penting dalam diagnosa klinis, meliputi: kilomikron, VLDL (Very Low

Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein), dan HDL (High

Density Lipoprotein) (Nuraini, 2013)

2.2.1 Kilomikron

Kilomikron ditemukan dalam kilus yang hanya dibentuk oleh

sistem limfa yang mengaliri usus. Kilomikron bertanggung jawab

mengangkut semua lipid dari makanan ke dalam sirkulasi. Pembersihan

kilomikron dari darah berlangsung cepat, dengan waktu paruh kurang

dari satu jam pada manusia. Asam-asam lemak dari triasilgliserol

14
klilomikron terutama disalurkan 80% ke jaringan adiposa, jantung, dan

otot dan 20% ke hati. Pada individu normal, kilomikron terdapat di

dalam plasma setelah 3-6 jam mengkonsumsi daging berlemak, namun

setelah 10-12 jam kilomikron tidak terdapat lagi di dalam plasma.

2.2.2 Lipoprotein Densitas Sangat Rendah (VLDL)

VLDL (Very Low Density Lipoprotein) atau pra-β- lipoprotein

yang berasal dari hati untuk ekspor trigliserida ke jaringan

ekstrahepatik. Reseptor VLDL berperan penting dalam penyaluran

asam lemak dari trigliserida VLDL ke adiposit dengan mengikat VLDL

dan membawanya berkontak dengan lipoprotein kadar asam lemak

bebas dalam darah, konsumsi etanol, dan adanya insulin yang tinggi dan

kadar glukagon yang rendah sehingga meningkatkan sintesis dan

esterifikasi asam lemak serta manghambat oksidasinya.

VLDL Memiliki diameter 400-1000 A dan cukup besar untuk

menimbulkan kekeruhan plasma, tetapi tidak seperti kilomikron,

pertikel VLDL tidak mengapung spontan ke permukaan tubular plasma

yang didiamkan tanpa digqanggu selama 12 jam. Kilomikron dan

VLDL dimetabolisme melalui hidrolisis triasilgliserolnya, dan sisa

lipoprotein tetap berada di dalam sirkulasi. Sisa lipoprotein ini diserap

oleh hati, tetapi sebagian sisa (IDL) yang berasal dari VLDL

membentuk LDL yang diserap oleh hati jaringan lain melalui reseptor

LDL.

Faktor-faktor yang meningkatkan sintesis trigliserida dan VLDL

oleh hati meliputi, keadaan kenyang, menkonsumsi induksi

14
karbohidrat terutama sukrosa dan fruktosa yang meningkatkan

lipogenesis dan esterifikasi asam lemak, tingginya kadar asam lemak

bebas dalam darah, konsumsi etanol, dan adanya insulin yang tinggi dan

kadar glukagon yang rendah sehingga meningkatkan sintesis dan

esterifikasi asam lemak serta manghambat oksidasinya.

2.2.3 Lipoprotein Densitas Rendah (LDL)

LDL (Low Density Lipoprotein) atau β-lipoprotein merupakan

lipoprotein berdensitas rendah yang menggambarkan suatu tahap akhir

metabolisme VLDL. LDL bertugas menyalurkan kolesterol ke jaringan.

Setelah dimetabolisme menjadi IDL, VLDL kemudian dapat diserap

oleh hati secara langsung melalui reseptor LDL (apo B-100 E) atau

dapat diubah menjadi LDL. Hanya terdapat satu molekul apo B-100 di

masing-masing partikel lipoprotein dan dipertahankan selama

transformasi sehingga setiap partikel LDL berasal dari satu partikel

VLDL prekusor. Pada manusia, cukup banyak IDL membentuk LDL

dan merupakan penyebab meningkatnya kadar LDL pada manusia

dibanding hewan mamlalia. (Nuraini, 2013)

LDL memiliki waktu paruh 1,5-2 hari, hal ini menyebabkan

konsentrasi LDL dalam plasma lebih tinggi dibanding VLDL dan IDL.

Penanganan hiperkolesterolemia yang paling efektif melalui diet dan

farmakologi bekerja dengan meningkatkan ekspresi reseptor LDL di

hati (Nuraini, 2013)

14
2.2.4 Lipoprotein Densitas Tinggi (HDL)

HDL (High density Lipoprotein) atau α-lipoprotein disintesis di

hati dan diekskresikan ke dalam usus. HDL berperan dalam transpor

kolesterol bebas keluar jaringan yang dikenal sebagi transport kolesterol

balik (reverse cholesterol transport) dan pada metabolisme VLDL dan

kilomikron. HDL yang disintesis miskin akan kolesterol dan

mengandung Apo A, C, dan E, disebut HDL nascent yang menerima

kolesterol bebas. Fungsi utama HDL adalah bertindak sebagai tempat

penyimpanan untuk apo C dan E yang dibutuhkan dalam metabolisme

kilomikron dan VLDL. Lipoprotein ini disintesis dalam hati dan usus,

namun sintesis di usus terjadi lewat rute tak langsung. Kadar HDL

bervariasi secara timbal balik dengan kadar Trigliserida plasma dan

secara langsung dengan aktivitas lipoprotein lipase yang mungkin

disebabkan oleh konstituen permukaan surplus, misanya fosfolipid dan

apo A-1 ynag dibebaskan sewaktu hidrolisis kilomikron dan VLDL

serta ikut membentuk praβ-HDL dan HDL discoid (Nuraini, 2013)

2.3 Pembentukan Lipid

Lipid diabsorbsi setiap hari dari saluran pencernaan, yang disebut

kolesterol eksogen, suatu jumlah yang bahkan lebih besar dibentuk dalam sel

tubuh disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol endogen

yang beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua sel

tubuh lain setidaknya membentuk sedikit kolesterol, yang sesuai dengan

kenyataan bahwa banyak struktur membran dari seluruh sel sebagian disusun

dari zat yang berstruktur dasar inti sterol (Islamiyah, 2012).

14
Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hati

dan jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk

digunakan dan disimpan. Lipid plasma terdiri dari triasilgliserol (16%),

fosfolipid (30%), kolesterol (14%), ester kolesterol (36%) dan asam lemak

bebas (4%). Lipid diangkut didalam plasma sebagai lipoprotein Empat

kelompok utama lipoprotein penting yaitu : kilomikron, VLDL (Very Low

Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High

Density Lipoprotein). Kilomikron mengangkut lipid yang dihasilkan dari

pencernaan dan penyerapan; VLDL mengangkut triasilgliserol dari hati; LDL

menyalurkan kolesterol ke jaringan, dan HDL membawa kolesterol ke

jaringan dan mengembalikannya ke hati untuk diekskresikan dalam proses

yang dikenal sebagai transpor kolesterol terbalik (reverse cholesterol

transport) (Islamiyah, 2012).

2.4 Trigliserida

Trigliserida (triasilgliserol) merupakan ester trihidrat alkohol gliserol

dengan asam lemak dan merupakan bentuk simpanan utama asam lemak.

Mono- dan diasilgliserol, tempat satu atau dua asam lemak teresteriifikasi

dengan gliserol, juga ditemukan di jaringan. Simpanan trigliseridadi jaringan

adiposa terus menerus mengalami lipolisis (hidrolisi) dan re-esterifikasi.

Sintesis trigliserida terjadi di hati dan sejumlah kecil di jaringan adiposa.

Tahap biosintesis trigliserida berawal dari molekul asil-KoA yang dibentuk

dari pengaktifan asam lemak oleh asil-KoA sintase, berikatan dengan gliserol

3-fosfat untuk membentuk fosfatidat (1,2-diasilgliserol fosfat), yaitu,

prekusor dalam biosintesis triasilgliserol. Fosfatidat ini akan diubah oleh

14
fosfatidat fosfohidrolase dan diasilgliserol asiltransferase (DGAT) menjadi

1,2-diasilgliserol dan kemudian menjaditriasilgliserol (Fauziah, 2012).

2.5 Metabolisme Trigliserida

2.5.1 Sintesa Trigliserida

Sintesa trigliserida di dalam tubuh terutama terjadi di hati tetapi ada

juga yang disintesa dalam jaringan adiposa (Wibawa, 2014). Sintesa

trigliserida dibagi menjadi dua, yaitu jalur eksogen dan jalur endogen

1. Sintesis trigliserida pada jalur eksogen yaitu trigliserida yang

berasal dari makanan berada dalam usus dikemas sebagai

kilomikron yang kemudian diangkut dalam darah melalui ductus

torasikus, trigliserida dan kilomikron yang berada dalam jaringan

lemak akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang

terdapat pada permukaan sel endotel sehingga akan terbentuk asam

lemak dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan masuk ke

dalam jaringan lemak atau sel otot dengan cara menembus endotel

lalu dioksidasi kembali atau diubah kembali menjadi trigliserida.

2. Sintesis trigliserida pada jalur endogen yaitu trigliserida yang

disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk Very

Low Density Lipoprotein (VLDL) kaya trigliserida, dalam sirkulasi

VLDL akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang juga

menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih

kecil yaitu Intermediate Density Lipoprotein (IDL) dan Low

Density Lipoprotein (LDL)

14
2.5.2 Transport Trigliserida

Kebanyakan lemak makanan dalam bentuk triasilgliserol.

Pencernaan lemak terjadi di usus kecil dan lemak yang tidak dapat larut

dalam air direaksikan dengan lipase yang larut dalam air. Materi lipid

diubah menjadi globula-globula kecil yang teremulsi oleh garam

empedu. Lipid yang sudah tercerna membentuk asam lemak

monogliserida dan asam empedu kemudian diserap kedalam sel mukosa

intestinum, lalu trigliserida disintesa kembali dan dilapisi protein,

selanjutnya asam lemak akan berdiskusi masuk ke sel lemak dan

disintesa menjadi trigliserida (Wibawa, 2009).

2.6 Jalur Pengangkutan Lemak Dalam Darah

Menurut Informasi Teknologi LIPI, Pangan & Kesehatan yang ditulis

dalam sebuah skripsi Islamiya (2012), bahwa lemak dalam darah diangkut

dengan dua cara yaitu, melalui jalur eksogen dan jalur endogen :

2.6.1 Jalur Eksogen

Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus

dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut

Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah.

Kemudian trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh

enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan

kilomikron sisa. Asam lemak bebas akan menembus jaringan lemak

atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali sebagai

cadangan energi. Kilomikron sisa akan dimetabolisme dalam hati

sehingga menghasilkan kolesterol bebas.

14
Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi

asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti

detergen dan membantu proses penyerapan lemak dari makanan.

Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa

dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan

mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur

endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah

diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. Kolesterol juga dapat

diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG

Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah.

2.6.2 Jalur Endogen

Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila

makanan sehari- hari mengandung karbohidrat yang berlebihan. Hati

mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk

trigliserida, trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk

Very Low Density Lipoprotein (VLDL). VLDL kemudian akan

dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate

Densit Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan

berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan

kolesterol. Kira-kira ¾ dari kolesterol total dalam plasma normal

manusia mengandung partikel LDL. LDL ini bertugas menghantarkan

kolesterol ke dalam tubuh. Kolesterol yang tidak diperlukan akan

dilepaskan ke dalam darah, dimana pertama-tama akan berikatan

dengan HDL (High Density Lipoprotein). HDL bertugas membuang

14
kelebihan kolesterol dari dalam tubuh. Itulah sebab munculnya istilah

LDL-Kolesterol disebut lemak “jahat” dan HDL- Kolesterol disebut

lemak “baik”. Sehingga rasio keduanya harus seimbang. Kilomikron

membawa lemak dari usus (berasal dari makanan) dan mengirim

trigliserid ke sel-sel tubuh. VLDL membawa lemak dari hati dan

mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. LDL yang berasal dari pemecahan

IDL (sebelumnya berbentuk VLDL) merupakan pengirim kolesterol

yang utama ke sel-sel tubuh. HDL membawa kelebihan kolesterol dari

dalam sel untuk dibuang.

2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Trigliserida

Wibawa 2014 menuliskan dalam sebuah artikel terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi kadar trigliserida antara lain :

1. Konsumsi (Makanan dan Minuman)

Kadar trigliserida dalam darah juga dipengaruhi oleh asupan

makanan. Asupan lemak dan karbohidrat yang berlebihan dapat

meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Trigliserida yang tinggi

dapat diatasi dengan cara mengatur asupan.

Trigliserida merupakan sumber utama energi untuk berbagai kegiatan

tubuh. Kadar trigliserida akan meningkat apabila asupan kalori yang

dikonsumsi lebih tinggi daripada yang digunakan, konsumsi sayur dan

buah yang tinggi akan serat serta vitamin dapat menurunkan kadar

trigliseida.

14
2. Aktifitas fisik atau olahraga

Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh yang

merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran, termasuk kesehatan

jantung dan pembuluh darah. Mereka yang aktif memiliki kemungkinan

yang rendah untuk terkena penyakit kardiovaskuler termasuk diantaranya

dislipidemia, sehingga olahraga dan aktifitas fisik juga dapat

memperbaiki profil lemak darah, yaitu menurunkan kadar kolesterol

total, LDL kolesterol dan trigliserida. Bahkan yang paling baik adalah

dapat memperbaiki HDL, yaitu suatu jenis kolesterol yang kadarnya sulit

untuk dinaikkan, disamping itu berbagai faktor risiko seperti hipertensi,

obesitas dan diabetes mellitus dapat diturunkan dengan menjalankan

olahraga yang tepat takaran, durasi dan frekuensinya.

3. Obesitas atau Kegemukan

Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak baik di seluruh tubuh atau

pada bagian tertentu seperti perut, pipi, paha, kaki dan lain sebagainya.

Obesitas dapat menyebabkan peningktan kadar trigliserida. Obesitas

merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan total

lemak tubuh > 25% pada pria dan > 33% pada wanita, pada keadaan

obesitas umumnya didapatkan hyperlipidemia.

4. Rokok dan Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol mempunyai berbagai efek pada level plasma lipid.

Efek alkohol paling sering pada peningkatan level plasma trigliserida.

Konsumsi alkohol menstimulasi hepar mensekresi VLDL oleh hambatan

oksidasi hepar pada asam lemak bebas, yang akan memicu sintesis

14
trigliserida dan sekresi VLDL, sedangkan merokok dapat menurunkan

kadar HDL Kolesterol.

14
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum yang berjudul “Pemeriksaan Trigliserida dalam Darah”

dilaksanankan pada hari kamis, 26 September 2019 bertempat di

Laboratorium Kimia Stikes Bina Mandiri Gorontalo.

3.2 Metode

Metode yang digunakan dalam pemeriksaan glukosa darah yaitu metode

GPO-PAP (Gliseril phospo para amino phenazone)

3.3 Prinsip Kerja

Trigliserida diukur setelah hidrolisa enzimatik dengan enzim lipase.

Indikator quinoneimine dibentuk dari reaksi hidrogen peroksida, 4-

aminoantipyrine dan 4-klorofenol dibawah pengaruh katalisator peroksida,

sehingga warna merah violet yang dihasilkan dapat diukur secara fotometrik.

3.4 Pra Analitik

Pra analitik adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang pengambilan,

persiapan sampel maupun alat dan bahan :

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu serum,

tabung reaksi, rak tabung, mikropipet, tip, sentrifuge, dispo, kapas alkohol,

reagen trigliserida, reagen standar.

3.5 Analitik

Analitik adalah segala sesuatu yang menyangkut cara kerja pemeriksaan

trigliserida dalam darah :

14
1. Dipipet 1000 µL reagen trigliserida kemudian dimasukkan ke dalam

tabung reaksi 1 dan 2.

2. Dipipet 10 µL sampel lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah

terisi dengan reagen trigliserida lalu diletakkan tabung tersebut pada rak

tabung kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37oC.

3. Dipepet 10 µL standar lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah

terisi dengan reagen trigliserida lalu diletakkan tabung tersebut pada rak

tabung

4. Dibuat program untuk tes glukosa dimana tes berjalan secara automatik.

5. Dibaca hasil yang diperoleh secara fotometrik.

3.6 Pasca Analitik

Pasca analitik adalah kegiatan akhir dari proses analisis suatu sampel.

Kegiatan pasca analitik meliputi pembacaan hasil.

Nilai Rujukan Pemeriksaan trigliserida :

36-165 mg/dl.

16
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil

pemeriksaan yaitu :

Gambar Keterangan

Nama : Nn. CA

Hasil : 52,4 mg/dl

Nilai rujuk Tg : 36-165 mg/dl

Table 4.1 Hasil Pemeriksaan Trigliserida


(Sumber : Data Primer 2019)

4.2 Pembahasan

Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak didalam tubuh yang

beredar didalam darah dan berbagai organ tubuh, trigliserida merupakan salah

satu jenis lemak didalam tubuh yang beredar didalam darah dan berbagai

organ tubuh trigliserida juga merupakan lemak darah yang dibawa oleh serum

lipoprotein.

Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh (Hareva, 2017) menyatakan

bahwa Serum merupakan bagian dari cairan tubuh yang bercampur dengan

darah. Serum sendiri dapat diartiakan sebagai cairan tanda sel darah dan fator

koagulasi atau fibrinogen. Serum merupakan juga sebuah plasma darah tanpa

17
adanya fibrinogen. Serum ini terdari dari 4 jenis berdasarkan komponen yang

terkandung di dalamnya yaitu, serum albumin, serum globulin, serum

lipoprotein dan serum wewenang. Masing-masing jenis serum memiliki

fungsi yang berbeda meskipun dalam satu larutan plasma darah.

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan pemeriksaan

trigliserida secara fotometer dengan menggunakan gliserol-3-fosfat-oksidasi

dan enzim lipoprotein lipase dengan mengukur absorbansinya pada

spektrofotometri pada panjang gelombang 546 nm, karena sampel darah

mempunyai panjang gelombang sinar tampak (380-780 nm). Pernyataan di

atas sama halnya dengan apa yang dituliskan dalam artikel oleh (Hareva,

2017)

Cara kerja dari praktikum ini yaitu pada pemeriksaan trigliserida dan

kolesterol pertama-tama harus di ambil serum darah dengan cara darah

disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3500 rpm, hal ini dilakukan

untuk memisahkan antara serum dan plasma darah. Serum yang telah

dipisahkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Pada percobaan ini yang

digunakan adalah serum darah setelah darah disentrifuge, seperti yang

dituliskan oleh (Wibawa, 2014) dalam artikelnya bahwa alasan penggunaan

serum karena di bagian serum terdapat asam lemak dalam hal ini trigliserida.

Selanjutnya pengukuran absorban blanko, dibuat dengan cara memipet

10 µl aquadest ke dalam kuvet lalu ditambahkan 1000 µl reagen sesuai yang

diujikan, untuk trigliserida menggunakan reagen trigliserides, lalu di inkubasi

pada suhu 37OC selama 10 menit, lalu diukur pada spektrofometer pada

18
panjang gelombang 546 nm. Kemudian untuk pengukuran absorban standar

dipipet larutan standar sebanyak 10 µl lalu ditambahkan reagen trigliserides

1000 µl kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37OC, lalu diukur

pada spektrofometer pada panjang gelombang 546 nm. Pada pengukuran

absorban sampel dipipet serum sebanyak 10 µl lalu ditambahkan reagen

trigliserides 1000 µl kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37OC,

lalu diukur pada spektrofometer pada panjang gelombang 546 nm.

Seperti yang dituliskan oleh (Wibawa, 2014) dalam artikelnya bahwa

Alasan digunakannya reagen trigliserides karena reagen trigliserides adalah

reagen yang spesisfik untuk pengukuran trigliserida pada serum sedangkan

pada pengukuran kolesterol digunakan reagen HDL karena merupakan reagen

yang spesifik untuk pengukuran kolesterol.

Pada praktikum ini juga dilakukan inkubasi pada suhu ruangan selama

beberapa menit, hal ini berguna agar reagen dan sampel dapat bercampur

dengan baik ,sehingga pada saat pengukuran absorban hasilnyapun sesuai

dengan yang diharapkan.

Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil pemeriksaan kadar

trigliserida dari Nn. CA yang didapatkan hasilnya 52,4 mg/dl. Hal ini

menunjukkan bahwa praktikan tersebut tidak ditemukan indikasi penyakit

hipertrigliseridemia. Hal ini seperti apa yang dituliskan oleh (Bahri, 2012)

bahwa hipertrigliseridemia yaitu kadar abnormal dari trigliserida dalam darah.

Hipertrigliseridemia dapat terjadi baik secara primer maupun sekunder.

Hipertrigliseridemia primer merupakan efek dari berbagai genetik yang

19
menimbulkan gangguan metabolisme trigliserida, sedangkan hipertrigliserida

sekunder disebabkan oleh diet lemak tinggi, obesitas, diabetes melitus,

hipotiroidisme dan beberapa pengobatan.

20
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kadar trigliserida didalam darah diukur menggunakan metode GPO-PAP

yaitu dengan bantuan hidrolisa enzimatik dengan enzim lipase. Indikator

quinoneimine dibentuk dari reaksi hidrogen peroksida, 4-aminoantipyrine dan

4-klorofenol dibawah pengaruh katalisator peroksida, sehingga warna merah

violet yang dihasilkan. Besarnya intensitas warna di ukur menggunakan

spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 546 nm. Dan hasil

yang didapatkan 52.4 mg/dl.

5.2 Saran

Sebaiknya alat fotometer sebelum digunakan untuk pemeriksaan di

lakukan control terlebih dahulu menggunakan sampel control agar hasil yang

dikeluarkan benar-benar valid.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Anwar. 2012. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Jantung Koroner.


Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.

Fauziah, Suriyanto. 2015. Kapita Selekta Patologi Klinik. Buku Kedokteran :


EGC, Jakarta.

Hareva, Vania. 2017. Hubungan Kadar Kolesterol Dengan Derajat Hipertensi


Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Hiliweto Gido
Kabupaten. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Sumatera Utara Medan

Islamiyah, Denik. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium
Guajava.L) Terhadap Kadar Kolesterol Total, Hdl,Ldl, Dan Trigliserida
Darah Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Aloksan. Skripsi.
Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (Uin) Maulana
Malik Ibrahim Malang

Kemenkes Ri, 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.


Jakarta: Kementerian Kesehatan Ri.

Kurniati, Ani. 2015. Uji Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Buah Parijoto
(Medinilla Speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total, Trigliserida, Dan
Vldl Pada Tikus Putih Jantan. Skripsi. Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Nuraini, Avni. 2013. Efek Ekstrak Daun Sambung Nyawa Terhadap Kadar
Kolesterol Ldl Dan Kolesterol Hdl Darah Tikus Diabetik Akibat Induksi
Streptozotocin. Skripsi. Universitas Negeri Semarang

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Badan Penelitian Dan Pengembangan


Kesehatan Kementrian Kesehatan Ri. 92, 259-260.

Soleha, Maratu. 2012. Kadar Kolesterol Tinggi Dan Faktor-Faktor Yang


Berpengaruh Terhadap Kadar Kolesterol Darah. Jakarta : Jurnal Biotek
Medisiana Indonesia. Vol.1.2.2012: 85-92

Wibawa, P. 2014. Gambaran Pemeriksaan Kadar Trigliserida Pada Mahasiswa


Semester Iv Diploma Iii Analis Kesehatan Fikkes Univesitas
Muhammadiyah Semarang. Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan
Univesitas Muhammadiyah Semarang, Semarang.

22

Anda mungkin juga menyukai