Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM


INGATAN MANUSIA

Oleh :
M. NAFI’UL ABIDIN, S.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang
diterima individu dari lingkungan. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari
bidang kajian ranah psikologi kognitif. Psikologi kognitif sebagai upaya untuk
memahami mekanisme dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson,
1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan informasi adalah pada
derajat penekanan pada soal belajar.
Teori pengolahan informasi tidak memperlukan belajar sebagai titik pusat
penelitian yang utama. Belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang
diselidiki dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif
tetap tidak jelas (Anderson, 1980). Namun, demikian, penelitian pengolahan informasi
memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas penulis, sebagai berikut :
Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut :
1. Sebagai syarat tugas belajar daring PPG Dalam Jabatan Modul 3.
2. Mengetahui pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ingatan Manusia

Manusia dewasa mempunyai lebih dari 100 milyar neuron, yang satu sama lain
berhubungan secara spesifik dan rumit sehingga memungkinkan untuk mengingat, melihat,
belajar, berpikir, kesadaran dan lain-lain (Schatz 1992). Struktur otak terbentuk sesuai dengan
program yang secara biologis tersimpan dalam DNA, dan organ tersebut baru bekerja setelah
selesainya seluruh penataan yang rumit tersebut.

Pada saat baru lahir, hampir seluruh neuron yang harus dimiliki sudah ada, tapiberat
otaknya hanya ¼ dari otak dewasa. . Otak menjadi bertambah besar karena pembesaran neuron
, bertambahnya jumlah akson dan dendrit sesuai dengan perkembangan hubungan antar
sesamanya.. Untuk menyempurnakan perkembangan maka anak kecil harus diberi rangsangan
melalui raba, speech (berbicara) dan images (daya hayal) . (Bloom 1988, Schatz 1992)
(library.usu.ac.id)

Menurut Lashley’s banyak daerah dan struktur di otak sebagaimana cortex serebri juga
berperan dalam belajar dan mengingat. Ingatan juga kelihatannya didistribusikan secara
berlebihan didaerah korteks.

Untuk mengingat sesuatu manusia harus berhasil melakukan 3 hal yaitu mendapatkan
informasi, menyimpannya dan mengeluarkan kembali (memanggil kembali). Kegagalan dalam
mengingat sesuatu dapat disebabkan karena gangguan pada salah satu dari ke 3 proses
tersebut. (Bloom 1988). Secara neurobiologi pada proses belajar dan ingatan terdapat 4 prinsip
dasar, yaitu:

 Ingatan mempunyai beberapa tahap dan selalu berubah


 Ingatan jangka panjang akan terjadi perubahan fisik pada otak
 jejak ingatan didistribusikan diseluruh sistem saraf
 Hipokampus dan lobus temporalis kelihatannya mempunyai fungsi yang unik dalam proses
ingatan manusia

.
Menurut Donald Hebb (1949), ingatan dibedakan atas ingatan jangka pendek (short term
memory) dan ingatan jangka panjang (long term memory). Ingatan jangka pendek adalah suatu
proses aktif yang berlangsungnya terbatas, tidak meninggalkan bekas. Ingatan jangka pendek ini
diperantarai oleh post tetanic potensiation atau inhibisi presynaptik. Bentuk belajar jangka pendek
yang paling sederhana disimpan dalam perubahan fisik dalam reseptor perifer yang sifatnya
sementara.

Sedangkan Ingatan jangka panjang dihasilkan oleh perubahan struktural pada sistem
saraf, yang terjadi karena aktifasi berulang terhadap lingkaran neuron (loop of neuron). Lingkaran
tersebut dapat dari korteks ke thalamus atau hipokampus, kembali lagi ke korteks. Aktifasi
berulang terhadap neuron yang membentuk loop tersebut akan menyebabkan synaps diantara
mereka secara fungsional berhubungan. Sekali terjadi hubungan, maka neuron tersebut akan
merupakan suatu kumpulan sel, yang bila tereksitasi pada neuron tersebut akanterjadi aktifasi
seluruh kumpulan sel tersebut. Dengan demikian dapat disimpan dan dikembalikan lagi oleh
berbagai sensasi, pikiran atau emosi yang mengaktifasi beberapa neuron dari kumpulan sel
tersebut. Menurut Hebb perubahan struktural tersebut terjadi di sinaps. (Kupferman 1981, Bloom
1988). (library.usu.ac.id)

B. Informasi / Pengetahuan

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Sesuatu ini bisa
berupa informasi yang bersifat teoritis maupun praktis. Dalam pendekatan konstruktivistik,
pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan
sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya.
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal
menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh
seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman
baru.

Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang
telah mempunyai pengetahuan kepada pikiran orang lain yang belum memiliki pengetahuan
tersebut. Bila guru bermaksud untuk mentransfer konsep, ide, dan pengetahuannya tentang
sesuatu kepada siswa, pentransferan itu akan diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh siswa
sendiri melalui pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri, sedangkan dalam pandangan teori
belajar kokonstruktivistik, pengetahuan yang dimiliki seseorang berasal dari sumber-sumber
sosial yang terdapat di luar dirinya. Untuk mengkonstruksi pengetahuan, diperlukan peranan aktif
dari orang tersebut. Pengetahuan dan kemampuan tidak datang dengan sendirinya, namun harus
diusahakan dan dipengaruhi oleh orang lain.

C. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan proses, cara, perbuatan untuk mengorganisasi yaitu mengatur dan
menyusun bagian (orang dan sebagainya) sehingga seluruhnya menjadi suatu kesatuan yang
teratur. (https://kbbi.web.id diakses 20 juni 2018).Strategi pengorganisasian isi pembelajaran
disebut oleh Reigeluth, Bunderson, dan Merrill (1977) sebagai structural strategy, yang mengacu
kepada cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta-fakta,
konsep-konsep, prosedur, atau prinsip-prinsip yang berkaitan.

Sequencing mengacu kepada pembuatan urutan penyajian isi bidang studi dan synthesizing
mengacu kepada upaya untuk menunjukkan kepada si-pembelajar keterkaitan antar isi bidang
studi itu. Pengorganisasian pembelajaran secara khusus, merupakan fase yang amat penting
dalam rancangan pembelajaran. Synthesizing akan membuat topik-topik dalam suatu bidang
studi menjadi lebih bermakna bagi si-belajar (Ausubel,1968) yaitu dengan menunjukkan
bagaimana topic-topik itu terkait dengan keseluruhan isi bidang studi. Sequencing atau penataan
urutan, amat diperlukan dalam pembuatan sintesis.
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Mengorganisasikan
pengetahuan dalam ingatan sangat penting dilakukan sebagai salah satu indikator keberhasilan
proses belajar. Menurut Von Galserfeld (dalam Paul, S., 1996) mengemukakan bahwa ada
beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan, yaitu;

 kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman,


 kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan,
dan
 kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada lainnya.

Faktor-faktor yang juga mempengaruhi proses mengkonstruksi pengetahuan adalah


konstruksi pengetahuan seseorang yang telah ada, domain pengalaman, dan jaringan struktur
kognitif yang dimilikinya. Proses dan hasil konstruksi pengetahuan yang telah dimiliki seseorang
akan menjadi pembatas konstruksi pengetahuan yang akan datang. Pengalaman akan fenomena
yang baru menjadi unsur penting dalam membentuk dan mengembangkan pengetahuan.
Keterbatasan pengalaman seseorang pada suatu hal juga akan membatasi pengetahuannya
akan hal tersebut. Pengetahuan yang telah dimiliki orang tersebut akan membentuk suatu
jaringan struktur kognitif dalam dirinya

Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana individu mempersepsi,


mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan
yang bersangkutan karena itulah teori ini akan membantu kita untuk memahami proses belajar
yang terjadi dalam diri peserta didik mengerti kondisi dan faktor yang mempengaruhinya dan
megetahui hal-hal yang dapat menghambat serta memperlancar belajar peserta didik,sehingga
dengan pengetahuan itu seorang guru akan lebih bijaksana dan tepat. Pengolahan informasi
merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif.

Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur
cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan
informasi adalah pada derajat penekanan pada soal belajar .
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, 1980. Cognitive Psychology and Its Implication. San Francisco: W.H. Freeman.
Ausubel, D.P. 1968, Education Psychology: A Cognitive View. New York: Holt, Renehart and
Winston.
Karwono, Heni Mularsih,2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber
Belajar.Jakarta: Cerdas Jaya.
Sumber : Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik). Jakarta :PT.Indeks

Anda mungkin juga menyukai