M
AD ATER
VA I DA
NC N
E A LA
ND TIH
TO AN
P L SO
EV AL
EL SB
MPT
biologi
N
SET 19
TUMBUHAN BERSPORA (CRYPTOGAMIE)
1
Lumut bereproduksi secara aseksual dan seksual. Fertilisasi menandai dimulainya
tahap sporofit. Selanjutnya, sporofit tumbuh serta membentuk tangkai dan pada
bagian ujungnya terdapat kapsul. Di dalam kapsul, terbentuk spora yang dibentuk
di dalam sporangium. Sporangium ditutupi oleh operkulum. Kapsul memiliki tudung
yang disebut kaliptra dan dilengkapi gigi-gigi peristom. Saat spora masak, kapsul
akan pecah dan spora keluar kelingkungan. Jika spora jatuh di tempat yang sesuai,
spora akan tumbuh menjadi protonema.
Polytrichum commune,
Kapsul
Sporofit
Seta
Gametofit
Bryophyta
Sporofit
Kaki
Seta
Kapsul
Marchantia polymorpha, (Sporangium)
Lumut hati berthallus
500 µm
gemmae
Alat reproduksi aseksual
2
c. Metagenesis pada Bryophyta
spora
Protnema
Lumut
Anteridium Arkegonium
Spermatozoid Ovum
Zigot
Embrio
Sporagonium
Sporangium
Spora
B. DIVISIO PTERIDOPHYTA
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan trakheofita (tumbuhan yang memiliki ikatan
pembuluh) karena memiliki floem dan xilem. Tumbuhan paku hidup berkelompok di dalam
hutan, menempel pada kayu (epifit) atau banyak ditemukan di kebun. Tumbuhan paku
memiliki struktur tubuh yang khusus. Akar, batang, dan daun tumbuhan paku memiliki
ciri-ciri tertentu. Tumbuhan paku yang sehari-hari ditemukan merupakan fase sporofit.
Tumbuhan paku memiliki rhizoma di dalam tanah yang berfungsi untuk menempelkan
tubuh dan menyerap air dari dalam tanah. Bagian atas rhizoma tumbuh daun-daun
majemuk. Bagian bawah daun terdapat bulatan berwarna kuning kecoklatan. Bulatan
tersebut disebut sorus (kotak spora). Sorus dilindungi oleh indusium. Setiap sorus terdiri
atas sekumpulan sporangia (tunggal sporangium). Di dalam sporangium tersebut terdapat
spora. Daun tumbuhan paku yang menghasilkan spora disebut sporofil, sedangkan daun
yang melaksanakan fotosintesis disebut tropofil. Dalam siklus hidup tumbuhan paku
terdapat pergiliran keturunan generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis).
3
daun
daun muda
menggulung
anak daun
sorus
akar
b. Klasifikasi Pteridophyta
Pteridophyta terdiri atas empat kelas.
1. Kelas Psilophytinae (paku purba)
Psilophytinae mencakup tumbuhan paku yang masih primitif, bahkan sebagian besar
jenisnya telah punah. Keprimitifan ciri ditunjukkan dengan adanya daun-daun kecil
(mikrofil) yang belum terdiferensiasi atau tanpa daun sama sekali, yang disebut juga
paku telanjang. Spora yang dihasilkan jenis paku tersebut mempunyai bentuk dan
ukuran yang sama (paku homospora). Contoh spesies : Psilotum nudum, terdapat di
Pulau Jawa. Psilotum triquetrum, terdapat di daerah tropik.
4
3. Kelas Lycopodinae (paku kawat)
Batang bercabang, tumbuh tegak atau menjalar dengan percabangan menjulang
ke atas. Berkas pengangkut masih sederhana. Daunnya berbentuk seperti jarum,
beberapa jenis telah menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan
bunga karang. Terdiri atas 4 ordo, yakni ordo Lycopodiales dengan contoh Lycopodium
clavatum, ordo Selaginellales dengan contoh Selaginella wildenowii, Selaginella caudate,
dan ordo Lepidodendrales, serta Isoetales.
4. Kelas Filicinae
Kelas Filicinae merupakan kelompok tumbuhan paku yang sering ditemukan sehari-
hari. Paku kelas ini, menyukai habitat yang teduh dan lembab (higrofit). Berdaun besar
(makrofil) dan bertangkai dengan tulang daun. Daun yang masih muda menggulung
pada ujungnya (circinus). Banyak ditanam sebagai tanaman hias, misalnya paku tanduk
rusa (Platycerium bifurcatum), suplir (Adiantum cuneatum), atau sebagai tanaman obat,
seperti Dryopteris filixmas.
Berdasarkan spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dapat dikelompokkan menjadi paku
homospora, heterospora, dan peralihan.
· Paku homospora adalah tumbuhan paku yang menghasilkan satumacamspora
dengan bentuk dan ukuran sama, serta tidak dapat dibedakan jenisnya antara spora
jantan atau spora betina. Contohnya Lycopodium clavatum (paku kawat).
· Paku heterospora adalah tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk,
ukuran, dan jenisnya berbeda, yaitu mikrospora (spora berukuran kecil, berjenis jantan)
dan makrospora (spora berukuran besar, dan berjenis betina). Contohnya Selaginella
sp.(paku rane)dan Marsilea crenata(semanggi).
· Paku peralihan adalah tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan
ukuran sama, namun terdapat spora jantan dan spora betina. Contohnya Equisetum
debile (paku ekor kuda).
5
Spora (n)
Zigot (2n)
Tumbuhan Paku
Gametofit
Zigot (2n)
Sporofit (2n)
6
daun
arkegonium
anteridium
rizom rizoid
rizoid
protallum
Gambar protalium
Sumber : Biology, Campbell
LATIHAN SOAL
2. Tumbuhan lumut yang kita lihat sehari-hari berwarna hijau adalah ....
A. anteridium
B. arkegonium
C. gametofit
D. sporofit
E. protalium
3. Generasi gametofit tumbuhan lumut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, kecuali ....
A. mampu berfotosintesis
B. jumlah kromosomnya haploid
C. menghasilkan anteridium
D. menghasilkan arkegonium
E. mempunyai jaringan pembuluh
7
4. Perhatikan skema metagenesis tumbuhan lumut berikut!
Spora
Lumut
Y Arkegonium
Spermatozoid Ovum
Zigot
Embrio
Sporangium
Spora
8
C. daun dapat menghasilkan spora
D. mengalami metagenesis
E. generasi gametofit berupa protalium
7. Ciri-ciri generasi gametofit pada tumbuhan paku adalah sebagai berikut, kecuali .....
A. berbentuk protalium
B. struktur mikroskopis
C. menghasilkan anteridium dan arkegonium
D. menghasilkan spora
E. kromosomnya haploid
Y Arkogonium
Zigot
Sporangium
Spora
9. Menurut jenis sporanya tumbuhan paku berikut yang tergolong paku heterospor adalah
....
A. Adiantum cuneatum
B. Marsilea crenata
C. Lycopodium clavatum
9
D. Equisetum debile
E. Lycopodium cernuum
10