Anda di halaman 1dari 8

MODUL 6

PENYAKIT TROPIS ZOONOSIS


Gigitan Mematikan
Pasien laki Laki D, 45 tahun dibawa keluarganya ke Rumah Sakit karena tidak
sadarkan diri, pasien mempunyai riwayat digigit anjing 2 minggu yang lalu, dan selama ini
hanya dirawat di rumah, dokter langsung melakukan pemeriksaan dan melaporkan hal
tersebut kepada dinas terkait sehingga mencegah masyarakat terkena gigitan anjing
tersebut keluarga pasien bertanya bagaimanakah gigitan anjing bisa membuat pasien
menjadi sakit berat dan tidak sadarkan diri.
Selang beberapa jam kemudian rumah sakit dikejutkan dengan datangnya
pasien dengan dugaan flu burung, pasien datang dengan demam dan sesak. Pasien laki
laki 48 tahun itu merupakan pedagang ayam dan baru baru ini banyak ayamnya yang
mati tiba tiba. Dokter melakukan pemeriksaan untuk memastikan penyakit pasien
tersebut
Bagaimanakah anda menjelaskan kedua kasus diatas

- Zoonosis : penyakit atau infeksi yang ditularkan secara alamiah di antara hewan
vertebrata dan manusia

1. Mengapa Pasien laki Laki D, 45 tahun dibawa keluarganya ke Rumah Sakit karena
tidak sadarkan diri? Adakah hubungannya dengan riwayat digigit anjing 2 minggu
yang lalu,? Apakah ada pengarug usia dan jenis kelamin?
 Hubungannya : ada,
o Ketika seseorang digigit atau dicakar oleh anjing, terutama anjing yang
sudah terinfeksi virus rabies, maka virus rabies akan di keluarkan bersama
air liur hewan penular rabies tersebut (anjing). Gigitan anjing biasanya
menyebabkan luka tipe menghancurkn dan luka tusukan yang dalam. Hal
ini dikarenakan giginya yang bulat dan rahangnya yang kuat. Setelah
menggigit anjing akan mengayunkan kepalanya dari sisi ke sisi, sehingga
dapat menyebabkan luka laserasi yang meluas dan berpotensi fatal untuk
rupture arteri. Gigitan anjing dapat menghasilkan tekanan sekitar 200
pounds per inchi luas permukaan tubuh. Tekanan yang besar ini akan
memudahkan terjadinya kerusakan pada struktur yang lebih luas seperti
tulang, pembuluh darah, otot dan saraf.
o Semakin besar kerusakan yang terjadi maka akan semakin mempercepat
masuknya virus tersebut kedalam tubuh. Virus yang sudah masuk kedalam
tubuh akan bergerak menuju otot terdekat dari daerah gigitan untuk
melakukan replikasi selama kurang lebih 2 minggu. Virus yang sudah
bereplikasi akan membentuk suatu kelompok yang akan bergerak melalui
transportasi retrograde (bergerak maju-mundur) menuju sistem saraf
perifer yang kemudian akan menginfeksi sistem saraf perifer. Ketika sampai
di saraf perifer virus akan kembali bereplikasi terutama pada bagian dorsal
root ganglion ( ganglion spinalis) dan kemudian berjalan menuju spinal cord
yang ada di otak. Virus tersebut kemudian akan menginfeksi bagian bagian
terpenting otak. Infeksi pada bagian otak akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan tekanan sehingga akan menekan kerja saraf yang mengatur
pusat kesadaran. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya gangguan
kesadaran pada pasien. Salah satunya yaitu tidak sadarkan diri.
o Setelah otak terinfeksi maka virus akan bergerak dari otak melalui nervus
menuju jaringan jaringan terutama mata, ginjal, glandula saliva.
 Usia jenis kelamin :
o Usia : anak anak dibawah 9 tahun, terutama usia 5-9 tahun, dan lebih
beresiko tinggi

2. Mengapa dokter langsung melakukan pemeriksaan dan melaporkan hal tersebut


kepada dinas terkait sehingga mencegah masyarakat terkena gigitan anjing
tersebut? Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan?
 Mengapa
o Hal ini dikarenakan penularan rabies diakibatkan oleh hewan yang sudah
terinfeksi sebelumnya (98%), virus penyebabnya akan menyerang dari
sistem saraf terutama otak, sehingga dapat berakhir dengan kematian. Dan
hanya terdapat 1 penderita yang dapat hidup di dunia.
o Dilaporkan agar dapat diketahiu siapa saja yang sudah pernah digigit anjing
sehingga dapat diberikan pengobatan profilaksis Vaksin Anti Rabies (VAR)
untuk mencegah timbulnya rabies. Dan juga untuk menangkap anjing yang
menggigit untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.
 Pemeriksaan untuk pasien
o Mikroskopis untuk melihat dan menemukan badan negri, yakni pewarnaan
cepat Sellers, FAT (Fluorescence Antibody Technique) dan histopatologik.
o Antigen-antibody reaksi dengan uji virus nertralisasi, gel agar presipitasi
atau reaksi peningkatan komplemen dan FAT
o Diagnostik laboratorik dilakukan dengan menemukan virus melalui uji
antibodi fluoresens pada sediaan apus sel epitel kornea atau sayatan kulit
dari kulit pada batas rambut.
o Diagnostik serologik dapat ditegakkan bila pasien yang tidak diberikan
pengobatan pencegahan setelah digigit, akan tampak kenaikan yang cepat
titer virus neutralizing antibody yang akan muncul 6-10 hari sesudah awitan
gejala.
 Antibodi semacam ini dapat dideteksi in-vitro secara cepat dengan
menggunakan flouresens antibodi rapid fluorescent focus-inhibition test
(RFIT) atau plaque-reduction neutralization test (PRNT).
o Rabies dapat pula didiagnosis pada penderita yang kebal terhadap rabies
dan ditandai dengan adanya kenaikan titer setelah awitan timbul dan
diperkuat dengan kadar titer yang nilainya > 1:5.000

3. Bagaimanakah gigitan anjing bisa membuat pasien menjadi sakit berat dan tidak
sadarkan diri?
 Karena virus rabies yang ada pada anjing dapat ditularkan kepada manusia
melalui gigitan. Virus tersebut kemudian akan menyerang sistem saraf dan
hampir tiap jaringan dan organ di dalam tubuh, makanya manisfestasinya berat.

4. Bagaimana upaya pencegahan dan pengendalian penyakit akibat gigitan anjing?

 Pengendalian rabies :
o Diterbitkannya peraturan presiden nomor 30 tahun 2011 tentang
pengendalian zoonosis.
o Dibentuknya komnas pengendalian zoonosis kabupaten dan kota.
 Wadah koordinasi linta sector
 Perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta
perumusan kebijakan pengendalian terpadu satu kesehatan.
5. Bagaimana tatalaksana, prognosis dan komplikasi kasus gigit anjing?
No. 4 yenza
6. Mengapa pasien datang dengan dugaan flu burung? Mengapa pasien datang
dengan demam dan sesak? Adakah hubungannya dengan profesi sebagai pedagang
ayam , usia dan jenis kelamin?
 Mengapa : memenuhi kriteria berikut

 Hubungan : ada
 Mutasi genetik virus avian influenza seringkali terjadi sesuai dengan kondisi dan
lingkungan replikasinya. Mutasi genetik terjadi pada posisi 627 dari gen PB2
yang mengkode ekspresi polymesase basic protein (Glu627Lys) telah
menghasilkan highly cleavable hemagglutinin glycoprotein yang merupakan
faktor virulensi yang dapat meningkatkan aktivitas replikasi virus H5N1 dalam
sel hospesnya. Disamping itu adanya substitusi pada nonstructural protein
(Asp92Glu), menyebabkan H5N1 resisten terhadap interferon dan tumor
necrosis factor α (TNF-α) secara invitro.
 Virus H5N1 yang sudah mengalami mutasi dan replikasi akan mulai memasuki
sel hospes melalui sistem pernafasan (terhirup) setelah terjadi penempelan
spikes virion dengan reseptor spesifik yang ada di permukaan sel hospesnya.
Virion akan menyusup ke sitoplasma sel dan akan mengintegrasikan materi
genetiknya di dalam inti sel hospesnya, dan dengan menggunakan mesin
genetik dari sel hospesnya, virus dapat bereplikasi membentuk virion-virion
baru, dan virion-virion ini dapat menginfeksi kembali sel-sel disekitarnya.
 Sel sel yang sudah terinfeksi bersama virus akan bergerak menuju sistem
pernafasan lainnya, sehingga mencapai alveoli. Sel dan virus yang sudah berada
di alveoli akan dianggap sebagai benda asing yang mengakibatkan aktifnya
sistem pertahanan tubuh (demam), sehingga mengakibatkan peradangan dan
pembengkakan pada sel sel yang berada di alveoli. Adanya tambahan massa
dalam alveoli mengakibatkan kemampuan pertukaran o2 dan co2 di paru
menjadi menurun. Hal inilah yang bermanifestasi sebagai sesak
7. Mengapa baru baru ini banyak ayamnya yang mati tiba tiba?
 Virus yang bermutasi dan bereplikasi di dalam tubuh ayam akan menyerang
dari sistem kekebalan tubuh ayam, dan mengganggu kerja jaringan dan organ
vital ayam -> mati
8. Apa pemeriksaan yang dapat dilakukan dokter untuk memastikan penyakit pasien
tersebut?
1. Pemeriksaan serologi yang dilakukan untuk melacak antibody dalam darah
terhadap virus.
2. Pemeriksaan PCR dilakukan untuk mendeteksi DNA virus pada sel
3. Darah lengkap (hb, Ht, Leukosit, Trombosit)
4. Kimia darah (SGOY, SGPT< Ureum, Kreatinin)
5. Deteksi antigen
6. AGD
7. Mikrobiologi bakteri gram
9. Bagaimana upaya pencegahan dan tatalaksana kasus flu burung?
 Pencegahan
 Penatalaksanaan
10. Bagaimana prognosis dan komplikasinya?
 Prog : infeksi H5N1 tergolong buruk, angka kematian di Thailand sebesar 89%
dan banyak terjadi pada anak-anak < 15 tahun. Kematian rata-rata terjadi
anatara 9-10 hari setelah penyakit muncul (rentan 6-30 hari) dan kebanyakan
pasien meninggal karena kegagalan sistem pernafasan
 Komp :
o Pneumonia influenza primer
o Pneumonia bakterial sekunder
o Kematian

Anda mungkin juga menyukai