Anda di halaman 1dari 27

Edisi Tahun 2017

PETUNJUK PRAKTIKUM
PENUKAR PANAS PIPA GANDA DAN SHELL & TUBE
(Double pipe and Shell & Tube Heat Exchanger)
LABORATORIUM PILOT PLANT
Untuk Mahasiswa

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK KIMIA DAN
PROGRAM DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI
BERSIH
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul : Penukar Panas Shell & Tube


Laboratorium : Pilot Plant

Mata Kuliah: Pilot Plant

Kode MK : KBTK3283/KBTB3223

Jam Praktikum: 6 jam

Disahkan untuk dijadikan


Petunjuk Praktikum Tanggal, Desember 2017
No. Nama Posisi Tanda Tangan
1 Bintang Iwhan Moehadi, Ir., M.Sc., Dr. Kajur
2 Bambang Soeswanto, Ir., MT. Sekjur
3 Yunus Tonapa Sarungu, Ir., MT. Ka. KBK
4 Ahmad Rifandi, Ir., MSc., Dr. Penyusun
5 Dwi Nirwantoro, Ir., MT. Penyunting
6 Herawati Budiastuti, Ir., Penyunting
M.Eng.Sc., Ph.D.
7 Umar Khayam, Ir. Penyunting

i
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Praktikum: 1
II. LANDASAN TEORI 1
2.1. Mekanisme Perpindahan Panas 1
2.2. Jenis Alat Penukar Panas berdasarkan kontak antar fluida 2
2.3. Jenis Alat Penukar Panas berdasarkan Arah Aliran antar fluida 3
2.4. Jenis Alat Penukar Panas berdasarkan konstruksinya 4
2.5. Pemilihan Fluida yang dialirkan ke tube dan shell. 6
2.6. Analisis Kinerja Alat Penukar Panas Jenis Shell & Tube 7
3. ALAT YANG DIGUNAKAN: 19
4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM: 20
4.1. Penukar Panas Double Pipe (hanya dialirkan ke HE-2) 20
4.2. Penukar Panas Shell & Tube (hanya dialirkan ke HE-3) 21
5. PENGAMATAN 22
6. KESELAMATAN KERJA 22
Daftar Pustaka 24

ii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alat penukar panas (atau alat penukar kalor) banyak sekali digunakan di industri kimia,
terutama pada industri kimia yang bahan baku dan produknya sebagian besar berupa
cairan atau gas. Pada umumnya namanya berbeda-beda tergantung pada fungsinya. Nama
alat penukar kalor dalam industri kimia antara lain disebut; Heater (Pemanas), Pre
Heater (Pemanas Awal), Cooler (Pendingin), Evaporator (Penguap), condenser
(Pengembun) dan lain-lain. Alat penukar panas berfungsi untuk memindahkan
panas/kalor dari suatu fluida panas ke fluida dingin melalui kontak secara langsung atau
tidak langsung. Penukar panas ini pada umumnya bertujuan untuk memanaskan,
mendinginkan, menguapkan, dan mengembunkan suatu fluida dengan menggunakan
fluida lain sebagai media pemanas atau pendingin. Perpandahan panas merupakan unit
operasi penting yang berkontribusi terhadap efisiensi dan keamanan banyak proses.
Dalam praktikum ini alat penukar panas yang digunakan adalah jenis Double Pipe dan
jenis Shell & Tube. Semua penukar panas ini bisa dioperasikan secara paralel dan
counter-flow. Pertukaran panas dilakukan antara air panas dan air dingin.
1.2. Tujuan Praktikum:
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami fungsi alat penukar panas jenis Double Pipe dan jenis Shell & Tube
2. Menjelaskan mekanisme operasi alat penukar panas jenis Double Pipe dan jenis
Shell & Tube
3. Menjelaskan komponen-komponen utama alat penukar kalor jenis Double Pipe dan
jenis Shell & Tube
4. Mengevaluasi kinerja alat penukar panas jenis Double Pipe dan jenis Shell & Tube
dengan menghitung efisiensinya.

II. LANDASAN TEORI

2.1. Mekanisme Perpindahan Panas


Berdasarkan mekanismenya, perpindahan panas dibedakan atas 3 cara, yakni:
a) Perpindahan panas secara konduksi
Yakni perpindahan panas melalui suatu bahan padat. Pertukaran energi terjadi pada
tingkat molekuler. Besarnya energi yang berpindah telah diteliti oleh Fourier.
Model matematik untuk perpindahan panas secara konduksi dituliskan oleh Fourier
sebagai berikut:

q = - k A (∆T/ ∆X)
A = luas penampang, m2
k = konduktivitas termal, W/m.K
∆T = beda suhu, K
∆X = panjang/tebal, m

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 1


b) Perpindahan panas secara konveksi
Perpindahan panas bergantung pada konduksi antara permukaan benda padat dengan
fluida terdekat yang bergerak.
Model matematik untuk perpindahan panas secara konveksi dituliskan oleh Newton
sebagai berikut:

q = h A (Ts - Tf)
_
A = luas penampang, m2
h = koefisien konveksi, W/m2.K
Ts = suhu permukaan, 0C
Tf = suhu fluida, 0C

c) Perpindahan panas radiasi


Perpindahan energi melalui pelompatan foton dari suatu
permukaan ke permukaan yang lain. Model matematik
untuk perpindahan panas secara konveksi dituliskan oleh
Stefan-Boltzmann sebagai berikut:

q = σ T4

σ = tetapan Stefan-Boltzmann, 5,669 x 10-8 W/m2.K


T = suhu absolute, K
2.2. Jenis Alat Penukar Panas berdasarkan kontak antar fluida
Jenis alat penukar berdasarkan metoda kontak antar media pemanas/pendingin dengan
mediayang dipanaskan/didinginkan terdiri atas:
a) Kontak Langsung
Bahan yang akan dipanaskan/didinginkan dikontakkan langsung dengan bahan pemanas
atau pendingin (contoh: Cooling tower atau pendinginan reaktor dengan memasukkan es
ke dalam reaktor secara langsung)
Air

Bahan yang akan dipanaskan Es


Steam
atau didinginkan dikontakkan
langsung dengan bahan
pemanas atau pendingin di
dalam suatu wadah

Penggunaannya sangat terbatas

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 2


b) Kontak tidak langsung
Pertukaran panas antara bahan yang dipanaskan/didinginkan dengan pemanas atau
pendingin melalui suatu dinding pemisah (contoh: Penukar Panas Pelat atau penukar
panas pipa ganda)

Pertukaran panas antara


bahan yang akan dipanaskan
atau didinginkan dengan
bahan pemanas atau
pendingin melalui suatu
dinding pemisah

Air panas Steam

Air Oil

Banyak digunakan
terutama pada Reaktor
Tanki Berpengaduk

Refrigerant

2.3. Jenis Alat Penukar Panas berdasarkan Arah Aliran antar fluida

a) Penukar Panas Searah (Co-Current)


Suhu
Neraca Panas:
90 oC
m(t1-t2)=M(T2-T1)

Untuk mendinginkan
air panas dari 90oC
menjadi 20oC
sebanyak 100 l/mnt.
Diperlukan air T=6oC
pendimgin sebanyak 30 oC

22 oC 28 oC
m(28-22)=100(90-30)

m = 1000 l/mnt

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 3


b) Penukar Panas Berlawanan Arah (Counter Current)

Suhu
Untuk mendinginkan
air panas dari 90oC
menjadi 20oC 90 oC
sebanyak 100 l/mnt.
Diperlukan air
pendimgin sebanyak
70 oC

m(70-22)=100(90-30) T=48oC
30 oC
m = 125 l/mnt 22 oC

2.4. Jenis Alat Penukar Panas berdasarkan konstruksinya


Penukar panas jenis Double Pipe dan jenis Shell & Tube merupakan salah satu jenis alat
penukar panas berdasarkan konstruksinya.
Berdasarkan konstruksinya, alat penukar panas diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Tubular heat exchangers-double pipe, shell and tube, coiled tube
2. Plate heat exchangers-gasketed, spiral, plate coil, lamella
3. Extended surface heat exchangers-tube-fin, plate-fin
4. Regenerators-fixed matrix, rotary
Penukar Panas Double Pipe (DPHE) dan Shell & Tube (STHE), adalah jenis tubular .
Secara skematis alat penukar panas jenis ini seperti ditunjukkan pada Gambar 1, Gambar
2, Gambar 3, dan Gambar 4. Double Pipe terdiri dari dua pipa yang dipasang secara
simetris, satu dengan diameter lebih kecil dipasang dibagian dalam pipa diameter besar,
sedangkan Shell & Tube terdiri atas bagian tube yang disusun secara beraturan dan
dibagian luarnya dibungkus dengan cangkang (shell). Masing-masing jenis Double Pipe
dan jenis Shell & Tube memiliki empat lubang yang berfungsi sebagai tempat inlet dan
outlet cairan.
Lebih dari 90% alat penukar panas yang digunakan di industri adalah jenis tubular. Jenis
ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan dan ukuran, serta dapat digunakan untuk
variabel operasi tekanan dan temperatur yang luas.

Gambar 1. Alat Penukar Panas Pipa Ganda Aliran “counterflow”

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 4


Gambar 2. Alat Penukar Panas Pipa Ganda Aliran “cocurrent”

Fluida dingin
keluar

Fluida panas
masuk

Fluida panas
keluar

Fluida dingin
masuk

Gambar 3. Alat Penukar Panas Pipa Ganda Bertingkat, Aliran “counterflow”

Gambar 4. Alat Penukar Panas Shell & Tube, Aliran “counterflow”


Petunjuk Praktikum Pilot Plant 5
2.5. Pemilihan Fluida yang dialirkan ke tube dan shell.
Untuk mengoperasikan alat penukar panasSebelum dilakukan perhitungan sebaiknya
ditentukan dahulu cairan mana yang harus ditempatkan di bagian pipa dan cairan mana
yang harus ditempatkan di bagian shell.
Ketentuannya adalah sebagai berikut:
Korosi. Cairan yang lebih korosif harus dialokasikan ke bagian tabung. Hal ini akan
mengurangi biaya komponen logam paduan yang mahal.
Fouling. Cairan yang memiliki kecenderungan untuk mengerak pada permukaan
perpindahan panas seharusnya ditempatkan di bagian tabung. Hal ini akan memberikan
kontrol yang lebih baik terhadap desain kecepatan fluida, dan semakin tinggi kecepatan
cairan dalam tabung yang diijinkan akan mengurangi fouling. Selain itu, apabila terjadi
kerak, bagian tabung akan lebih mudah dibersihkan daripada di bagian shell.
Suhu cairan. Jika suhu yang cukup tinggi membutuhkan pemakaian bahan logam
paduan khusus, penempatan fluida yang memiliki suhu lebih tinggi akan mengurangi
biaya keseluruhan. Jika suhu sedang, penempatan cairan panas di bagian tabung akan
mengurangi suhu permukaan bagian shell. Hal ini akan mengurangi kehilangan panas,
dan mengurangi biaya isolasi serta untuk alasan keamanan.
Tekanan operasi Aliran cairan dengan tekanan yang lebih tinggi harus
dialokasikan ke bagian tabung. Tabung bertekanan tinggi akan lebih murah daripada
cangkang (shell) bertekanan tinggi.

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 6


Penurunan tekanan(pressure drop). Untuk penurunan tekanan yang sama,
koefisien perpindahan panas di sisi tabung lebih tinggi dibandingkan di bagian cangkang
(shell), dan cairan dengan penurunan tekanan terendah harus dialokasikan ke bagian
tabung.
Viskositas. Umumnya, koefisien perpindahan panas yang lebih tinggi akan
diperoleh dengan mengalokasikan bahan yang lebih kental ke sisi cangkang, yang
memberikan aliran turbulent. Bilangan Reynolds kritis untuk aliran turbulen di bagian
cangkang (shell) berada di wilayah 200. Jika aliran turbulent tidak bisa dicapai di bagian
cangkang, maka lebih baik menempatkan cairan viscous tersebut di bagian tabung,
karena koefisien perpindahan panas di bagian tabung dapat diprediksi dengan pasti.
Laju Alir cairan. Mengalokasikan cairan dengan laju aliran terendah ke bagian
cangkang (shell) umumnya memberikan desain yang paling ekonomis.

2.6. Analisis Kinerja Alat Penukar Panas Jenis Shell & Tube
Seorang Insinyur di pabrik kimia seringkali dihadapkan pada permasalahan
1. memilih suatu alat penukar panas yang akan mencapai perubahan suhu tertentu untuk
suatu kecepatan aliran fluida yang sudah diketahui - the log mean temperature
difference (or LMTD) method.
2. memprediksi suhu keluar aliran fluida panas dan fluida dingin dalam suatu alat
penukar panas yang sudah ditentukan - the effectiveness - NTU method.
Kecepatan perpindahan panas dalam suatu alat penukar panas (yang diisolasi) adalah
sebagai berikut:

Apabila

Maka kecepatan perpindahan panas menjadi:

Pada keadaan dimana fluida menglami perubahan fasa, maka kecepatan perpindahan
panas:

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 7


Variasi suhu fluida apabila pada alat penukar panas apabila salah satu cairan mengalami
kondensasi atau penguapan dilukiskan dalam gambar sebagai berikut.

Persamaan umum untuk perpindahan panas melalui permukaan pipa adalah:

As adalah luas perpindahan panas


U adalah koefisien perpindahan panas keseluruhan

2.6.1. Analisis Kinerja Alat Penukar Panas Metoda LMTD


Misalkan perpindahan panas terjadi di dalam alat penukar panas “double pipe” aliran
paralel.

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 8


Perhitungan log mean temperature difference.
Untuk perpindahan panas dalam alat penukar panas “double pipe” aliran paralel dan
aliran berlawanan arah (parallel flow dan counter flow).
Log mean temperature difference adalah
representasi rata rata aritmatik perbedaan suhu
antara fluida panas dan fluida dingin, yaitu

Catatan:
Apabila lebih kecil dari . Maka
penggunaan dalam perhitungan akan
menyebabkan terjadinya kelebihan nilai
kecepatan perpindahan dalam alat yang
dihitung. Untuk itu sebaiknya menggunakan
.
Apabila nilai berbeda dari nilai
tidak lebih dari 40 persen, maka kesalahan
menggunakan rata rata aritmatik beda suhu
untuk menghitung kecepatan perpindahan
panas akan lebih kecil dari 1 persen. Tetapi
apabila nilai perbedaannya besar maka
kesalahan perhitungan kecepatan perpindahan
panas akan menjadi besar.

Counter-Flow Heat Exchangers


Fluida dingin dialirkan berlawanan arah
dengan aliran fluida panas. Fluida dingin
keluar dari bagian aliran masuk fluida panas.
Namun, suhu keluar dari fluida dingin ini
tidak akan melebihi suhu fluida panas masuk.
Untuk kondisi suhu tertentu, nilai aliran
berlawanan (CF) selalu lebih besar dari aliran
paralel/searah (PF).
Oleh sebab itu untuk alat penukar panas aliran
berlawanan arah,

dan dengan demikian untuk mencapai suatu


kondisi kecepatan perpindahan panas tertentu
luas permukaan perpindahan panas pada alat
penukar panas aliran berlawanan arah kecil
(alat penukar panasnya kecil.

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 9


Multipass and Cross-Flow Heat Exchangers
Untuk menghitung log mean temperature multipass and Cross-Flow Heat Exchangers
diperlukan faktor koreksi yang tergantung
pada bentuk geometri alat penukar panas dan
suhu masuk dan keluar fluida panas dan fluida
dingin.

F adalah faktor koreksi.


F untuk alat penukar panas jenis cross-flow
and shell-and tube dapat dilihat pada gambar
dan rasio suhu sebagaimana didefinisikan:

Diagram faktor koreksi, F untuk alat penukar panas shell & tube

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 10


Diagram faktor koreksi, F untuk alat penukar panas cross flow

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 11


Metoda LMTD sangat cocok untuk menentukan ukuran alat penukar panas untuk
perpindahan panas yang kecepatan massa serta suhu masuk dan keluar fluida panas dan
fluida dingin sudah ditentukan.
Dengan metoda LMTD, seorang insinyur dapat memilih alat penukar panas yang sesuai
untuk keperluan perpindahan panas yang diinginkan.
Prosedur untuk pemilihan alat penukar panas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pilih jenis alat penukar panas yang sesuai untuk kebutuhan tertentu.
2. Determine any unknown inlet or outlet temperature and the heat transfer rate
using an energy balance.
3. or F,
if necessary.
4. Obtain (select or calculate) the value of the overall heat transfer coefficient U.
5. Calculate the heat transfer surface area As .

Contoh perhitungan:
Memanaskan air dalam suatu Alat Penukar Panas Aliran Berlawanan Arah
Suatu alat penukar panas pipa ganda (double pipe) aliran berlawanan arah digunakan
untuk memanaskan air dari suhu 20oC menjadi 80oC dengan kecepatan 1,2 kg/s.
Pemanasan dilakukan dengan memanfaatkan air panas geotermal yang memiliki suhu
160oC dengan kecepatan 2 kg/s. Pipa bagian dalam adalah pipa tipis dengan diameter 1,5

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 12


cm. Apabila koefisien perpindahan panas overall dari alat penukar pans tersebut adalah
640 W/m2.oC.
Tentukan panjang alat penukar panas untuk kebutuhan pemanasan tersebut.

Asumsi:
1. Kondisi operasi sudah “steady state”
2. Alat penukar panas diisolasi dengan baik sehingga tidak ada kehilangan panas ke
lingkungan
3. Perubahan enersi kinetik dan enersi potensial aliran fluida diabaikan
4. Tidak terjadi kerak (fouling)
5. Sifat fluida konstan
Panas spesifik air, Cp adalah 4,18 kJ/kg.oC , dan
panas spesifik air panas geotermal adalah 4,31
kJ/kg.oC
Gambar skematik alat seperti terlihat pada gambar
berikut (disamping)
Gambar skematik alat penukar panas
Kebutuhan panas untuk memanaskan air dalam
alat tersebut dapat dihitung dengan rumus:

Panas tersebut diberikan oleh air panas geotermal dengan suhu masuk 160oC.
Suhu keluar air panas geotermal dapat dihitung dengan rumus:

Jadi suhu air panas geotermal keluar adalah 125oC.


Dengan mengetahui suhu masuk dan keluar dari kedua aliran fluida dalam alat penukar
panas, maka log mean temperature differenc, dapat dihitung dengan rumus:

dan

Dalam hal ini tidak diperlukan faktor koreksi karena alat penukar panas yang digunakan
bukan jenis multipass atau crossflow.
Kemudian, luas perpindahan panas yang diperlukan dapat dihitung sebagai berikut:

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 13


Untuk pipa, maka luas perpindahan panas tersebut adalah keliling lingkaran dikalikan
dengan panjang pipa.
Jadi, panjang pipa alat penukar panas tersebut dapat dihitung.

2.6.2. Analisis Kinerja Alat Penukar Panas Metoda Effectiveness-NTU


Persoalan kedua untuk analisis alat penukar panas adalah menentukan kecepatan
perpindahan panas dan suhu keluar dari fluida panas dab fluida dingin untuk kecepatan
massa fluida dan suhu masuk fluida tertentu apabila jenis dan ukuran alat penukar panas
tertentu.

Kecepatan perpindahan panas maksimum adalah

Cmin adalah nilai Ch and Cc paling kecil

Contoh perhitungan:
Batas atas besarnya perpindahan panas dalam Alat Penukar Panas
Fluida dingin dipanaskan dalam suatu alat penukar panas aliran berlawanan arah. Suhu
masuk fluida dingin adalah 10oC dengan kecepatan 8 kg/s. Pemanasan dilakukan dengan
menggunakan air pans yang memiliki suhu 70 oC dengan kecepatan 2 kg/s. Diasumsikan
bahwa panas spesifik air dingin adalah konstan, Cp adalah 4,18 kJ/kg.oC.
Tentukan besarnya kecepatan perpindahan panas maksimum dan suhu keluar fluida panas
dan fluida dingin alat penukar panas tersebut.

Asumsi:
1. Kondisi operasi sudah “steady state”
2. Alat penukar panas diisolasi dengan baik sehingga tidak ada kehilangan panas ke
lingkungan
3. Perubahan enersi kinetik dan enersi potensial aliran fluida diabaikan
4. Koefisien perpindahan panas dan faktor fouling adalah konstan dan seragam
disepanjang alat

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 14


5. Tahanan panas dinding pipa dalam diabaikan karena pipa terbuat dari bahan tipis
dan sangat konduktif.
Gambar skematik alat seperti terlihat pada
gambar berikut (disamping)

Kecepatan kapasitas panas dari fluida panas dan


fluida dingin dihitung sebagai berikut

Gambar skematik alat penukar panas

Sehingga

Yang merupakan kapasitas panas paling kecil.


Kemudian, kecepatan perpindahan panas dari alat tersebut dihitung dengan rumus:

Dengan demikian, kecepatan perpindahan panas maksimum untuk alat penukar panas ini
adalah 502 kW. Hal ini menunjukkan bahwa pertukaran panas harus dilakukan dalam alat
penukar panas berlawanan arah yang memiliki luas perpindahan panas besar.
Perbedaan suhu maksimum dalam alat ini adalah

Oleh sebab itu, fluida panas dalam alat ini tidak bisa didinginkan melebih 60 oC (yaitu
menjadi 10oC), dan fluida dingin dalam alat ini tidak bisa dipanaskan melebihi 60 oC
(yaitu menjadi 70oC).
Suhu keluar dari fluida dingin dan fluida panas dalam alat ini ditentukan menjadi:

Contoh perhitungan (pengulangan soal pada metoda LMTD):


Memanaskan air dalam suatu Alat Penukar Panas Aliran Berlawanan Arah
Suatu alat penukar panas pipa ganda (double pipe) aliran berlawanan arah digunakan
untuk memanaskan air dari suhu 20oC menjadi 80oC dengan kecepatan 1,2 kg/s.
Pemanasan dilakukan dengan memanfaatkan air panas geotermal yang memiliki suhu
160oC dengan kecepatan 2 kg/s. Pipa bagian dalam adalah pipa tipis dengan diameter 1,5
cm. Apabila koefisien perpindahan panas overall dari alat penukar pans tersebut adalah
640 W/m2.oC.
Petunjuk Praktikum Pilot Plant 15
Tentukan panjang alat penukar panas untuk kebutuhan pemanasan tersebut.

Gambar skematik alat seperti terlihat pada gambar berikut

Gambar skematik alat penukar panas

Dalam perhitungan dengan metoda effectiveness-NTU, pertama dihitung kecepatan


kapasitas panas dari masing masing fluida panas dan fluida dingin, dan menentukan nilai
yang paling kecil:

Maka diperoleh

dan

Kemudian, kecepatan perpindahan panas maksimum dihitung dengan rumus

Ini adalah kecepatan perpindahan panas maksimum yang dibolehkan. Untuk kecepatan
perpindahan panas aktual, maka:

Effectiveness dari alat penukar panas adalah:

Dengan diketahui nilai effectiveness, maka nilai NTU dihitung dengan rumus sebagai
berikut (lihat tabel untuk rumus NTU)

Kemudia luas perpindahan panas menjadi


Petunjuk Praktikum Pilot Plant 16
Panjang pipa menjadi

Efektivitas alat penukar panas bergantung pada geometri alat tersebut dan juga
pengaturan alir. Oleh karena itu, berbagai jenis alat penukar panas memiliki hubungan
efektivitas yang berbeda.
Hubungan efektivitas alat penukar panas secara khusus berhubungan dengan bilangan
tidak berdimensi (dimensionless group) UAs /Cmin.
Bilangan ini dinamakan bilangan NTU, number of transfer units NTU.

Efektivitas alat penukar panas adalah fungsi dari bilangan NTU, number of transfer units
NTU dan rasio kapasitas panas c.

Hubungan antara jenis alat penukar panas dapat dilihat pada gambar 11-26, tabel 11-4
dan tabel 11-5.

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 17


Petunjuk Praktikum Pilot Plant 18
3. ALAT YANG DIGUNAKAN:
Skema peralatan praktikum untuk Alat Penukar Jenis Double Pipe dan Shell and Tube di
Laboratorium Pilot Plant adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3. Peralatan
tersebut terdiri atas satu buah HE Double Pipe dan HE Shell and Tube yang dipasang
secara paralel. Penukar Panas tersebut dilengkapi dengan termometer pada setiap arus
yang masuk dan keluar serta pengukur besar aliran.
Media pemanas yang digunakan adalah air panas dan fluida yang dipanaskan adalah air
dingin. Air panas tersebut dibuat dari campuran aiar dingin dan uap air panas.

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 19


4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM:
4.1. Penukar Panas Double Pipe (hanya dialirkan ke HE-2)
A. Kalibrasi laju alir air dingin
1) Buka valve V1, V3, V3’ dan V15 dan tutup valve V2, V4, V5 dan V16
2) Tunggu laju alir air dingin stabil (lihat laju alir di Rotameter)
3) Ambil sampel air yang keluar dari V15 dengan cara menampungnya dalam gelas
ukur untuk waktu tertentu.
4) Atur valve V3 untuk mengubah laju alir lainnya (lihat laju alir di Rotameter).
Lakukan pengambilan sampel air untuk laju alir lainnya yang terbaca di
Rotameter.
5) Komparasikan antara laju alir yang terbaca di Rotameter pertama dan kedua
dengan laju alir yang terukur secara manual dengan menggunakan gelas ukur.
B. Kalibrasi laju alir air panas
1) Buka valve V1, V4 dan V10 dan tutup valve V2, dan V9
2) Tunggu laju alir air dingin stabil (lihat laju alir di Rotameter)
3) Ambil sampel air yang keluar dari V9 dengan cara menampungnya dalam gelas
ukur untuk waktu tertentu.
4) Atur valve V4 untuk mengubah laju alir lainnya (lihat laju alir di Rotameter).
Lakukan pengambilan sampel air untuk laju alir lainnya yang terbaca di
Rotameter.
5) Lakukan pengambilan sampel air untuk laju alir yang terbaca di Rotameter.
6) Komparasikan antara laju alir yang terbaca di Rotameter dengan laju alir yang
terukur secara manual dengan menggunakan gelas ukur.

C. Pengaliran air dingin dan air panas ke dalam sistem HE-2 (double pipe HE) dengan
cara sebagai berikut:
1) Buka valve V1, V3, V3’ dan V15 dan tutup valve V2, V4, V5 dan V16 agar air
mengalir ke bagian pipa bagian dalam HE-2
2) Buka valve V4 dan V9 dan tutup valve V10, dan V12 agar air dingin mengalir
ke bagian pipa luar HE-2. Atur valve V4 dan V5 agar besar aliran ke bagian pipa
dalam dan pipa luar sama besar.
3) Setelah air dingin mengalir ke bagian pipa dalam dan pipa luar HE-2, kemudian
buka pipa uap air panas (steam) V13 (V14 dalam keadaan tertutup) untuk
memanaskan air dingin yang masuk ke bagian luar pipa. Atur bukaan valve V13
agar suhu air panas yang mengalir kedalam bagian luar pipa HE-1 tidak melebihi
80oC (lihat indikator suhu, TI pada aliran tersebut). Biarkan beberapa saat
hingga kondisi aliran fluida di kedua bagian pipa “steady state”.
4) Lakukan pencatatan suhu masuk dan keluar fluida dingin dan fluida panas serta
besarnya aliran fluida dingin dan fluida panas pada alat penukar panas HE-1
tersebut.
5) Pencatatan dilakukan lebih kurang 3-4 kali dengan selang waktu lebih kurang 3-
5 menit.
6) Tutup aliran uap air panas dengan menutup valve V13. Kemudian tutup valve
V4 dan kemudian valve V5 dan V1 sehingga tidak ada lagi aliran air yang
mengalir ke HE-2

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 20


Gambar 3: Alat Penukar Panas Jenis Double Pipe dan Shell and Tube

4.2. Penukar Panas Shell & Tube (hanya dialirkan ke HE-3)


A. Kalibrasi laju alir air dingin
1) Buka valve V2, V6, V7 dan V11 dan tutup valve V1 dan V8
2) Tunggu laju alir air dingin stabil (lihat laju alir di Rotameter)

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 21


3) Ambil sampel air yang keluar dari V8 dengan cara menampungnya dalam gelas
ukur untuk waktu tertentu.
4) Atur valve V6 untuk mengubah laju alir lainnya (lihat laju alir di Rotameter).
Lakukan pengambilan sampel air untuk laju alir lainnya yang terbaca di
Rotameter.
5) Komparasikan antara laju alir yang terbaca di Rotameter pertama dan kedua
dengan laju alir yang terukur secara manual dengan menggunakan gelas ukur.
B. Kalibrasi laju alir air panas
Kalibrasi laju aliran air panas tidak dilakukan karena tidak ada Rotameter.

C. Pengaliran air dingin dan air panas ke dalam sistem HE-3(shell & tube HE) dengan
cara sebagai berikut:
a. Buka valve V2, V6, V7 dan V11 dan tutup valve V1 dan V8 agar air dingin
mengalir ke bagian pipa dalam HE-3.
b. Buka valve V8 agar air dingin mengalir ke bagian shell HE-3. Atur valve V6
dan V8 agar besar aliran ke bagian pipa dan bagian shellsama besar.
c. Setelah air dingin mengalir ke bagian pipa dalam dan pipa luar HE-3, kemudian
buka pipa uap air panas (steam) V14 (V13 dalam keadaan tertutup) untuk
memanaskan air dingin yang masuk ke bagian luar pipa. Atur bukaan valve V13
agar suhu air panas yang mengalir kedalam bagian luar pipa HE-1 tidak melebihi
80oC (lihat indikator suhu, TI pada aliran tersebut). Biarkan beberapa saat
hingga kondisi aliran fluida di bagian pipa dan bagian shell “steady state”.
d. Lakukan pencatatan suhu masuk dan keluar fluida dingin dan fluida panas serta
besarnya aliran fluida dingin dan fluida panas pada alat penukar panas HE-1
tersebut.
e. Pencatatan dilakukan lebih kurang 3-4 kali dengan selang waktu lebih kurang 3-
5 menit.
f. Tutup aliran uap air panas dengan menutup valve V14. Kemudian tutup valve
V8 dan V6 sehingga tidak ada lagi aliran air yang mengalir ke HE-3.

5. PENGAMATAN

Pengamatan yang harus dilakukan adalah mengamati bagian-bagian dari alat penukar
panas dan memahami fungsinya. Kemudian dibuat gambarnya.
Gambar yang harus dibuat terdiri atas:
Gambar skematis/diagram aliran alat penukar panas shell & tube dan double pipe heat
exchanger

6. KESELAMATAN KERJA

a) Gunakan sarung tangan , karena peralatan dialiri steam sehingga menimbulkan


panas.
b) Gunakan sepatu yang tidak licin apabila terkena air untuk menghindari jatuh
terpeleset

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 22


LEMBAR DATA PENGAMATAN PRAKTIKUM PHE

1) Catat laju alir dan suhu masing masing HE sebagaimana dalam tabel berikut.

Tabel 1: Data suhu dan laju alir air panas dan air dingin HE-1
Air panas Air dingin
No Laju alir Suhu Suhu Laju alir Suhu Suhu
masuk(Tin), keluar(Tout) masuk(tin) keluar(tout)
o o o o
l/jam C C l/jam C C
1 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
2 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
3 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
4 ………. ………. ………. ………. ………. ……….

Tabel 2: Data suhu dan laju alir air panas dan air dingin HE-2
Air panas Air dingin
No Laju alir Suhu Suhu Laju alir Suhu Suhu
masuk(Tin), keluar(Tout) masuk(tin) keluar(tout)
o o o o
l/jam C C l/jam C C
1 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
2 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
3 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
4 ………. ………. ………. ………. ………. ……….

Tabel 2: Data suhu dan laju alir air panas dan air dingin HE-3
Air panas Air dingin
No Laju alir Suhu Suhu Laju alir Suhu Suhu
masuk(Tin), keluar(Tout) masuk(tin) keluar(tout)
o o o o
l/jam C C l/jam C C
1 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
2 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
3 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
4 ………. ………. ………. ………. ………. ……….

2) Catat Luas perpindahan panas dari masing masing Alat Penukar Panas (tertera pada
masing masing HE)

3) Hitung efisiensi kinerja alat menggunakan metoda LMTD dan NTU

4) Buat analisis kinerja alat penukar panas dengan metoda LMTD dan NTU

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 23


Daftar Pustaka

R. K. Sinnott, R.K. (2005). Coulson & Richardson’s Chemical Engineering, Chemical


Engineering Design, Volume 6, Fourth Edition, Elsevier Butterworth-Heinemann.

Technische Ausbildung Ciba Geigy Roche Sandoz (1984). “Chemische Technologie-


Warmeaustausch”, volume 7, SANDOZ AG, Basel,

Yunus A. Cengel, Afshin J. Ghajar (2011). “Heat and Mass Transfer: Fundamentals &
Applications”, Fourth Edition, McGrawHill. Diunduh dari http://me.emu.edu.tr/
tahir/meng345/W12.pdf, pada tanggal 25 September 2017.

Petunjuk Praktikum Pilot Plant 24

Anda mungkin juga menyukai