Jobsheet DPHE-STHE - Pilo Plant - 2017 - Versilembang01 PDF
Jobsheet DPHE-STHE - Pilo Plant - 2017 - Versilembang01 PDF
PETUNJUK PRAKTIKUM
PENUKAR PANAS PIPA GANDA DAN SHELL & TUBE
(Double pipe and Shell & Tube Heat Exchanger)
LABORATORIUM PILOT PLANT
Untuk Mahasiswa
Kode MK : KBTK3283/KBTB3223
i
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Praktikum: 1
II. LANDASAN TEORI 1
2.1. Mekanisme Perpindahan Panas 1
2.2. Jenis Alat Penukar Panas berdasarkan kontak antar fluida 2
2.3. Jenis Alat Penukar Panas berdasarkan Arah Aliran antar fluida 3
2.4. Jenis Alat Penukar Panas berdasarkan konstruksinya 4
2.5. Pemilihan Fluida yang dialirkan ke tube dan shell. 6
2.6. Analisis Kinerja Alat Penukar Panas Jenis Shell & Tube 7
3. ALAT YANG DIGUNAKAN: 19
4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM: 20
4.1. Penukar Panas Double Pipe (hanya dialirkan ke HE-2) 20
4.2. Penukar Panas Shell & Tube (hanya dialirkan ke HE-3) 21
5. PENGAMATAN 22
6. KESELAMATAN KERJA 22
Daftar Pustaka 24
ii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alat penukar panas (atau alat penukar kalor) banyak sekali digunakan di industri kimia,
terutama pada industri kimia yang bahan baku dan produknya sebagian besar berupa
cairan atau gas. Pada umumnya namanya berbeda-beda tergantung pada fungsinya. Nama
alat penukar kalor dalam industri kimia antara lain disebut; Heater (Pemanas), Pre
Heater (Pemanas Awal), Cooler (Pendingin), Evaporator (Penguap), condenser
(Pengembun) dan lain-lain. Alat penukar panas berfungsi untuk memindahkan
panas/kalor dari suatu fluida panas ke fluida dingin melalui kontak secara langsung atau
tidak langsung. Penukar panas ini pada umumnya bertujuan untuk memanaskan,
mendinginkan, menguapkan, dan mengembunkan suatu fluida dengan menggunakan
fluida lain sebagai media pemanas atau pendingin. Perpandahan panas merupakan unit
operasi penting yang berkontribusi terhadap efisiensi dan keamanan banyak proses.
Dalam praktikum ini alat penukar panas yang digunakan adalah jenis Double Pipe dan
jenis Shell & Tube. Semua penukar panas ini bisa dioperasikan secara paralel dan
counter-flow. Pertukaran panas dilakukan antara air panas dan air dingin.
1.2. Tujuan Praktikum:
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami fungsi alat penukar panas jenis Double Pipe dan jenis Shell & Tube
2. Menjelaskan mekanisme operasi alat penukar panas jenis Double Pipe dan jenis
Shell & Tube
3. Menjelaskan komponen-komponen utama alat penukar kalor jenis Double Pipe dan
jenis Shell & Tube
4. Mengevaluasi kinerja alat penukar panas jenis Double Pipe dan jenis Shell & Tube
dengan menghitung efisiensinya.
q = - k A (∆T/ ∆X)
A = luas penampang, m2
k = konduktivitas termal, W/m.K
∆T = beda suhu, K
∆X = panjang/tebal, m
q = h A (Ts - Tf)
_
A = luas penampang, m2
h = koefisien konveksi, W/m2.K
Ts = suhu permukaan, 0C
Tf = suhu fluida, 0C
q = σ T4
Air Oil
Banyak digunakan
terutama pada Reaktor
Tanki Berpengaduk
Refrigerant
2.3. Jenis Alat Penukar Panas berdasarkan Arah Aliran antar fluida
Untuk mendinginkan
air panas dari 90oC
menjadi 20oC
sebanyak 100 l/mnt.
Diperlukan air T=6oC
pendimgin sebanyak 30 oC
22 oC 28 oC
m(28-22)=100(90-30)
m = 1000 l/mnt
Suhu
Untuk mendinginkan
air panas dari 90oC
menjadi 20oC 90 oC
sebanyak 100 l/mnt.
Diperlukan air
pendimgin sebanyak
70 oC
m(70-22)=100(90-30) T=48oC
30 oC
m = 125 l/mnt 22 oC
Fluida dingin
keluar
Fluida panas
masuk
Fluida panas
keluar
Fluida dingin
masuk
2.6. Analisis Kinerja Alat Penukar Panas Jenis Shell & Tube
Seorang Insinyur di pabrik kimia seringkali dihadapkan pada permasalahan
1. memilih suatu alat penukar panas yang akan mencapai perubahan suhu tertentu untuk
suatu kecepatan aliran fluida yang sudah diketahui - the log mean temperature
difference (or LMTD) method.
2. memprediksi suhu keluar aliran fluida panas dan fluida dingin dalam suatu alat
penukar panas yang sudah ditentukan - the effectiveness - NTU method.
Kecepatan perpindahan panas dalam suatu alat penukar panas (yang diisolasi) adalah
sebagai berikut:
Apabila
Pada keadaan dimana fluida menglami perubahan fasa, maka kecepatan perpindahan
panas:
Catatan:
Apabila lebih kecil dari . Maka
penggunaan dalam perhitungan akan
menyebabkan terjadinya kelebihan nilai
kecepatan perpindahan dalam alat yang
dihitung. Untuk itu sebaiknya menggunakan
.
Apabila nilai berbeda dari nilai
tidak lebih dari 40 persen, maka kesalahan
menggunakan rata rata aritmatik beda suhu
untuk menghitung kecepatan perpindahan
panas akan lebih kecil dari 1 persen. Tetapi
apabila nilai perbedaannya besar maka
kesalahan perhitungan kecepatan perpindahan
panas akan menjadi besar.
Diagram faktor koreksi, F untuk alat penukar panas shell & tube
Contoh perhitungan:
Memanaskan air dalam suatu Alat Penukar Panas Aliran Berlawanan Arah
Suatu alat penukar panas pipa ganda (double pipe) aliran berlawanan arah digunakan
untuk memanaskan air dari suhu 20oC menjadi 80oC dengan kecepatan 1,2 kg/s.
Pemanasan dilakukan dengan memanfaatkan air panas geotermal yang memiliki suhu
160oC dengan kecepatan 2 kg/s. Pipa bagian dalam adalah pipa tipis dengan diameter 1,5
Asumsi:
1. Kondisi operasi sudah “steady state”
2. Alat penukar panas diisolasi dengan baik sehingga tidak ada kehilangan panas ke
lingkungan
3. Perubahan enersi kinetik dan enersi potensial aliran fluida diabaikan
4. Tidak terjadi kerak (fouling)
5. Sifat fluida konstan
Panas spesifik air, Cp adalah 4,18 kJ/kg.oC , dan
panas spesifik air panas geotermal adalah 4,31
kJ/kg.oC
Gambar skematik alat seperti terlihat pada gambar
berikut (disamping)
Gambar skematik alat penukar panas
Kebutuhan panas untuk memanaskan air dalam
alat tersebut dapat dihitung dengan rumus:
Panas tersebut diberikan oleh air panas geotermal dengan suhu masuk 160oC.
Suhu keluar air panas geotermal dapat dihitung dengan rumus:
dan
Dalam hal ini tidak diperlukan faktor koreksi karena alat penukar panas yang digunakan
bukan jenis multipass atau crossflow.
Kemudian, luas perpindahan panas yang diperlukan dapat dihitung sebagai berikut:
Contoh perhitungan:
Batas atas besarnya perpindahan panas dalam Alat Penukar Panas
Fluida dingin dipanaskan dalam suatu alat penukar panas aliran berlawanan arah. Suhu
masuk fluida dingin adalah 10oC dengan kecepatan 8 kg/s. Pemanasan dilakukan dengan
menggunakan air pans yang memiliki suhu 70 oC dengan kecepatan 2 kg/s. Diasumsikan
bahwa panas spesifik air dingin adalah konstan, Cp adalah 4,18 kJ/kg.oC.
Tentukan besarnya kecepatan perpindahan panas maksimum dan suhu keluar fluida panas
dan fluida dingin alat penukar panas tersebut.
Asumsi:
1. Kondisi operasi sudah “steady state”
2. Alat penukar panas diisolasi dengan baik sehingga tidak ada kehilangan panas ke
lingkungan
3. Perubahan enersi kinetik dan enersi potensial aliran fluida diabaikan
4. Koefisien perpindahan panas dan faktor fouling adalah konstan dan seragam
disepanjang alat
Sehingga
Dengan demikian, kecepatan perpindahan panas maksimum untuk alat penukar panas ini
adalah 502 kW. Hal ini menunjukkan bahwa pertukaran panas harus dilakukan dalam alat
penukar panas berlawanan arah yang memiliki luas perpindahan panas besar.
Perbedaan suhu maksimum dalam alat ini adalah
Oleh sebab itu, fluida panas dalam alat ini tidak bisa didinginkan melebih 60 oC (yaitu
menjadi 10oC), dan fluida dingin dalam alat ini tidak bisa dipanaskan melebihi 60 oC
(yaitu menjadi 70oC).
Suhu keluar dari fluida dingin dan fluida panas dalam alat ini ditentukan menjadi:
Maka diperoleh
dan
Ini adalah kecepatan perpindahan panas maksimum yang dibolehkan. Untuk kecepatan
perpindahan panas aktual, maka:
Dengan diketahui nilai effectiveness, maka nilai NTU dihitung dengan rumus sebagai
berikut (lihat tabel untuk rumus NTU)
Efektivitas alat penukar panas bergantung pada geometri alat tersebut dan juga
pengaturan alir. Oleh karena itu, berbagai jenis alat penukar panas memiliki hubungan
efektivitas yang berbeda.
Hubungan efektivitas alat penukar panas secara khusus berhubungan dengan bilangan
tidak berdimensi (dimensionless group) UAs /Cmin.
Bilangan ini dinamakan bilangan NTU, number of transfer units NTU.
Efektivitas alat penukar panas adalah fungsi dari bilangan NTU, number of transfer units
NTU dan rasio kapasitas panas c.
Hubungan antara jenis alat penukar panas dapat dilihat pada gambar 11-26, tabel 11-4
dan tabel 11-5.
C. Pengaliran air dingin dan air panas ke dalam sistem HE-2 (double pipe HE) dengan
cara sebagai berikut:
1) Buka valve V1, V3, V3’ dan V15 dan tutup valve V2, V4, V5 dan V16 agar air
mengalir ke bagian pipa bagian dalam HE-2
2) Buka valve V4 dan V9 dan tutup valve V10, dan V12 agar air dingin mengalir
ke bagian pipa luar HE-2. Atur valve V4 dan V5 agar besar aliran ke bagian pipa
dalam dan pipa luar sama besar.
3) Setelah air dingin mengalir ke bagian pipa dalam dan pipa luar HE-2, kemudian
buka pipa uap air panas (steam) V13 (V14 dalam keadaan tertutup) untuk
memanaskan air dingin yang masuk ke bagian luar pipa. Atur bukaan valve V13
agar suhu air panas yang mengalir kedalam bagian luar pipa HE-1 tidak melebihi
80oC (lihat indikator suhu, TI pada aliran tersebut). Biarkan beberapa saat
hingga kondisi aliran fluida di kedua bagian pipa “steady state”.
4) Lakukan pencatatan suhu masuk dan keluar fluida dingin dan fluida panas serta
besarnya aliran fluida dingin dan fluida panas pada alat penukar panas HE-1
tersebut.
5) Pencatatan dilakukan lebih kurang 3-4 kali dengan selang waktu lebih kurang 3-
5 menit.
6) Tutup aliran uap air panas dengan menutup valve V13. Kemudian tutup valve
V4 dan kemudian valve V5 dan V1 sehingga tidak ada lagi aliran air yang
mengalir ke HE-2
C. Pengaliran air dingin dan air panas ke dalam sistem HE-3(shell & tube HE) dengan
cara sebagai berikut:
a. Buka valve V2, V6, V7 dan V11 dan tutup valve V1 dan V8 agar air dingin
mengalir ke bagian pipa dalam HE-3.
b. Buka valve V8 agar air dingin mengalir ke bagian shell HE-3. Atur valve V6
dan V8 agar besar aliran ke bagian pipa dan bagian shellsama besar.
c. Setelah air dingin mengalir ke bagian pipa dalam dan pipa luar HE-3, kemudian
buka pipa uap air panas (steam) V14 (V13 dalam keadaan tertutup) untuk
memanaskan air dingin yang masuk ke bagian luar pipa. Atur bukaan valve V13
agar suhu air panas yang mengalir kedalam bagian luar pipa HE-1 tidak melebihi
80oC (lihat indikator suhu, TI pada aliran tersebut). Biarkan beberapa saat
hingga kondisi aliran fluida di bagian pipa dan bagian shell “steady state”.
d. Lakukan pencatatan suhu masuk dan keluar fluida dingin dan fluida panas serta
besarnya aliran fluida dingin dan fluida panas pada alat penukar panas HE-1
tersebut.
e. Pencatatan dilakukan lebih kurang 3-4 kali dengan selang waktu lebih kurang 3-
5 menit.
f. Tutup aliran uap air panas dengan menutup valve V14. Kemudian tutup valve
V8 dan V6 sehingga tidak ada lagi aliran air yang mengalir ke HE-3.
5. PENGAMATAN
Pengamatan yang harus dilakukan adalah mengamati bagian-bagian dari alat penukar
panas dan memahami fungsinya. Kemudian dibuat gambarnya.
Gambar yang harus dibuat terdiri atas:
Gambar skematis/diagram aliran alat penukar panas shell & tube dan double pipe heat
exchanger
6. KESELAMATAN KERJA
1) Catat laju alir dan suhu masing masing HE sebagaimana dalam tabel berikut.
Tabel 1: Data suhu dan laju alir air panas dan air dingin HE-1
Air panas Air dingin
No Laju alir Suhu Suhu Laju alir Suhu Suhu
masuk(Tin), keluar(Tout) masuk(tin) keluar(tout)
o o o o
l/jam C C l/jam C C
1 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
2 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
3 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
4 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
Tabel 2: Data suhu dan laju alir air panas dan air dingin HE-2
Air panas Air dingin
No Laju alir Suhu Suhu Laju alir Suhu Suhu
masuk(Tin), keluar(Tout) masuk(tin) keluar(tout)
o o o o
l/jam C C l/jam C C
1 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
2 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
3 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
4 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
Tabel 2: Data suhu dan laju alir air panas dan air dingin HE-3
Air panas Air dingin
No Laju alir Suhu Suhu Laju alir Suhu Suhu
masuk(Tin), keluar(Tout) masuk(tin) keluar(tout)
o o o o
l/jam C C l/jam C C
1 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
2 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
3 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
4 ………. ………. ………. ………. ………. ……….
2) Catat Luas perpindahan panas dari masing masing Alat Penukar Panas (tertera pada
masing masing HE)
4) Buat analisis kinerja alat penukar panas dengan metoda LMTD dan NTU
Yunus A. Cengel, Afshin J. Ghajar (2011). “Heat and Mass Transfer: Fundamentals &
Applications”, Fourth Edition, McGrawHill. Diunduh dari http://me.emu.edu.tr/
tahir/meng345/W12.pdf, pada tanggal 25 September 2017.