Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dalam mata kuliah evaluasi pembelajaran.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini bermanfaatnya untuk masyarakat dan dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

1|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ 1
BAB I.............................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................ 3
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 3
B. Tujuan makalah ................................................................................................................................ 3
C. Manfaat makalah ............................................................................................................................. 3
BAB II............................................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN .............................................................................................................................................. 4
A. Perbedaan pengukuran, penilaian, evaluasi,dan assessment. ....................................................... 4
1. Pengukuran................................................................................................................................... 4
2. Penilaian ....................................................................................................................................... 4
3. Evaluasi ......................................................................................................................................... 4
4. Assessment ................................................................................................................................... 4
B. Pengertian Teknik Non-tes............................................................................................................... 4
1. Observasi ...................................................................................................................................... 5
2. Wawancara (Interview)................................................................................................................ 5
3. Angket(Questionaire) ................................................................................................................... 5
C. Pengertian Teknik Tes ...................................................................................................................... 6
1. Tes objektif ................................................................................................................................... 7
2. Subyektif ..................................................................................................................................... 10
BAB III ......................................................................................................................................................... 11
PENUTUP .................................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................................... 11

2|Page
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah
lakunya. Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, baik melalui bentuk tes uraian
maupun tes objektif, Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia
pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang dibutuhkan
untuk mengetahui sejauhmana pencapaian pendidikan telah terlaksana. Contohnya dalam
evaluasi penilaian hasil belajar siswa, kegiatan pengukuran dan penilaian merupakan langkah awal
dalam proses evaluasi tersebut. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam
berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes bukanlah satu-satunya alat
dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik
“NON TES”.

Teknik non tes biasanya dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan secara sistematis,
menyebarkan angket, ataupun menilai/mengamati dokumen-dokumen yang ada (Sudijono,2009).
Pada evaluasi penilaian hasil belajar, teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif
dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif. Berikut ini
akan dijelaskan tentang resume pengertian, bentuk-bentuk non-tes, dan beberapa contoh dalam
pelaksanaan teknik non tes.

Teknik non tes jarang dilakukan mengingat waktu yang diperlukan juga banyak dan juga persiapan
yang lebih daripada evaluasi menggunakan tes. Namun kepentingan yang ada membuta teknik
evaluasi non tes ini juga penting.

B. Tujuan makalah
1. Mengetahui pengertian pengukuran, penilain ,evaluasi, dan assessment
2. Mengetahui apa itu teknik non tes dan teknik tes

C. Manfaat makalah
a. Untuk memberikan pengetahuan tentang perbedaan pengukuran, penilaian, evaluasi,
dan assessment
b. Untuk memberikan pengetahuan tentang taknik non tes dan teknik tes

3|Page
BAB II

PEMBAHASAN
A. Perbedaan pengukuran, penilaian, evaluasi,dan assessment.
1. Pengukuran
 Menurut Mahrens; pengukuran dapat diartikan sebagai informasi berupa angka yang diperoleh
melalui proses tertentu
 Menurut Suharsimi Arikunto; pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran
 Menurut Lien; pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan alat ukur
yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi

2. Penilaian
 Menurut Suharsimi Arikunto; menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan
baik, penilaian yang bersifat kuantitatif
 Menurut Mahrens; penilaian adalah suatu pertimbangan professional atau proses yang
memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu

3. Evaluasi
 Menurut Norman E. Grounloud; evaluasi dalah suatu proses yang sistematik dan
berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari
pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan
 Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan
nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan
 Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah
dicapai seseorang

4. Assessment
Assessment adalah metode yang dikembangkan dalam ilmu manajemen untuk mengetahui job
analisis. Banyak metode yang dapat dipakai, bisa bersifat deep interview, wawancara terfokus, diskusi
kelompok, presentasi, dan bahkan yang paling rumit yaitu 360′ (tiga ratus enampuluh derajat) atau biasa
disebut three sixty

Assessment adalah kegiatan yang dilakukan pada awal proses manajemen keamanan sistem
informasi, yang ditujukan untuk mengidentifikasikan risiko-risiko beserta bentuk kontrol yang perlu
diadakan untuk mengurangi risiko tersebut

Penilaian yang dilandasi oleh kemampuan siswa dalam proseses belajar dan kemampuan guru dalam
memodifikasi pembelajaran sesuai dengan kapasitas daya serap belajar siswa di kelas

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa

B. Pengertian Teknik Non-tes


Alat penilaian dapat berarti teknik evaluasi. Teknik evaluasi non-tes berarti melaksanakan
penilaian dengan tidak mengunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak
secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain.

4|Page
Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara
kelompok.

Alat penilaian yang non-test, yang biasanya menyertai atau inheren dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar sangat banyak macamnya. Di antaranya bisa disebutkan adalah observasi (baik dengan
cara langsung, tak langsung, maupun partisipasi), wawancara (terstruktur atau bebas), angket (tertutup
atau terbuka), sosiometri, checklist, concept map, portfolio, student journal, pertanyaan-pertanyaan, dan
sebagainya.

Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar tidak dapat diukur dengan alat tes. Sebab
masih banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup
objektifitas misalnya aspek efektif psikomotor.

Macam-macam teknik non-tes antara lain:

1. Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah
lakuya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan
dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang
sedang dijadikan sasaran pengamatan

Langkah-langkah menyusun observasi :

 Merumuskan tujuan
 Merumuskan kegiatan
 Menyusun langkah-langkah
 Menyusun kisi-kisi
 Menyusun panduan observasi
 Menyusun alat penilaian

2. Wawancara (Interview)
Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai
dengan tujuan informsi yang hendak digali

Langkah-langkah penyusunan wawancara :

 Perumusan tujuan
 Perumusan kegiatan atau aspek-aspek yang dinilai
 Penyusunan kisi-kisi
 Penyusunan pedoman wawancara
 Lembaran penilaian

3. Angket(Questionaire)
Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran
terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan
dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.

Langkah-langkah menyusun angket :

5|Page
 Merumuskan tujuan
 Merumuskan kegiatan
 Menyusun langkah-langkah
 Menyusun kisi-kisi
 Menyusun panduan angket
 Menyusun alat penilaian

C. Pengertian Teknik Tes


Untuk mengumpulkan data penelitian tentang hasil belajar atau prestasi belajar bisa dilakukan
dengan memakai instrumen tes. Kata tes secara harfiah berasal dari istilah Perancis kuno yaitu testum,
yang mempunyai arti “piring yang berfungsi menyisihkan logam - logam mulia yang nilainya sangat tinggi
seperti emas”. Sedangkan, di dalam bahasa Inggris testum ini dikenal dengan test yang kemudian
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang berarti tes, percobaan atau ujian, dan kata ini di dalam
bahasa Arab sama artinya dengan imtihan.

Secara teoritis, test merupakan suatu alat atau prosedur yang dipakai dalam rangka kegiatan
pengukuran dan penilaian. Tes merupakan bagian tersempit dari penilaian. Menurut Dejamri (2008:67),
tes ,merupakan salah satu cara untuk menaksirkan besarnya kemampuan seseoarng secaratidak langsung,
yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes juga dapat diartikan sebagai
jumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan
seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Tester merupakan orang yang
melakukan tes, pembuat tes atau eksperimentor merupakan orang yang melakukan percobaan dengan
menggunakan tes, sedangkan testee merupakan orang yang dikenai tes atau yang sedang dikenai
percobaan (Dimyati dan Mudjiono,1999:209).

Tes juga dapat diartikan berupa sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada seseorang untuk diberi
respon atau dijawab. Sedangkan, pengukuran mempunyai pengertian lebih luas lagi bila dibandingkan
dengan tes. Adapun evaluasi, merupakan suatu proses pengumpulan informasi guna membuat sebuah
penilaian terhadap sesuatu, yang selanjutnya dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
suatu keputusan (Farida, 2008189-190).

Langkah-langkah Menyusun Tes antara lain:

 Merumuskan atau menentukan tes.


 Mengidentifikasi hasil belajar (learning outcomes) yang hendak diukur dengan tes tersebut.
 Menandai hasil belajar yang spesifik, yang merupakan tingkah laku atau aktivitas yang bisa
diamati dan sesuai dengan TIK.
 Merinci mata pelajaran atau bahan pelajaran yang akan diukur.
 Menyiapkan tabel spesifikasi.
 Menggunakan tabel spesifikasi, sebagai dasar penyususnan tes (Ngalim Purwanto, 2009:30).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999,210-216) prosedur yang perlu ditempuh dalam menyusun
instrumen penilaian tes, yaitu sebagai berikut:

6|Page
 Menentukan bentuk tes yang hendak disusun.
 Membuat kisi-kisi butir soal, merupakan kegiatan yang dilakukan evaluator dalam membuat suatu
tabel yang dai dalamnya memuat mengenai perincian aspek isi dan aspek perilaku beserta
proporsi atau imbangan yang diinginkannya. Kisi-kisi butir soal atau tabel spesifikasi terdiri atas
ruang lingkup isi pelajaran, proporsi jumlah item dan tiap - tiap sub isi pelajaran, aspek intelektual
dan bentuk soal. Berikut ini contoh kisi-kisi butir soal :
o Bentuk soal benar salah
o Bentuk soal pilihan ganda
o Bentuk soal menjodohkan
o Bentuk soal melengkapi atau jawaban singkat
o Bentuk soal esai

 Menuliskan butir soal, merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh evaluator sesudah membuat
kisi-kisi soal. Berdasarkan pada kisi - kisi soal inilah evaluator menuliskan butir soal dengan
memperhatikan hal - hal sebagai berikut:
o Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami.
o Petunjuk pengerjaan butir soal, walaupun sudah diberikan petunjuk umum.
o Tidak mengandung penafsiran ganda atau membingungkan.
o Berdasarkan kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal tes hasil belajar.
 Melakukan penataan soal, merupakan kegiatan terakhir dari proses penyususnan instrumen tes
berupa pengelompokan butir - butir soal berdasarkan pada bentuk soal dan sekaligus melengkapi
petunjuk pengerjaan soal tersebut.

Macam-macam bentuk tes antara lain:

1. Tes objektif
Merupakan bentuk tes yang mengadung kemungkinan jawaban atau respon yang harus dipilih peserta
tes. Kemungkinan jawaban atau respon sudah disediakan oleh penyusun butir soal. Peserta tes hanya
memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Dengan demikian pemeriksaan atau penskoran
jawaban/respon peserta tes sepenuhnya dilakukan secara objektif oleh korektor.

Tes Objektif mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:

- Lebih representatif mewakili isi dan luas bahan.

- Lebih mudah dan cepat pemeriksaanya atau penskorannya.

- Penskoran dapat diserahkan pada orang lain

- Tidak ada unsur subjektif, baik dari guru maupun dari responden

Selain mempunyai kelebihan, tes objektif juga mempunyai kelemahan diantaranya;

- Memerlukan persiapan yang lebih sulit, karena butir soalnya lebih banyak dan harus diteliti untuk
menghindari kelemahan soal.

7|Page
- Butir soal cenderung hanya mengungkap ingatan dan pengenalan kembali saja, dan relatif sukar untuk
mengukur kemampuan tingkat tinggi seperti sintesis dan kreativitas.

- Banyak kesempatan bagi responden untuk untung-untungan atau berspekulasi.

- Kerjasama antar responden saat mengerjakan soal tes lebih terbuka.

Eko Putro (2012:61) menyebutkan bahwa secara umum terdapat tida tipe tes objektif, yaitu: benar salah
(true false), menjodohkan (matching), dan pilihan ganda (multiple choice).

a. Tes benar salah, merupakan tpie tes yang butir-butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai
alternatif jawaban yang benar dan salah, peserta tes diharuskan mempertimbangkan suatu pernyataan
tersebut sebagai pernyataan yang benar atau salah.

Contoh: Kabupaten Banyumas terletak di Provinsi Jawa Tengah B-S

Kaidah dalam penulisan butir soal benar-salah yang diperhatikan meliputi:

1) Menghindari pernyataan berarti ganda.

2) Meyakinkan sepenuhnya bahasa butir soal bisa dipastikan benar atau salah.

3) Hindari menulis butir soal yang memperdayakan.

4) Hindari pernyataan negatif.

5) Menggunakan suatu bentuk yang tepat.

6) Hindari jawaban benar yang berpola.

7) Hindari penggunaan kata-kata kunci, seperti: pada umumnya, semua dan yang lain.

b. Tes pilihan ganda, merupakan bentuk tes yang butir - butir soalnya selalu terdiri atas dua komponen
utama yaitu sistem yang menghadapkan siswa kepada sebuah peranyaan tak lengkap atau satu
pertanyaan langsung; dan 2 atau lebih pilihan jawaban yang mana satu diantaranya lebih benar dan
sisanya salah.

Berikut ini adalah kaidah penulisan tes pilihan ganda seperti yang perlu diperhatikan:

1) Pokok soal yang merupakan permasalahan harus dirumuskan secara jelas.

2) Untuk satu soal hanya terdapat 1 jawaban yang benar atau paling benar.

3) Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban sebaiknya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

4) Pada pokok soal, hindari perumusan pernyataan yang bersifat negatif.

5) Alternatif jawaban (option) hendaknya logis, dan pengecoh (distractors) harus berfungsi atau menarik.

8|Page
6) Diusahakan supaya tidak ada petujuk menuju jawaban yang benar.

7) Diusahakan supaya tidak menggunakan pilihan jawaban yang terakhir bunyinya “semua pilihan
jawaban di atas benar atau semua pilihan jawaban di atas salah”.

8) Diusahakan supaya pilihan jawaban sifatnya homogen, baik dari segi isi maupun panjang pendeknya
pernyataan jawaban.

9) Dalam merakit soal diusahakan supaya jawaban yang benar (kunci jawaban) letaknya tersebar di
antara a,b,c dan yang lain ditentukan secara acak, sehingga tidak terjadi pola jawaban tertentu.

10) Jika pilihan jawaban berbentuk angka, hendaknya disusun secara berurutan mulai dari angka yang
terkecil di atas dan yang terbesar di bawah.

11) Pada pokok soal sebaiknya tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bersifat tidak tentu,
seperti seringkali, kadang-kadang, pada umumnya, dan yang sejenis.

12) Diusahakan supaya jawaban butir soal yang 1 tidak bergantung dari jawaban butir soal yang lain.

c. Tes menjodohkan, merupakan bentuk tes yang butir-butir soalnya terdiri atas kalimat pernyataan yang
masih belum sempurna yang mana peserta tes atau responden diminta untuk melengkapi kalimat pada
titik yang disediakan. Butir soal tipe menjodohkan ditulis dalam 2 kolom atau kelompok. Kelompok
pertama di sebelah kiri adalah pertanyaan atau pernyataan yang disebut dengan premis. Kelompok kedua
di sebelah kanan adalah kelompok jawaban. Tugas responden adalah mencari dan menjodohkan jawaban-
jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan pernyataan atay pertanyaan.

Berikut ini kaidah penulisan soal menjodohkan yang perlu diperhatikan:

1) Meyakinkan bahwa antara premis dan pilihan yang dijodohkan keduanya homogen.

2) Dasar-dasar untuk menjodohkan setiap premis dan pilihan dibuat secara jelas.

3) Menggunakan bentuk yang cocok.

d. Tes melengkapi, merupakan bentuk tes yang butir-butir soalnya terdiri atas kalimat pernyataan yang
masih belum sempurna dimana siswa diminta untuk melengkapi kalimat tersebut dengan 1 atau beberapa
kata pada titik-titik yang disediakan. Penulisan bentuk soal melengkapi sebagai berikut:

1) Meyakini bahwa pertanyaan dapat dijawab dengan kata atau penggalan kalimat yang mudah atau
khusus, dan hanya ada satu jawaban yang benar.

2) Menggunakan bentuk yang cocok.

3) Jangan memutus-mutus butir soal melengkapi.

4) Menghindari pemberian petunjuk ke arah jawaban yang benar.

5) Menunjukkan bagaimana seharusnya jawaban yang benar.

9|Page
2. Tes Subyektif
Pada umumnya tes subyektif berbentuk essay atau uraian. Tes essay, merupakan bentuk tes yang
jawabannya berupa uraian kalimat yang relatif panjang. Tes bentuk uraian adalah butir soal yang
mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan
cara mengekspresikan pikiran peserta tes (Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution, 2005:37). Menurut
Suharsimi (2008,162), ciri-ciri pertanyaan tes uraian didahului dengan kata-kata seperti uraikan, jelaskan,
mengapa, bagaimana dan sebagainya.

Menurut Eko Putro (2012, 83-84) terdapat dua macam tes essay yaitu Extended response atau Uraian
Bebas, dan Restricted response atau Uraian terbatas.

1. Tes Uraian Bebas, merupakan bentuk tes uraian yang memberikan kebebasan kepada peserta tes
untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tes. Bentuk
soal seperti ini baik sekali untuk mengukur hail belajar pada tingkatan aplikasi, analisis, evaluasi dan
kreativitas.

2. Tes Uraian Terbatas, merupakan bentuk tes uraian yang memberikan batasan-batasan tertentu
kepada peserta tes dalam menjawab soal tes. Batasan itu meliputi kontesk jawaban yang diharapkan oleh
peneliti, jumlah butir jawaban yang dikerjakan, keluasan uraian jawaban dan luas jawaban yang diminta.
Butir Soal soal jenis uraian ini sebaiknya dipakai untuk mengukur hasil belajar tingkat pemahaman, aplikasi
dan analisis.

Berikut ini adalah kaidah penulisan tes essay seperti yang perlu diperhatikan:

1) Hendaknya butir soal meliputi ide-ide pokok dari materi yang diujikan, dan kalau mungkin disusun
soal yang sifatnya komprehensif yang mampu mewakili materi pokok dalam mata pelajaran yang diujikan.

2) Sebaiknya butir soal tidak mengambil kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan.

3) Pada saat menyusun butir soal sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta pedoman penskoran
dalam rangka meningkatkan realibilitas butir soal.

4) Hendaknya ada variasi pertanyaan diantaranya jelaskan, mangapa, bagimana, uraikan,


bandingkan,supaya lebih diketahui tingkat penguasaan responden terhadap bahan ujian.

5) Hendaknya rumusan butir soal mudah dipahami oleh peserta tes.

6) Hindari penggunaan kata yang mempunyai makna ganda.

Pendekatan lisan tidak jarang juga digunakan oleh guru kelas untuk mengevaluasi siswanya. Pertanyaan
lisan bisa memberikan umpan balik secara langsung kepada guru maupun kepada siswa. Manfaat umum
dan sebaliknya. Hal ini sangat baik dalam rangka untuk keperluan diagnostik. Pendekatan lisan bertujuan
untuk mengungkapkan sebanyak - banyaknya pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi atau
bahan yang diujikan.

10 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa dalam melaksanakan evaluasi dalam
dunia pendidikan kita tidak hanya semata dapat menggunakan instrument tes. Namun, kita bisa
menggunakan instrument tes dalam kegiatan pengukuran dan penilaian. Teknik-teknik non-tes
juga menempati kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar, lebihlebih evaluasi
yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik, seperti presepsinya terhadap mata
pelajaran tertentu, prsepsi terhadap guru, bakat dan minat, dan sebagainya. Yang semua itu tidak
mungkin dievaluasi dengan menggunakan tes sebagai alat pengikutnya.Bentuk-bentuk
instrumren evaluasi non-tes seperti wawancara (interview), pengamatan (observation), angket
(questionere), studi kasus, dan pemeriksaan dokumen (documentar)

B. Saran
Diharapkan para pendidik dan calon pendidik memahami bahwa evaluasi non tes juga sangat
penting disamping evaluasi tes. Karena dapat dinilai sikap, afektif dan psikomotorik dari
mahasiswa sehingga dapat dijadikan panduan untuk meningkatkan kualitas kependidikan.

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai