Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny.P DENGAN ANEMIA HEMATHOCIA


DI BANGSAL MAWAR RS PKU AISYAH BOYOLALI

Disusun Oleh :

1. LIA NOVITA LESTARI (S17030)


2. JULIA ANGGRAINI PUTRI (S17079)
3. SITI LESTARI (S17153)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal (Soebroto, 2010).
Anemia adalah keadaan yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah,
kadar hemoglobin, dan hematocrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan suatu
penyakit tunggal, melainkan merupakan pencerminan terhadap keadaan suatu penyakit
atau gangguan pada fungsi tubuh. Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkat oksigen ke jaringan (Smeltzer, 2001).
Prevalensi anemia di Indonesia menurut kelompok populasi paling sering terjadi pada
populasi wanita dewasa hamil dengan prevalensi 50-70%, diikuti wanita dewasa tidak
hamil 30-40%, laki-laki dewasa 20-30%, dan anak-anak usia sekolah 25-35% (Handayani
& Andi, 2008).

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mendapat pengatahuan dan perjalanan penyakit pada gangguan anemia di ruang
marwah RS PKU AISYAH BOYOLALI
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien anemia.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien anemia.
c. Penulis mampu merumuskan rencana tindakan keperawatan pada pasien anemia.
d. Penulis mampu melakukan tindakan/implementasi keperawatan pada pasien anemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin
(Hb) atau hematokrit (Ht) dibawah normal. Anemia menunjukkan suatu status penyakit
atau perubahan fungsi tubuh (Smeltzer, 2001). Anemia merupakan keadaan dimana masa
eritrosit dan atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk
menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai
penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit di bawah normal
(Handayani & Andi, 2008).
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar
hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut
dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin
kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia.
Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu
penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila
terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003)

B. ETIOLOGI
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin,
vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat,
vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
1. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia
karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup
persediaan zat besi.
2. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan
vitamin untuk pertumbuhannya.
3. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran
pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
4. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung
(aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan
zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
5. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
6. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada
kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia
karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
7. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau disentri
yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

C. MANIFESTASI KLINIK
Karena system organ dapat terkena, maka pada anemia dapat menimbulkan
manifestasi klinis yang luas tergantung pada kecepatan timbulnya anemia, usia, mekanisme
kompensasi, tingakat aktivitasnya, keadaan penyakit yang mendasarinya dan beratnya
anemia. Secara umum gejala anemia adalah :
1. Hb menurun (< 10 g/dL), thrombosis / trombositopenia, pansitopenia
2. Penurunan BB, kelemahan
3. Takikardi, TD menurun, penurunan kapiler lambat, ekstremitas dingin, palpitasi, kulit
pucat.
4. Mudah lelah, sering istirahat, nafas pendek, proses menghisap yang buruk (bayi).
5. Sakit kepala, pusing, kunang – kunang, peka rangsang.
D. KOMPLIKASI
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
1. gagal jantung,
2. kejang.
3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
4. Daya konsentrasi menurun
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

E. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY


Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi
tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah
bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal
≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam
glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar:
1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah
2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya,
seperti yang terlihat dalam biopsy, dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan
hemoglobinemia.
PATHWAY

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnostic :
1. Jumlah darah lengkap Hb dan Ht menurun.
a. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (Aplastik), MCV dan MCH menurun
dan mikrositik dengan eritrosit hipokromik (DB), peningkatan (AP), pansitopenia
(aplastik).
b. Jumlah retikulosit bervariasi : menurun (AP), meningkat (hemolisis).
c. Penurunan SDM : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengidentifikasikan tipe khusus anemia).
d. LED : peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi.
e. Massa hidup SDM : untuk membedakan diagnose anemia.
f. Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
g. SDP : jumlah sel total sama dengan SDM (diferensial) mungkin meningkat
(hemolitik) atau menurun (aplastik).
2. Jumlah trombosit : menurun (aplastik), meningkat (DB), normal / tinggi (hemolitik).
3. Hb elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur Hb.
4. Bilirubin serum (tidak terkonjugasi) : meningkat (AP, hemolitik)
5. Folat serum dan vit. B12 : membantu mendiagnosa anemia.
6. Besi serum : tidak ada (DB), tinggi (hemolitik).
7. TIBC serum : menurun (DB).
8. Masa perdarahan : memejang (aplastik).
9. LDH serum : mungkin meningkat (AP).
10. Tes Schilling : penurunan eksresi vit B12 urin (AP)
11. Guaiac : mungkin positif untuk darah pada urin, feses, dan isi gaster, menunjukan
perdarahan akut / kronis (DB)
12. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorotik bebas (AP).
13. Aspirasi sumsum tulang / pemeriksaan biopsy : sel mungkin tampak berubah dalam
jumlah, ukuran, bentuk, membedakan tipe anemia.
14. Pemeriksaan endoskopi dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan, perdarahan GI.

G. PENATALAKSANAAN (Medis & Keperawatan)


MEDIS
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang:
1. Anemia aplastik:
a. Transplantasi sumsum tulang
b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
a. Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan
untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi
sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
a. Dicari penyebab defisiensi besi
b. Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan
vitamin B12 dengan injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama
hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat
dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam
folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
KEPERAWATAN

H. ASUHAN KEPERAWATAN SESUAI TEORI


PENGAKAJIAN
1. Identitas klien dan keluarga Nama, umur, TTL, nama ayah / ibu. Pekerjaan ayah / ibu,
agama, pendidikan, alamat.
2. Keluhan utama Biasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan,
kelemahan, pusing.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Prenatal : ibu Selma hamil pernah menderita penyakit berat, pemeriksaan kehamilan
barapa kali, kebiasaan pemakaian obat – obatan dalam jangka waktu lama.
b. Intranasal : usia kehamilan cukup, proses persalinan dan berapa panjang dan berat
badan waktu lahir.
c. Postnatal : keadaan bayi setelah masa, neonatorium, ada trauma post partun akibat
tindakan misalnya forcep, vakum dan pemberian ASI.
4. Riwayat kesehatan dahulu:
a. Adaya menderita penyakit anemia sebelumnya, riwayat imunisasi.
b. Adanya riwayat trauma, perdarahan
c. Adanya riwayat demma tinggi.
d. Adanya riwayat penyakit ISPA.
5. Keadaan kesehatan saat ini
Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, sampai adanya gejala gelisah, diaphoresis,
takikardi dan penurunan kesadaran.
6. Riwayat keluarga:
a. Riwayat anemia dalam keluarga.
b. Riwayat penyakit – prnyakit seperti : kanker, jantung, hepatitis, DM, asthma,
penyakit – penyakit insfeksi saluran pernafasan.
7. Pemeriksaan fisik:
a. Keadaan umum :
keadaan tampak lemah sampai sakit berat.
b. Kesadaran :
Composmentis kooperatif sampai terjadi penurunan tingkat kesadaran
apatis, somnolen, spoor, coma.
c. Tanda – tanda vital TD :
tekanan darah menurun, frekuensi nadi meningkat , kuat samapai lemah,
suhu bias meningkat atau menurun, respirasi meningkat
d. Kepala Biasanya bentuk dalam batas normal
e. Mata
Kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, skelra tidak ikterik, terdapat
perdarahan sub conjugtiva, keadaan pupil, palpebra, reflex cahaya biasanya tidak
ada kelainan
f. Hidung
Keadaan / bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari hidung, fungsi
penciuman biasanya tidak ada kelainan.
g. Telinga
Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan.
h. Mulut
Bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibi pecah – pecah
atau perdarahan.
i. Leher
Terdapat pembedaran kelenjar getah bening, thyroid lebih membesar, tidak
ada distensi vena jugularis.
j. Thoraks
Pergerakan dada, biasanya pernafasan cepat irama tidak teratur. Fremitus
yang meninggi, perkusi sonor, suara nafas bias veskuler atau ronchi, wheezing,.
irama jantung tidak teratur
k. Abdomen
Cekung, pembesaran hati, nyeri, bissing usus normal dan juga bias dibawah
normal bias juga meningkat.
l. Genetalia
Laki – laki, testis sudah turun kedalam skrotum Perempuan : labia minora
tertutup labia mayora.
m. Ekstremitas
Terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus otot kurang, akral
dingin.
n. Anus
Keadaana anus, posisinya, anus

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleran aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai an keseimbangan oksigen
2. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d Intake yang kurang,
anoreksia

RENCANA KEPERAWATAN
No. Tujuan dan kritria hasil Intervensi
dx
1. Setelah dilakukan tindakan A. Terapi aktivitas (4310)
keperawatan selama 2x24 jam 1. Instruksikan pasien dan
intoleran aktivitas dapat teratasi keluarga untuk melaksanakan
dengan, kriteria hasil: aktivitas yang diinginkan
1. Mampu melakukan aktivitas maupun yang telah diresepkan
sehari-hari (ADLs) secara mandiri 2. Bantu pasien untuk tetap focus
2. Tanda-tanda vital normal pada kekuatan (yang
3. Mampu berpindah dengan atau dimilikinya) dibandingkan
tanpa bantuan alat dengan kelemahan (yang
dimiliki)
3. Monitor ttv pasien
4. Monitor respon fisik, emosi,
social, dan spiritual
2. setelah dilakukan tindakan A. Monitor nutrisi (1160)
keperawatan selama 2x24 jam ketidak 1. Monitor mual dan munth
seimbangan nutrisi dapat teratasi 2. Monitor kadar hb
dengan, kriteria hasil: 3. Monitor tipe dan jumlah
A. Status nutrisi (1004) aktivitas yang biasa dilakukan
1. Asupan gizi
2. Rasio berat badan/ tinggi badan
3. Asupan makanan & cairan
BAB I I I
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

ASUHANKEPERAWATAN
PADA Ny. P DENGAN ANEMIA HEMATTHOCIA
DIRUANG MARWAH RS PKU AISYAH BOYOLALI

Tgl / jam MRS: 16 Oktobr 2019, jam 11. 20 wi b


Tgl / jam pengkajian: 17 Oktober 2019, jam 10. 00 wi b
Metode pengkajian: Autonamnesa
Diagnose medis: Anemia dengan Hemathocia
Noregistrasi: 13. 62. 29

I. BI ODATA
1. IDENTI TASKLI EN
Nama klien : Ny .P
Alamat : Dukuh Rt 1 Rw 2 sudimoro, teras. Boyolali
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn.S
Umur : 36t ahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Dukuh Rt , Rw2 sudimoro, teras, Boyolali
Hub. Dengan klien : AnakKandung
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan lemas
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien dating dengan keluhan badannya terasa lemas, sulit tidur , riwayat operasi
hemoroid kurang lebih 12 tahun yang lalu.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pernah melakukan operasi hemoroid 12 tahun Yang lalu.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Paien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menurun
seperti anemia
Genogram

Ny. P

KET:
Laki-laki

Perempuan
Pasien
Menikah
Keturunan
Tinggal serumah
5. Riwayat kesehatan lingkungan
Pasien mengatakan dilingkungan sekitar tempat tinggalnya bersih, nyaman, dan
tidak kotor

III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan bahwa kesehatan itu penting. Jika ada keluarga sakit maka akan di
bawa ke klinik kesehatan terdekat .
2. Pola nutrisi /metabolic
Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Jenis Nasi, lauk pauk, sayur Diit yang diberikan dari rs
Porsi Dapat menghabiskan 1 porsi 5-6 sendok
Keluhan Tidak ada Mual, muntah tidak ada

3. Pola eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Konsistensi Lunak Lunak
Warna Kuning Kuning
Keluhan Tidak ada Tidak ada

b. BAK
Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi 3-4x sehari 2-3x sehari
Jumlah urine Kurang lebih 250 cc Kurang lebih 200 cc
Warna Kuning/ putih Kuning pekat
Keluhan Tidak ada Tidak ada
4. Pola aktifitas dan latihan ( sebelum dan selama sakit )
5. Kemampuan Sebelum sakit Selama
perawatan 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
diri
Makan/ minum √ √
Mandi √ √
Toileting √ √
Berpakaian √ √
Mobilitas ditempat tidur √ √
Berpakaian √ √

Ambulasi/ ROM √ √

Ket:
0: Mandiri
1: Dengan alat bantu
2: Dibantu orang lain
3: Dibantu orang lain dan alat
4: Tergantung total

6. Pola istirahat tidur


a. Sebelum sakit : sebelum sakit pasien mengatakan tidur nyenyak dan teratur tidak
ada gangguan, pasien mengatakan jarang tidur siang, tetapi malam tidur kurang
lebih 8 jam.
b. Selama sakit :selama sakit pasien mengatakan tidur siang 2-3 jam, tidur Malam 4-
5 jam kurang bias tidur karena lingkungan yang bising.
7. Pola kognitif – perseptual
a. Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasbekerja dan menjadi
ibu rumah tangga.
b. Selama sakit : pasien mengatakan selamasa kit tidak bias bekerja dan menjadi ibu
rumah tangga
8. Pola persepsi konsep diri
a. Sebelum sakit : pasien mengatakan bahwa ia dulu kurang memperhatikan pola
hidupnya
b. Selama sakit : pasien mengatakan selama sakit dia harus tetap bersyukur karena
dengan sakit ini pasien dapat lebih menjaga kesehatan karena sehat mahal harganya.
9. Pola peran dan hubungan
a. Sebelum sakit : pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan lingkungan
sekitarnya harmonis
b. Selama sakit : pasien mengatakan hubungan dengan pasien lain juga baik dan
tampak juga tetangga dating menjenguk
10. Pola seksualitas reproduksi
a. Sebelum sakit : pasien mengatakan seorang istri
b. Selama sakit : pasien mengatakan selama sakit tidak dapat memenuhi kebutuhannya
sebagai istri
11. Pola mekanisme koping
Pasien mengatakan dalam menyelesaikan masalah maupun dalam mengambi
keputusan selalu bermusyawarah
12. Pola nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan bahwa dirinya seorang muslim dan beribadah sholat 5 waktu

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan/ penampilan umum
a. Kesadaran: composmentis
b. Tanda – tanda vital:
1) TD:110/80 mmHg
2) Nadi
a) Frekuensi: 80x/mnit
b) Irama: teratur
c) Kekuatan: kuat
3) Pernafasan
a) Frekuensi: 18x/mnit
b) Irama: teratur
4) Suhu: 36,8˚C
2. Kepala
a. Bentuk kepala: mesoshepal
b. Kulit kepala: kotor, tidak ada ketombe, tidak ada benjolan
c. Rambut: warna hitam, pendek
3. Muka
a. Mata
1) Palpebra: tidak ada edema kanan kiri
2) Konjungtiva: anemis
3) Sclera: anikterik
4) Pupil: isokor
5) Diameter ki/ka: simetris
6) Reflek terhadap cahaya ki/ka: positif
7) Penggunaan alat bantu penglihatan: tidak menggunakan alat bantu
penglihatan
b. Hidung: bersih, simetris, tidak ada sekret
c. Mulut: simetris, mukosa bibir kering, tidak ada keluhan
d. Gigi: kotor, tdak ada pendarahan
e. Telinga: bersih, simetris,tidak ada nyeri tekan, tidak ada gangguan pendengaran
Analisa:
4. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Analisa:
5. Dada (Thorax)
a. Paru-paru
1) Inspeksi: simetris, tidak ada jejas
2) Palpasi: tidak ada nyeri dada
3) Perkusi: suara paru sonor
4) Auskultasi: suara nafas vesikuler
Analisa:
b. Jantung
1) Inspeksi: ics tidak tampak, tidak ada benjolan
2) Palpasi: tidak ada pembesaran ictus cordis
3) Perkusi: pekak
4) Auskultasi: lup dup
Analisa:
6. Abdomen
a. Inspeksi: sawo matang, simetris, tidak ada lesi
b. Auskultasi: bising usus 10x/mnit
c. Perkusi: suara timpany
d. Palpasi: terdapat nyeri tekan dibagian kanan atas kuadran 1
Analisa:
7. Genetalia: tidak terpasang kateter
Analisa:
8. Rektum: ada hemoroid, sudah di oprasi 12 th yang lalu
Analisa:
9. Ekstremitas
a. Atas
1) Kekuatan otot kanan kiri: skala 5/5
2) Rom kanan dan kiri: kanan (-) kiri (-)
3) Perubahan bentuk tulang: tidak ada kelainan
4) Perabaan akral: hangat
5) Pitting edema: tidak ada
Analisa:
b. Bawah
1) Kekuatan otot kanan kiri: skala 5/5
2) Rom kanan dan kiri: kanan (-) kiri (-)
3) Perubahan bentuk tulang: tidak ada kelainan
4) Perabaan akral: hangat
5) Pitting edema: tidak ada
Analisa:
Keterangan:
1. Skala 0: tidak ada pergerakan otot
2. Skala 1: pergerakan otot yang dapat terlihat, namun tidak ada pergerakan sndi
3. Skala 2: pergerakan sendi, namun tidak ada melawan gravitasi
4. Skala 3: pergerakan melawan gravitasi, namun tidak melawan tahanan
5. Skala 4: pergerakan melawan tahanan, namun kurang dari normal
6. Skala 5: kekuatan normal

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Hasil laborat

IV. TERAPI MEDIS


Hari/ Jenis Dosis Golongan & Fungsi & Efek samping
tgl/jam terapi kandungan farmakologi
kamis- ciflon 2x2 kandungan: mampu pengguna
jumat 17- citrus membantu dimungkinkan
18/10/2019 bioflavonoids proses terapi merasa Skit
500 mg terkait kepala,
diosmin 450 penyakit pengguna akan
mg insufiensi vena mengalami
hesperidin 50 kronik dan pusing,
mg idiopatik, dimungkinkan
digunakan pengguna
untuk merasa mual
penyembuhan dan muntah
hemoroid atau
wasir, dapat
mengatasi
ambeien baik
secara internal
maupun
eksternal
nonemi 2x1 golongan: mencegah & mual dan
vitamin mengobati konstipasi.
anemia akibat Suplemen
defisiensi zat hemobion
besi & mungkin dapat
defisiensi menyebabkan
vitamin tinja/ buang air
besr berwarna
hitam

transamin 3x1 kandungan untuk hipersensitifitas


asam menghentikan/ terhadap asam
traneksamat mengurangi traneksamat/
pendarahan bahan
parah pada pembentuknya
proses operasi,
hemofilia,
pendarhan
hebat saat
menstruasi

VII. ANALISA DATA


Nama: Ny. P No. cm: 136xxx
Umur: 60 th Diagnosa medis: Anemia dengan hemathocia
No Hr/ tgl/ Data focus Problem Etiologi Symptom
jam
1. Kamis, Ds: pasien mengatakan Intoleran ketidak
17/10/2019 tubuhnya lemah, lemes aktivitas seimbangan
Do: klien terlihat tidak (00092) antara
bisa beraktivitas suplai dan
dengan leluasa karena kebutuhan
badannya lemah oksigen
Td: 110/80 mmHg
N: 80x/mnit
Rr: 18x/mnit
S:36,8˚C
2. Kamis, Ds: pasien mengatakan Ketidak Intake yang
17/10/2019 belum makan, seimbangan kurang,
mengeluh mual nutrisi: anoreksia
Do: klien terlihat kurang dari
lemes, muka pucat dan kebutuhan
mual tubuh
(00002)

VIII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


3. Intoleran aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai an keseimbangan oksigen
4. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d Intake yang kurang,
anoreksia

IX. RENCANA KEPERAWATAN


Nama: Ny. P No. cm: 136xxx
Umur: 60 th Diagnosa medis: Anemia dengan hemathocia

No. Tujuan dan kritria hasil Intervensi


dx
1. Setelah dilakukan tindakan B. Terapi aktivitas (4310)
keperawatan selama 2x24 jam 5. Instruksikan pasien dan
intoleran aktivitas dapat teratasi keluarga untuk melaksanakan
dengan, kriteria hasil: aktivitas yang diinginkan
4. Mampu melakukan aktivitas maupun yang telah diresepkan
sehari-hari (ADLs) secara mandiri
5. Tanda-tanda vital normal 6. Bantu pasien untuk tetap focus
6. Mampu berpindah dengan atau pada kekuatan (yang
tanpa bantuan alat dimilikinya) dibandingkan
dengan kelemahan (yang
dimiliki)
7. Monitor ttv pasien
8. Monitor respon fisik, emosi,
social, dan spiritual
2. setelah dilakukan tindakan B. Monitor nutrisi (1160)
keperawatan selama 2x24 jam ketidak 4. Monitor mual dan munth
seimbangan nutrisi dapat teratasi 5. Monitor kadar hb
dengan, kriteria hasil: 6. Monitor tipe dan jumlah
B. Status nutrisi (1004) aktivitas yang biasa dilakukan
4. Asupan gizi
5. Rasio berat badan/ tinggi badan
6. Asupan makanan & cairan

X. IMPLEMENTASI
Nama: Ny. P No. cm: 136xxx
Umur: 60 th Diagnosa medis: Anemia dengan hemathocia
Hr/ No.dx Implementasi Respon Ttd
tgl/jam
kamis 1 1. menginstruksikan S: pasien mengatakan
17/10/2019 pasien dan keluarga sudah kekamar mandi
untuk melaksanakan dengan didampinggi
aktivitas yang O: klien terlihat masih
diinginkan maupun lemas dan pucat
yang telah
diresepkan
1 2. Membantu pasien S: Pasien mengatakan
untuk tetap focus mau diajari melatih
pada kekuatan (yang kekuatan otot
dimilikinya) O: Klien terlihat
dibandingkan dengan memahami dan dapat
kelemahan (yang melakukan apa yang
dimiliki) telah diajarkan

3. Monitoring ttv
1 S: Pasien mengatakan
pasien
badannya masih lemes
O: Klien terlihat pucat
Td: 110/80 mmHg
N: 80x/mnit
Rr: 18x/mnit
S:36,8˚C
4. Monitor respon fisik,
emosi, social, dan
spiritual
1 S: pasien mengatakan
selama sakit emosinya
naik turun
O: klien terlihat kurang
5. Monitoring mual dan
bisa mengatur emosinya
munth

2 S: pasien mengatakan
masih terasa mual
O: klien terlihat masih
6. Monitoring kadar hb
mual

2
S: pasien mengatakan
setelah tranfusi sudah
agak enakan
O: tranfusi sudah
7. Monitoring tipe dan diberikan 1 kantong
jumlah aktivitas yang darah
2 biasa dilakukan
S: pasien mengatakan
beraktivitas seperti
menyapu dll, tetapi klo
sudah mulai lemas
pasien istirahat dan
ditinggalkan
aktivitasnya
O: klien terlihat masih
lemas

jumat, 1 1. menginstruksikan S: pasien mengatakan


18/10/2019 pasien dan keluarga sudah bis kekamar
untuk melaksanakan mandi sendiri
aktivitas yang O: klien terlihat sudah
diinginkan maupun bisa kekamar mandi
yang telah sendiri, sudah tidak
diresepkan lemes lagi

S: Pasien mengatakan
1 2. Membantu mau diajari melatih
pasien untuk kekuatan otot
tetap focus pada
kekuatan (yang O: Klien terlihat
dimilikinya) memahami dan dapat
dibandingkan melakukan apa yang
dengan telah diajarkan
kelemahan (yang
dimiliki)

1 3. Monitoring ttv S: Pasien mengatakan


pasien badannya sudah tidak
lemes
O: Klien terlihat sudah
segar dan sudah bisa
duduk
Td: 120/80 mmHg
N: 80x/mnit
Rr: 18x/mnit
S:36,8˚C

4. Monitor respon S: pasien mengatakan


2 fisik, emosi, selama sakit emosinya
social, dan naik turun
spiritual O: klien terlihat kurang
bisa mengatur emosinya
5. Monitoring mual S: pasien mengatakan
2 dan munth sudah tidak mual
O: klien terlihat makan
makanan yng diberikan
dari RS sebanyak 5
sendok
6. Monitoring kadar S: pasien mengatakan
hb setelah tranfusi sudah
enakan
O: tranfusi sudah
diberikan 1 kantong
darah

XI. EVALUASI KEPERAWATAN


Nama: Ny. P No. cm: 136xxx
Umur: 60 th Diagnosa medis: Anemia dengan hemathocia
No. Hri/ tgl/ Evaluasi Ttd
dx jam
1 kamis S: pasien mengatakan masih lemes
17/10/2019 O: klien terlihat lemes, pucat
Td: 110/80 mmHg
N: 80x/mnit
Rr: 18x/mnit
S:36,8˚C
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervnsi
1. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
melaksanakan aktivitas yang diinginkan maupun
yang telah diresepkan
2. Bantu pasien untuk tetap focus pada kekuatan
(yang dimilikinya) dibandingkan dengan
kelemahan (yang dimiliki)
3. Monitor ttv pasien

2 S: pasien mengatakan masih mual


O: klien terlihat masih mual, lemes dan pucat
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan interfensi
1. Monitor mual dan munth
2. Monitor kadar hb
1 jumat S: pasien mengatakan sudah tidak lemas
18/10/2019 O: klien terlihat sudah segar, bisa kekamar mandi sendiri
dan duduk
Td: 120/80 mmHg
N: 80x/mnit
Rr: 18x/mnit
S:36,8˚C
A: masalah teratasi
P: hentikan intervnsi

2 S: pasien mengatakan sudah tidak mual


O: klien terlihat sudah enakan, terus makan makanan
yang diberikan dari rs habis 5 sendok
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
Berdasarkan temuan kasus dalam karya tulis ilmiah ini, maka penulis dapat menyampaikan
saran kepada :
a) Perawat
Setiap melakukan tindakan diharapkan perawat sesuai dengan teori yang ada agar
tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu sehingga tingkat pelayanan meningkat
dengan bukti kesembuhan dan kepuasan pasien maupun keluarga.
c) Pembaca
Disarankan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan penyakit anemia sehingga
dapat di lakukan upaya-upaya yang bermanfaat untuk menghindari kasus tersebut.

Anda mungkin juga menyukai