Anda di halaman 1dari 7

CLINICAL SCIENCE SESION

Krisis Hipertensi

Pembimbing:
Maya Kusumawati, dr., Sp.PD

Penyusun:
Osler Sutanto
Rana Zhafira Amanda
Shinta Aprilia

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN

BANDUNG

2018
KRISIS HIPERTENSI

Definisi
Krisis Hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah
yang sangat tinggi dengan kemungkinan dapat terjadi kerusakan organ. Krisis hipertensi dapat
terjadi pada orang yang lalai dalam mengkonsumsi obat antihipertensi. Krisis hipertensi
merupakan peningkatan tekanan darah berat. Kondisi ini diklasifikasikan dengan kriteria:
 Tekanan darah sistolik: > 180 mmHg
Atau
 Tekanan darah diastolik: > 120 mmHg.
Krisis Hipertensi dibagi menjadi dua kelompok :
1. Hipertensi darurat (emergency hypertension)
Terjadi peningkatan tekanan darah disertai kerusakan organ yang bersifat progresif.
Sehingga tekanan darah harus segera diturunkan dalam menit sampai jam untuk
membatasi kerusakan organ. Hipertensi emergensi ditandai dengan tekanan darah
sistolik lebih dari 180 mmHg dan diastolik lebih dari 120 mmHg. Lonjakan ini umumnya
disertai dengan kerusakan berat pada organ tubuh.
2. Hipertensi mendesak (urgency hypertension)
Terjadi peningkatan tekanan darah tidak disertai kerusakan organ. Penurunan
tekanan darah dapat dilakukan dalam jam hingga hari.

Epidemiologi
Prevalensi rata-rata 1-5% penduduk dewasa tergantung dari kesadaran pasien akan
adanya hipertensi dan derajat kepatuhan makan obat.

Patofisiologi
Secara umum, renin-angiotensin memegang peranan penting untuk mengatur
tekanan darah pada tubuh. Produksi renin yang berlebihan akan menstimulasi pelepasan
angiotensin II, yang dapat menstimulasi vasokonstriksi pembuluh darah sehingga TPR
meningkat dan BP meningkat. Krisis hipertensi diduga terinisiasi oleh peningkatan resisten
pembuluh darah sistemik yang drastis yang berhubungan dengan vasokonstriksi humoral.
Pada keadaan krisis hipertensi, amplikfikasi sistem renin terjadi yang dapat berubah menjadi

2
luka pembuluh darah, iskemia, dan peningkatan sekresi renin - angiotensin. Faktor lain yang
dipengaruhi oleh peningkatan sekresi renin – angiotensin adalah sitokin pro–inflamasi dan
molekul adesi sel vascular yang dapat menyebabkan target organ damage.

Faktor Resiko
 Penderita yang tidak meminum obat atau minum obat antihipertensi tidak teratur
 kehamilan
 Penggunaan NAPZA
 Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar berat, penyakit
vascular dan trauma kepala.
 Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal

Manifestasi Klinis
Hipertensi emergensi umumnya memiliki gejala organ target yang terganggu, di antaranya:
- Otak : hipertensif ensefalopati, stroke : biasanya di awali dengan sakit kepala,
gangguan kesadaran, mual, muntah
- Jantung : sindrom koroner akut, gagal jantung akut, diseksi aorta; gejala awalnya
adalah berdebar, mungkin juga timbul gejala lain berupa sakit dada atau sesak
- Mata: edema papilla mata, ditandai dengan pandangan kabur
- Ginjal : gangguan ginjal akut, ditandai dengan urin lebih sedikit daan berbusa

3
- Arteri perifer: ekstremitas dingin dan mungkin bengkak

Diagnosis
1. Anamnesis
Riwayat hipertensi, faktor resiko dan pengobatan hipertensi, gejala keterkaitan organ
target serta komplikasi yang mungkin terjadi

2. Pemeriksaan fisik
- Tekanan darah : sistolik > 180mmHg ; diastolik>120mmHg
- Funduskopi : vena membesar, pendarahan retina, eksudat retina
- Pemeriksaan neurologis : bingung, kejang, defisit fokal neurologis
- Status kardio : ukuran jantung membesar, impuls bergeser ke lateral
- Pemeriksaan output cairan tubuh: oligouria pada gangguan ginjal akut

3. Pemeriksaan penunjang
- Urinalisis: proteinuria, sedimen
- Kimia darah: kreatinin, urea, elektrolit
- Elektrokardiografi
- Foto toraks

Tatalaksana
Pada penderita hipertensi, batas atas dan bawah autoregulasi dari aliran darah
serebral bergeser lebih tinggi dari tekanan arteri, ddan penurunan tekanan darah secara
cepat dan mencapai batas bawah autoregulasi dapat menyebabkan iskemia atau infark. Aliran
darah renal dan koroner juga turun pada terapi yang akut.
Oleh karna itu target terapi ialah penurunan mean arterial pressure (MAP) <25% dari
semula dalam waktu kurang dari 2jam. Dalam 2-6 jam setelah stabil, turunkan tekanan darah
hingga mencapai 160/100-110. Pengobatan hipertensi emergensi memerlukan obat yang
segera menurunkan tekanan darah, sehingga umumnya bersifat parenteral. Pilihan anti
hipertensi emergensi parenteral adalah:

4
Obat Dosis hingga target Awitan Durasi Efek Samping Indikasi
tekanan darah
tercapai
Nikardipin dimulai dengan 5-10 1-4 jam Nyeri kepala, mual, Stroke,
kecepatan infus 5 menit reflek takikardia perdarahan
mg/jam, boleh dititrasi intrakranial,
2,5 mg/jam tiap 5 ensefalopati,
menit hingga dosis diseksi aorta,
maks. 15 mg/jam EPA
Nitragliserin dimulai dengan 2-5 5-10 Nyeri kepala, muntah, Edema paru
kecepatan infus 5 μg menit menit methemoglobinemia, akut (EPA),
/menit, boleh efek toleransi jika sindrom
dinaikkan 5 μg /menit jangka panjang koroner akut
tiap 3-5 menit hingga (SKA)
dosis maks. 100 μg
/menit
Labetalol dosis awal 20 mg, 5-10 3-6 jam Mual, muntah, Diseksi aorta,
peningkatan dosis 20- menit bronkokonstriksi, SKA, stroke,
80 mg tiap selang gagal jantung, perdarahan
waktu 10 menit hipotensi ortostatik intrakranial
Fenoldopam dosis awal 0,1 10-30 1 jam Pusing, nyeri kepala, EPA,
μg/kg/menit, yang menit setelah mual, reflex takikardia, ensefalopati,
dititrasi bertahap 0,05- stop angina peningkatan atau organ
0,1 μg/kg/menit pemberian tekanan intraokular target lain
hingga dosis maks. 1,6 dengan
μg/ kg/menit gangguan ginjal

Sedangkan untuk hipertensi urgensi, tekanan darah diturunkan dalam target hitungan
jam sampai hitungan hari. Pilihan anti hipertensi oral yang bisa digunakan:
Obat Dosis Dapat diulang Awitan Durasi Perhatian khusus

Kaptopril 12,5- Diulang dalam 15 menit 4-6jam Stenosis arteri renalis. Obat
25mg 15 menit pilihan karna aman dan
menurunkan tekanan darah
dengan cepat
Klonidin 75-150 μg Diulang dalam 30menit – 2jam 6-8jam Memiliki efek samping ulut
1 jam kering dan mengantuk
Propanolol 10-40mg Diulang dalam 15-30 menit 3-6jam Bronkonstriksi dan blok jantung
30 menit
Nifedipin 5-10mg Diulang dalam 5-15 menit 3-5jam Gangguan koroner, tekanan
15 menit darah menurun dengan sangat
cepat sehingga sangat sulit
untuk mengatur respon

Diagnosa Banding
1. Hipertensi Emergensi
2. Hipertensi Urgensi

5
Cara membedakan kedua penyakit ini adalah dari target organ damage-nya pada
hipertensi urgensi hanya terdapat peningkatan tekanan darah sistolik >180 mmHg atau
diastolik >120 mmHg tanpa disertai target organ damage. Sedangkan pada hipertensi
emergensi terdapat target organ damage.

Komplikasi
Target Organ Damage yang dapat menyerang dan yang paling sering
1. Saraf
a. Hipertensi Enselofati
b. Stroke Iskemik atau Hemoragik
c. Pendarahan Intrakranial
2. Jantung
a. Sindrom coroner akut
b. Gagal jantung
3. Ginjal
a. AKI

Prognosis
Tingkat keselamatan pasien yangsetelah 1 tahun mengalami penyakit ini setinggi 90%
dan dalam 5 tahun menjadi 80%. Penyebab utama kematian adalah gangguan kardiovaskular
yaitu stroke dan gangguan pada ginjal yaitu gagal ginjal.
Prognosis pasien akan meningkat apabila tatalaksana berjalan dengan baik terutama
dalam mengontrol tekanan darahnya. Oleh karena itu pada tahun sebelum 1977 prognosis
pasien hanya sekitar 32%. Hal ini disebabkan oleh keberadaan dari dialysis.
Quo ad vitam ad bonam
Quo ad functionam dubia ad bonam jika tekanan darah tidak terkontrol maka target organ
damage akan semakin progresif menjadi lebih parah.

Referensi
1. Kasper, Dennis L., et al. Harrison's Principles of Internal Medicine. 19th edition. New
York: McGraw Hill Education, 2015.

6
2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2009.
3. Lilly LS. Pathophysiology of Heart Disease. Igarss 2014. 2014.

Anda mungkin juga menyukai