Dokumen KMB
Dokumen KMB
Pria memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami amputasi traumatik dari pada
wanita (Priscilla, 2017, hal. 1647)
Keluhan utama
Pasien merasakan nyeri seperti sensasi terbakar disertai kram otot dan adanya
linu (Black, 2014, hal. 940)
Pasien mengalami nyeri pada anggota tubuh tertentu disertai rasa nyilu sekala
berat (Black, 2014, hal. 940)
1. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Body sistem
1. Sistem respiratori
Pada klien imobilisasi pada posisi baring terlentang, maka komtraksi otot
intercosta relatif kecil, difragma otot perut dalam rangka mencapai inspirasi
maksimal dan ekspirasi paksa.
Dalam posisi tertidur terlentang, pada sirkulasi pulmonal terjadi perbedaan radio
ventilasi dengan perfusi setempat, jika cecara mendadak maka akan terjadi
peningkatan metabolisme (karena latihan atau infeksi) terjadi hipoksia
1. Sistim kardiovaskuler
Orthostatik hipotensi
Pada keadaan immobilisasi terjadi perubahan sirkulasi perifer, dimana anterior dan
venula tungkai berkontraksi tidak adekuat, vasodilatasi lebih panjang dari pada
vasokontriksi sehingga darah banyak berkumpul di ekstermitas bawah, volume
darah yang bersikulasi menurun, jumlah darah ke ventrikel saat diastolik tidak
cukup untuk memenuhi perfusi ke otak dan tekanan darah menurun, akibatnya
klien merasakan pusing pada saat bangun tidur serta dapat juga merasakan
pingsan (Nurarif, 2015, hal. 31)
1. Sistem muskuloskeletal
Penurunan kekuatan otot dengan adanya imobilisasi dan gangguan sistem
vaskuler memungkinkan suplai O2 dan nutrisi sangat berkurang pada jaringan,
demikian pula dengan pembuangan sisa metabolisme akan terganggu sehingga
menjadikan kelelahan otot.
Atrofi otot
Karena adanya penurunan stabilitas dari anggota gerak dan adanya penurunan
fungsi persarafan. Hal ini menyebabkan terjadinya atrofi dan paralisis otot
Kontraktur sendi
Kombinasi dari adanya atrifi dan penurunan kekuatan otot serta adanya
keterbatasan gerak
Osteoporosis
1. Sistem pencernaan
Anoreksia
1. Sistem perkemihan
Dalam kondisi tidur terlentang, renal pelvis ureter dan kandung kemih berada
dalam keadaan sejajar, sehingga aliran urin harus melawan gaya gravitasi, pelvis
renal banyak menahan urine sehingga dapat menyebabkan:
Akumulasi endapan dari renal pelvis akan mudah membentuk batu ginjal
Tertahanya urin pada ginjal akan menyebabkan berkembang biaknya kuman,
dan dapat menyebabkan ISK.(Nurarif, 2015, hal. 32)
1. Sistem integumen
Tirah baring yang lama, maka tubuh bagian seperti punggung dan bokong akan
tertekan sehingga akan menyebabkan penurunan suplai darah dan nutrisi ke
jaringan. Jika hal ini dibiarkan akan menjadi ischemia, hyperemis dan akan normal
kembali jika tekanan dihilangkan dan sulit dimasase untuk meningkatkan suplai
darah. (Nurarif, 2015, hal. 32)
1. Sistem persarafan
1. Sistem reproduksi
1. Sistem endokrin
1. Sistem pengindraan
1. Sistem imunitas
Terjadi ulkus statis dan telah menjadi terinfeksi karena gangguan gagguan proses
imun yang memungkinkan bakteri berpoliferasi (Priscilla, 2017, hal. 1647)
1. Pemeriksaan penunjang
1. Penatalaksanaan
Balutan lunak balutan dengan atau tampa kompresi dapat digunakan bila
diperlukan inspeksi berkala sisa tungkai (puntung) sesuai kebutuhan. Bidai
imobilisasi dapat dibalutkan pada balutan. Hematoma puntung dikontrol
dengan alat drainase luka untuk meminimalkan infeksi.(Lukman, 2009, hal. 62)
Amputasi bertahap
Prostesis
Prostesis bertujuan untuk mengganti bagian ekstermitas yang hilang. Artinya defek
sistem muskuloskeletal hatus diatasi, termasuk defek faal. Pada ekstermitas bawah,
tujuan prostesis ini sebagian besar dapat dicapai. Sebaliknya untuk ekstermitas
atas, tujuan ini sulit dicapai, bahkan dengan tangan mioelektrik canggih yang
berkerja atas sinyal mioelektrik dari otot biseps dan trisps. (Lukman, 2009, hal. 63)
2. Diagnosa keperawatan
3. Nyeri akut
Penyebab
Subjektif
Mengeluh nyeri
Objektif
Tampak meringis
Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghidari nyeri)
Gelisah
Frekuensi nadi meningkat
Sulit tidur
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
Kondisi pembedahan
Cedera traumatis
Infeksi
Sindrom koroner akut
Glaukoma(PPNI t. p., 2017, hal. 172)
Penyebab :
subjektif
objektif
subjektif
tidak mau mengungkapkan kecacatan kehilangan bagian tubuh
mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan tubuh
mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain
mengungkapkan perubahan gaya hidup
objektif
mastektomi
amputasi
jerawat
parut atau luka bakar yang berlebihan
obesitas
hiperpigmentasi pada kehamilan
ganguan psikiatrik
program terapi neoplasma
alopecia chemiccally induced
Definisi:
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara mandiri.
Penyebab:
Subjektif
Objektif
Subjektif
Objektif
Sendi kaku
Gerakan tidak terkoordinasi
Gerakan terbatas
Fisik lemah
Stroke
Cedera medula spinalis
Trauma
Fraktur
Oseoarthritis
Ostemalasia
Keganasan(PPNI t. p., 2017, hal. 124)
1. Resiko infeksi
Definisi
Beresikomengalamipeningkatanterserangorganismepatogenik
FaktorResiko
1. Gangguan peristaltic
2. Kerusakanintegritaskulit
3. Perubahansekresi pH
4. Penurunankerjasiliaris
5. Ketubanpecah lama
6. Ketubanpecahsebelumwaktunya
7. Merokok
8. Stastiscairantubuh
Ketidakadekuatanpertahanantubuhsekunder :
1. Penurunan hemoglobin
2. Imunosupresi
3. Leukopenia
4. Supresiresponinflamasi
5. Vaksinasitidakadekuat
KondisiKlinisTerkait:
AIDS
Luka bakar
Penyakitparuobstruktifkronis
Diabetes mellitus
Tindakaninfansif
Kondisipenggunaanterapi steroid
Penyalahgunaanobat
KetubanPecahSebelumWaktunya (KPSW)
Kanker
Gagalginjal
Imunosupresi
Lymophedema
Leukositopenia
Gangguanfungsihati(PPNI t. p., 2017, hal. 304)
1. Intervensi
2. Nyeri akut
Tujuan
Kriteria evaluasi
Aktivitas keperawatan
Pengkajian
Aktifitas kolaboratif
1. Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiat yang terjadwal
(misalnya, setiap 4 jam selama 36 jam atau PCA)(Wilkinson, 2015, hal. 532)
2. Citra tubuh, gangguan
Tujuan
Kriteria evaluasi
Aktivitas perawatatan
1. Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan non verbal pasien terhadap tubuh
pasien
2. Identifikasi mekanisme koping yang biasa digunakan pasien.
1. Ajarkan cara merawat dan perawatan diri, termasuk komplikasi terapi medis.
Aktivitas lain
1. Dengarkan pasien dan keluarga secara aktif dan akui realitas kekhawatiran
tehadap perawatan, kemajuan, dan prognosis
2. Beri dukungan kepada pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan
dan berduka, jika perlu
3. Bantu pasien dan keluaga untuk mengidentifikasi dan menggunakan
mekanisme koping
4. Hati-hati dengan ekspresi wajah anda ketika merawat pasien denagn cacat
tubuh, pertahankan ekspresi netral(Wilkinson, 2016, hal. 45)
1. Imobilitas fisik
Keterbatasanaktivitasberhubungandenganimobilisasi
Tujuan
Kriteria evaluasi
1. Memintabantuanuntukaktivitasmobilisasi, jikadiperlukan
2. Melakukanaktivitassehari-harisecaramandiridenganalat bantu
Aktivitaskeperawatan
1. Kajikebutuhanterhadapbantuanpelayanankesehatandirumahdankebutuhanterh
adapperalatanpengobatan yang tahan lama.
2. Ajarkanpasiententangdanpantaupenggunaanalat bantu mobilitas
(mis.tongkat,walker,kruk,ataukursiroda )
3. Ajarkandan bantu pasiendalam proses berpindah (mis.daritempattidurkekursi )
4. Ajarkanpasienbagaimanamenggunakanposturdanmekanikatubuh yang
benarsaatmelakukanaktivitas.