Anda di halaman 1dari 3

1. Momen ini terjadi saat saya mengikuti KKN di pelosok kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat.

Disana saya mengabdi selama satu setengah bulan. Tim kami beranggotakan 27 orang yang terbagi
menjadi 2 subunit, dan saya mendapat bagian di unit desa batu lintang. Saya sendiri adalah satu-
satunya mahasiswa dari klaster medika (bidang kesehatan). Disana saya banyak menemui masalah-
masalah terkait kesehatan seperti kebiasaan makan yang tidak baik pada anak-anak. Mereka sering
mengkonsumsi jajanan yang kurang sehat. Hal ini merupakan suatu masalah, karena dapat
mengganggu tumbuh kembang mereka, terutama dalam hal perkembangan otak, karena makanan
merupakan sumber nutrisi untuk otak. Jika hal ini berlangsung terus menerus maka kemampuan
berpikir dan belajar anak bisa menurun. Untuk mengatasi masalah tersebut saya memberikan
presentasi mengenai makanan sehat dan bahayanya jajanan yang kurang baik pada seluruh warga.
Target utamanya adalah para orangtua agar mereka bisa mengawasi sekaligus mendidik mengenai
makanan yang sehat dan bergizi untuk menunjang prestasi mereka.

Selain saya mengerjakan program-program saya yang berkaitan dengan kesehatan, saya juga
membantu teman saya dalam bidang pendidikan, diantaranya adalah mengajar anak-anak SD dan
SMP Embaloh Hulu yang lokasi sekolahnya sangat dekat dengan rumah panjang. Di sekolah tersebut
saya mengajar semua pelajaran baik itu terkait akademis maupun non akademis. Entah mengapa
saya merasa sangat senang mengajar mereka. Saya beranggapan bahwa sebagai manusia haruslah
bermanfaat. Ibarat sebuah pohon jika rindang saja tidak cukup, tetapi bisa menghasilkan buah untuk
orang lain adalah suatu hal yang terbaik. Mereka sangat antusias dan memiliki semangat belajar yang
tinggi. Hanya saja pengajar disana sangat sedikit. Untuk yang SD jumlah pengajarnya hanya
berjumlah 3 orang, sedangkan yang SMP berjumlah 6 orang. Saya juga mencermati dalam hal cara
mengajar guru disana masih kurang. Hal tersebut bisa dilihat dari beberapa anak yang masih bingung
pada pelajaran yang diajarkan, sehingga seringkali anak-anak ketika pulang sekolah belajar bersama
saya di rumah panjang.

Ada satu momen yang sampai saat ini masih terkenang. Momen itu yang menunjukan bahwa mereka
memiliki semangat untuk belajar yang tinggi. Momen itu terjadi ketika saya miskomunikasi dengan
teman saya yang mengatur jadwa mengajar di sekolah. Pada suatu pagi saya terkejut ketika ada
banyak anak-anak yang masuk kamar saya. Mereka membangunkan saya untuk mengajar di kelas
mereka. Mereka adalah murid-murid kelas 8 SMP. Saya merasa malu dibangunkan mereka. Namun di
sisi lain saya merasa sangat senang, karena mereka begitu solid dan kompak untuk semangat belajar.

Kisah saya sewaktu KKN tersebut yang membulatkan tekad saya untuk menjadi seorang pengajar
muda. Saya ingin sekali menjadi salah satu pelopor keberhasilan pendidikan di Indonesia. Terutama
di daerah pelosok-pelosok Indonesia yang sangat minim pengajar. Ada banyak anak-anak di Indonesia
yang memiliki potensi tetapi potensi mereka kurang berkembang hanya karna masalah fasilitas dan
kurangnya tenaga pengajar. Saya sangat ingin sekali menjadi bagian Indonesia Mengajar

2. Kondisi ini saya alami saat saya KKN. Sewaktu saya KKN saya dihadapkan pada persoalan tingginya
warga yang mengidap stroke. Desa tempat saya KKN lokasinya sangat jauh dari rumah sakit begitu
pula pada puskesmas, sehingga warga yang terkena stroke jika tidak parah hanya diperiksa oleh
mantri setempat. Kebiasaan mereka malah lebih cenderung memanggil dukun untuk
menyembuhkan. Dalam keadaan tersebut saya disudutkan pada permasalahan kesehatan yang cukup
sulit, karena saya sendiri bukanlah seorang dokter, saya hanyalah seorang mahasiswa gizi. Peran gizi
hanyalah sebagai pendukung dari suatu pengobatan dan juga berperan sebagai upaya preventif,
bukan kuratif (mengobati). Dalam hal ini saya bersolusi untuk mencari alternatif yang sekiranya bisa
membantu. Alhamdulilah saya belajar terapi akupresur (sejenis pengobatan alternatif) sehingga
semampu saya untuk bisa menangani warga yang terkena stroke tersebut. Dan alhamdulilah
membaik, beberapa anggota gerak sudah bisa digerakkan lagi. Selain itu saya berupaya melakukan
penyuluhan gizi kepada warga mengenai penyakit stroke dan bagaimana menanggulanginya.
Sehingga dalam hal ini saya menyimpulkan dalam keadaan apapun cobalah bisa memberikan
pengaruh, meskipun itu pengaruhnya kecil tetapi paling tidak kita bisa ikut berperan andil pada
perubahan ke arah yang lebih baik tersebut.Karena saya berprinsip sebaik-baiknya manusia adalah
manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

3. Ide adalah buah pikiran yang bermanfaat, sehingga sangat sayang sekali jika kita tidak bisa
mengaplikasikan ide tersebut, terlebih lagi ide tersebut memberikan banyak manfaat bagi semua
orang.

Dalam hal ini yang terpenting adalah bagaimana penyampaian ide tersebut agar menarik dan
diaplikasikan. Hal ini saya rasakan saat KKN. Banyaknya yang terkena stroke pada warga lansia
membuat saya memutar otak untuk bisa mengurangi kejadian stroke tersebut. Untuk mengatasi
masalah ini saya memiliki solusi untuk mengadakan posyandu lansia. Sebelumnya posyandu ini
pernah diadakan, tetapi kemudian berhenti karena alasan dari petugas puskesmas yang tidak pernah
lagi datang. Dengan keadaan tersebut saya mengusulkan untuk di adakan pelatihan kader untuk
posyandu lansia sehingga tidak perlu mengundang petugas puskesmas. Pelatihan tersebut terkait
kesehatan lansia dan pengukuran tekanan darah, sedangkan untuk obat, diserahkan pada mantri
yang akan mengambil obat tersebut di puskesmas dan yang akan mengkoordinir untuk pemberian
obat. Mantri tersebut merupakan warga yang tinggal di tempat tersebut. Maksud dari pelatihan
tersebut agar para kader bisa mandiri, sehingga dapat mendeteksi lansia mana yang nantinya
berpotensi pada stroke sehingga bisa menjadi rujukan ke puskesmas sebelum stroke itu terjadi.
Dengan penawaran tersebut mereka sangat senang. Karena mereka bisa belajar sekaligus bisa
memberikan manfaat dalam menurunkan kejadian stroke pada warga setempat.

4. Suatu masalah yang genting pastilah akan kita hadapi, sehingga dalam hal ini diperlukan
pertimbangan yang tepat cepat agar masalah tersebut bisa di selesaikan. Suatu kesempatan pastilah
sangat jarang ada untuk kedua kalinya, sehingga yang terpenting adalah memanfaatkan kesempatan
yang pertama tersebut dengan maksimal. Selagi kita bisa menghadapi masalah tersebut semampu
kita, mengapa kita tidak mencobanya. Hal ini pernah saya alami sewaktu KKN. Masalah tersebut
adalah saat saya menghadapi seorang nenek yang baru stroke. Dengan lokasi puskesmas dan rumah
sakit yang jauh, sangat tidak memungkinkan untuk mengantarkan pasien tersebut kesana. Mantri
yang tinggal di rumah panjang juga sedang tidak ada, sehingga dalam hal ini hanya saya yang
mengerti di bidang kesehatan. Saya sangat bersyukur telah belajar pada ayah saya dalam menangani
pertolongan pertama pada pasien stroke, meskipun di jurusan saya tidak diajarkan. Saya mencoba
mengaplikasikan ilmu tersebut dengan cara menusuk jari-jemari pasien sehingga tidak terjadi
penyumbatan pada pembuluh darah. Hal tersebut dilakukan agar pasien tidak terjadi pendarahan di
otak yang nantinya berujung pada kematian. Bersyukur hal tersebut membuat pasien tidak kejang-
kejang kembali. Kemudian saya meminta bantuan untuk membantu mengantarkan pasien ke
puskesmas meskipun hanya dengan menggunakan kendaraan bermotor.

6. Pengalaman ini saya rasakan saat mengadakan program pelayanan kesehatan gratis di tempat KKN.
Karena saya hanya sendiri yang merupakan mahasiswa kesehatan, saya yang harus mengurusi mulai
dari perizinan ke dinas kesehatan kabupaten kapuas hulu, berkomunikasi dengan 2 desa (desa batu
lintang yang menjadi tempat pelaksanaan, bernegosiasi masalah tempat dan lain-lain

8. Pengalaman ini saya alami saat saya KKN. KKN saya mengambil tema mengenai pengembangan
wisata eksplorasi hutan suku dayak iban. Ekowisata di tempat saya KKN sebenarnya sudah berjalan
namun banyak menemui kendala. Kendala tersebut adalah mengenai pergantian kepengurusan
ekowisata, karena sebelumnya yang mengurus masalah ekowisata hanya segelintir orang saja atau
hanya itu-itu saja sehingga orang lain yang merupakan warga setempat tidak memiliki peranan dalam
hal tersebut. Padahal hutan tersebut merupakan milik bersama, jadi pengembangan ekowisata juga
merupakan bagian dari tanggung jawab bersama. Dalam hal pengurusan saya mengusulkan untuk di
adakan pemilihan kembali pengurus yang mengelola ekowisata, karena sudah lama tidak ada
perubahan. Dengan ada perubahan ini diharapkan ada suatu hal yang baru. Selain itu juga untuk para
pengurus sebelumnya dijadikan sebagai mentor yang nantinya akan mengawasi dalam setiap
kebijakan yang di ambil atau dilakukan oleh pengurus. Terobosan lainnya adalah dengan mengadakan
pelatihan pada setiap bagian kepengurusan, mulai dari tour guide, bagian kesehatan, keamanan,
transportasi dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar terjadi peningkatan dalam hal pelayanan. Sehingga
pengunjung yang datang merasa puas terhadap pelayanan yang di berikan. Sebelu-sebelumnya
belum ada pelatihan ini sehingga pelayanan yang diberikan terkesan monoton dan kurang
memuaskan.

10. Untuk mencapai suatu hal yang di idam-idamkan mestilah butuh pengorbanan. Terlebih lagi hal
yang di idam-idamkan adalah menjadi seorang pengajar yang nantinya dapat memberikan banyak
manfaat pada orang lain. Sebenarnya pengorbanan yang dilakukan tersebut tidak sebanding dengan
apa yang nantinya akan di dapat setelah menjadi bagian menjadi pengajar muda. Sehingga apapun
itu resikonya, apapun tahapannya tetap berjuang dan optimis untuk menjadi salah seorang pengajar
muda yang akan menginspirasi.

Anda mungkin juga menyukai