Di susun oleh :
Maka dari itu, sebagai upaya pengurangan infeksi di rumah sakit yaitu Mengingat
pentingnya peran lingkungan rumah sakit dalam pencegahan terjadinya infeksi, maka persyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit harus dipenuhi sesuai standar yang telah ditentukan.
Pencegahan penularan infeksi sangat di perlukan karena dampak dari penyakit yang
begitu bervariasi apa lagi di rumah sakit tempat berkumpul nya berbagai penyakit karena itu kita
harus mencegah dengan melakukan berbagai cara seperti Cuci tangan setelah kontak dengan
alat-alat yang tajam ,Memakai sarung tangan untuk safety supaya lebih aman, Memakai
perlengkapan pelindung , Menggunakan tehnik aseptik, Memproses alat bekas pakai, Menangani
peralatan tajam dengan aman, Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta pembuangan
sampah secara benar
Maka dari itu, sebagai upaya pengurangan infeksi di rumah sakit yaitu Mengingat
pentingnya peran lingkungan rumah sakit dalam pencegahan terjadinya infeksi, maka persyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit harus dipenuhi sesuai standar yang telah ditentukan.
Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah kontak langsung dengan
kulit atau selaput lendir dan mencegah kontaminasi pada pakaian dan lingkungan , Perawatan
rutin, pembersihan dan perlengkapan dalam ruang perawatan pasien , Masukkan instrument tajam
ke dalam tempat yang tidak tembus tusukan dan tidak tipis.
PRINSIP PENERAPAN PATIENT SAFETY
Patient safety merupakan istilah yang saat ini cukup populer dalam pelayanan kesehatan.
Pasient safety merupakan upaya-upaya pelayanan yang mengutamakan pada keselamatan pasien.
Penekanannya adalah pada pelaporan kejadian yang merugikan pasien, pencegahan terhadap
kesalahan medis dan pencegahan perawatan yang dapat merugikan kesehatan, serta keselamatan
pasien
Kejadian tidak diharapkan (KTD), merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan cedera
yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (omission) dan bukan karena “underlying disease” atau kondisi
pasien. Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostic seperti kesalahan atau
keterlambatan diagnose, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara
pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi.
Sedangkan pada tahap pengobatan seperti kesalahan pada prosedur pengobatan, pelaksanaan
terapi, metode penggunaan obat dan keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan yang
tidak layak.
Kegiatan Pelaksanaan Patient Safety Di Rumah Sakit dapat di lakukan dengan berbagai
cara
Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan susunan
organisasi sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter gigi, perawat, tenaga
kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya.
Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal
tentang insiden secara singkat jelas dan padat supaya mudah di pahami.
Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KKPRS) secara rahasia.
Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan menerapkan
tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit yaitu :
1. Hak pasien
1. Di Rumah Sakit
a. Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan susunan
organisasi sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter gigi, perawat,
tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya.
b. Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal
tentang insiden
c. Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KKPRS) secara rahasia
d. Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan menerapkan
tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit.
e. Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis berdasarkan hasil
dari analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan standar-standar yang baru
dikembangkan.
2. Di Provinsi/Kabupaten/Kota
a. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit-rumah sakit di
wilayahnya
b. Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar tersedianya dukungan anggaran
terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit.
c. Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit
3. Di Pusat
a. Membentuk komite keselamatan pasien Rumah Sakit dibawah Perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia
b. Menyusun panduan nasional tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
c. Melakukan sosialisasi dan advokasi program keselamatan pasien ke Dinas Kesehatan
Propinsi/Kabupaten/Kota, PERSI Daerah dan rumah sakit pendidikan dengan jejaring
pendidikan.
d. Mengembangkan laboratorium uji coba program keselamatanpasien.